Anda di halaman 1dari 18

1. Tn D.

60 tahun, bekerja sebagai buruh harian datang ke puskesmas dengan keluhan batuk
sejak 2 bulan terakhir. Pada awalnya batuk tidak disertai dahak, tetapi akhir-akhir ini batuk
menjadi berdahak warna kekuningan. Pasien terkadang mengeluh sesak saat sedang
bekerja. Ia lebih sering beristirahat saat sedang bekerja. Pasien tidak mengalami keluhan
sesak saat tidur. Pasien tidak mengeluh nyeri dada atau kaki sembab. Pasien sering
mengeluh demam yang dirasakan terutama sore dan malam hari, disertai keringat malam
hari yang lebih banyak dibandingkan sebelum sakit.
a. Bagaimana anatomi terkait kasus?

1
 Eroschenko, V. and Fiore, M. (2008). DiFiore's Atlas of Histology with Functional
Correlations. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams &
Wilkins, pp.333-334, 340 - 351.
 Rubin, E. and Reisner, H. (2014). Essentials of Rubin's Pathology. 6th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins, pp.321, 328-330.
 Sinnatamby, C. and Last, R. (2011). Last's Anatomy. 12th ed. Edinburgh: Churchill
Livingstone/Elsevier, pp.215-217,.
b. Bagaimana fisiologi terkait kasus?
Fungsi utama sistem pernapasan adalah ventilasi pulmonal , yaitu pergerakan udara antara
atmosfer dan paru-paru melalui inspirasi dan ekspirasi yang digerakkan oleh otot-otot
pernapasan. Sistem pernapasan bekerja secara keseluruhan untuk mengekstraksi oksigen dari
udara yang dihirup dan menghilangkan karbon dioksida dari tubuh melalui pernafasan.
Saluran pernapasan bagian atas terutama memiliki fungsi penghantar udara, sedangkan
saluran pernapasan bagian bawah berfungsi sebagai penghantar dan fungsi pernapasan.
Selain fungsi utamanya untuk mengalirkan udara ke saluran pernapasan bagian bawah,
pernapasan bagian atas juga melakukan beberapa fungsi lainnya. Seperti disebutkan
sebelumnya, rongga hidung dan sinus paranasal mengubah sifat udara dengan melembabkan
dan menghangatkannya untuk mempersiapkan proses pernapasan. Udara juga disaring dari
debu, patogen, dan partikel lain oleh folikel rambut hidung dan epitel siliaris.
Bagian saluran pernapasan bagian bawah, mulai dari bronkiolus pernapasan, merupakan
tempat pertukaran gas mulai terjadi. Proses ini juga dikenal sebagai respirasi eksternal , di
mana oksigen dari udara yang dihirup berdifusi dari alveoli ke dalam kapiler yang
berdekatan , sedangkan karbon dioksida berdifusi dari kapiler ke dalam alveoli untuk
dihembuskan. Darah yang baru teroksigenasi kemudian melanjutkan untuk memasok semua
jaringan dalam tubuh dan mengalami respirasi internal. Ini adalah proses di mana oksigen
dari sirkulasi sistemik bertukar dengan karbon dioksida dari jaringan. Secara keseluruhan,
perbedaan antara respirasi eksternal dan internal adalah bahwa yang pertama mewakili
pertukaran gas dengan lingkungan eksternal dan berlangsung di alveoli, sedangkan yang
terakhir mewakili pertukaran gas di dalam tubuh dan terjadi di jaringan.
 Moore, KL, Dalley, AF, & Agur, AMR (2014). Anatomi Berorientasi Klinis (edisi ke-
7). Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.
 Netter, F. (2019). Atlas Anatomi Manusia (edisi ke-7). Philadelphia, PA: Saunders.
 Standring, S. (2016). Anatomi Gray (edisi ke-41). Edinburgh: Elsevier Churchill

2
Livingstone.
 Dasaraju PV, Liu C. Infeksi Sistem Pernapasan. Di dalam: Baron S, editor. Mikrobiologi
Medis. edisi ke-4. Galveston (TX): Cabang Medis Universitas Texas di Galveston; 1996.
Bab 93.
 Jeremy PT Ward; Jane Ward; Charles M. Wiener (2006). Sekilas sistem
pernapasan. Wiley-Blackwell.

