Anda di halaman 1dari 4

RESUME DEBAT CALON KETUA OSIS

Judul : Debat Dan Kampanye Kandidat Calon Ketua Osis SMAN 2 Ngawi Periode
2023 / 2024
Tanggal : Kamis, 21 September 2023
Waktu : 07.30 – 10.00
Pembawa : Kelompok 4 dengan Anggota :
1. Alincya Flora Destianti (03)
2. Fairuz Rafiansyah (13)
3. Jelita Artayasa Mekar Sanjaya Raharjo (19)
4. Meylita Anjarwati (24)
5. Muhammad Arul Darmawan Saputra (26)
6. Widhi Nurcahyo (37)

➢ Mosi Pertama : SMAN 2 Ngawi Seharusnya Memberikan Beasiswa Sesuai Dengan


Tingkat Atau Golongan Pemerolehan Prestasi.

Pada sesi acara Mosi pertama paslon 1 menjadi pihak pro dan paslon 2 menjadi
pihak kontra. Pada saat giliran menjawab Paslon 1, mereka berpendapat pro yaitu
Menyetujui dikarenakan siswa telah memberikan Impack, dengan adanya beasiswa
memberikan rasa semangat sebagai bentuk apresiasi dan secara tidak langsung siswa
tersebut sudah membawa nama SMAN 2 Ngawi.
Sedangkan Paslon 2 berpendapat kontra yaitu mungkin daripada yang kita tahu
SMAN 2 Ngawi memiliki Fasilitas dan luas bangunan, sehingga SMAN 2 Ngawi
harusnya lebih fokus pada sarana dan prasarana dan perawatan fasilitas SMAN 2 Ngawi
agar tetap berjalan Jadi daripada diberikan beasiswa lebih baik diberikan reward pada
siswa tersebut agar lebih fokus pada perlombaan selanjutnya. Serta pendapat berikutnya
yaitu sekolah mempunyai skala prioritas dan sudah dipertimbangkan apakah siswa
tersebut mampu untuk membiayai lomba tersebut dan sekolah juga memberikan timbal
balik sekolah dapat memberikan fasilitas yang lebih pada siswa yang berprestasi seperti
pembelajaran tambahan. Serta sekolah akan memberikan reward namun pada
kenyataannya siswa tidak diberikan apresiasi berupa pemberian nama atau sebagainya
sekolah mempunyai skala prioritas, pastinya dalam mengelola keuangan di sekolah
barangkali banyak yang tidak kita ketahui sebagai siswa, sehingga siswa tidak dapat
diberikan benefit dari pihak sekolah.
Selanjutnya sesi tanya jawab, berikut salah satu pertanyaan dari seorang guru
SMAN 2 Ngawi.
Pak Sulis : “ Di SMAN 2 ada brand atau suatu ikon program berupa baksos,
baksos itu selama itu menjadi icon SMAN 2 . Kemarin berhenti karena
covid, baksos itu melibatkan stackholder termasuk pemerintah di
SMAN 2 Ngawi. Jika kamu menjadi ketua osis, kamu laksanakan atau
tidak ?. Jika tidak dilaksanakan konsekuensinya apa ?, karena sudah
janji.”
Paslon 1 : “ kami akan berusaha agar program kerja bakti sosial dilaksanakan
Namun apabila sekolah tidak menyetujui bakti sosial ini, maka kami
akan mengganti dengan program kerja yang sesuai dengan visi misi
kami. Yaitu mengadakan program kerja yang sesuai dengan minat dan
bakat dari siswa siswi akan diklarifikasikan.
Paslon 2 : Bakti sosial merupakan ikon SMAN 2 Ngawi, karena sebelumnya
mengalami pandemi selama hampir 2 tahun. Dan tahun kemarin kita
sudah mengalami masa peralihan. Kami bakti sosial dilaksanakan
seperti pada tahun tahun sebelumnya dengan inovasi baru Juga untuk
event - event lain yang sempat terhenti kita lanjutkan kembali Agar
masyarakat bisa mengetahui kejayaan SMAN 2 Ngawi kembali. Kami
ingin mencari alternatif lain seperti menjalankan bakti sosial yang lebih
sederhana, dengan inovasi baru.

