Anda di halaman 1dari 1

PERKEMBANGAN

PERKEBUNAN DI ERA
KOLONIAL
PERKEBUNAN MASA VOC
Nusantara terkenal dengan hasil kebunnya berupa rempah-
rempah (lada, cengkih, dan pala). Kekayaan rempah-rempah
maluku menjadi salah satu sebab kedatangan orang-orang
asing di Nusantara. kebijakan voc dibidang perkebunan :
Leveransi dan Kontingensi, Penanaman Kopi Priangan.

PERKEBUNAN MASA 1800-1830


Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1799, setelahnya semua
kekuasaan VOC diambil alih oleh republik bataaf sejak
tanggal 4 januari 1800. kebijakannya di indonesia : sistem
penyerahan paksa & sistem sewa tanah.

PERKEBUNAN MASA TANAM PAKSA


Sistem tanam paksa Belanda atau cultuurstelsel merupakan
aturan yang diterapkan oleh Gubernur Jenderal Johannes
van den Bosch di masa penjajahan pemerintah kolonial pada
1830 - 1870. Hasil panen tersebut wajib dijual ke pemerintah
Belanda dengan harga yang sudah ditetapkan.

PERKEBUNAN MASA JEPANG


jatuhnya pemerintahan Belanda di Indonesia membuat
Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942-1945.
Pemerintahan Jepang memfokuskan perkebunan di sektor
tanaman pangan untuk kepentingan perang dan kemudian
digunakan pada Perang Asia Timur Raya.

PERKEBUNAN MASA LIBERAL


Pada paruh kedua abad 29 pertumbuhan ekonomi Belanda berada
pada proses industrialisasi. Perkembangan liberalisme di Belanda
berdampak sampai ke negeri jajahannya, termasuk Indonesia.
Prinsip-prinsip ekonomi liberal secara resmi memberikan kebebasan
kepada petani untuk menyewakan tanahnya kepada para pemodal
swasta.

PERKEBUNAN MASA KEMERDEKAAN


Setelah Proklamasi dikumandangkan pada 17 Agutus 1945, Rakyat
Indonesia memiliki nafas untuk merebut tanah nenek moyang mereka
kembali setelah pada masa penjajahan, tanah mereka dikuasai oleh
para penjajah. Pada masa kemerdekaan, Indonesia masih mewarisi
pelaksanaan sistem Undang-Undang Agraria 1870, sehingga
perkebunanya masih mewarisi sistem perkebunan kolonial. Partai-partai
politik menyuarakan pendapatnya seputar tanah-tanah yang selama itu
Nederlansche Handel dipakai untuk perkebunan asing. Suara dari
partai-partai itu pun berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai