Artikel Ipa
Artikel Ipa
IPA atau sains pada tingkat sekolah sendiri. Dengan demikian IPA harus
pelajaran yang berperan penting mencari tahu dan cara berpikir dalam
era global. Dilihat dari tujuan konsep, prinsip saja melainkan juga
mengenai fenomena alam serta dapat yang faktual (factual), baik berupa
sikap ilmiah pada diri siswa. harus dipandang sebagai ilmu untuk
mencari tahu dan cara berpikir dalam
upaya memahami fenomena alam,
namun bukan hanya kumpulan memahami lingkungan hidup dan
pengetahuan yang berupa fakta, masalah-masalah lain yang dihadapi
konsep, prinsip saja melainkan juga oleh masyarakat modern yang sangat
sebagai suatu proses penemuan dan bergantung pada perkembangan ilmu
pengembangan. Oleh karena itu guru pengetahuan dan teknologi, termasuk
harus menggunakan pendekatan juga masalah sosial
pembelajaran yang berpusat kepada kemasyarakatan”. Literasi sains
siswa sehingga siswa lebih banyak dikatakan sangat penting untuk
sebagai penerima ilmu dan dikuasai karena melihat ilmu
mengalami pembelajaran IPA secara pengetahuan dan teknologi yang
utuh. mengalami perkembangan pada
zaman sekarang maka setiap individu
Pembelajaran IPA akan lebih
dituntut untuk mampu berpikir secara
bermakna serta dapat berguna dalam
logis, kritis, kreatif, dan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya
berkomunikasi dalam berbagai
manusia, jika menerapkan
bidang.
pembelajaran yang membuat siswa
dapat mengembangkan pengetahuan Kemampuan literasi sains pada setiap
dan kemampuan mengaplikasikan individu perlu ditingkatkan terutama
ilmunya dalam menghadapi pada siswa sekolah dasar. Salah satu
permasalahan di kehidupan sehari- alternatif untuk meningkatkan
hari. Salah satu keterampilan yang kemampuan literasi sains pada siswa
penting untuk mengembangkan sekolah dasar yaitu dengan
pengetahuan dan kemampuan menerapkan pendekatan
memutuskan masalah adalah literasi pembelajaran yang dapat memotivasi
sains. siswa agar tertarik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Pendekatan
Menurut Rahayuni (2016) "literasi
yang tepat diterapkan dalam
IPA merupakan suatu hal yang
meningkatkan kemampuan literasi
sangat penting untuk dikuasai setiap
sains yaitu pendekatan STEM
individu karena hal ini berkaitan erat
(Science, technology, engineering
dengan bagaimana seseorang dapat
and mathematics).
Dengan menggunakan pendekatan cara ilmiah untuk mendapatkan data
STEM proses pembelajaran akan dengan tujuan dan kegunaan
lebih variatif dan inovatif sehingga tertentu”. Metode yang digunakan
dapat mempelajari berbagai konsep dalam penelitian ini adalah metode
akademik yang disandingkan dengan penelitian deskriptif, untuk
dunia nyata. Pembelajaran STEM memperoleh data yang relevan dan
dapat membantu siswa memperoleh sesuai dengan kebutuhan yang
pengetahuan yang lengkap, lebih berkaitan dengan penelitian, maka
terampil dalam menangani masalah diperlukan teknik pengumpulan data.
kehidupan yang nyata dan Adapun teknik pengumpulan data
mengembangkan pemikiran kritis dalam penelitian ini yaitu dengan
siswa. STEM merupakan sebuah dengan menggunakan studi pustaka,
pendekatan yang efektif dalam menurut Sugiyono (2012: 291) “studi
menerapkan pembelajaran Tematik pustaka berkaitan dengan kajian
Integratif karena menggabungkan teoritis dan referensi lain yang
empat bidang pokok dalam berkaitan dengan nilai, budaya dan
pendidikan yaitu ilmu pengetahuan, norma yang berkembang pada situasi
teknologi, teknik, dan matematika. sosial yang diteliti, selain itu studi
pustaka sangat penting dalam
Berdasarkan latar belakang yang
melakukan penelitian, hal ini
telah diuraikan di atas, penulis
dikarenakan penelitian tidak akan
tertarik untuk membahas lebih lanjut
lepas dari literatur-literatur ilmiah”.
mengenai pendekatan pembelajaran
Oleh karena itu, peneliti membaca
STEM dalam meningkatkan
dan menganalisis sumber-sumber
kemampuan literasi sains siswa
tertulis berupa buku, jurnal, artikel,
sekolah dasar.
hasil kajian dari peneliti terdahulu
kemudian menguraikan teori-teori
begitu siswa akan memiliki skor 383. Pada tahun 2012 Indonesia
menduduki peringkat ke-64 dari total
65 negara dengan perolehan nilai pembelajaran, STEM saat ini
saat itu yaitu 382. Selanjutnya, pada menjadi alternatif pendekatan
tahun 2015 Indonesia berada pada pembelajaran untuk meningkatkan
peringkat ke-64 dari 72 negara yang kemampuan literasi sains siswa.
ikut serta, dengan perolehan skor STEM adalah akronim dari Science,
yaitu 403’. Peneliti Finna Fitariya Technology, Engineering and
(2018) mengatakan bahwa Mathematics. Menurut Revee (dalam
kemampuan literasi sains siswa Muthi’ik, 2018: 7) menjelaskan
masih sangat rendah, hal ini terbukti bahwa ‘pendidikan STEM sebagai
disebabkan oleh kurangnya motivasi pendekatan interdisiplin, yang di
belajar siswa pada mata dalamnya siswa dituntut untuk
pembelajaran IPA , ini terlihat pada memiliki pengetahuan dan
saat pembelajaran IPA berlangsung keterampilan pada bidang ilmu
siswa nampak tidak serius dan pengetahuan, teknologi, rekayasa dan
bersifat pasif. Siswa hanya matematika’. Pendekatan STEM ini
mempelajari produk dan menggabungkan keempat disiplin
menghafalkan materi, pembelajaran ilmu secara terpadu ke dalam metode
hanya berusaha memberikan pembelajaran berbasis masalah.
pengetahuan atau fakta saja tanpa Pendekatan STEM menuntut siswa
adanya proses penemuan sendiri. agar memiliki pengetahuan dan
Rendahnya kemampuan literasi sains keterampilan secara bersamaan untuk
siswa di Indonesia disebabkan oleh menyelesaikan suatu permasalahan
beberapa faktor yaitu, kurikulum dan serta memiliki pengetahuan dan
sistem pendidikan, pemilihan keterampilan pada bidang ilmu
pendekatan, metode dan model tersebut.
pengajaran oleh guru, sarana dan
Dalam bidang sains, siswa dituntut
fasilitas belajar, sumber belajar,
untuk mampu menggunakan ilmu
bahan ajar dan lain sebagainya.
pengetahuan alam yang diperolehnya
Kemampuan literasi sains dalam dalam menyelesaikan suatu masalah
proses pembelajaran disekolah tidak dikehidupannya sehari-hari.
terlepas dari pendekatan Dibidang teknologi, siswa dituntut
untuk mampu berkolaborasi dalam Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan teknologi untuk pendekatan pembelajaran STEM
menyampaikan informasi maupun akan membentuk karakter siswa
untuk mengolah data yang karena STEM menuntut pola pikir
ditemukan. Pada bidang teknik, siswa menjadi pemecah masalah,
siswa mengkolaborasikan hasil penemu, inovator, melek teknologi,
temuannya untuk mencari solusi- membangun kemandirian, berpikir
solusi yang tepat atau bahkan logis dan kritis serta mampu
menciptakan suatu produk. Dalam menghubungkan ilmu yang
bidang matematika, siswa dapat diperolehnya dengan kehidupan
menggunakan ilmu matematika yang sehari-harinya. Selain itu pendekatan
dimilikinya ketika mereka mengolah STEM dapat mendorong siswa untuk
data. mengasah kognitif, afektif,
psikomotor, mendesain,
Pendekatan STEM perlu
mengembangkan, memanfaatkan
menekankan beberapa aspek dalam
teknologi dan mengaplikasikannya
proses pembelajaran yaitu, 1)
dalam kehidupan nyata.
mengajukan pertanyaan (science)
dan mendefinisikan masalah Pendekatan pembelajaran STEM
(engineering), 2) mengembangkan memiliki lima tahap dalam
dan menggunakan model, 3) pelaksanaannya, seperti yang
merencanakan dan melakukan dikemukakan oleh Syukri (dalam
investigasi, 4) menganalisis dan Muharomah 2017) yaitu “observe,
menafsirkan data (mathematics), 5) new idea, innovation, creativity dan
menggunakan matematika, teknologi society”. Adapun langkah-langkah
informasi dan computer, dan berpikir dalam pendekatan pembelajaran
komputasi, 6) membangun STEM adalah sebagai berikut :
eksplanasi (science) dan merancang
1) Langkah pengamatan (observe)
solusi (engineering), 7) terlibat
Siswa dimotivasi untuk melakukan
dalam argumen berdasarkan bukti, 8)
pengamatan terhadap berbagai
memperoleh, mengevaluasi, dan
fenomena yang ada dilingkungan dan
mengkomunikasikan informasi.
kehidupan sehari-hari yang memiliki yaitu: 1) Menumbuhkan pemahaman
keterkaitan dengan konsep sains tentang hubungan antara prinsip,
dalam pembelajaran yang sedang konsep, dan keterampilan domain di
dibahas. disiplin tertentu. 2) Membangkitkan
rasa ingin tahu siswa dan memicu
2) Langkah ide baru (new idea)
imajinasi kreatif mereka dan berpikir
Siswa mengamati dan mencari
kritis. 3) Membantu siswa untuk
informasi tambahan mengenai
memahami dan mengalami proses
berbagai fenomena yang
penyelidikan ilmiah. 4) Mendorong
berhubungan dengan sains, setelah
kolaborasi pemecahan masalah dan
itu siswa memikirkan ide baru dari
saling ketergantungan dalam kerja
informasi yang didapatkan.
kelompok.5)Memperluas
3) Langkah inovasi (innovation) pengetahuan siswa diantaranya
Siswa diminta untuk menguraikan pengetahuan matematika dan ilmiah.
hal-hal apa saja yang harus dilakukan 6) Membangun pengetahuan aktif
agar ide yang telah dihasilkan pada dan ingatan melalui pembelajaran
langkah sebelumnya dapat mandiri. 7) Memupuk hubungan
diaplikasikan. antara berpikir, melakukan, dan
dimiliki oleh siswa terhadap ide yang telah dipaparkan, penerapan literasi