Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL DATA PEMBELAJARAN IPS, MASALAH

PEMBELAJARAN IPS SAAT INI, SERTA SOLUSINYA

( SDN 4 TALLUNGLIPU )

Oleh Kelompok III :

Gladies Kurnia [221118017]


Nadaria Pakambanan [221118241]
Niken Sirande [221118201]
Lidya Ta’dung [221118194]
Ainun Mutmainnah [221118190]
Olivia Sumule [221118227]

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara terpadu yang
disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dan mempunyai tujuan agar peserta didik
dapat nilai-nilai yang baik sebagai warga Negara yang bermasyarakat sehingga mereka dapat
menjadi warga negara yang baik berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat dimasa kini,
dan diantisipasi untuk masa yang akan datang karena aktivitas manusia dapat dilihat dari
dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang saling terkait dalam proses belajar mengajar dan efektivitasnya
dapat tercapai dengan memanfaatkan sumber pembelajaran. Terkait dengan pembelajar IPS,
yang mana pembelajaran IPS ini merupakan pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan
sosial dan yang mana penerapan pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan sekolah dasar
tidak hanya berorientasi pada pengembangan sosial, tetapi juga berorientasi pada
pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang
berpihak pada kenyataan kehidupan sosial. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup
bersama-sama dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu
sebagai makhluk sosial dalam melaksanakan suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
bekerja sama. Dan menciptakan adanya rasa toleransi agar tercipta kerukunan dan kedamaian
dalam kehidupan bermasyarakat. Setelah melakukan wawancara oleh tiga orang guru yang
kami lakukan di SDN 4 Tallunglipu, ternyata pembelajaran IPS di sekolah dasar itu terus
berkembang, menurut Pak Iwan Matifa guru kelas 6. Berkembang yang di maksud,
contohnya provinsi di Indonesia jumlahnya terus berubah, yang dulunya 30 sekarang menjadi
33. Kemudian masalah yang beliau hadapi selama mengajar yaitu kurangnya sarana dan
prasarana disekolah ( LCD, buku paket ), juga kurangnya kreativitas tenaga pendidik.
Menurut beliau masalah seperti ini merupakan penghambat serta penghalang bagi guru untuk
mentransfer ilmu pada peserta didik. Karena untuk mengajar siswa sekolah dasar tidak hanya
dibutuhkan kemampuan teori yang bagus tapi juga harus terdapat contoh gambar yang
real/nyata, sebab jika hanya dijelaskan maka siswa tidak akan dapat menangkap maksud dari
guru karena kemampuan berpikir siswa belum optimal seperti orang dewasa. Jadi, solusinya
yaitu jika tidak terdapat sarana dan prasarana yang mendukung maka guru dapat mencetak
gambar bahan ajar agar nantinya siswa dapat lebih mengerti mengenai pembelajaran IPS,
menggunakan model pembelajaran dengan cara bermain game. Misalnya, ketika belajar
mengenai urbanisasi. Caranya yaitu kita harus membawa siswa ke dalam keadaan tersebut
agar siswa dapat merasakan bagaimana keadaan kota jika urbanisasi dilakukan secara terus
menerus. Contohnya dengan bermain game berpindah tempat, kita buat 2 daerah yaitu sebuah
desa dan kota Jawa, lalu semua siswa di suruh berlomba-lomba ke daerah kota Jawa agar
siswa dapat merasakan bahwa ketika dilakukan urbanisasi secara terus menerus maka di
daerah tersebut akan mengalami kepadatan penduduk hingga berdesak-desakan.

Begitu pun dengan Bu Yulita guru kelas 5 mengatakan bahwa pelajaran IPS di SD itu
terus berkembang contohnya tentang materi kenampakan alam di Indonesia. Masalah yang
terjadi dalam pembelajaran IPS yaitu kurangnya alat peraga dalam memberikan contoh
kepada peserta didik, misalnya pada saat mempelajari tentang fenomena-fenomena alam guru
sulit menjelaskan seperti apa itu fenomena alam buatan dan alami karena kurangnya alat
peraga misalnya bola dunia, dan guru yang kurang kreatif dalam menyajikan materi tersebut
kepada siswa sehingga siswa susah untuk mengerti, sehingga kesan siswa mata pelajaran IPS
itu membosankan. Solusinya yaitu di sarankan gurunya untuk mencetak gambar-gambar
fenomena alam tersebut, agar di perlihatkan atau ditunjukkan kepada peserta didik saat proses
pembelajaran berlangsung atau jika ada LCD, sajikanlah video yang memberikan gambaran
bahwa ini adalah salah satu fenomena alam di Indonesia. Dengan menggunakan metode di
luar ruangan, contohnya materi bencana alam. Siswa dapat di ajak keluar kelas lalu di suruh
mengamati got atau selokan, lalu salah satu ujungnya di tutup lalu di alirkan air. Di situ kita
bisa membuat pertanyaan kenapa bisa airnya tidak mengalir anak-anak?, mengapa airnya
terus naik? Lalu bagaimana solusinya agar airnya bisa mengalir lagi? Nah begitu salah satu
contohnya memanfaatkan lingkungan sekitar tanpa harus menggunakan metode ceramah dan
hasilnya siswa susah untuk memahaminya.

Bu Anti guru kelas 4 mengatakan bahwa IPS di sekolah dasar memuat materi
pengetahuan sosial dan kewarganegaraan. Adapun mengenai mata pelajaran IPS yaitu
sejarah, sosiologi, pendidikan kewarganegaraan dan geografi. Masalah yang terjadi dalam
pembelajaran IPS yaitu akibat dari pengaruh budaya pada masa lalu terhadap mata pelajaran
IPS, yang menganggap IPS cenderung kurang menarik dan dianggap sepele, membosankan,
dan bermacam macam kesan negatif lainnya telah menyebabkan mata pelajaran tersebut
menghadapi dilema, belum lagi dengan fakta di lapangan yang menunjukkan IPS masih
dalam posisi pembelajaran konvesional, dan lain-lain. Mata pelajaran IPS tidak akan mampu
membantu peserta didik untuk dapat hidup secara efektif dan produktif dalam kehidupan
masa yang akan datang. Oleh karena itu sudah semestinya pembelajaran IPS masa kini dan ke
depan mengikuti berbagai pengembangan yang terjadi didunia secara global. Solusinya yaitu
tidak cepat putus asa, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin, dan tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya. Menerapkan model dan
metode pembelajaran yang tepat menurut kami merupakan salah satu upaya mencegah
terjadinya kesan-kesan negatif. Seperti pada materi sebelumnya yaitu guru harus memiliki 4
keterampilan dan kami rasa di sinilah peran dari tujuan tersebut. Ketika guru sudah
mempunya 4 keterampilan tersebut, menurut kami tidak akan ada lagi kesan-kesan negatif
yang akan muncul. Contohnya kreatif dalam menjelaskan mengapa adanya pemekaran
provinsi, lalu membuat komunikasi yang baik agar kesannya mata pelajaran IPS tidak
menakutkan, membuat penelitian kepada siswa di mana letak miskonsepsinya.

Dengan adanya tujuan yang jelas memungkinkan guru memilih metode mana yang
sesuai dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses
belajar mengajar mana yang dianggap lebih efektif untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan dengan melihat hasil evaluasi yang diperoleh setelah mengalami proses belajar
tertentu, dengan itu guru dapat melihat kembali apakah program pengajaran yang telah
disusunnya itu baik. Jika belum, di mana letak kekurangan dan kesalahannya, apakah pada
pemilihan bahan pengajaran yang terlalu sukar atau terlalu mudah, pada pemilihan dan
penggunaan alat bantu mengajar yang kurang sesuai, ataukah pada pemilihan metode
mengajar yang kurang tepat? Semua ini tidak mungkin dilaksanakan jika tujuan pengajaran
itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai