Anda di halaman 1dari 2

۞ Tata Cara Wudhu’ 5 Madzhab

Cabang Masalah Ja‘farî/‫ا عفري‬ Hanafî/‫ا ن ــفي‬ Mâlikî/‫اﳌالك ــي‬ Syâfi’î/‫الشافع ــي‬ Hanbalî/‫ا نبل ــي‬
Ber-niat Wajib Sunnah Wajib, boleh ketika Wajib, saat akan Niat adalah Syarat wu-
akan wudhu’ tidak membasuh muka dlu, bukan Rukun
terlalu lama
Batasan Wajah Sama dengan Mulai dari tempat Mulai dari tempat yang biasa ditumbuhi rambut hingga batas ujung dagu
madzhab Mâlikî yang biasa ditumbuhi bagi orang yang tidak mempunyai janggut dan sampai ujung rambut
rambut sampai akhir janggut bagi orang yang mempunyai janggut sekalipun janggut itu
ujung dagu. panjang
Membasuh Dagu Wajib dibasuh Tidak wajib dibasuh Wajib dibasuh Tidak wajib dibasuh
/Janggut
Membasuh kedua Wajib dimulai dari Membasuh kedua tangan beserta siku-sikunya itu wajib
tangan siku-siku.
Kulit yang tidak Diusap termasuk bagian dari termasuk bagian dari termasuk bagian dari termasuk bagian dari
ditumbuhi rambut di wajah  dibasuh kepala  diusap wajah  dibasuh kepala  diusap
atas daun telinga
Menyela-nyela bulu Wajib
jenggot
Mengusap telinga Wajib Tidak Wajib
Mengusap Kepala Sebagian dari kepala Sebagian (se-ukuran Seluruh-nya Sebagian , sedikit Seluruhnya atau
depan dengan air telapak tangan), se- boleh selebar ubun-ubun saja
yang ada di tangan perempat ke-pala
(bukan dengan air atau selebar tiga jari
baru). Jika dengan air
yang baru, maka
batal wudlunya.
Membasuh Kaki Wajib mengusap Membasuh atau mengusap. Menurut Ibn Abbâs : difardlukan mengusap. Menurut Imam Mâlik
kedua telapak kaki wajib Tadlîk (menggosok) untuk semua bagian anggota wudlu’.
dari ujung jari hingga Boleh mengusap Khuf/sepatu/kaus kaki sebagai pengganti memamsuh kaki
tumit. Tidak boleh
mengusap Khuf/
sepatu/kaus kaki.
Tertib, berurutan Wajib Sunnah Wajib
Faur Wajib Sunnah Wajib Sunnah Wajib
Faur: membasuh anggota wudhu’' sebelum anggota wudhu’' yang sebelumnya kering

Perbedaan hal yang membatalkan Wudhu’


Cabang Masalah Ja‘farî/‫ا عفري‬ Hanafî/‫ا ن ــفي‬ Mâlikî/‫اﳌالك ــي‬ Syâfi’î/‫الشافع ــي‬ Hanbalî/‫ا نبل ــي‬
Keluar kencing, madzî, Batal Wudhu’-nya
wadî,manî, darah haid/ Dan menurut Ja‘farî, keluarnya air manî itu tidak mewajibkan wudlu`, tetapi mewajibkan mandi.
nifas, Istihadlah dari Keluarnya , madzî dan wadî tidak membatalkan wudlu` menurut madzhab Ja`fari.
kemaluan dan kentut/ Menurut Ja‘farî, keluarnya darah istihadlah itu mewajibkan wudlu` apabila sedikit, dan mewajibkan mandi apabila banyak.
kotoran dari Anus
Tidur Batal, jika meng- Batal, bila: dengan Batal, bila nyenyak, Batal ,bila pantat-nya Batal (kecuali sebentar
hilangkan kepekaan miring, telentang sebentar/lama, baik terangkat dari menurut ukuran
hati, pendengaran diatas punggung-nya, dlm keadaan ber- tempat-nya duduk urf/kebiasaan)
dan penglihatan, tidur diatas salah satu baring, duduk/sujud
sehingga tidak dapat paha-nya
mendengar suara
orang banyak.
Hilang akal Batal wudhu’-nya
Muntah Tidak Batal Batal, bila memenuhi Tidak Batal Batal
mulut
Darah/ Nanah, yang Tidak Batal Batal Wudhu’-nya Tidak Batal Batal, bila banyak
keluar bukan dari dua
jalan (qubul/dubur)

Ngaji Bersama Gus Arifin – Sejarah Terbentuknya Ilmu Fiqh 1


Cabang Masalah Ja‘farî/‫ا عفري‬ Hanafî/‫ا ن ــفي‬ Mâlikî/‫اﳌالك ــي‬ Syâfi’î/‫الشافع ــي‬ Hanbalî/‫ا نبل ــي‬
Laki-laki menyentuh Tidak batal, kecuali bila karena sentuhan itu Batal, bila yang Batal secara mutlaq, Batal, bila dengan syah-
wanita (sebalik-nya) keluar madzî, atau yang bersentuhan itu disentuh itu baligh baik ada/ tanpa wat, baik wanita mu-
yang bukan mahram), dzakar dan farji istri-nya dan merasakan syahwat, kepada da/tua, cantik/tidak.
kulit menyentuh kulit nikmat-nya sentuhan, wanita muda/tua, Juga bila menyentuh
tanpa penghalang - tidak batal bagi yang cantik/ tidak bila mahram (Ibu, sdr Pr,
disentuh, ke-cuali ia menyentuh mahram bibi)
juga merasakan tidak batal
nikmat
Laki-laki menyentuh Tidak Batal Tidak Batal, kecuali Tidak Batal Tidak batal, bila yang Tidak batal, bila yang
laki-laki/banci, atau bila dzakar yang disentuh anak laki- di-sentuh anak laki-laki
wanita menyen-tuh menyentuh“bangun" laki muda tampan, muda tampan,
wanita /banci, Banci sunnah wudhu’ lagi meskipun yang me-
menyentuh banci/laki- nyentuh ada rasa
laki/wanita. nikmat
Menyentuh Rambut, Tidak Batal Batal bila untuk Tidak batal
kuku, gigi wanita merasakan kenik-
matan
Laki-laki menyentuh Tidak Batal Tidak Batal, baik Batal bila menyentuh Batal bagi yang menyentuh, baik dzakar sendiri
dzakar/penis dzakar-nya sendiri dzakar orang lain atau orang lain, anak kecil atau sdh jadi mayat,
atau orang lain, dan yang baligh (meski bila tanpa penghalang dan memakai tapak
sunnah wudhu’ lagi banci), tanpa tangan bagian dalam atau ujung jari jemari atau
penghalang, dengan bagian pinggir tapak tangan
bagian dalam tapak TIDAK BATAL, bila yang disentuh: Bulunya atau
ta-ngan. Tidak batal buah dzakar-nya
bila se-lain itu
Wanita menyentuh Tidak Batal. Bila memasuk-kan jari ke dalam Tidak Batal, meski Batal bagi yang menyentuh, baik farji/anus
Farji /vagina farji basah) /anus, BATAL me-masukkan jari ke sendiri atau orang lain, anak kecil atau sudah jadi
da-lamnya, dan mayat, bila tanpa penghalang dan memakai
merasa nik-mat, tapak tangan bagian dalam atau ujung jari jemari
Batal bila farji wanita atau bagian pinggir tapak tangan
lain
Makan daging unta Tidak Batal Batal

Ngaji Bersama Gus Arifin – Sejarah Terbentuknya Ilmu Fiqh 2

Anda mungkin juga menyukai