Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN IPA BERBASIS yang terjadi pada lingkungan

STEMUNTUK MENINGKATKAN masyarakatnya dalam berbagai


LITERASI SAINS SISWA
SEKOLAH DASAR bidang seperti ekonomi, kesehatan

Alifa Zahra*, Novita Sari*, Riska dan bidang lainnya. Proses


Ramadhania*, Vira Alya Nurazizah* pembelajaran IPA selama ini hanya
Kata Kunci: Literasi Sains, dilakukan di dalam kelas, siswa
Pendekatan STEM, Pembelajaran hanya mempelajari produk dan
STEM menghafalkan materi.
Pembelajarannya hanya berusaha
memberikan pengetahuan atau fakta
ABSTRAK saja tanpa adanya proses penemuan

IPA atau sains pada tingkat sekolah sendiri. Dengan demikian IPA harus

dasar merupakan salah satu mata dipandang sebagai ilmu untuk

pelajaran yang berperan penting mencari tahu dan cara berpikir dalam

dalam pendidikan karena sains dapat upaya memahami fenomena alam,

menjadi bekal bagi siswa dalam namun bukan hanya kumpulan

menghadapi berbagai tantangan di pengetahuan yang berupa fakta,

era global. Dilihat dari tujuan konsep, prinsip saja melainkan juga

pendidikan IPA di sekolah dasar sebagai suatu proses penemuan dan

yaitu mengembangkan pengetahuan pengembangan. Oleh karena itu guru

dan pemahaman konsep-konsep sains harus menggunakan pendekatan

yang bermanfaat dan dapat pembelajaran yang berpusat kepada

diterapkan dalam kehidupan sehari- siswa sehingga siswa lebih banyak

hari. Pada kenyataannya sebagai penerima ilmu dan

pembelajaran IPA saat ini, siswa mengalami pembelajaran IPA secara

mengalami kesulitan dalam utuh. Pembelajaran IPA akan lebih

menggunakan sains ketika diterapkan bermakna serta dapat berguna dalam

dalam kehidupannya sehari-hari, meningkatkan kualitas sumber daya

misalnya untuk memecahkan manusia, jika menerapkan

berbagai permasalahan yang ada pembelajaran yang membuat siswa

pada dirinya maupun permasalahan dapat mengembangkan pengetahuan


dan kemampuan mengaplikasikan menggunakan pendekatan
ilmunya dalam menghadapi konvensional, pembelajaran kurang
permasalahan di kehidupan sehari- memiliki daya tarik, aktivitas belajar
hari. Salah satu keterampilan yang sepenuhnya dikendalikan oleh guru
penting untuk mengembangkan (teacher centered) sehingga siswa
pengetahuan dan kemampuan tidak memiliki kamampuan
memutuskan masalah adalah literasi memecahkan masalah, pada akhirnya
sains.Metode yang digunakan dalam kualitas proses dan hasil belajar IPA
penelitian ini adalah metode belum mencapai tujuan yang
penelitian deskriptif, untuk diharapkan. Dalam kurikulum 2013
memperoleh data yang relevan dan mata pelajaran IPA merupakan mata
sesuai dengan kebutuhan yang pelajaran yang di dalamnya terdapat
berkaitan dengan penelitian, maka literasi sains. Seperti yang telah
diperlukan teknik pengumpulan data. diuraikan pada bagian pembahasan,
Adapun teknik pengumpulan data kemampuan literasi sains begitu
dalam penelitian ini yaitu dengan penting untuk dikuasai dan dimiliki
dengan menggunakan studi pustaka, oleh setiap individu. Fenomena
hal ini dikarenakan penelitian tidak terkait rendahnya literasi sains di
akan lepas dari literatur-literatur Indonesia menunjukkan bahwa dunia
ilmiah”. Oleh karena itu, peneliti pendidikan di Indonesia masih perlu
membaca dan menganalisis sumber- berbenah diri. Salah satunya dengan
sumber tertulis berupa buku, jurnal, menerapkan pembelajaran yang
artikel, hasil kajian dari peneliti berorientasi pada siswa aktif,
terdahulu kemudian menguraikan pembelajaran dengan menggunakan
teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan STEM menuntut siswa
obyek penelitian selanjutnya teori agar memiliki pengetahuan dan
tersebut dikembangkan dan ditarik keterampilan secara bersamaan untuk
kesimpulan. Fenomena yang terjadi menyelesaikan suatu permasalahan
pada saat ini dalam proses serta melatih siswa dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menerapkan pengetahuannya sebagai
pada umumnya pembelajaran masih bentuk pemecahan masalah terkait
lingkungan dengan memanfaatkan Pada kenyataannya pembelajaran
teknologi. IPA saat ini, siswa mengalami
kesulitan dalam menggunakan sains
ketika diterapkan dalam
kehidupannya sehari-hari, misalnya

PENDAHULUAN untuk memecahkan berbagai


permasalahan yang ada pada dirinya
IPA atau sains pada tingkat
maupun permasalahan yang terjadi
sekolah dasar merupakan salah satu
pada lingkungan masyarakatnya
mata pelajaran yang berperan penting
dalam berbagai bidang seperti
dalam pendidikan karena sains dapat
ekonomi, kesehatan dan bidang
menjadi bekal bagi siswa dalam
lainnya. Proses pembelajaran IPA
menghadapi berbagai tantangan di
selama ini hanya dilakukan di dalam
era global. Dilihat dari tujuan
kelas, siswa hanya mempelajari
pendidikan IPA di sekolah dasar
produk dan menghafalkan materi.
yaitu mengembangkan pengetahuan
Pembelajarannya hanya berusaha
dan pemahaman konsep-konsep sains
memberikan pengetahuan atau fakta
yang bermanfaat dan dapat
saja tanpa adanya proses penemuan
diterapkan dalam kehidupan sehari-
sendiri.
hari. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nahdi, dkk (2018: 10) yang Menurut Wisudawati dan

mengatakan bahwa pembelajaran Sulistyowati (2014: 22) berpendapat

IPA bertujuan untuk membantu bahwa “IPA merupakan rumpun

siswa menguasai, memahami ilmu, memiliki karakteristik khusus

sejumlah fakta dan konsep IPA yang mempelajari fenomena alam

mengenai fenomena alam serta dapat yang faktual (factual), baik berupa

menerapkannya dalam kehidupan kenyataan (reality) atau kejadian

sehari-hari yang dapat (events) dan hubungan sebab

mengembangkan dan menanamkan akibatnya”. Dengan demikian IPA

sikap ilmiah pada diri siswa. harus dipandang sebagai ilmu untuk
mencari tahu dan cara berpikir dalam
upaya memahami fenomena alam,
namun bukan hanya kumpulan memahami lingkungan hidup dan
pengetahuan yang berupa fakta, masalah-masalah lain yang dihadapi
konsep, prinsip saja melainkan juga oleh masyarakat modern yang sangat
sebagai suatu proses penemuan dan bergantung pada perkembangan ilmu
pengembangan. Oleh karena itu guru pengetahuan dan teknologi, termasuk
harus menggunakan pendekatan juga masalah sosial
pembelajaran yang berpusat kepada kemasyarakatan”. Literasi sains
siswa sehingga siswa lebih banyak dikatakan sangat penting untuk
sebagai penerima ilmu dan dikuasai karena melihat ilmu
mengalami pembelajaran IPA secara pengetahuan dan teknologi yang
utuh. mengalami perkembangan pada
zaman sekarang maka setiap individu
Pembelajaran IPA akan lebih
dituntut untuk mampu berpikir secara
bermakna serta dapat berguna dalam
logis, kritis, kreatif, dan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya
berkomunikasi dalam berbagai
manusia, jika menerapkan
bidang.
pembelajaran yang membuat siswa
dapat mengembangkan pengetahuan Kemampuan literasi sains pada setiap
dan kemampuan mengaplikasikan individu perlu ditingkatkan terutama
ilmunya dalam menghadapi pada siswa sekolah dasar. Salah satu
permasalahan di kehidupan sehari- alternatif untuk meningkatkan
hari. Salah satu keterampilan yang kemampuan literasi sains pada siswa
penting untuk mengembangkan sekolah dasar yaitu dengan
pengetahuan dan kemampuan menerapkan pendekatan
memutuskan masalah adalah literasi pembelajaran yang dapat memotivasi
sains. siswa agar tertarik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Pendekatan
Menurut Rahayuni (2016) "literasi
yang tepat diterapkan dalam
IPA merupakan suatu hal yang
meningkatkan kemampuan literasi
sangat penting untuk dikuasai setiap
sains yaitu pendekatan STEM
individu karena hal ini berkaitan erat
(Science, technology, engineering
dengan bagaimana seseorang dapat
and mathematics).
Dengan menggunakan pendekatan cara ilmiah untuk mendapatkan data
STEM proses pembelajaran akan dengan tujuan dan kegunaan
lebih variatif dan inovatif sehingga tertentu”. Metode yang digunakan
dapat mempelajari berbagai konsep dalam penelitian ini adalah metode
akademik yang disandingkan dengan penelitian deskriptif, untuk
dunia nyata. Pembelajaran STEM memperoleh data yang relevan dan
dapat membantu siswa memperoleh sesuai dengan kebutuhan yang
pengetahuan yang lengkap, lebih berkaitan dengan penelitian, maka
terampil dalam menangani masalah diperlukan teknik pengumpulan data.
kehidupan yang nyata dan Adapun teknik pengumpulan data
mengembangkan pemikiran kritis dalam penelitian ini yaitu dengan
siswa. STEM merupakan sebuah dengan menggunakan studi pustaka,
pendekatan yang efektif dalam menurut Sugiyono (2012: 291) “studi
menerapkan pembelajaran Tematik pustaka berkaitan dengan kajian
Integratif karena menggabungkan teoritis dan referensi lain yang
empat bidang pokok dalam berkaitan dengan nilai, budaya dan
pendidikan yaitu ilmu pengetahuan, norma yang berkembang pada situasi
teknologi, teknik, dan matematika. sosial yang diteliti, selain itu studi
pustaka sangat penting dalam
Berdasarkan latar belakang yang
melakukan penelitian, hal ini
telah diuraikan di atas, penulis
dikarenakan penelitian tidak akan
tertarik untuk membahas lebih lanjut
lepas dari literatur-literatur ilmiah”.
mengenai pendekatan pembelajaran
Oleh karena itu, peneliti membaca
STEM dalam meningkatkan
dan menganalisis sumber-sumber
kemampuan literasi sains siswa
tertulis berupa buku, jurnal, artikel,
sekolah dasar.
hasil kajian dari peneliti terdahulu
kemudian menguraikan teori-teori

