Anda di halaman 1dari 10

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH


MATEMATIKA EKONOMI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS
MATEMATIS

Asmaul Husna1*, Yudhi Hanggara2, Nina Agustyaningrum3


1*,2,3
Pendidikan Matematika, Universitas Riau Kepulauan, Batam, Indonesia
*Corresponding author
E-mail: asmaul@fkip.unrika.ac.id 1*)
yudhihanggara@gmail.com 2)
nina@fkip.unrika.ac.id 3)
Received 30 September 2020; Received in revised form 28 November 2020; Accepted 27 December 2020

Abstrak
Proses berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah matematika berbeda setiap individunya, salah
satu faktornya adalah kecerdasan logis matematis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses
berpikir mahasiswa semester VI Program studi pendidikan matematika Universitas Riau kepulauan dalam
menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya ditinjau dari kecerdasan logis
matematis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan tes kecerdasan logis matematis, pemecahan masalah ekonomi dan
wawancara. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi waktu. Teknik
analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mahasiswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi dalam
memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan melihat kembali
melakukan proses berpikir asimilasi. Proses berpikir siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang
dalam memahami masalah dan merencanakan masalah melakukan proses berpikir asimilasi, sedangkan
untuk melaksanakan rencana penyelesaian dan melihat kembali melakukan proses berpikir akomodasi.
Kemudian untuk mahasiswa dengan kecerdasan logis matematis rendah dalam memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan melihat kembali melakukan proses
berpikir akomodasi.

Kata kunci: kecerdasan logis matematis; matematika ekonomi; pemecahan masalah matematis; proses
berpikir.
Abstract
The thinking process in solving Math problems is different one another due to their mathematical logical
intelligence. This study aims at describing the thinking process among the sixth semester students of
Mathematics Education Study Program, Riau Kepulauan Unversity based on Polya's steps on students'
logical-mathematical intelligence. This research can be categorized as qualitative descriptive study. Data
collection was done using Math logical intelligence tests, economic problem-solving and interviews. The
data validity technique used triangulation of time. The data analysis technique adopted Miles and
Huberman concept, i.e. data reduction, data presentation, and conclusion making. The results of this study
revealed that the students with high mathematical logical intelligence for solving Mathematical economics
in understanding problems, planning solutions, performing solutions and reviewing showed an assimilation
thinking process. The moderate mathematical logical intelligence students in understanding and planning
the problem are performing an assimilation thinking process, while in executing the plan and reviewing
was using an accommodation thinking process. The students with low mathematical logical intelligence in
understanding problems, planning solutions, implementing the completion plans and reviewing employed
an accommodation thinking process.

Keywords: mathematical economics ; mathematical logical intelligence; mathematical problem solving;


thinking process.

This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License

| 1283
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

PENDAHULUAN mereka memiliki (Muhtarom, Murtianto,


Semakin berkembangnya ilmu & Sutrisno, 2017). Selain itu asimilasi
pengetahuan dan teknologi menuntut adalah proses kognitif yang terjadi ketika
dosen dan mahasiswa untuk seseorang mengintegrasikan persepsi,
meningkatkan kemampuannya dalam konsep atau pengalaman baru ke dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. skema yang sudah ada dalam pikiran.
Pemecahan masalah merupakan Akomodasi adalah proses perubahan
kemampuan yang sangat penting struktur kognitif sehingga dapat
dimiliki oleh setiap orang. Pemecahan dipahami, jika struktur kognitif sudah di
masalah adalah suatu aktifitas yang tempat harus disesuaikan dengan
dilakukan seseorang untuk menemukan informasi yang diterima (Umainah &
solusi dari masalah yang diberikan Setyowati, 2020).
(Yogi, 2015). Dalam menyelesaikan Dalam proses berpikir selalu
suatu masalah terjadi suatu proses berkaitan dengan kecerdasan bawaan,
berpikir sehingga seseorang dapat salah satunya adalah kecerdasan logis
menemukan penyelesaian dari masalah matematis. Kecerdasan logis matematis
yang diberikan. pada hakikatnya telah dimiliki oleh
Proses berpikir merupakan semua mahasiswa dengan tingkatan
kegiatan yang terjadi dalam otak yang berbeda-beda. Gardner
manusia. Informasi dan data ke otak menjelaskan bahwa kecerdasan logis
diproses, sehingga apa yang ada di matematis mencakup tiga bidang yang
dalamnya membutuhkan adaptasi dan saling berhubungan, yaitu: matematika,
bahkan perubahan. Adaptasi terhadap sains, dan logika (Hamzah, 2010).
skema baru dicapai melalui asimilasi Kecerdasan logis matematis
atau akomodasi, tergantung pada jenis adalah kemampuan seseorang dalam
informasi yang masuk ke dalam struktur berpikir induktif dan deduktif,
mental (Sopamena, 2017). Selain itu menyelesaikan masalah logika dan
proses berpikir terjadi antara pengolahan analitis, melakukan operasi matematis,
informasi yang masuk dengan skema dan melakukan penyelidikan ilmiah
(struktur kognitif) yang ada di otak (Iskandar, 2012) Selanjutnya kecerdasan
manusia. Ketika seseorang berinteraksi matematis logis menurut (Lunenburg &
dengan hal yang baru maka akan terjadi Lunenburg, 2014) diartikan sebagai
proses adaptasi. Pada saat adaptasi kepekaan dan kapasitas seseorang untuk
struktur kognisi seseorang akan membedakan pola logis atau numerik,
mengalami proses asimilasi atau serta kemampuan untuk menangani
akomodasi. Piaget mengatakan bahwa masalah penalaran. Senada dengan
proses asimilasi dan akomodasi akan Lunenburg & Lunenburg, (Mukarromah,
berlangsung terus menerus sampai 2019) berpendapat bahwa kecerdasan
terjadi keseimbangan (equilibrium) logis matematis merupakan gabungan
(Safrida, Susanto, & Kurniati, 2015). dari perhitungan matematis yang
Asimilasi adalah proses individu sistematis dan bernalar.
dalam beradaptasi dan mengatur dirinya Kecerdasan logis matematis
dengan lingkungan baru sehingga siswa selalu beriringan dengan
pemahaman akan berkembang. kemampuan pemahaman konsep,
Sementara akomodasi terjadi ketika pengelolaan angka dan kemampuan
siswa tidak mampu menyerap mengoperasikan operasi hitung
pengalaman baru dengan skema yang (Mukarromah, 2019). Kecerdasan logis

1284|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

matematis merupakan kecerdasan yang Berdasarkan uraian di atas maka


berkontribusi terhadap kemampuan tujuan penelitian ini adalah untuk
pemecahan masalah (Arum, Kusmayadi, mendeskripsikan proses berpikir
& Pramudya, 2018; Suhendri, 2011; mahasiswa pada pemecahan masalah
Karamikabir, 2012; Rahbarnia & ditinjau dari kecerdasan logis matematis.
Hamedian, 2014; Ahvan, 2016)
menyatakan bahwa tingkat kecerdasan METODE PENELITIAN
logis matematis siswa memiliki Berdasakan tujuan dari penelitian
pengaruh positif terhadap prestasi yang dilakukan, maka penelitian ini
belajar siswa. dapat digolongkan sebagai penelitian
Hal ini menunjukkan bahwa deskriptif kualitatif yang berupaya
semakin tinggi kecerdasan logis mendeskripsikan proses berpikir
matematis siswa maka semakin baik mahasiswa dalam memecahkan masalah
kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan langkah Polya
matematis. Kecerdasan logis matematis ditinjau dari kecerdasan logis matematis
memiliki beberapa tingkatan yaitu pada mata kuliah Matematika Ekonomi.
rendah, sedang dan tinggi. Pada Data utama penelitian ini diperoleh dari
penelitian (Kamsari & Winarso, 2018) penggunaan instrumen pertama berupa
menyimpulkan kemampuan pemecahan tes kecerdasan logis matematis bertujuan
masalah matematika pada siswa dengan untuk menggolongkan level kecerdasan
kecerdasan logis matematis tinggi logis matematis mahasiswa, instrumen
termasuk kategori baik. kedua berupa tes tertulis yang terdiri atas
Penelitian proses berpikir dalam dua soal pada materi aplikasi turunan
pemecahan masalah matematis telah fungsi dalam ekonomi yang bertujuan
banyak dilakukan dengan ditinjau dari untuk mengetahui kemampuan
berbagai aspek diantaranya penelitian pemecahan masalah mahasiswa, dan
yang dilakukan oleh (Yani, Ikhsan & instrumen ketiga berupa wawancara
Marwan, 2016) ditinjau dari adversity yang bertujuan untuk mengetahui proses
quotient, (Khamidah & Suherman, 2016) berpikir mahasiswa.
ditinjau dari kepribadian kersey, Prosedur pengumpulan data pada
(Kurniawan, et al, 2017) ditinjau dari penelitian ini, meliputi (a) memilih
kecerdasan emosional, serta (Sanjaya, subjek penelitian ditinjau dari
2018) ditinjau dari kemampuan kecerdasan logis matematis, ditentukan
matematis siswa. Penelitian proses dengan menggunakan tes. Tes ini
berpikir dalam pemecahan masalah terdapat 20 soal yang bertujuan untuk
matematis ditinjau dari kecerdasan logis menggolongkan tingkat kecerdasan logis
matematis telah dilakukan (Faizah, matematis mahasiswa. Analisis
Sujadi & Setiawan, 2017) dalam persentase tentang kecerdasan logis
penelitian ini proses berpikir dianalisis matematis mahasiswa dengan meng-
secara umum dan fokus pada gunakan rumus (1) (Magfiroh 2019):
kemampuan pemecahan masalah. 𝐹
P= x 100 % ...(1)
Keterbaruan dalam penelitian ini yaitu 𝑁
proses berpikir dalam pemecahan
Keterangan:
masalah ditinjau dari kecerdasan logis
P = Persentase
matematis dengan lebih khusus meneliti
F = Frekuensi
komponen berpikir Asimilasi dan
N = Banyaknya Responden
Akomodasi

| 1285
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

Setelah itu untuk mengetahui diperoleh dari tahap reduksi dan


tingkat kecerdasan logis matematis penyajian data kemudian diperkuat
mahasiswa data dikelompokkan dengan bukti-bukti yang kuat sehingga
berdasarkan tingkat ukuran kecerdasan dapat ditarik suatu kesimpulan akhir
logis matematis dengan kategori rendah, yang selanjutnya data yang valid dan
sedang, dan tinggi. Terlebih dahulu kredibel ini digunakan untuk
menentukan kelas interval, dengan mengidentifikasi proses berpikir siswa
rumus (2): dalam memecahkan masalah matematika
dengan tahapan Polya.
( 𝑛𝑡−𝑛𝑟 )+1
Kelas Interval = ...(2) HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Keterangan: 1. Deskripsi Kecerdasan Logis
nt = nilai tertinggi Matematis
nr = nilai terendah Berdasarkan skor angket,
diperoleh hasil Frekuensi Kecerdasan
Dari data diperoleh: Logis Matematis seperti Tabel 3.
nt = 18
nr = 5 Tabel 3. Frekuensi kecerdasan logis
(18−5)+1 matematis.
= 4.67 ≈ 5 Interval Jumlah Persentase Ket.
3
Nilai (%)
(b) subjek yang dipilih satu mahasiswa
5–9 6 21.4 Rendah
dari tiap kategori tingkat kecerdasan 10 – 14 14 50 Sedang
logis-matematis dengan jawaban tes 15 – 19 8 28.6 Tinggi
diagnostik yang lengkap kemudian
diberikan tes tertulis tentang aplikasi Dari Tabel 3 dapat diambil
turunan fungsi dalam ekonomi; (c) kesimpulan bahwa mahasiswa dengan
melakukan wawancara kepada subjek tingkat kecerdasan logis matematis
untuk mengetahui proses berpikir rendah sebanyak 6 mahasiswa (21.4%),
mahasiswa. Langkah selanjutnya setelah tingkat sedang sebanyak 14 mahasiswa
pengumpulan data adalah analisis data. (50%), sedangkan tingkat tinggi
Tahap analisis data, ada beberapa sebanyak 8 mahasiswa (28.6%).
proses yang dilakukan untuk menarik Selanjutnya, hasil jawaban soal
kesimpulan yang kredibel yaitu (a) Pada pemecahan masalah matematika
tahap reduksi data, data yang telah ekonomi mahasiswa dianalisis proses
diperoleh dirangkum, dipilh hal-hal yang berpikirnya berdasarkan kriteria menurut
penting dan pokok yang dapat Piaget dengan dua cara yaitu asimilasi
menunjang penelitian serta meng- dan akomodasi.
hilangkan data yang tidak perlu; (b) Hasil penelitian ini berupa
tahap penyajian data, data yang telah deskripsi tentang keterampilan proses
direduksi kemudian diorganisasikan atau berpikir mahasiswa berdasarkan dua
dikelompokkan ke dalam fokus tingkat kriteria berpikir oleh Piaget yaitu
kecerdasan logis matematis masing- asimilasi dan akomodasi dalam
masing sehingga terlihat perbedaan dari menyelesaikan tes ditinjau dari level
tingkat kecerdasan logis matematis kecerdasan logis matematis tinggi,
terhadap pemecahan masalah berdasar- sedang dan rendah. Dari 3 level
kan langkah Polya; (c) kesimpulan dan kecerdasan logis matematis tersebut
verifikasi, kesimpulan awal yang telah dipilih satu perwakilan mahasiswa dari

1286|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

setiap kategori tingkat kecerdasan logis- pulkan sifat hubungan kedua jenis
matematis dengan jawaban tes 𝜕Qx 𝜕Qy
barang berdasarkan hasil dan .
diagnostik yang lengkap. Selanjutnya 𝜕Py 𝜕Px
mahasiswa yang dipilih tersebut diberi Pada langkah selanjutnya yakni
inisial DA (perwakilan mahasiswa melaksanakan rencana penyelesaian,
memiliki kecerdasan logis matematis mahasiswa DA melakukan proses
tinggi); DS (perwakilan mahasiswa berpikir asimilasi pada soal a dan soal b.
memiliki kecerdasan logis sedang); RD Berdasarkan jawaban dan wawancara,
(perwakilan mahasiswa memiliki mahasiswa DA melaksanakan
kecerdasan logis matematis rendah). penyelesain masalah sesuai dengan
Berikut ini adalah analisis proses berfikir rencana penyelesaian yang telah dibuat
mahasiswa dari masing-masing serta menggunakan kaidah turunan yang
kecerdasan logis matematis: benar baik itu pada soal a dan soal b,
mampu menuliskan dan menjelaskan
2. Deskripsi proses berpikir mahasiswa dengan kalimat sendiri interpretasi dari
dengan kercerdasan logis matematis hasil turunan yang didapat dan mampu
tinggi. menuliskan dan menjelaskan sifat
Mahasiswa DA melakukan hubungan kedua jenis barang tersebut
proses berpikir asimilasi dalam dengan benar dan lengkap. Pada langkah
memahami masalah, baik itu untuk soal terakhir yakni melihat kembali,
a maupun soal b. Berdasarkan hasil mahasiswa DA melakukan proses
wawancara dalam memahami masalah, berpikir asimilasi pada soal a dan soal b.
mahasiswa DA dapat mengidentifikasi Berdasarkan jawaban dan wawancara,
hal-hal yang diketahui dan ditanyakan mahasiswa DA mampu menunjukkan
pada soal dengan benar, meskipun dan meyakinkan bahwa jawabannya
mahasiswa DA tidak menuliskan benar. Pada soal a dan soal b, mahasiswa
sempurna apa yang diketahui dan DA mampu membuktikan jawabannya
ditanya dalam soal tersebut. Kemudian benar dengan mengaitkan jawaban yang
pada langkah merencanakan penyelesai- didapat dengan apa yang diketahui pada
an, mahasiswa DA melakukan proses masalah tersebut.
berpikir asimilasi pada soal a dan soal b,
berdasarkan hasil jawaban dan 3. Deskripsi proses berpikir mahasiswa
wawancara mahasiswa DA mampu dengan kercerdasan logis matematis
menyebutkan konsep atau menjelaskan sedang
langkah dalam menyelesaikan masalah Mahasiswa DS melakukan
baik itu soal a dan soal b dengan benar, proses berpikir asimilasi dalam
dalam merencanakan penyelesaian memahami masalah, baik itu untuk soal
mahasiswa DA mampu menuliskan dan a maupun soal b. Berdasarkan hasil
menjelaskan kaidah turunan parsial dari jawaban mahasiswa DS dan wawancara
Qx dan Qy terhadap Px dan Py berturut - dalam memahami masalah, mahasiswa
turut untuk mendapatkan fungsi DS dapat mengidentifikasi hal-hal yang
permintaan marjinal pada fungsi diketahui dan ditanyakan dalam soal a
permintaan dua jenis barang yang ada, dan b dengan benar. Hasil analisis
serta mampu menginterpretasikan berikutnya pada langkah menyusun
dengan kalimat sendiri kaidah turunan rencana penyelesaian, mahasiswa DS
parsial yang didapatkan sesuai dengan melakukan proses berpikir asimilasi
hukum permintaan, mampu menyim- pada soal a dan b. Berdasarkan hasil
jawaban dan wawancara, mahasiswa DS

| 1287
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

mampu menyebutkan konsep atau menginterpretasikan dengan kalimat


menjelaskan langkah dalam menyelesai- sendiri kaidah turunan parsial yang
kan soal a dan soal b. Pada soal a dan soal didapatkan sesuai dengan hukum
b mahasiswa DS dapat menyebutkan dan permintaan, mampu menyimpulkan sifat
menuliskan dan menjelaskan kaidah hubungan kedua jenis barang dari
turunan parsial dari Qx dan Qy terhadap 𝜕Qx 𝜕Qy
melihat dari tanda dan
Px dan Py berturut-turut untuk 𝜕Py 𝜕Px
mendapatkan fungsi permintaan marjinal walaupun dengan penjelasan yang
pada fungsi permintaan dua jenis barang kurang lancar. Pada langkah melihat
yang diketahui pada soal dengan benar, kembali, mahasiswa DS melakukan
meskipun alasan dalam menggunakan proses berpikir akomodasi pada soal a
konsep tidak begitu sesuai. Pada kedua dan soal b. Berdasarkan jawaban dan
soal ini, mahasiswa DS mampu wawancara, mahasiswa DS belum
menjelaskan langkah dalam menyelesai- mampu membuktikan jawabannya,
kan masalah soal a dan soal b. Dalam meskipun pekerjaan yang dilakukan
merencanakan penyelesaian, mahasiswa sebagian benar.
DS dapat menyebutkan dan menuliskan 4. Deskripsi proses berpikir mahasiswa
dan menjelaskan kaidah turunan parsial dengan kercerdasan logis matematis
dari Qx dan Qy terhadap Px dan Py rendah
berturut - turut untuk mendapatkan Mahasiswa RD melakukan
keempat fungsi permintaan marjinal proses berpikir akomodasi dalam
pada fungsi permintaan dua jenis barang memahami masalah, baik itu untuk soal
yang diketahui pada soal dengan benar. a dan soal b. Berdasarkan hasil jawaban
Langkah selanjutnya yakni mahasiswa dan wawancara dalam
melaksanakan rencana penyelesaian, memahami masalah, mahasiswa RD
mahasiswa DS melakukan proses dapat mengidentifiksi hal-hal yang
berpikir akomodasi pada soal a dan soal diketahui dan tidak benar dalam
b. Berdasarkan jawaban dan wawancara, mengidentifikasi yang ditanyakan dalam
mahasiswa DS melaksanakan penye- soal. Pada langkah menyusun rencana
lesaian masalah sebagian tidak sesuai penyelesaian, mahasiswa RD melakukan
dengan rencana penyelesain yang telah proses berpikir akomodasi pada soal a
dibuat serta dalam menggunakan dan soal b. Berdasarkan hasil jawaban
algoritma mengarah pada jawaban yang dan wawancara, mahasiswa RD salah
benar untuk pertanyaan pertama soal a menyebutkan konsep atau menjelaskan
dan soal b. Pada soal a dan soal b langkah dalam menyelesaikan masalah
mahasiswa DS menerapkan kaidah pada soal. Pada soal mahasiswa RD
turunan parsial dari Qx dan Qy terhadap tidak dapat menyebutkan konsep yang
Px dan Py berturut - turut untuk benar untuk digunakan dalam
mendapatkan keempat fungsi per- menyelesaikan masalah yakni seharus-
mintaan marjinal pada fungsi permintaan nya menggunakan konsep turunan
dua jenis barang, akan tetapi mahasiswa parsial, akan tetapi konsep yang
DS tidak menuliskan interpretasi dari disebutkan adalah tentang mencari
keempat fungsi permintaan marjinal himpunan penyelesaian Sistem
yang didapatkan, dan juga tidak Persamaan Linear Dua Variabel
menuliskan hubungan kedua jenis (SPLDV) dengan metode eliminasi dan
barang. Akan tetapi berdasarkan hasil substitusi dan alasan dalam
wawancara mahasiswa DS mampu menggunakan konsep tidak sesuai. Pada

1288|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

soal a dan soal b mahasiswa RD tidak menikmati kemajuan teknologi dalam


mampu menjelaskan langkah dalam penggunaan program software logika
menyelesaikan masalah tersebut. Dalam (Chatib, 2013), cenderung menyenangi
merencanakan penyelesaian, mahasiswa kegiatan menganalisis dan mempelajari
RD mengeliminasi fungsi permintaan sebab akibat terjadinya sesuatu (Pane &
yang diketahui, mahasiswa RD Kamid, 2013). Ia menyenangi berpikir
melakukan proses berpikir akomodasi secara konseptual, misalnya menyusun
pada soal a dan soal b. Berdasarkan hipotesis dan mengadakan kategorisasi
jawaban dan wawancara, mahasiswa RD dan klasifikasi terhadap apa yang
melaksanakan penyelesaian masalah dihadapinya. Hal ini berarti bahwa
sesuai dengan rencana penyelesaian mahasiswa yang mempunyai kecerdasan
yang telah dibuat, meskipun itu bukan logis matematis tinggi mampu
merupakan jawaban yang benar. mengerjakan dan menyelesaikan soal
Kesimpulan akhirnya tidak sesuai pemecahan masalah serta mampu
dengan apa yang ditanyakan pada soal menyelesaikan dengan langkah-langkah
tersebut. Sehingga dapat disimpulkan yang sudah dipelajari.
bahwa mahasiswa RD melakukan proses Pada tahapan pemecahan
berpikir akomodasi pada soal a dan soal masalah matematika, siswa dengan
b. Berdasarkan wawancara, mahasiswa kecerdasan logis-matematis tinggi
RD belum mampu membuktikan mampu melakukan di setiap tahapan
jawabannya salah atau benar. pemecahan masalah (Islami, 2018;
Berdasarkan uraian yang telah Mahardikawati , 2017). Sejalan dengan
dijabarkan dapat disimpulkan bahwa penelitian Faizah (2017) yang
mahasiswa dengan kecerdasan logis menyimpulkan bahwa siswa dengan
matematis tinggi mempunyai proses kecerdasan logis-matematis yang tinggi
berpikir asimilasi. Hasil ini senada mampu memahami masalah dengan
dengan penelitian (Masfingatin, 2013; baik, mampu menentukan strategi yang
Nafi’an and Ilman, 2012) melaporkan tepat untuk memecahkan masalah,
bahwa proses berpikir siswa dari menentukan penyelesaian dari
kelompok tinggi cenderung berpikir permasalahan dengan tepat, dan yakin
asimilasi dalam menyelesaikan soal. dan percaya diri terhadap kebenaran dari
Siswa dengan kecerdasan logis hasil pekerjaannya, serta melakukan
matematis tinggi cenderung memiliki tahapan pemeriksaan kembali terhadap
ciri-ciri seperti mudah menganalisis dan jawaban yang diperoleh.
mempelajari sebab akibat terjadinya Mahasiswa dengan kecerdasan
sesuatu. Ia suka menyusun dalam logis matematis sedang mempunyai
kategori atau hierarki. Siswa semacam proses berpikir asimilasi dan akomodasi.
ini cenderung menyukai aktivitas Sesuai dengan hasil penelitian
berhitung dan memiliki kecepatan tinggi (Kurniawan & Mulyati, 2017;Safrida,
dalam menyelesaikan masalah Susanto, Kurniati : 2015 ) mahasiswa
matematika. Apabila kurang memahami, dengan kecerdasan logis sedang
mereka akan cenderung berusaha untuk mengalami disequilibrium ketika
bertanya dan mencari jawaban atas hal memahami masalah dan menyusun
yang kurang dipahaminya itu. Seseorang rencana pada salah satu soal, namun
yang memiliki kecerdasan logis sebagian besar mengalami asimilasi dan
matematis yang tinggi akan berprestasi akomodasi, meski mengalami
dalam pelajaran matematika dan disequilibrium terlebih dahulu pada

| 1289
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

langkah melaksanakan rencana dan dihadapi siswa atau mahasiswa dalam


melihat kembali. (Gunawan, 2011) rangka untuk menyusun suatu
mengungkapkan, bahwa orang yang pembelajaran yang sesuai dengan
memiliki kecerdasan logis-matematis kebutuhan.
yang berkembang dengan baik mampu
menunjukkan kemampuan pemecahan KESIMPULAN DAN SARAN
masalah. Berdasarkan langkah-langkah Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, tampak bahwa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
mahasiswa sedang ini tidak mampu bahwa dalam menyelesaikan masalah
melakukan pemecahan masalah dengan matematika ekonomi, mahasiswa
baik. Dengan demikian, dapat dikatakan dengan kecerdasan logis matematis
bahwa kecerdasan logis-matematis yang tinggi pada tahap memahami masalah,
dimiliki belum berkembang dengan baik. merencanakan penyelesaian, melaksana-
Mahasiswa dengan kecerdasan kan penyelesaian, dan melihat kembali
logis matematis rendah mempunyai melakukan proses berpikir asimilasi.
proses berpikir akomodasi. Proses Proses berpikir mahasiswa dengan
berpikir siswa dengan kecerdasan logis kecerdasan logis matematis sedang
matematis rendah dalam menyelesaikan dalam memahami masalah dan
soal cenderung pada proses berpikir merencanakan masalah melakukan
komputasional, tidak mampu meng- proses berpikir asimilasi, sedangkan
klasifikasikan informasi secara untuk melaksanakan rencana
keseluruhan dari soal, dalam penyelesaian dan melihat kembali
mengklasifikasikan informasi, me- melakukan proses berpikir akomodasi.
nunjukkan kekurang pemahaman Kemudian untuk mahasiswa dengan
terhadap masalah yang diberikan kecerdasan logis matematis rendah
(Hasanah, Wardatul & Siswono, 2013). dalam memahami masalah, merencana-
(Gunawan, 2011) mengungkapkan, kan penyelesaian, melaksana-kan
bahwa orang yang memiliki kecerdasan rencana penyelesaian dan melihat
logis-matematis yang berkembang kembali melakukan proses berpikir
dengan baik mampu menunjukkan akomodasi.
kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan kesimpulan dari hasil
Berdasarkan langkah-langkah yang penelitian ini, maka dapat diberikan
dilakukan, tampak bahwa mahasiswa saran kepada dosen bahwa untuk
dengan kecerdasan logis matematis mengasah proses berpikir mahasiswa
rendah tidak mampu melakukan dalam memecahkan masalah matematika
pemecahan masalah dengan tepat. Sesuai ekonomi dosen dapat memperbanyak
dengan penelitian (Ersoy & Guner, pemberian latihan pemecahan masalah
2015) yang menyatakan bahwa tidak matematis dengan memperhatikan
semua siswa mampu membuat rencana proses berpikir untuk mendapatkan
pemecahan masalah dengan tepat. jawaban yang benar. Kemudian untuk
Oleh karena itu penting bagi guru penelitian selanjutnya dapat disarankan
atau dosen mengetahui proses berpikir untuk melakukan penelitian lebih lanjut
siswa ataupun mahasiswa dalam berkaitan dengan kemampuan pemecah-
pemecahan masalah matematis agar an masalah dan kecerdasan logis
dapat mengetahui sejauh mana siswa matematis mahasiswa sebagai salah satu
atau mahasiswa dapat memahami materi, solusi dalam meningkatkan kemampuan
dan memetakan permasalahan yang pemecahan masalah matematis pada
mata kuliah matematika ekonomi.

1290|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

DAFTAR PUSTAKA Iskandar. (2012). Psikologi Pedidikan


Ahvan, Y. R., Pour, H. Z. (2016). The (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta:
Correlation of Multiple Referensi.
Intelligences for The Achievements Kamsari & Winarso, W. (2018).
of Secondary Students. Academic Implikasi Tingkat Kecerdasan
Journals, 11(4), 141–145. Logika Matematika SIswa
Arum, D.P., Kusmayadi, T. A., & Terhadap Pemecahan Masalah
Pramudya, I. (2018). Students’ Matematika. EduSains: Jurnal
logical-mathematical intelligence Pendidikan Sains & Matematika,
profile. IOP Conf. Series: Journal 6(1), 44–52.
of Physics, 1008 (2018, 1-8. Karamikabir N. (2012). Gardner’s
Eka, K & Mulyati, S. (2017). Proses Multiple Intelligence and
Asimilasi Dan Akomodasi Dalam Mathematics Education. Procedia -
Memecahkan Masalah Matematika Social and Behavioral Sciences, 31,
Berdasarkan Kecerdasan 778–781.
Emosional. Jurnal Pendidikan: Khamidah, K & Suherman, S. (2016).
Teori, Penelitian, Dan Proses Berpikir Matematis Siswa
Pengembangan, 2(5), 592—598. dalam Menyelesaikan Masalah
Chatib, M. (2013). Orang Tuanya Matematika Ditinjau dari Tipe
Manusia. Bandung : Kaifa. Kepribadian Keirsey. Al-Jabar:
Ersoy, E., Guner, P. (2015). The Place of Jurnal Pendidikan Matematika,
Problem Solving and Mathematical 7(2), 231 - 248
Thinking in The Mathematical Kurniawan, et al. (2017). Proses
Teaching. The Online Journal of Asimilasi Dan Akomodasi Dalam
New Horizons in Education, 5(1), Memecahkan Masalah Matematika
120–130. Berdasarkan Kecerdasan
Faizah, F., Sujadi, I & Setiawan, R. Emosional. Jurnal Pendidikan:
(2017). Proses Berpikir Siswa Teori, Penelitian, Dan
Kelas VII E Dalam Memecahkan Pengembangan, 2(5), 592—598
Masalah Matematika Pada Materi Mukarromah, L. (2019). Kecerdasan
Pecahan Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Siswa Dalam
Logis-Matematis. Jurnal Menyelesaikan Masalah
Pendidikan Matematika dan Matematika Melalui Problem
Matematika (JPMM,) I(4), 15-25 Posing Pada Materi Himpunan
Gunawan, A. W. (2011). Born To Be A Kelas VII MTS Nurul Huda
Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Mojokerto. JP3, 14(8).
Utama. Lunenburg F C and Lunenburg M R.
Hamzah, B. dan M. K. (2010). (2014). Applying Multiple
Mengelola Kecerdasan dalam Intelligences in The Classroom: A
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Fresh Look at Teaching Writing. Int
Aksara. J of Scholarly Academic Intellectual
Hasanah, Wardatul & Siswono, T. Y. E. Diversity, 16, 1–13.
(2013). Kecerdasan Logis- Masfingatin, T. (2013) Proses Berpikir
Matematis Siswa Dalam Siswa Sekolah Menengah Pertama
Memecahkan Masalah Matematika Dalam Memecahkan Masalah
Pada Materi Komposisi Fungsi. Matematika Ditinjau Dari Adversity
Quotient. Jurnal Ilmiah Pendidikan
MATHEdunesa, 2(2).
Matematika,2(1), 1-8

| 1291
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 9, No. 4, 2020, 1283-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3124

Muhtarom, M, Y. H., & Sutrisno. (2017). Sopamena, P. (2017). Karakteristik Proses


Thinking process of students with Berpikir Mahasiswa Dalam
high-mathematics ability: (a study on Mengonstruksi Bukti Keterbagian.
QSR NVivo 11-assisted data Jurnal Matematika Dan
analysis). International Journal of Pembelajaran, 5(2), 169–192.
Applied Engineering Research, Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
12(17), 6934–6940. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Mukarromah, L. (2019). Kecerdasan Logis Bandung: Alfabeta.
Matematis Siswa Dalam Suhendri, H. (2011). Pengaruh Kecerdasan
Menyelesaikan Masalah Matematika Matematis–Logis Dan Kemandirian
Melalui Problem Posing Pada Materi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Himpunan Kelas VII MTS Nurul Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah
Huda Mojokerto. Journal of Pendidikan MIPA, 1(1), 29–39.
Chemical Information and Modeling, Sumarni. (2017). Peranan UMKM (Usaha
14(8), 2337–6384. Mikro, Kecil Dan Menengah)
Nafi’an and Ilman, M. (2012). Proses Terhadap Perekonomian Indonesia.
Berpikir Siswa Kelas V Dalam Jurnal Manajemen, 5(1), 138–145.
Menyelesaikan Soal Cerita Pada Umainah, S.P & Setyowati, R.D. (2020).
Pokok Bahasan Pecahan Di Sekolah Proses Berpikir Siswa Dalam
Dasar Khadijah Surabaya. Memecahkan Masalah Matematika
Gramatika, 1(2), 115–119. Berdasarkan Teori Polya Ditinjau
Pane, L. Y., Kamid, and A. (2013). Proses Dari Adversity Quotient. Seminar
Berpikir Logis Siswa Sekolah Dasar Nasional Matematika Dan
Bertipe Kecerdasan Logis Matematis Pendidikan Matematika Program
Dalam Memecahkan Masalah Studi Pendidikan Matematika
Matematika. Edu-Sains, 2(2), 14–21. FPMIPATI-Universitas PGRI
Paul, S. (2001). Teori Perkembangan Semarang, 05, 104-111
Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Yani, M., Ikhsan, M & Marwan, M. (2016)
Kanisius. Proses Berpikir Siswa Sekolah
Rahbarnia F, Hamedian S, and R. F. Menengah Pertama Dalam
(2014). A Study on The Relationship Memecahkan Masalah Matematika
Between Multiple Intelligences and Berdasarkan Langkah-Langkah
Mathematical Problem Solving Polya Ditinjau Dari Adversity
Based on Revised Bloom Taxonomy. Quotient. Jurnal Pendidikan
Journal of Interdisciplinary Math, Matematika, 10(1), 43-57
17, 109–134. Yogi, A. (2015). Proses asimilasi dan
Safrida, L. N., Susanto, S., & Kurniati, D. akomodasi mahasiswa bergaya
(2015). Analisis Proses Berpikir kognitif field independent dalam
Siswa Dalam Pemecahan Masalah menyelesaikan masalah. Prosiding
Terbuka Berbasis Polya Sub Pokok Seminar Nasional, 04, 394–403.
Bahasan Tabung Kelas IX SMP
Negeri 7 Jember. Kadikma, 6(1), 25–
38.

1292|

Anda mungkin juga menyukai