Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan Anak Usia Dini di

Berbagai Negara
Posted on 18 June 2014 Leave a Comment

Pendidikan anak usia dini berdasarkan


Wikipedia merupakan jenjang pendidikan anak dalam
rentang usia sejak lahir hingga 6 tahun, yang
dilakukan secara formal, nonformal, dan informal. Usia
tersebut sejalan dengan Pasal 28 UU Sisdiknas
No.20/2003 ayat 1 yang menerangkan bahwa rentang
pendidikan prasekolah berkisar antara 0-6 tahun.
Sementara secara global, berdasarkan kajian dari
berbagai negara, berkisar antara 0-8 tahun yang sering
dianggap sebagai masa emas anak-anak. Jadi, dalam
hal ini, pendidikan anak usia dini yang dimaksud
bukan hanya tentang PAUD tetapi termasuk Taman
Kanak-kanak (TK), atau Raudhatul Athfal, dan
Kelompok bermain. Singkatnya ini mengenai pendidika
anak sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar
sampai SD tingkat awal.

Karena kebetulan anak saya saat ini menginjak usia 3


tahun. Saya merasa perlu untuk mencari informasi
mengenai pendidikan anak prasekolah. Saya
menemukan informasi mengenai pendidikan
prasekolah di berbagai negara ini dari majalah
“Parents” Edisi Oktober 2007 dengan judul
“Prasekolah di berbagai Negara”. Dan juga dari
Wikipedia. Saya pikir ini informasi menarik sebagai
bahan perbandingan.

Pendidikan Anak Usia Dini di Jepang

Kita tentu mengenal dan mengakui


banyak inovasi yang lahir dari negeri matahari terbit
tersebut. Hal tersebut tidak terlepas dari sistem
pendidikan yang berlaku. Seperti apakah cara belajar
anak-anak prasekolah di sana?

- Disiplin. Disiplin tidak perlu diterapkan dengan


kekerasan. Bahkan guru prasekolah di Jepang tidak
pernah menghukum murid. Jika ada anak yang
bertengkar, guru akan memanggil beberapa anak lain
untuk melerai.

- Ruang Terbuka. Anak-anak sangat menyukai ruang


terbuka. Banyak yang bisa dieksplor di sana. Di
Jepang, bahkan dilingkungan yang padat sekalipun, di
mana ada gedung sekolah, mesti ada ruang terbuka.

- Tata Krama. Tata krama merupakan budaya timur


yang harus selalu dijaga dan diajarkan kepada anak
sejak dini, baik di rumah ataupun di sekolah. Anak-
anak prasekolah di Jepang juga diajarkan tata krama
dimulai dari ucapan “Selamat pagi” dan “Sampai
jumpa” kepada guru dan teman-temannya setiap hari.

- Perayaan. Prasekolah di Jepang memiliki sejumlah


festival dan acara untuk anak-anak. Salah satu acara
yang cukup unik adalah market day. Anak-anak yang
lebih dewasa akan berperan sebagai pedagang, dan
yang lebih muda menjadi pembeli.

- Kotak Makanan. Anak-anak membawa kotak bento


untuk makan siang. Makanan dikemas oleh orang tua
dalam kotak plastik yang memiliki sekat untuk
memisahkan nasi, ikan, dan sayuran. Agar lebih
menarik, orang tua mereka mengemas tampilan
secantik mungkin, seperti bentuk hewan atau kereta
api, dan lain-lain.

- Ketua Kelas. Di Jepang, setiap anak akan


bergantian memimpin kelas. Mengabsen, memberi
aba-aba menyanyikan lagu, dan membagikan
informasi.

Pendidikan Anak Usia Dini di Swedia


Biaya sekolah disubsidi pemerintah,
orang tua tidak perlu membayar lebih dari $170 (Rp
1,6 juta) per bulan. Dan ketika anak menginjak usia 4
tahun, mereka dijamin belajar di preschool 3 jam
setiap hari gratis.

- Ruang Kelas. Gedung sekolah di Swedia biasanya


satu lantai berwana kuning atau merah, dilengkapi
dengan taman bermain, indoor gym, dapur untuk
masing-masing kelas, dan banyak ruangan berjendela
dalam dan pintu yang saling menghubungkan.