METODE yang berkaitan dengan obyek


penelitian selanjutnya teori tersebut
Menurut Sugiyono (2017: 3)
dikembangkan dan ditarik
“metode penelitian diartikan sebagai
kesimpulan.
scientific matters underlying
national and local decisions, to
HASIL DAN PEMBAHASAN
express positions that are
Fenomena yang terjadi pada saat scientifically and technologically
ini dalam proses pembelajaran IPA informed, and to assess the quality of
di Sekolah Dasar pada umumnya scientific information on the basis of
pembelajaran masih menggunakan its sources and the methods used to
pendekatan konvensional, generate such information.
pembelajaran kurang memiliki daya
Dari pendapat di atas dapat diartikan
tarik, aktivitas belajar sepenuhnya
bahwa literasi sains adalah
dikendalikan oleh guru (teacher
kemampuan setiap individu untuk
centered) sehingga siswa tidak
mengidentifikasi suatu masalah yang
memiliki kamampuan memecahkan
bersifat ilmiah yang melibatkan
masalah, pada akhirnya kualitas
keanekaragaman budaya,
proses dan hasil belajar IPA belum
menjelaskan fenomena ilmiah
mencapai tujuan yang diharapkan.
berdasarkan teknologi dan kemudian
Dalam kurikulum 2013 mata
mengambil kesimpulan dari
pelajaran IPA merupakan mata
informasi yang didapatkan
pelajaran yang di dalamnya terdapat
berdasarkan sumbernya dan metode
literasi sains. Toharudin, dkk., (2011:
yang digunakan. Dapat ditarik
1) mendefinisikan “Literasi sains
kesimpulan, literasi sains mengacu
(science literacy, LS berasal dari
pada pengetahuan, sikap dan
gabungan dua kata Latin, yaitu
keterampilan setiap individu untuk
literatus artinya ditandai dengan
mengidentifikasi pertanyaan dan
huruf, melek huruf, atau
permasalahan dalam kehidupan
berpendidikan) dan scienta, yang
nyata, menjelaskan suatu hal yang
artinya memiliki pengetahuan”.
alamiah dan sistematis serta
Menurut Fadde, et al. (2018: 28)
menggambarkan kesimpulan
literasi sains diartikan sebagai which
berdasarkan fakta.
stated that scientific literacy is an
individual’s ability to identify
Setiap individu seharusnya kepedulian dan kepekaan yang tinggi
menyadari, kemampuan literasi sains terhadap lingkungan masyarakatnya.
merupakan suatu hal yang sangat
Namun nampaknya di Indonesia
penting untuk dikuasai serta sesuatu
pembentukan literasi sains pada
hal yang sangat mendasar, terutama
siswa masih sangat kurang karena
bagi siswa dan guru. Yuliati (2017:
gurunya pun belum sepenuhnya
24) mengemukakan “hal yang paling
memahami dengan baik. Hal tersebut
pokok dalam pengembangan literasi
dapat dilihat dari beberapa hasil
sains siswa meliputi pengetahuan
pengukuran pembelajaran sains
tentang sains, proses sains,
siswa yang dilakukan secara
pengembangan sikap ilmiah, dan
Internasional. Toharudin dkk.,
pemahaman siswa terhadap sains
(2011:19) menyatakan “kemampuan
sehingga siswa bukan hanya sekedar
literasi sains siswa Indonesia dapat
tahu konsep sains melainkan juga
dilihat berdasarkan skor rerata PISA:
dapat menerapkan kemampuan sains
1) 45,6 (2000); 2) 46,4 (2003); dan
dalam memecahkan berbagai
3) 47,1 (2006). Kecenderungan
permasalahan dan dapat mengambil
prestasi sains yang menurut skor
keputusan berdasarkan
reratanya itu mengalami peningkatan
pertimbangan-pertimbangan sains”.
sebesar 0,75 poin per periode. Jika
Sesuatu yang sangat penting dalam
dibandingkan rerata internasional,
pengembangan literasi sains yaitu
kemampuan literasi sains siswa
siswa tidak hanya mampu memahami
Indonesia masih di bawah rata-rata”.
dan mengkomunikasikan sains baik
secara lisan maupun tulisan tetapi Sebagaimana dikutip dari The

