FILOSOFI PENDIDIKAN
NPM : 039223334
GK-A
JURNAL REFLEKSI
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah
dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan;
Bagi bangsa Indonesia, kebhinekaan adalah anugerah yang diterima sejak sebelum bangsa
ini bersatu sebagai negara yang merdeka. Kebhinekaan Indonesia mengandung kekayaan nilai-
nilai filosofi dan religiositas. Kebhinekaan Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang
memuat nilai-nilai religious. Kebhinekaan menjadi karakter unik dan identitas bangsa
Indonesia (Na’imah et.al, 2017). Konsekuensinya, melestarikan dan mengelola anugerah
kebhinekaan merupakan tanggung jawab moral dalam bentuk melestarikan persatuan
Indonesia.
Kebhinekatunggalikaan menjadi sebuah semboyan pemersatu keberagaman budaya bangsa
Indonesia. Semoboyan tersebut bermakna persatuan dalam perbedaan. Penerapan makna dari
‘Bhineka Tunggal Ika’ harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu
contohnya yaitu harus diterapkan dilingkungan sekolah, yang mana di sekolah tentunya
terdapat banyak budaya atau kebiasaan yang dibawa oleh masing-masing peserta didik.
Sehingga perlu penanaman nilai-nilai kebhinekatunggalikaan serta nilai pancasila sebagai
identitas bangsa Indonesia,
Di Sekolah Dasar Negeri Bondongan Bogor yang merupakan tempat saya melaksanakan
PPL 1 PPG Prajabatan Gelombang 1 2023, saya melakukan observasi dengan mengamati
bagaimana cara guru-guru di SDN Bondongan dalam menanamkan nilai-nilai khususnya
kebhinekatunggalikaan. Di SDN Bondongan, para guru melaksanakan model dan metode
belajar yang mengandung Bhineka Tunggal Ika. Di Sekolah Dasar Negeri SDN Bondongan
terdapat keberagaman agama, namun tidak membeda-bedakan perlakukan kepada peserta
didik. Sekolah membuat kebijakan untuk menghargai peserta didik yang beragaman non islam
untuk tidak mengenakan kerudung dan mengikuti kegiatan pembiasaan keagaman. Di sekolah
ditanamkan sikap toleransi dan tenggang rasa yang tinggi kepada teman atau orang lain yang
memiliki perbedaan agama, ras, suku, bahasa, budaya dll.
Keberagaman kelas sosial peserta didik di SDN Bondongan yang dimulai dari menengah
kebawah, namun guru tidak membeda-bedakan dari kalangan mana peserta didik tersebut
berasal. Kemudian di lingkungan sekolah SDN Bondongan juga terdapat peserta didik yang
berasal dari Turki, tentunya akan adanya perbedaan budaya, maupun perbedaan bahasa. Untuk
itu, pada saat pembelajaran berlangsung, guru menggunakan bahasa Indonesia yakni bahasa
nasional sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pelajaran dan berinteraksi, namun
karena peserta didik tersebut belum lancar berbahasa Indonesia, maka guru membantu pesreta
didik tersebut memahami apa yang disampaikan dengan tambahan gerak anggota tubuh dan
berbicara perlahan. Hal ini dilakukan karena guru tidak pandai dalam berbahasa selain bahasa
Indonesia.
Gambar 1 Kegiatan keagamaan (Kultum) dan Praktik Sholat Dhuha
Setiap peserta didik tentunya memiliki karakteristik yang beragam termasuk dari gaya
belajar dan kemampuan belajarnya. Dalam proses pembelajaran, guru di SDN Bondongan
merancang kegiatan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan
minat dari peserta didik. Hal ini dilakukan agar pembelajaran dapat memfasilitasi keberagaman
karakteristik peserta didik, sehingga tidak ada peserta didik yang merasa diabaikan. Sehingga,
proses pembelajaran menjadi bermakna dan tujuan pembelajaran bisa tetap tercapai. Contoh
dari kegiatan yang dilakukan guru di SDN Bondongan dalam menerapakan nilai kebhinekaan
di kelas yaitu dengan membuat proses pembelajaran dengan cara membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok yang heterogeny, hal ini bertujuan agar dapat terciptanya diskusi
kelompok, saling berinteraksi dan menyampaikan pendapatnya di dalam kelompok.
Gambar 3 Kegiatan Diskusi Kelompok
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan spiritualitas hidup setiap warga
negara Indonesia yang mengandung makna bahwa bangsa Indonesia bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Sila pertama Pancasila merupakan keyakinan setiap warga Indonesia yang
berasal dari berbagai suku bangsa, agama, ras, budaya untuk mengakui keberedaan dan peran
Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai religius yang amat kaya dengan penekanan semangat
persaudaraan, kesetiakawanan dan gotong royong merupakan identitas manusoa Indonesia
yang menjadi dasar bersikap dan bertindak di tengah masyarakat. Implementasi dalam
pembelajaran disekolah antara lain: Berdoa sebelum dan sesudah belajar di kelas sesuai
keyakinan masing-masing, menghormati dan menghargai sesama teman, saling mengingatkan
untuk melakukan kewajiban agama kepada teman.
Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengandung makna adanya pengakuan
terhadap persamaan derajat antar sesama manusia dan bahwa setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban. Menjaga kerukunan dengan sesama teman dan warga sekolah, mehargai semua
teman sebagai individu yang memiliki hak asasi manusia, dan menghormati kepada orang yang
lebih tua. Implementasi dalam pembelajaran disekolah antara lain, saling rukun dengan sesama
teman dan warga sekolah, tidak berbicara kasar kepada teman, menghormati bapak dan ibu
guru yang mengajar di sekolah, mentaati tata tertib di sekolah, dan saling menolong saat ada
warga sekolah yang mengalami kesusahan. Hal tersebut selalu diingatkan oleh guru melalui
pembiasaan kegiatan setiap hari, sehingga peserta didik akan selalu ingat untuk
mengimplementasikan hal-hal tersebut.
Gambar 5 Menghormati dan memperhatikan teman yang sedang tampil di depan
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia Mengandung makna suatu usaha menuju persatuan
rakyat dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Tidak membeda-bedakan teman dari
manapun asalnya, menghargai setiap budaya dan ciri khas dari masing-masing daerah di
Indonesia, tidak bersikap rasisme, bangga terhadap keberagaman yang ada di Indonesia,
Bersatu patu dan bekerja sama dengan teman-teman di sekolah, dab tidak menimbulkan
perselisihan antar warga sekolah. Implementasi dalam pembelajaran disekolah antara lain,
mengikuti upacara bendera dengan khidmat, berani tampil sebagai pelaksana upacara
bendera, Bersatu padu pada bekerja sama dengan teman di sekolah saat kegiatan diskusi dll.
Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna tujuan
bangsa Indonesia adalah tercapainya masyarakat adil dan makmur secara lahir dan batin.
Implementasi dalam pembelajaran disekolah antara lain, menciptakan suasana kekeluargaan di
kelas, mengikuti dengan aktif kegiatan kerja bakti di sekolah, tidak membeda-bedakan teman,
bekerja sama untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif dengan cara
menjaga kebersihan kelas, bersikap adil dengan semua teman di sekolah, melakukan kewajiban
di sekolah dengan tanggung jawab.