NPM : 039223343
AKSI NYATA
Jurnal Refleksi
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem
sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan;
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila
yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
Jawaban:
Kebhinekatunggalikaan merupakan salah satu nilai dan ciri sebagai manusia Indonesia.
Bhineka Tunggal Ika ini dikenal sebagai semboyan yang menyatukan keberagaman masyarakat
dan budaya di Indonesia. Saling menghargai terhadap perbedaan merupakan kewajiban bagi
setiap warga negara Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesua
juga menyebutkan bahwa semboyan tersebut bermakna persatuan dalam berbagai perbedaan.
Penerapan makna dari ‘Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua’ tidak hanya
berlaku di lingkungan masyarakat. Namun, juga harus diterapkan di sekolah untuk
menumbuhkan sikap dan nilai kebhinekatunggalikaan serta nilai Pancasila sebagai identitas
manusia Indonesia.
Di sekolah tempat saya PPL, yaitu SDN Kedung Badak 2 sudah menerapkan nilai
kebhinekatunggalikaan. Hal ini dilihat dari hasil observasi mengenai karakteristik peserta
didik, guru pamong menyebutkan bahwa di sekolah tersebut terdapat beberapa siswa dan guru
yang beragama nonmuslim yaitu Kristen. Namun, meskipun terdapat perbedaan agama,
lingkungan di sekolah yaitu teman-temannya tidak ada yang pernah mendiskriminasi atau
melakukan perbuatan negatif karena adanya perbedaan tersebut. Bahkan, di setiap hari Jumat
dilaksanakan pembiasaan berdasarakan agamanya masing-masing. Contohnya, bagi peserta
didik yang beragama Islam melaksanakan shalat dhuha bersama di lapangan upacara,
sedangkan bagi yang beragama Kristen melaksanakan kerohanian dan keagamaan.
Gambar 1. Kegiatan kerohanian dan
Gambar 2. Kegiatan shalat dhuha bersama
keagamaan
Gambar tersebut menjelaskan bahwa perbedaan agama bukanlah sebuah penghalang untuk
tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran secara bersama-sama. Kegiatan kerohanian diikuti
oleh 4 orang peserta didik dan dipimpin oleh guru kelas yang beragama Kristen. Sedangkan,
kegiatan shalat dhuha dipimpin oleh guru PAI dan diikuti oleh seluruh peserta didik kelas 5
dan 6 yang beragama Islam.
Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran pun, guru menerapkan nilai kebhinekaan
dalam suatu diskusi kelompok yang berkaitan dengan perbedaan pendapat. Sehingga
penerapan tersebut juga mengimplementasikan makna dan nilai Pancasila yaitu musyawarah.
Pembiasaan yang berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila sangat baik untuk diterapkan
di sekolah, karena bertujuan untuk mendidik peserta didik agar memiliki karakter yang baik
dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
menjadi penguatan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan sekolah serta guru untuk
mengenalkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai identitas manusia Indonesia.