Anda di halaman 1dari 91

Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

SELURUH K/L/PD
PESERTA SPI 2022
www.kpk.go.id i
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Laporan SPI 2022:


Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

Tim Penyusun Survei Penilaian Integritas 2022:

Agung Yudha Wibowo


Moch. Agung Sasongko
Tri Gamarefa
Wahyu Dewantara Susilo
Timotius Hendrik Partohap
Dimas Marasoma Sumarsono
Sitti Rachmawati
Dicky Ade Alfarisi
Bekti Ayu Selawati
Ganther Rizki Ariotejo
Arrum Retnosari
Vika Vres Ceria

Diterbitkan oleh:
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Cetakan Pertama, Desember 2022

Jl. Kuningan Persada Kav. 4


Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2557-8300
www.kpk.go.id

ii www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Kata Pengantar

K
orupsi menimbulkan berbagai masalah dan menghambat pembangunan
suatu negara. Oleh sebab itu, berbagai upaya untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi terus dilakukan, baik di
tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Namun, upaya-upaya
tersebut belum memiliki indikator capaian atas dampak yang dihasilkan di tingkat
lembaga, yang lantas dirasakan oleh pegawai dan masyarakat secara luas.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menginisiasi Survei Penilaian Integritas


(SPI) sejak 2016, bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Survei
Penilaian Integritas (SPI) bertujuan untuk memetakan risiko korupsi dan mengukur
keberhasilan dampak yang diciptakan dari beragam upaya pemberantasan serta
pencegahan korupsi di masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah
(K/L/PD). SPI terus berevolusi menyesuaikan kebutuhan dan kondisi di lapangan
hingga pada 2021, survei dihelat secara elektronik melalui saluran daring dan tatap
muka (Computer Assisted Personalized Interview/CAPI) terhadap 96 kementerian/
lembaga (K/L), 34 pemerintah provinsi, dan 504 pemerintah kabupaten/kota di
seluruh Indonesia. Hasil survei terhadap lebih dari 250 ribu responden pegawai
K/L/PD, masyarakat, pelaku usaha, eksper, dan berbagai pemangku kepentingan
tersebut menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu
diselesaikan oleh KPK dan K/L/PD secara bersama-sama.

Pada 2022 ini, SPI kembali dilaksanakan terhadap 94 kementerian/lembaga (K/L),


34 pemerintah provinsi, dan 503 pemerintah kabupaten/kota menggunakan
metode yang sama dengan metode pada 2021. Harapannya, hasil SPI 2022 yang
disajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat untuk memandu K/L/PD dalam
memetakan risiko korupsi dan mengukur capaian keberhasilan pemberantasan
serta pencegahan korupsi di instansi peserta SPI 2022. Dengan demikian, laporan
ini dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan pencegahan korupsi di setiap
K/L/PD untuk menciptakan pemerintahan yang bebas dari korupsi. Terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan SPI 2022. Kami juga
mengharapkan masukan untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan serupa
di masa datang.

Tim Penyusun
Survei Penilaian Integritas 2022

www.kpk.go.id iii
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif 1 Hasil Survei Penilaian


Integritas 25
Pendahuluan 5 Profil Responden 25
Latar Belakang 5 Profil Responden Internal 25
Rumusan Masalah 5 Profil Responden Eksternal 26
Tujuan 6 Profil Responden Eksper 27
Manfaat 6
Ruang Lingkup 6 Hasil SPI 2022 28
Indeks Integritas Nasional 28
Metodologi 7 Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Korupsi
Tinjauan Literatur 7 Internal 28
Metode Pengumpulan Data 9 Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Korupsi
Eksternal 39
Pemilihan Sampel 9
Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Korupsi
Pemilihan Unit Kerja 10 Eksper 43
Pemilihan Sampel Internal 11 Perbaikan Situasi Integritas (Pegawai, Pengguna,
Pemilihan Sampel Eksternal 11 Eksper) 45
Pemilihan Sampel Eksper 12 Faktor Koreksi 46
Catatan Pelaksanaan SPI 46

Perhitungan Indeks Integritas 13


Skema Perhitungan Indeks Integritas 13 Kesimpulan dan Saran 47
Variabel Yang Digunakan 14 Kesimpulan 47
Saran 48
Variabel dalam Penilaian Internal 14
Variabel dalam Penilaian Eksternal 15
Variabel dalam Penilaian Eksper 15 Daftar Pustaka 50
Lampiran 51
Penyetaraan Skala Variabel 15
Bobot Komponen Kompleks 16
Penghitungan Indeks 16
Penilaian Internal 16
Penilaian Eksternal 16
Penilaian Eksper 17
Faktor Koreksi 17
Analisis Risiko Korupsi dan Upaya
Pencegahan 17
Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian Internal 18
Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian Eksternal 22
Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian Eksper 22

iv www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Daftar Gambar Daftar Tabel


Gambar 3.1 Tabel 4.1
Skema Penghitungan Indeks Integritas 13 Risiko Korupsi Aspek Perdagangan Pengaruh 29
Gambar 3.2 Tabel 4.2
Rumus Penghitungan Indeks Integritas 14 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan SDM 30
Gambar 3.3 Tabel 4.3
Contoh Skala Pertanyaan Negasi 15 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran 31
Gambar 3.4 Tabel 4.4
Skema Penyetaraan Skala Variabel Pengalaman 16 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Pengadaan
Gambar 3.5 Barang dan Jasa 33
Rumus Penghitungan Penilaian Internal 16 Tabel 4.5
Gambar 3.6 Risiko Korupsi Aspek Integritas Pelaksanaan Tugas 35
Rumus Penghitungan Penilaian Eksternal 16 Tabel 4.6
Gambar 3.7 Upaya Pencegahan Korupsi Aspek Transparansi 36
Rumus Penghitungan Penilaian Eksper 17 Tabel 4.7
Gambar 3.8 Upaya Pencegahan Korupsi dalam bentuk
Rumus Penghitungan Faktor Koreksi 17 Sosialisasi Antikorupsi 37
Gambar 4.1 Tabel 4.8
Profil Responden Internal 25 Risiko Korupsi dari Transparansi dan
Gambar 4.2 Keadilan Layanan 39
Profil Responden Eksternal 26 Tabel 4.9
Gambar 4.3 Risiko Korupsi dari sisi Integritas Pegawai 40
Profil Responden Eksper 27 Tabel 4.10
Gambar 4.4 Situasi Sistem Antikorupsi/Upaya
Perubahan Situasi Integritas menurut Jenis Pencegahan Korupsi 42
Responden 45 Tabel 4.11
Gambar 4.5 Risiko Korupsi Eksper 44
Faktor Koreksi 46

www.kpk.go.id v
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Ringkasan Eksekutif

S
urvei Penilaian Integritas (SPI) dibangun enumerator. SPI dilakukan pada 631 instansi
untuk memetakan risiko korupsi dan yaitu 94 kementerian/lembaga, 34 pemerintah
kemajuan upaya pencegahan korupsi provinsi, dan 503 pemerintah kabupaten/kota.
yang dilakukan kementerian/lembaga/ Hasil SPI 2022 menunjukkan Indeks SPI rata-
pemerintah daerah (K/L/PD). Hasil SPI rata seluruh K/L/PD peserta berada di angka
dijadikan dasar untuk menyusun rekomendasi 71,94. Berdasarkan pengelompokkan peta
peningkatan upaya pencegahan korupsi di risiko, maka secara umum, Indonesia masih
masing-masing K/L/PD sesuai karakteristik berada dalam wilayah rentan korupsi. Berikut
dan temuan pemetaan empiris. adalah rangkuman umum terkait risiko korupsi
di Indonesia yang ditemukan dari hasil SPI
Berdasarkan rekomendasi tersebut, K/L/PD 2022:
diharapkan mampu menindaklanjuti dengan
menyusun rencana aksi pencegahan korupsi Risiko Tinggi:
di instansi masing-masing dan menjadikannya
sebagai gerakan perubahan. Secara •• Secara umum, pelaksanaan tugas di
berkelanjutan, hasil SPI di tahun berikutnya berbagai K/L/PD di Indonesia memiliki risiko
akan menjadi alat ukur keberhasilan dampak korupsi yang tinggi dan ditemukan di 56%
yang diciptakan dari perubahan tersebut. kementerian/lembaga dan 76% pemerintah
daerah, setidaknya dalam satu komponen
Survei Penilaian Integritas (SPI) berusaha pelaksanaan tugas, seperti:
menangkap penilaian persepsi dan • penerimaan gratifikasi/suap dalam
pengalaman berbagai pemangku kepentingan melaksanakan tugas/memberikan
di instansi K/L/PD, yaitu pegawai, pengguna layanan publik;
layanan/mitra kerjasama, dan eksper/ahli • penyalahgunaan fasilitas kantor untuk
dari beragam kalangan. Dimensi penilaian kepentingan pribadi;
mencakup transparansi, integritas dalam • konflik kepentingan yang dipengaruhi
pelaksanaan tugas, perdagangan pengaruh oleh suku, agama, hubungan
(trading in influence), pengelolaan anggaran, kekerabatan, almamater, dan
pengelolaan pengadaan barang dan jasa (PBJ), sejenisnya dalam pelaksanaan tugas
pengelolaan SDM, dan sosialisasi antikorupsi atau memberikan layanan publik;
di setiap instansi. • atasan yang memberi perintah tidak
sesuai aturan termasuk juga pegawai
Hasil survei yang berbentuk angka indeks yang melanggar aturan.
menunjukkan level integritas instansi, dengan •• Penyalahgunaan pengelolaan anggaran
skala 1 hingga 100. Semakin tinggi angka juga diyakini masih berada pada tingkat
integritas sebuah instansi, maka sistem yang risiko yang tinggi, setidaknya dalam satu
berjalan untuk mendeteksi risiko korupsi dan aspek pengelolaan anggaran di 66%
menangani ketika terjadi tindak pidana korupsi kementerian/lembaga dan 77% pemerintah
di K/L/PD tersebut pun semakin baik. daerah. Risiko ini dapat terjadi berbagai hal
terkait pengelolaan anggaran, seperti:
Sama seperti pada 2021, kuesioner elektronik • penggunaan anggaran perjalanan
SPI 2022 diisi secara self-administered dinas;
(pengisian sendiri) dengan dua jenis • penerimaan honor/uang transport
pengiriman kuisioner, melalui elektronik lokal/perjadin tidak sesuai dengan SPJ
(whatsapp blast dan email blast) maupun yang ditandatangani; dan
melalui tatap muka secara CAPI di gawai • penyalahgunaan anggaran kantor oleh

1 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

pejabat untuk kepentingan pribadi. kedekatan dengan pejabat, dan kesamaan


•• Risiko penyalahgunaan pengelolaan almamater/golongan/organisasi dalam
pengadaan barang/jasa (PBJ) juga proses promosi/ mutasi pegawai.
berada pada tingkat risiko yang tinggi. •• Risiko perdagangan pengaruh (trading in
Di 63% Kementerian/ Lembaga dan 79% influence) atau adanya pengaruh dari pihak
Pemerintah daerah ditemukan setidaknya lain dalam pengambilan keputusan dan
salah satu risiko sebagai berikut: pelaksanaan tugas di instansi di Indonesia,
• Proses tender yang sudah diatur berada dalam tingkat risiko sedang. Risiko
sedemikian rupa untuk memenangkan yang terjadi di 40% kementerian/lembaga
vendor tertentu; dan 83% pemerintah daerah ini perlu
• kedekatan pejabat di instansi dengan diantisipasi di masa mendatang, khususnya
pemenang PBJ; pada saat:
• barang/ jasa yang dihasilkan dari proses • penentuan program/kegiatan;
PBJ yang terlalu mahal dan tidak sesuai • penentuan pemenang tender;
kualitasnya; • perizinan;
• gratifikasi/suap dari vendor pemenang • pemberian sanksi/denda;
tender; hingga • rekrutmen pegawai; hingga
• barang dan jasa yang diadakan tidak • pemberian/penyaluran bantuan.
bermanfaat bagi pegawai di instansi.
•• Menurut pandangan masyarakat yang
menggunakan layanan atau menerima Evaluasi terhadap Upaya Pencegahan Korupsi:
manfaat pelaksanaan tugas dari instansi
pemerintahan di Indonesia, di 85% •• Sosialisasi antikorupsi yang dilakukan
Kementerian/ Lembaga dan 86% Pemerintah tetap perlu dirancang agar lebih efektif
daerah setidaknya satu aspek dalam terkait untuk menjadikan kalangan pegawai
dengan transparansi dan keadilan layanan dapat menghindari konflik kepentingan,
masih memiliki risiko permasalahan melaporkan/menolak gratifikasi/suap, dan
dan korupsi yang tinggi. Risiko tersebut melaporkan tindak pidana korupsi yang
mencakup: dilihat/didengar/diketahui.
• kejelasan informasi terkait standar dan •• Meskipun upaya pencegahan korupsi di
prosedur pelaksanaan tugas/layanan, berbagai instansi di Indonesia sudah relatif
• kemudahan standar/prosedur, baik, namun masih dapat ditingkatkan agar
• perlakukan istimewa/khusus yang tidak pengguna layanan/pihak eksternal dapat
sesuai aturan, menerapkan perilaku antikorupsi ketika
• konflik kepentingan saat memberikan berhubungan dengan instansi. Selain itu,
layanan/ melaksanakan tugas. instansi dapat meningkatkan penyediaan
media pengaduan/pelaporan masyarakat
Risiko Sedang: terkait korupsi, perlindungan pelapor
antikorupsi, dan memberi kepastian bahwa
•• Kalangan eksternal meyakini bahwa laporan tersebut akan ditindaklanjuti. Juga
pemberian berupa gratifikasi/suap/ perlu meyakinkan pengguna layanan/pihak
pemerasan masih terjadi di 38% eksternal bahwa pegawai yang bekerja/
kementerian/lembaga dan 76% pemerintah melayani menjungjung tinggi kejujuran dan
daerah. menjalankan tugas sesuai aturan.
•• Risiko tidak objektifnya pengelolaan SDM
saat promosi/mutasi diyakini masih Berdasarkan temuan permasalahan tersebut,
terjadi di 47% kementerian/lembaga dan KPK merumuskan rekomendasi agar secara
80% pemerintah daerah. Risiko ini terjadi umum, berbagai instansi dan berbagai
karena adanya konflik kepentingan yang pemangku kepentingan terkait dengan
dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan,
pemberantasan korupsi dapat melakukan

www.kpk.go.id 2
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

beberapa upaya pencegahan korupsi dengan 1) Penegakan sanksi/hukuman terkait


tingkatan dan fokus prioritas sebagai berikut: pelanggaran perdagangan pengaruh
berdasarkan kode etik dan/atau
Perbaikan dari tingkat mendasar untuk berbagai regulasi internal lainnya secara adil dan
komponen dengan tingkat risiko korupsi yang konsisten.
tinggi: 2) Internalisasi larangan perdagangan
pengaruh terhadap seluruh pegawai/
•• Terkait dengan pelaksanaan tugas, perlu pimpinan di instansi disertai contoh dari
dilakukan perbaikan mendasar dengan pimpinan.
memastikan keberadaan hal-hal berikut: 3) Implementasi kebijakan, regulasi, dan
1) Penegakan sanksi/hukuman terkait mekanisme penanganan benturan
pelanggaran perdagangan pengaruh kepentingan di instansi.
berdasarkan kode etik dan/atau 4) Upaya peningkatan integritas bagi
regulasi internal lainnya secara adil dan calon pimpinan/pejabat di instansi
konsisten. dan deklarasi konflik kepentingan yang
2) Internalisasi larangan perdagangan dimiliki sebelum menjabat dan secara
pengaruh terhadap seluruh pegawai/ tahunan.
pimpinan di instansi disertai contoh dari 5) Penguatan mekanisme pengawasan
pimpinan. internal untuk mendeteksi perdagangan
3) Implementasi kebijakan, regulasi, dan pengaruh sebelum, saat, dan setelah
mekanisme penanganan benturan pimpinan menduduki jabatan.
kepentingan di instansi. •• Terkait dengan prosedur layanan dan
4) Upaya peningkatan integritas bagi pelaksanaan tugas, seluruh instansi di
calon pimpinan/pejabat di instansi Indonesia dan pemangku kepentingan
dan deklarasi konflik kepentingan yang terkait, perlu melakukan perbaikan
dimiliki sebelum menjabat dan secara mendasar dengan memastikan hal berikut:
tahunan. 1) Proses bisnis yang sederhana dan
5) Penguatan mekanisme pengawasan tetap berada dalam koridor peraturan
internal untuk mendeteksi perdagangan perundang-undangan.
pengaruh sebelum, saat, dan setelah 2) Optimalisasi penggunaan teknologi
pimpinan menduduki jabatan. dalam pengambilan keputusan terkait
•• Terkait dengan penyalahgunaan anggaran, dengan layanan yang diberikan.
berbagai instansi dan pemangku 3) Evaluasi yang memotret sudut pandang
kepentingan di Indonesia perlu memperkuat pengguna layanan terkait dengan
sistem pengawasan internal dan prosedur dan kejelasan layanan.
internalisasi aturan pengelolaan benturan
kepentingan dan hukuman/sanksi, jika Perbaikan dengan penguatan hingga sosialisasi
terjadi penyalahgunaan perjalanan dinas, dan kampanye untuk berbagai komponen
mark up anggaran, penyalahgunaan, dengan tingkat risiko korupsi sedang, seperti:
pengadaan barang dan jasa, hingga
penyalahgunaan honor kegiatan. •• Terkait dengan suap/ gratifikasi/ pemerasan
• Terkait dengan risiko korupsi pada proses (pungutan liar), instansi di Indonesia dan
pengadaan barang dan jasa (PBJ), seluruh berbagai pemangku kepentingan terkait,
instansi dan para pemangku kepentingan perlu melakukan upaya intensifikasi,
terkait, perlu melakukan perbaikan mendasar sosialisasi, dan kampanye (jika sudah ada)
dengan memastikan hal-hal berikut: kepada seluruh pemangku kepentingan,

3 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

terkait upaya pencegahan suap/gratifikasi/ dimiliki sebelum menjabat dan secara


pemerasan, khususnya yang berkaitan tahunan.
dengan hal-hal berikut: 5) Penguatan mekanisme pengawasan
1) Kebijakan, regulasi, dan mekanisme internal untuk mendeteksi intervensi
pelaporan/pengelolaan gratifikasi di dan benturan kepentingan sebelum,
instansi. saat, dan setelah pimpinan menduduki
2) Penegakan sanksi/hukuman penerima- jabatan.
an suap/gratifikasi. •• Mengoptimalkan upaya internalisasi
3) Pelatihan dan komunikasi rutin dengan peningkatan kesadaran dan perilaku
pegawai/pimpinan untuk menciptakan melaporkan LHKPN melalui:
perilaku yang menghindari penerimaan 1) Sosialisasi, kampanye, dan pelatihan
suap/gratifikasi. secara periodik dan berkelanjutan.
4) Mekanisme pengaduan tindakan suap/ 2) Memperkuat aturan dengan memperluas
gratifikasi dan tindak lanjutnya, serta cakupan wajib lapor, sanksi dll.
perlindungan terhadap pelapor baik dari 3) Mengaitkan pelaporan dengan syarat
pihak internal maupun eksternal. untuk mendapatkan hak (promosi,
•• Terkait dengan tidak objektifnya insentif, dll).
pengelolaan SDM, instansi di Indonesia 4) Memberikan hukuman sosial/
yang berkepentingan perlu melakukan administratif kepada yang tidak melapor.
intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye (jika
sudah ada) aturan mengenai sistem merit
dan pengelolaan benturan kepentingan
dalam pengelolaan SDM di seluruh tingkat
jabatan fungsional dan struktural di instansi.
•• Berbagai instansi yang berkepentingan
perlu melakukan penguatan, sosialisasi, dan
kampanye (jika sudah ada) mengenai upaya
pencegahan korupsi dalam pelaksanaan
tugas kepada seluruh pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal,
khususnya dalam hal berikut:
1) Penegakan sanksi/hukuman terkait
pelanggaran dalam pelaksanaan tugas
dan intervensi yang tidak sesuai aturan
berdasarkan kode etik dan/atau regulasi
internal lainnya.
2) Adanya larangan pelaksanaan tugas
yang tidak sesuai aturan terhadap
seluruh pegawai/pimpinan di instansi
disertai contoh dari pimpinan.
3) Kebijakan, regulasi, dan mekanisme
penanganan benturan kepentingan di
instansi.
4) Upaya peningkatan integritas bagi
calon pimpinan/pejabat di instansi
dan deklarasi konflik kepentingan yang

www.kpk.go.id 4
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pendahuluan

Latar Belakang nasional pada K/L/PD merupakan salah satu


pertahanan terbaik dalam mencegah terjadinya

P
raktik-praktik korupsi seperti penyuapan, korupsi. Di Indonesia upaya tersebut telah
pemerasan, gratifikasi, hingga diinisiasi oleh berbagai K/L/PD. Inisiasi tersebut
penyalahgunaan wewenang untuk antara lain berupa pencanangan pembangunan
kepentingan pribadi masih rawan terjadi di Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Korupsi, penyampaian Laporan Hasil Kekayaan
(K/L/PD), yang dalam pelaksanaan tugas Penyelenggara Negara (LHKPN), Monitoring
bersentuhan langsung dengan masyarakat. Center for Prevention (MCP), dan sebagainya.
Namun, capaian upaya pemberantasan korupsi
Permasalahan korupsi dialami hampir tersebut belum memiliki ukuran yang objektif.
semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, perlu perangkat diagnostik
Korupsi menjadi ancaman serius yang dapat yang mampu membantu organisasi publik
membahayakan perkembangan sendi-sendi untuk memetakan persoalan integritas,
kehidupan bangsa karena menggerogoti mengembangkan program pencegahan dan
pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Di penindakan, serta mengukur keberhasilan
Indonesia, korupsi secara langsung merusak strategi pencegahan korupsi.
pertumbuhan ekonomi di tingkat pemerintahan
daerah (Alfada, 2019). Dalam perkembangannya, Berdasarkan kebutuhan tersebut, KPK
korupsi tidak hanya makin luas, tetapi juga menyelenggarakan Survei Penilaian Integritas
dilakukan secara sistematis. Tidak berlebihan (SPI). Sejak awal membangun instrumen SPI,
jika korupsi dianggap sebagai extraordinary yaitu pada 2016, KPK dibantu oleh BPS. BPS
crime (kejahatan luar biasa) seperti terorisme dinilai mampu membangun instrumen untuk
dan narkotika, sehingga penanganannya perlu mengidentifikasi permasalahan integritas
diprioritaskan. dalam organisasi dan mengumpulkan data
dengan lebih objektif. Namun, sejak 2020, KPK
Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 7 telah melaksanakan survei secara mandiri
Tahun 2006, ikut meratifikasi United Nations dengan dibantu oleh pihak ketiga. Dalam jangka
Convention Against Corruption (Konvensi panjang, mekanisme penilaian integritas akan
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti-Korupsi, dilakukan secara mandiri oleh masing-masing
UNCAC) 2003. Undang-undang tentang K/L/PD, sebagai alat pemetaan risiko korupsi
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) serta dan kemajuan upaya pencegahan korupsi.
didirikannya Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dalam pemberantasan korupsi juga Rumusan Masalah
menjadi wujud keseriusan pemerintah Indonesia
untuk meminimalisir korupsi. Penindakan Berbagai upaya perbaikan sistem untuk
yang tegas, pendidikan anti-korupsi kepada mencegah korupsi sudah banyak dilakukan
seluruh masyarakat sejak usia dini, serta dan diinisiasi oleh kementerian/lembaga/
upaya pencegahan yang efektif diharapkan pemerintah daerah di Indonesia seperti
dapat mempercepat pemberantasan korupsi di reformasi birokrasi, sosialisasi dan kampanye
Indonesia. nilai antikorupsi, monitoring center for
prevention, zona integritas, wilayah bebas
Integritas di level individu, organisasi, dan korupsi, wilayah birokrasi bersih dan melayani,

5 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

hingga strategi nasional pencegahan korupsi. 1. Memberikan informasi capaian upaya


Namun, upaya yang dapat mengukur sejauh pencegahan korupsi dan aktivitas
apa langkah tersebut berdampak dalam antikorupsi yang sudah dilakukan Seluruh
pencegahan korupsi serta memperlihatkan K/L/PD Peserta SPI 2022.
peta risiko korupsi yang masih terjadi di suatu 2. Mengidentifikasi area prioritas perbaikan
instansi, belum banyak dilakukan. yang rentan terhadap korupsi, sebagai dasar
menyusun kebijakan dalam bentuk rencana
Survei ini dikembangkan untuk dapat mengukur aksi dalam upaya pencegahan korupsi pada
risiko korupsi yang masih terjadi di K/L/PD Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022.
sekaligus mengukur dampak (outcomes) dari 3. Mendorong peran serta masyarakat dalam
berbagai upaya perbaikan untuk mencegah peningkatan integritas dan kepercayaan
korupsi yang sudah dilakukan. Hasil survei juga (trust) publik pada Seluruh K/L/PD Peserta
dikembangkan untuk memberikan rekomendasi SPI 2022 secara umum.
perbaikan oleh K/L/PD sebagai bagian dari 4. Melihat kesiapan Seluruh K/L/PD Peserta
upaya pencegahan korupsi. SPI 2022 dalam pelaksanaan survei secara
elektronik, baik dari sisi ketersediaan data
Tujuan populasi, maupun pelaksanaan survei
elektronik.
Survei Penilaian Integritas merupakan upaya
untuk memetakan risiko korupsi dan capaian Bagi publik secara umum, SPI 2022 dapat
upaya pencegahan korupsi yang dilakukan digunakan sebagai alat untuk melihat kesesuaian
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022. Sehingga ekspektasi dan persepsi masyarakat dengan
tujuan dari SPI adalah menyediakan ukuran upaya yang dilakukan oleh instansi terkait
dampak upaya perbaikan/pencegahan korupsi dengan korupsi di instansi tersebut. Melalui
yang telah dilakukan serta berbagai risiko perbandingan ini, masyarakat dapat turut serta
korupsi di instansi. Berdasarkan hasil ukuran dalam pemberantasan korupsi di instansi. Jika
tersebut, KPK kemudian menjadikan hasil semua pihak dapat bersama-sama melihat hasil
pemetaan sebagai dasar untuk menyusun survei yang terukur, perbaikan pemberantasan
rekomendasi perbaikan sebagai salah satu korupsi di lembaga dapat diperkuat sehingga
upaya pencegahan korupsi. Selanjutnya, kebijakan yang diambil pemerintah akan makin
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 menyusun dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
rencana aksi yang sesuai dengan karakteristik Selanjutnya, pelayanan publik yang diterima
instansi dan berdasarkan hasil SPI 2022. masyarakat juga akan makin bebas dari korupsi.

Manfaat Ruang Lingkup

Hasil SPI 2022 memiliki banyak manfaat baik Survei Penilaian Integritas (SPI) 2022
bagi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 yang dilaksanakan pada 631 K/L/PD dengan jumlah
menjadi lokus survei maupun publik secara sampel di yang berbeda-beda di setiap K/L/
umum. Bagi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022, PD sesuai dengan jumlah populasi pegawai
SPI 2022 memiliki manfaat antara lain: dan pengguna layanan/penerima manfaat
pelaksanaan tugas. Secara agregat, Survei
Penilaian Integritas 2022 mendapatkan 392.785
responden.

www.kpk.go.id 6
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Metodologi

Tinjauan Literatur 3. Fokus pada proses interaksi berbagai pihak


dalam suatu K/L/PD

B
erbagai upaya pencegahan korupsi telah 4. Triangulasi data
dilakukan, baik secara kolektif maupun 5. Menjadi alat untuk mendorong adanya
secara individual oleh kementerian/ intervensi yang berdasarkan pada bukti
lembaga/pemerintah daerah (K/L/PD). Namun, empiris.
Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception
Index atau CPI) negeri ini menunjukkan SPI merupakan adaptasi dari Integrity
pertumbuhan yang melambat dalam 10 tahun Assessment yang dikembangkan oleh Anti-
terakhir. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Corruption and Civil Rights Commission (ACRC)
2003–2012 meningkat sebesar 13 poin, Korea Selatan sejak 2002 (ACRC, 2015). Untuk
sedangkan 2012 hingga 2021 hanya naik 6 poin mengukur risiko korupsi, SPI menggabungkan
(Transparency International, 1995; 2022). sudut pandang internal, eksternal, dan eksper/
ahli untuk menilai berbagai dimensi sebagai
Sepanjang 27 tahun pengukuran CPI di bentuk triangulasi data. Dengan cara ini,
Indonesia, K/L/PD di Indonesia masih kesulitan survei memungkinkan untuk bisa menangkap
menindaklanjuti hasil CPI. Lantaran absennya perspektif berbeda dari berbagai pihak yang
rekomendasi khusus yang perlu dilakukan oleh menghadapi risiko korupsi berbeda-beda
instansi yang bersangkutan, sebagai panduan (Graycar & Smith, 2011). Metode triangulasi
perbaikan atas hasil CPI. Itu sebab, berbagai data juga memungkinan untuk mendapatkan
negara kini berupaya mengembangkan pengukuran risiko yang lebih tepat (UNDP, 2008).
bentuk pengukuran risiko korupsi agar dapat Pendekatan persepsi juga dikombinasikan
memberikan gambaran yang lebih spesifik. dengan pengalaman dari responden internal
dan eksternal. Metode kombinasi ini digunakan
Survei Penilaian Integritas merupakan alat ukur dalam SPI karena persepsi dan pengalaman
yang dikembangkan oleh KPK sejak 2007 dan memiliki gap dalam mengukur risiko korupsi
mencoba memetakan risiko korupsi dengan melalui survei (Rose & Mishler, 2007).
pendekatan multidimensi dan multi perspektif.
Tujuan KPK mengembangkan SPI adalah Risiko korupsi diukur dari berbagai dimensi
agar pemerintah Indonesia memiliki alat ukur pertanyaan seperti perdagangan pengaruh
yang dapat menggambarkan area yang perlu (trading in influence), pengelolaan pengadaan
diperbaiki untuk dapat mencegah korupsi barang/jasa, pengelolaan anggaran, pengelo-
(UNDP, 2008). laan sumber daya manusia (SDM), integritas
dalam pelaksanaan tugas, sosialisasi
Dalam proses mengembangkan alat ukur antikorupsi, dan transparansi di setiap
tersebut, KPK melakukan kajian terhadap alat instansi. Pengelompokan dimensi dilakukan
ukur korupsi yang dikembangkan dan digunakan berdasarkan hasil analisis SPI 2022 di mana
di berbagai negara. Graycar dan Smith (2011) setiap variabel memiliki kecenderungan saling
menjabarkan beberapa kesamaan fitur berkorelasi tinggi ketika dikumpulkan ke dalam
metodologi berbagai pengukuran risiko korupsi satu dimensi tersendiri.
yang dikembangkan oleh banyak negara, yaitu:
1. Dimiliki oleh negara itu sendiri Beberapa dimensi dalam SPI adalah antara
2. Pendekatan partisipatif lain integritas pelaksanaan tugas, perdagangan

7 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

pengaruh dari eksternal, dan sosialisasi pelaksanaan norma serta nilai integritas.
nilai-nilai antikorupsi. Dimensi-dimensi ini
merupakan bagian dari budaya suatu organisasi Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) juga
yang sangat penting dibangun integritasnya menjadi faktor yang berkaitan erat dengan
untuk menciptakan lingkungan agar suatu korupsi. Penelitian empiris di Departemen Pajak
organisasi dapat membangun kepatuhan dan di Yunani, Antonakas, et al. (2014) menemukan
fakta bahwa rekrutmen, penilaian, dan promosi
budaya integritas (Torsello, 2018). Meskipun
pegawai publik yang tidak sesuai dan tidak
hubungan antara budaya organisasi dan korupsi
dilakukan secara objektif serta menjunjung
tidak dapat langsung dilihat secara kasat mata, tinggi meritokrasi (berdasarkan prestasi atau
namun hal tersebut dapat diidentifikasi melalui performa), berpengaruh terhadap masih
tiga pendekatan (Torsello, 2018). tingginya tingkat korupsi. Pengelolaan SDM
yang lemah di sektor publik dapat menyebabkan
Pertama, pendekatan dengan melihat layanan publik tidak kompeten (Chêne, 2015).
kecenderungan perilaku korupsi sebagai Pengelolaan yang lemah, struktur insentif, serta
tindakan atau keputusan individu dalam etos kerja yang tidak baik, akan membuat sektor
pelaksanaan tugas yang dapat membebani publik yang kuat, efisien, dan akuntabel, lebih
organisasi. Sebagai contoh, individu yang sulit dicapai (Chêne, 2015).
memutuskan untuk melakukan suap/gratifikasi,
hingga menyalahgunakan fasilitas organisasi Korupsi dan pengelolaan anggaran hingga
untuk kepentingan pribadi. Kedua, pendekatan pengelolaan pengadaan barang dan jasa, tidak
yang melihat korupsi sebagai pola kolusi dapat dipisahkan. Dalam dua dekade terakhir,
antara individu dengan lingkungan kerjanya. berbagai institusi internasional, donor, hingga
Perilaku korupsi serupa ini biasanya melibatkan akademisi mendorong agar pengelolaan
manajemen tingkat menengah hingga tinggi anggaran dan proses pengadaan di sektor publik
di suatu organisasi, dengan menciptakan dapat diakses oleh masyarakat luas (Cimpoeru
sistem yang korup. Contohnya, nepotisme, & Cimpoeru, 2015). Secara empiris, berdasarkan
konflik kepentingan, keberadaan calo, hingga studi terhadap data 59 negara di dunia,
penyalahgunaan wewenang oleh atasan. Cimpoeru dan Cimpoeru (2015) menemukan
Ketiga, pendekatan dengan melihat hubungan bahwa pengelolaan anggaran yang transparan
perilaku korupsi dan budaya organisasi, yang dapat mendorong kemajuan ekonomi yang
saling dipengaruhi dengan budaya asal individu lebih cepat di sebuah negara. Sebab, berbekal
tersebut. Berdasarkan tiga pendekatan ini, informasi anggaran yang transparan, para
Torsello (2018) menyampaikan pentingnya pelaku ekonomi dapat bertindak lebih tepat.
melihat integritas individu dan budaya organisasi Transparansi anggaran dan pengadaan barang/
dengan melibatkan aspek sosiokultural. jasa dilihat sebagai alat yang vital untuk
menekan angka keuntungan yang ilegal dan
Secara empiris, kepemimpinan, kendali, dan korup yang diperoleh para pelakunya.
sistem yang dibangun di sebuah organisasi
dapat mempengaruhi prevalensi korupsi di Dalam menganalisis data terkait dengan
sebuah organisasi (Hechanova, et al., 2014). pengalaman, SPI menggunakan prinsip “one
Studi kuantitatif di Filipina menunjukkan, sistem is too many”. Artinya, setiap responden yang
antikorupsi serta transparansi yang bekerja menyatakan mereka melihat atau mendengar
dengan baik dapat memperkecil prevalensi adanya kejadian korupsi di instansinya, maka
korupsi di sebuah organisasi. Sistem antikorupsi bobot jawaban yang akan diberikan cukup
yang diuji secara empiris ini meliputi sosialisasi tinggi. Hal ini didasari prinsip bahwa korupsi
norma dan nilai integritas, tindak lanjut terhadap merupakan kejahatan yang tersembunyi, seperti
laporan korupsi dan perlindungan terhadap gunung es. Dengan demikian, ketika ada satu
pelapornya, transparansi proses pemberian saja responden yang berani mengungkapkan
layanan dan/atau pelaksanaan tugas, hingga kejadian korupsi di instansinya, memberikan
cara lingkungan organisasi memberi contoh sinyal bahwa kejadian korupsi bisa lebih banyak

www.kpk.go.id 8
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

daripada informasi yang diungkapkan oleh terhadap responden terpilih. Pendekatan


sebagian kecil responden. kedua menggunakan metode CAPI (Computer-
Assisted Personal Interview), yaitu enumerator
Perhitungan yang dilakukan dalam menyusun mendatangi responden terpilih secara
indeks penilaian integritas juga menggunakan langsung/tatap muka. Kemudian, responden
data objektif sebagai faktor koreksi. Data tersebut mengisi sendiri kuesionernya melalui
objektif tersebut terdiri dari angka pengaduan gadget enumerator yang dapat dikirimkan
masyarakat yang sudah terverifikasi terkait ke server pusat ketika terhubung dengan
tindak pidana korupsi di suatu instansi melalui jaringan internet. Metode CAPI dilakukan
KPK, serta angka penyidikan kasus korupsi di beberapa daerah dengan infrastruktur
yang terungkap. Upaya yang dapat mengurangi telekomunikasi terbatas dan digunakan untuk
reliabilitas dan validitas hasil survei juga menjamin kerahasiaan jawaban dari setiap
dihitung ke dalam faktor koreksi. Data objektif responden. Dengan demikian, responden dapat
serta upaya pengarahan digunakan untuk memberikan jawaban secara objektif. Selain itu,
dapat menormalisasi jarak dan mengurangi CAPI juga dilakukan di beberapa daerah karena
inkonsistensi hasil survei dengan fakta korupsi ketiadaan atau ketidaklengkapan data populasi
yang terjadi (ACRC, 2017). baik data internal (pegawai) maupun eksternal
(pengguna layanan/penerima manfaat
pelaksanaan tugas/fungsi). Ketidaklengkapan
Metode Pengumpulan Data dapat disebabkan oleh ketiadaan data kontak
pegawai dan/atau pengguna layanan, sehingga
Survei Penilaian Integritas dilakukan dengan penyebaran kuesioner tidak dapat dilakukan
menggabungkan data primer dan data sekunder. melalui whatsapp maupun e-mail.
Data primer didapatkan dari survei terhadap
pegawai instansi K/L/PD, pengguna layanan Survei ini dilakukan terhadap pegawai,
dari K/L/PD tersebut, hingga eksper/ahli/ pengguna layanan dalam satu tahun terakhir,
pemangku kepentingan lainnya. Responden ahli dan responden eksper/ahli pada setiap K/L/PD
yang dipilih, adalah responden yang mengerti yang menjadi peserta SPI. Dalam penentuan
mengenai kondisi integritas, risiko korupsi sampling secara acak, margin of error ditentukan
dalam instansi, serta upaya-upaya pencegahan dengan target 5% dan tidak lebih dari 10%
korupsi yang dilakukan oleh instansi sesuai dengan jumlah populasi masing-masing
bersangkutan. Selanjutnya, data primer menjadi K/L/PD. Hasil survei berbentuk angka skala 1
penyusun indeks integritas yang disesuaikan hingga 100. Semakin tinggi angka integritas
dengan faktor koreksi. Kemudian, faktor koreksi sebuah instansi, maka sistem yang berjalan di
dijadikan pengurang besaran indeks dengan K/L/PD dalam mendeteksi risiko korupsi dan
menggunakan beberapa data sekunder. Antara menangani ketika terjadi tindak pidana korupsi,
lain berupa laporan pengaduan masyarakat juga semakin baik.
ke KPK yang telah diverifikasi, jumlah kasus
dan tersangka korupsi yang diambil dari Surat
Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) online Pemilihan Sampel
dari seluruh penegak hukum, jumlah kejadian
pengarahan yang dilakukan instansi sebelum Pemilihan Unit Kerja
pelaksanaan survei ini, dan hasil observasi
pelaksanaan survei di suatu instansi. Pemilihan unit kerja pada SPI 2022
mempertimbangkan karakteristik umum dan
Pengambilan data dilakukan secara self- spesifik pada K/L/PD peserta. Secara umum,
administered, responden mengisi sendiri terdapat tiga jenis unit kerja yang tidak masuk
kuesioner secara daring. Metode penyebaran dalam sampling SPI yaitu:
kuesioner dilakukan melalui dua pendekatan.
Pertama, full online; penyebaran link kuesioner 1. Unit kerja Pengawas Internal/Inspektorat.
melalui whatsapp blast dan email blast Langkah ini diambil karena unit kerja

9 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

tersebut merupakan mitra strategis KPK berdasarkan unit kerja, khususnya di K/L besar
dalam melaksanakan SPI. seperti klaster A, pemilihan sampling unit kerja
2. Badan Layanan Umum (BLU)/Badan dilakukan secara systematic random sampling
Layanan Umum Daerah (BLUD). dengan perhitungan MoE 5% untuk menentukan
Alasannya, unit tersebut memiliki tujuan jumlah unit kerja yang menjadi sampling. Tabel
yang spesifik yaitu keuntungan/profit dan sampling frame unit kerja terlebih dahulu
pengelolaannya sudah dilakukan secara disiapkan oleh K/L yang bersangkutan untuk
‘semi swasta’. kemudian dilakukan pengacakan secara
3. Unit kerja non-induk. Unit kerja non-induk proporsional, berdasarkan distribusi jumlah
merupakan unit dengan ukuran organisasi sampling unit kerja tersebut. Distribusi secara
yang besar yang jika dimasukkan dalam proporsional mempertimbangkan unit eselon
populasi akan membutuhkan representasi I yang menaunginya dan berdasarkan wilayah
jumlah sampling yang besar. Contoh unit geografis (jika dibutuhkan). Dengan demikian,
kerja non-induk adalah Unit Pengelola tidak seluruh unit kerja pada Klaster A akan
Teknis/Unit Pengelola Teknis Daerah menjadi sampling SPI. Hanya unit kerja yang
(UPT/UPTD), Satuan Pendidikan, Pusat terpilih secara acak yang menjadi sampling
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), SPI. Sedangkan untuk klaster B dan C, seluruh
Rumah Sakit, Kelurahan, dll. SPI 2022 unit kerja menjadi sampling dalam SPI dan
hanya mengambil unit kerja induk seperti pemilihan sampel di seluruh unit kerja dilakukan
Ditjen Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan, secara acak.
Dinas Kesehatan, Kecamatan, dll.
4. Khusus untuk pemerintah daerah, Sementara untuk pemerintah daerah, seluruh
meskipun Sekretariat Dewan Perwakilan unit kerja menjadi sampling dalam SPI dan
Rakyat Daerah (DPRD) merupakan salah pemilihan sampel di seluruh unit kerja dilakukan
satu OPD pada Pemda, namun dikeluarkan secara acak dengan penekanan tambahan data
dari sampling SPI 2022 karena sulit eksternal dari beberapa bidang (a.l. Unit Kerja
memisahkan citra sekretariat DPRD dengan Pengadaan Barang dan Jasa atau UKPBJ).
lembaga politis DPRD secara keseluruhan.
Pemilihan dilakukan secara random sampling
Secara khusus, pemilihan unit kerja pada untuk memastikan bahwa setiap pegawai dan
kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah pengguna layanan yang memenuhi kriteria
daerah (Pemda) adalah sebagai berikut: memiliki peluang yang sama untuk dapat
terpilih sebagai responden. Sehingga, kondisi
Kementerian/lembaga dibagi menjadi tiga secara utuh suatu instansi dapat diwakilkan
kelompok klaster sesuai dengan ukuran oleh responden yang terpilih secara acak
organisasi dan wilayah kerjanya. Klaster tersebut. Dengan demikian, angka yang
A merupakan kementerian/lembaga yang dihitung sebagai indeks suatu kementerian/
memiliki unit kerja di berbagai wilayah di lembaga/pemerintah daerah merupakan indeks
Indonesia dengan cakupan pelaksanaan tugas/ yang menggambarkan instansi tersebut secara
layanan seluruh Indonesia. Klaster B merupakan keseluruhan dan tidak hanya di unit yang rawan/
kementerian/lembaga yang tidak memiliki unit nihil korupsi saja.
kerja di luar wilayah kantor pusat kementerian/
lembaga tersebut, dengan cakupan pelaksanaan Pemilihan Sampel Internal
tugas/layanan di seluruh wilayah Indonesia.
Kementerian/lembaga klaster C berlaku untuk Cakupan responden internal pada setiap lokus
kementerian/lembaga yang tidak memiliki unit adalah pegawai pada unit kerja di eselon II.
kerja di luar wilayah kantor pusat dan cakupan Alokasi sampel internal dilakukan secara
pelaksanaan tugas/layanan yang terbatas. proporsional berdasarkan basis data jumlah
pegawai di masing-masing lokus dengan
Untuk menjamin keterwakilan distribusi sampel

