Keberagaman yang ada di sekitar saya menjadi pondasi untuk semangat bersatu.
Indonesia, sebagai hasil dari keragaman yang ada, membawa banyak perbedaan dan variasi
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, di lingkungan sekolah, setiap peserta didik membawa
budaya dan kebiasaan yang berbeda karena berasal dari wilayah yang beragam. Tiap wilayah
memiliki keragaman budaya seperti bahasa, adat, agama, dan aspek lainnya.
Di SMA N 10 Palembang, tempat saya menjalani PPL 1 PPG Prajabatan 2023, terdapat
keragaman agama di antara peserta didik seperti Islam, Kristen, dan Hindu, namun tidak ada
perlakuan yang berbeda-beda terhadap mereka. Selain itu, di lingkungan sekolah tersebut juga
terlihat perbedaan budaya dan bahasa. Oleh karena itu, saat kegiatan pembelajaran dilakukan,
guru menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan materi dan
berinteraksi dengan peserta didik sehari-hari. Selain aspek budaya, karakteristik setiap peserta
didik juga beragam, termasuk gaya belajar mereka dalam memahami pelajaran yang berbeda-
beda. Guru berusaha menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
minat belajar dari masing-masing peserta didik, dengan tujuan membuat mereka merasa nyaman
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kapasitas mereka..
Meskipun terdapat berbagai perbedaan di lingkungan sekolah, hal ini tidak mengurangi
rasa persaudaraan kita sebagai bangsa Indonesia yang menganut prinsip Bhinneka Tunggal Ika,
sekaligus mencetak pelajar yang memahami nilai-nilai setiap butir Pancasila untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Keragaman dianggap sebagai nilai khas yang menjadi bagian
identitas suatu bangsa, seperti identitas Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya.
Meskipun keberagaman ini mencakup dinamika hidup bersama dengan corak yang berbeda-
beda, namun setiap perbedaan menyimpan nilai-nilai yang menghidupi keberagaman itu sendiri.
Keberagaman ini menjadi landasan bagi semboyan negara "Bhineka Tunggal Ika", yang
menyiratkan pesan bahwa meskipun berbeda, namun tetap satu dalam kesatuan. Dengan
mempertimbangkan bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari individu yang beragam dalam segi
sosial, etnis, budaya, agama, dan lainnya, maka mereka sering disebut sebagai masyarakat
multikultural.
Selain itu, pendidik perlu menerapkan metode belajar yang mengandung nilai
kebhinekaan, seperti melakukan diskusi, memberikan perlakuan yang sama kepada setiap peserta
didik, menumbuhkan sikap toleransi pada peserta didik agar dapat menjalin hubungan yang baik
dan makmur damai serta tali persaudaraan tetap ada baik untuk saat ini maupun di masa
mendatang. Menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di
sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
Di SMA N 10 Palembang, dengan sistem kurikulum merdeka untuk kelas XII dan
kurikulum 13 untuk kelas X dan XI. Upaya dilakukan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila
yang memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri,
berpikir kritis, kreatif, berjiwa gotong royong, serta memiliki wawasan keberagaman global
sebagai aplikasi dari nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik.
1. Sila Pertama:Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung makna bahwa bangsa Indonesia
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama
Pancasila antara lain:
b. Menghargai semua teman sebagai individu yang memiliki hak asasi manusia.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia Mengandung makna suatu usaha menuju persatuan
rakyat dalam negara kesatuan RepublikIndonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila
ketiga Pancasila :
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mengandung makna tujuan
bangsa Indonesia adalah tercapainya masyarakat adil dan makmur secara lahir dan batin.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila :
c. Bekerja sama untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif.