Anda di halaman 1dari 11

NATIONAL ESSAY COMPETITION

KOMUNITAS MULIA (MUDA PEDULI BUDAYA) SEBAGAI STRATEGI


PENGEMBANGAN KAWASAN PULAU BETING ACEH BERBASIS 3E
(EDUCATION, ENVIRONMENT AND ENTERPRENEUR) MENUJU
PARIWISATA MANDIRI UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS
Sub Tema : “Pariwisata dan Budaya”

OLEH :

Minda Putri Carolina (Ketua)


Annisa Tri Amanda (Anggota)
Anggi Dwi Cahyani (Anggota)
Arif Rahmantis Salam (Anggota)
Nursalis Mawaddah (Anggota)

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Bagi Allah SWT yang sudah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan karya essai ini yang berjudul “Komunitas Mulia
(Muda Peduli Budaya) sebagai Strategi Pengembangan Kawasan Pantai Beting Aceh
berbasis 3E (Education, Environment and Enterpreneur) Menuju Pariwisata Mandiri
untuk mewujudkan Indonesia Emas”
Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada kedua orang tua yang
telah mendukung penulis menyelesaikan karya essai ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Nusantara Muda yang telah mengadakan kompetisi National Essay
Competition dengan tema “Optimalisasi Ide, Inovasi dan Kreativitas Generasi Muda
dalam menyongsong Indonesia Emas.” Karya essai ini memberikan panduan dan
pengetahuan terhadap strategi pengembangan wisata pantai Beting Aceh berbasis 3E
(Education, Environment and Enterpreneur) dengan membuat suatu komunitas untuk
menjadikan pantai Beting Aceh menjadi pariwisata mandiri.
Penulis menyadari ada banyak kekurangan pada karya essai ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya essai ini. Penulis juga
berharap agar karya essai ini dapat memberikan pengetahuan tentang strategi
pengembangan pantai Beting Aceh menjadi pariwisata mandiri kepada seluruh
masyarakat Indonesia guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Pekanbaru, 1 Juli 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3

ISI ..................................................................................................................................... 5

PENUTUP ........................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

LAMPIRAN ................................................................................................................... 10

Gambar 1.1 ( Pulau Beting Aceh) .................................................................................. 10

Gambar 1.2 (Kesenian Zapin Api) ................................................................................. 10

2
PENDAHULUAN
Ayo Bangga Berlibur di Destinasi Wisata Dalam Negeri!
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu bentuk pembangunan sektor
pariwisata yang sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan daya tarik wisatawan
untuk berkunjung. Pariwisata yang dikelola dengan baik juga akan menambahkan salah
satu pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sektor pariwisata saat ini menjadi sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau
gaya hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam dan
budaya kebelahan atau kawasan-kawasan dunia lainnya bagi pemerintah daerah dalam
rangka pelaksanaan pembangunan-pembangunan didaerah agar tercapai dan
berkesinambungan, sumber-sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor penentu
dalam pencapaian tujuan yang dunginkan. Dengan kewenangan yang ada, Pemerintah
Daerah harus jeli dalam menggali potensi-potensi kekayaan daerah yang dimilikinya
guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sehingga dapat membiayai tersebut.
pembangunan pengalaman selama ini menunjukkan bahwa hampir semua daerah
persentase PAD relatif kecil.
Pulau Rupat Utara merupakan salah satu anugerah alam terindah yang berada di
kabupaten Bengkalis yang juga memiliki potensi wisata yang bernilai tinggi. Pulau ini
memiliki luas wilayah 1.524 km yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Rupat
Utara merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Pulau Rupat Utara juga memiliki pasir putih terpanjang di Indonesia, Yang mana
terdapat pantai dengan pasir putihnya membentang + 17 km. Pantai yang lebarnya + 30
meter jika air surut atau sekitar + 7 meter saat air pasang. Karena memiliki pariwisata
yang sangat berpotensi maka dari itu perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut.
Salah satu destinasi wisata yang indah di pulau Rupat Utara yaitu Pulau Beting
Aceh. Pulau Beting Aceh ini berada dihamparan Selat Malaka. Pulau yang berada
ditengah laut ini memiliki luas hanya sekitar 2 hektar. Hamparan pasir putih
membentang di antara laut yang berwarna kebiruan. Di tengah pulau terlihat deretan
pohon cemara laut berjejer. Bila cuaca sedang panas, pohon-pohon ini menjadi tempat
pengunjung berlindung dari sengatan matahari. Ada fenomena unik di pulau tersebut
yaitu pantainya yang berpasir putih akan mengeluarkan suara berderit ketika diinjak

3
atau disentuh tangan, orang menyebutnya Pasir Berbisik. Pulau ini diperkirakan muncul
karena adanya sedimentasi air laut yang membawa pasir menumpuk hingga menjadi
sebuah pulau. Beting artinya gundukan pasir memanjang, namun karena berlangsung
lama akhirnya membentuk sebuah pulau. Sedangkan Aceh diambil dari kisah seorang
nelayan asal Aceh yang terdampar di Pulau Beting Aceh tersebut. Karena itulah pada
akhirnya pulau ini dikenal sebagai Beting Aceh. Pulau Beting Aceh ini merupakan
pulau yang tidak berpenghuni.
Dengan adanya kawasan wisata maka fasilitas yang baik merupakan aspek yang
sangat penting. Fasilitas utama yang diperlukan jika ingin berkunjung adalah
transportasi, jika transportasi saja susah maka secara tidak langsung dapat mengurangi
ketertarikan pengunjung untuk datang kembali. Padahal, fasilitas merupakan faktor
pendukung yang sangat penting dalam menunjang pengembangan kawasan wisata
secara berkelanjutan. Namun di Pulau beting Aceh ini, fasilitas transportasi belum
memadai. Selain itu kawasan wisata Beting Aceh juga tidak menyediakan penginapan
dan juga tidak menyediakan warung makan. Hal inilah yang membuat wisatawan
berpikir dua kali untuk mengunjungi Pulau Beting Aceh. Sehingga wisatawan pulau
Beting Aceh tidak pernah mengalami peningkatan. Selain itu faktor yang membuat
pulau Beting Aceh ini tidak menambah Pendapatan Asli Daerah Kecamatan Rupat
Utara yaitu, tidak adanya Harga Tiket Masuk dan tidak adanya pengelola tetap kawasan
wisata pulau Beting Aceh tersebut.
Padahal jika dikembangkan dan dikelola dengan baik, wisata pulau Beting Aceh
dapat meningkatkan pendapatan devisa negara, menciptakan lapangan kerja,
merangsang pertumbuhan industri pariwisata dan dapat memicu pertumbuhan ekonomi
masyarakat sekitar, mengurangi pengangguran dan bisa menghapus kemiskinan serta
kelaparan.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis menawarkan sebuah inovasi yaitu
pembentukan sebuah Komunitas Mulia (Muda Peduli Budaya) sebagai Strategi
Pengembangan Kawasan Pulau Beting Aceh berbasis 3E (Education, Environment and
Enterpreneur) Menuju Pariwisata Mandiri untuk mewujudkan Indonesia Emas. Inovasi
ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam realisasi point ke-1 dan ke-8 dari SDGs
(Sustainable Development Goals) yaitu Tanpa Kemiskinan dan Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi.

4
ISI
Pengembangan kawasan objek wisata Pulau Beting Aceh dilakukan karena hal
ini akan berdampak pada perekonomian masyarakat yang ada disekitar kawasan
tersebut. Kawasan objek wisata yang baik akan menarik para wisatawan untuk
berkunjung ke tempat tersebut baik dari dalam maupun luar. Meskipun saat ini sudah
dikunjungi oleh wisatawan namun strategi pengembangan harus tetap dilakukan untuk
meningkatkan jumlah pengunjung agar objek wisata Pulau Beting Aceh dapat menjadi
destinasi wisata yang menarik banyak wisasatawan.
Objek wisata yang baik dilihat dari fasilitas yang disediakan, sarana dan
prasarana yang ada, pelayanan terhadap wisatawan, lingkungan yang baik dan ramah,
dan hal yang lebih penting adalah wisatawan dapat mengetahui informasi baru seputar
objek wisata yang dikunjungi baik dari segi sejarah maupun kebudayaan dari daerah
tersebut. Objek wisata Pulau Beting Aceh belum memiliki sarana dan prasarana yang
baik, pengelolaan kawasan atau lingkungan belum mendapatkan pengembangan, dan
akses ke pulau yang masih sulit. Mengetahui kondisi Pulau Beting Aceh yang masih
belum dikembangkan secara baik, maka strategi pengembangan yang harus dilakukan
adalah mengelola objek wisata tersebut dengan memerhatikan apa yang perlu diberikan
dan dibutuhkan oleh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.
Kebijakan pengembangan pariwisata berbasis komunitas telah teruji
keefektifannya dalam pengoptimalan pariwisata daerah. Komunitas Mulia (Muda Peduli
Budaya) akan dibentuk sebagai salah satu bukti kesadaran dan kepedulian para pemuda
terhadap pengembangan pariwisata Pulau Beting Aceh. Munculnya ide mengenai
pembentukan komunitas ini berawal dari pengembangan wisata yang dirasa belum
optimal, sehingga menjadi tolok ukur bagi para pemuda untuk membantu dalam
pengoptimalan objek wisata tersebut. Komunitas Mulia nantinya akan berkolaborasi
dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mewujudkan pariwisata
mandiri sebagaimana tujuan awal dibentuknya komunitas. Agenda kegiatan yang akan
dilakukan oleh komunitas ini berfokus pada bidang education, environment, dan
entrepreneur.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu pengembangan kawasan Pulau
Beting Aceh berbasis 3E (Education, Environment and Enterpreneur). Konsep ini

5
diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam peningkatan pengembangan
objek wisata Pulau Beting Aceh menuju pusat pariwisata mandiri.
1. Education
Pendidikan akan dilakukan disebuah wadah pertemuan. Penyediaan balai
pertemuan untuk para masyarakat sekitar Pulau Beting Aceh. Penyediaan balai
pertemuan ini dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan
pendidikan dan pelatihan seputar pengembangan pariwisata, sementara untuk
para wisatawan dapat mengunjungi pusat pengenalan budaya dan kearifan lokal
di Pulau Beting Aceh.
Di Pulau Rupat, terdapat potensi budaya tersendiri yang mana hal ini
bisa menjadi potensi pengembangan kebudayaan juga di Pulau Beting Aceh.
Potensi itu adalah Kesenian Zapin Api. Zapin Api mengharuskan penarinya
untuk bergoyang ditengan bra api. Menariknya, para penari sama sekali tidak
merasa panas. Zapin Api ini sarat akan nuansa mistik. Dengan adanya Kesenian
Zapin Api ini, tentunya akan menjadi daya tarik wisatawan untuk dapat
berkunjung ke Pulau Beting Aceh. Pada malah hari, bisa diadakan Festival
Budaya yang menampilkan Kesenian Zapin Api.
2. Environment
Dalam hal pengembangan pariwisata khususnya di Pulau Beting Aceh,
lengkungan tentunya menjadi salah satu aspek yang sangat berpengaruh
terhadap pengembangan destinasi tersebut. Strategi pengembangan pariwisata
berbasis lingkungan di Pulau Beting Aceh dapat dilakukan dengan pendekatan
Sosio-Kultural.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya memahami aspek-aspek
sosial dan kultur masyarakat lokal dalam penegelolaan lingkungan. Pandangan
hidup, tata cara hidup, serta perilaku masarakat tertentu akan sangat menentukan
bentuk-bentuk pemanfaatan dan alukasi sumber daya. Pemanfataan sumber daya
alam dalam hal pengembangan pariwisata menjadi perhatian lebih bagi
masyarakat sekitar Pulau Beting Aceh.
Potensi alam yang dimiliki tentunya dapat dimanfaatkan dan dijaga
dengan baik mengingat pasir di pantai yang terdapat di pulau ini masih sangat

6
bersih sebagai peluang untuk mengundang wisatawan datang dan bisa
mewujudkan perekonomian masyarakat yang maju.
3. Enterpreneur
Melalui strategi pengembangan wisata berbasis Enterpreneur, akan
dibuat sentral usaha bagi masyarakat. Sehingga mereka tidak hanya bergantung
pada penghasilan sebagai nelayan. Akan tetapi masyarakat akan
mengembangkan potensi alam yang dapat menjadi peluang usaha baru bagi
mereka.
Sentral usaha yang dimaksud dirancang dalam konsep pengadaan
wisma/tempat penginapan atau bisa juga dengan penyewaan tenda. Selain itu,
bisa juga dengan penambahan jumlah transportasi menuju pulau ini, karena
masih kurangnya transportasi yang memadai dan terjangkau oleh kantong
masyarakat untuk dapat sampai ke pulau ini. Masyarakat juga bisa membuka
usaha berupa warung di sekitar pulau yang tentunya menjual makanan khas
melayu. Jadi, selain kesenian juga ada wisata kuliner di Pulau Beting Aceh.

7
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi pengembangan pariwisata yang berbasis Education atau pendidikan
dengan penyediaan balai pertemuan yang memiliki tujuan untuk memudahkan
masyarakat mendapatkan pendidikan dan pelatihan seputar pengembangan pariwisata
serta Festival Budaya Kesenian Zapin api yang akan memberikan pendidikan bagi
wisatawan tentang kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Pulau Beting Aceh.
Strategi pengembangan pariwisata berbasis Environment atau lingkungan
dilakukan dengan pendekatan Sosio-Kultural. Pendekatan ini menekankan pada
pentingnya memahami aspek-aspek sosial dan kultur masyarakat lokal dalam
pengelolaan lingkungan. Sedangkan strategi pengembangan pariwisata berbasis
Enterpreneur, akan dibuat sentral usaha bagi masyarakat.
Saran
Strategi pengembangan kawasan Pulau Beting Aceh berbasis 3E (Education,
Environment and Enterpreneur), tentunya dapat direalisasikan dengan dukungan dari
berbagai pihak. Baik pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar pulau. Hal tersebut
dilakukan untuk mempertahankan salah satu destinasi wisata yang mampu erkembang
di era modernisasi saat ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha Pengetahuan Kewirausahaan
dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha.
Pinayani, Ani. 2006. Prospek Masa Depan Kewirausahaan Indonesia.
Wahyudi, Prima, Ismandianto, Yasir dkk. 2021. Strategi Komunikasi “City Branding”
dalam Mengembangkan Potensi Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi Riau.
Winarningsih, T. 2010. Valuasi Ekonomi Wisata Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis
Provinsi Riau dengan Metode Travel Cost.
Kudri, M. 2007. Studi Kebutuhan Pengembangan Komponen Wisata di Pulau Rupat
Kabupaten Bengkalis.
https://www.cakaplah.com/berita/baca/88003/2022/08/05/bisikan-magis-beting-aceh-
rindukan-polesan-surga-sang-pemimpi#sthash.NnT4Fb8S.dpbs diakses pada
Minggu 2 Juli 2023

9
LAMPIRAN

Gambar 1.1 ( Pulau Beting Aceh)

Gambar 1.2 (Kesenian Zapin Api)

10

Anda mungkin juga menyukai