➢ MOSI KEDUA : Pendidikan Tentang Literasi Digital Harus Menjadi Bagian


Penting Dari Kegiatan Sekolah

Pada sesi acara mosi kedua paslon 1 menjadi pihak kontra dan paslon 2 menjadi
pihak pro. Pada saat giliran menjawab Paslon 2, mereka berpendapat pro yaitu sesuai
dengan visi, menjadikan SMAN 2 Ngawi harus sesuai zaman Jadi kami setuju. Jadi
melihat dari perkembangan dari era sekarang, banyak yang menggunakan media digital
sehingga dari pihak sekolah harus menyesuaikan dengan mengadakan literasi digital
sebelum siswa menggunakan media digital untuk hal yang salah. Kita sebagai
masyarakat sekolah jangan sampai tertinggal dengan digitalisasi sehingga kita harus
menyesuaikan dengan perkembangan zaman, Siswa harus mampu menyesuaikan diri
pada era digitalisasi. Dengan adanya literasi digital tentunya tidak sulit karena siswa
siswi setiap harinya sudah menggunakan media berbasis digital. Bisa kita lihat Di
Indonesia literasi masih kurang, apakah siswa tersebut sudah tahu tentang literasi Pada
TK ?. Kita sudah diajarkan literasi Pada SD dan SMP, Maka jika siswa belum tau literasi
itu apa, maka ini merupakan kesalahan dari siswanya sendiri, siswa ini dipaksa agar
menjadi lebih baik. Literasi merupakan peraturan dari pihak sekolah Jadi kita harus
menyesuaikan dengan kebijakan dari sekolah, maka literasi harus diimplementasikan
pada setiap sekolah jika tidak maka literasi di Indonesia tidak dapat diperbaiki lagi.
Literasi digital ini setidaknya mereka tidak melakukan hal negatif yang dapat
merugikan mereka sendiri pada saat jam KBM.
Pada saat giliran menjawab Paslon 1, mereka berpendapat kontra yaitu salah
satunya siswa siswi masih mengeluh belum mengetahui dengan jelas apa itu prinsip
literasi Siswa siswi harus mengetahui lebih dahulu apa itu literasi dan kita tau efektif
dari program literasi Sehingga siswa siswi SMAN 2 Ngawi tidak merasa terpaksa.
Paksaan tidak selalu berujung baik, dapat terwujudnya hal negatif dengan adanya
digital literasi dan minat siswa dikategorikan Siswa malah menyalahgunakan untuk
membuka Instagram, tiktok dan sosial media lainnya. Maka siswa harus tahu apa itu
program literasi terlebih dahulu. Serta Kurangnya pengawasan di SMAN 2 Ngawi,
Seperti pada jam masuk sudah diawasi oleh bapak ibu guru, Jadi menurut saya ini dari
siswanya sendiri harusnya kebiasaan tentang membaca harus diperkenalkan terlebih
dahulu agar siswa bisa menjalankan dari hati untuk hasil yang maksimal. Digital literasi
yang menjadi suatu paksaan apabila tidak diawali dari pribadi maka tidak akan
berpengaruh pada siswa, maka tidak akan memberikan benefit untuk siswa siswi.
Selanjutnya sesi tanya jawab, berikut salah satu pertanyaan dari muris SMA
NEGERI 2 Ngawi.
Murid X-8 : “ Mengapa literasi sangat ditekankan pada siswa di sekolah
Sebenarnya apa tujuan dan manfaat dari literasi sendiri ?”
Paslon 1 : “ Harus ada minat dari diri kita sendiri yang harus
mengetahui literasi tersebut, seberapa benefit bagi kita apabila kita
memiliki minat pada literasi, Maka kita harus melakukan pengenalan
terlebih dahulu agar siswa tidak terkejut dan tidak merasa terpaksa
akan literasi.
Paslon 2 : “ Dengan mengupayakan mutu literasi siswa di Indonesia. Dalam
sistem literasi digital merupakan usaha pemerintah untuk mengikuti
perkembangan zaman. Jadi pemerintah mengusahakan literasi
menggunakan media digital Bedanya kita membaca bacaan yang
panjang namun dengan jawaban yang singkat.

➢ MOSI KETIGA : Pendidikan karakter seharusnya memiliki peran yang lebih


besar daripada pendidikan akademik di sekolah

Pada sesi acara mosi kedua paslon 1 menjadi pihak kontra dan paslon 2 menjadi pihak
pro. Pada saat giliran menjawab paslon 2 menjawab pendapat pro yaitu dimanapun kita berada
yang pertama dilihat adalah karakter, jika siswa tersebut memiliki karakter yang baik maka
siswa akan mendapatkan pendidikan akademik yang lebih baik juga. Tentunya pendidikan
karakter harus berdampingan dengan pendidikan akademis, karakter harus didampingi oleh
ilmu yang cukup luas. mereka juga menggambarkan bahwasanya menggambarkan bukan pada
persen namun pada angka mana yang lebih besar. Meskipun pendidikan akademis akan
menunjang pendidikan yang akan kita tunjang dimasa depan nanti, tetapi tujuan kita dalam
belajar disekolah salah satunya yaitu menyiapkan kehidupan nantinya di masyarakat Yang
dipandang masyarakat adalah karakternya. Banyak orang yang berkarakter bukan pasti orang
bodoh, juga orang berpendidikan bukan tentu orang baik Orang yang berkarakter yang kurang
dari segi ilmunya tetap akan dihargai oleh masyarakat. Berbeda dengan orang yang memiliki
akademis yang tinggi namun pada karakter kurang, maka mereka tidak akan dihargai oleh
masyarakat.
Pendidikan karakter itu belum tentu bodoh karena orang yang diberikan karakter pun
belum tentu ilmunya kurang juga orang yang. Pendidikan karakter harusnya memiliki peran
yang lebih besar, pada bermasyarakat tetap saja yang dinilai adalah karakternya Jika mereka
memiliki karakter yang baik mereka akan lebih dihargai. Dari lingkungan sosial, kita tidak
boleh membedakan dan memilah teman, namun kita harus tetap melihat apakah pertemanan
kita baik atau tidak namun pihak sekolah harus tetap mendidik karakter siswa, seperti pada
upacara bendera, cara menyapa guru.
Pada saat giliran waktu paslon 1 menjawab mereka berpendapat kontra, mereka tidak
setuju, pendidikan di sekolah harus selaras harus diselaraskan keduanya sistem pendidikan di
Indonesia mempunya pendidikan ekstra yaitu pendidikan karakter Sehingga siswa harus tahu
cara bertingkah yang baik pada guru atau staf, pendidikan karakter harus lebih besar daripada
pendidikan akademik. Mereka juga berpendapat seorang yang memiliki karakter yang lebih
baik daripada akademis akan lebih mudah. Pendidikan suatu karakter di sekolah, bagaimana
cara kita untuk mendidik suatu karakter di sekolah.

Elvina XI-8 : “ Bagaimana secara sengaja atau tidak menunjukkan nilai² yang berkarakter
Yang positif dan apa konsekuensi saat kalian tidak melaksanakan.”
Paslon 1 : “ Contohnya yaitu kita berbicara santun kepada warga sekolah dan apabila kita
Tidak melaksanakan kita akan membuat program kerja yang bisa memperbaiki
karakter siswa.”
Paslon 2 : “ Contoh paling sederhana tidak lengkap pada atribut sekolah, tentunya akan
mengikuti segala kebijakan dan konsekuensi dari paham sekolah.”

Kesimpulan debat
• Topik pertama: Pemberian apresiasi dari setiap sekolah memiliki kewajiban atau
kewenangannya masing-masing.
• Topik kedua: Kita hidup di era teknologi adalah segalanya, namun globalisasi tidak
hanya membawa dampak yang baik namun juga bisa membawa yang negatif.
• Topik ketiga : Kita memiliki sifat dan karakter masing-masing. Buat apa kita memiliki
nilai yang bagus namun tidak diiringi oleh adab yang baik.

Anda mungkin juga menyukai