Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI 7

1. Seperti apa budaya etos akademik seorang mahasiswa muslim!


2. Beberapa mahasiswa ada yang dengan entengnya menggunakan jasa joki
ataupun plagiasi saat mengerjakan tugas. Pertanyaannya, apa etika akademik
sekaligus etika Islam yang dilanggar!
JAWABAN :
1. Budaya etos akademik mahasiswa Muslim mencerminkan harmonisasi antara
nilai-nilai agama Islam dan pengembangan diri dalam dunia pendidikan. Berbagai
aspek etos akademik ini diambil dari ajaran Islam, menciptakan fondasi yang
kokoh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan karakter. Budaya etos akademik
mahasiswa Muslim adalah seperangkat nilai, norma, dan praktik yang memandu
perilaku akademik mereka. Budaya etos akademik ini mencakup nilai-nilai
seperti :
 Ketekunan
 Integritas
 Dedikasi dalam mengejar ilmu pengetahuan
 Menjalankan prinsip-prinsip agama Islam dalam kehidupan akademik
 Tidak mencontek
 Tidak melakukan kecurangan dalam ujian
 Bersikap jujur dalam setiap aspek kehidupan akademik

a. Keselarasan Diri dengan Tujuan Pendidikan


Seorang mahasiswa Muslim yang mencari ilmu di perguruan
tinggi seringkali dihadapkan pada tuntutan untuk menyelaraskan
diri mereka dengan tujuan pendidikan yang lebih besar. Etos
akademik di sini tidak hanya mencakup aspek keilmuan semata,
tetapi juga bagaimana ilmu yang diperoleh dapat digunakan untuk
kebaikan diri sendiri dan masyarakat. Ini sejalan dengan ajaran
agama Islam yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan
pendidikan sebagai jalan menuju pemahaman yang lebih dalam
tentang penciptaan Tuhan.

b. Kedisiplinan dan Kemandirian


Budaya etos akademik mahasiswa Muslim juga mencakup
nilai-nilai kedisiplinan dan kemandirian yang kuat. Dalam menjalani
kehidupan perkuliahan, mereka diajarkan untuk menghargai waktu,
merencanakan tugas dengan cermat, dan tetap fokus pada tujuan
akademis mereka. Hal ini tercermin dalam ajaran Islam yang
menekankan pentingnya waktu sebagai amanah yang harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
c. Integrasi Ilmu dan Keimanan
Salah satu aspek unik dari budaya etos akademik mahasiswa
Muslim adalah upaya mereka untuk mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dengan keimanan mereka. Mereka tidak hanya
memahami teori-teori akademis, tetapi juga mencari pemahaman
yang lebih dalam tentang bagaimana ilmu pengetahuan tersebut
dapat berkaitan dengan nilai-nilai moral dan keagamaan. Inilah yang
membedakan pendekatan mereka dalam mengejar pengetahuan,
membuatnya lebih holistik dan bermakna.
d. Tantangan Dalam Menjaga Identitas Keagamaan
Meskipun menjadi bagian dari masyarakat akademis yang beragam,
mahasiswa Muslim seringkali dihadapkan pada tantangan menjaga identitas
keagamaan mereka. Budaya etos akademik membantu mereka untuk tetap teguh
pada nilai-nilai agama mereka tanpa mengorbankan eksplorasi intelektual. Ini
melibatkan kesadaran akan lingkungan sekitar dan kemampuan untuk menjaga
keseimbangan antara nilai-nilai agama dan perspektif akademis yang beragam.

e. Kontribusi Positif pada Komunitas Akademis


Mahasiswa Muslim yang menjunjung tinggi budaya etos akademiknya juga
dapat memberikan kontribusi positif pada komunitas akademis tempat mereka
belajar. Keterbukaan mereka terhadap perbedaan dan kemampuan untuk bekerja
sama dengan rekan-rekan sekelas dari latar belakang yang beragam menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan memperkaya.

f. Kesiapan Menghadapi Tantangan Global


Dunia saat ini penuh dengan tantangan kompleks yang membutuhkan
pemikiran kritis, solutif, dan kolaboratif. Budaya etos akademik mahasiswa Muslim,
yang mencakup nilai-nilai keagamaan dan moral, memberikan dasar yang kuat
untuk menghadapi tantangan global ini. Mereka tidak hanya dilatih sebagai individu
yang cerdas secara akademis, tetapi juga sebagai pemimpin yang memiliki integritas
dan kepekaan terhadap isu-isu global.

g. Mengelola Stres dengan Ketenangan Batin


Budaya etos akademik mahasiswa Muslim juga melibatkan pengembangan
ketenangan batin dalam menghadapi tekanan dan stres akademis. Berdasarkan
ajaran agama Islam, mahasiswa diajarkan untuk berserah diri kepada Tuhan dan
menjalani setiap perjalanan hidup dengan penuh ketenangan. Ini bukan hanya
strategi koping yang efektif tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pertumbuhan akademis yang berkelanjutan

2. Dalam konteks pendidikan, etika Islam menjadi pedoman utama dalam membentuk
karakter dan moral mahasiswa. Kejujuran, kerja keras, dan keteladanan dianggap
sebagai landasan yang kuat untuk mencapai keberhasilan tidak hanya dalam
akademis tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
a. Kehormatan
Penggunaan jasa joki atau plagiasi dapat merugikan tidak hanya mahasiswa yang
bersangkutan tetapi juga merugikan kehormatan universitas mereka. Kehormatan
merupakan nilai yang dijunjung tinggi dalam Islam, dan tindakan yang merugikan
nama baik diri sendiri serta institusi pendidikan bertentangan dengan prinsip ini.
Sedangkan dalam etika akademik, Salah satu nilai utama adalah kehormatan
akademik. Mahasiswa diharapkan untuk menunjukkan kejujuran dan integritas
dalam setiap aspek pekerjaan akademik mereka. Penggunaan jasa joki atau plagiasi
bukan hanya tindakan tidak jujur, tetapi juga merugikan kehormatan akademik.
b. Keadilan
Penggunaan jasa joki atau plagiasi tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga
merupakan tindakan yang tidak adil terhadap mahasiswa lain yang bekerja keras
untuk menyelesaikan tugas dengan integritas. Keadilan merupakan nilai utama
dalam Islam yang harus dijunjung tinggi.
c. Kreativitas dan Kerja Keras
Etika akademik mendorong mahasiswa untuk bekerja keras dalam menyelesaikan
tugas mereka. Penggunaan jasa joki atau plagiasi tidak hanya mencerminkan
kemalasan, tetapi juga mengabaikan nilai-nilai kerja keras dan kemampuan
mahasiswa untuk mengatasi tantangan akademik. Mahasiswa diharapkan untuk
menunjukkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas.
Penggunaan jasa joki atau plagiasi menghilangkan kesempatan bagi mahasiswa
untuk menunjukkan kreativitas mereka dan mengembangkan kemampuan dalam
memahami serta menghasilkan ide-ide baru.

d. Keteladanan
Mahasiswa dalam Islam diharapkan untuk menjadi teladan bagi orang lain dalam
perilaku dan tindakan mereka. Penggunaan jasa joki atau plagiasi tidak
mencerminkan keteladanan yang baik, dan hal ini dapat memberikan dampak buruk
terhadap moral dan sikap etis di masyarakat akademik.

Anda mungkin juga menyukai