a. Hidung
Merupakan tempat pertama kali kita bernafas yaitu melalui rongga nasal dan juga rongga
oral. Rongga nasal yaitu rongga besar yang berada di dalam hidung, sedangkan rongga oral
terletak di belakang bibir dan gigi dari mulut. Di dalam hidung juga terdapat membran
mukosa yang lengket dimana fungsinya akan membungkus rongga nasal. Membran ini
mengeluarkan lendir hidung. Mukosa nasal bersama rambut hidung berfungsi menangkap
kotoran yang masuk ke dalam rongga hidung saat menghirup udara/ inspirasi. Jaringan
pembuluh darah yang banyak terletak di dalam mukosa, sehingga darah panas mengalir
melalui pembuluh darah dalam jaringan ini. Fungsinya untuk menghangatkan udara saat
dihirup melalui lubang hidung. Mukosa nasal ini juga menyediakan bantuan tambahan
dengan melembabkan udara saat inspirasi. Udara akan masuk ke faring atau tenggorokan
setelah dari rongga nasal.
b. Faring (Tekak)
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Terdapat
dibawah dasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang
leher. Rongga faring dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Nasofaring : berada di bagian sebelah atas
yang tingginya sama dengan koana 2) Orofaring : berada di bagian tengah yang sama
tingginya dengan istmus fausium. 3) Laringofaring : Bagian paling bawah.
c. Laring
Laring terletak di ujung inferior faring. Laring juga disebut sebagai kotak suara yaitu sebuah
bentuk kotak kumpulan lempeng kartilago atau tulang rawan yang terbentuk oleh jarimngan
fibrosa padat. Kita bayangkan seperi busur (meruncing pada ujung bagian depan) dari sebuah
kapal, laringeal yang menonjol yaitu proyeksi dari tulang rawan yang mencuat keluar dari
bagian depan kotak suara. Tonjolan laring ini pada laki-laki jauh lebih besar dibandingkan
perempuan, hal ini dipengaruhi secara fisiologis oleh tingkat hormon testoteron pada laki-
laki yang tinggi. Saat ini jika anda seorang laki-laki, coba letakkan buku ini dan
bercerminlah sambil menelan. Apa yang anda lihat di cermin bulat, besar yang bergerak ke
atas dan kebawah. Itu dinamkan jakun atau Adam’s Apple. Jakun itu benar-benar hanya
penonjolan laring dari kotak suara yang ditutupi dengan daging dan kulit. Jika anda yang
membaca ini seorang perempuan maka ajaklah saudaranya yang laki-laki untuk bercermin
dan perintahkan untuk menelan. Laring disebut sebagai kotak suara karena menghasilkan
bunyi dari suara. Membentang di inferior rongga laring adalah dua pita suara/ tali suara. Pita
suara adalah tali kembar jaringan ikat yang sangat elastis. Menjadi sangat elastis mereka
bergetar dengan udara yang berjalan melalui laring. Getaran inilah yang menimbulkan bunyi
vokal. Diantara dua pita suara tersebut ada sesuatu yang meruncing bentuknya seperti lidah
yang membuka disebut glottis. Berkaitan dengan glottis adalah epiglotis. Epiglotis adalah
sebuah lipatan yang sangat fleksibel dari tulang rawan. Fungsi dari epiglotis yaitu sebagai
tutup fleksibel atas laring atau kotak suara. Dimana saat seseorang menelan makanan
ataupun minuman biasanya melewati bawah laring sehingga mendorong epiglotis untuk
menutup. Mekanisme menutup ini biasanya mencegah terjadinya aspirasi. Ini merupakan
istilah teknis untuk penyebab terjadinya penyakit, berpotensi berbahaya bila masuknya
makanan, cairan atau benda asing lainnya ke dalam laring dan saluran udara. Tepat dibawah
laring terdapat trakea/ batang tenggorok.
3
d. Trakea
Trakea berfungsi mengalirkan udara baik ke dalam dan keluar dari kanan dan kiri paru-paru.
Lumen yang ada di trakea ini kaku dan tidak dapat menyempit karena adanya cincin parsial/
tapal kuda dari tulang rawan di dalam dinding (tapal kuda karena bentuknya seperti cincin
parsial tulang rawan yang mengelilingi trakea tetapi bagian belakangnya terbuka mirip tapal
kuda). Trakea dilapisi membran mukosa yang mengandung sel epitel silia. Silia yang kecil
(bila kita proyeksikan mirip rambut pada perbatasan bebas dari sel-sel epitel yang melapisi
trakea. Contohnya seperti bulu mata yang membantu melindungi mata kita, begitu pun silia
ini membantu melindungi paru-paru dan saluran udara yang lebih dalam lagi dari debu,
kotoran ataupun ping-puing yang kita hisap. Silia ini terus mengalahkan dengan cara ke atas
sehingga semakin bergerak lendir kotoran ke dalam superior dan menuju faring. Akhirnya
setelah lendir kotoran berada di faring dapat tertelan atau kita ludahkan.
e. Paru-Paru
Tiap-tiap bronkus primer memasuki perbatasan medial paru-paru melalui hilum paru.
Bentuknya seperti celah didalam paru-paru. Dimana ini merupakan tabung udara utama,
pembukuh darah, saraf masuk dan meninggalkan organ. Paru-paru berbentuk dua kerucut,
kenyal, warnanya merah jambu dab merupakan organ yang letaknya di dalam rongga dada
serta mengapit jantung pada kedua arah. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus dan paru-paru
kiri memiliki dua lobus. Lobus tersebut dipisahkan dari satu sama lain dengan lembaran tipis
dari jaringan ikat. Bila kita membayangkan kenapa terjadi perbedaan jumlah antara lobus
kanan dan kiri, mungkin kita berfikir bahwa karena sebelah kiri ada jantung. Prinsipnya
setiap struktur sistem respirasi terletak di kanan dan bronkus utama kiri merupakan bagian
dari paru-paru dan lobus mereka. Pada tiap lobus paru-paru terdiri dari banyak lobulus atau
sedikit lobulus serta dipisahkan oleh lembaran jaringan ikat. Tiap-tiap lobulus berbentuk
seperti segi enam dan merupakan bagian terkecil dari paru-paru yang dapat terlihat dengan
mata biasa.
f. Pohon Bronkial (Pernafasan)
Pohon respirasi bisa disebut pohon bronkial yang berkaitan dengan bronkus. Mengapa
demikian karena sebagian besar cabang pohon ini seperti jaringan tabung udara yang betul-
betul bronkus dari berbagai ukuran. Kita berbicara tentang pohon terbalik, kalau kita
bayangkan apakah laring dan trakea terlihat seperti btang pohon terbalik dengan kulitnya
yang kasar?. Jadi ahli anatomi menganggap bahwa pohon respirasi sebagai pohon bronkial.
Setelah masuk ke paru-paru masing-masing bronkus primer secara luas bercabangan menjadi
serangkaian bronkus yang kecil. Ketika bronkus menjadi lebih kecil dan kecil, mereka
semakin kehilangan tulang rawan tapal kudadi dalam dinding mereka. Silia dan mukosa
menipis, akhirnya menghilang. Sebuah lapisan yang melingkar pada jaringan otot polos akan
lebih tebal dan lebih tebal di dalam dinding jalan nafas. Pada akhirnya dimana bila diameter
cabang terkecil dari bronkus menyempit kurang dari 1 mm (milimeter), cabang-cabang kecil
itu kita sebut bronkiolus. Bronkiolus itu adalah bronkus yang kecil. Namun untuk struktur
dinding mereka jauh berbeda dari bronkus yang lebih besar. Bila kita bayangkan bahwa
bronkiolus itu seperti sepupu mereka yang lebih besar. Bronkus terus bercabangdan
bercabang menjadi bronkiolus yang lebih kecil dan kecil. Bila tabung lumen menjadi kurang
dari 0,5 mm pada diameternya maka bronkiolus disebut bronkiolus terminal.
g. Alveoli
Tiap-tiap bronkiolus terminal tidak cukup untuk menghentikan proses percabangan.
Beberapa bronkiolus respirasi bercabang pada setiap bronkiolus terminal. Bronkiolus
respirasi ini merupakan yang terkecil dari semua bronkiolus. Mengapa dikatakan yang
terkecil dari semua bronkiolus disebut bronkiolus respirasi? Jawabannya adalah karena
bronkiolus akhir adalah tipe yang paling dekat dengan membran respirasi, yang juag disebut
sebagai penghalang udara dan darah. Sehingga untuk menghirup udara agar sampai ke
4
membran pernafasan khusus ini wajib melakukan perjalanan dengan melalui respirasi
bronkiolus dengan melalui cabang terakhir dari respirasi pohon. Cabang terakhir ini
dinamakan alveolar. Alveolar adalah merupakan saluran kecil yang berjalan ke dalam sebuah
kantung alveolar. Ada kira-kira 300 juta alveolus yang terkandung dalam dua paru-paru kita.
Alveoli ini memiliki sangat khusus anatominya dimana dindingnya hanya terdiri dari lapisan
sel endotel yang tergantung pada membran basal. Nah bukankah hal itu sama yang dikatakan
tentang dinding kapiler darah dalam bab sebelumnya, ya benar. Penghalang tipis inilah yang
memungkinkan oksigen untuk berdifusi secara bebas di seluruh dinding alveolar serta masuk
dan keluar dari aliran darah.
Terjadinya Pernafasan Paru
Membran respirasi yang menyatukan dinding alveolus dengan dinding kapiler pulmonalis
adalah satu-satunya tempat di seluruh sistem respirasi dimana pernafasan pulmonalis terjadi.
Ventilasi paru dibandingkan dengan respirasi Respirasi adalah proses pertukaran gas antara
dua atau lebih kompartemen tubuh yaitu bagian dalam alveoli dan kapiler paru. |Di dalam
respirasi paru molekul oksigen berdifusi dari udara di atmosfir ke dalam setiap alveolus dan
ke kapiler paru. Sedangkan karbondioksida berdifusi ke arah yang berlawanan yaitu dari
darah ke kapiler paru ke alveolus dan keluar ke udara. Jadi sebenarnya proses apa yang
terjadi pada keseluruhan sistem respirasi. Jawabannya adalah ventilasi pulmonalis. Karena
ventilasi adalah proses meniup udara (ventil). Maka dari itu ventilasi paru yaitu proses
mengisap udara ke dalam paru-paru dan meniup udara ke luar paru-paru. Jadi, tugas utama
dari sistem respirasi adalah ventilasi paru bukan pulmonalis respirasi.
1. Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2015). Guyton and Hall textbook of medical
physiology. Elsevier Health Sciences.
c. Bagaimana histologi terkait kasus?
d. Apa makna “Tn D. 60 tahun, bekerja sebagai buruh harian datang ke puskesmas dengan
keluhan batuk sejak 2 bulan terakhir. Pada awalnya batuk tidak disertai dahak, tetapi akhir-
akhir ini batuk menjadi berdahak warna kekuningan.”?
Keluhan yang disampaikan oleh Tn D., seorang buruh harian berusia 60 tahun, yang
datang ke puskesmas dengan keluhan batuk selama 2 bulan terakhir, menunjukkan adanya
perubahan dalam karakteristik batuknya. Pada awalnya, batuknya tidak disertai dahak,
tetapi akhir-akhir ini batuknya telah menjadi berdahak dengan warna kekuningan.
Perubahan karakteristik batuk seperti ini dapat memberikan petunjuk mengenai
kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan yang berkembang. Batuk tanpa dahak
awalnya mungkin mengindikasikan adanya batuk tanpa dahak (non-productive cough),
yang dapat terkait dengan kondisi seperti bronkitis kronis, asma, atau penyakit interstisial
paru. Namun, kemudian perkembangan dahak berwarna kekuningan menunjukkan adanya
perubahan dalam komposisi dahak, yang biasanya terkait dengan infeksi saluran
pernapasan yang lebih parah.
Warna kekuningan pada dahak dapat menunjukkan adanya adanya infeksi bakteri pada
saluran pernapasan. Ini bisa mengindikasikan adanya infeksi bronkitis bakteri atau infeksi
paru-paru, seperti tuberculosis dan pneumonia. Selain itu, warna kekuningan pada dahak
juga bisa disebabkan oleh adanya penumpukan lendir atau zat-zat lain dalam saluran
pernapasan.
Sebagai tambahan, faktor usia Tn D. yang sudah mencapai 60 tahun dapat menjadi faktor
risiko untuk penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan, karena sistem kekebalan
tubuh cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Namun, untuk mendapatkan diagnosis yang pasti dan perawatan yang tepat, sangat penting
bagi Tn D. untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter di puskesmas. Dokter
akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pemeriksaan fisik, riwayat medis