- Belajar Alami. Warga Swedia sangat peduli


lingkungan dan konservasi alam. Anak-anak tidak
hanya belajar tentang alam, mereka juga belajar di
luar ruangan setiap hari, tidak peduli udara dingin atau
salju. Sebisa mungkin, taman bermain memiliki unsur
alam seperti batu untuk dipanjat atau pohon untuk
bersembunyi.

- Persamaan Hak. Salah satu program prasekolah di


Swedia adalah menghapus stereotip jender. Jangan
heran jika anda melihat anak laki-laki menata meja
makan sementara anak perempuan meratakan tanah.
- Lepas Sepatu. Demi menjaga kebersihan, semoa
orang memakai alas kaki dalam ruangan. Anak-anak
bisa mengenakan sandal atau sepatu kets sementara
guru memakai birkenstocks atau klompen.

- Makanan. Murid prasekolah menyantap makan siang


dalam sebuah meja bersama, dilengkapi lilin! tidak
ada sereal manis. menu sarapan biasanya kaviar
dengan mentega dan roti.

- Tradisi. Tidak heran orang swedia terkenal mahir


memijat. Terkadang murid prasekolah diajarkan cara
memijat sebagai salah satu bentuk kepedulian
terhadap orang lain.

Pendidikan Anak Usia Dini di China

China merupakan negara yang luas dan


heterogen (tercatat 130 anak di bawah usia 7 tahun)
sehingga pengelolaan prasekolah sangat bervariasi.
Hampir semua anak yang tinggal di kota bersekolah
sejak usia 3-5 tahun, tetapi secara nasional, jumlah
anak yang bersekolah hanya 40 presen.
- Pemerataan. Pemerintah China berusaha
memberikan akses pendidikan kepada anak yang
tinggal di daerah pedesaan dengan menyediakan kelas
prasekolah akhir pekan atau selama liburan, dan mobil
karavan bagi anak pendeta.

- Pembentukan Karakter. Anak-anak mempelajari


sekitar 200 huruf China, berhitung dengan angka di
bawah 100, dan berbagai keterampilan seperti tata
krama dan cara mencuci tangan. Para guru juga
mengajarkan seni peran, melukis, menyanyi, dan
menari.

- Udara Segar. Anak menghabiskan waktu 2-3 jam di


luar ruangan setiap hari, mengikuti berbagai jenis
permainan.

- Saya Lapar! Murid prasekolah di China punya ahli


gizi yang menyiapkan makanan untuk semua anak.

- Baju Seragam. Semua murid mengenakan pakaian


seragam berwarna senada saat pergi kunjungan
lapangan atau mengikuti kegiatan olah raga.

- Menginap. Jika orang tua sibuk bekerja, beberapa


anak tinggal di asrama prasekolah. Mereka pulang
pada pertengahan dan akhri pekan.

Pendidikan Anak Usia Dini di Argentina


Argentina menjadikan pendidikan anak
usia dini sebagai prioritas: anak usia 5 tahun wajijb
sekolah, dan para pendidik sedang meyakinkan bahwa
manfaat sekolah sudah bisa dipetik oleh anak-anak
usia 2, 3, dan 4 tahun. Anak yang tinggal di kota lebih
banyak pergi ke sekolah sebelum usia 5 tahun
dibandingkan mereka yang tinggal di pedesaan.

- Desa VS Kota. Pelajaran menjadi sangat bervariasi,


tergantung sekolah. Sebuah sekolah miskin di
pedesaan akan lebih fokus kepada kesehatan dan
kebutuhan gizi. Sementara guru diperkotaan, punya
lebih banyak waktu untuk membuat koran kelas,
belajar bahasa inggris, atau berkebun.

- Nyanyian Pagi. Murid memulai hari dengan


mengibarkan bendera Argentina dan menyanyikan
lagu tertentu dan lagu kebangsaan versi anak
kebutuhan khusus.

- Seragam Keren. Siswa prasekolah negeri


mengenakan rompi biru atau pink dengna kantong di
bagian depan dan kancing di belakang. Murid
prasekolah swasta memakai seragam dua potong
yang tampak seperti setelan olah raga.
- Menu Makanan. Untuk makan siang, anak disuguhi
tiga jenis makanan, termasuk sup, nasi, dan daging,
serta buah segar atau jeli. Tidak boleh makan junk
food!

- Pembacaan Cerita. Anak-anak menyukai Federico,


tokoh dalam serial ternama karya penulis Argentina,
Graciela Montes. Federico wets his pants, says no,
doesn’t share;. Frederico ada di mana-mana.

- Seni-seni. Murid prasekolah tidak hanya diberi


berbagai proyek seni, mereka mempelajari karya
senima besar seperti Miro, Matisse, atau Monet, dan
mencoba menggambarkan atau melukiskan kembali
dengan gaya mereka masing-masing.

Pendidikan Anak Usia Dini di Kenya

Komunitas masyarakat di negara Afrika


Timur biasanya membangun dan mengelola sekolah
sendiri. Tampilan sekolah di pedesaan umumnya
sangat sederhana, berlantai tanah atau semen dengan
sebuah papan tulis, meskipun sekolah di Nairobi dan
pesisir pantai punya fasilitas modern.
- Belajar Kelompok. Sebagian besar waktu sekolah
dihabiskan memperhatikan guru menulis di papan tulis
sambil sesekali menjawab pertanyaan. Meskipun
persediaan kertas tidak mencukupi, guru berusaha
mengajarkan baca tulis sebelum anak masuk SD.

- Sumbangan. Di wilayah miskin, orang tua ditarik


sumbangan, seperti balok, mainan, dan papan belajar.
Tutup botol digunakan dalam permainan berhitung.

- Relawan Kesehatan. Menteri kesehatan mengirim


relawan ke preschool untuk memberi berbagai tes
kesehatan, vitamin, konseling pencegahan AIDS, dan
mengajarkan pengobatan diare kepada orang tua.

- Makanan. Persediaan makanan sangat tipis di


berbagai daerah, sehingga tidak banyak variasi
manakan untuk anak. Tapi beberapa sekolah
menyewa koki yang kerap disapa Mama Uji (Uji adalah
bubur yang disantap warga Kenya untuk sarapan).

- Kelelahan. Sebagian anak harus berjalan 3 mil untuk


mencapai sekolah, dan tak jarang mereka harus
bersembunyi dari binatang liar sepanjang perjalanan
jika mereka tinggal di dekat area preservasi satwa.

- Program Susu. Tidak ada susu kotak, tapi anda bisa


melihat seekor sapi yang dibeli orang tua demi
menyediakan kebutuhan susu bagi anak setiap pagi.
Pendidikan Anak Usia Dini di Amerika Serikat

Individualisme rupanya mendapat


tempat khusus di Amerika. Hal tersebut tampak dalam
aktifitas belajar, bahkan pada masa prasekolah.
Individualisme di sini lebih berupa penghargaan
terhadap ragam minat atau potensi setiap
anak. “children’s play is their work”, anak dalam satu
kelas diberikan kebebasan untuk memilih jenis
permainan yang mereka sukai. Beberapa anak akan
terlihat sedang menggambar, bermain rumah-rumahan,
sementara yang lainnya mendengarkan cerita yang
disampaikan guru dengan suara keras.

Anak-anak diajarkan bahwa seseorang tidak bersalah


sampai terbukti bersalah. Guru akan campur tangan
secara aktif dalam sebuah perselisihan yang terjadi
dan akan mendorong anak untuk mengatasinya secara
verbal. Anak-anak bisa saja dihukum atau diminta
untuk meminta maaf, dan atau memperbaiki
kesalahannya. Guru akan membantu anak-anak yang
terlibat perselisihan atau pelanggaran untuk
menjelaskan apa yang terjadi sebelum hukuman
dijatuhkan.
Kemampuan berbahasa di tekankan melalui interaksi
informal dengan guru dan melalui kegiatan kelompok
terstruktur seperti menunjukan dan memberitahu
latihan yang memungkinkan anak untuk
menggambarkan pengalaman seperti orang orang
dewasa.

Demikian berbagai situasi dan kondisi Pendidikan


prasekolah di beberapa negara; Jepang, Swedia,
China, Argentina, Kenya, dan Amerika Serikat.
Pendidikan anak usia dini seperti juga pendidikan
pada jenjang lainya merupakan sebuah upaya untuk
mentransfer nilai-nilai budaya penting bagi para
pesertanya. Budaya yang berbeda-beda membuat pola
pendidikan yang bervariasi. Namun pada umumnya,
Pendidikan prasekolah merupakan upaya untuk
meningatkan kemampuan anak untuk bisa melakukan
tugas-tugas perawatan diri dasar seperti berpakaian,
makan, dan lain-lain disamping niai-nilai manusiawi
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai