Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rahayu Ranila

NIM : 952023095
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

01.01.2-T3-8. Aksi Nyata - Manusia Indonesia bagi Saya

Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang
identitas manusia Indonesia dengan mengacu pada panduan berikut:

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses
pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan;

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah
menguatkan identitas manusia Indonesia.

Jawab :

1. Kebhinekaan merupakan beragamnya elemen di Indonesia, seperti suku, budaya, agama, bahasa, dan
faktor lainnya. Di SMPN 2 Salatiga, tempat saya melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), konsep
kebhinekaan diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi saat PPL, dimana guru mencatat
bahwa siswa berasal dari berbagai suku seperti Jawa, Sunda, Tionghoa, Batak, dan lain sebagainya. Meskipun
beragam suku, para siswa tetap memiliki hak dan kewajiban yang sama di SMP N 2 Salatiga.
Selain perbedaan suku, keberagaman agama juga diperhatikan di SMPN 2 Salatiga. Prinsip kebhinekaan
juga tercermin dalam kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan setiap pagi di sekolah. Siswa yang beragama
Islam, misalnya, mengikuti kegiatan tadarus, sementara siswa yang menganut agama lain memiliki kegiatan
keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Mereka melakukan kegiatan keagamaan secara mandiri
dengan membaca kitab suci dari agama mereka, dan tentunya dibimbing oleh pembimbing agama yang
bersangkutan.
2. Penerapan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila terlihat jelas di SMP N 2 Salatiga melalui pelaksanaan
kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Dalam kegiatan ini, terdapat implementasi nilai-nilai
Pancasila, termasuk gotong royong dan critical thinking. Gotong royong termanifestasi ketika peserta didik
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas P5, sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan. Sebagai contoh, dalam
penyusunan laporan kegiatan P5, mereka secara bersama-sama membagi tugas.
Penerapan critical thinking dalam kegiatan P5 terlihat dari kemampuan peserta didik untuk menentukan isi
laporan kegiatan P5 dan merancang desain presentasi menggunakan power point, membuat hasil karya yang
sudah dirancang hingga melakukan gelar karya.

Anda mungkin juga menyukai