Anda di halaman 1dari 20

27/10/20 (Perspektif KMB)

 Medikal: penyakit, Bedah: pembedahan


 5C: competensi, comunicatif, colaboratif, care, caracter
 KMB: askep yg diberikan kpd dewasa/kelarga yg memiliki gg.fungsi tubuh smpai
pembedahan
 Promotif: gizi ditingkatkan
 Preventif: pencegahan, kontrol teratur, immunisasi
 Rehabilitatif: pemulihan organ setelah melakukan kuratif
 Komponen askep KMB:
 Lingkup klien: dewasa
 Lingkup garapan kep: lingkup garapan KMB (memenuhi kebut.dasar c/
pasien jantung mengeluh nyeri krn penyumbatan di arteri koronaria, kebut
mobilisasi, personal hygiene maka perawat yg memenuhinya), basis
intervensi (kolaborasi, mandiri, observasi, edukasi)
 Nonmalefisience. C/ ingin menyuntik jgn pakai jarum yg sdh terpakai, ingin
merawat luka jgn menggunakan benda tajam
 Masalah KMB
 Respon manusia thdp mslh kesehatan. C/ pasien yg tdk mengakui bahwa
dirinya sakit, tdk terbuka. Intervensi: berikan edukasi
 Kebut yg menyimpang. C/ kebut.oksigen didasari dg bersihan jln napas
namun pasien ternyata perokok berat. Intervensi: berikan edukasi
 Tidak mampu memnuhi kebut.dasar
 Menurunnya kemampuan u/ memenuhi kebut.dasar
 Definisi sehat: aktivitas terpenuhi dan dilakukan sendiri, aspek positif (dpt
melakukan hal apa saja)
 Kongenital: penyakit keturunan, neoplasma: kanker

27/10/20 (Askep pd pasien covid 19)


 Corona virus ditemukan desember 2019 di Wuhan, China
 Masa inkubasi 3-14 hari di nasofaring
 Setelah 5 hari (median) muncul gejala awal, virus sudah bereplikasi berkaitan dg
ACE2
 Gagal multiorgan: tdk menyerang 1 organ saja
 Gejala ringan: tdk ada pneumonia, dpt isolasi mandiri
 Komorbid (penyakit penyerta) spt diabetes, hipertensi
 Jika sudah gejala berat maka harus di rujuk ke rumah sakit pusat
 Pasein dalam pengawasan (PDP) => pasien yg belum terkonfirmasi positif covid
karena belum melakukan rapid test/PCR, memilki gejala2 covid
 Orang dalam pemantauan (ODP) => org yg belum terkonfirmasi, belum
menjalani test namun ada riwayat perjalanan ke area/wilayah merah/hitam covid
 Orang tanpa gejala (OTG) => org yg beresiko tertular covid
 Rapid test antigen (swab test)
 DX covid: ansietas b.d covid 19 d.d sesak, batuk, brsihan jalan napas tdk efektif
b.d penumpukan sekret d.d ronchi, sputum, gg.pertukaran gas b.d infeksi pada
membran alveolu d.d pH abnormal, gg.ventilasi spontan b.d lelah otot pernapasan
d.d saturasi oksigen menurun (dipasang ventilator ke ICU), risiko syok d.d faktor
syok
 Cemas: kondisi emosi, pengalaman subjektif
 Penghisapan lendir dilakukan kepada pasien yg tidak sadar <15 detik
 Nasal kanul memiliki 2-4 L/menit (tdk cocok u/ sesak berat) cocok u/ pasien yg
sesak ringan
 Simple mask memberikan O2 smpai 8L
 NRM (oksigen yg ada kantong dibawahnya) 12-20L/menit
 AGD diambil di pembuluh darah arteri (yg berdenyut), jika AGD membaik
pemberian oksigennya dpt dikurangi
 Orang yg kurang minum warna urinenya kuning pekat

28/10/20 (Pengkajian Kardiovaskuler)


 Meskipun paru2 bagus, namun jika jantung tdk bagus makan akan bermasalah
 Yg menyebabkan O2 kurang:
 Jantung lemah
 Penyempitan pembuluh darah: dr faktor makanan, keturunan, penyakit
 Darah yg mengalir dlm tubuh rendah (eritrosit kurang)
 Darah yg terlalu pekat krn gula dan kolestrol
 Fungsi jantung memompa darah keseluruh tubuh dengan bantuan hemoglobin yg
mengikat O2
 Trombost (penyumbatan) disebabkan oleh keturunan, makanan berlemak, kopi
dan gula terlalu bnyk, merokok
 3 unsur yg mempengaruhi asupan O2: jantung, pembuluh darah dan darah
 Arteri koronaria percabangan dari aorta, arteri koronaria membawa O2 dan nutrisi
berupa molekul kecil (glukosa)
 Angka kematian tertinggi jantung, angka penyakit tertinggi kanker
 Perikardium dpt terjadi infeksi, arteri koronaria bila terjadi msalah akan ke otak
dan terjadi stroke
 Lapisan bisa mengalami infeksi (yg itis2). c/ perikarditis, miokarditis,
endokarditis. Kemampuan kontraktilitas menurun/kemampuan otot menurun
sehingga darah terhenti dan balik ke paru2 dan menyebabkan gagal jantung
 Faktor risiko: kolestrol tinggi, merokok, obesitas
 Nyeri di kardiovaskuler bisa berpindah-pindah menjalar ke lengan hal ini
menandai ada kelainan pada koronaria
 Kegemukan menyebabkan jantung berat untuk memompa darah
 11 pola menurut Gordon:
 Pola persepsi. C/ nyeri dada menganggap masuk angin duduk abis itu di
kerok abis itu dia kekurangan O2
 Pola nutrisi. C/ kebut.cairan bagaimana, nutrisinya bagaimana
 Pola eliminasi. C/ bagaimana eliminasinya apakah setelah 3 hari baru BAB?
 Pola Aktifitas. C/ jalan santai
 Pola tdr. C/ tdr kurang menyebabkan penyakit, terserang kuman
 Pola konseptual. C/ konsep diri krn berperan dlm keluarga maka hrs menjaga
kesehatan
 Pola hub. C/ bagaimana peran dlm keluarga/masy
 Pola stress. C/ mengelola stress dg koping dg cara makan/tidur/bagaimana
 Ananmnesis: keluhan utama, pencetus keluhan/faktor risiko, riwayat kes. masa
lalu, riwayat keluarga, pola2
 Keadaan umum pasien. Keadaan lemah (pasien berbaring di tmpt tdr dg muka
pucat, tdk mampu duduk, terpasang infus, terpasang kateter, ADL di bantu),
keadaan sedang (tdk terpasang infus, mampu duduk namun tdk mampu ke kamar
mandi sendiri), keadaan baik (tdk terpasang alat2 kes, ADL tanpa dibantu)
 Pernapasan dan nadi berhub. dg kardiovaskuler. Nadi kecil dan tdk teratur
menandakan kontraksi jantung melemah
 Viskositas (kekentalan), darah kental menyebabkan tekanan darah tinggi krn
membuat jantung berkontraksi lebih keras
 Olahragawan terdengar bunyi jantung 3 (namun jarang)
 Bunyi jantung murmur. Pada pasien gagal jantung, infeksi
 Bunyi jantung 1 di apeks bunyi terdengar lebih kuat dr jantung 2. Bunyi jantung 2
lebih kuat dr 1 kalau di dengarkan di ICS3
 Pemfis yg berkaitan pd jantung dilihat dr sirkulasi O2
 Konjungtiva anemis krn sel darah merahnya pucat
 Perkusi ICS 3 - ICS 4
 Serangan jantung disebabkan sumbatan di pembuluh darah koronaria bisa terjadi
karena pembuluh darah menebal/ konsistensi darahnya yg mengental. Total
oklusi (penyumbatan yg sudah menumpuk dan lama)
 Otot jantung melemah karena terjadi penurunan pada sistem saraf parasimpatik
 Pasien pasca stroke kaki masih terasa dingin krn aliran darahnya belum sampai ke
jaringan perifer/sarafnya melemah. Intervensi: memberikan latihan fisik untuk
memperbaiki sirkulasi agar sampai ke pembuluh darah perifer (ekstermitas
bawah)
 Pemasangan ring pd jantung dipasang ring di pembuluh darah koronaria yg
mengalami penyumbatan

(Pemeriksaan Diagnostik)
 Aritmia jantung. Dilihat dr nadi yg tdk teratur
 Iskemik dan infark miokard. Pasien mengeluh nyeri
 Pace maker alat pacu jantung dipasang jika pasien tdk kuat dlm konsumsi obat2an
 Takikardia: jantung lebih cepat dr jantung normal
 Lead ektermitas. Tangan kanan: merah, tangan kiri kuning, kaki kiri: hijau, kaki
kanan: hitam
 Lead pericordial. Lead 1: merah, 2: kuning, 4: coklat, 3: hijau, 5:hitam, 6: ungu

30/10/20 (Hipertensi)
 Trombosit kurang (trombositopeni)
 Tekanan darah menjadi tinggi dikarenakan jantung berkontraksi lebih keras
 Sistolik => memompa (tekanan pertama dr pembuluh darah)
 Penyebab primer (tdk di ketahui); keturunan. Esensial/ faktor risiko (gaya hidup,
pola makan). Sekunder/ bisa di kendalikan (obesitas, kolestrol)
 Silent hipertensi (tidak terasa bahwa dia kena hipertensi krn tubuhnya dpt
beradaptasi)
 Hipertensi => left ventrikel hipertropi (LVH) => efek neuro endokrin (bisa ke
otak), kekurangan aliran drh => elektrophysicological => aritmia => kematian
tiba2
 Hipertensi => arteri renalis vasokontriksi, aliran menurun menyebabkan
kerusakan ginjal alirannya tdk kuat => cairan menumpuk (udem)
 Tekanan drh tdk hanya merusak pembuluh drh dkt jantung (arteri koronaria) tp
juga bisa menyerang ke otak (iskemia), bisa terjadi stroke non hemoragik
(iskemia), stroke hemoragik (pembuluh darah pecah)
 Tanda dan gejala hipertensi yg spesifik: mata kunang2, sakit kepala (mata,
tengkuk sakit)
 Sklerosis (pembuluh darah arteri yg menebal ke arah dalam). Varises (vena yg
menebal ke arah luar), aterosklerosis (gelembung di dalam), aurtic decision
(penebalan aorta)
 3 menit otak kurang O2 maka akan menyebabkan kematian, jika jantung kurang
O2 5 menit makan akan menjadi infark miokard lalu jika sudah parah akan
menyebabkan kematian
 Sakit kepala berat. Dx: perfusi jaringan cerebral tdk adekuat
 Diuretik u/ obat udem agar cairan berlebih dlm tubuh dialihkan keluar melalui
urine
 Pemeriksaan penunjang (lab, ront, EKG, dan ekcho)
 Dx:
1. Penurunan perfusi jaringan cerebral (utama). Data: sakit kepala, mata
kunang2, mual (minum air hangat) dan keseimbangan terganggu => tdk boleh
beraktifitas. Berikan edukasi scr langsung, berikan posisi semi fowler
2. Penurunan curah jantung. Data: mengeluh lemah tdk sanggup beraktivitas,
ekstermitas dibantu CRT >3 detik, klien tampak sianosis
3. Gg. keseimbangan cairan. Data: klien kurang minum, kulit kering tampak
lasix

(ANEMIA)
 Kalo eritrosit kurang pasti Hb juga kurang
 Manusia dikatakan anemia jika kurang Hb. Hb normal; 12-14, Hb <7 lemah,
pucat
 RBC (Red Blood Cells)
 Anemia Aplastik: jika terganggu pd sum2 tulang blkng (tempat produksi dan
hormon yg kurang (eritropoetin))
 Anemia defisiensi besi, talasemia => kurang zat besi
 Hasil lab utama u/ mendeteksi anemia Hb, erirosit, hematokrit
 Pada pasien GGK Hb kurang sebab eritropoetin tdk terbentuk
 BMA (bone marrow aspiration) jika ada gg/kelainan pd sum2 tulang
 Anemia pernisiosa: jika ada kelainan di asam lambung

02/11/20 (Askep Jantung Koroner)


 Arteri koronaria; memberikan zat2 makanan dan O2 pd otot jantung
 3 komponen yg mempengaruhi asupan O2; kerja jantung, kekentalan (viskositas),
pembuluh darah
 Kapiler pembuluh darah di koronaria dpt mengalami endapan jika mengkonsumsi
Ca/Nacl berlebihan
 Jika terjadi penyumbatan parsial maka akan menyebabkan nyeri, jika di dlm
kapiler darahnya penuh tersumbat akan nyeri dan menyebabkan kematian
 Infark miokard; bagian dr CAD/penyakit jantung koroner disebabkan oleh arteri
koroner tdk dpt lagi menyuplai daliran darah yg membawa O2 dan nutrisi ke
dalam sel2 otot jantung
 Manifestasi klinik; nyeri dada (bahu, tangan, leher), ada perubahan ekg,
peningkatan enzim jantung => CK dan CKMB (test di darah) u/ mengetahui
enzim jantung, troponin T, kolestrol. Jika akut CK dan CKMB meningkat
 Sel darah putih meningkat terjadi pd pasien CAD, eritrosit menurun dan gula
darah menjadi faktor risiko
 PTCA (pretineus terapi coronaria arteri) dimasukin obat
 Gagal jantung: kemampuan otot menurun sehingga tdk mampu memompa darah
dr ventrikel kiri dan kanan
 Angina apektoris nyeri maximal 20 menit. Stable (krn beban berat; c/ exercise),
unstable (kapanpun bisa terjadi)
 MCI nyeri lebih dr 30 menit. Stem terjadi krn akut/ bebearapa jam kemudian
(progress cepat), nonstemi (progress lambat)
 ACS (arteri coronaria syndrom)
 Sel butuh metabolisme u/ menghasilkan energi dan CO2 untuk dibuang
 Nyeri disebabakan oleh penumpukan asam laktat. Nyeri pd arteri coronaria rasa
nyerinya menjalar
 Jantung bocor harus dilakukan operasi pergantian katup jantung
 Intervensi kolaborasi: berikan oksigen, berikan obat anti nyeri sambil
memberikan posisi yg nyaman, dll
 Skala nyeri jantung kororner >5, enzim jantung, perubahan ekg
 DX; intoleransi aktivitas,
 Enzim jantung tinggi saat serangan jantung; karena kematian sel otot jantung
sehingga enzimnya keluar
 Stress dapat mengganggu kerja syaraf otonom yg mengganggu kontraktilitas
syaraf simpatik

(Gagal Jantung)
 Gagal jantung kiri disebabkan ventrikel kiri tdk dpt memompa darah ke seluruh
tubuh sehingga darah kembali ke paru2 dan menyebabkan pasien sesak
 Gagal jantung kanan disebabkan ventrikel kanan tdk dpt memompa ke paru2
sehingga darah kembali ke seluruh tubuh yg menyebabkan vena jugularis
mengalami pembesaran (ekstermitas atas) dan menyebabkan asites/udem
(ekstermitas bawah)

03/11/20 (TBC)
 Sistem pernapasan: hidung - faring - laring - trakea - bronkus - bronkiolus - paru-
paru - alveolus
 Dari trakea sampai hidung disebut saluran pernapasan atas
 Tuberkulosis ekstra paru; tb yg menyerang selain di paru2
 Malaise/kelemahan, demam bisa lebih dari 1bulan
 BTA positif: cek dahak yg menunjukkan adanya kuman tb
 Faktor risiko TB (lingkungan): ventilasinya kecil/tdk ada, kepadatan lingkungan,
dalam ruangan yg sama
 Faktor perilaku (terpajan kontak lama dg penderita TB). C/ neneknya sakit TB,
krn imunnya kuat cucunya terpapar namun ia tdk sadar jika dia kelelahan maka
kuman TB nya bisa hidup
 Pemeriksaan dahak/ BTA: dahak sewaktu (dahak yg waktu itu juga), dahak pagi,
dahak sewaktu
 Antibiotik non OAT: antibiotik yg bukan u/ TB. OAT (obat anti tuberkulosis)
 Kontak erat: serumah, bekerja dlm ruangan yg sama
 Dormant (kumannya bobo), dan tdk menularkan ke org lain jika kumannya bobo
 Kultur jaringan u/ cek TB; batuk sputum dimasukan ke dlm botol yg ada
butiran2nya

(ISPA/infeksi saluran pernapasan atas)


 Retinitis (retina kemerahan), nyeri retrostenal (nyeri dada), mialgia (nyeri otot)
 Otitis media, biasanya pada anak kecil (kuping keluaran cairan/congean)
 Antitusif: merangsang pengeluaran dahak
 Multi drug resisten/ MDR (bnyk obat yg sudah resisten); obat yg telah diminum
tdk mempan krn gr2 pasien gagal pengobatan, kambuh atau putus obat (minum
obat tdk teratur). Pengobatannya khusus dan susah sembuh
 ISPA jika sudah komplikasi tidak akan menular, dan sinusitis bisa disembuhkan
namun lama

Efusi Pleura (07/11/20)


 Pleura berperan saat paru2 mengembang
 Pleura yg dekat paru2 pleura visceralis, pleura luar pleura parietal yg
berhubungan dg tulang iga
 Efusi pleura jika cairan pleura lebih dr 20 ml disebabkan kelainan sekunder (yg di
dapat krn sakit lain, jd sakit dulu baru kena pleura) dan kelainan primer (infeksi
kuman di dlm pluera, tumor)
 Ekspansi paru2 menjadi terbatas (dispneu)
 Transudat; rendah protein dan LDH akibat meningkatnya hidrostatik di plasma
sehingga terjadi kurangnya darah dlm sel, cairan lebih cairan dan jernih.
Eksudatat karena inflamasi krn bakteri; meningkatnya rendah protein dan LDH
(lebih kental dan berwarna kuning)
 Dialisis peritoneal: cairannya dibuang di perut
 Paru2 basah/ bronkitis disebabkan oleh infeksi

11/11/20 (Kanker Paru)


 Alveolus memiliki pembuluh darah arteri dan vena
 Mengecek AGD ambil darah dr pembuluh darah arteri yg memiliki aliran lebih
kencang
 Suara parau => mengganggu pita suara
 Batuk persisten => batuk yg semakin memburuk, purulen (kental)
 Kanker ganas dlm waktu 3 bulan sudah menyebar kemana-mana. Kanker ganas
dapat menyebar melalui aliran darah, misalkan sel kanker ikut ke aliran darah
menuju otak maka akan menjadi kanker otak. Jika mengalami pendarahan kanker
maka tidak akan bisa melaksanakan operasi
 Terlokalisasi => kanker hanya tumbuh di satu lokasi/ tdk menyebar
 Cachexia => penurunan berat badan secara drastis
 Jaringan perifer => letaknya di ujung2 tangan dan kaki. Perifer => ujung
 Pemeriksaan biopsi => u/ mengetahui apakah itu kanker/ bukan, disebabkan o/
apa dg cara mengambil sel pkanker di paru2 lalu diperiksa di lab
 Penyebaran kanker dpt melalui 3 cara yaitu: invasi (penyebaran) langsung: =>
numbuh sendiri, limfatik => masuk ke aliran limfa sel kankernya, aliran darah =>
melalui pembuluh darah
 Pembedahan diatas stadium 1 hrs memperhatikan 3 hal yaitu: karakteristik
biologis tumor, keadaan fungsional penderita, letak tumor dan pembagain
stadium
 Pembedahan yg paling aman dilakukan u/ pasien stadium 1
 Iritasi massa tumor menyebabkan infeksi dan dapat menyebabkan demam
 Jika kanker menyebar maka akan menekan jaringan penyokong lain yg berada di
dalam tubuh maka pasien akan merasa nyeri
 Pengetahuan tujuan pengobatan (perawatan paliatif). Tujuan perawatan yg
membuat pasien menjadi nyaman bukan untuk menyembuhkan/ mempersiapkan
diri pasien u/ menjelang ajal
 Bronkoskopi => pemeriksaan dg memasukan selang yg ada kameranya jadi di
bagian dlmnya di foto dan diperiksa

17/11/20 (infus)
 Infus no 16 18 (pasien syok/ hipovolemik), infus no 22, 24 (u/bayi), u/ operasi
(infus yg besar)
 Infus hipertonis => risiko tinggi
 Disinfeksi => dari arah dalam keluar/ dr atas ke abawah dg sekali usap
 Pasien yg di ICU (vena central), vena perifer (u/ pengobatan)
 Flebitis mekanik => kesalahan memasang. Misal/ butuhnya kecil dipasangnya yg
gede
 Obat sangat bnyk, vena jelek, cairan banyak, nutrisi yg bnyk => vena central
 Pada bayi diinfus dikepala (oksipital) krn pembuluh darah vena di ektermitas
tangan dan kaki sgt kecil

(NGT)
 NGT => kecil (u/ makan/nutrisi). => besar (u/ mengeluarkan darah yng ada di
abdomen, mengeluarkan racun)

23/11/20 (Pneumotorax)
 Pneumo (udara). Thorax (dada) => adaya udara mengisi ruang di rongga dada
 Pneumotorax bilateral => pneumotorax yg terjadi pd kedua paru2
 Emfiema => keadaan nanah menumpuk di ruang pleura
 Tension pneumotorax => masuknya udara terus menerus ke dalam rongga pleura
dan menyebabkan trakea bengkok (udaranya tdk bisa keluar)
 Diaforesisi => keringat secara berlebihan
 Close pneumotorax (bleb => pecahnya kantung udara yg ada di paru2) => pake
middle decompresion (pake jarum)

SETELAH UTS
(DHF)
 DHF => adanya pendarahan dan demam
 Menguras wc/bak min. Seminggu sekali
 Telur-nyamuk dewasa +- 12-14 hari (betina)
 Pasien DHF dilarang menggunakan sikat gigi yg keras krn pasien tsb akan
mengalami pendarahan. Sebab nyamuknya mengeluarkan air liur yg berfungsi
mencegah pembekuan darah
 Viremia => virus masuk ke dalam pembuluh darah
 Normal trombosit 150.000-300.000
 Hepatomegali => jika sudah masuk ke pencernaan
 Efusi pleura disebabkan o/ kebocoran plasma yg di karenakan permeabilitas
vaskuler meningkat sebab virus masuk ke pembuluh darah
 Ptechie => bintik merah di kulit, echimosis => bintik merah tp lebih besar
 Normal hematokrir (kekentalan darah) 35-45%
 Sianosis (biru) disebabkan krn pendarahan sehingga tubuh kekurangan darah
 Oliguria (urine sedikit), enselopati => kematian otak (pasien relah meninggal)
 Pemberian cairan intravena (RL)
 SGOT/SGPT meningkat => virus dpt masuk ke hepar

(Thypoid/tipes)
 Typoid bakteri nya bernaung di usus halus (saluran cerna)
 Dilihat Typoid => uji widal, demam pd siang dan malam

(Gastritis)
 Digoksin (obat digitalis) => pasien penyakit jantung
 Detruksi (kerusakan)
 Jika terjadi perdarahan di lambung, pasien bisa muntah darah/BAB berdarah
 Epigastric => ulu hati, ulkus (luka)
 Anemia pernisiosa => kekurangan vit. B12 di usus, sebab di usus menyerap vit.
B12
 Dx; nyeri (utama) jika gastritis akut
 Pemberian cairan infus pd pasien gastritis => RL/Nacl
 Kolaborasi pemberian obat anti perdarahan: transamin (dx: risiko ijuri:
perdarahan)
 Muntah dpt menyebabkan tekanan darah rendah

(Hepatitis)
 Hepatitis => peradangan/ inflamasi, fungsi hepar: menutrisi protein, lemak dan
karbo
 Klinis: konjungtiva, biokimia: SGOT/PT
 Fekal oral (mulut) => c/ makanan yg terkontaminasi
 Sistem integumen akan rusak jika di tato mengakibatkan sistem pertahanan tubuh
menjadi menurun
 HBSAG nilai + => cek darah u/ mendeteksi hepatitis B
 Hepatoma => kanker hati
 Nilai bilirubin normal (0,2 mg%-1,2mg%)
 Paling banyak hepatitis yg banyak kasus adl hepatitis A dan B
 Fase pra-ikterik (sebelum kuning) => belum ada tanda yg identik
 Urobilonogen => terlihat di feses
 Pasien hepatitis warna urinennya seperti warna teh pekat, warna feses dempul/ spt
tanah liat
 Albumin serum menurun, tekanan osmotik terganggu sehingga menyebabkan
asites
 Pemeriksaan masa protrombin =. memeriksa fungsi hati
 Enzim hati => SGOT/SGPT
 Pasien hepatitis beresiko muntah darah dan BAB berdarah
 Vit.K u/ perdarahan dan pemanjanagn protrombin
 Hepatitis yang dapat menyebabkan sirosis hati hanya hepatitis B

(Sirosis Hepatis)
 Jika membentuk jaringan parut, maka konsentrasi fungsi hati akan menurun
 Insiden paling banyak karena pasien mengonsumsi alkohol
 Obstruksi => sumbatan aliran darah di hepar, dengan perbesaran aliran darah
portal pada lien akan menyebabkan varises esopagus (perbesaran vena di
esofagus jika pasien batuk maka pembuluh darah bisa pecah)
 Perasaan berat dikarenakan pada hati terbentuk jaringan parut
 Varises pecah => muntah darah
 Splenomegali (perbesaran pada limpa)
 Hipertensi portal => meningkatnya tekanan pada di daerah portal (vena) sehingga
menjadi keras dan tekanan vena cava inferior akan meningkat
 Asites tk; USG, tk 2; distensi adomen, tk 3; terlihat jelas dan teraba. Distensi =>
tegang
 Peningkatan gula darah karena pemecahan glikogen menjadi glukosa
 Pola napas tdk efektif data wajibnya ada asites
 Gangguan hati tdk bisa menghasilkan protrombin sehingga terjadi risiko
perdarahan
Seorang pasien dirawat dg hepatitis dg keluhan mual muntah dan cepat lelah dr hasil
pemeriksaan didapatkan data sklera ikterik, TD 100/70, N 100x/menit, S 37 derajat,
TB= 170 cm, BB= 50 kg. Pasien bekerja sbg cleaning service di hotel memiliki tato di
sebelah kanan, mengatakan mengalami penurunan berat badan 5kg dlm 1 bulan.
Mengatakan malu pd penyakit dan khawatir tdk akan sembuh. SGOT 70 (5-40),
SGPT 100 (7-56).
a. Apakah pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyakit pasien
Pemeriksaan HBSAG (u/ mendeteksi HBV), bilirubin
b. Data apakah yg harus dikaji u/ memastikan penyakit pasien
Kaji sejak kapan membuat tato, berapa jenis tato yang di gambar, alkohol
c. Apakah dx utama
Defisit nutrisi
d. Dg kasus tsb perawat sdh menganjurkan makan sedikit tp sering Apakah jenis diit
pasien
Jenis diit hati: diit ii/iii (makanan lunak), diet hati I (bila pasien mengalami penurunan
kesadaran)
e. Apakah tindakan kolaborasi yg dilakukan perawat
Obat asiklofir, obat anti perdarahan

Aplastik => sistem muskulo


Defisiensi zat besi => saluran cerna
Anemi, muntah tdk napsu mkn, lemah =>cacingan menybabkan mual
Pasien gagal jantung kiri (sesak) =>
Janutng kANAN (udem) =>
Udem=> peenumpukan cairan
Biakan darah => u/ mengetahui apakah resisten dg obat/ tdk

30/11/20 (Apendiksitis)
 Apendik terletak di kanan bawah abdomen
 Pasien apendiksitis harus makan makanan berserat dan banyak minumm air putih
jika feses keras akan masuk ke apendik dan menyebabkan ulserisasi (luka)
 Keluhan pasien pre dan post op adl nyeri abdomen
 Nyeri tekan pd perut kiri resivn sign, kanan blumberg sign
 Perforasi terjadi pd apendik yg akut yg di biarkan sehingga menjadi kronis
 Anastesi umum (pasien tidak sadar), anestesi spinal (pasien sadar)
 Pasien dilakukan operasi apendiktomi karena pasien mengalami penyakit apendik
akut
 Pasien harus puasa selama 8/12 jam sebelum operasi
 Pasien setelah operasi wajib melakukan mobilisasi
 Pemeriksaan penunjang u/ apendik adl leukosit dan USG
 Pasien post op di pasang drain digunakan supaya darah/nanah bisa dibuang keluar
 Risiko infeksi b.d tidak adekuat pertahanan sekunder (dilihat Hb)
 Tanda2 tdk terkena infeksi: suhu normal, leukosit <10.000, proses penyembuhan
luka sesuai dg waktu (tdk terlihat kolor, dolor, tumor, rubor)
 Cairan infus setelah post op Nacl, klo pasien kekurangan cairan hematokrit
meningkat

Seorang pasien di rawat dg apendiktomi pasien selesai operasi 2 jam lalu, hasil
pemfis Td 100/70 S 37 derajat RR 18 =x/ menit N 80x/rmenit. Mengeluh nyeri pada
daerah post op. Besok di rencanakan pulang dan mengatakan lemas dan blm dpt
beraktivitas pasien mengatakan tdr terganggu krn nyeri
a. Apakah dx kep utama sesuai kasus: nyeri akut
b. Apakah tindakan mandiri sesuai kasus: relaksasi napas dalam
c. Apakah tindakan kolaborasi sesuai kasus: pemberian analgetik
d. Apakah topik pendkes sesuai kasus: perawatan luka di rumah, diet TKTP, kontrol
gula darah (jika ada DM) krn akan sulit sembuh
e. Apakah evaluasi yg diharapkan: nyeri pasien berkurang

(Hernia)
 Hernia; keluarnya organ internal yg ditandai dengan benjolan tetapi bukan tumor
 BAB sering keras dapat menyebabkan hernia
 Hernia strangulata terjadi adanya gangguan aliran darah (vaskularisasi)
 Hernia insisional; hernia yg timbul dilihat dari keluarnya
 Post op; tidak efektif pola napas dikarenakan pemberian analgetik sehingga Hb
nya turun, risiko ketidakseimbangan cairan dikarenakan pasien tidak mau minum,
gg. rasa nyaman nyeri krn pemberian analgetik menyebabkan pasien mual
mintah, gg. Perfusi jaringan perifer (gg. vena, arteri, hipovolemik)
Seorang pasien belum operasi mengatakan 2x mengalami hernia, pasien tukang angka
berat
a. Penyebab pasien: suka angkat berat
b. Pendkes: teknik angkat berat

01/12/20 (Kolelitiasis)
 Di dalam empedu ada kolesterol jika menumpuk akan menjadi batu
 Kolelitiasis; proses pembentukan batu empedu
 Usia lanjut; sudah terjadi penurunan fungsi organ, jenis kelamin kebanyakan
menyerang perempuan, aktifitas fisik jika tidak olahraga
 Dilakukan pemeriksaan penunjang dilakukan setelah operasi
 Dilakukan pemeriksaan jenis batu, u/ memudahkan pemberian penkes
 Empedu terinfeksi dapat beresiko terbentuknya batu empedu
 Kolesistitis; peradangan kandung empedu
 Murphy positif; jika pasien di tekan abdomennya maka akan kesakitan
 Risiko kekurangan volume cairan; krn menekan diafragma
 Gg. Integritas kulit ditegakkan jika proses penyembuhan luka pada pasien tidak
bagus

Nyeri akut b.d proses terbentuknya obstruksi kandung empedu


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … diharapkan nyeri akut
teratasi dengan kriteria hasil:
a. Skala nyeri berkurang menjadi 1 (1-0)
b. Klien terlihat rileks
c. Dapat melakukan terapi nonfarmakologis: teknik relaksasi napas dalam

Intervensi:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Rasional: Identifikasi PQRST merupakan hal yang mendasar unutk kasus nyeri
sehingga dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya
b. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
Rasional: lingkungan yang nyaman dapat mendistraksi pasien terkait dengan nyeri
sehingga dapat mengurangi rasa nyerinya
c. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: relaksasi napas dalam
Rasional: mengalihkan pikiran pasien agar tidak berpusat pada nyerinya
d. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Rasional: Pemberian analgetik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri tetapi bukan
mengobati

(Kanker kolon)
 Kanker kolon lebih banyak pada wanita karena wanita suka ngemil
 Kanker rektum lebih banyak pada pria karena pada pria feses menumpuk karena
suka mengkonsumsi protein
 Kanker lambung disebabkan kebanyakan minum alkohol, sebab alkohol
menyebabkan mukosa lambung rusak
 Gg, integritas kulit diangkat jika kulit pasien rusak krn insisi
- anjuran minum: di kolon akan terdapat cairan dari munum, sebingga menyebabkan
feses tidak padat
- mika miki: proses mobilisasi miring kanan miring kiri dapat membantu defekasi
menjadi lancar
- makanan bersarat: membantu memperlancar defekasi
- anjurkan BAB min. 1x sehari: agar pasien memiliki pola defekasi, jika tidak ingin
BAB maka harus dirangsang dg cara mendengarkan air mengalir/ berolahraga

02/12/20 (Hemoroid)
 Hemoroid; inflamasi pembuluh darah vena, jd jika mengejan pembuluh darah
vena bertambah ukurannya dan beresiko pembuluh darah pecah
 Asimtomatik; pasien tdk mengeluh ada gejala
 Tidak prolaps; tdk muncul/ tdk tampak keluar dari anus
 Penyebab hemoroid eksterna: varises herediter; krn keturunan, kehamilan
menyebabkan hemoroid dikarenakan hormon esterogen yang biasa terjadi padi
trimester kedua 4-6 bulan/ melahirkan secara normal, posisi duduk yang lama dpt
menyebabkan hemoroid jika tdk di imbangi minum air putih
 Diare menahun dpt berisiko adanya kanker
 Komplikasi; konstipasi muncul jika penyebab hemoroid bukan krena konstipasi
(disebabkan krn menahan BAB)
 Terapi laser diberikan jika pasien sudah tdk bisa di berikan pengobatan
farmakologi dan non farmakologi
 Perdarahan pada hemoroid internal terjadi pada stadium 3, dan dapat juga terjadi
pd hemoroid eksternal
 Luka operasi hemoroid biasanya dibuka pada hari ketiga setelah operasi
 Pasien diberikan makan dlm keadaan hangat, lunak dan sedikit tp sering jika
pasien sudah flatus. Karena pada pasien post op diharuskan puasa terlebih dahulu

Risiko kekurangan volume cairan b.d pembatasan asupan cairan


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … diharapkan risiko
kekurangan volume tidak terjadi dengan kiteria hasil:
a. Tekanan darah (12/80mmHg), nadi (60-100)x/menit, suhu tubuh (36-37) derajat
celcius dalam batas normal
b. Elastisitas turgor kulit baik
c. Membran mukosa lembab

Intervensi:
a. Monitor vital sign setiap 15 menit – 1 jam
Rasional: indikator terjadi dehidrasi diketahui jika tekanan darah rendah, nadi
meningkat dan suhu meningkat
b. Catat intake-output dan balance cairan 24 jam
Rasional: Output/pengeluaran (urine) sehari sebanyak 400-2000cc
c. Anjurkan banyak minum air putih min.2L/hari (jika BB 50 kg)
Rasional: banyak minum air putih dapat mencegah terjadinya dehidrasi
d. Kolaborasi pemberian cairan IV
Rasional: pemberian cairan IV Nacl diberikan untuk mengganti elektrolit yang hilang

02/12/20 (Gg. Pendengaran)


 Otitis media akut; infeksi pada telinga tengah, disebabkan infeksi
virus/bakteri/sumbatan
 Nanah yg ada di telinga jika tidak kering akan menjalar masuk ke otak
 Jika OMA berlanjut lebih dr 3 minggu, OMSK terjadi selama satu setengah
bulan/2 bulan
 Titik keseimbangan tubuh berada di crebellum dan telinga
Intervensi:
Monitor fungsi pendengaran
Berbicara di depan pasien dengan singkat dan jelas
Ajarkan kode bibir

Seorang pasien usia 35 thn laki2 dirawat dg hemoroid pasien mengeluh nyeri saat
buang air besar dan sejak satu bulan lalu susah untuk BAB, kemuadian 2 hari yg lalu
mengeluh BAB berdarah, mengatakan ada tonjolan keluar namun msh bisa dimasukan
kembali, pasien mengaku cemas, dan malas makan krn takut BAB
1. Pengkajian apa yg hrs dilengkapi: apakah kurang mengkonsumsi air putih?
apakah kurang makanan berserat? apakah sering terlalu lama duduk dan kurang
berolahraga? apakah sering mengejan saat BAB?
2. Pemeriksaan penunjang apa: anoskopi, kolonoskopi
3. Apakah dx utama pd pasien: nyeri akut b.d pelebaran pembuluh darah vena
4. Apakah tindakan mandiri dan kolaborasi sesuai kasus tersebut: teknik relaksasi
napas dalam, kolaborasi pemberian analgetik

(Katarak)
 Katarak: kekeruhan pd lensa dikarenakan suplai O2 ke mata menurun dan proses
penuaan
 Katarak bisa berisiko kebutaan
 Pasien katarak tidak harus di rawat inap, pasien bisa pulang jika selesai di operasi
(one day care)
 COA (canuli okuli anterior)

(Glaukoma)
 Bola mata pada pasien glukoma teksturnya keras
 Peningkatan TIO dapat disebabkan krn peningkatan AH (aquous humor)/
produksi air mata
 Agar TIO rendah makan harus diit rendah lemak
 Nyeri abdomen muncul jika mengalami penyakit lain yg menyebabkan glaukoma
 Glaukoma tidak bisa disembuhkan tapi bisa di perlambat
 Orang kulit hitam berisiko terkena glaukoma karena postur tubuh yang tegak dan
sering mengangkat benda yg berat

(Infeksi penglihatan)
 Keratitis; radang pada kornea, kornea (untuk mempertajam penglihatan)
 Konjungtivitis klamidia => karena jamur

07/12/20 (COR pulmonal)


 Penebalan bilateral; penebalan pleura di paru2 kiri/ kanan => berkurangnya
kemampuan berkembang paru2 sehingga menyebabkan kurangnya O2
 Polisitemia; penggumpalan darah
 Kor pulmonal lebih bnyk kasus yg kronis => bertahap (lebih dari 6 bulan)
 Kor pulmonal akut disebabkan karena pembengkakan jantug secara tiba2
selanjutnya adanya penyumbatan multipel yg secara mendadak membuat aliran
darah ke ventrikel kanan menurun bisa disusul dg kematian
 Jika fibrinolisis pada proses penghancuran emboli paru bekerja dg baik maka
tidak akan terjadi kor pulmonal (obstruksi/penyumbatan)
 Fibrosis paru -> serat2 yg tumbuh di permukaan paru yang membuat dinding paru
menebal -> kemampuan tubuh menghasilkan O2 menurun (obliterasi)
 Idiopatik (tdk diketahui penyebabnya)
 Perubahan anatomi pd pembuluh darah (menyempit, menebal, tersumbat)
 Mulai dari fase 2 sudah ada tanda2 gejala adanya masalah, namun di fase 5 sudah
diketahui bahwa itu kor pulmonal
 Mengapa hanya ventrikel kanan yg mengalami pembesaran sebab ventrikel kanan
bisa kor pulmonal dikarenakan ventrikel kanan berhubungan langsung dg paru2
 Kor pulmonal kanan menyerang ventrikel kanan, namun jika atrium dan ventrikel
kanan mengalami masala makan akan terjadi gagal jantung kanan

Malaria (08/12/20)
 Antena anopheles nyamuk jantan -> antena organ pendengar untuk menemukan
nyamuk betina seperti bulu tipis, dapat diidentifikasi dalam kondisi menggigit
 Anopheles -> rawa2, air yg kotor, saluran air dan tumpukan sampah
 Penkes -> rawa2, saluran sampah di bersihkan
 Siklus nyamuk jantan 7 hari, betina 1 bulan -> aktivitas malam hari
 Sel darah merah yang bermasalah, dapat menyebabkan sel darah putih meningkat
 Nyamuk anopheles betina yang paling banyak menularkan
 Limpa berfungsi untuk menjaga imunitas, sel darah merah hidup selama 120 hari
 Ikterus jarang ditemukan
 Ginjal menghasilkan eritropoiten yang berkaitan dg sel darah merah
 Hepar di periksa -> nyamuk menginfeksi ke pembuluh darah yang dapat
menyerang hepar
 Pil KINA/ klorokuin -> u/ mencegah malaria
 Malaria bisa berisiko menularkan ke janin, dg cara meninngkatkan daya tahan
tubuh

Filariasis
 Nyamuk culex, anopheles dan mansonia, menyerang kelenjar getah bening
(kelenjar limfe)
 Mikrofilaria yang menumpuk pada kaki
 Hidrokel -> penumpukan mikrofilaria
 Pada pasien filariasis diperhatikan apakah pasien ada penyakit ginjal, jika ada
makan harus berkolaborasi untuk intake-output
 Filariasis bisa sembuh tapi tipis kemungkinannya namun dapat menimbulkan
kecatatan

Kanker Laring
 Kesusahan menelan karena adanya benjolan yang memperlambat proses menelan
 Dx utama; komunikasi verbal, suaara serak
 Dampak operasi; perdarahan

Anda mungkin juga menyukai