Anda di halaman 1dari 9

PENAFSIRAN HUKUM

Disusun Oleh:
1. WIRDA NAYLA R (23051040184)
2. BINTANG TRISYA R (23051040188)
3. RUSFITA SARI (23051040189)
4. HIKMA VIKA PUTRI (23051040202)
5. ANGGUN SILPIAH (23051040203)
6. ABDUL NUR AMIN AZHIM S (23051040206)
7. M. BAYU (23061040208
8. SHELY KING (23061040209)
Latar Belakang
penafsiran hukum muncul dari kebutuhan untuk
memberikan makna pada norma-norma hukum
seiring dengan perkembangan masyarakat dan sistem
hukum. Hal ini dipengaruhi oleh dinamika sosial,
keadilan, yurisprudensi, filsafat hukum, dan
pertumbuhan pengetahuan hukum. Penafsiran hukum
menjadi penting untuk mencapai kepastian hukum
dan menanggapi perubahan dalam nilai-nilai
masyarakat.
Penafsiran hukum
Penafsiran hukum adalah suatu upaya yang pada
dasarnya menerangkan,
menjelaskan, menegaskan baik dalam arti
memperluas maupun membatasi
mempersempit pengertian hukum yang ada dalam
rangka penggunaannya untuk
memecahkan masalah atau persoalan yang sedang
dihadapi. Istilah lain untuk penafsiran
hukum adalah interpretasi hukum.
Jenis-jenis penafsiran
hukum
1. Penafsiran Gramatikal
2. Penafsiran Autentik
3. Penafsiran Sistematis
4. Penafsiran Analogis
7. Penafsiran Teleologis
6. Penafsiran Ekstensif
7. Penafsiran mempersempit
Cara penafsiran
hukum
1. Dalam pengertian subyektif dan obyektif. 2. Dalam pengertian sempit dan luas.

Apabila ditafsirkan seperti yang Dalam pengetian sempit (restriktif),


dikehendaki oleh pembuat undang-undang yakni apabila dalil yang ditafsirkan
diberi pengertian sangat dibatasi
Dalam pengertian obyektif, apabila
misalnya mata uang (pasal 1756
penafsirannya lepas
KUHPer) pengertiannya hanya uang
daripada pendapat pembuat undang- logam saja dan barang diartikan
undang dan sesuai dengan adat bahasa benda yang dapat dilihat saja. Dalam
sehari- hari. pengertian secara luas (ekstensif),
ialah apabila dalil yang ditafsirkan
diberi pengertian seluas-luasnya
Metode penafsiran
hukum
1. Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal)
2. Metode Interprestasi secara historis
3. Metode interpretasi secara sistematis
4. Metode Interpretasi secara Teleologis Sosiologis
5. Metode Intepretasi secara Authentik (Resmi)
6. Metode interpretasi secara ekstentif
7. Metode Interpretasi Restriktif
8. Metode interpretasi Analogi
9. Metode interpretasi argumentus a contrario
Kesimpulan
Penafsiran hukum (interpretasi) adalah sebuah pendekatan
pada penemuan hukum dalam hal peraturannya ada tetapi
tidak jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwanya.
Sebaliknya dapat terjadi juga hakim harus memeriksa dan
mengadili perkara yang tidak ada peraturannya yang khusus.
dan penafsiran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
hukum. Penafsiran merupakan metode untuk memahami
makna yang terkandung dalam teks-teks hukum untuk dipakai
dalam menyelesaikan kasus-kasus atau mengambil keputusan
atas hal-hal yang dihadapi secara konkrit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai