Anda di halaman 1dari 9

Formulir I

Kepada Yth

Ketua Program Studi PAI

STAI Al-Hamidiyah Bangkalan

Assalamualaikum Wr. Wb .

Dengan ini kami mengajukan judul skripsi sebagai berikut:

1. Judul:

“Upaya Guru PAI terhadap peasrta didik di MA Al-amin Tabanan Bali

dalam Membina toleransi dengan kehidupan Minoritas Islam dan

mayoritas hindu di Bali”.

2. Latar Belakang

Dalam pandangan Islam, sejak lahir seorang manusia telah

mempunyai jiwa agama, jiwa yang mengakui adanya zat yang Maha

pencipta dan Maha Mutlak yaitu Allah SWT.Sejak di dalam roh, manusia

telah mempunyai komitmen bahwa Allah adalah Tuhannya.Islam

memandang ada suatu kesamaan diantara sekian perbedaan manusia.

Kesamaan itu tidak pernah akan berubah karena pengaruh ruang dan

waktu, yaitu potensi dasar beriman kepada Allah. Sehingga seorang

manusia pada prinsipnya selalu ingin kembali kepada sifat dasarnya


meskipun dalam keadaan yang berbeda-beda

Di Indonesia dikenal memiliki keberagaman yang merupakan salah

satu konteks kehidupan masyarakat yang telah disadari sejak awal

berdirinya negara kita, sehingga semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”

dijadikan sebagai salah satu falsafah bangsa Indonesia. Perbedaan dan

keberagaman merupakan aset dan sumber daya yang perlu dikembangkan

oleh bangsa kita. Indonesia adalah salah satu negara multikultural yang

memiliki keragaman budaya, ras, suku, agama, dan golongan yang

kesemuanya merupakan kekayaan tak ternilai yang dimiliki oleh bangsa

ini. Namun faktanya yang terjadi belakangan ini sering terjadi konflik

yang melibatkan suku, sosial, sparatisme, dan yang paling utama yaitu

agama, dan masih banyak lagi kasus-kasus yang terjadi di Indonesia,

contohnya yang terjadi di kota Surabaya ketika umat Nasrani sedang

melakukan ibadah kemudian terjadi ledakan di kawasan sekitar gereja

tersebut, itu merupakan salah satu contoh konflik agama yang terjadi di

Indonesia

Dalam catatan Peneliti, ketika meletusnya bom Bali I dan II,

masyarakat di Bali tetap tenang, dengan sederhana mengatakan bahwa

tidak ada ketegangan dan prasangka pada tahun 2002 itu. Apa yang

terjadi di Ambon, maupun Sampit tidak terjadi di Bali. Konflik horizontal

dapat dielakkan karena masih lekatnya kearifan lokal masyarakat Bali,

yang dikenal dengan istilah “menyamabraya ”. Konsep “menyamabraya”

menjadi semacam modal sosial masyarakat Bali dari zaman ke zaman


yang tetap terpelihara dengan baik hingga saat ini. Menyamabraya adalah

sebuah konsep “kesemestaan ” yaitu bagaimana seseorang memandang

orang lain adalah sebagai saudaranya sendiri bukan sebagai “the

other ”/orang lain. Warga masyarakat yang beragama Hindu menyebutkan

mereka yang beragama Islam adalah sebagai “Nyame Selam ” atau

saudara yang beragama Islam; sedangkan mereka yang beragama Islam

menyebut umat Hindu sebagai “Nyame Bali ” atau saudara yang beragama

Hindu. Berbagai tradisi pendukung lainnya masih dapat pula dijumpai

hingga saat ini, Kota Tabanan dan Kota Denpasar. Jika meminjam istilah

Hasbullah tentang konsep dan teori Modal Sosial, maka “Menyama Braya ”

adalah modal sosial masyarakat Bali. Modal sosial yang tumbuh dan

berkembang menjadi sebuah warna peradaban dan menjadi tali pengikat

layaknya “kesepakatan tidak tertulis dan dijunjung tinggi” Islam dan Hindu

di daerah ini

Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwasanya jika


sampai ada terjadi kerusuhan yang melibatkan agama maka agama
minoritas disanalah yang akan banyak berjatuhan korban khususnya di
kota Denpasar , namun syukur Alhamdulillah sampai saat ini hubungan
antara umat islam dan hindu di sana yang peneliti ketahui masih
beradaptasi dengan baik Untuk menjaga hal itu tetap bertahan pemerintah
dan masyarakat harus terus berjuang dalam menjaga sikap toleransi
dan saling menghargai antara umat beragama.

Dalam membangun kesadaran dalam keberagaman itu tidaklah

mudah, instrumen paling memungkinkan untuk membumikan kesadaran

dalam keberagaman agama salah satunya adalah melalalui pendidikan.


Dengan pendidikan, guru menemukan media untuk mengenalkan

keberagaman agama yang ada di Indonesia secara lebih mendasar

sebagai upaya untuk mencegah adanya konflik horisontal dan

disintegrasi bangsa. Disinilah pentingnya studi mengenai peran guru

dalam membangun kesadaran adanya keberagaman dan kebhinekaan

melalui pendidikan memiliki relevansi yang cukup signifikan dalam

memotret realitas kebangsaan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke

generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian.

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga

memungkinkan secara otodidak.

Pendidikan merupakan ujung tombak peradaban sehingga diharapkan

mampu mencetak generasi bangsa menjadi manusia yang budiman. Tidak

hanya tampil sebagai manusia yang terampil dan berwawasan luas tetapi

juga mampu mencetak generasi yang bisa beradaptasi dan hubungan

yang baik dengan agama mayoritas. Dengan adaptasi dan hubungan baik

inilah generasi bangsa yang akan datang mampu mengimbangi berbagai

problematika zaman yang tentunya ke depan semakin beraneka ragam.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut;


a. Bagaimana sikap toleransi anatara minoritas islam dan mayoritas hindu

di bali ?

b. Bagaimana Upaya guru PAI terhadap peasrta didik di MA Al-amin

Tabanan Bali dalam Membina toleransi kehidupan Minoritas Islam dan

mayoritas hindu di Bali ?

4 Penelitian Sebelumnya

Ada beberapa penelitian sebelumnya tentang upaya guru dalam

membangun sikap toleransi siswa terhadapa beragam agama. Penulis

menjadikan penelitian (skripsi) yang ditulis oleh Siti Nurbayan dengan

judul “Upaya guru PAI dalam membina sikap keagamaan siswa di kelas

VIII A SMP Negri 2 Labuapi tahun pelajaran 2016/2017”1 dan I Gede

Suwindia “Relasi Islam dan hindu Pesepektif Masyarakat bali”2 sebagai

pandangan dan rujukan. Akan tetapi ada perbedaan khusus antara

penelitian yang hendak penulis ajukan dengan penelitian yang telah ditulis

oleh Siti Nurbayan dan I Gede Suwindia tersebut. Berikut beberapa

persamaan dan perbedaannya:

No Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 Siti Nurbayan Upaya guru 1.Sama Sasma 1.Penelitian

1
Siti NurbayanUpaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Sikap Keagamaan
Siswa Di Kelas Viii A Smp Negeri 2 Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017 ( Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (Uin) Mataram Mataram 2017 )

2
I Gede Suwindia Relasi Islam dan hindu Persepektif Masyarakat bali ( UGM YOGYAKARTA)
PAI dalam mengkaji Sikap yang Penulis

membina terhadap Ajukan Lebih

sikap Sasudara Non spesifik

keagamaan muslim Antara

siswa di kelas 2. sama sama Agama Islam

VIII A SMP menggunakan Dan Hindu

Negri 2 Pendekatan Sedangkan

Labuapi tahun kualitatif penelitian

pelajaran Terdahulu

2016/2017 Dalam Ranah

Lebih

luas/Semua

Agaman non

islam

2.Penelitian

yang Penulis

ajukan

dalam ranah

Umum

Sedangkan

Penelitian

Terdahulu

Hanya
Mengarahkan

Peserta

didiknya

Terhadap

Temen

sekolah

1.Sama Sama 1.Penelitian

Mengkaji Sikap Yang Penulis

Antara Umat Ajukan

Islam Dan Hindu Mengarah

2. Sama sama Terhadap

Menggunakan Guru PAI.

Relasi Islam Pendekatan Sedangkan

dan hindu Kualitatif Penelitian


I Gede
2 Pesepektif Terdahulu
Suwindia
Masyarakat Mengarah

bali Terhadap

sosial Agama

Hindu

2.Penelitan

yang Penulis

Ajukan yakni

Upaya guru
PAI Terhadap

Peserta

Didiknya

dalam

Mnjaga sikap

Toleransi

Terhadap

Umat Hindu

Sedangkan

Penelitian

terdahulu

lebih

Mengarah

Terhadap

Sejarah

Relasi Antara

umat islam

dan Hindu

5. Referensi Primer

Muniri, “Menemukan Jati Diri dengan Bertauhid” (Surabaya: Pustaka


MediaGuru, 2019).

Abdul Rachman Shaleh. Pendidikan Agama Islam dan Pembangunan


Watak Bangsa . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Abdullah Zakiy AL-Kaaf. Etika Islam Membimbing Awal Menuju Hidayah


Ilahi. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah. Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikkan Agama Islam. Bandung: Rifika Aditama, 2009.
Asmuni Syukur.Dasar-Dasar Strategi Daqwah Surabaya: Alkahlas, 1983.
Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat. Ilmu Pendidikan Islam.
Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013.
Deni Koswara Halimah. Bagaiman Menjadi Guru Kreatif. Bandung:
Pribumi Mekar, 2008.
Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahanya . Bandung: PT
Mizza
Pustaka, 2009

Demikian permohonan kami, atas perkenaan Bapak/Ibu kami sampaikan

Terimakasih

Wssalamualaikum Wr. Wb.

Bangkalan, 20 Februari 2023

ACH. RIDO’IE
NIM. 20199801009

Anda mungkin juga menyukai