Anda di halaman 1dari 5

AKSI NYATA

FILOSOFI PENDIDIKAN
INDONESIA

Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan
pemahaman tentang identitas manusia Indonesia dengan mengacu pada panduan berikut.

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses
pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan;

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di
sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.

Jawab :

1. Tanda dan Simbol Penghargaan dan Penghayatan Terhadap Kebhinekatunggalikaan di Ekosistem


Sekolah dan Proses Pembelajaran

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki banyak keberagaman. Keberagaman di Indonesia


ditunjukkan dengan adanya berbagai suku, ras, adat, agama, dan budaya yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Salah satu cerminan keberagaman di Indonesia dapat ditemukan di lingkungan
sekolah, salah satunya di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang di dalamnya terdapat berbagai
macam keberagaman, seperti keberagaman agama, suku, jenis kelamin, lingkungan masyarakat,
kondisi perekonomian, dan keberagaman lainnya. Dalam interaksi yang terjadi di lingkungan sekolah
sudah menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekatunggalikaan yang bisa
dilihat dalam proses pembelajaran dimana guru sudah bersikap adil dengan memberikan media dan
fasilitas pengajaran yang sama kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan gender, suku, ataupun
latar belakang sosial lainnya. Guru juga sudah merancang pembelajaran dimana peserta didik dapat
berinteraksi dan berkolaborasi satu sama lain sehingga tercipta kerukunan dalam keberagaman. Saat
guru menginstruksikan peserta didik untuk membentuk kelompok, peserta didik langsung
membentuk kelompok tanpa melihat perbedaan apapun.

Selain itu, penerapan penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan juga


terlihat pada kegiatan-kegiatan sekolah seperti peringatan hari Sumpah Pemuda dimana seluruh
warga sekolah diintruksikan untuk memakai pakaian nasional dan peserta didik nampak antusias
dalam menampilkan pakaian adat dari berbagai daerah. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh
warga sekolah menghormati keberagaman kebhinekatunggalikaan di Indonesia. Di sekolah juga
mewajibkan peserta didik yang beragama muslim untuk beribadah shalat dhuhur secara berjamaah
setiap hari, dan wajib melaksakan sholat jumat di sekolah. Namun bagi yang beragama lain
disediakan ruangan untuk beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Hal ini menunjukkan
adanya keadilan yang diberikan sekolah dimana semua peserta didik dapat menjalankan ibadah
sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing, dengan itu juga dapat memupuk rasa toleransi
yang kuat kepada peserta didik meskipun menganut kepercayaan yang berbeda-beda.

2. Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah untuk Menguatkan Identitas Manusia Indonesia

Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia
yaitu terdapat pada sila pertama dengan menghargai dan menghormati warga sekolah yang sedang
beribadah, bersikap toleransi atas perbedaan keyakinan. Sila kedua berusaha menjadi siswa yang
beradab dan berakhlak baik, bertanggung jawab sebagai seorang siswa, seperti tidak mencontek dan
menaati peraturan sekolah. Sila ketiga ditunjukkan dengan menjaga kerukunan dengan teman di
sekolah, menghargai dan menghormati perbedaan, tidak melakukan hal-hal yang memicu
pertengkaran. Sila keempat dicerminkan dengan menyelesaikan persoalan yang menyangkut banyak
orang dengan melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat contohnya pada pemilihan ketua
OSIS. Sila kelima dapat diaktualisasikan dengan berteman dengan siapa saja karena setiap orang
berkedudukan sama selaku rakyat Indonesia. Adapun penjabaran lebih detail dari penghayatan
terhadap nilai-nilai Pancasila untuk setiap sila adalah sebagai berikut:

1) Sila Pertama

Sila pertama dalam Pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila ini menekankan
pada keyakinan pada satu Tuhan, namun juga menjunjung tinggi rasa saling menghormati
keberagaman keyakinan agama dalam masyarakat Indonesia. Prinsip ini mencerminkan
keyakinan akan adanya kekuatan yang lebih tinggi serta menggalang persatuan meskipun dengan
perbedaan keyakinan agama yang ada di Indonesia. Penghayatan sila pertama Pancasila di
lingkungan sekolah tidak boleh merugikan atau mendiskreditkan keyakinan agama atau
kepercayaan individu. Implementasi sila pertama ini harus dilakukan dengan penuh rasa hormat
dan pengertian terhadap keragaman kepercayaan yang ada di masyarakat. Penghayatan terhadap
nilai Pancasila pada sila pertama ini antara lain:

a. Memulai dan mengakhiri suatu kegiatan dengan berdoa bersama, khususnya sebelum dan
setelah belajar di ruang kelas.

b. Menjalankan dengan tertib apa yang telah menjadi kewajiban bagi setiap agama.

c. Memiliki rasa toleransi yang tinggi dengan tidak memilih-milih dalam hal berteman dan saling
tidak mengganggu saat teman yang lain beribadah.

d. Saling menghormati dan menghargai teman yang berbeda agama dengan kita.

e. Saling mengingatkan apabila terdapat kewajiban yang belum ditunaikan.

f. Mengadakan diskusi tentang bertoleransi dalam beragama.

g. Mendorong peserta didik untuk membuat proyek kolaboratif yang menggambarkan nilai
agama yang menjunjung tinggi perbedaan dan sikap toleransi.
h. Senantiasa menjaga lingkungan sekolah supaya tetap bersih dan nyaman untuk belajar, sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap rasa syukur yang diberikan Tuhan.

2) Sila Kedua

Sila kedua dalam Pancasila berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila ini
menegaskan pentingnya menjunjung tinggi martabat serta hak asasi manusia, serta menjamin
kesetaraan di antara semua warga negara. Prinsip ini menegaskan pentingnya kesejahteraan,
keadilan, dan keberadaban dalam hubungan antarmanusia, serta menekankan perlunya
perlakuan yang adil bagi semua orang tanpa memandang perbedaan status sosial, ekonomi, atau
budaya. Penghayatan sila kedua Pancasila dalam lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui
kurikulum pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter dan kepribadian yang
beradab, serta melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong toleransi, keadilan, dan
kesetaraan di antara siswa. Semua ini dapat menjadi landasan bagi siswa untuk menjadi individu
yang peduli, adil, dan beradab dalam interaksi sosial di masa depan. Penghayatan terhadap nilai
Pancasila pada sila kedua ini antara lain:

a. Saling menghargai dan rukun terhadap sesama teman.

b. Menghormati seluruh bapak dan ibu guru, termasuk dengan karyawan dan seluruh warga
sekolah.

c. Mendengarkan nasihat dari bapak dan ibu guru.

d. Menaati tata tertib yang telah dibuat dan disepakati secara bersama.

e. Mengadakan diskusi yang berkaitan dengan hak dan kewajiban dari setiap siswa supaya
tercipta kondisi lingkungan yang adil bagi sesama.

f. Mengadakan kampanye anti bullying dan kampanye sekolah ramah anak supaya seluruh peserta
didik dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya di lingkungan sekolah.

g. Mengadakan kunjungan untuk mengembangkan pemahaman empati peserta didik, seperti di


panti asuhan, lokasi pasca bencana alam, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

3) Sila Ketiga

Sila ketiga dalam Pancasila berbunyi "Persatuan Indonesia". Sila ini menekankan pentingnya
kesatuan, solidaritas, dan persatuan seluruh bangsa Indonesia. Prinsip ini mendorong kesadaran
akan pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman suku, budaya, agama, dan kepercayaan
di Indonesia. Sila ketiga memicu semangat untuk saling mendukung, bekerja sama, dan menjaga
persatuan demi keutuhan dan keberlanjutan bangsa Indonesia. Penghayatan sila ketiga Pancasila
di lingkungan sekolah melibatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman, mendukung nilai-nilai sosial, menghormati perbedaan, serta bersatu demi
kemajuan bersama. Contoh nyata implementasi sila ketiga Pancasila di lingkungan sekolah bisa
dilihat dalam kegiatan-kegiatan yang mendorong kerjasama, kerukunan, serta penghargaan
terhadap keberagaman di antara siswa dan staf pengajar. Penghayatan terhadap nilai Pancasila
pada sila ketiga ini antara lain:
a. Mengikuti upacara bendera setiap hari senin maupun hari besar nasional dengan khidmat.

b. Tidak membeda-bedakan dalam berteman dan menjunjung tinggi sikap anti rasisme terhadap
golongan tertentu.

c. Menghargai budaya dan adat istiadat dari setiap teman.

d. Tidak mengganggu teman dalam melaksanakan aktivitasnya, baik ketika melaksanakan


kegiatan berdasarkan budayanya maupun ketika beribadah.

e. Aktif dalam kegiatan yang ada di sekolah.

f. Saling bekerja sama dengan teman, baik dalam lingkup ruang kelas maupun sekolah.

g. Saling membantu apabila terdapat teman yang sedang kesusahan dan kesulitan.

4) Sila Keempat

Sila keempat dalam Pancasila berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Sila ini menekankan pada prinsip
pemerintahan yang berlandaskan demokrasi, di mana kekuasaan ada pada rakyat dan dijalankan
melalui perwakilan yang dipilih secara demokratis. Prinsip ini juga menggarisbawahi pentingnya
musyawarah dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sistem ini memungkinkan partisipasi aktif dari
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang dapat memajukan kesejahteraan bersama.
Penghayatan sila keempat dalam lingkungan sekolah bukan hanya tentang pemahaman teoritis,
tetapi lebih pada penerapan prinsip-prinsip demokratis dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang dapat memahami, menghargai, dan
mempraktikkan nilai-nilai demokrasi serta kepemimpinan yang beradab di masa depan.
Penghayatan terhadap nilai Pancasila pada sila keempat ini antara lain:

a. Mendengarkan dan menghargai pendapat dari teman maupun guru.

b. Menerima saran dan kritikan bagi diri pribadi sebagai perbaikan untuk kedepannya.

c. Tidak menyela ketika teman sedang berpendapat.

d. Menjunjung tinggi hasil musyawarah kelompok maupun kelas.

e. Mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu.

f. Bekerja sama dalam menyelesaikan hingga mempertanggungjawabkan hasil keputusan bersama.

g. Turut serta dalam kegiatan secara musyawarah di kelas maupun di sekolah, seperti pemilihan
ketua kelas dan ketua OSIS.

5) Sila Kelima

Sila kelima dalam Pancasila adalah "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Sila ini
menekankan pentingnya kesetaraan, keadilan, dan keberpihakan kepada seluruh lapisan
masyarakat. Prinsip ini mendorong negara untuk memastikan adanya kesejahteraan, kesetaraan,
dan perlindungan bagi semua warga negara Indonesia. Hal ini meliputi distribusi yang adil dalam
hal kesempatan, pendapatan, serta akses terhadap sumber daya dan pelayanan publik guna
menciptakan kondisi sosial yang lebih merata dan adil bagi semua warga negara. Penghayatan sila
keadilan sosial di lingkungan sekolah adalah tentang menciptakan lingkungan pendidikan yang
memuliakan martabat setiap individu, memfasilitasi pertumbuhan mereka secara menyeluruh,
dan menyediakan akses yang adil untuk seluruh siswa tanpa diskriminasi. Dengan cara ini,
sekolah tidak hanya menjadi tempat pembelajaran akademis tetapi juga sebagai wahana
pembentukan karakter untuk menciptakan generasi yang peduli, adil, dan menghargai
perbedaan. Penghayatan terhadap nilai Pancasila pada sila kelima ini antara lain:

a. Berusaha menciptakan suasana kekeluargaan di kelas.

b. Bersikap adil pada semua teman di kelas maupun di sekolah.

c. Saling menghargai terhadap hak setiap peserta didik.

d. Saling mengingatkan berkaitan dengan kewajiban yang harus ditunaikan.

e. Tidak mengejek hasil karya teman maupun membully teman.

Turut serta dalam kegiatan sosial yang ada di sekolah, seperti penggalangan dana bagi teman yang sedang
kesulitan.

Nama : Rizqy Feby Prasti Widy Astuti


NIM : 240211105833

Anda mungkin juga menyukai