www.kpk.go.id 10
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

mengikuti ketentuan sebagai berikut: Secara umum, ketentuan pemilihan sampel


eksternal adalah sebagai berikut:
1. Pegawai yang dijadikan sampel minimal
sudah bekerja selama satu tahun di K/L/ 1. Alokasi sampel responden eksternal
PD (baik ASN maupun non-ASN) dan dihitung berdasarkan proporsi jumlah
melakukan tugas dan fungsi utama pengguna layanan selama 12 bulan terakhir
dari K/L/PD. Dengan demikian, pegawai pada masing-masing unit kerja yang
honorer dapat masuk dalam daftar menjadi sampling di instansi yang mengikuti
populasi pegawai. Namun pegawai yang kegiatan SPI 2022.
tidak melakukan tugas dan fungsi utama 2. Pengguna layanan pada kementerian/
dikeluarkan dari daftar sampling, contohnya lembaga mencakup penerima manfaat
resepsionis, pengamanan, pramusaji, supir, pelaksanaan tugas dan fungsi dari
teknisi, tenaga kebersihan, dll. kementerian/lembaga tersebut, seperti
2. Pegawai yang berada pada unit kerja yang perizinan, koordinasi, pengadaan barang
tidak menjadi sampling (misalnya, unit dan jasa, konsultasi, koordinasi, dsb.
kerja tidak terpilih secara acak pada K/L 3. Pengguna layanan tidak termasuk pengguna
klaster A, pengawas internal/inspektorat, layanan yang merupakan internal/pegawai
BLU atau BLUD, dan unit kerja non-induk) dari instansi K/L/PD tersebut.
juga dikeluarkan dari daftar sampling. 4. Untuk K/L/PD yang hingga menjelang akhir
3. Pemilihan responden internal dilakukan penutupan kegiatan survei masih belum
secara random dari data populasi yang mencapai target responden sesuai dengan
dikirimkan oleh Inspektorat/Satuan proporsi pengguna layanan di unit kerja
Pengawas Internal masing-masing K/L/PD. tersebut, jumlah sampel yang dikumpulkan
4. Responden yang terpilih secara acak, menjadi 30 orang responden.
akan menerima pesan melalui whatsapp 5. Data pengguna layanan didapat dari
dan/atau e-mail untuk mengisi kuesioner database pengguna layanan yang dikirimkan
melalui platform daring. oleh Inspektorat/Pengawas Internal kepada
5. Karena ketiadaan data populasi yang KPK.
diberikan oleh instansi, untuk instansi 6. Untuk instansi yang melaksanakan metode
yang melaksanakan metode secara secara CAPI, karena ketiadaan data populasi
CAPI, akan dilakukan dengan terlebih yang diberikan oleh instansi, maka pemilihan
dahulu mendatangi OPD-OPD untuk responden eksternal dilakukan sebagai
meminta daftar pegawai. Selanjutnya, berikut:
dilakukan penyamplingan langsung sesuai •• Jika pada lokus survei hanya terdapat
target sampling yang ditetapkan secara pelayanan loket saja, maka semua target
proporsional. Setelah sampling terpilih, sampel eksternal dialokasikan pada
enumerator akan mendatangi responden pelayanan loket, misalnya; Dukcapil,
pegawai terpilih atau membuat perjanjian PTSP, dst.
jadwal pengisian kuesioner di kantor OPD, •• Jika terdapat pelayanan loket dan
agar dapat mengisi kuesioner secara CAPI nonloket, maka target sampel eksternal
di gadget enumerator. diprioritaskan pada pelayanan loket.
Namun, bila target sampel belum
terpenuhi dapat dialihkan untuk
Pemilihan Sampel Eksternal responden nonloket. Sebagai contoh,
vendor yang mengikuti proses lelang PBJ
Responden eksternal merupakan para pengguna
pada instansi tersebut maupun layanan
layanan atau mitra kerjasama dari K/L/PD.
non loket lainnya.
•• Jika hanya terdapat pelayanan non

11 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

loket, semua target sampel eksternal Pemilihan Sampel Eksper


dialokasikan pada pelayanan non loket
dengan memaksimalkan sumber daya Kerangka sampel eksper/ahli terdiri atas ahli/
yang ada. tokoh yang dipandang mengetahui keadaan
•• Pemilihan sampel eksternal loket pemerintahan di wilayah sampel. Pemilihan
dilakukan pada waktu tersibuk dalam responden merujuk pada daftar ahli/tokoh di
pemberian layanan. Informasi terkait setiap lokus survei yang bisa dijadikan sampel,
waktu tersibuk dapat ditetapkan sesuai dengan mekanisme yang ditentukan.
berdasarkan informasi dari penanggung Teknik ini dikenal sebagai targeting sampling
jawab lokus. atau metode pengambilan sampel dengan
•• Responden yang memenuhi syarat pertimbangan target populasi yang ditetapkan.
adalah pengguna layanan loket yang
sudah selesai mengakses pelayanan Target responden dari survei eksper/ahli yang
atau responden yang sudah pernah harus dicapai minimal adalah 10 ahli/tokoh
mengakses pelayanan sampai selesai, untuk setiap K/L/PD dari berbagai kriteria yang
dalam kurun waktu maksimal pelayanan ditetapkan oleh KPK. Kriteria ahli/tokoh yang
12 bulan terakhir. bisa dijadikan sampel eksper/ahli, yaitu:
•• Loket yang memenuhi syarat adalah
loket yang memberikan pelayanan dari •• Pensiunan maksimal lima tahun terakhir
pertama sampai akhir. Jika proses (pejabat minimal eselon II untuk K/L/Provinsi
pelayanan melalui beberapa loket, yang atau eselon III untuk kabupaten/kota)
dipilih sebagai loket yang memenuhi •• Auditor BPK
syarat adalah loket yang terakhir •• Auditor BPKP
memberikan pelayanan. •• Perwakilan Ombudsman
▶▶ Jika loket yang memenuhi syarat •• Penanggung jawab program pencegahan
korupsi dari KPK (Korsupgah, Stranas PK,
hanya satu, target responden pada
Dit. Monitoring); Instansi lain yang terkait
loket tersebut adalah sama dengan
(Kementerian PAN RB, Kementerian Dalam
target sampel eksternal loket untuk Negeri, Kementerian PPN/Bappenas)
lokus tersebut. •• Asosiasi Pengusaha (KADIN, HIPMI,
▶▶ Jika loket yang memenuhi syarat lebih APINDO) atau pengusaha yang berpengaruh
dari satu, target sampel responden •• DPRD (Pimpinan DPRD dan ketua
setiap loket adalah jumlah target komisi yang membidangi pemerintahan
sampel eksternal loket per hari, dibagi (diutamakan Komisi A))
secara proporsional berdasarkan •• Advokat
jumlah rata-rata pengguna layanan •• Saber Pungli Polres
pada masing-masing loket yang •• Saber Pungli Kejari
memenuhi syarat •• Saber Pungli Pengadilan Negeri
•• Setelah target per loket ditentukan, •• Jurnalis (pemerhati kinerja instansi) yang
bereputasi
selanjutnya dengan mempertimbangkan
•• LSM yang fokus pada kinerja instansi atau
aspek operasional lapangan, pemilihan
antikorupsi
sampel dilakukan dengan prinsip •• Akademisi bidang hukum atau politik/
random sampling. Artinya, sampel pemerintahan/sektor terkait/lokal setempat.
diambil sedemikian rupa sesuai daftar •• Advisor dari lembaga donor yang membantu
konsumen berdasarkan kedatangan program pemerintah di instansi terkait
responden di setiap loket pada jam atau •• Penyuluh antikorupsi pada level madya dan
waktu pelayanan yang sudah ditetapkan utama
terlebih dahulu. •• Kriteria narasumber ahli lain yang ditetapkan
KPK.

www.kpk.go.id 12
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Perhitungan Indeks Integritas

Skema Perhitungan Indeks pengaduan masyarakat ke KPK yang telah


Integritas diverifikasi, jumlah kasus dan tersangka korupsi
yang diambil dari Surat Perintah Dimulainya

P
erhitungan Indeks Integritas dilakukan Penyidikan (SPDP) dari seluruh penegak hukum,
dengan menggabungkan penilaian dari jumlah kejadian pengarahan yang dilakukan
tiga sudut pandang, yaitu penilaian instansi sebelum pelaksanaan survei ini, dan
internal, penilaian eksternal, dan penilaian hasil observasi pelaksanaan survei.
eksper/ahli. Penilaian internal dihitung
berdasarkan penilaian pegawai pada masing- Penentuan bobot pada masing-masing
masing lokus survei terkait integritas unit kerja perspektif, dimensi, hingga variabel dalam
dan/atau organisasi. Sedangkan perhitungan survei dihitung menggunakan metode Principal
untuk penilaian eksternal berasal penilaian Component Analysis (PCA) yang ditetapkan
para pengguna layanan publik di lokus survei. pada 2021. Metode PCA digunakan sekaligus
Sementara, penilaian eksper/ahli dihitung untuk melihat pengelompokan variabel yang
berdasarkan penilaian beberapa narasumber ditanyakan ke dalam satu dimensi yang sama.
atau eksper/ahli yang dianggap memiliki Pembobotan menggunakan PCA memiliki
pengetahuan komprehensif terkait masalah keunggulan, yaitu bobot yang terbentuk berasal
integritas dan korupsi pada K/L/PD tertentu. dari distribusi data itu sendiri dengan melakukan
perhitungan korelasi antar-variabel. PCA lebih
Perhitungan Indeks Integritas juga tepat digunakan untuk menganalisis multivariat
memasukkan faktor koreksi sebagai bagian yang komprehensif, karena dapat mengukur
yang tidak terpisahkan dalam pembentukan seberapa penting sebuah variabel dan dimensi
Indeks Integritas. Faktor koreksi berperan relatif terhadap variabel dan dimensi lainnya
menyeimbangkan indeks yang dihasilkan dari (Wu et al., 2011; Kurek et al., 2022).
penilaian internal, eksternal, dan eksper/ahli
sesuai dengan kondisi riil integritas K/L/PD. Sementara itu, data sekunder terkait Laporan
Faktor koreksi selanjutnya dijadikan pengurang Pengaduan Masyarakat ke KPK untuk keperluan
besaran indeks dengan menggunakan perhitungan faktor koreksi disediakan oleh KPK.
beberapa data sekunder, seperti laporan KPK sebagai lembaga yang dinilai memiliki

Penilaian Internal
(0.305) + Penilaian Ekternal
(0.328) + Penilaian Eksper
(0.367) - Faktor Koreksi
(0.2)

Perdagangan Pengelolaan Transparansi dan Keadilan


Prevalensi Korupsi
Pengaruh PBJ Layanan
0.58050351

Pengelolaan Pengelolaan Upaya Pencegahan


Integritas
SDM Anggaran Korupsi
Pelaksanaan SPI
0.41949649
Sosialisasi
Transparansi Integritas Pegawai
Antikorupsi

Integritas dalam
Pelaksaanaan Tugas

Gambar 3.1 Skema Penghitungan Indeks Integritas

13 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

pemahaman mendalam mengenai seluk- masing penilaian pada tiga dimensi utama,
beluk korupsi di Indonesia, juga turut andil kemudian hasilnya dikurangi dengan perkalian
dalam memberikan judgement bobot faktor bobot dari faktor koreksi. Secara visual, rumus
koreksi sebesar 20 persen berdasarkan hasil perhitungan indeks dapat dilihat pada Gambar
eksperimen ekonomi yang dilakukan lembaga 3.2. Nilai Indeks Integritas berkisar dari skala
itu pada 2017. 0 sampai dengan 100. Semakin mendekati
100 menunjukkan suatu lembaga makin
Perhitungan Indeks Integritas dilakukan dengan berintegritas.
menjumlahkan perkalian bobot dengan masing-

Indeks Integritas 2022

0,305 X1 + 0,328 X2 + 0,367 X3 - 0,20 (0,58X4 + 0,42X5)


dimana:
X1 Indeks Penilaian Internal
X2 Indeks Penilaian Eksternal
X3 Indeks Penilaian Eksper
X4 Prevalensi Korupsi
X5 Integritas Pelaksanaan SPI

Gambar 3.2 Rumus Penghitungan Indeks Integritas

Variabel Yang Digunakan 2. Integritas dalam pelaksanaan tugas: yang


mencakup konflik kepentingan pegawai
Proses penentuan variabel dalam perhitungan yang menggunakan fasilitas kantor,
indeks mengacu pada kerangka kerja yang nepotisme dalam pelaksanaan tugas,
telah dijelaskan sebelumnya. Dari proses penyelewengan jabatan oleh atasan,
seleksi tersebut didapat 67 variabel terpilih yang ketidakpatuhan pegawai, risiko pegawai
terdiri atas 43 variabel penilaian internal yang menerima pemberian dalam melaksanakan
dikelompokkan dalam tujuh dimensi, 12 variabel tugas.
penilaian eksternal yang dikelompokkan dalam 3. Perdagangan pengaruh (trading in
tiga dimensi, dan 12 variabel penilaian eksper/ influence): terkait adanya intervensi dari
ahli yang tergabung dalam satu dimensi. pihak tertentu terkait penentuan program/
kegiatan, pemberian izin, negosiasi terkait
Variabel dalam Penilaian Internal sanksi/denda, kebijakan pengelolaan SDM,
dan kebijakan bantuan program pemerintah.
Penilaian Internal tersusun atas 7 (tujuh) 4. Pengelolaan anggaran: mencakup
dimensi, yaitu transparansi, integritas dalam penyelewengan anggaran, perjalanan dinas,
pelaksanaan tugas, perdagangan pengaruh pemotongan honor/transport lokal maupun
(trading in influence), pengelolaan anggaran, perjalanan dinas.
pengelolaan PBJ, pengelolaan SDM, sosialisasi 5. Pengelolaan PBJ: meliputi penyelewengan
antikorupsi di setiap instansi. Ketujuh indikator dalam pengelolaan pengadaan barang/jasa.
tersebut terbentuk dari 43 variabel, yang 6. Pengelolaan SDM: terkait hal-hal negatif
meliputi: dalam seleksi penerimaan pegawai dan
1. Transparansi: terkait penyediaan informasi praktik KKN dalam peningkatan karir
yang memadai, pemberian kemudahan pegawai.
akses layanan/pelaksanaan tugas, pelaku 7. Sosialisasi antikorupsi: terkait dampak/
korupsi diproses sesuai ketentuan, keteladan efektifitas dari pelaksanaan sosialisasi
pencegahan korupsi dari pimpinan dan antikorupsi yang dilakukan.
atasan langsung.

www.kpk.go.id 14
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Variabel dalam Penilaian Eksternal Berikut adalah ilustrasi proses transformasi


variabel pada proses penyusunan indeks.
Penilaian Eksternal tersusun atas 3 (tiga)
indikator yaitu transparansi dan keadilan 1. Pertanyaan yang bersifat negasi
layanan, upaya pencegahan korupsi, integritas Pertanyaan yang disusun pada kuesioner SPI
pegawai. Ketiga variabel tersebut terbentuk dari merupakan pertanyaan kombinasi antara skala
12 variabel, yaitu: dengan arah jawaban positif dan skala dengan
1. Transparansi dan keadilan layanan: meliputi arah jawaban negatif. Dengan demikian
adanya kejelasan informasi layanan, dilakukan penyesuaian arah skala agar dapat
kemudahan memahami prosedur layanan, diolah dengan makna yang sama, yaitu skala 1,
ketidakadilan layanan, nepotisme dalam 2, dan 3 bermakna negatif dan sebaliknya skala
pemberian layanan/pelaksanaan tugas. 4, 5, dan 6 bermakna positif. Sebagaimana
2. Upaya pencegahan korupsi: meliputi terlihat pada Gambar 3.3 merupakan ilustrasi
keberadaan kampanye/himbauan anti- perbedaan arah skala.
korupsi, keberadaan media pengaduan/
Interval Skor dari Variabel Normal
pelaporan masyarakat, upaya perbaikan
Eksternal_R403 Eksternal_R404
untuk pencegahan korupsi, dan persepsi
1 1
terhadap integritas pegawai.
2 2
3. Integritas pegawai: meliputi risiko
penerimaan gratifikasi, suap, dan 3 3

pemerasan. 4 4
5 5
6 6
Variabel dalam Penilaian Eksper
Interval Skor dari Variabel Negasi
Penilaian eksper/ahli tersusun atas 12 variabel, Eksternal_R405 Eksternal_R406
yang meliputi transparansi, mengedepankan 1 1
kepentingan umum, taat pada prosedur 2 2
yang berlaku, pemberian perlakuan khusus, 3 3
penyalahgunaan wewenang, keberadaan suap, 4 4
dan sebagainya. 5 5
6 6

Penyetaraan Skala Variabel Gambar 3.3 Contoh Skala Pertanyaan Negasi

Penyesuaian variabel merupakan transformasi 2. Variabel Pengalaman


nilai dari variabel yang digunakan supaya dapat Pada variabel yang berkaitan dengan aspek
diproses dengan metode statistik tertentu. pengalaman berlaku prinsip one is too many.
Proses transformasi ini diarahkan pada Artinya, setiap ada kejadian yang berkaitan
penyesuaian skala masing-masing variabel dengan pelanggaran integritas dan/atau
penyusun, menjadi skala 1-6. Namun, proses ini korupsi, walaupun hanya terjadi satu kali,
tidak dilakukan pada semua variabel penyusun, maka akan dilakukan transformasi dengan
melainkan lebih difokuskan pada: mengubah skor menjadi skor terendah, yaitu
•• Pertanyaan yang bersifat negasi (1). Sebaliknya, jika tidak ditemukan adanya
•• Variabel-variabel yang berkaitan dengan kejadian serupa, akan dilakukan transformasi
aspek pengalaman. untuk mendapatkan skor tertinggi, yaitu (6).

15 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Interval Skor dari Variabel Normal Penilaian Internal


Variabel Asal (R405 A) Variabel Baru
1 1
Penilaian internal dihitung dari rata-rata
2 6
tertimbang yang ada pada seluruh skor
dalam variabel penyusun, setelah dikali bobot
Gambar 3.4 Skema Penyetaraan Skala Variabel Pengalaman standarnya. Secara visual, rumus penghitungan
dapat dilihat pada rumus di Gambar 3.5. Dalam
Bobot Komponen Kompleks hal ini, penilaian internal menggunakan skala 0
sampai dengan 100. Semakin mendekati angka
Indeks integritas merupakan sebuah indeks 100, menunjukkan penilaian internal terhadap
komposit yang dihitung dengan menggunakan integritas lembaga semakin bagus.
beberapa variabel interdependensi yang
signifikan secara statistik. Oleh karena itu, Indeks Penilaian Internal
dibutuhkan metode analisis statistik yang 0,1707 X1 + 0,1619 X2 + 0,1288 X3 + 0,1396 X4 +
mampu menangani interdependensi antar- 0,1184 X5 + 0,1602 X6 + 0,1204 X7
variabel, sekaligus memberikan besaran bobot dimana:
bagi setiap variabel yang signifikan secara X1 : Indikator Perdagangan Pengaruh (Trading in
statistik. Secara umum, perhitungan bobot Influence)
X2 : Indikator Pengelolaan PBJ
Indeks Integritas menggunakan metode PCA
X3 : Indikator Pengelolaan Anggaran
(Principal Component Analysis). X4 : Indikator Pengelolaan SDM
X5 : Indikator Integritas dalam Pelaksanaan Tugas
X6 : Indikator Sosialisasi Antikorupsi
X7 : Indikator Transparansi
Penghitungan Indeks
Gambar 3.5 Rumus Penghitungan Penilaian Internal
Perhitungan indeks integritas dilakukan untuk
lokus survei di 94 K/L, 34 pemerintah provinsi
dan 503 pemerintah kabupaten/kota yang Penilaian Eksternal
menjadi peserta SPI 2022.
Penilaian eksternal dihitung dari rata-rata
Sejumlah kementerian/lembaga tidak tertimbang pada seluruh skor dalam variabel
digabungkan dalam perhitungan Indeks secara penyusun, setelah dikali bobot standarnya.
keseluruhan karena perbedaan metodologi Rumus penghitungan dapat dilihat pada
pelaksanaan survei. Kementerian/lembaga Gambar 3.6. Penilaian eksternal menggunakan
tersebut melakukan pemilihan sampel sendiri skala 0 sampai dengan 100. Semakin mendekati
dan/atau menggunakan mekanisme yang 100, menunjukkan penilaian eksternal terhadap
berbeda dalam menghubungi responden yang integritas lembaga semakin bagus.
terpilih, baik secara keseluruhan maupun secara
parsial dibandingkan dengan kementerian/ Indeks Penilaian Eksternal
lembaga peserta SPI 2022 lainnya. 0,3285 X1 + 3115 X2 + 3599 X3
dimana:
Secara rinci, indeks dari masing-masing X1 : Indikator Upaya Pencegahan Korupsi
kementerian/lembaga tersebut tercantum X2 : Indikator Transparansi dan Keadilan Layanan
X3 : Integritas Pegawai
dalam lampiran. Sementara itu ada beberapa
pemerintah daerah yang perhitungan indeksnya Gambar 3.6 Rumus Penghitungan Penilaian Eksternal
tidak dapat dilakukan akibat kondisi keamanan
di daerah tersebut yang tidak memungkinkan
untuk melangsungkan survei secara kondusif.

www.kpk.go.id 16
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Penilaian Eksper Gambar 3.7. Penilaian eksper/ahli juga


menggunakan skala 0 sampai dengan 100.
Penilaian eksper/ahli dihitung dari rata-rata Semakin mendekati angka 100 menunjukkan
tertimbang pada seluruh skor dalam variabel penilaian para ahli terhadap integritas lembaga
penyusun, setelah dikali bobot standarnya. semakin bagus.
Rumus penghitungan dapat dilihat pada

Indeks Penilaian Eksper

0,0817 X1 + 0,0814 X2 + 0,0832 X3 + 0,0845 X4 + 0,0763 X5 + 0,0863 X6 + 0,0881 X7 +


0,0859 X8 + 0,0872 X9 + 0,0804 X10 + 0,0888 X11 + 0,0762 X12
dimana:
X1 : Variabel penilaian tentang keberadaan suap
X2 : Variabel penilaian tentang keberadaan pungli
X3 : Variabel penilaian tentang keberadaan konflik kepentingan
X4 : Variabel penilaian tentang transparansi layanan publik
X5 : Variabel penilaian tentang Intervensi dari pihak lain
X6 : Variabel penilaian tentang transparansi anggaran
X7 : Variabel penilaian tentang transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa
X8 : Variabel penilaian tentang objektivitas kebijakan SDM
X9 : Variabel penilaian tentang sistem deteksi kasus korupsi pihak internal
X10 : Variabel penilaian tentang penerapan pesan-pesan antikorupsi
X11 : Variabel penilaian tentang integritas pegawai
X12 : Variabel penilaian tentang keterlibatan masyarakat dalam pencegahan korupsi

Gambar 3.7 Rumus Penghitungan Penilaian Eksper

Faktor Koreksi Analisis Risiko Korupsi dan Upaya


Pencegahan
Penghitungan indeks integritas juga
memasukkan faktor koreksi sebagai bagian Sebagai salah satu bentuk pemetaan risiko
yang tidak terpisahkan dalam pembentukan korupsi, angka SPI juga memiliki analisis risiko
indeks integritas. Sama dengan tahun berupa pengelompokan risiko sangat tinggi,
sebelumnya, faktor koreksi dihitung dengan tinggi, sedang, hingga rendah. Pengelompokan
memanfaatkan 2 (dua) komponen, yaitu dilakukan dengan dasar kalkulasi kuartil
prevalensi korupsi dan integritas pelaksanaan dari hasil SPI 2022 di setiap masing-masing
SPI. Masing-masing data tersebut disetarakan dimensinya sebagai baseline nilai SPI. Dalam
dengan menggunakan skala 0-100, kemudian analisis, dimensi penilaian dari internal
diberi bobot yang sama. dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu risiko
korupsi dan upaya pencegahan korupsi.
Faktor Koreksi
0,5805 X1 + 0,4194 X2 Risiko korupsi internal dalam organisasi dinilai
pada berbagai dimensi yaitu integritas dalam
dimana:
X1 : Indeks Prevalensi Korupsi pelaksanaan tugas, perdagangan pengaruh
X2 : indeks Integritas Pelaksanaan SPI (trading in influence), pengelolaan anggaran,
pengelolaan PBJ dan pengelolaan SDM.
Gambar 3.8 Rumus Penghitungan Faktor Koreksi Sementara itu, upaya pencegahan korupsi diukur
dari aspek transparansi serta pelaksanaan
dan efektivitas sosialisasi antikorupsi di setiap
instansi. Tingkat risiko dengan masing-masing
kelompoknya juga akan mempengaruhi kadar
rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh
K/L/PD yang menjadi peserta SPI 2022.

17 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian (lima) dimensi di antaranya merupakan terkait


Internal dengan risiko korupsi dari internal.

Sudut pandang internal (pegawai ASN/non- Untuk dimensi perdagangan pengaruh (trading
ASN yang menjalankan tugas dan fungsi pokok in influence), pengelompokan risiko korupsinya
dari instansi) terdiri dari 7 (tujuh) dimensi, 5 menjadi:

Untuk dimensi pengelolaan SDM memiliki


referensi nilai risiko sebagai berikut:

www.kpk.go.id 18
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Untuk dimensi pengelolaan anggaran memiliki


referensi nilai risiko sebagai berikut:

Untuk dimensi pengelolaan pengadaan barang


dan jasa memiliki referensi nilai risiko sebagai
berikut:

19 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Dimensi integritas dalam pelaksanaan tugas,


memiliki rentang nilai risiko sebagai berikut:

www.kpk.go.id 20
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Dalam penilaian upaya pencegahan korupsi, menjadi di atas atau di bawah rata-rata dari
dimensi transparansi dan sosialisasi antikorupsi seluruh KLPD yang menjadi peserta SPI 2022.
memiliki pengelompokan yang berbeda. Sehingga, referensi rata-rata untuk dimensi
Penilaian dimensi transparansi dikelompokkan transparansi adalah sebagai berikut:

Sedangkan untuk upaya sosialisasi antikorupsi, nilai yang dijadikan referensi pengelompokan
pengelompokan nilai terdiri dari Rendah, dimensi sosialisasi antikorupsi adalah sebagai
Kurang, Sedang, dan Tinggi. Sehingga, rentang berikut:

21 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Dalam penilaian upaya pencegahan korupsi, seluruh KLPD yang menjadi peserta SPI 2022.
dimensi transparansi dan sosialisasi antikorupsi Sehingga, referensi rata-rata untuk dimensi
memiliki pengelompokan yang berbeda. transparansi adalah sebagai berikut:
Penilaian dimensi transparansi dikelompokkan
menjadi di atas atau di bawah rata-rata dari

Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian pernah ikut lelang PBJ di instansi/penerima


Eksternal bantuan pemerintah) terdiri dari 3 (tiga) dimensi
dari 12 variabel penilaian. Untuk dimensi
Sudut pandang eksternal (masyarakat transparansi dan keadilan layanan, landasan
pengguna layanan publik/penerima manfaat pengelompokan risiko korupsinya menjadi:
pelaksanaan tugas dan fungsi/vendor yang

www.kpk.go.id 22
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Sedangkan penilaian untuk dimensi Integritas untuk dimensi integritas pegawai berdasarkan
Pegawai berdasarkan sudut pandang eksternal sudut pandang eksternal adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: Sedangkan penilaian

Dalam penilaian upaya pencegahan korupsi, Rendah, Kurang, Sedang, dan Tinggi. Dengan
dimensi Sistem antikorupsi dari penilaian demikian, rentang nilai yang dijadikan referensi
eksternal memiliki pengelompokan yang sama pengelompokan dimensi sistem antikorupsi
dengan penilaian dimensi sosialisasi antikorupsi sebagai berikut:
dari internal. Pengelompokan nilai terdiri dari

23 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian menjadi satu penilaian dari eksper/narasumber


Eksper ahli. Dengan demikian, seluruh variabel dari
eksper memiliki rentang nilai risiko/upaya
Sudut pandang eksper tidak terbagi kembali pencegahan sebagai berikut:
ke dalam berbagai dimensi. Sehingga seluruh
variabel memiliki bobot masing-masing untuk

www.kpk.go.id 24
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Hasil Survei Penilaian Integritas

S
ecara garis besar, responden SPI Profil Responden Seluruh K/L/PD
dapat dikelompokkan berdasarkan Peserta SPI 2022
jenis instrumen pengumpulan data
yang dilakukan. Kelompok pertama berasal Profil Responden Internal Seluruh K/L/PD
dari responden internal yang merupakan
Peserta SPI 2022
aparatur sipil negara (ASN) pada lokus survei.
Kelompok kedua berasal dari responden
Total sampel internal untuk Seluruh K/L/PD
eksternal yang merupakan para pengguna
Peserta SPI 2022 yang eligible yakni sebanyak
layanan pada lokus survei. Sedangkan
212.319 responden, sementara terdapat
kelompok ketiga berasal dari beberapa ahli/
sejumlah 10.151 responden non-eligible yang
tokoh masyarakat yang menguasai betul
tidak dimasukkan ke dalam analisis. Gambar
kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh
4.1 menampilkan profil responden internal
instansi pada lokus bersangkutan.

Gambar 4.1 Profil Responden Internal Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

25 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

berdasarkan jenis kelamin, usia responden Profil Responden Eksternal Seluruh K/L/
jabatan responden, dan pendidikan terakhir PD Peserta SPI 2022
responden. Mayoritas responden internal
berjenis kelamin Laki-laki, dengan proporsi
Eligible respondent adalah pengguna layanan
sebesar 60,1 persen. Kemudian, sebagian
yang sudah pernah mengalami pelayanan
besar responden berusia 35 hingga 44 tahun
yang diberikan oleh dinas terkait dari awal
dengan persentase sebesar 38,5 persen.
Sementara untuk tingkat pendidikan, sekitar sampai dengan selesai dalam kurun waktu
53,5 persen responden internal berstatus maksimal pelayanan 12 bulan terakhir.
pendidikan Setingkat S1. Sampel eksternal yang termasuk sebagai
eligible respondent dalam survei ini adalah
sebanyak 142.319 responden, sementara
terdapat 19.836 responden yang non-eligible
dan tidak dimasukkan ke dalam analisis.

Gambar 4.2 adalah profil responden eksternal


berdasarkan usia responden, jenis kelamin,
frekuensi berurusan dan jenis kepentingan
responden. Sekitar 55,8 persen responden
eksternal berjenis kelamin Laki-laki.

Gambar 4.2 Profil Responden Eksternal Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 26
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Kemudian, sebagian besar responden berusia targeting sampling atau metode pengambilan
25 hingga 34 tahun dengan persentase sampel dengan pertimbangan target populasi
sebesar 55,8 persen. Berdasarkan persentase, yang ditetapkan.
48,7 persen responden pernah berurusan
dengan salah satu unit kerja di Seluruh Realisasi responden eksper yang memberi
K/L/PD Peserta SPI 2022 sebanyak 1 kali. penilaian terhadap Seluruh K/L/PD Peserta
Sementara itu, sekitar 52,5 persen responden SPI 2022 adalah sebanyak 8160. Gambar 4.3
eksternal berhubungan dengan unit kerja adalah profil responden eksper berdasarkan
dalam rangka Kepentingan pekerjaan/ kantor jenis kelamin responden, usia responden, dan
tempat bekerja (bukan perantara/biro jasa). pendidikan terakhir responden.

Profil Responden Eksper Seluruh K/L/PD Mayoritas responden eksper berjenis


Peserta SPI 2022 kelamin laki-laki. Kemudian, sebagian besar
responden berusia 35 hingga 44 tahun dengan
Survei Eksper ini ditujukan untuk wawancara persentase sebesar 35,5 persen Sementara
kepada narasumber ahli yang memiliki untuk tingkat pendidikan, sekitar 51,2 persen
pengetahuan komprehensif terhadap responden eksper berstatus pendidikan
masalah integritas, korupsi dan lain-lain Setingkat S1.
terkait lokus survei. Pemilihan responden
dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan
calon Eksper yang kompeten dengan kriteria
yang ditetapkan. Teknik ini dikenal sebagai

Gambar 4.3 Profil Responden Eksper Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

27 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Hasil SPI 2022 Dimensi ini mengukur berbagai variabel


keputusan strategis tersebut dalam bentuk
Indeks Integritas Nasional keputusan terkait pemberian izin dan/atau
rekomendasi teknis yang dibutuhkan dalam
SPI 2022 yang skornya dihitung dari 631 mengurus perizinan hingga denda/sanksi yang
kementerian/lembaga/pemerintah daerah dijatuhkan kepada pengguna layanan, penetapan
(K/L/PD) menghasilkan indeks sebesar penerima program bantuan dari pemerintah,
45,26 sampai dengan 88,32 dari skala keputusan terkait pengadaan barang dan jasa
interval 0-100. Semakin tinggi angka indeks di unit kerja/organisasi, penentuan kegiatan/
menunjukkan tingkat integritas K/L/PD yang program di unit kerja/organisasi, hingga
semakin baik. Rata-rata indeks integritas dari keputusan-keputusan pengelolaan SDM di
seluruh peserta SPI adalah sebesar 71,94. unit kerja/organisasi seperti rekrutmen dan
Dari 631 peserta tersebut, skor tertinggi promosi/mutasi.
didapatkan oleh Pemerintah Kabupaten
Boyolali sementara skor terendah didapatkan Secara umum, tingkat risiko korupsi terkait
oleh Pemerintah Kabupaten Waropen. dengan keberadaan perdagangan pengaruh
(trading in influence) di Seluruh K/L/PD Peserta
Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan SPI 2022 adalah Sedang. Berikut adalah
Korupsi Internal uraian dari risiko korupsi tersebut berdasarkan
komponen:
Risiko korupsi internal di dalam organisasi
dinilai pada berbagai dimensi yaitu integritas 1. Sejumlah 23 persen responden pegawai
dalam pelaksanaan tugas, perdagangan di instansi menyatakan, ada pihak lain
pengaruh (trading in influence), pengelolaan (seperti oknum pejabat/pegawai, organisasi
anggaran, pengelolaan PBJ dan pengelolaan lain, swasta, parpol, dll) yang dapat
SDM. Sementara itu, upaya pencegahan mempengaruhi keputusan di Seluruh K/L/
korupsi diukur dari aspek transparansi serta PD Peserta SPI 2022, saat menentukan
pelaksanaan dan efektivitas sosialisasi program/kegiatan (termasuk anggaran
antikorupsi di setiap instansi. Penilaian kegiatan). Terdapat 74% kementerian/
integritas menggunakan kombinasi pendekatan lembaga dan 34% pemerintah daerah yang
persepsi dan pengalaman (langsung maupun memiliki risiko rendah. Meski risikonya
tidak langsung) mengenai bagaimana rendah, namun harus menjadi perhatian.
organisasi yang diwakili oleh pegawai/pejabat Sementara itu, tahun ini, risiko perdagangan
publik melaksanakan tugas secara transparan, pengaruh di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
akuntabel, dan antikorupsi. 2022 turun dari tahun lalu.
2. Terdapat 23 persen responden yang
Berikut adalah uraian risiko korupsi yang terjadi meyakini bahwa pihak lain seperti oknum
pada Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022: pejabat/pegawai, organisasi lain, swasta,
parpol, dll) dapat mempengaruhi keputusan
a. Perdagangan Pengaruh (Trading in di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 untuk
Influence) menentukan pemenang tender/pengadaan
barang/jasa. Permasalahan ini memiliki
Perdagangan pengaruh diukur berdasarkan risiko tinggi pada 28,7% pemerintah
penilaian dan pemahaman responden internal daerah dan di risiko rendah di 71,1% K/L.
(pegawai) terhadap keberadaan pengaruh dari Sehingga secara rata-rata nasional, kondisi
pihak di luar organisasi dalam pengambilan ini berisiko sedang. Pada saat yang sama,
berbagai keputusan strategis di unit kerja/ dibanding tahun lalu, risiko pengaruh pihak
organisasi. lain terhadap penentuan pemenang tender,
relatif tidak berubah.

www.kpk.go.id 28
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

3. Beberapa responden atau 21 persen pihak lain seperti oknum pejabat/pegawai,


meyakini, pihak lain seperti oknum pejabat/ organisasi lain, swasta, parpol, dll) dapat
pegawai, organisasi lain, swasta, parpol, dll) mempengaruhi kebijakan rekrutmen
dapat mempengaruhi keputusan di Seluruh pegawai non-ASN, promosi pegawai, rotasi
K/L/PD Peserta SPI 2022 dalam pemberian pegawai, mutasi pegawai, diklat pegawai, dll
izin dan rekomendasi teknis. Meskipun di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022. Secara
tingkat risikonya masih rendah di 77,8% rata-rata seluruh K/L/PD, tingkat risikonya
K/L dan 29,4% pemerintah daerah, tapi sedang, sehingga harus diwaspadai. Namun,
tidak boleh dibiarkan karena risiko tinggi dari risiko tinggi dan sangat tinggi tersebar
dan sangat tinggi masih terjadi di lebih dari di lebih dari 50% Pemerintah Daerah dan
30% pemerintah daerah. Sementara itu, 17% K/L. Sementara itu, risiko pengaruh
jika dibanding tahun lalu, risiko munculnya pihak lain dalam rekrutmen di Seluruh K/L/
perdagangan pengaruh di Seluruh K/L/PD PD Peserta SPI 2022 relatif stagnan jika
Peserta SPI 2022 menurun dibanding tahun dibanding tahun lalu.
lalu. 6. Terdapat 22 persen responden yang percaya,
4. Ada 17 persen responden yang meyakini bahwa pihak lain seperti oknum pejabat/
bahwa pihak lain seperti oknum pejabat/ pegawai, organisasi lain, swasta, parpol, dll)
pegawai, organisasi lain, swasta, parpol, dapat mempengaruhi penetapan penerima
dll) dapat mempengaruhi negosiasi dan penyaluran bantuan-bantuan program
terkait sanksi/denda pengguna layanan. pemerintah di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
Meskipun secara rata-rata seluruh K/L/PD 2022. Mayoritas pemerintah daerah berada
tingkat risikonya sedang karena 70% K/L pada tingkat risiko sedang dan 78% K/L
dan 31,1% berada di risiko rendah, hal ini berada pada tingkat risiko rendah, sehingga
membutuhkan kewaspadaan karena lebih secara rata-rata K/L/PD berada pada tingkat
dari 40% pemda berada di tingkat risiko risiko sedang dan perlu kewaspadaan. Pada
tinggi dan sangat tinggi. Pada saat yang saat yang sama, risiko pengaruh pihak lain
sama, risiko pengaruh pihak lain dalam dalam penentuan penyaluran bantuan di
negosiasi di Seluruh K/L/PD Peserta SPI Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif
2022 relatif sama jika dibanding tahun lalu. sama jika dibanding tahun lalu.
5. Sebesar 28 persen responden berpendapat,

Tabel 4.1 Risiko Korupsi Aspek Perdagangan Pengaruh Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

29 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

b. Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Sumber PD Peserta SPI 2022 relatif turun jika
Daya Manusia Seluruh K/L/PD Peserta SPI dibanding tahun lalu.
2022 2. Masih ada 26 persen responden yang
berpendapat bahwa faktor hubungan
Risiko korupsi dalam aspek pengeloalaan kekerabatan berpengaruh terhadap
SDM diukur dari penilaian, pemahaman, dan kebijakan promosi dan mutasi pegawai di
pengalaman pegawai terhadap nepotisme Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022. Mayoritas
dengan berbagai faktor dalam promosi/ K/L/PD memiliki risiko rendah meskipun
mutasi pegawai hingga dugaan adanya jual/ masih ada lebih dari 30% Pemerintah
beli jabatan dengan pemberian suap/gratifikasi Daerah berada pada tingkat risiko tinggi dan
dalam promosi/mutasi di unit kerja/organisasi sangat tinggi. Meskipun berisiko rendah, hal
tersebut. Profil risiko berikut mengukur penilaian ini tidak boleh diabaikan. Pada saat yang
dan pemahaman pegawai terkait keberadaan sama, dibanding tahun lalu, risiko tersebut di
perlindungan terhadap pelapor korupsi di unit Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung
kerja/organisasi pegawai tersebut. turun.
3. Masih ada 32 persen responden yang
Secara umum, tingkat risiko korupsi yang terkait
berpendapat bahwa faktor kedekatan
dengan pengelolaan SDM di Seluruh K/L/PD
dengan pejabat berpengaruh terhadap
Peserta SPI 2022 berada pada level Sedang,
kebijakan promosi dan mutasi pegawai di
dengan uraian per komponen sebagai berikut:
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022. Meskipun
1. Beberapa responden, yaitu 30 persen berisiko rendah, tidak boleh diabaikan karena
mengatakan, jika ada pegawai melaporkan lebih dari 10% K/L dan 40% pemerintah
praktik korupsi di Seluruh K/L/PD Peserta daerah berada dalam risiko tinggi dan
SPI 2022 akan mendapat respons negatif sangat tinggi. Sementara itu, tahun ini,
(dikucilkan, diberi sanksi, dimutasi, karier risiko pengaruh tersebut di Seluruh K/L/PD
dihambat, dll). Kendati risikonya masih Peserta SPI 2022, relatif menurun.
rendah secara rata-rata dan mayoritas K/L/ 4. Ada 22 persen responden yang berpendapat
PD, tapi tidak boleh diabaikan. Sementara, bahwa kesamaan almamater/golongan/
pada tahun ini, risiko pelapor korupsi organisasi berpengaruh terhadap kebijakan
mendapat respons negatif di Seluruh K/L/ promosi dan mutasi pegawai di Seluruh

Tabel 4.2 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan SDM Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 30
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

K/L/PD Peserta SPI 2022. Walaupun c. Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran
berisiko rendah, tidak boleh dibiarkan karena Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
lebih dari 15% K/L dan 40% Pemda berada
di rentang risiko tinggi dan sangat tinggi. Risiko korupsi aspek pengelolaan anggaran
Sedangkan dibanding tahun lalu, risiko diukur dari penilaian, pemahaman, dan
tersebut di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 pengalaman pegawai terhadap pengelolaan
relatif tidak berubah. anggaran di lingkungan unit kerja/organisasi.
5. Sejumlah 17 persen responden sering Dalam dimensi ini, variabel yang diukur
mendengar bahwa seseorang di Seluruh merupakan variabel terkait penyalahgunaan
K/L/PD Peserta SPI 2022 mendapat anggaran dalam berbagai bentuk seperti
promosi/mutasi karena faktor hubungan membuat laporan perjalanan dinas yang tidak
kekerabatan, kedekatan dengan pejabat, sesuai dengan keadaan sesungguhnya hingga
dan kesamaan almamater/golongan/ pejabat yang menyalahgunakan anggaran untuk
organisasi/dst. Meskipun berisiko rendah, kepentingan pribadinya.
harus diperhatikan karena mayoritas K/L
berada di risiko sedang dan mayoritas Tingkat risiko korupsi terkait dengan pengelolaan
pemda berada di risiko sangat tinggi. anggaran di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
Sementara, dibanding tahun lalu, risiko berada pada level Tinggi. Berikut adalah uraian
pengaruh tersebut di Seluruh K/L/PD risiko korupsi per komponen:
Peserta SPI 2022 relatif tidak berubah.
1. Masih ada 11 persen responden yang
6. Masih ada responden yang menilai bahwa
percaya bahwa ada penyalahgunaan
pemberian (uang, barang, ataupun fasilitas)
anggaran di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
berpengaruh terhadap kebijakan promosi
2022. Meski risikonya rendah, perlu menjadi
dan mutasi pegawai di Seluruh K/L/PD
perhatian. Sedangkan, dibanding tahun lalu,
Peserta SPI 2022. Meski risikonya rendah
risiko penyalahgunaan anggaran di Seluruh
dan mayoritas K/L/PD berada di risiko
K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif sama.
rendah, seharusnya tidak dibiarkan karena
2. Masih terdapat 11 persen responen yang
lebih dari 20% Pemda berada di risiko sangat
menilai bahwa terjadi penyalahgunaan
tinggi. Pada saat yang sama, dibanding
anggaran dalam proses pengadaan barang/
tahun lalu, tingkat risiko tersebut di Seluruh
jasa (pemilihan vendor pengadaan barang/
K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung turun.
jasa) di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022.
Meskipun berisiko rendah, tidak boleh
diabaikan. Sementara, risiko pengelolaan
anggaran di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
2022 cenderung berkurang dibanding tahun
lalu.
3. Sebesar 10 persen responden percaya, ada
pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
2022 yang membuat kuitansi hotel, biaya
transportasi (sewa kendaraan, tiket, dsb)
atau biaya lain dalam perjalanan dinas yang
tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Secara rata-rata, risikonya adalah sedang
dan harus diwaspadai karena sekitar
48% K/L dan lebih dari setengah jumlah
pemerintah daerah memiliki risiko tinggi dan

31 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

sangat tinggi. Sementara itu, risiko tersebut di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 yang
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif menerima honor/uang transport lokal/
stagnan tahun ini. perjadin tidak sesuai dengan SPJ yang
4. Dalam 12 bulan terakhir, ada 4 persen mereka tanda tangani. Risikonya tinggi dan
responden yang pernah melihat/mendengar tersebar di 25% K/L dan hampir 60% Pemda,
pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 sehingga harus segera ada tindakan yang
membuat kuitansi hotel, biaya transportasi serius. Risiko pada tahun 2022 juga lebih
(sewa kendaraan, tiket, dsb) atau biaya besar jika dibanding tahun lalu.
lain dalam perjalanan dinas yang tidak 7. Perlu kewaspadaan tinggi untuk merespons
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Berisiko risiko di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022,
sedang namun harus ada tindakan serta mengingat 7 persen responden meyakini,
selalu butuh kewaspadaan melihat bahwa ada pejabat yang menggunakan anggaran
kurang lebih 40% dari K/L/PD memiliki risiko kantor untuk kepentingan pribadi di lebih
tinggi dan sangat tinggi. Risiko tersebut di dari setengah K/L/PD Peserta SPI 2022.
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif Sementara itu, risikonya pada tahun di
stagnan tahun ini. Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 juga lebih
5. Sebagian responden atau 9 persen yakin, besar jika dibanding tahun lalu.
ada pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 8. Sebanyak 4 persen responden pernah
2022 yang menerima honor/uang transport melihat/mendengar ada pejabat yang
lokal/perjadin tidak sesuai dengan SPJ yang menggunakan anggaran kantor untuk
mereka tanda tangani. Dengan risiko yang kepentingan pribadi di Seluruh K/L/PD
tinggi dan tersebar di hampir 30% K/L dan Peserta SPI 2022. Risikonya tergolong
60% Pemda, risiko korupsi ini memerlukan sedang dan perlu diwaspadai karena
penanganan serius. Dibanding tahun lalu, tersebar di sekitar 50% di K/L/PD yang
risiko pegawai menerima honor/uang menjadi peserta SPI 2022. Sedangkan,
transport lokal/perjadin tidak sesuai dengan risiko tersebut di Seluruh K/L/PD Peserta
spj di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 juga SPI 2022, tidak berubah jika dibanding tahun
cenderung bertambah. lalu.
6. Sebesar 5 persen responden mengaku
pernah melihat/mendengar ada pegawai

Tabel 4.3 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 32
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

d. Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan harus segera diatasi karena permasalahan


Pengadaan Barang & Jasa Seluruh K/L/PD ini memiliki risiko yang tinggi dan sangat
Peserta SPI 2022 tinggi pada sekitar 40% K/L dan lebih dari
60% Pemda. Pada saat yang sama, tingkat
Risiko korupsi pengelolaan pengadaan barang risiko pengelolaan pengadaan di Seluruh
dan jasa diukur dari penilaian, pemahaman, dan K/L/PD Peserta SPI 2022 tahun ini pun
pengalaman pegawai terhadap pengelolaan masih relatif sama.
anggaran dalam bentuk Pengadaan Barang 2. Dalam 12 bulan terakhir, sebesar 6 persen
dan Jasa di lingkungan unit kerja/organisasi. responden sering melihat/mendengar
Berbagai bentuk permasalahan dalam PBJ adanya kualitas barang/jasa yang tidak
yang dapat terjadi dimulai dari pemilihan yang sesuai dengan harga (kemahalan) di
telah diatur untuk memenangkan penyedia Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022. Berisiko
tertentu, indikasi suap/gratifikasi kepada pihak- tinggi dan lebih dari setengah jumlah K/L/
pihak yang terkait dengan proses PBJ, hingga PD peserta SPI 2022 memiliki risiko tinggi
hasil dari PBJ tersebut yang tidak bermanfaat. dan sangat tinggi sehingga perlu ditangani
segera. Angka risiko barang/jasa kemahalan
Secara umum, tingkat risiko korupsi yang juga cenderung naik dibanding tahun lalu.
terkait dengan pengelolaan PBJ di Seluruh K/L/ 3. Sebesar 9 persen responden mengatakan,
PD Peserta SPI 2022 berada pada level Tinggi. dalam 12 bulan terakhir pernah mendengar/
Berikut adalah uraian per masing-masing melihat ada penyedia barang/jasa yang
komponen: menjadi pemenang pengadaan di Seluruh
K/L/PD Peserta SPI 2022, memiliki hubungan
1. Terdapat ada 5 persen responden yang kedekatan dengan pejabat (kekeluargaan,
sering melihat/mendengar bahwa dalam organisasi, pendukung politik/tim sukses
12 bulan terakhir, ada pengaturan proses dll). Kondisi ini menunjukkan risiko tinggi
pemilihan untuk memenangkan penyedia dan perlu ditangani serius mengingat risiko
barang/jasa tertentu di Seluruh K/L/PD tinggi dan sangat tinggi ditemukan pada
Peserta SPI 2022. Berisiko sedang dan 30% K/L dan 64% Pemerintah Daerah.

Tabel 4.4 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

33 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Sedangkan, risikonya di Seluruh K/L/PD Tingkat risiko korupsi yang terkait dengan
Peserta SPI 2022 lebih besar jika dibanding Integritas Pelaksanaan Tugas di Seluruh K/L/
tahun lalu PD Peserta SPI 2022 pada tahun 2022 berada
4. Menurut 6 persen responden, mereka pada tingkat Tinggi. Berikut adalah uraian risiko
pernah mendengar/melihat pemenang korupsi per komponen:
paket pengadaan barang/jasa merupakan
peserta yang memberikan sesuatu (uang, 1. Menurut 10 persen responden, pegawai
barang, fasilitas, dan sejenisnya) kepada di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 telah
menggunakan fasilitas kantor untuk
pihak terkait di Seluruh K/L/PD Peserta
kepentingan pribadi (termasuk teman,
SPI 2022. Perlu segera mengatasi kondisi
keluarga, dll). Risiko sedang terhadap
berisiko tinggi ini karena tersebar di lebih integritas ini harus segera diatasi karena
dari 40% K/L dan hampir 70% Pemerintah mayoritas pemerintah daerah juga
Daerah. Risiko korupsi ini juga relatif tetap berada pada tingkatan risiko ini. Pada
jika dibanding tahun lalu. saat yang sama, dibanding tahun lalu,
5. Banyak responden, yaitu 5 persen, yang risiko penggunaan fasilitas kantor untuk
dalam 12 bulan terakhir pernah melihat/ kepentingan pribadi di Seluruh K/L/PD
mendengar ada hasil pengadaan barang/ Peserta SPI 2022, relatif sama.
jasa yang tidak bermanfaat di Seluruh K/L/ 2. Sebanyak 17 persen responden
PD Peserta SPI 2022. Tergolong berisiko mengatakan, suku, agama, hubungan
tinggi sehingga harus ditangani serius kekerabatan, almamater, dan sejenisnya
karena lebih dari 60% K/L/PD peserta SPI dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam pelaksanaan tugas
2022 memiliki risiko tinggi dan sangat tinggi.
pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
Pada saat yang sama, tahun ini risiko hasil
2022. Ada risiko sedang yang harus
pengadaan tidak bermanfaat di Seluruh K/L/ diwaspadai dalam kondisi ini. Sementara
PD Peserta SPI 2022 relatif tidak berubah itu, hampir 50% pemerintah daerah memiliki
jika dibandingkan dengan tahun lalu. tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi terkait
risiko diskriminasi dalam pelaksanaan
tugas ini. Dibandingkan dengan tahun lalu,
e. Risiko Korupsi Aspek Integritas risiko ini juga cenderung stagnan.
Pelaksanaan Tugas Seluruh K/L/PD Peserta 3. Sejumlah 4 persen responden di Seluruh
SPI 2022 K/L/PD Peserta SPI 2022 mengatakan,
atasan memberikan perintah yang tidak
Risiko korupsi pada integritas dalam sesuai peraturan. Kendati risikonya rendah,
pelaksanaan tugas diukur berdasarkan penilaian kondisi ini seharusnya tidak dibiarkan.
dan pemahaman responden pegawai unit Sedangkan, tingkat risiko atasan memberi
kerja/organisasi terkait dengan pelaksanaan perintah tak sesuai aturan di Seluruh K/L/
tugas pegawai yang sesuai dengan aturan PD Peserta SPI 2022, cenderung menurun
yang berlaku. Variabel yang diukur dalam dibanding tahun lalu.
4. Menurut 7 persen responden, banyak
dimensi ini terdiri dari penggunaan fasilitas
pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
kantor untuk kepentingan pribadi, perintah dari
bertindak tidak sesuai aturan. Secara rata-
atasan dan tindakan dari pegawai yang tidak rata dan tersebar pada sekitar 30% K/L/PD
sesuai dengan aturan yang berlaku, nepotisme peserta SPI 2022 risiko pegawai bertindak
dalam pelaksanaan tugas, hingga keberadaan tidak sesuai aturan berada pada tingkatan
penerimaan suap/gratifikasi dari pengguna sedang sehingga perlu diwaspadai. Hal ini
layanan/penerima manfaat pelaksanaan tugas juga cenderung stagnan dibanding tahun
dari pegawai di unit kerja/organisasi. lalu.

www.kpk.go.id 34
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

5. Sekitar 14 persen responden menjawab 7. Sebanyak 2 persen responden menyatakan


besar kemungkinan pegawai di Seluruh tidak pernah melihat/mendengar kasus
K/L/PD Peserta SPI 2022 bakal menerima korupsi (suap, gratifikasi, jual beli jabatan,
pemberian (uang/barang/fasilitas/dsb) pemerasan, penyalahgunaan anggaran, dll)
dari pengguna layanan untuk memperoleh berhasil diungkap. Kondisi ini menunjukkan
kemudahan/keistimewaan. Ada risiko risiko yang sedang dan di sekitar 40% K/L/
sedang dalam kondisi ini, sehingga perlu PD peserta SPI 2022 berada di tingkat risiko
diwaspadai karena sekitar 45% pemerintah tinggi dan sangat tinggi, sehingga harus
daerah memiliki tingkat risiko tinggi hingga ada tindakan agar berubah. Sedangkan,
sangat tinggi. Pada saat yang sama, risiko dibanding tahun lalu, risiko tersebut di
pegawai menerima pemberian di Seluruh Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif
K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung tidak stagnan.
berubah dibanding tahun lalu 8. Sebesar 4 persen responden sering melihat/
6. Sejumlah 3 persen responden sering mendengar pegawai di Seluruh K/L/PD
mendengar/melihat pegawai di Seluruh K/L/ Peserta SPI 2022 memberikan sesuatu
PD Peserta SPI 2022 menerima pemberian (uang, barang, fasilitas, dan sejenisnya)
dalam bentuk uang/barang/fasilitas dari dalam kebijakan promosi dan mutasi
pengguna layanan. Kendati berisiko rendah, pegawai. Kondisi ini menunjukkan risiko
hal ini harus dapat dihilangkan sama sekali tinggi dan terjadi di lebih dari setengah
karena di hampir 20% pemerintah daerah, Pemerintah Daerah dan 20% dari K/L,
tingkat risikonya masih tinggi dan sangat sehingga diperlukan adanya tindakan serius.
tinggi. Sementara itu, dibanding tahun lalu, Sementara itu, risiko tersebut di Seluruh
risiko pegawai menerima pemberian di K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung sama
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 berkurang. dibanding tahun lalu.

Tabel 4.5 Risiko Korupsi Aspek Integritas Pelaksanaan Tugas Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

35 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

f. Upaya Pencegahan Korupsi di Seluruh K/L/ 1. Transparansi di Seluruh K/L/PD Peserta


PD Peserta SPI 2022: Transparansi SPI 2022 tergolong tinggi jika dibandingkan
rerata nasional dan perlu dipertahankan,
Transparansi diukur berdasarkan penilaian, seperti disampaikan mayoritas responden
pemahaman, dan pengalaman responden (97 persen responden) yang menyebut
internal (pegawai) terhadap pemberian sudah ada informasi yang memadai bagi
informasi yang memadai dan mudah diakses pegawai untuk melaksanakan tugas yang
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari unit diberikan. Sementara, upaya pencegahan
kerja/organisasi. Dimensi ini juga mengukur dengan penyediaan informasi yang
bagaimana pimpinan dan atasan langsung di memadai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
masing-masing unit kerja memberikan teladan 2022, cenderung sama dibanding tahun lalu
dalam pelaksanaan tugas yang transparan 2. Para responden (98 persen) memberikan
kepada pengguna layanan/penerima manfaat penilaian di atas rata-rata nasional bahwa
dari pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja/ Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 telah
organisasi tersebut. Penilaian terhadap memberikan kemudahan akses bagi pihak
informasi dari unit kerja/organisasi juga terkait eksternal yang terkait dengan pelaksanaan
dengan adanya informasi kepada seluruh tugas/pengguna layanan. Kondisi ini
pegawai di unit kerja/organisasi mengenai menggambarkan tingkat transparansi yang
pelaku tindak korupsi yang diproses sesuai tinggi sehingga perlu terus dijaga. Pada saat
ketentuan dalam 1 (satu) tahun terakhir. yang sama, upaya pencegahan tersebut
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022,
Tingkat upaya pencegahan korupsi yang terkait cenderung tetap tahun ini.
dengan Transparansi di Seluruh K/L/PD Peserta
SPI 2022 pada tahun 2022 berada pada tingkat
Di atas rata-rata. Berikut adalah uraian upaya
pencegahan korupsi per komponen:

Tabel 4.6 Upaya Pencegahan Korupsi Aspek Transparansi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 36
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

g. Upaya Pencegahan Korupsi di Seluruh K/L/ 1. Ada 86 persen responden yang percaya para
PD Peserta SPI 2022: Sosialisasi Antikorupsi pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
melaporkan LHKPN/LHKASN. Sosialisasi
Upaya pencegahan korupsi dalam bentuk antikorupsi yang dilakukan tergolong sedang
sosialisasi antikorupsi mengukur penilaian dan perlu ditingkatkan. Sementara itu, tahun
dan pemahaman responden internal (pegawai) ini, upaya pencegahannya di Seluruh K/L/
terhadap frekuensi dari berbagai kegiatan PD Peserta SPI 2022, relatif sama dibanding
sosialisasi antikorupsi yang telah dilaksanakan tahun lalu.
di unit kerja/organisasi selama 1 (satu) tahun 2. Menurut 66 persen responden, pegawai
terakhir. Sosialisasi antikorupsi ini terdiri dari di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 telah
berbagai hal yang terkait dengan tindakan melaporkan/menolak gratifikasi. Ini berarti
korupsi atau hal-hal yang dapat menjadi upaya sosialisasi antikorupsinya rendah
pintu masuk dari tindak pidana korupsi itu dan perlu perbaikan segera. Sedangkan,
sendiri seperti mengelola konflik kepentingan, dibanding tahun lalu, upaya pencegahan
menolak/melaporkan gratifikasi, melaporkan dengan menolak gratifikasi di Seluruh K/L/
LHKPN/LHKASN, hingga melaporkan tindak PD Peserta SPI 2022 cenderung stagnan.
pidana korupsi yang dilihat/didengar/diketahui 3. Sedikit sekali, yaitu 65 persen responden
oleh pegawai. yang yakin bahwa pegawai di Seluruh K/L/
PD Peserta SPI 2022 melaporkan/menolak
Tingkat upaya pencegahan korupsi melalui suap. Kondisi ini menunjukkan sosialisasi
sosialisasi antikorupsi di Seluruh K/L/PD antikorupsi yang masih rendah sehingga
Peserta SPI 2022 pada tahun 2022 berada pada membutuhkan intervensi. Sementara, upaya
tingkat Rendah. Berikut adalah uraian upaya pencegahan tersebut di Seluruh K/L/PD
pencegahan korupsi per komponen: Peserta SPI 2022, cenderung stagnan jika

Tabel 4.7 Upaya Pencegahan Korupsi dalam bentuk Sosialisasi Antikorupsi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

37 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

dibanding tahun lalu. 8. Upaya pencegahan korupsi di Seluruh K/L/


4. Hanya ada 43 persen responden yang PD Peserta SPI 2022 tergolong sedang dan
menilai para pegawai di Seluruh K/L/PD perlu ditingkatkan, karena baru 89 persen
Peserta SPI 2022 melaporkan tindak pidana responden yang menilai pimpinan/kepala
korupsi yang dilihat/didengar/diketahui. telah memberikan keteladanan untuk
Upaya sosialisasi antikorupsinya rendah, mendorong pencegahan korupsi. Pada
sehingga perlu segera ada intervensi. Pada saat yang sama, kondisi upaya pencegahan
saat yang sama, upaya pencegahan dengan tersebut di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
melaporkan tindakan korupsi di Seluruh 2022 relatif tidak berubah pada tahun ini.
K/L/PD Peserta SPI 2022, relatif sama
dibanding tahun lalu.
5. Hanya 66 persen responden yang menilai
para pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta
SPI 2022 menghindari konflik kepentingan.
Artinya, sosialisasi antikorupsi yang
dilakukan rendah dan harus segera ada
intervensi. Sementara itu, tahun ini upaya
pencegahan untuk menghindari konflik
kepentingan di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
2022, relatif tetap.
6. Transparansi di Seluruh K/L/PD Peserta
SPI 2022 masih tergolong sedang dan
perlu ditingkatkan, karena baru 93 persen
responden yang berpendapat bahwa
pegawai yang diduga korupsi (suap,
gratifikasi, jual beli jabatan, pemerasan,
penyalahgunaan anggaran, dll) akan
diproses sesuai ketentuan. Sedangkan,
dibanding tahun lalu, upaya pencegahannya
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022,
cenderung tidak berubah.
7. Upaya pencegahan korupsi di Seluruh K/L/
PD Peserta SPI 2022 kurang dan perlu
intervensi, karena baru 87 persen responden
yang menilai pimpinan tertinggi telah
memberikan keteladanan untuk mendorong
pencegahan korupsi. Sementara, upaya
pencegahan melalui keteladanan di Seluruh
K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif berkurang
pada tahun ini.

www.kpk.go.id 38
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan transparansi dan keadilan layanan di Seluruh
Korupsi Eksternal K/L/PD Peserta SPI 2022 adalah Tinggi. Secara
keseluruhan, aspek transparansi dan keadilan
Integritas organisasi dalam pelayanan publik layanan pada tahun 2022 dapat dijelaskan oleh
dinilai berdasarkan adanya transparansi dalam berbagai observasi berikut
pelayanan publik, akuntabilitas penanganan
laporan korupsi, serta akuntabilitas pegawai. 1. Terdapat 7 persen responden yang memberi
Dalam hal ini, penilaian integritas menggunakan penilaian buruk terhadap kejelasan informasi
kombinasi pendekatan persepsi dan tentang standar dan prosedur pelaksanaan
pengalaman (langsung maupun tidak langsung) tugas/layanan di Seluruh K/L/PD Peserta
oleh pihak eksternal tentang bagaimana SPI 2022. Kondisi ini menunjukkan risiko
organisasi yang diwakili oleh pegawai atau tinggi, bahkan risiko tinggi dan sangat
pejabat publik melaksanakan tugas. tinggi tersebar di lebih dari 70% K/L/PD,
sehingga membutuhkan langkah perbaikan
a. Risiko Korupsi dari sisi Transparansi dan segera. Pada saat yang sama, tahun ini,
Keadilan Layanan risiko ketidakjelasan informasi di Seluruh
K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung tetap
Dimensi Transparansi dan Keadilan Layanan dibanding tahun lalu.
mengukur bagaimana pegawai/petugas di unit 2. Harus ada penanganan segera, untuk
kerja/organisasi memberikan layanan yang mengatasi risiko tinggi di lebih dari 70% K/L/
sifatnya transparan, mudah diakses, dan tidak PD peserta SPI 2022, lantaran sebanyak 8
diskriminatif terhadap pengguna layanan/ persen responden menilai standar dan
penerima manfaat dari pelaksanaan tugas prosedur terkait tugas/layanan yang
dan fungsi unit kerja/organisasi tersebut. ditetapkan, sulit diikuti. Sementara itu,
Transparansi dan keadilan layanan berkaitan angka risikonya di Seluruh K/L/PD Peserta
erat dengan risiko korupsi yang terjadi di SPI 2022, relatif sama dibanding tahun lalu.
suatu lembaga, dimana apabila pelayanan 3. Ada risiko tinggi berupa pemberian perlakuan
tidak dilakukan secara transparan dan adil istimewa/khusus yang tidak sesuai aturan
mengindikasikan kemungkinan adanya praktik untuk pengguna layanan/stakeholder/pihak
korupsi. tertentu di sekitar 30% K/L dan lebih dari
70% Pemerintah Daerah peserta SPI 2022,
Secara umum, level risiko korupsi dari sisi seperti disampaikan 31 persen responden,

Tabel 4.8 Risiko Korupsi dari Transparansi dan Keadilan Layanan Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

39 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

sehingga perlu ditangani serius. Pada saat b. Risiko Korupsi dari Sisi Integritas Pegawai
yang sama, risiko munculnya perlakuan Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
istimewa yang melanggar aturan di Seluruh
K/L/PD Peserta SPI 2022, cenderung naik Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit
dibanding tahun lalu. kerja/organisasi, integritas pegawai menjadi
4. Menurut 30 persen responden, suku, salah satu hal yang sangat penting karena
agama, kekerabatan, almamater, komunitas, pegawai tersebut merupakan representasi dari
dan hubungan kedekatan lainnya dapat unit kerja/organisasi tersebut, baik terhadap
mempengaruhi petugas di Seluruh K/L/PD pengguna layanan/penerima manfaat tertentu
Peserta SPI 2022 tatkala melaksanakan maupun terhadap masyarakat umum secara
tugas atau memberikan pelayanan atau luas. Semakin tinggi integritas dari pegawai
memproses perizinan. Risikonya tinggi dan di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022, semakin
harus ditangani secara serius. Sementara rendah juga risiko korupsi.
itu, pada tahun ini risiko tersebut di Seluruh
K/L/PD Peserta SPI 2022 meningkat Secara umum, level risiko korupsi dari sisi
dibanding tahun lalu. integritas pegawai di Seluruh K/L/PD Peserta
SPI 2022 adalah Sedang. Aspek integritas
pegawai di tahun 2021 dapat dijelaskan oleh
hasil observasi berikut:

1. Ada 3 persen responden yang mengaku


pernah mendengar/melihat pegawai di
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 menerima
pemberian (uang, barang, fasilitas) di luar
ketentuan saat melaksanakan tugas. Meski
di sebagian besar K/L/PD peserta SPI 2022
memiliki risiko rendah, risiko terhadap
integritas ini harus segera ditangani. Pada
saat yang sama, risiko terhadap integritas
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 lebih
rendah dibanding tahun lalu.
2. Sebesar 3 persen responden mengaku,
dalam 12 bulan terakhir, pernah dimintai
sesuatu (uang, barang, fasilitas) untuk

Tabel 4.9 Risiko Korupsi dari sisi Integritas Pegawai Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 40
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

alasan administrasi, transport, rokok, kopi, c. Sistem Antikorupsi/Upaya Pencegahan


dll, di luar ketentuan saat berurusan dengan Korupsi
petugas di 16% K/L dan 35% Pemerintah
Daerah peserta SPI 2022. Risiko terhadap Unit kerja/organisasi dapat melakukan
integritas ini harus ditangani secara serius. berbagai upaya pencegahan korupsi, baik
Tetapi, dibanding tahun lalu, ada penurunan dengan melakukan internalisasi budaya
risiko pegawai meminta barang atau uang antikorupsi melalui berbagai mekanisme
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022. sosialisasi/kampanye hingga membangun
3. Masih ada 2 persen responden yang sistem antikorupsi yang baik dan memudahkan
mengaku telah memberikan sesuatu (uang, pengguna layanan/penerima manfaat
barang, fasilitas) pada pegawai di Seluruh pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja/
K/L/PD Peserta SPI 2022 saat mengurus organisasi untuk ikut serta mengambil peran
layanan. Risiko terhadap integritas ini harus secara aktif.
dihilangkan. Pada saat yang sama, risiko
terhadap integritas ini di Seluruh K/L/PD Secara umum, level upaya pencegahan
Peserta SPI 2022 lebih rendah dibanding korupsi menurut pihak eksternal di Seluruh
tahun lalu. K/L/PD Peserta SPI 2022 adalah Sedang.
Aspek integritas pegawai di tahun 2022 dapat
dijelaskan oleh hasil observasi berikut:

1. Sebesar 74 persen responden mengatakan


melihat kampanye/imbauan antikorupsi
seperti pemasangan spanduk, banner, stiker,
poster, website, video, dll di Seluruh K/L/
PD Peserta SPI 2022, yang berarti upaya
pencegahan korupsi sudah berada pada
tingkatan tinggi dan harus dipertahankan.
2. Sebesar 84 persen responden yakin,
kampanye/imbauan antikorupsi seperti
pemasangan spanduk, banner, stiker,
poster, website, video, di Seluruh K/L/PD
Peserta SPI 2022 berhasil membuat pihak
eksternal/pengguna layanan menerapkan
perilaku antikorupsi ketika berhubungan
dengan instansi. Sudah ada upaya yang
cukup tinggi untuk mencegah korupsi dan
harus dipertahankan atau ditambah.
3. Sebanyak 91 persen responden
berpendapat Seluruh K/L/PD Peserta
SPI 2022 telah banyak melakukan upaya
perbaikan untuk mencegah korupsi. Artinya
upaya pencegahan korupsi yang dilakukan
tergolong sedang dan perlu ditambah.
Sementara itu, tahun ini, ada kenaikan upaya
pencegahan di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
2022.

41 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

4. Sebesar 63 persen responden melihat ada 7. Menurut 91 persen responden, semua


media pengaduan/pelaporan masyarakat pegawai yang bekerja/melayani di Seluruh
terkait korupsi di Seluruh K/L/PD Peserta K/L/PD Peserta SPI 2022 menjunjung tinggi
SPI 2022. Kondisi ini menunjukkan langkah kejujuran. Upaya pencegahan korupsi yang
pencegahan korupsi yang dilakukan dilakukan tergolong sedang sehingga harus
tergolong tinggi sehingga sebaiknya ditambah. Sementara itu, tahun ini upaya
dipertahankan atau bisa ditambah. pencegahannya di Seluruh K/L/PD Peserta
5. Tercatat 90 persen responden menilai SPI 2022, relatif sama dengan tahun lalu.
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 8. Upaya pencegahan korupsi di Seluruh K/L/
memberikan perlindungan kepada PD Peserta SPI 2022 tergolong sedang dan
masyarakat yang melaporkan korupsi. perlu ditambah, mengingat baru 92 persen
Ini berarti upaya pencegahan korupsinya responden menyatakan bahwa pegawai
tergolong tinggi dan harus dipertahankan. yang bekerja/melayani di Seluruh K/L/PD
6. Sebesar 91 persen responden menyebut Peserta SPI 2022 menjalankan tugas sesuai
laporan masyarakat tentang korupsi di aturan. Sedangkan, level upaya pencegahan
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 akan ini di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022, naik
ditindaklanjuti. Kondisi ini menunjukkan jika dibanding tahun lalu.
upaya pencegahan korupsi yang tergolong
tinggi sehingga perlu dipertahankan.

Tabel 4.10 Situasi Sistem Antikorupsi/Upaya Pencegahan Korupsi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 42
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan cenderung tidak berubah dibanding tahun
Korupsi Eksper lalu.
5. Risiko intervensi dari pihak lain terhadap
Integritas organisasi dalam pelayanan publik layanan di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
juga dinilai dari pandangan eksper yang ahli cukup besar seperti disampaikan 24 persen
dan mengerti tentang instansi yang disurvei. responden. Kondisi ini menggambarkan
Hal ini dinilai berdasarkan pengamatan beserta risiko tinggi serta perlu penanganan serius.
pengalaman berinteraksi eksper terkait dengan Sementara itu, dibanding tahun lalu, risiko
instansi selama satu tahun terakhir. terjadinya intervensi pihak lain di Seluruh
K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung
Berikut adalah uraian mengenai risiko korupsi stagnan.
berdasarkan pandangan eksper di Seluruh K/L/ 6. Sebanyak 18 persen responden yang
PD Peserta SPI 2022: memberi penilaian buruk terhadap kualitas
transparansi anggaran di Seluruh K/L/
1. Terdapat 16 persen responden yang PD Peserta SPI 2022, dalam setahun
mengatakan, sering terjadi praktik suap terakhir. Tingkat risikonya tinggi serta
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022, yang harus ditangani secara serius. Sedangkan,
berarti risiko suap tergolong sedang, angka risiko terhadap kualitas transparansi
sehingga perlu diwaspadai. Sementara itu, anggaran di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
dibanding tahun lalu, risiko praktik suap di 2022, cenderung sama dibanding tahun lalu.
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 relatif 7. Ada risiko yang tinggi di Seluruh K/L/
tidak berubah. PD Peserta SPI 2022, sebab 19 persen
2. Sekitar 16 persen responden menyatakan responden menyebut bahwa kualitas
bahwa sering ada pungli di Seluruh K/L/PD transparansi dan akuntabilitas pengadaan
Peserta SPI 2022 dalam setahun terakhir, barang dan jasa di Seluruh K/L/PD Peserta
yang berarti berisiko sedang dan harus SPI 2022 buruk, dalam setahun terakhir.
diwaspadai. Sedangkan, risiko pungli di Dibutuhkan penanganan yang serius.
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung Sementara, dibanding tahun lalu, kondisi
stagnan dibandingkan tahun lalu. risiko terhadap kualitas transparansi dan
3. Sebanyak 25 persen responden meyakini, akuntabilitas pengadaan barang dan jasa di
sering terjadi konflik kepentingan pada Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 cenderung
pejabat/pegawai di Seluruh K/L/PD sama.
Peserta SPI 2022 dalam 12 bulan terakhir, 8. Sebesar 21 persen responden menyebutkan,
yang menunjukkan adanya risiko sedang dalam setahun terakhir tingkat objektivitas
dan membutuhkan kewaspadaan. kebijakan SDM di Seluruh K/L/PD Peserta
Tetapi, dibanding tahun lalu, risiko konflik SPI 2022 bernilai buruk. Angka tersebut
kepentingan di Seluruh K/L/PD Peserta SPI menunjukkan risiko tinggi, sehingga perlu
2022 cenderung turun. ditangani secara serius. Pada saat yang
4. Berdasarkan penilaian buruk oleh 14 persen sama, risiko terhadap objektivitas kebijakan
responden terhadap kualitas transparansi sdm di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022,
layanan publik dalam setahun terakhir, cenderung tidak berubah dibanding tahun
Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 memiliki lalu.
risiko yang tinggi, sehingga dibutuhkan 9. Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 memiliki
penanganan serius. Pada saat yang sama, risiko tinggi, karena karena 23 persen
risiko terhadap kualitas transparansi layanan responden menyatakan kemampuan pihak
publik di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022, internal di Seluruh K/L/PD Peserta SPI

43 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

2022 untuk mendeteksi kasus korupsi, Peserta SPI 2022 cenderung tidak berubah.
sangat buruk. Dibutuhkan penanganan 12. Ada banyak responden, yaitu 30 persen
yang serius. Sementara itu, risiko terhadap yang menyatakan, Seluruh K/L/PD
kemampuan Seluruh K/L/PD Peserta SPI Peserta SPI 2022 tidak cukup memberi
2022 mendeteksi kasus korupsi, cenderung kesempatan kepada masyarakat terlibat
stagnan dibanding tahun lalu. dalam pencegahan korupsi, seperti
10. Sebanyak 27 persen responden membuka akses pengaduan, transparansi
berpendapat, penerapan pesan-pesan anggaran, transparansi layanan, dll. Kondisi
sosialisasi antikorupsi di kalangan pegawai- ini menggambarkan risiko sangat tinggi
pejabat di Seluruh K/L/PD Peserta SPI sehingga harus segera ditangani secara
2022 sangat rendah dalam 12 bulan terkhir. serius. Pada saat yang sama, risiko tersebut
Angka tersebut menunjukkan risiko tinggi di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
yang membutuhkan penanganan serius. meningkat dibanding tahun lalu.
Sedangkan, dibanding tahun lalu, risiko
tersebut di Seluruh K/L/PD Peserta SPI
2022 cenderung stagnan.
11. Penilaian buruk terhadap integritas pegawai
di Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
diberikan oleh 14 persen responden, yang
menunjukkan risiko tinggi dan perlu ditangani
secara serius. Sementara, dibanding tahun
lalu, risiko tersebut di Seluruh K/L/PD

Tabel 4.11 Risiko Korupsi Eksper Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

www.kpk.go.id 44
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Perbaikan Situasi Integritas (Pegawai, Berdasarkan jawaban yang diberikan responden


Pengguna, Eksper) internal dan eksper, mayoritas responden
internal (56 persen) menyatakan bahwa situasi
Survei Penilaian Integritas 2022 juga menangkap korupsi tidak mengalami perubahan, yakni
persepsi responden mengenai perubahan masih tidak terjadi praktik korupsi. Sementara
situasi integritas yang terjadi di Seluruh K/L/PD itu, mayoritas responden eksper (43 persen)
Peserta SPI 2022 selama satu tahun terakhir paling banyak menyebutkan bahwa tidak
dibandingkan dengan kondisi integritas tahun mengalami perubahan, yakni praktik korupsi
lalu. Pertanyaan ini diajukan kepada responden relatif masih rendah.
internal beserta eksper.

Gambar 4.4 Perubahan Situasi Integritas Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022 menurut Jenis Responden

45 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Faktor Koreksi Seluruh K/L/PD Peserta Faktor koreksi dihitung dengan memanfaatkan
SPI 2022 2 (dua) komponen, yaitu prevalensi korupsi dan
integritas pelaksanaan SPI. Untuk tahun 2022,
Skor indeks integritas untuk setiap peserta SPI faktor koreksi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022
2022, termasuk Seluruh K/L/PD Peserta SPI adalah sebagai berikut:
2022, akan dikurangi dengan suatu faktor koreksi.

Gambar 4.5 Faktor Koreksi Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2022

Catatan Pelaksanaan SPI 2022 2022 secara akurat. Secara umum, terdapat
52 lembaga peserta SPI 2022 yang mengalami
Pelaksanaan SPI 2022 di Seluruh K/L/PD masalah anomali data. Hal ini menjadi catatan
Peserta SPI 2022 memiliki tambahan catatan. khusus dalam pelaksanaan SPI 2022, dimana
Mengingat kerangka sampel yang digunakan Pimpinan dan Satuan Pengawas Internal di
merujuk pada daftar pegawai dan pengguna lembaga-lembaga tersebut perlu memberikan
yang diberikan instansi peserta SPI, kualitas perhatian lebih dalam pelaksanaan SPI di tahun
dari hasil survei juga dapat dipengaruhi oleh mendatang.
kerangka sampel.
Hasil observasi terhadap data internal dan
Dari data yang diterima dari Seluruh K/L/ eksternal menggunakan Kolmogorov-Smirnov
PD Peserta SPI 2022 secara rata-rata, setiap normality test diketahui bahwa data tidak
lembaga memiliki sebesar 51.4 persen pegawai berdistribusi normal hal ini mengindikasikan
yang memiliki informasi memadai untuk masuk bahwa KLPD memiliki ketimpangan yang sangat
sebagai kriteria sampel. Sementara itu, untuk jauh. Analisis selanjutnya menggunakan Grubbs
data pengguna layanan, rata-rata nasional test for two opposite outliers menunjukkan
setiap lembaga memiliki 42.4 persen pengguna bahwa data internal dan eksternal memiliki
layanan yang memenuhi kriteria sampel. nilai p > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak
cukup bukti untuk mengatakan bahwa nilai
Selain catatan terkait kerangka sampel, KPK maksimum dan minimum adalah outlier.
juga melakukan analisis terkait anomali data Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dan Grubbs
survei yang didapatkan dari responden. Anomali dapat dilihat pada lampiran. Temuan-temuan
merujuk pada keadaan dimana jawaban ini menjadi tantangan dan catatan dalam
responden berpotensi tidak merepresentasikan penelitian untuk pelaksanaan selanjutnya.
situasi integritas di Seluruh K/L/PD Peserta SPI

www.kpk.go.id 46
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan pengaturan tender untuk memenangkan


vendor tertentu, adanya kedekatan pejabat
Merujuk paparan di atas, berikut rangkuman dengan pemenang PBJ, adanya kemahalan
integritas di lingkup peserta K/L/PD hasil harga (tidak sesuai kualitas dengan harga),
temuan SPI 2022: adanya risiko gratifikasi/suap dari vendor
pemenang tender, maupun hasil PBJ yang
• Secara umum, risiko korupsi di instansi- tidak bermanfaat.
instansi tersebut masih tergolong tinggi, • Risiko tidak adanya objektivitas pengelolaan
setidaknya dalam satu komponen SDM saat promosi/mutasi diyakini masih
pelaksanaan tugas, seperti penyalahgunaan terjadi dengan skala sedang (kisaran rata-
fasilitas kantor untuk kepentingan rata nasional). Risiko ini bisa muncul karena
pribadi, adanya konflik kepentingan yang konflik kepentingan yang dipengaruhi
dipengaruhi oleh suku, agama, hubungan oleh hubungan kekerabatan, kedekatan
kekerabatan, almamater, dan sejenisnya, dengan pejabat, dan kesamaan almamater/
juga adanya atasan yang memberi perintah golongan/organisasi. Risiko ini masih terjadi
tidak sesuai aturan, risiko gratifikasi/suap, di 47% kementerian/lembaga dan 80% di
termasuk pegawai yang melanggar aturan. pemerintah daerah.
Temuan SPI 2022 menunjukkan 56% • Risiko perdagangan pengaruh (trading in
kementerian dan lembaga masih memiliki influence) berada dalam tingkat sedang.
risiko korupsi tinggi sementara di tingkat Sebanyak 40% kementerian/lembaga masih
pemerintah daerah jumlahnya mencapai berada dalam skala risiko ini. Sementara
76% dari seluruh total peserta. 83% pemerintah daerah masih menghadapi
• Risiko penyalahgunaan pengelolaan problem yang sama. Risiko ini terutama
anggaran diyakini masih berada pada tingkat terjadi saat penentuan program/kegiatan,
yang tinggi, khususnya terkait pengelolaan penentuan pemenang tender, perizinan,
anggaran. Hasil SPI 2022 mencatatkan pemberian pegawai, bantuan, sanksi/denda,
temuan dalam risiko ini mencapai angka rekrutmen, dan pemberian/penyaluran.
66% di kementerian/lembaga dan 77% untuk • Sementara terkait dengan risiko pemberian
pemerintah daerah. Risiko ini dapat terjadi berupa gratifikasi/suap/pemerasan
pada penggunaan anggaran perjalanan masih ada (skala sedang). Hal tersebut
dinas, penerimaan honor/uang transpor diyakini oleh para responden dari kalangan
lokal/perjadin tidak sesuai dengan Surat eksternal. Temuannya, 38% kalangan
Perintah Jalan (SPJ) yang ditandatangani, eksternal meyakini hal tersebut masih
dan penyalahgunaan anggaran kantor oleh terjadi di kementerian/lembaga dan 76%
pejabat. terjadi di pemerintah daerah.
• Risiko penyalahgunaan pengelolaan • Hasil SPI menunjukkan bahwa indikator
pengadaan barang/jasa berada pada transparansi terkait informasi yang
tingkat yang tinggi, setidaknya dalam satu memadai dan kemudahan akses bagi pihak
aspek PBJ. Tercatat, 63% kementerian/ eksternal berada pada angka yang relatif
lembaga dan 79% pemerintah daerah baik (di atas rata-rata nasional). Namun,
masih bergelut dengan masalah ini para responden masih mengeluhkan hal-
berdasarkan hasil temuan SPI 2022. Risiko hal terkait kejelasan informasi mengenai
ini terjadi dalam berbagai bentuk, seperti standar dan prosedur pelaksanaan tugas/
layanan, kemudahan standar/prosedur,

47 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

memastikan tidak ada perlakuan istimewa/ 1) Menegakkan sanksi/hukuman terkait


khusus yang tidak sesuai aturan, dan pelanggaran perdagangan pengaruh
menghindari konflik kepentingan saat berdasarkan kode etik dan/atau
memberikan layanan/melaksanakan tugas. regulasi internal lainnya secara adil dan
Keluhan yang terjadi cukup besar baik di konsisten.
kementerian/lembaga maupun pemerintah 2) Internalisasi larangan perdagangan
daerah dengan hasil temuan yang sama, pengaruh terhadap seluruh pegawai/
masing-masing di angka 85%. pimpinan di instansi disertai contoh dari
• Sosialisasi antikorupsi telah dilakukan pimpinan.
di instansi dan termasuk dalam kategori 3) Implementasi kebijakan, regulasi, dan
sedang jika dibandingkan dengan rata- mekanisme penanganan benturan
rata nasional. Sosialisasi antikorupsi yang kepentingan di instansi.
dilakukan tetap perlu dirancang agar lebih 4) Mengintensifkan upaya peningkatan
efektif untuk menjadikan kalangan pegawai integritas bagi calon pimpinan/pejabat
dapat menghindari konflik kepentingan, di instansi dan deklarasi konflik
melaporkan/menolak gratifikasi/suap, dan kepentingan yang dimiliki sebelum
melaporkan tindak pidana korupsi yang menjabat dan secara tahunan.
dilihat/didengar/diketahui. 5) Penguatan mekanisme pengawasan
internal untuk mendeteksi perdagangan
Meskipun upaya pencegahan korupsi di pengaruh sebelum, saat, dan setelah
instansi ini sudah sangat baik, namun masih pimpinan menduduki jabatan.
dapat ditingkatkan agar pengguna layanan/ • Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye
pihak eksternal dapat menerapkan perilaku kepada seluruh pemangku kepentingan,
antikorupsi ketika berhubungan dengan terkait upaya pencegahan yang telah
instansi. Selain itu, instansi dapat meningkatkan dilakukan (jika sudah ada), khususnya yang
sistem antikorupsi melalui penyediaan media berkaitan dengan hal-hal berikut:
pengaduan/pelaporan masyarakat terkait 1) Kebijakan, regulasi, dan mekanisme
korupsi, perlindungan pelapor antikorupsi, dan pelaporan/pengelolaan gratifikasi di
memberi kepastian bahwa laporan tersebut instansi.
akan ditindaklanjuti. Juga perlu meyakinkan 2) Penegakan sanksi/hukuman
pengguna layanan/pihak eksternal bahwa penerimaan suap/gratifikasi.
pegawai yang bekerja/melayani menjunjung 3) Pelatihan dan komunikasi rutin dengan
tinggi kejujuran dan menjalankan tugas sesuai pegawai/pimpinan untuk menciptakan
aturan. perilaku yang menghindari penerimaan
suap/gratifikasi.
4) Mekanisme pengaduan tindakan suap/
Saran gratifikasi dan tindak lanjutnya, serta
perlindungan terhadap pelapor baik dari
Berdasarkan pada temuan permasalahan pihak internal maupun eksternal.
tersebut, KPK merumuskan rekomendasi agar • Perbaikan mendasar dengan memperkuat
peserta K/L/PD dapat melakukan beberapa hal sistem pengawasan internal dan
upaya pencegahan korupsi sebagai berikut: internalisasi aturan pengelolaan benturan
kepentingan dan hukuman/sanksi, jika
• Perbaikan mendasar terhadap upaya terjadi penyalahgunaan perjalanan dinas,
pencegahan korupsi yang sudah dilakukan mark up anggaran, penyalahgunaan
dengan memastikan keberadaan hal-hal pengadaan barang dan jasa, hingga
berikut: penyalahgunaan honor kegiatan.

www.kpk.go.id 48
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

• Perbaikan mendasar terhadap upaya instansi.


pencegahan korupsi dalam proses 4) Upaya peningkatan integritas bagi
pengadaan barang dan jasa yang sudah calon pimpinan/pejabat di instansi
dilakukan serta memastikan hal-hal berikut: dan deklarasi konflik kepentingan yang
1) Implementasi proses dan alur dari dimiliki sebelum menjabat dan secara
perencanaan hingga pelaksanaan tahunan.
pengadaan barang dan jasa sesuai 5) Penguatan mekanisme pengawasan
peraturan perundang-undangan yang internal untuk mendeteksi intervensi
berlaku. dan benturan kepentingan sebelum,
2) Internalisasi terkait dengan peran dan saat, dan setelah pimpinan menduduki
independensi unit kerja pengadaan jabatan.
barang dan jasa sesuai peraturan • Mengoptimalkan upaya internalisasi
perundang-undangan yang berlaku. peningkatan kesadaran dan perilaku
3) Penguatan mekanisme probity audit melaporkan LHKPN melalui:
berkala untuk mendeteksi adanya 1) Sosialisasi, kampanye, dan pelatihan
masalah dalam proses pengadaan secara periodik dan berkelanjutan.
barang dan jasa. 2) Memperkuat aturan dengan memperluas
4) Mengintensifkan penggunaan vendor cakupan wajib lapor, sanksi dll.
management system. 3) Mengaitkan pelaporan dengan syarat
5) Pengelolaan benturan kepentingan untuk mendapatkan hak (promosi,
dalam proses pengadaan. insentif, dll).
6) Penyesuaian proses pengadaan dan 4) Memberikan hukuman sosial/
pembayaran secara elektronik yang administratif kepada yang tidak melapor.
sudah disiapkan sesuai peraturan • Mempertahankan penyediaan informasi
perundang-undangan yang berlaku. tentang pelaksanaan tugas yang memadai,
• Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye meskipun sebagian besar responden
aturan mengenai sistem merit dan menganggap penyediaan informasi sudah
pengelolaan benturan kepentingan dalam baik.
pengelolaan SDM di seluruh tingkat jabatan • Perbaikan mendasar terhadap upaya
di instansi. peningkatan prosedur layanan yang sudah
• Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye (jika dilakukan dengan memastikan berbagai hal
sudah ada) mengenai upaya pencegahan berikut:
yang telah dilakukan kepada seluruh 1) Proses bisnis yang sederhana dan
pemangku kepentingan baik internal tetap berada dalam koridor peraturan
maupun eksternal, khususnya yang perundang-undangan.
berkaitan dengan hal-hal berikut: 2) Optimalisasi penggunaan teknologi
1) Penegakan sanksi/hukuman terkait dalam pengambilan keputusan terkait
pelanggaran dalam pelaksanaan tugas dengan layanan yang diberikan.
dan intervensi yang tidak sesuai aturan 3) Evaluasi dan memotret sudut pandang
berdasarkan kode etik dan/atau regulasi pengguna layanan terkait dengan
internal lainnya. prosedur dan kejelasan layanan.
2) Adanya larangan pelaksanaan tugas
yang tidak sesuai aturan terhadap
seluruh pegawai/pimpinan di instansi
disertai contoh dari pimpinan.
3) Kebijakan, regulasi, dan mekanisme
penanganan benturan kepentingan di

49 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Daftar Pustaka

ACRC, 2015. Integrity Assessment: A Practical Guide. Sejong: ACRC.


ACRC. (2017). A Practical Guide to Integrity Assessment. Anti-Corruption and Civil Rights Commission.
http://ethics.acrc.go.kr/en/board.do?command=searchDetail&method=searchList
&menuId=0203160302
Alfada, A. (2019). The destructive effect of corruption on economic growth in Indonesia:
A threshold model. Heliyon, 5.
Antonakas, N. P., Konstantopoulos, N. & Seimenis, I., 2014. Human Resource Management’s role in the
public sector and the level of corruption: The case of Greek Tax Administration. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, Volume 148, pp. 455 - 462.
Chêne, M., 2015. Corruption and anti-corruption practices in human resource management in the
public sector, s.l.: U4.
Cimpoeru, M. V. & Cimpoeru, V., 2015. Budgetary Transparency – an Improving Factor for Corruption.
Procedia Economics and Finance, Volume 27, pp. 579 - 586.
Graycar, A., & Smith, R. G. (Eds.). (2011). Handbook of Global Research and Practice in Corruption.
Edward Elgar.
Graycar, A. & Prenzler, T., 2013. Understanding and Preventing Corruption. Hampshire: Palgrave
Macmillan.
Hechanova, M. R. M., Melgar, I., Falguera, P. Z. & Villaverde, M., 2014. Organisational Culture and
Workplace Corruption in Government Hospitals. Journal of Pacific Rim Psychology, 8(2), pp. 62-70.
Heinrich, F. & Hodess, R., 2011. Measuring Corruption. Dalam: Handbook of Global Research and Practice
in Corruption. Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited, pp. 18 - 33.
KPK. (2021). Laporan SPI 2021: Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2021. Komisi Pemberantasan Korupsi.
https://jaga.id/jendela-pencegahan/spi?vnk=290b0196
Kurek, K. A., Heijman, W., van Ophem, J., Gędek, S., & Strojny, J. (2022). Measuring local competitiveness:
comparing and integrating two methods PCA and AHP. Quality & Quantity, 56(June 2022), 1371–
1389. https://doi.org/10.1007/s11135-021-01181-z
Mungiu-Pippidi, A., & Heywood, P. M. (Eds.). (2020). A Research Agenda for Studies of Corruption. Edward
Elgar Publishing.
Rose, R., & Mishler, W. (2007, October 25). Explaining the Gap between the Experience and Perception of
Corruption. Rose, Richard and Mishler, William, Explaining the Gap between the Experience and
Perception of Corruption (October 25, 2007). Centre for the Study of Public Policy, U. of Aberdeen:
Studies in Public Policy No. 432, Available at SSRN: https://ssrn.com/abs, 432. https://ssrn.com/
abstract=2559710
Torsello, D., 2018. Organizational Culture and Corruption. Dalam: Encyclopedia of Business and
Professional Ethics. Cham: Springer International Publishing, pp. 1 - 5.
Transparency International, 1995. 1995 TI Corruption Index, Berlin: Transparency International.
Transparency International, 2018. Corruption Perception Index 2018, Berlin: Transparency International.
UNDP. (2008). A User’s Guide to Measuring Corruption (1st ed.). United Nations Development Programme.
https://www.undp.org/sites/g/files/zskgke326/files/publications/users_guide_measuring_
corruption.pdf
Wu, D., Feng, X., & Wen, Q. (2011). The Research of Evaluation for Growth Suitability of Carya Cathayensis
Sarg. Based on PCA and AHP. Procedia Engineering, 15, 1879-1883. 10.1016/j.proeng.2011.08.350.
.

www.kpk.go.id 50
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Lampiran

51 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Uji Normalitas Distribusi Jawaban Responden Internal SPI 2022 (Metode Shapiro-Wilk)

(Jawaban Responden Dalam Bentuk Skala 1 – 6)

Variabel Pertanyaan Internal


Obs z Prob>z
(Skala Likert 1 – 6)

Q401A 222,470 23.850 0.00000

Q401B 222,470 23.150 0.00000

Q402_1 222,470 22.444 0.00000

Q402_2 222,470 22.113 0.00000

Q402_3 222,470 22.654 0.00000

Q402_4 222,470 22.771 0.00000

Q402_5 222,470 21.673 0.00000

Q402_6 222,470 22.440 0.00000

Q403B 222,470 22.619 0.00000

Q404A 222,470 23.373 0.00000

Q405A 222,470 22.238 0.00000

Q501B (logic jump) 33,440 13.846 0.00000

Q501C_1 222,470 23.397 0.00000

Q501C_2 222,470 23.116 0.00000

Q501C_3 222,470 23.222 0.00000

Q501C_4 222,470 20.378 0.00000

Q501C_5 222,470 22.816 0.00000

Q503C 222,470 21.760 0.00000

Q504A 222,470 23.341 0.00000

Q504B 222,470 23.410 0.00000

Q601A_1 222,470 21.805 0.00000

Q601A_2 222,470 21.002 0.00000

Q601A_3 222,470 21.594 0.00000

Q601B 222,470 22.242 0.00000

Q602A 222,470 23.205 0.00000

Q602C 222,470 23.862 0.00000

Q701 222,470 23.061 0.00000

Q702A 222,470 22.802 0.00000

Q703A 222,470 23.065 0.00000

Q704A 222,470 23.077 0.00000

Q704B 222,470 23.245 0.00000

Q705A 222,470 23.688 0.00000

Q706A 222,470 23.248 0.00000

www.kpk.go.id 52
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Grafik Distribusi Jawaban Responden Pegawai terhadap pertanyaan SPI 2022

53 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

www.kpk.go.id 54
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

55 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

www.kpk.go.id 56
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

(Jawaban Responden Dalam Bentuk Skala 1 – 6 Dikelompokkan Ada & Tidak Ada dan sebaliknya)

Variabel Pertanyaan Internal

(Skala Likert 1 – 6 Obs z Prob>z

dikelompokkan Ada/ Tidak Ada)

Q403A 222,470 20.459 0.00000

Q404B 222,470 20.305 0.00000

Q405B 222,470 22.453 0.00000

Q405C (logic jump) 51,975 16.091 0.00000

Q502B 222,470 26.145 0.00000

Q602D 222,470 22.345 0.00000

Q702B_1 222,470 22.593 0.00000

Q702B_2 222,470 22.039 0.00000

Q702B_3 222,470 22.338 0.00000

Q702B_4 222,470 22.699 0.00000

Q702B_5 222,470 22.191 0.00000

Q704C 222,470 22.324 0.00000

Q705B 222,470 23.394 0.00000

Q706B 222,470 23.254 0.00000

Q501C_1 222,470 23.397 0.00000

Q501C_2 222,470 23.116 0.00000

Q501C_3 222,470 23.222 0.00000

Q501C_4 222,470 20.378 0.00000

Q501C_5 222,470 22.816 0.00000

57 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Grafik Distribusi Jawaban Responden Pegawai terhadap pertanyaan SPI 2022

www.kpk.go.id 58
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

59 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

www.kpk.go.id 60
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Uji Normalitas Distribusi Jawaban Responden Eksternal SPI 2022 (Metode Shapiro-Wilk)

(Jawaban Responden Dalam Bentuk Skala 1 – 6)

Variable Pertanyaan ke Eksper

(Skala Likert 1 – 6 dikelompokkan Ada/ Obs z Prob>z

Tidak Ada)

Q503 162,155 21.316 0.00000

Grafik Distribusi Jawaban Responden Eksternal terhadap pertanyaan SPI 2022

61 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Uji Normalitas Distribusi Jawaban Responden Eksper SPI 2022 (Metode Shapiro-Wilk)

(Jawaban Responden Dalam Bentuk Skala 1 – 6)

Variabel Pertanyaan Eksper


Obs z Prob>z
(Skala Likert 1 – 6)

Q404 8,160 13.619 0.00000

Q405 8,160 11.859 0.00000

Q406 8,160 13.568 0.00000

Q407 8,160 13.141 0.00000

Q408 8,160 13.100 0.00000

Q409 8,160 12.729 0.00000

Q410 8,160 10.979 0.00000

Q601 8,160 13.307 0.00000

Q602 8,160 10.168 0.00000

Grafik Distribusi Jawaban Responden Eksternal terhadap pertanyaan SPI 2022

www.kpk.go.id 62
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

63 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Uji Normalitas Distribusi Jawaban Responden Eksper SPI 2022 (Metode Shapiro-Wilk)

(Jawaban Responden Dalam Bentuk Skala 1 – 6 Dikelompokkan Ada & Tidak Ada dan sebaliknya)

Variabel Pertanyaan Eksper

(Skala Likert 1 – 6 dikelompokkan Obs z Prob>z

Ada/ Tidak Ada)

Q401 8,160 10.376 0.00000

Q402 8,160 10.333 0.00000

Q403 8,160 9.272 0.00000

Grafik Distribusi Jawaban Responden Eksper terhadap pertanyaan SPI 2022

www.kpk.go.id 64
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022
SURVEI PENILAIAN INTEGRITA

65 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022
AS INDONESIA TAHUN 2022

www.kpk.go.id 66
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Indeks Survei Penilaian Integritas 2022


Kategori Kementerian

Indeks SPI Indeks SPI


Institusi
2021 2022
Kementerian Agama 80.06 74.16

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 82.38 78.48

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 79.86 78.23

Kementerian Kesehatan 76.79 75.15

Kementerian Sosial 78.04 72.69

Kementerian Ketenagakerjaan 75.49 74.64

Kementerian Perindustrian 85.62 81.81

Kementerian Perdagangan 84.43 75.61

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 83.49 76.27

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 82.64 73.59

Kementerian Perhubungan 78.99 75.18

Kementerian Komunikasi dan Informatika 79.76 81.1

Kementerian Pertanian 80.82 72.68

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 79.57 77.28

Kementerian Kelautan dan Perikanan 83.14 80.32

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 77.82 70.87

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 73.78 75.56

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 72.73 74.55

Kementerian Dalam Negeri 80.65 76.03

Kementerian Riset dan Teknologi (BRIN) 80.5 76.88

Kementerian Luar Negeri 85.96 81.76

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 65.67 74.2

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 80.96 78.04

Kementerian Badan Usaha Milik Negara 83.28 81.53

Kementerian Pemuda dan Olahraga 71.12 72.53

Badan Koordinasi Penanaman Modal 82.61 79.38

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 83.4 80.08

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 83.93 82.64

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 83.88 83.43

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi 82.51 81.24

Kementerian Sekretariat Negara 85.7 85.48

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 86.71 82.71

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 78.33 80.3

67 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Indeks Survei Penilaian Integritas 2022


Kategori Lembaga/Non Kementerian

Indeks SPI Indeks SPI


Institusi
2021 2022
Mahkamah Agung 82.72 74.61

Kepolisian Negara Republik Indonesia 80.7 66.49

Kejaksaan Agung 80.86 75.82

Bank Indonesia 89.69 87.28

Komisi Pemilihan Umum (KPU) 77.69 73.24

Ombudsman Republik Indonesia 79.14 79.21

Otoritas Jasa Keuangan 85.47 85.24

Badan Pengawas Pemilihan Umum 79.85 78.14

BPJS Kesehatan 84.18 79.83

BPJS Ketenagakerjaan 82.07 81.93

Badan Keamanan Laut Republik Indonesia 82.2 82.32

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 84.3 84.53

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 81.77 80.08

Badan Narkotika Nasional 82.95 80.39

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan 80.49 78.37

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia 80.4 79.56

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan 87.23 84.57

Badan Pengawas Obat dan Makanan 86.91 84.04

Badan Pusat Statistik 83.56 82.8

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban 76.8 82.78

Badan Nasional Pengelola Perbatasan 82.88 79.44

Televisi Republik Indonesia 73.04 73

Radio Republik Indonesia 84.64 77.73

Komisi Penyiaran Indonesia 72.99 65.85

Badan Pengawas Tenaga Nuklir 84.66 83.43

Majelis Permusyawaratan Rakyat 78.32 76.46

Dewan Perwakilan Rakyat 78.56 77.43

Dewan Perwakilan Daerah 71.76 72.61

Mahkamah Konstitusi 81.97 83.15

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 82.88 82.88

www.kpk.go.id 68
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Lembaga Penjamin Simpanan 86.19 82.77

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 73.27 74.88

Komisi Pengawas Persaingan Usaha 81.11 79.73

Badan Informasi Geospasial 83.88 80.74

Badan Kepegawaian Negara 85.59 83.07

Badan Siber dan Sandi Negara 81.76 80.05

Badan Standardisasi Nasional 84.01 83.67

Lembaga Administrasi Negara 87.4 83.97

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 86.23 84.68

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 82.19 78.96

Arsip Nasional Republik Indonesia 84.93 80.66

Badan Nasional Sertifikasi Profesi 77.5 84.6

Komisi Aparatur Sipil Negara 78.87 78.71

Komisi Yudisial 81.06 77.46

Badan Nasional Penanggulangan Bencana 75.04 75.52

Badan Amil Zakat Nasional 77.58 77.64

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme 83.21 80.34

Badan Pengelola Keuangan Haji 82.37 81.01

Komisi Kejaksaan 71.41 70.34

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila 77.22 78.55

Dewan Jaminan Sosial Nasional 83.88 79.94

Sekretariat Kabinet 85.26 83.49

Lembaga Ketahanan Nasional 88.05 78.81

69 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Indeks Survei Penilaian Integritas 2022


Kategori Provinsi

Indeks SPI Indeks SPI


Institusi
2021 2022
Pemerintah Provinsi Aceh 65.38 63.35

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 69.26 66.2

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 75.44 70.57

Pemerintah Provinsi Riau 66.07 64.16

Pemerintah Provinsi Jambi 66.39 69.42

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 70.65 65.59

Pemerintah Provinsi Bengkulu 63.04 62.77

Pemerintah Provinsi Lampung 68.28 62.23

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 71.51 65.21

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau 70.07 71.27

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 68.7 73.3

Pemerintah Provinsi Jawa Barat 77.54 75.67

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 80.97 78.17

Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta 82.81 78.76

Pemerintah Provinsi Jawa Timur 70.35 73.11

Pemerintah Provinsi Banten 61.38 70.71

Pemerintah Provinsi Bali 76.93 78.82

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat 67.92 70.36

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur 72.24 66.86

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat 70.79 76.17

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah 71.97 67.04

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 71.98 73.76

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 66.35 73.04

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara 72.9 70.3

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara 62.67 77.77

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah 76.21 68.91

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 70.61 65.89

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 59.17 66.31

Pemerintah Provinsi Gorontalo 75.97 76.05

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat 49.13 66.92

Pemerintah Provinsi Maluku 69.69 60.57

Pemerintah Provinsi Maluku Utara 70.44 60.37

Pemerintah Provinsi Papua Barat 66.74 56.42

Pemerintah Provinsi Papua 58.04 66.76

www.kpk.go.id 70
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Indeks Survei Penilaian Integritas 2022


Kategori Kota

Indeks SPI Indeks SPI


Institusi
2021 2022
Pemerintah Kota Banda Aceh 78.79 73.98

Pemerintah Kota Sabang 71.31 71.3

Pemerintah Kota Langsa 55.63 72.71

Pemerintah Kota Lhokseumawe 66.33 70.94

Pemerintah Kota Subulussalam 59.27 61.89

Pemerintah Kota Sibolga 71.54 66.29

Pemerintah Kota Tanjung Balai 66.94 68.33

Pemerintah Kota Pematang Siantar 69.28 68.1

Pemerintah Kota Tebing Tinggi 71.53 69.8

Pemerintah Kota Medan 47.4 61.69

Pemerintah Kota Binjai 68.14 73.29

Pemerintah Kota Padang Sidempuan 76.09 67.93

Pemerintah Kota Gunungsitoli 82.37 79.84

Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota 74.07 70.8

Pemerintah Kota Padang 76.3 71.64

Pemerintah Kota Solok 73.94 72.62

Pemerintah Kota Sawahlunto 73.38 70.71

Pemerintah Kota Padang Panjang 74.89 78.76

Pemerintah Kota Bukit Tinggi 78.29 77.49

Pemerintah Kota Payakumbuh 75.75 75.05

Pemerintah Kota Pariaman 67.24 66.21

Pemerintah Kota Pekanbaru 65.39 69.33

Pemerintah Kota Dumai 69.69 70

Pemerintah Kota Jambi 69.99 72.36

Pemerintah Kota Sungai Penuh 59.65 66.85

Pemerintah Kota Palembang 70.54 63.85

Pemerintah Kota Prabumulih 68.77 75.54

Pemerintah Kota Pagar Alam 49.68 63.45

Pemerintah Kota Lubuk Linggau 77.4 68.3

Pemerintah Kota Bengkulu 72.37 71.41

Pemerintah Kota Bandar Lampung 65.58 69.35

Pemerintah Kota Metro 78.48 75.59

71 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kota Pangkalpinang 72.52 70.11

Pemerintah Kota Batam 73.11 72.68

Pemerintah Kota Tanjung Pinang 71.36 71.83

Pemerintah Kota Bogor 75.22 73.06

Pemerintah Kota Sukabumi 75.31 72.6

Pemerintah Kota Bandung 67.93 72.62

Pemerintah Kota Cirebon 74.6 73.55

Pemerintah Kota Bekasi 75.38 69.58

Pemerintah Kota Depok 74.53 73.21

Pemerintah Kota Cimahi 76.08 72.22

Pemerintah Kota Tasikmalaya 74.64 73.96

Pemerintah Kota Banjar 75.22 75.18

Pemerintah Kota Magelang 78.72 80

Pemerintah Kota Surakarta 84.52 81.99

Pemerintah Kota Salatiga 73.37 73.3

Pemerintah Kota Semarang 78.27 74.1

Pemerintah Kota Pekalongan 80.66 78.17

Pemerintah Kota Tegal 67.96 74.23

Pemerintah Kota Yogyakarta 74.47 79.36

Pemerintah Kota Kediri 76.14 77.1

Pemerintah Kota Blitar 82.28 81.8

Pemerintah Kota Malang 78.68 77.07

Pemerintah Kota Probolinggo 75.13 78.5

Pemerintah Kota Pasuruan 71.03 71.4

Pemerintah Kota Mojokerto 76.03 77

Pemerintah Kota Madiun 78.52 83

Pemerintah Kota Surabaya 82.91 72.71

Pemerintah Kota Batu 76.09 75.5

Pemerintah Kota Tangerang 76.91 71.3

Pemerintah Kota Cilegon 69.5 71.52

Pemerintah Kota Serang 66.24 64.02

Pemerintah Kota Tangerang Selatan 70.94 73.32

Pemerintah Kota Denpasar 81.96 80.22

Pemerintah Kota Mataram 80.86 70.37

Pemerintah Kota Bima 69.29 67.37

Pemerintah Kota Kupang 65.26 67.94

www.kpk.go.id 72
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kota Pontianak 76.24 76.52

