Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu jenis energi yang sangat vital pada lini
kehidupan manusia masa kini di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kondisi
kelistrikan Indonesia hingga November 2016 menunjukan bahwa kapasitas
terpasang saat ini sebesar 51.915 MW. Jumlah energi listrik terjual pada 2015
sebesar 200,6 TWh dan diproyeksikan pada tahun 2017 akan meningkat menjadi
233,8 TWh dan menjadi 480,2 TWh pada 2036 (RUPTL 2017-2026). Penambahan
kapasitas terus dikerjakan oleh pemerintah, salah satunya program penambahan
35.000 MW dalam jangka 5 tahun (ESDM, 2014).

Transformator daya merupakan salah satu komponen penting dalam sistem


tenaga listrik yang berfungsi untuk mentransfer daya listrik dari satu rangkaian ke
rangkaian lain yang umumnya dengan tegangan yang berbeda dan frekuensi sama.
Transformator daya sangat berguna dalam sistem transmisi maupun distribusi
tenaga listrik. Transformator daya memiliki peran penting pada sistem
pembangkitan tenaga listrik, yaitu sebagai peningkat maupun penurun tegangan
pembangkitan menuju tegangan tinggi maupun menengah. Melihat dari pentingnya
fungsi transformator daya maka kondisi dan kinerja transformator daya perlu dijaga
dalam kondisi prima. Cara untuk menjaga kondisi dan kinerja tranformator daya
yaitu dengan penambahan komponen-komponen pendukung. Salah satu komponen
pendukung transformator daya adalah sistem pendingin.

Pengoperasian transformator daya tidak terlepas dari rugi-rugi daya.


Rangkaian magnetik dan belitan merupakan sumber dari rugi-rugi yang terjadi dan
mengakibatkan kenaikan temperatur pada transformator daya. Rugi inti rugi
belitan/tembaga serta rugi stray sangat berpengaruh terhadap panas yang timbul
pada transformator. Panas yang tidak diatur dan dibuang secara benar
mengakibatkan kenaikan temperatur yang berakibat pada kerusakan pada media
isolasi. Penting untuk mengendalikan temperatur dengan batas yang diijinkan untuk
memastikan umur transformator yang lama dengan mengurangi degradasi termal
dari sistem isolasinya melalui sistem pendingin (Kulkarni, S. V. and Khaparde, S.

I-1
I-2

A. 2004. Transformer Engineering Design and Practice. Mumbai, India : Indian


Institute of Technology)

Sistem pendingin pada transformator daya memanfaatkan fluida berupa


minyak pada tangki sebagai media penghantar panas. Minyak akan mentransferkan
energi panas yang dihasilkan inti dan belitan untuk didinginkan oleh fluida
pendingin (udara atau air) melalui suatu alat pemindah panas (radiator atau alat
penukar panas lain). Jenis minyak dan fluida pendingin yang digunakan
mempengaruhi jenis dari sistem pendingin.

Atas dasar demikian pentingnya peranan sistem pendingin transformator


daya tersebut, penulis tertarik mengambil judul Tugas Akhir “rancangan radiator
pada sistem pendingin transformator daya kapasitas 370 MVA pada PLTU 2 x 300
MW).

I.2 Tujuan

Tujuan dari Tugas Akhir yaitu:

 Merancang radiator pada sistem pendingin transformator daya berkapasitas


370 MVA pada PLTU 2x300 MW

I.3 Rumusan Masalah

Rancangan radiator pada sistem pendingin transformator digunakan untuk


mendinginkan minyak transformator. Selain berfungsi sebagai isolator listrik,
minyak transformator berguna pula sebagai konduktor panas. Panas yang berasal
dari rugi-rugi akan dipindahkan ke lingkungan melalui minyak transformator dan
tangki. Dikarenakan sistem pada pendingin transformator merupakan close cooling,
maka dibutuhkan alat untuk memperluas serta mempercepat proses perpindahan
panasnya dengan menggunakan radiator.
I-3

I.4 Batasan Masalah

Dalam tugas akhir yang dilakukan banyak masalah yang akan timbul,
berikut beberapa batasan yang digunakan untuk mempermudah proses rancangan
adalah:

1. Minyak transformator dianggap ideal

2. Metode pendinginan transformator daya pada rancangan ini adalah


OFAF (Oil Forced Air Forced)

3. Rancangan radiator pada sistem pendingin transformator daya


dilakukan berdasarkan kebutuhan pendingin transformator daya
kapasitas 370 MVA pada PLTU 2x300 MW.

4. Dalam rancangan ini hanya berfokus pada rancangan radiator.

5. Rancangan sistem pendingin tidak melibatkan aspek kelistrikan


secara detail, hanya losses pada transformator daya.

6. Rancangan tidak melibatkan aspek instrumentasi, sistem kontrol dan


ekonomi.

I.5 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir terdiri dari lima bab, menjelaskan mengenai


perancangan sistem pendingin transformator daya kapasitas 370 MVA pada PLTU
2x300 MW. Pada Bab I berisi latar belakang, tujuan, rumusan masalah, batasan
masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II menjelaskan
mengenai landasan teori yang berhubungan dengan tema yang diambil yaitu
rancangan radiator pada sistem pendingin transformator daya. Bab III berisi tentang
rancangan radiator pada sistem pendingin transformator daya. Bab IV menjelaskan
mengenai analisis hasil rancangan. Sedangkan pada bab V berisi tentang simpulan
dari hasil penulisan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai