PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
A. ALFANDY JAHARUDDIN
F081201045
PENDAHULUAN
ide , pendapat dan bahkan memberi informasi. Menurut Wijana & Rohmadi, pada
dilatar belakangi oleh berbagai faktor yang diantaranya faktor usia, faktor
keagamaan ataupun latar belakang geografis dan lainnya (2006: 45-46). Oleh
karena itu, setiap negara mempunyai cara berkomunikasi yang berbeda dan
memiliki ciri khas tersendiri terhadap bahasa yang dimiliki. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap negara memiliki bahasa yang digunakan oleh masyarakat di negara
tersebut.
berdasarkan menarik atau tidak materi yang disampaikan, tetapi juga cara
Turner, 2008). Ketika berkomunikasi dalam lingkup yang luas, iklan atau
1
Menurut Rogers dan Storey dalam Ruslan 2008: 23, bahwa kampanye
Sebuah iklan atau kampanye dibuat untuk mempengaruhi cara berpikir dan
sebuah iklan atau kampanye dibangun untuk mengingatkan khalayak pada citraan
tertentu. Citraan muncul dari penggunaan gaya bahasa yang digunakan dalam
sebuah iklan, sehingga khalayalak ramai tertarik terhadap hal yang digagas dalam
penggunaan bahasa tertentu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula
Dari sekian banyak gaya bahasa, metafora menjadi gaya bahasa yang
menarik untuk dikaji, karena metafora merupakan gaya bahasa yang kerap hadir
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Johnson & Lakoff (1980: 3), cara kita
berpikir dan bertindak pada dasarnya bersifat metaforis. Dalam kehidupan sehari-
2
hari, secara sadar atau tidak, melalui cara berpikir dan bertindak kita, sudah
Metafora atau 隠喩 (Inyu) dalam bahasa Jepang, yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal dengan hal yang lain, karena
adanya kemiripan atau kesamaannya (Sutedi, 2011: 210). Menurut Tarigan (1986:
15), metafora dapat menolong seorang pembicara atau penulis melukiskan satu
gambaran yang jelas melalui komparasi atau kontras. Lakoff dan Johnson
Salah satu bentuk kampanye atau iklan menarik untuk dibahas dan dikaji
salah satu masalah kesehatan global yang mendalam dan kompleks. Praktik
dilengkapi dengan gambar visual yang kuat dan menarik perhatian. Hal ini
3
bertujuan untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan meningkatkan
efektivitas iklan.
dalam kampanye anti merokok di Jepang yang kemudian penulis paparkan dalam
merokok di Jepang;
4
1. Bagaimana penggunaan metafora pada iklan atau kampanye anti merokok
di Jepang?
1.4.1. Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
merokok di Jepang.
5
3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan acuan bagi penelitian
dengan teori yang sama atau bagi penelitian yang menggunakan objek yang
serupa.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berfungsi sebagai pengarah dalam kegiatan penelitian atau sebagai alat untuk
alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan
proporsi yang disusun secara sistematis. Landasan teori harus relevan dengan
tujuan penelitian, maka teori yang dipilih harus sesuai dengan yang diteliti. Sesuai
penggunaan metafora dalam iklan atau kampanye anti merokok di Jepang dengan
2.1.1. Wacana
Menurut Eriyanto (2001: 1), kata wacana adalah salah satu kata yang
sering disebut saat ini selain demokrasi, hak asasi manusia, masyarakat sipil, dan
lingkungan hidup. Akan tetapi, seperti umumnya banyak kata, semakin tinggi
disebut dan dipakai kadang bukan makin jelas tetapi makin membingungkan dan
rancu. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari
7
Dalam studi sosiologi, wacana menunjuk terutama pada hubungan antara
konteks sosial dari penggunaan bahasa. Pada defenisi dalam linguistik, wacana
merupakan unit bahasa yang paling besar dari sebuah kalimat. Analisis wacana
dalam studi linguistik ini merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal yang
lebih memperhatikan pada unit kata, frase, atau kalimat semata tanpa melihat
formal, justru memusatkan perhatian pada level di atas kalimat seperti hubungan
gramatikal yang terbentuk pada level yang lebih besar dari kalimat.
wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan
berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi besar dari berbagai definisi, titik
penganut aliran ini, bahasa dilihat sebgai jembatan antara manusia dengan objek
diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh
memiliki hubungan dengan pengalaman empiris. Salah satu ciri dari pemikiran ini
8
adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Dalam kaitannya dengan analisis
wacana, konsekuensi logis, dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu
sebab yang penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar
menurut kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu, tata bahasa, kebenaran
padangan konsrtuktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk
memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai
sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Dalam hal ini,
tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri dari sang pembicara. Oleh
9
pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu
pada posisi pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang
dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Seperti
faktor hubungan kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana yang pada
perilakunya. Hal inilah yang melahirkan paradigma kritis. Analisis wacana tidak
paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses
produksi dan reproduksi makna. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang
netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikirannya karena sangat
berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat.
Bahasa di sini tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar diri si
membongkar yang ada dalam setiap proses bahasa: batasan-batasan apa yang
diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang
10
dibicarakan. Dengan pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu
6)
tersebut dibutuhkan teori yang tepat untuk dapat menarik relasi antara tujuan
tersebut dengan isi dari iklan atau kampanye anti merokok tersebut.
Ada banyak model analisis wacana dari berbagai ahli. Dari sekian banyak
model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli,
model Van Dijk adalah model yang paling sering dipakai. Hal ini bisa saja karena
dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh Van Dijk ini sering disebut
sebagai “kognisi sosial”. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup
hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu
memperoleh pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Kalau ada teks yag
produksi teks itu bekerja, kenapa teks tersebut memarjinalkan wanita. Proses
produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van dijk, melibatkan suatu proses
11
yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari
dan proses terbentuknya suatu teks. Suatu teks yang cenderung memarjinalkan
posisi wanita, misalnya lahir karena kognisi atau kesadaran mental di antara
rendah. Sehingga teks di sini hanya bagian kecil saja dari praktik wacana yang
merendakan wanita. Oleh karena itu, penelitian mengenai wacana tidak bisa
begian kecil dari struktur besar masyarakat. Pendekatan yang dikenal sebagai
Menurut Van Dijk dalam Eriyanto, teks bukan sesuatu yang datang dari
langit, bukan juga suatu ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi, teks dibentuk
dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Kalau ada teks
memarjinalkan wanita, bukan berarti teks tersebut suatu ruang hampa, bukan pula
sesuatu yang datang dari langit. Teks itu hadir dan bagian dari representasi yang
masyarakat yang patriarkal. Di sini ada dua bagian: teks yang mikro yang
berupa struktur sosial yang patriarkal. Van Dijk membuat suatu jembatan yang
wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial.
Kognisi sosial tersebut memilihi dua arti. Di satu sisi ia menunjukkan bagaimana
12
proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan atau media, di sisi lain ia
dan diserap oleh kognisi wartawan, dan akhirnya digunakannya untuk membuat
teks berita.
2.1.4. Metafora
2つの事物.概念の何らかの類似性に基づき、一方の事物.概念を表
す語で、他方の事物.概念を表すという比喩です。すでに見た「あい
つはブタだ」という文における「ブタ」は隠喩です。つまり、「ブタ」
と呼ばれる動物の何らかの特徴と「あいつ」という言葉で指示されて
いる人何らかの特徴類似性に基づき、その人の特徴を「ブタ」と表現
しているわけです。
Menurut Knowles dan Moon (2006: 3-4), metafora adalah bahasa yang
merujuk pada sesuatu lebih dari arti harfiah agar dapat terbentuk suatu hubungan
13
antara dua hal yang mempunyai kemiripan. Kemudian Knowles dan Moon juga
menjelaskan bahwa fungsi metafora dalam sebuah penulisan adalah sebagai alat
bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal atau perkara, dengan
cara mengumpamakannya dengan perkara atau hal lain, berdasarkan pada sifat
kemiripan/kesamaannya.
Menurut Lakoff dan Johnson (1980: 3), metafora seharusnya sudah bukan
hal baru lagi dalam kehidupan kita karena pada dasarnya selain berbahasa, cara
bertindak dan berpikir kita sudah dipengaruhi oleh metafora secara alamiah. Teori
Metaphor Theory) disingkat CMT. Dalam CMT, terdapat dua ranah konseptual,
yaitu ranah sumber dan ranah sasaran. Ranah sumber (Source Domain) digunakan
untuk memahami konsep abstrak dalam ranah sasaran (Target Domain), umumnya
berupa hal-hal yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ranah sumber
ini lebih bersifat konkret, sedangkan dalam ranah sasaran bersifat abstrak.
Dalam Lakoff dan Johnson dijelaskan bahwa esensi dari metafora adalah
kita dapat mengerti dan mengalami sesuatu hal melalui proses pemahamannya
akan hal lain yang telah dipahami sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa
14
metafora bukan sekedar kata-kata tetapi merupakan fakta bahwa proses berpikir
Berdasarkan teori Johnson dan Lakoff (1980: 14), jenis- jenis metafora
dibagi menjadi tiga, antara lain metafora struktural, metafora orientasional, dan
a. Metafora Struktural
Menurut Knowles & Moon (2006: 33), metafora struktural adalah konsep
yang dibentuk secar metaforis melalui penggunaan konsep yang lain. Metafora
b. Metafora Orientasional
tempat yang dapat ditentukan melalui pengalaman fisik manusia, seperti naik-
Metafora ini diawali dengan kenyataan bahwa kita mempunya tubuh yang dapat
c. Metafora Ontologis
15
merupakan metafora yang mengubah suatu peristiwa, aktivitas, ide, dan emosi
sudah ada sebelumnya yang cukup relevan dengan penelitian saat ini. Penelitian
yang membahas tentang analisis metafora pada iklan atau kampanye dengan
pendekatan analisis wacana telah banyak diteliti oleh peneliti di Indonesia. Hal ini
yang ditemukan oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengacu pada beberapa
karya ilmiah yang memiliki persamaan teori yang digunakan. Adapun di bawah
Politik Shinzo Abe dalam Konteks Krisis Covid 19” oleh M. Nur Mufaddal
Sahlan pada tahun 2022 dari Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini
yang digunakan oleh Shinzo Abe dalam pidato politik mengenai penyebaran
dan makna kontekstual pada penggunaan metafora pada pidato politik Shinzo
16
Data dari pidato politik Shinzo Abe didapat dari situs internet. Data
pendukung juga didapat dari berbagai jurnal, penelitian, buku dan berbagai
Majalah Very Edisi 9 September 2014” oleh Nadia Nur Maemunah dari
diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai jenis metafora yang terdapat di
dalam Iklan Produk Kecantikan pada Majalah Very, edisi 9 September 2014,
serta jenis metafora yang sering muncul di dalam Iklan Produk Kecantikan
pada Majalah Very, edisi 9 September 2014? Penelitian ini adalah penelitian
gaya bahasa yang digunakan dalam slogan iklan minuman teh dan kopi di
televisi, dan makna yang terkandung dalam slogan iklan. Subjek penelitian
adalah slogan iklan minuman teh dan kopi yang ditayangkan pada beberapa
saluran televisi. Objek penelitian adalah gaya bahasa yang terdapat pada
slogan iklan minuman teh dan kopi edisi tahun 2011-2013. Data diperoleh
dari slogan iklan produk minuman teh dan kopi di televisi yang berupa frasa,
kalimat dan gambar iklan produk minuman. Metode penelitian ini adalah
17
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
mengenai metafora sudah banyak dilakukan, kususnya pada iklan. Pada penelitian
ini membahas mengenai analisis penggunaan metafora dalam iklan anti merokok
di Jepang.
18
2.3. Kerangka Pikir
Metafora
Analisis
Kesimpulan
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nazir,
iklan atau kampanye anti merokok di Jepang, serta menganalisis dampak dari
(2013: 10), metode penelitian deksriptif kualitatif adalah sebuah metode yang
analisis wacana iklan, yakni pendekatan dalam ilmu linguistik yang penerapannya
dengan menganalisis wacana berupa iklan atau kampanye anti rokok di Jepang.
research atau studi kepustakaan. Menurut Nazir (1998: 111), studi kepustakaan
20
dengan kasus yang dipecahkan. Objek yang menjadi acuan dalam penelitian ini
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung didapatkan dari objek
material yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini, data primer
didapatkan dari beberapa iklan atau kampanye dari Jepang. Data berupa iklan atau
kampanye tersebut bisa dari kampanye tertulis dari brosur, maupun iklan layanan
masyarakat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tambahan yang mendukung data primer. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka berupa
skripsi dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian dan fokus
masalahnya. Selain itu, terdapat juga beberapa data dari internet yang disusun
pendekatan analisis wacana iklan. Teori ini sudah umum dilakukan dalam
mengkaji wacana berupa iklan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menelaah
secara mendalam mengenai penggunaan metafora dalam iklan atau kampanye anti
merokok di Jepang.
21
Pendekatan analisis wacana digunakan dalam menganalisis penggunaan
metafora dalam iklan atau kampanya anti merokok di Jepang. Metode ini terbatas
hanya pada iklan atau kampanye anti merokok dalam bentuk tulisan atau melalui
terhadap topik yang menarik untuk diteliti, penulis memilih iklan atau
penelitian;
22
DAFTAR PUSTAKA
Lazfihma. 2014. Analisis Gaya Bahasa dalam Slogan Iklan Minuman di Televisi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nur Maemunah, Nadiah. 2017. Metafora Jepang dalam Iklan Majalah Very Edisi
9 September 2014. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sahlan, M. Nur Mufaddal. 2022. Metafora dalam Teks Pidato Politik Shinzo Abe
dalam Konteks Krisis Covid 19. Makassar: Universitas Hasanuddin.
23
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
24