Pemerintah Kota Singkawang 71.34 73.91

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat 73.61 74.86

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur 70.02 68.39

Pemerintah Kota Palangka Raya 64.09 69.37

Pemerintah Kabupaten Kotabaru 70.3 70.19

Pemerintah Kota Banjarmasin 75.86 76.23

Pemerintah Kota Banjarbaru 76.35 78.1

Pemerintah Kota Balikpapan 70.12 73.51

Pemerintah Kota Samarinda 62.8 70.03

Pemerintah Kota Bontang 62.56 74.02

Pemerintah Kota Tarakan 65.99 73.74

Pemerintah Kota Manado 72.32 63.64

Pemerintah Kota Bitung 66.95 72.3

Pemerintah Kota Tomohon 78.82 74.33

Pemerintah Kota Kotamobagu 79.34 76.48

Pemerintah Kota Palu 70.34 66.07

Pemerintah Kota Makassar 59.95 66.38

Pemerintah Kota Parepare 75.52 73.53

Pemerintah Kota Palopo 75.32 70.42

Pemerintah Kota Kendari 77.01 78.25

Pemerintah Kota Bau-Bau 66.62 71.55

Pemerintah Kota Gorontalo 71.22 72.12

Pemerintah Kota Ambon 69.86 62.8

Pemerintah Kota Tual 65.9 68.73

Pemerintah Kota Ternate 68.06 66.54

Pemerintah Kota Tidore Kepulauan 75.82 74.3

Pemerintah Kota Sorong 60.46 68.53

Pemerintah Kota Jayapura 70.1 70.91

73 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Indeks Survei Penilaian Integritas 2022


Kategori Kabupaten

Indeks SPI Indeks SPI


Institusi
2021 2022
Pemerintah Kabupaten Simeulue 63.32 65.19

Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil 65.9 65.99

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan 73.52 72.31

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara 55.33 63.15

Pemerintah Kabupaten Aceh Timur 72.42 66.83

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah 72.05 68.96

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat 73.55 69.47

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar 67.99 65.75

Pemerintah Kabupaten Pidie 63.98 70.19

Pemerintah Kabupaten Bireuen 71.82 66.23

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara 67.34 66.52

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya 78.07 75.26

Pemerintah Kabupaten Gayo Lues 73.84 71.03

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang 67.42 67.92

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya 65.61 70.48

Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya 68.89 68.36

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah 66.88 67.66

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya 76.16 74.39

Pemerintah Kabupaten Nias 75.11 74.5

Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal 66.43 60.19

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan 79.59 80.02

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah 70.01 67.36

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara 72.88 72.28

Pemerintah Kabupaten Toba 61.89 70.82

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu 60.18 70.98

Pemerintah Kabupaten Asahan 78.63 71.64

Pemerintah Kabupaten Simalungun 57.45 65.6

Pemerintah Kabupaten Dairi 66.01 72.33

Pemerintah Kabupaten Karo 61.76 71.85

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang 69.22 66.78

Pemerintah Kabupaten Langkat 70.79 67.99

www.kpk.go.id 74
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Nias Selatan 60.95 71.85

Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan 67.07 72.61

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat 79.32 72.37

Pemerintah Kabupaten Samosir 70.08 69.01

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai 66.1 74.32

Pemerintah Kabupaten Batu Bara 62.69 71.62

Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara 70.71 69.91

Pemerintah Kabupaten Padang Lawas 72.72 71.45

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan 76.91 69.1

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara 72.05 70.71

Pemerintah Kabupaten Nias Utara 67.93 64.9

Pemerintah Kabupaten Nias Barat 65.57 69.44

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai 71.74 67.25

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan 66.15 74.72

Pemerintah Kabupaten Solok 69.14 73.52

Pemerintah Kabupaten Sijunjung 71.5 72.97

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar 76.63 72.39

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman 79.81 77.75

Pemerintah Kabupaten Agam 81.16 76.32

Pemerintah Kabupaten Pasaman 72.48 73.6

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan 72.43 72.42

Pemerintah Kabupaten Dharmasraya 73.46 70.58

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat 63.33 66.82

Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi 72.07 71.4

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu 70.47 72.73

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir 73.2 72.65

Pemerintah Kabupaten Pelalawan 66.26 72.61

Pemerintah Kabupaten Siak 68.57 73.46

Pemerintah Kabupaten Kampar 52.04 70.31

Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu 75.54 74.36

Pemerintah Kabupaten Bengkalis 70.74 70.5

Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir 67.74 66.97

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti 70.91 71.85

Pemerintah Kabupaten Kerinci 73.42 72.44

Pemerintah Kabupaten Merangin 61.48 68.57

Pemerintah Kabupaten Sarolangun 62.1 68.95

Pemerintah Kabupaten Batanghari 77.3 70.83

75 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi 72.4 72.38

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 75.73 73.58

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 74.96 68.34

Pemerintah Kabupaten Tebo 72.12 72.79

Pemerintah Kabupaten Bungo 70.46 71.02

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu 65.31 66.22

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir 74.91 66.72

Pemerintah Kabupaten Muara Enim 73.73 70.6

Pemerintah Kabupaten Lahat 63.5 70.92

Pemerintah Kabupaten Musi Rawas 73.92 75.54

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 63.03 70.52

Pemerintah Kabupaten Banyuasin 72.51 69.95

Pemerintah Kabupaten OKU Selatan 67.74 65.04

Pemerintah Kabupaten OKU Timur 67.95 68.82

Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir 69.61 65.25

Pemerintah Kabupaten Empat Lawang 73.72 62.74

Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 57.63 65.49

Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara 65.08 63.77

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan 63.6 63.45

Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong 72.64 65.86

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara 72.58 72.62

Pemerintah Kabupaten Kaur 67.9 68.98

Pemerintah Kabupaten Seluma 71.69 63.55

Pemerintah Kabupaten Mukomuko 64.7 72.74

Pemerintah Kabupaten Lebong 75.71 71.36

Pemerintah Kabupaten Kepahiang 75.74 74.66

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah 76.1 67.58

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat 71.11 70.92

Pemerintah Kabupaten Tanggamus 65.16 73.35

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan 58.68 71.69

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur 51.99 61.98

Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah 69.95 69.7

Pemerintah Kabupaten Lampung Utara 62.69 63.88

Pemerintah Kabupaten Way Kanan 75.46 75.53

Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang 70.91 72.41

Pemerintah Kabupaten Pesawaran 67.04 72.04

Pemerintah Kabupaten Pringsewu 79.16 75.73

www.kpk.go.id 76
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Mesuji 72.41 68.57

Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat 75.79 66.2

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat 76.08 74.68

Pemerintah Kabupaten Bangka 75.08 69.55

Pemerintah Kabupaten Belitung 80.72 73.35

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 77.08 69.83

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah 77.65 74.07

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan 71.46 69.52

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur 69.23 69.4

Pemerintah Kabupaten Karimun 68.53 75.8

Pemerintah Kabupaten Bintan 69.95 77.19

Pemerintah Kabupaten Natuna 74.66 75.36

Pemerintah Kabupaten Lingga 74.78 74.23

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas 76.38 73.11

Pemerintah Kabupaten Bogor 71.74 64.27

Pemerintah Kabupaten Sukabumi 73.68 67.86

Pemerintah Kabupaten Cianjur 65.49 66.89

Pemerintah Kabupaten Bandung 64.88 67.49

Pemerintah Kabupaten Garut 63.84 69.57

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya 45.22 68.29

Pemerintah Kabupaten Ciamis 72.95 67.74

Pemerintah Kabupaten Kuningan 74.5 74.2

Pemerintah Kabupaten Cirebon 50.72 64.99

Pemerintah Kabupaten Majalengka 73.46 72.76

Pemerintah Kabupaten Sumedang 75.17 77.02

Pemerintah Kabupaten Indramayu 62.83 65.04

Pemerintah Kabupaten Subang 70.63 66.34

Pemerintah Kabupaten Purwakarta 71.35 71.86

Pemerintah Kabupaten Karawang 65.64 66.31

Pemerintah Kabupaten Bekasi 67.97 67.95

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat 68.42 68.08

Pemerintah Kabupaten Pangandaran 71.91 71.77

Pemerintah Kabupaten Cilacap 80.11 76.06

Pemerintah Kabupaten Banyumas 77.69 80.33

Pemerintah Kabupaten Purbalingga 65.41 75.41

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara 72.23 74.21

Pemerintah Kabupaten Kebumen 76.46 74.8

77 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Purworejo 74.4 77.97

Pemerintah Kabupaten Wonosobo 78.17 74.79

Pemerintah Kabupaten Magelang 79.96 76.47

Pemerintah Kabupaten Boyolali 91.72 88.32

Pemerintah Kabupaten Klaten 74.54 75.91

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo 77.48 79.8

Pemerintah Kabupaten Wonogiri 84.25 80.84

Pemerintah Kabupaten Karanganyar 75.46 78

Pemerintah Kabupaten Sragen 78.75 80.06

Pemerintah Kabupaten Grobogan 76.89 73.37

Pemerintah Kabupaten Blora 79.48 72.46

Pemerintah Kabupaten Rembang 66.16 77.13

Pemerintah Kabupaten Pati 78.81 78.25

Pemerintah Kabupaten Kudus 76.93 75.2

Pemerintah Kabupaten Jepara 76.35 72.82

Pemerintah Kabupaten Demak 81.4 74.56

Pemerintah Kabupaten Semarang 76.19 77.96

Pemerintah Kabupaten Temanggung 78.71 77.37

Pemerintah Kabupaten Kendal 72.46 71.41

Pemerintah Kabupaten Batang 78.21 74.5

Pemerintah Kabupaten Pekalongan 79.67 75.1

Pemerintah Kabupaten Pemalang 73.23 66.95

Pemerintah Kabupaten Tegal 73.42 75.1

Pemerintah Kabupaten Brebes 71.72 72.27

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo 80.63 78.2

Pemerintah Kabupaten Bantul 81.33 79.41

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul 78.64 78.39

Pemerintah Kabupaten Sleman 80.51 82.16

Pemerintah Kabupaten Pacitan 61.54 77.41

Pemerintah Kabupaten Ponorogo 76.92 77.84

Pemerintah Kabupaten Trenggalek 79.16 77.86

Pemerintah Kabupaten Tulungagung 75.82 75.06

Pemerintah Kabupaten Blitar 73.83 76.71

Pemerintah Kabupaten Kediri 76.18 77.8

Pemerintah Kabupaten Malang 76.91 77.17

Pemerintah Kabupaten Lumajang 78.52 75.31

www.kpk.go.id 78
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Jember 54.99 71.88

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi 76.45 77.39

Pemerintah Kabupaten Bondowoso 71.88 71.69

Pemerintah Kabupaten Situbondo 73.91 73.52

Pemerintah Kabupaten Probolinggo 71.12 69.26

Pemerintah Kabupaten Pasuruan 77.68 73.62

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo 75.49 75.9

Pemerintah Kabupaten Mojokerto 74.74 74

Pemerintah Kabupaten Jombang 74.79 79.21

Pemerintah Kabupaten Nganjuk 73.99 71.89

Pemerintah Kabupaten Madiun 80.12 79.02

Pemerintah Kabupaten Magetan 78.54 76.84

Pemerintah Kabupaten Ngawi 77.11 76.84

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro 71.09 73.02

Pemerintah Kabupaten Tuban 75.89 81.74

Pemerintah Kabupaten Lamongan 78.83 75.61

Pemerintah Kabupaten Gresik 74.25 70.22

Pemerintah Kabupaten Bangkalan 78.38 68.47

Pemerintah Kabupaten Sampang 75.7 78.37

Pemerintah Kabupaten Pamekasan 76.29 77.75

Pemerintah Kabupaten Sumenep 76.99 78.54

Pemerintah Kabupaten Pandeglang 68.96 69.92

Pemerintah Kabupaten Lebak 64.15 73.66

Pemerintah Kabupaten Tangerang 73.13 71.67

Pemerintah Kabupaten Serang 73.04 71.73

Pemerintah Kabupaten Jembrana 75.87 75.3

Pemerintah Kabupaten Tabanan 77.22 82.11

Pemerintah Kabupaten Badung 82.15 79.78

Pemerintah Kabupaten Gianyar 78.66 77.87

Pemerintah Kabupaten Klungkung 83.67 82.52

Pemerintah Kabupaten Bangli 79.43 80.2

Pemerintah Kabupaten Karangasem 79.25 70.71

Pemerintah Kabupaten Buleleng 80.35 78.76

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat 71.74 69.48

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah 70.79 66.99

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur 75.39 73.95

79 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Sumbawa 78.83 75.28

Pemerintah Kabupaten Dompu 69.99 69.6

Pemerintah Kabupaten Bima 68.95 68.32

Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat 69.84 74.71

Pemerintah Kabupaten Lombok Utara 71.9 67.95

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat 71.56 67.5

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur 68.86 69.83

Pemerintah Kabupaten Kupang 64.82 61.74

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan 68.12 63.39

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara 65.63 72.08

Pemerintah Kabupaten Belu 63.76 68.77

Pemerintah Kabupaten Alor 79.34 64.59

Pemerintah Kabupaten Lembata 63.88 66.38

Pemerintah Kabupaten Flores Timur 70.15 66.71

Pemerintah Kabupaten Sikka 61.09 57.55

Pemerintah Kabupaten Ende 61.4 60.75

Pemerintah Kabupaten Ngada 74.03 71.02

Pemerintah Kabupaten Manggarai 66.84 69.36

Pemerintah Kabupaten Rote Ndao 65.45 62.49

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat 67.63 65.32

Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah 70.1 71.36

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya 64.92 68.4

Pemerintah Kabupaten Nagekeo 68.19 65.96

Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur 65.45 66.48

Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua 76.39 69.36

Pemerintah Kabupaten Malaka 66 65.44

Pemerintah Kabupaten Sambas 77.33 74.84

Pemerintah Kabupaten Bengkayang 52.85 65.07

Pemerintah Kabupaten Landak 75.78 80.88

Pemerintah Kabupaten Mempawah 75.69 71.63

Pemerintah Kabupaten Sanggau 76.27 76.78

Pemerintah Kabupaten Ketapang 74.96 75.74

Pemerintah Kabupaten Sintang 73.94 71.34

Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu 80.33 76.92

Pemerintah Kabupaten Sekadau 75.42 74.11

Pemerintah Kabupaten Melawi 68.36 71.52

www.kpk.go.id 80
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Kayong Utara 76.39 72.21

Pemerintah Kabupaten Kubu Raya 78.95 78.02

Pemerintah Kabupaten Kapuas 62.39 62.15

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan 67.44 65.66

Pemerintah Kabupaten Barito Utara 67.18 72.69

Pemerintah Kabupaten Sukamara 72.22 68.91

Pemerintah Kabupaten Lamandau 81.28 79.25

Pemerintah Kabupaten Seruyan 72.21 73.2

Pemerintah Kabupaten Katingan 67.75 69.49

Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau 70.61 69.72

Pemerintah Kabupaten Gunung Mas 74.5 71.43

Pemerintah Kabupaten Barito Timur 72.56 67.81

Pemerintah Kabupaten Murung Raya 70.44 72.13

Pemerintah Kabupaten Tanah Laut 79.41 79.68

Pemerintah Kabupaten Banjar 71.16 72.5

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala 75.46 79.29

Pemerintah Kabupaten Tapin 70.17 73.92

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan 79.8 81.82

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah 74.7 72.02

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara 64.92 67.53

Pemerintah Kabupaten Tabalong 74.52 79.57

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu 73.03 71.95

Pemerintah Kabupaten Balangan 76.52 75.36

Pemerintah Kabupaten Paser 67.55 70.17

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat 71.73 73.03

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara 72.06 67.22

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur 59.94 65

Pemerintah Kabupaten Berau 68.99 71.63

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara 66.18 68.85

Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu 71.25 66.98

Pemerintah Kabupaten Bulungan 70.54 75.42

Pemerintah Kabupaten Malinau 70.53 73.41

Pemerintah Kabupaten Nunukan 64.12 71.56

Pemerintah Kabupaten Tana Tidung 68.6 73.43

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow 76.22 72.44

Pemerintah Kabupaten Minahasa 73.96 72.25

81 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe 69.48 71.3

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud 56.16 67.56

Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan 79.23 76.7

Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara 74.46 71.34

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 70.34 70.31

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 78.59 74.69

Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara 77.01 76.62

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 84.62 74.11

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 78.72 71.09

Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan 58.94 65.31

Pemerintah Kabupaten Banggai 78.89 70.91

Pemerintah Kabupaten Morowali 74.56 73.56

Pemerintah Kabupaten Poso 70.27 62.5

Pemerintah Kabupaten Donggala 67.85 64.74

Pemerintah Kabupaten Tolitoli 68.81 67.65

Pemerintah Kabupaten Buol 74.3 75.74

Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong 62.39 70.68

Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una 72.42 69.38

Pemerintah Kabupaten Sigi 71.14 73.63

Pemerintah Kabupaten Banggai Laut 68.95 72.33

Pemerintah Kabupaten Morowali Utara 71.99 69.2

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar 55.57 73.1

Pemerintah Kabupaten Bulukumba 64.32 72.27

Pemerintah Kabupaten Bantaeng 77.76 75.19

Pemerintah Kabupaten Jeneponto 70.39 72.17

Pemerintah Kabupaten Takalar 72.15 68.84

Pemerintah Kabupaten Gowa 76.92 74.53

Pemerintah Kabupaten Sinjai 79.7 75.41

Pemerintah Kabupaten Maros 74.67 78.14

Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 72.06 70.77

Pemerintah Kabupaten Barru 75.87 76.29

Pemerintah Kabupaten Bone 73.81 72.69

Pemerintah Kabupaten Soppeng 77.06 77.97

Pemerintah Kabupaten Wajo 74.64 79.72

Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang 71.32 72.99

Pemerintah Kabupaten Pinrang 78.74 76.11

www.kpk.go.id 82
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Enrekang 71 69.98

Pemerintah Kabupaten Luwu 75.47 75.64

Pemerintah Kabupaten Tana Toraja 67.07 69.64

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara 79.74 77.34

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur 74.91 74.6

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara 69.83 66.57

Pemerintah Kabupaten Buton 76.35 67.7

Pemerintah Kabupaten Muna 72.54 68.18

Pemerintah Kabupaten Konawe 64.66 65.69

Pemerintah Kabupaten Kolaka 70.16 76.24

Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan 58.68 65.68

Pemerintah Kabupaten Bombana 62.46 67.55

Pemerintah Kabupaten Wakatobi 81.35 71.1

Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara 70.27 70.08

Pemerintah Kabupaten Buton Utara 69.15 61.61

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara 63.91 67.63

Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur 72.83 69.13

Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan 77.38 63.38

Pemerintah Kabupaten Muna Barat 76.41 68.17

Pemerintah Kabupaten Buton Tengah 74.86 71.71

Pemerintah Kabupaten Buton Selatan 71.2 66.45

Pemerintah Kabupaten Boalemo 69.26 69.68

Pemerintah Kabupaten Gorontalo 77.92 68.68

Pemerintah Kabupaten Pohuwato 70.53 70.86

Pemerintah Kabupaten Bone Bolango 64.32 75.18

Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara 68.54 69.84

Pemerintah Kabupaten Majene 77.71 74.07

Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar 73.61 67.06

Pemerintah Kabupaten Mamasa 62.62 70.8

Pemerintah Kabupaten Mamuju 68.85 71.57

Pemerintah Kabupaten Pasangkayu 72.21 74

Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah 77.33 78.17

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat/ Kepulauan 70.38 56.88


Tanimbar

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara 72.74 70.69

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah 68.55 69.22

83 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Buru 73.98 67.54

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru 70.04 54.44

Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat 63.88 58.56

Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur 70.95 59.78

Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya 74.57 65.74

Pemerintah Kabupaten Buru Selatan 67.41 66.21

Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat 67.31 63.74

Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah 71.37 62.18

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula 62.95 57.94

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan 76.75 67.04

Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara 70.15 66.01

Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur 63.31 67.6

Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai 70.47 70.94

Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu 69.1 65.21

Pemerintah Kabupaten Fakfak 70.73 67.5

Pemerintah Kabupaten Kaimana 67.31 63.63

Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama 60.51 69.47

Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni 65.19 61.17

Pemerintah Kabupaten Manokwari 63.34 63.58

Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan 64.69 58.05

Pemerintah Kabupaten Sorong 73.12 68.54

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 66.75 64.62

Pemerintah Kabupaten Tambrauw 71.73 65.93

Pemerintah Kabupaten Maybrat 72.55 63.41

Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan 69.17 63.44

Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak 65.42 53.64

Pemerintah Kabupaten Merauke 54.02 66.89

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya 68.09 61.67

Pemerintah Kabupaten Jayapura 65.64 65.3

Pemerintah Kabupaten Nabire 60.48 64.07

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen 67.66 68.33

Pemerintah Kabupaten Biak Numfor 61.16 62.81

Pemerintah Kabupaten Paniai 62.53 64.97

Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya 60.75

Pemerintah Kabupaten Mimika 69.24 51.23

Pemerintah Kabupaten Boven Digoel 64.65 58.4

www.kpk.go.id 84
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten Mappi 66.59 65.92

Pemerintah Kabupaten Asmat 71.78 64.06

Pemerintah Kabupaten Tolikara 58.75 62.18

Pemerintah Kabupaten Sarmi 65.01 66.4

Pemerintah Kabupaten Keerom 65.55 58.3

Pemerintah Kabupaten Waropen 42.91 45.26

Pemerintah Kabupaten Supiori 68.85 65.19

Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya 63.53 68.15

Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah 58.66 63.53

Pemerintah Kabupaten Puncak 63.25 65.19

Pemerintah Kabupaten Dogiyai 66.66 66.29

Pemerintah Kabupaten Intan Jaya 63.34 65.44

Pemerintah Kabupaten Deiyai 59.4 55.62

85 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

www.kpk.go.id 86

Anda mungkin juga menyukai