juga harus mampu menerapkan Organization for Economic Co-

pengetahuan sains yang sudah operation and Development (OECD,

didapatkannya untuk memecahkan dalam Yuliati, 2017: 23) ‘peringkat

setiap permasalahan yang terjadi Indonesia di PISA pada tahun 2009

dalam kehidupan sehari-hari, dengan yaitu ke-57 dari 65 dengan perolehan

begitu siswa akan memiliki skor 383. Pada tahun 2012 Indonesia
menduduki peringkat ke-64 dari total
65 negara dengan perolehan nilai pembelajaran, STEM saat ini
saat itu yaitu 382. Selanjutnya, pada menjadi alternatif pendekatan
tahun 2015 Indonesia berada pada pembelajaran untuk meningkatkan
peringkat ke-64 dari 72 negara yang kemampuan literasi sains siswa.
ikut serta, dengan perolehan skor STEM adalah akronim dari Science,
yaitu 403’. Peneliti Finna Fitariya Technology, Engineering and
(2018) mengatakan bahwa Mathematics. Menurut Revee (dalam
kemampuan literasi sains siswa Muthi’ik, 2018: 7) menjelaskan
masih sangat rendah, hal ini terbukti bahwa ‘pendidikan STEM sebagai
disebabkan oleh kurangnya motivasi pendekatan interdisiplin, yang di
belajar siswa pada mata dalamnya siswa dituntut untuk
pembelajaran IPA , ini terlihat pada memiliki pengetahuan dan
saat pembelajaran IPA berlangsung keterampilan pada bidang ilmu
siswa nampak tidak serius dan pengetahuan, teknologi, rekayasa dan
bersifat pasif. Siswa hanya matematika’. Pendekatan STEM ini
mempelajari produk dan menggabungkan keempat disiplin
menghafalkan materi, pembelajaran ilmu secara terpadu ke dalam metode
hanya berusaha memberikan pembelajaran berbasis masalah.
pengetahuan atau fakta saja tanpa Pendekatan STEM menuntut siswa
adanya proses penemuan sendiri. agar memiliki pengetahuan dan
Rendahnya kemampuan literasi sains keterampilan secara bersamaan untuk
siswa di Indonesia disebabkan oleh menyelesaikan suatu permasalahan
beberapa faktor yaitu, kurikulum dan serta memiliki pengetahuan dan
sistem pendidikan, pemilihan keterampilan pada bidang ilmu
pendekatan, metode dan model tersebut.
pengajaran oleh guru, sarana dan
Dalam bidang sains, siswa dituntut
fasilitas belajar, sumber belajar,
untuk mampu menggunakan ilmu
bahan ajar dan lain sebagainya.
pengetahuan alam yang diperolehnya
Kemampuan literasi sains dalam dalam menyelesaikan suatu masalah
proses pembelajaran disekolah tidak dikehidupannya sehari-hari.
terlepas dari pendekatan Dibidang teknologi, siswa dituntut
untuk mampu berkolaborasi dalam Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan teknologi untuk pendekatan pembelajaran STEM
menyampaikan informasi maupun akan membentuk karakter siswa
untuk mengolah data yang karena STEM menuntut pola pikir
ditemukan. Pada bidang teknik, siswa menjadi pemecah masalah,
siswa mengkolaborasikan hasil penemu, inovator, melek teknologi,
temuannya untuk mencari solusi- membangun kemandirian, berpikir
solusi yang tepat atau bahkan logis dan kritis serta mampu
menciptakan suatu produk. Dalam menghubungkan ilmu yang
bidang matematika, siswa dapat diperolehnya dengan kehidupan
menggunakan ilmu matematika yang sehari-harinya. Selain itu pendekatan
dimilikinya ketika mereka mengolah STEM dapat mendorong siswa untuk
data. mengasah kognitif, afektif,
psikomotor, mendesain,
Pendekatan STEM perlu
mengembangkan, memanfaatkan
menekankan beberapa aspek dalam
teknologi dan mengaplikasikannya
proses pembelajaran yaitu, 1)
dalam kehidupan nyata.
mengajukan pertanyaan (science)
dan mendefinisikan masalah Pendekatan pembelajaran STEM
(engineering), 2) mengembangkan memiliki lima tahap dalam
dan menggunakan model, 3) pelaksanaannya, seperti yang
merencanakan dan melakukan dikemukakan oleh Syukri (dalam
investigasi, 4) menganalisis dan Muharomah 2017) yaitu “observe,
menafsirkan data (mathematics), 5) new idea, innovation, creativity dan
menggunakan matematika, teknologi society”. Adapun langkah-langkah
informasi dan computer, dan berpikir dalam pendekatan pembelajaran
komputasi, 6) membangun STEM adalah sebagai berikut :
eksplanasi (science) dan merancang
1) Langkah pengamatan (observe)
solusi (engineering), 7) terlibat
Siswa dimotivasi untuk melakukan
dalam argumen berdasarkan bukti, 8)
pengamatan terhadap berbagai
memperoleh, mengevaluasi, dan
fenomena yang ada dilingkungan dan
mengkomunikasikan informasi.
kehidupan sehari-hari yang memiliki yaitu: 1) Menumbuhkan pemahaman
keterkaitan dengan konsep sains tentang hubungan antara prinsip,
dalam pembelajaran yang sedang konsep, dan keterampilan domain di
dibahas. disiplin tertentu. 2) Membangkitkan
rasa ingin tahu siswa dan memicu
2) Langkah ide baru (new idea)
imajinasi kreatif mereka dan berpikir
Siswa mengamati dan mencari
kritis. 3) Membantu siswa untuk
informasi tambahan mengenai
memahami dan mengalami proses
berbagai fenomena yang
penyelidikan ilmiah. 4) Mendorong
berhubungan dengan sains, setelah
kolaborasi pemecahan masalah dan
itu siswa memikirkan ide baru dari
saling ketergantungan dalam kerja
informasi yang didapatkan.
kelompok.5)Memperluas
3) Langkah inovasi (innovation) pengetahuan siswa diantaranya
Siswa diminta untuk menguraikan pengetahuan matematika dan ilmiah.
hal-hal apa saja yang harus dilakukan 6) Membangun pengetahuan aktif
agar ide yang telah dihasilkan pada dan ingatan melalui pembelajaran
langkah sebelumnya dapat mandiri. 7) Memupuk hubungan
diaplikasikan. antara berpikir, melakukan, dan

4) Langkah kreasi (creativity) belajar. 8) Meningkatkan minat


Langkah ini merupakan pelaksanaan siswa, partisipasi, dan meningkatkan

semua saran dan pandangan hasil kehadiran. 9) Mengembangan

diskusi mengenai ide yang ingin kemampuan siswa untuk menerapkan

diaplikasikan. pengetahuan mereka.

5) Langkah nilai (Society) Nilai yang Berdasarkan langkah-langkah yang

dimiliki oleh siswa terhadap ide yang telah dipaparkan, penerapan literasi

dihasilkan bagi kehidupan sosial atau sains siswa melalui pendekatan

kehidupan dimasyarakat yang STEM akan melatih siswa

sesungguhnya. mengembangkan keterampilan abad


21, menurut Beers (dalam Lestari,
Terdapat banyak sekali kelebihan
dkk., 2018) mengemukakan ‘dalam
pada pendekatan STEM, diantaranya
kegiatan pembelajarannya terdiri dari
4C yaitu creativity, critical thinking, dapat diperoleh jika siswa memiliki
collaboration, dan communication kemampuan literasi sains yang baik.
sehingga siswa dapat menemukan
solusi inovatif pada masalah yang
dihadapi secara nyata dan dapat
menyampaikannya dengan baik’.
Terdapat penelitian yang dilakukan
Muharomah, Dewi Robiatun (2017)
dengan judul Pengaruh Pembelajaran
STEM (Science, Technology,
Engineering and Mathematics)
terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Evolusi. Peneliti tersebut
membuktikan bahwa terdapat
pengaruh pembelajaran berbasis
STEM terhadap peningkatan hasil
belajar siswa.

Jika seluruh aspek yang ada pada


pendekatan STEM dalam setiap
proses pembelajaran ada keterpaduan
dengan kemampuan literasi sains
maka pendekatan STEM dalam
meningkatkan kemampuan literasi
sains dapat dikatakan berhasil.
Namun untuk meningkatkan literasi
sains, melalui pembelajaran yang
dilakukan siswa harus bisa membuat
hubungan yang bermakna antara
pengalaman kehidupannya dengan
pembelajaran yang diperolehnya.
Tingkat kebermaknaan yang optimal

Anda mungkin juga menyukai