5
lengkap, dan mungkin tes tambahan seperti tes dahak atau sinar-X dada untuk menegakkan
diagnosis dan merencanakan pengobatan yang sesuai.
e. Apa saja klasifikasi dari batuk?
f. Apa saja klasifikasi dari dahak?
g. Bagaimana refleks fisiologis terkait batuk?
h. Bagaimana mekanisme batuk berdahak warna kekuningan terkait kasus?
i. Apa penyebab batuk berdahak warna kekuningan terkait kasus?
Batuk berdahak dengan warna kekuningan dapat menunjukkan adanya infeksi saluran
pernapasan yang mungkin terkait dengan berbagai kondisi atau penyakit. Dalam kasus batuk
yang berlangsung lebih dari 2 bulan, beberapa penyebab yang mungkin meliputi:
1. Infeksi saluran pernapasan atas: Infeksi pada hidung, tenggorokan, atau sinus dapat
menyebabkan produksi dahak yang berwarna kekuningan. Infeksi seperti sinusitis atau
faringitis kronis dapat memicu batuk berdahak yang berlangsung lama.
2. Bronkitis kronis: Bronkitis adalah peradangan pada saluran pernapasan yang biasanya
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Jika batuk berdahak berlanjut selama lebih dari 2
bulan, ini dapat mengindikasikan bronkitis kronis. Dahak yang dihasilkan biasanya memiliki
warna kekuningan atau hijau.
3. Pneumonia: Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang dapat menyebabkan batuk
berdahak dengan dahak berwarna kuning atau hijau. Jika batuk berdahak berlangsung lama
dan disertai dengan gejala seperti demam, sesak napas, dan kelelahan, maka pneumonia bisa
menjadi penyebab yang mungkin.
4. Tuberkulosis (TB): Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang dapat mempengaruhi paru-
paru dan menyebabkan batuk berdahak yang berlangsung lama. Dahak pada TB seringkali
memiliki warna kuning atau hijau dan sering disertai dengan gejala seperti penurunan berat
badan, demam, dan keringat malam.
5. Penyakit paru-paru lainnya: Beberapa kondisi paru-paru seperti bronkiektasis, fibrosis
paru idiopatik, atau kanker paru-paru juga dapat menyebabkan batuk berdahak dengan warna
kekuningan. Penyakit-penyakit ini seringkali memiliki gejala lain seperti sesak napas, nyeri
dada, atau penurunan berat badan yang tidak dijelaskan.
1. Dye, C., & Floyd, K. (2018). Tuberculosis. In: Holmes KK, Bertozzi S, Bloom BR, Jha
P, editors. Major Infectious Diseases. Washington (DC): The International Bank for
Reconstruction and Development/The World Bank; Chapter 9. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525217/
2. Celli, B. R., Decramer, M., Wedzicha, J. A., Wilson, K. C., Agustí, A., Criner, G. J., ... &
Vestbo, J. (2015). An official American Thoracic Society/European Respiratory Society
statement: research questions in chronic obstructive pulmonary disease. American
Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 191(7), e4-e27.

j. Apa kemungkinan penyakit batuk berdahak warna kekuningan terkait kasus?


k. Apa makna “Pasien terkadang mengeluh sesak saat sedang bekerja. Ia lebih sering
beristirahat saat sedang bekerja. Pasien tidak mengalami keluhan sesak saat tidur.”?
Makna dari pernyataan "Pasien terkadang mengeluh sesak saat sedang bekerja. Ia lebih
sering beristirahat saat sedang bekerja. Pasien tidak mengalami keluhan sesak saat tidur"
adalah sebagai berikut:

Pasien mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas terutama saat sedang bekerja. Ini
menunjukkan bahwa aktivitas fisik atau kerja berkontribusi pada gejala sesak napas yang
dialami oleh pasien. Sesak napas dapat membuat pasien merasa tidak nyaman dan
terganggu dalam menjalankan aktivitasnya. Karena itu, pasien cenderung sering beristirahat
saat sedang bekerja untuk mengurangi sesak napas dan memulihkan diri.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pasien tidak mengalami keluhan sesak saat tidur. Ini
menunjukkan bahwa gejala sesak napas yang dialami pasien terkait dengan aktivitas fisik
6
atau kerja, dan bukan terkait dengan posisi tidur. Pada umumnya, sesak napas yang terjadi
saat tidur dapat menjadi tanda gejala lain seperti sleep apnea atau gangguan pernapasan
selama tidur yang berbeda dengan keluhan yang dialami oleh pasien.
l. Apa penyebab sesak terkait kasus?
Sesak napas pada pasien tuberkulosis yang mengalami keterlambatan dalam pengobatan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Akibat Aktivitas Berat 2. Progresi penyakit: Jika seseorang terdiagnosis dengan
tuberkulosis (TB) dan tidak segera memulai pengobatan yang adekuat, infeksi TB dapat
berkembang dan menyebabkan peradangan yang lebih parah di paru-paru. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan paru-paru dan mengurangi kapasitas paru-paru untuk
bernapas secara efisien, yang menyebabkan sesak napas.
2. Komplikasi tuberkulosis: Tuberkulosis yang tidak diobati dengan tepat dapat
menyebabkan komplikasi yang mempengaruhi fungsi pernapasan. Contohnya adalah efusi
pleura, yaitu penumpukan cairan di rongga pleura (lapisan yang melapisi paru-paru), atau
fibrosis paru-paru, yaitu penggantian jaringan paru-paru yang sehat dengan jaringan parut.
Kedua kondisi ini dapat menyebabkan sesak napas.
3. Penyakit paru-paru lainnya: Pasien dengan TB yang tidak segera diobati memiliki risiko
lebih tinggi untuk mengembangkan infeksi paru-paru tambahan, seperti pneumonia atau
bronkitis. Infeksi paru-paru yang bersamaan ini dapat menyebabkan sesak napas dan
kesulitan bernapas.
4. Kerusakan sistem kekebalan tubuh: Tuberkulosis yang tidak diobati dapat menekan sistem
kekebalan tubuh secara umum, membuat pasien menjadi rentan terhadap infeksi sekunder.
Infeksi sekunder yang mempengaruhi saluran pernapasan dapat menyebabkan sesak napas.
5. Anemia: Tuberkulosis yang tidak diobati dapat menyebabkan anemia, yaitu penurunan
jumlah sel darah merah yang sehat. Anemia dapat mengurangi suplai oksigen ke jaringan
tubuh, termasuk paru-paru, dan menyebabkan sesak napas.

Penting untuk menyadari bahwa keterlambatan dalam pengobatan tuberkulosis dapat


memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko komplikasi yang serius. Jika
mengalami sesak napas atau gejala pernapasan lainnya, sangat penting untuk segera
berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat.
1. Simon, M., & Ankin, M. (2019). Breathlessness: its causes, evaluation, and management.
Primary Care: Clinics in Office Practice, 46(2), 279-292.

m. Bagaimana mekanisme sesak terkait kasus?


n. Apa saja kemungkinan penyakit sesak terkait kasus?
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sesak napas saat aktivitas, yang dikenal
sebagai sesak napas saat aktivitas atau dispnea saat aktivitas. Beberapa penyakit yang
mungkin menjadi penyebabnya antara lain:
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): PPOK termasuk penyakit paru-paru yang
progresif, seperti bronkitis kronis dan emfisema. Gejalanya termasuk sesak napas saat
aktivitas seperti berjalan atau naik tangga.
2. Asma: Asma adalah penyakit inflamasi saluran pernapasan yang menyebabkan
penyempitan saluran udara dan kesulitan bernapas. Serangan asma dapat dipicu oleh
aktivitas fisik dan menyebabkan sesak napas saat berolahraga atau melakukan kegiatan fisik
lainnya.
3. Penyakit Jantung: Beberapa kondisi jantung, seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner,
atau penyakit katup jantung, dapat menyebabkan sesak napas saat aktivitas. Ini terjadi karena
jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien, sehingga terjadi penumpukan cairan
di paru-paru atau kekurangan pasokan oksigen ke tubuh.
4. Anemia: Anemia, yaitu rendahnya jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin yang
7
rendah, dapat menyebabkan kurangnya oksigen dalam darah dan menyebabkan sesak napas
saat aktivitas.
5. Pneumonia: Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan gejala seperti
demam, batuk, dan sesak napas. Sesak napas saat aktivitas adalah gejala yang umum terjadi
pada pneumonia.
6. Penyakit Paru Interstisial: Penyakit paru interstisial melibatkan peradangan dan fibrosis
pada jaringan paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan sesak napas saat aktivitas karena
kerusakan jaringan paru-paru yang membatasi kemampuan paru-paru untuk berfungsi
dengan baik.
7. Kegemukan (Obesitas): Obesitas dapat memberikan tekanan tambahan pada paru-paru dan
membatasi kapasitas paru-paru, yang dapat menyebabkan sesak napas saat aktivitas.
8. Gangguan kecemasan: Kondisi seperti gangguan kecemasan atau serangan panik dapat
menyebabkan sesak napas dan kesulitan bernapas saat aktivitas fisik atau dalam situasi yang
memicu kecemasan.
1. Zumla, A., George, A., Sharma, V., & Herbert, R. H. (2015). Tuberculosis: progress and
advances in development of new drugs, treatment regimens, and host-directed therapies.
The Lancet Respiratory Medicine, 3(3), 220-234.
2. Bhatt, S. P., Wells, J. M., & Dransfield, M. T. (2016). Pulmonary vascular impairment in
chronic obstructive pulmonary disease and pulmonary hypertension: the role of
comorbidities. Annals of the American Thoracic Society, 13(7), 1060-1071.
3. Celli, B. R., Decramer, M., Wedzicha, J. A., Wilson, K. C., Agustí, A., Criner, G. J., ... &
Vestbo, J. (2015). An official American Thoracic Society/European Respiratory Society
statement: research questions in chronic obstructive pulmonary disease. American
Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 191(7), e4-e27.
o. Apa makna “Pasien tidak mengeluh nyeri dada atau kaki sembab.”?
p. Apa makna “Pasien sering mengeluh demam yang dirasakan terutama sore dan malam
hari, disertai keringat malam hari yang lebih banyak dibandingkan sebelum sakit.”?
q. Bagaimana siklus hidup dari patogen penyebab penyakit terkait kasus? (siklus hidup,
aktivitas dan fase)
r. Bagaimana mekanisme demam yang dirasakan terutama sore dan malam hari, disertai
keringat malam hari yang lebih banyak dibandingkan sebelum sakit terkait kasus?
s. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan demam yang dirasakan terutama sore dan
malam hari, disertai keringat malam hari yang lebih banyak dibandingkan sebelum sakit
terkait kasus?
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan keluhan demam dengan karakteristik
khusus seperti demam terutama sore dan malam hari, serta keringat malam hari yang lebih
banyak dibandingkan sebelum sakit. Beberapa kemungkinan penyakit yang perlu
dipertimbangkan antara lain:
1. Tuberkulosis (TB): TB adalah infeksi bakteri yang dapat mempengaruhi paru-paru, tetapi
juga dapat menyerang organ lain dalam tubuh. Gejala TB sering meliputi demam, terutama
pada sore dan malam hari, serta keringat malam yang berlebihan.
2. Malaria: Malaria disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Gejala umum termasuk demam intermiten yang biasanya mencapai puncaknya pada sore
atau malam hari, disertai keringat malam yang berlebihan.
3. Infeksi bakteri: Beberapa infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, infeksi pada sistem
pernapasan, atau endokarditis (peradangan pada jantung) dapat menyebabkan demam
dengan karakteristik tertentu seperti demam sore dan malam hari, serta keringat malam
yang lebih banyak.
4. Limfoma dan kanker darah lainnya: Beberapa jenis kanker darah, termasuk limfoma, dapat
menyebabkan demam yang terutama terjadi pada sore dan malam hari. Keringat malam
yang berlebihan juga dapat menjadi gejala yang muncul.
5. Infeksi virus seperti infeksi mononukleosis atau infeksi HIV dapat menyebabkan demam
8
dengan karakteristik tersebut, tetapi gejala ini dapat bervariasi.
1. Bhargava, A., & Pinto, L. (2015). Systemic symptoms and tuberculosis: a case report and
review of the literature. Case Reports in Medicine, 2015, 959501.
t. Apa hubungan usia, jenis kelamin, dan sosial ekonomi terkait kasus?

2. Pasien juga merasakan nafsu makan yang menurun sejak sebulan terakhir. Keluhan mual
dan muntah tidak ada. Istri pasien mengatakan bahwa pasien semakin hari tampak semakin
kurus. Tidak ada keluhan mengenai BAK dan BAB. Pasien sudah mencoba berbagai obat
tradisional tetapi tidak ada perubahan. Pasien tinggal di rumah kontrakan berukuran 3x4
meter, rumah tidak memiliki jendela.
a. Apa makna “Pasien juga merasakan nafsu makan yang menurun sejak sebulan terakhir.
Keluhan mual dan muntah tidak ada. Istri pasien mengatakan bahwa pasien semakin hari
tampak semakin kurus. Tidak ada keluhan mengenai BAK dan BAB.”?
b. Apa penyebab nafsu makan yang menurun terkait kasus?
c. Bagaimana mekanisme nafsu makan yang menurun dan pasien semakin hari tampak
semakin kurus terkait kasus?
d. Apa makna “Pasien sudah mencoba berbagai obat tradisional tetapi tidak ada perubahan.”?
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa pasien yang diduga menderita tuberkulosis
(TB) telah mencoba menggunakan berbagai jenis obat tradisional dalam upaya untuk
mengatasi gejala atau kondisi yang dialaminya. Namun, upaya ini tidak menghasilkan
perubahan yang signifikan dalam keadaan pasien.
Beberapa kemungkinan makna atau penafsiran lebih lanjut dari pernyataan tersebut adalah:
- Ketidakefektifan obat tradisional: Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
obat tradisional oleh pasien tidak berhasil mengurangi gejala atau mengobati tuberkulosis.
Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakmampuan obat tradisional tersebut dalam melawan
bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang merupakan penyebab tuberkulosis.
- Keterlambatan diagnosis dan pengobatan yang tepat: Pernyataan ini juga bisa
mengindikasikan bahwa pasien mengalami penundaan dalam diagnosis dan pengobatan
yang tepat. Penggunaan obat tradisional mungkin telah mengakibatkan penundaan dalam
mengonsultasikan diri ke dokter atau spesialis yang dapat mendiagnosis dan memberikan
pengobatan yang sesuai untuk tuberkulosis.
- Pentingnya pengobatan medis yang didukung oleh bukti ilmiah: Tuberkulosis merupakan
penyakit serius yang memerlukan pengobatan medis yang tepat dan didukung oleh bukti
ilmiah. Meskipun beberapa obat tradisional mungkin memiliki manfaat kesehatan yang
terbatas, pengobatan TB yang efektif umumnya melibatkan antibiotik yang spesifik dan
diawasi oleh tenaga medis yang kompeten.
e. Apa makna “Pasien tinggal di rumah kontrakan berukuran 3x4 meter, rumah tidak
memiliki jendela.”?
f. Bagaimana kriteria rumah sehat yang ideal untuk 2 orang?
g. Apa saja klasifikasi Tuberculosis berdasarkan lokasi?
h. Apa saja klasifikasi Tuberculosis Paru berdasarkan riwayat pengobatan?
i. Apa saja klasifikasi Tuberculosis Paru berdasarkan resistensi terhadap OAT?
j. Bagaimana cara penularan penyakit pada kasus?
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penularan TB dapat terjadi melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi
batuk, bersin, atau bahkan berbicara, mengeluarkan bakteri ke udara. Cara penularan TB
antara individu adalah sebagai berikut:

1. Penularan melalui udara (droplet): Penularan utama TB terjadi saat seseorang yang terinfeksi
batuk atau bersin, melepaskan bakteri TB ke udara dalam bentuk droplet mikroskopis.
Droplet ini mengandung bakteri TB yang dapat dihirup oleh orang lain yang berada di
9
sekitarnya. Ini terutama terjadi saat berada dalam kontak dekat dengan orang yang terinfeksi
TB, seperti anggota keluarga, teman, atau kolega kerja.

2. Kontak jangka panjang: Penularan TB lebih mungkin terjadi dengan kontak jangka panjang
dengan individu yang terinfeksi. Ini berarti tinggal di lingkungan yang sama dengan orang
yang memiliki TB aktif dalam waktu yang lama, seperti di rumah atau di fasilitas perawatan
jangka panjang.

3. Penularan dari organ lain: Meskipun paru-paru adalah lokasi paling umum TB, bakteri TB
juga dapat menyerang organ lain dalam tubuh seperti ginjal, tulang, otak, atau sistem
limfatik. Dalam beberapa kasus, penularan dapat terjadi jika organ tersebut terinfeksi dan
menyebabkan pembentukan lesi yang mengandung bakteri TB.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang terpapar bakteri TB akan mengembangkan
penyakit TB aktif. Beberapa orang dapat mengembangkan bentuk laten atau laten TB, di
mana bakteri TB tetap berada dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala atau penularan.
Namun, kondisi laten ini dapat berkembang menjadi TB aktif jika sistem kekebalan tubuh
seseorang melemah.

Untuk mencegah penularan TB, langkah-langkah penting yang dapat diambil termasuk
menghindari kontak dekat dengan orang yang memiliki TB aktif, menjaga kebersihan
tangan, mempromosikan ventilasi yang baik di ruangan, dan menerima vaksinasi BCG
(Bacillus Calmette-Guérin) yang dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa bentuk
TB. Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait TB atau mengalami gejala yang mencurigakan,
disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
1. Dowdy, D. W., Basu, S., Andrews, J. R., & Ismail, N. (2014). The epidemiological
advantage of preferential targeting of tuberculosis control at the poor.
International Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 18(11), 1424-1427.
k. Bagaimana cara pencegahan penularan penyakit pada kasus?
l. Apa hubungan keluhan utama dengan keluhan tambahan pada kasus?

3. Istri pasien pernah menderita radang paru sekitar 2 tahun yang lalu. Riwayat penyakit
dahulu: Riwayat darah tinggi tidak ada, Riwayat kencing manis tidak ada. Riwayat
asthma tidak ada, Riwayat minum OAT sebelumnya disangkal, Riwayat merokok ada.
a. Apa makna “Istri pasien pernah menderita radang paru sekitar 2 tahun yang lalu.”?
b. Apa makna “Riwayat penyakit dahulu: Riwayat darah tinggi tidak ada, Riwayat kencing
manis tidak ada. Riwayat asthma tidak ada, Riwayat minum OAT sebelumnya disangkal,
Riwayat merokok ada.”?
Pernyataan ini mencerminkan sejarah medis atau catatan tentang penyakit dan kebiasaan
seseorang dalam jangka waktu sebelumnya. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
bagian pernyataan tersebut:

- "Riwayat darah tinggi tidak ada": Ini berarti bahwa orang tersebut tidak pernah memiliki
masalah tekanan darah tinggi di masa lalu.
- "Riwayat kencing manis tidak ada": Ini mengindikasikan bahwa orang tersebut tidak
pernah mengalami diabetes sebelumnya.
- "Riwayat asthma tidak ada": Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak memiliki
riwayat penyakit asma.
- "Riwayat minum OAT sebelumnya disangkal": Ini menyiratkan bahwa orang tersebut
membantah atau tidak pernah minum obat anti tuberkulosis (OAT) sebelumnya. OAT
biasanya digunakan dalam pengobatan tuberkulosis.
- "Riwayat merokok ada": Ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki kebiasaan
10
merokok di masa lalu.
Riwayat merokok di masa lalu dapat memiliki hubungan dengan kondisi terkait pasien yang
terkena tuberkulosis (TBC) sebagai berikut:
1. Menurunkan kekebalan tubuh: Merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh,
sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi termasuk tuberkulosis.
Kondisi ini disebabkan oleh zat-zat beracun dalam asap rokok yang merusak jaringan
paru-paru dan mengganggu fungsi normal sistem kekebalan tubuh.
2. Penyembuhan yang lambat: Merokok dapat memperlambat proses penyembuhan dan
pemulihan tubuh. Ketika seseorang terkena infeksi TBC, merokok dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan bakteri dan memperburuk peradangan paru-paru.
Akibatnya, pasien dengan riwayat merokok mungkin membutuhkan waktu lebih lama
untuk pulih dan merespons pengobatan.
3. Penyulit dan risiko lebih tinggi: Merokok juga dapat meningkatkan risiko komplikasi dan
penyulit terkait tuberkulosis. Misalnya, seseorang yang merokok dan terkena TBC
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan bentuk aktif penyakit yang lebih
parah, seperti tuberkulosis paru yang meluas atau menyebar ke organ lain.
4. Respons terhadap pengobatan: Merokok dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan
TBC. Studi menunjukkan bahwa perokok aktif memiliki kemungkinan yang lebih tinggi
untuk tidak merespons pengobatan dengan baik atau mengalami kekambuhan penyakit
setelah pengobatan selesai. Merokok dapat mempengaruhi efek obat-obatan tuberkulosis
dan memperlambat pemulihan.

4. Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran composmentis, BB 45 kg. TB 165 cm. IMT : 16,52kg/m2. Tanda Vital: TD
110/70 mmHg. Nadi 100x/menit, pernapasan 24 x/menit, Suhu 36,6°C. SpO2: 96% dg
nasal kanul 3L/m.
NRS : 0
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik terkait kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan fisik terkait kasus?

5. Keadaan Spesifik :
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-)
Leher : Leher JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks : Paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris
Palpasi : Stem fremitus meningkat di
lapangan paru kanan dan kini atas
Perkusi : Redup di apeks kedua paru Auskultasi
: Vesikuler (+/+), dan rhonki kasar (+/+) di lapangan paru kanandan
kiri atas, Wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : Dalam batas normal
a. Bagaimana interpretasi keadaan spesifik terkait kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal keadaan spesifik terkait kasus?
c. Apa saja klasifikasi dari ronkhi?

Ronkhi adalah suara abnormal yang terdengar saat mengauskultasi (mendengarkan dengan
11
stetoskop) paru-paru seseorang. Ronkhi dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi
berdasarkan karakteristik suara dan lokasinya. Berikut adalah beberapa klasifikasi umum
dari ronkhi:

1. Ronkhi Vesikuler: Suara vesikuler normal adalah suara napas yang terdengar saat udara
masuk ke alveoli paru-paru. Jika ada gangguan pada aliran udara, seperti akibat penyempitan
saluran napas, ronkhi vesikuler dapat terdengar. Ronkhi ini biasanya terdengar rendah dan
halus.

2. Ronkhi Ronkiolitis: Ronkhi ronkiolitis terdengar sebagai suara berdengung atau berdesis
pada saluran napas kecil dan menengah. Ini dapat terjadi akibat peradangan atau sumbatan
pada saluran napas yang lebih kecil, seperti bronkiolitis atau bronkitis akut.

3. Ronkhi Wheezing: Ronkhi wheezing adalah suara napas yang terdengar sebagai
serangkaian bunyi tinggi, berdengung, atau bersiul. Ini sering terjadi pada kondisi seperti
asma bronkial, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau reaksi alergi pada saluran
napas.

4. Ronkhi Rales: Ronkhi rales adalah suara yang terdengar seperti krek-krek saat menghirup
atau menghembuskan napas. Ada dua jenis rales: rales basah dan rales kering. Rales basah
terdengar saat ada cairan di saluran napas, seperti dalam kasus pneumonia atau edema paru.
Rales kering terdengar saat terdapat gangguan pada saluran napas yang lebih kecil, seperti
fibrosis paru atau bronkitis kronik.

5. Ronkhi Pleural: Ronkhi pleural terdengar saat peradangan atau cairan mengisi rongga
pleura, yaitu lapisan yang melapisi paru-paru. Ini dapat terjadi pada kondisi seperti pleuritis
atau efusi pleura.

1. Reilly, J. J., & Silverman, E. K. (2013). Acoustic correlates of lung sounds. European
Respiratory Journal, 41(3), 795-807.

6. Pemeriksan Penunjang :
Laboratorium
Hb: 10,0 g%, Eritrosit 3.30 Juta/mm3, WBC: 7.500/mm³, Trombosit: 450.000/μl, Ht 30 %
LED 100 mm/jam, Hitung jenis 0/7/64/20/9. MCV 91 f1, MCH 30 pg, MCHC 33.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium terkait kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan laboratorium terkait kasus?
c. Apa Hubungan kasus tuberculosis dengan anemia?
Tuberkulosis (TB) dan anemia adalah dua kondisi medis yang dapat terjadi secara terpisah.
Namun, ada beberapa hubungan dan interaksi yang dapat terjadi antara keduanya. Berikut
adalah beberapa aspek hubungan antara kasus tuberkulosis dan anemia:

1. Anemia sebagai faktor risiko TB: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anemia dapat
menjadi faktor risiko untuk infeksi tuberkulosis. Anemia dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh dan membuat individu lebih rentan terhadap infeksi TB.

2. Anemia sebagai komplikasi TB: Tuberkulosis aktif yang tidak diobati dapat menyebabkan
berbagai komplikasi, termasuk anemia. Infeksi TB yang parah dapat menyebabkan
kerusakan jaringan paru-paru dan perdarahan yang berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan anemia.

3. Pengaruh TB pada produksi sel darah merah: Tuberkulosis dapat mempengaruhi produksi
12
sel darah merah dalam sumsum tulang, yang dapat berkontribusi pada perkembangan
anemia. Peradangan kronis yang terkait dengan TB dapat mengganggu proses pembentukan
sel darah merah dalam tubuh.

4. Anemia dan peningkatan risiko komplikasi TB: Anemia yang terjadi pada pasien TB dapat
memperburuk gejala TB, meningkatkan risiko kelelahan, menurunkan toleransi terhadap
obat anti-TB, dan memperlambat pemulihan.

Penting untuk diingat bahwa hubungan antara TB dan anemia bersifat kompleks, dan faktor-
faktor lain seperti malnutrisi, penyakit kronis lainnya, dan status imun individu dapat
mempengaruhi interaksi antara keduanya.
1. Golden, M. P., & Vikram, H. R. (2015). Extrapulmonary tuberculosis: an
overview. American Family Physician, 91(11), 811-818.
d. Mengapa pada pasien dengan Tuberkulosis dapat terjadi anemia?
Orang yang terkena tuberkulosis (TB) dapat mengalami anemia karena beberapa faktor yang
terkait dengan penyakit tersebut. Berikut adalah beberapa alasan mengapa TB dapat
menyebabkan anemia:

1. Peradangan kronis: Tuberkulosis adalah penyakit peradangan kronis yang dapat


menyebabkan pelepasan zat kimia peradangan di dalam tubuh. Peradangan kronis dapat
mengganggu produksi sel darah merah dalam sumsum tulang, menghambat pembentukan
dan perkembangan sel darah merah yang sehat. Akibatnya, jumlah sel darah merah dalam
tubuh dapat menurun, menyebabkan anemia.

2. Malnutrisi: Infeksi TB dapat mempengaruhi nafsu makan dan penyerapan nutrisi tubuh.
Penderita TB sering mengalami penurunan berat badan, kekurangan gizi, dan defisiensi zat
besi, vitamin B12, atau asam folat. Kekurangan nutrisi tersebut dapat berkontribusi pada
terjadinya anemia.

3. Kerusakan jaringan paru-paru: TB aktif yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan
jaringan paru-paru. Kerusakan ini dapat menyebabkan perdarahan internal atau perdarahan
kronis dari saluran pernapasan, yang dapat mengurangi jumlah sel darah merah dalam tubuh
dan menyebabkan anemia.

4. Efek samping obat anti-TB: Beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan TB dapat
menyebabkan efek samping, termasuk anemia. Misalnya, obat anti-TB seperti isoniazid atau
rifampisin dapat mempengaruhi produksi sel darah merah atau menyebabkan kerusakan pada
sel darah merah.
1. Monedero, I., Urbina, G., & Aragonés, J. L. (2015). Tuberculosis and
malnutrition. The European Respiratory Journal, 46(suppl 59), PA5407.

7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?


a. Bagaimana alur diagnosis khusus Tuberculosis Paru?
8. Apa saja diagnosis banding pada kasus?

13
9. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?
10. Apa diagnosis kerja pada kasus?
11. Bagaimana tata laksana pada kasus?
1. Preventif & promotif
• Pengidap TB paru dimintya menutup hidung dan mulutnya apabila mereka batuk dan
bersin
• Pengidap TB paru harus dipisahkan dari orang lain sampai tidak bisa menular lagi
Pencegahan untuk keluarga:
• Olahraga teratur, makan bergizi dan seimbang, istirahat cukup
• Hindari kegiatan yang melemahkan imunitas tubuh
• Lakukan imunisasi BCG pada bayi/anak
• Memakai masker khusus
• Lengkapi rumah dengan ventilasi cukup
• Menjemur di bawah sinar matahari semua bahan-bahan seperti selimut, wol, katun
Kesehatan Lingkungan:
• Hindari kerumunan orang banyak yang terlalu padat
• Tingkatkan ventilasi rumah
• Untuk anak usia <5 tahun, terutama balita yang tinggal serumah/kontak erat dengan
penderita TB dengan BTA (+), perlu dilakukan system skoring apabila skor <5, berikan
isoniazid sebgai profiklaksis dosis 5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan. Bila anak belum
mendapat imunisasi BCG, imunisasi diberikan setelah pengobatan dan pencegahan
selesai

14
12. Apa saja komplikasi pada kasus?
13. Bagaimana prognosis pada kasus?
KDU
Tb paru tanpa komplikasi 4
Tb paru dengan komplikasi  3A
Tb ekstra paru  3B
Anemia defisiensi zat besi > 4A
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
14. Bagaimana SKDU terkait kasus?

15
15. NNI terkait kasus?
a. Q.S. Yunus : 57
b. Q.S. Al-Baqoroh : 195
c. Q.S. An-Nisaa’ : 29
Surat An-Nisa Ayat 29
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل ِإٓاَّل َأن َتُك وَن ِتَٰج َر ًة َعن َتَر اٍض ِّم نُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن ِبُك ْم َرِح يًم ا‬

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulū amwālakum bainakum bil-bāṭili illā an takụna


tijāratan 'an tarāḍim mingkum, wa lā taqtulū anfusakum, innallāha kāna bikum raḥīmā
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
d. HR. Malik, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi, Al-Hakim (Tidak boleh ada bahaya dan tidak
boleh membahayakan orang lain)
TIDAK BOLEH MEMBAHAYAKAN ORANG LAIN
‫ اَل َض َرَر َو اَل ِض َر اَر‬: ‫َع ْن َأِبـْي َسِع ْيٍد َس ْع ِد ْبِن َم اِلِك ْبِن ِس َناٍن اْلـُخْد ِرِّي َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأَّن َرُسْو َل ِهللا َص َّلـى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬

Dari Abû Sa’îd Sa’d bin Mâlik bin Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang
lain.”
e. HR. Al-Hakim (Jagalah yang lima sebelum datang lima perkara)

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai