Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH KEMERDEKAAN INDONESIA

Indonesia pernah dijajah oleh enam negara sebelum memproklamasikan kemerdekaan pada 17
Agustus 1945. Negara yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis,
Inggris, dan Jepang.
Alasan penjajahan ini beragam. Mulanya, mereka ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang
kaya akan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.
Penguasaan sumber daya alam ini bukan semata-mata untuk mereka manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari saja, namun juga untuk dijual lagi ke bangsa lain. Dengan begitu, mereka bisa membangun
bisnis yang menguntungkan.
Maka tak heran bila para negara yang pernah menjajah Indonesia biasanya mengincar daerah-daerah
strategis di Tanah Air, seperti yang kaya dengan rempah sampai dekat pelabuhan.
Tak sedikit pula teori yang menyatakan penjajahan ini dilakukan untuk turut menyebarkan kepercayaan
agama Katolik dan Kristen ke Nusantara.
Mulanya, mereka ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang kaya akan rempah-rempah

Berikut enam negara yang pernah menjajah Indonesia di masa lalu.


1. Portugis (1509-1595)
Portugis merupakan negara yang pertama kali menjajah Indonesia pada 1509-1595. Mulanya, Portugis
memang sudah mempunyai jaringan perdagangan yang besar di Malaka.
Namun, Alfonso de Albuquerque mengirim ekspedisi yang dipimpin Antonio de Abreu untuk mencari
daerah kaya rempah-rempah di Nusantara. Mereka pun menemukannya di Maluku.
Portugis kemudian meminta izin dan membangun kerja sama dengan kerajaan-kerajaan di Maluku,
salah satunya Kerajaan Ternate.
Mereka pun diterima dan punya hubungan baik sampai akhirnya retak karena Portugis justru
melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak sehat.
Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan dan berhasil
menaklukkan Portugis pada 1584.
Para penjajah dari Belanda yang tiba-tiba datang ke Nusantara memanfaatkan situasi perlawanan ini
dan turut mengalahkan Portugis, sehingga mereka angkat kaki dari Indonesia.

2. Spanyol (1521-1529)
Masa penjajahan Spanyol berlangsung cukup singkat, sekitar 1521-1529 di tengah penguasaan
Nusantara oleh Portugis. Kala itu, Spanyol juga menginjakkan kaki di Maluku dan bersekutu dengan
Kerajaan Tidore.
Kedatangan Spanyol rupanya mengusik Portugis karena mengancam penguasaan bisnis di Indonesia.
Padahal, mereka punya wilayah jajahan dan sekutu yang berbeda.
Akhirnya, perlawanan antara kedua penjajah pun terjadi. Mereka akhirnya berdamai melalui Perjanjian
Saragosa pada 1529. Menurut perjanjian tersebut, Spanyol harus meninggalkan Maluku dan boleh
mengambil kekuasaan ke utara Indonesia, yaitu Filipina.
Sementara Portugis tetap berada di Maluku. Akhirnya, negara yang pernah menjajah Indonesia itu pun
harus angkat kaki dari Nusantara.

3. Belanda (1602-1942)
Negara yang pernah menjajah Indonesia selanjutnya adalah Belanda. Bahkan, penjajahan dilakukan
selama 350 tahun dan menjadi penjajahan terlama di Indonesia.

Alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah.
Belanda pun mengalahkan Portugis dan membangun bisnis di dalam negeri melalui perusahaan
dagang mereka, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602.
Belanda tidak hanya memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam, namun juga
sumber daya manusia untuk berperang. Salah satu kebijakan Belanda yang sangat membuat rakyat
Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa.
Kebijakan ini berisi aturan penguasaan tanah, pekerja, hingga hasil panen rakyat untuk Belanda. Tak
heran, banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal.
Bahkan, dominasi Belanda di Indonesia bisa mengalahkan penjajah lain yang juga sempat datang ke
Nusantara. Masa penjajahan Belanda baru berakhir setelah kalah dari Jepang dalam rangkaian Perang
Dunia II. Jepang pun mengambil alih kekuasaan di Indonesia.

4. Prancis (1806-1811)
Prancis menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia ketika VOC Belanda mengalami krisis. Hal
ini membuat Prancis sempat menguasai Nusantara.
Raja Prancis Louis Napoleon pun menunjuk Marsekal Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal
Hindia Belanda pada 1808.
Masa kepemimpinan Daendels sangat kejam sampai mendapat berbagai kecaman. Salah satunya
membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Akhirnya, ia digantikan oleh Jan Williem Janssens.
Namun, masa penjajahan Prancis tidak lama. Sebab, para penjajah dari Inggris berhasil mengalahkan
Prancis pada 1811. Prancis pun harus menyerahkan kekuasaan di Batavia kepada Inggris.
5. Inggris (1811-1816)
Setelah mengalahkan Prancis, Inggris menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia pada 1811-
1816. Inggris melalui Stamford Raffles mulai menata Indonesia.
Inggris menghapus sistem monopoli perdagangan yang pernah diterapkan Belanda. Begitu juga
dengan sistem
tanam paksa dan menggunakan sistem yang lebih adil.
Raffles bahkan menunjuk bupati lokal menjadi bagian dari pemerintahan. Lalu melahirkan sistem sewa
tanah. Selanjutnya, negara Eropa itu membagi kewilayahan di Pulau Jawa.
Namun, belum rampung penataan itu, Belanda kembali datang. Belanda yang berhasil mengalahkan
Inggris akhirnya menguasai lagi Indonesia.

6. Jepang (1942-1945)
Usai kekalahan di rangkaian Perang Dunia II, Belanda pun angkat kaki dari Indonesia. Jepang
kemudian mengambil alih dan berjanji akan memerdekakan Indonesia.
Nyatanya, Jepang justru menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Kendati singkat, namun kekejamannya
tidak kalah dari Belanda.
Jepang bahkan menerapkan sistem kerja paksa alias romusha terhadap rakyat Indonesia. Selain itu,
Jepang juga membangun organisasi militer dan memaksa rakyat untuk ikut agar bisa menjadi sumber
daya perang melawan Amerika Serikat dan sekutunya di Perang Dunia II.
Negara yang pernah menjajah Indonesia ini akhirnya angkat kaki setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki
dibom AS pada 15 Agustus 1945. Momen ini digunakan para pejuang Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pertimbangan Pemilihan tanggal 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang akhirnya diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus 1945,
bukanlah tanpa perdebatan yang menegangkan.
Mengapa menegangkan, karena sehari sebelum tanggal 17 Agustus 1945, terdapat peristiwa
penculikan Soekarno Hatta oleh para pemuda.
16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda yang menuntut untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan pasca kekalahan Jepang dalam perang Pasifik.
Para pemuda tersebut adalah Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh yang berasal dari perkumpulan
menteng 31, yang membawa Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
Para pemuda tersebut mendesak Soekarno Hatta untuk hari itu juga memproklamasikan kemerdekaan,
melihat situasi dan kondisi yang juga sempit.
Seperti yang dijelaskan dalam buku biografi 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat', Soekarno
menjawab, "Aku telah merencanakan seluruh pekerjaan ini, untuk dijalankan pada tanggal 17."

"Mengapa memilih tanggal 17, bukan hari ini saja tanggal 16 Agustus 1945?" tanya Soekarni kepada
Bung Karno

Sebagai seseorang yang percaya mistik, agak sulit bagi Soekarno untuk menjelaskan. Namun
kemudian beliau mencoba menjawab dan menerangkan pada mereka, yaitu:

1. Angka 17 adalah angka keramat


2. Kita sedang dalam bulan suci Ramadhan, hari itu (tanggal 17 Agustus) adalah hari jum'at legi,
jumat manis, jumat suci dan tanggal 17 Ramadhan.
3. Al-Qur'an diturunkan tanggal 17 Ramadhan
4. Orang Islam melakukan sembahyang sebanyak 17 rakaat dalam sehari.
5. Mengapa Nabi Muhammad SAW memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20, karena kesucian
dari angka 17, bukan buatan manusia.

Itulah jawaban dari Soekarno mengenai alasan kenapa memilih tanggal 17 Agustus sebagai hari dan
tanggal untuk melaksanakan Proklamasi kemerdekaan RI.
Semua para pemuda akhirnya memahami dan menyetujui dari apa yang telah direncanakan oleh Bung
Karno.
Hingga akhirnya besok harinya, tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di jalan Pegangsaan Timur
No. 56, Proklamasi kemerdekaan RI dilaksanakan, yang dipimpin oleh Dwi Tunggal Soekarno Hatta.

Sumber : CNN Indonesia

Anda mungkin juga menyukai