Anda di halaman 1dari 15

1.

STRUKTUR DNA

a. Double helix adalah Dua helai DNA melingkar di sekitar poros tengah, biasanya HELIX yang
bertangan kanan. Dua tulang punggung gula-fosfat berputar di sekitar bagian luar pangkalan (A =
adenin, G = guanin, T = timin, C = sitosin). Helai itu antiparalel, sehingga ikatan fosfodiester berjalan
berlawanan arah. Akibatnya, struktur memiliki alur besar dan kecil di permukaan. Setiap adenin
dalam satu untai DNA terikat hidrogen dengan timin pada untai kedua; setiap guanin terikat hidrogen
dengan sitosin. Yang dimaksud dengan double helix adalah model struktur DNA seperti tangga tali
yang terpilin

Basa nitrogen pada DNA saling berpasangan karena adanya ikatan hidrogen. Pasangan basa
nitrogennya yaitu Adenin dan Timin, serta Guanin dan Sitosin. Pasangan basa timin dihubungkan
dengan adenin oleh dua ikatan hidrogen. Sementara, guanin dihubungkan dengan sitosin oleh tiga
ikatan hidrogen.

Fungsi gula deoksiribosa adalah sebagai tulang punggung molekul DNA. Di mana deoksiribosa
mengikat gugus fosfat dan membentuk tulang punggung gula-fosfat. Tulang punggu gula fosfat
kemudian mengikat basa DNA melalui ikatan kovalen membentuk rantai panjang. Deoksiribosa, atau
l 2-deoksiribosa, adalah monosakarida dengan rumus idealH−(C=O)−(CH2)−(CHOH)3−H. merupakan
jenis gula deoksi, yang berarti bahwa deoksiribosa berasal dari gula ribosa dengan hilangnya atom
oksigen

Deoksiribosa membentuk ikatan kovalen dengan basa nitrogen melalui ikatan glikosidik, membentuk
unit dasar yang disebut nukleosida. Nukleosida ini kemudian bersama-sama dengan gugus fosfat
membentuk nukleotida, yang merupakan blok bangunan utama DNA. Gugus fosfat berperan dalam
membentuk ikatan fosfodiester antara molekul-molekul deoksiribosa yang berdekatan. Ikatan ini
terbentuk melalui reaksi kondensasi antara gugus fosfat pada satu nukleotida dengan gugus hidroksil
pada gula deoksiribosa nukleotida berikutnya. Proses ini menghasilkan rangka polimer yang disebut
polinukleotida.

b. Purin dan pirimidin adalah basa nitrogen bagian dalam DNA dan RNA yang mencetak dua rupa
pokok nukleotida.
Purin merupakan basa nitrogen dalam DNA dan RNA yang memiliki struktur cincin heterosiklik. Purin
dapat berupa adenine, guanine, xanthine, hypoxanthine yang mempunyai peranan luas dalam
berbagai macam proses biokimia di dalam tubuh (Yenrina. 2001)

Dua basa purin yang ditemukan dalam nukleotida DNA dan RNA adalah adenin (A) dan guanin (G).

Karakteristik basa purin:

Adenin (A): Adenin adalah salah satu dari empat basa nitrogen yang membentuk dasar DNA. Adenin
selalu berpasangan dengan timin (T) dalam molekul DNA melalui dua ikatan hidrogen, membentuk
pasangan A-T. Dalam molekul RNA, adenin berpasangan dengan urasil (U) melalui dua ikatan
hidrogen.

Guanin (G): Guanin adalah basa purin lainnya yang membentuk dasar DNA dan RNA. Dalam molekul
DNA, guanin selalu berpasangan dengan sitosin (C) melalui tiga ikatan hidrogen, membentuk
pasangan G-C. Dalam molekul RNA, guanin berpasangan dengan sitosin (C) melalui tiga ikatan
hidrogen juga.

Pirimidin adalah senyawa aromatik sederhana yang tersusun dari atom karbon dan nitrogen dalam
cincin beranggota enam. Istilah pirimidin juga digunakan untuk merujuk pada turunan pirimidin,
terutama tiga basa nitrogen yang, bersama dengan dua purin, adalah bahan penyusun dari asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Basa nitrogen pirimidin berasal dari senyawa
organik pirimidin melalui penambahan berbagai gugus fungsi. Pirimidin senyawa aromatik, dan
turunannya, ada di mana-mana. Mereka ditemukan dalam asam nukleat, vitamin, asam amino,
antibiotik, alkaloid, dan berbagai racun. Turunan-turunan ini memainkan berbagai fungsi, dari
produksi asam amino dan protein, berkontribusi terhadap kesehatan organisme, menyediakan nutrisi
penting, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, atau memusuhi dan menghancurkan sel-sel.

Tiga basa nitrogen pirimidin, timin (T), sitosin (C), dan urasil (U), adalah bentuk modifikasi dari
senyawa pirimidin aromatik. Mereka terdiri dari cincin beranggota enam dengan dua atom nitrogen
dan empat atom karbon, tetapi bukannya cincin aromatik dengan ikatan ganda dan tunggal
bergantian mereka semua memiliki keton (gugus karbonil) pada atom karbon 2 ((karbon antara dua
atom nitrogen). Penambahan ikatan rangkap ini menghilangkan ikatan dari cincin, menghasilkan dua
ikatan rangkap dan empat ikatan tunggal.

Citosin (C): Citosin adalah basa pirimidin yang terdapat dalam DNA dan RNA. Dalam molekul DNA,
citosin selalu berpasangan dengan guanin (G) melalui tiga ikatan hidrogen, membentuk pasangan G-
C. Dalam molekul RNA, citosin berpasangan dengan guanin (G) melalui tiga ikatan hidrogen juga.

Timin (T): Timin adalah basa pirimidin yang khusus terdapat dalam DNA. Dalam molekul DNA, timin
selalu berpasangan dengan adenin (A) melalui dua ikatan hidrogen, membentuk pasangan A-T. Timin
tidak hadir dalam molekul RNA, dan di dalam RNA, urasil menggantikan peran timin.

Urasil (U): Urasil adalah basa pirimidin yang terdapat dalam RNA. Dalam molekul RNA, urasil
berpasangan dengan adenin (A) melalui dua ikatan hidrogen, membentuk pasangan A-U. Urasil tidak
hadir dalam molekul DNA, dan di dalam DNA, timin menggantikan peran urasil.

DNA (deoxyribonucleic acid) adalah molekul yang menyimpan informasi genetik dari semua makhluk
hidup. DNA terdiri dari dua untai yang saling berpilin membentuk struktur heliks ganda. Setiap untai
DNA tersusun dari satuan-satuan yang disebut nukleotidaMolekul deoksiribosa dan fosfat adalah dua
komponen utama yang membentuk struktur dasar nukleotida, yang pada gilirannya merupakan
bangunan pembentuk DNA.Nukleotida terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gula deoksiribosa,
fosfat, dan basa nitrogenGula deoksiribosa berikatan dengan fosfat melalui ikatan kovalen untuk
membentuk rangkaian yang disebut tulang punggung gula-fosfat. Fosfat Fosfat adalah gugus kimia
yang terdiri dari satu atom fosforus dan empat atom oksigen. Fosfat berperan sebagai penghubung
antara gula deoksiribosa pada untai DNA. Secara keseluruhan, deoksiribosa dan fosfat bersama-sama
membentuk nukleotida, yang merupakan monomer yang bergabung membentuk rantai polimer
DNA. Struktur ini memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi genetik dan menyediakan dasar
untuk pewarisan genetik dalam organisme hidup. Kombinasi keduanya dalam DNA membentuk
struktur heliks ganda yang khas, yang memberikan kestabilan dan keseimbangan dalam menjalankan
fungsi-fungsi biologis DNA.

Struktur DNA memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap fungsinya sebagai penyimpan informasi
genetik. Struktur heliks ganda DNA membawa informasi genetik dalam bentuk urutan khusus dari
empat basa nitrogen (adenin, timin, guanin, dan sitosin).

2.REPLIKASI DNA

Replikasi merupakan peristiwa sintesis DNA (autokatalisis) karena DNA mampu mensisntesis diri
sendiri. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai
nukleotida lama melalui proses menggunakan komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan
suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama, proses yang terjadi tersebut
dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase, dan ligase (Necel, 2009).
a.Replikasi DNA secara semi konservatif

Replikasi DNA bersifat semikonservatif, yaitu kedua untai tunggal DNA bertindak sebagai cetakan
untuk pembuatan untai-untai DNA baru; seluruh untai tunggal cetakan dipertahankan dan untai yang
baru dibuat dari nukleotida-nukleotida (Necel, 2009).

Replikasi DNA secara semi-konservatif adalah suatu proses dimana saat molekul DNA mengalami
replikasi, setiap molekul hasil replikasi terdiri dari satu untai yang baru dan satu untai yang berasal
dari molekul asal (parental).

Komponen Penting dalam Replikasi

-Replikasi bahan genetik ditentukan oleh beberapa komponen utama yaitu (Amir, dkk, 2010):

-DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.

-Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP. Deoksi ribonukleotida terdiri atas
tiga komponen yaitu basa purin atau pirimidin, gula 5-karbon (deoksiribosa) dan gugus fosfat.

-Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisis proses polimerisasi nukleotida
menjadi untaian DNA. Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang baru
terbentuk, membetulkan setiap kesalahan replikasi, dan memperbaiki DNA yang rusak. Adanya
fungsi tersebut menjadikan rangkaian nukleotida DNA sangat stabil dan mutasi jarang terjadi (Desy,
2010).

-Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai replikasi DNA.

-Enzim pembuka ikatan untaian induk, yaitu enzim helikase dan enzim girase.

-Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka, yaitu protein SSB (single
strand binding protein).

-Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung fragmen-fragmen DNA

Tahapan-tahapan dalam replikasi DNA secara konservatif:

-Pembukaan Heliks:

Proses dimulai dengan pembukaan heliks ganda DNA pada titik awal replikasi, yang disebut sebagai
replikasi ori (origin of replication). Enzim-enzim seperti helikase membantu membuka heliks ini
dengan meruntuhkan ikatan hidrogen antara pasangan basa nitrogen.

-Pembentukan Replication Fork:

Setelah heliks terbuka, terbentuklah dua garpu replikasi (replication fork), yang merupakan area di
mana untai-untai DNA terpisah. Replication fork bergerak maju saat replikasi berlangsung.
-Penggabungan Nukleotida Baru:

Setelah pembukaan heliks, enzim polimerase DNA membantu menambahkan nukleotida baru ke
dalam untai-untai yang sedang tumbuh. Nukleotida ini bersesuaian dengan basa nitrogen pada untai
asal DNA.

-Pembentukan Untai Baru:

Seiring berlangsungnya replikasi, terbentuklah dua untai baru DNA. Setiap untai baru terbentuk
dengan menambahkan nukleotida baru secara komplementer ke untai asal. Akibatnya, setiap
molekul DNA hasil replikasi terdiri dari satu untai yang berasal dari molekul asal dan satu untai yang
baru disintesis.

b.SIGNIFIKASI REPLIKASI

Replikasi DNA merupakan proses biologis yang terjadi pada semua organisme (makhluk hidup),
ketika sebuah molekul DNA menghasilkan dua salinan identik DNA.

Replikasi DNA memiliki peran penting dalam pewarisan genetik, yaitu proses transfer informasi
genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya pada organisme hidup. Replikasi DNA memastikan
bahwa setiap sel anak yang terbentuk selama pembelahan sel mengandung salinan identik dari
informasi genetik yang terdapat pada sel induk. Ini memungkinkan pewarisan sifat-sifat genetik dari
satu generasi ke generasi berikutnya, Replikasi DNA adalah kunci kelangsungan hidup suatu spesies.
Tanpa replikasi yang akurat, informasi genetik dapat hilang atau rusak dari satu generasi ke generasi
berikutnya, mengancam kelangsungan hidup suatu populasi atau spesies, Replikasi DNA
memungkinkan pertumbuhan dan perbaikan sel. Sel-sel berkembang melalui pembelahan sel, dan
untuk melakukan hal ini, informasi genetik harus diteruskan kepada sel anak. Selain itu, replikasi DNA
memungkinkan perbaikan DNA yang rusak atau terpapar oleh faktor-faktor eksternal seperti radiasi
atau bahan kimia.

Kesalahan dalam repllikasi DNA:


Selama replikasi DNA, DNA polimerase menambahkan nukleotida komplementer ke untai DNA yang
baru disintesis berdasarkan nukleotida dalam untai DNA lama. Pola pasangan basa yang umum
adalah pasangan basa adenin dengan pasangan basa guanin dan sitosin dengan timin.

Sebagian besar kesalahan replikasi terjadi karena salah pasang nukleotida non-tautomerik seperti
pasangan basa adenin dengan sitosin dan timin dengan guanin. Pergeseran kecil pada posisi
nukleotida di ruang ditoleransi oleh heliks ganda DNA. Jenis mispairing basis dikenal sebagai
goyangan.Beberapa kesalahan replikasi terjadi karena pergeseran tautomerik nukleotida yang masuk.
Baik purin, maupun pirimidin, dapat ada dalam berbagai bentuk kimia yang dikenal sebagai tautomer

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNAmaupun RNA), baik pada taraf
urutan gen (disebut mutasi titik) maupunpada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal
biasanya disebutaberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru.
(Warmadewi, 2017)

Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yangdiwariskan kepada
keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan replikasimateri genetika selama pembelahan
sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atauvirus, atau dapat terjadi selama proses meiosis. Tetapi
ada juga mutasi yang tidak jelas mutagennya, yang diperkirakan hanya karena suatu kealpaan atau
kekeliruansuatu proses metabolisme dalam sel. Hal ini terjadi karena adanya ilmu kemungkinan,
bukan karena pengaruh luar tetapi karena kebetulan belaka. Mutasibelum tentu menimbulkan
perubahan mendadak pada fenotip

Kesalahan replikasi dapat mengakibatkan mutasi, yaitu perubahan dalam urutan basa nitrogen pada
molekul DNA. Mutasi dapat terjadi saat nukleotida yang salah dimasukkan selama replikasi, atau
ketika terjadi perubahan struktur kimia pada nukleotida. Meskipun sebagian besar mutasi tidak
berdampak atau memiliki dampak yang sangat kecil, beberapa mutasi dapat menyebabkan
perubahan signifikan dalam sifat-sifat organisme
3.Transkripsi

a.definisi dan proses

Transkripsi DNA merupakan langkah dalam dogma sentral atau sintesis protein dengan DNA untuk
ditranskripsi hingga menjadi RNA, hal ini dilakukan sebelum mengkonversi ke molekul protein.

Jenis-jenis Transkripsi DNA

Terdapat dua jenis transkripsi pada organisme yaitu :

-Transkripsi Prokariota

Prokariota adalah sejenis organisme bersel tunggal yang belum memiliki organel membran dan
membran inti. Gen DNA prokariota akan diawali dengan promoter dan berakhir pada terminator
dimana kedua gen tersebut adalah basa nukleotida yang tidak merupakan bagian RNA yang akan
diterjemahkan.

Transkripsi pada bakteri akan dimulai pada saat enzim polimerase menempel di bagian promoter
dimana hal tersebut adalah sebuah pertanda bahwa proses transkripsi akan dimulai. Proses pertama
diawali dengan pembukaan rantai ganda RNA oleh enzim polimerase dimana proses ini nantinya akan
memungkinkan terciptanya RNA.

-Transkripsi Eukariota
Eukariota merupakan suatu organisme selain gagang dan bakteri yang memiliki struktur DNA yang
kompleks dikarenakan ukurannya yang panjang yang terdapat dalam sel. RNA polimerase yang
terdapat pada prokariota tidak mampu bekerja sendiri, sehingga enzim tersebut akan dibantu oleh
beberapa faktor transkripsi.

Pada tahap inisiasi transkripsi DNA akan diawali dengan menempelnya faktor transkripsi tersebut
pada promoter dimana promoter akan memicu menempelnya RNA polimerase yang akan
membentuk kompleks inisiasi transkripsi. Sehingga, rantai ganda akan terbuka yang dibantu oleh
RNA polimerase.

Proses selanjutnya adalah berlangsungnya percetakan DNA yang dibantu oleh RNA polimerase
hingga terbentuknya urutan nukleotida AAUAAA pada urutan akhir RNA. Setelah itu, nukleotida akan
terpotong oleh suatu enzim sehingga RNA akan terlepas

Tahapan-tahapan daam transkripsi DNA:

-inisiasi

Inisiasi merupakan proses pertama dalam proses transkripsi DNA yang biasa disebut dengan
promoter dimana daerah tersebut menjadi tempat melekatnya RNA polimerase sebagai area
memulainya transkripsi.

RNA polimerase akan berikatan dengan promoter dan protein hingga menjadi faktor transkripsi.
Sekumpulan RNA polimerase, protein, dan faktor transkripsi akan bergabung menjadi inisiasi
transkripsi.

-Elongasi

Elongasi merupakan proses dimana jalinan rantai ganda DNA terbuka, sehingga RNA polimerase akan
menyusun untaian-untaian nukleotida yang terkandung di dalamnya pada arah 5’ ke arah 3’.
Pada tahap ini nantinya, RNA akan tumbuh memanjang dikarenakan pasangan basa nitrogen DNA
akan terbentuk. Hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan basa purimidin timin, sehingga RNA akan
membentuk pasangan urasil dan adenin.

-Terminasi

Terminasi merupakan proses terakhir yang terjadi selama berlangsungnya transkripsi DNA dimana
untaian RNA akan berakhir di area terminator.

Akhir dari proses transkripsi DNA akan terjadi penyatuan rantai sehingga RNA polimerase terlepas
dari DNA. Pelepasan tersebut akan membentuk RNA yang baru berupa mRNA.Dalam proses
transkripsi DNA sel prokariotik, hasil transkripsi DNA yang telah membentuk RNA akan mengambil
peran sebagai mRNA.Sementara itu, RNA yang merupakan hasil transkripsi gen yang berfungsi
sebagai pengantar kode protein dari sel prokariotik akan berperan sebagai mRNA fungsional atau
aktif. Tentu saja proses ini telah melewati proses khusus terlebih dahulu.Proses yang terjadi pada
mRNA tersebut akan memiliki urutan-urutan basa nitrogen komplemen atau berpasangan yang
terbaca dari pesan genetik DNA.

RNA polimerase ialah enzim penting yang terlibat dalam proses transkripsi, di mana ia
memangkinkan sintesis molekul RNA daripada templat DNA. Ia memainkan peranan penting dalam
pemindahan maklumat genetik daripada DNA kepada RNA

Fungsi RNA polymerase:

-Permulaan Transkripsi: RNA polimerase mengenali dan mengikat urutan DNA tertentu yang
dipanggil promoter, yang menandakan titik permulaan untuk transkripsi. Ia memulakan sintesis
rantai RNA dengan menambahkan nukleotida pertama pada untaian RNA yang semakin meningkat.

-Pemanjangan Strand RNA: Sebaik sahaja transkripsi dimulakan, polimerase RNA bergerak di
sepanjang helai templat DNA dan mensintesis molekul RNA yang menjadi pelengkap kepada jujukan
DNA. Proses ini dipanggil pemanjangan. RNA polimerase boleh menambah nukleotida kepada
rantaian RNA yang semakin meningkat, memanjangkannya dalam arah 5' hingga 3'.

-Penamatan Transkripsi: RNA polimerase mengiktiraf urutan DNA tertentu pada akhir gen, yang
dikenali sebagai terminator. Urutan ini menandakan penamatan transkripsi, dan polimerase RNA
melepaskan molekul RNA yang baru disintesis dan terlepas daripada templat DNA.

-Pengeluaran mRNA: Salah satu produk utama RNA polimerase ialah messenger RNA (mRNA). mRNA
membawa maklumat genetik daripada DNA ke ribosom, di mana ia berfungsi sebagai templat untuk
sintesis protein semasa terjemahan.

-Gen RNA bukan pengekodan: Polimerase RNA menyalin pelbagai gen RNA bukan pengekodan, yang
menghasilkan molekul RNA berfungsi yang tidak diterjemahkan ke dalam protein. Contohnya
termasuk pemindahan RNA (tRNA) yang membantu menggabungkan asid amino tertentu ke dalam
rantai polipeptida yang semakin meningkat semasa terjemahan, dan RNA ribosom (rRNA) yang
membentuk komponen struktur ribosom yang terlibat dalam sintesis protein. Gen RNA bukan
pengekodan lain, seperti mikroRNA, memainkan peranan penting dalam mengawal selia aktiviti gen.

-RNA pemangkin: RNA polimerase juga boleh mentranskripsikan molekul RNA pemangkin yang
dikenali sebagai ribozim. Molekul RNA ini mempamerkan aktiviti enzimatik dan boleh memangkinkan
tindak balas biokimia tertentu.
b.Jenis RNA

-mRNA atau Messenger RNA

mRNA berfungsi menyalin kode genetik dari DNA ke dalam bentuk yang dapat dibaca dan digunakan
untuk membuat protein. mRNA membawa informasi genetik dari inti ke sitoplasma sel.

- rRNA atau ribosom RNA

rRNA terletak di sitoplasma sel, tempat ribosom ditemukan. rRNA berfungsi mengarahkan
terjemahan mRNA menjadi protein.

- tRNA atau transfer RNA

Seperti rRNA, tRNA terletak di sitoplasma dan terlibat dalam sintesis protein. tRNA berfungsi
membawa atau mentransfer asam amino ke ribosom yang sesuai dengan masing-masing kodon rRNA
tiga nukleotida. Asam amino kemudian dapat bergabung bersama dan diproses untuk membuat
polipeptida dan protein.

4.Translasi

a.Definisi

Translasi DNA adalah proses penggabungan antar asam amino atau polipeptida kedalam dalam
bentuk rantai asam amino untuk kemudian dilipat menjadi protein. Translasi DNA dilakukan dalam
sel sitoplasma oleh mRNA.Tahapan modifikasi mRNA adalah dengan menghilangkan bagian yang
tidak diinginkan dari molekul serta melindungi unjung molekul mRNA untuk diigabungkan dengan
molekul lain. Translasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan molekul dengan memiliki
sifat yang diinginkan oleh pembuatnya.

b. tahapan-tahapan dari translasi

Inisiasi

Inisiasi adalah tahapan dimana molekul mRNA melakukan pengikatan dengan ribosom pada situs
tertentu, pengikatan ini terjadi setelah mRNA telah melalui tahapan modifikasi molekul. Dalam
tahapan ini banyak memanfaatkan molekul tRNA sebagai penerjemahan dan mengenali urutan
kodon yang sesuai pada molekul mRNA.

Elongasi

Pada saat ribosom bergerak dalam urutan molekul mRNA, akan terjadi pemindahan lokasi yakni
molekul tRNA yang berada pada situs P akan dilepaskan dari situsnya. Setalah pelepasan molekul ini,
maka menyebabkan molekul tRNA pada situs A akan berpindah lokasi ke situs P dari ribosom
tersebut mengganti molekul yang dilepaskan.

Terminasi

Adanya pertumbuhan yang berkelanjutan dalam proses pembentukan rantai protein tersebut. Rantai
molekul yang baru akan terbentuk dengan memiliki sifat yang berbeda dari awalnya karena terus
mengalami modifikasi menjadi sifat yang sesuai dengan harapan awal pembuatannya.
5.mutasi

a.pengertian dan jenis-jenisnya

Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yang diwariskan kepada
keturunannya. Tujuan mutasi adalah menghadapi perubahan alam yang sewaktu-waktu akan timbul.
Kalau perubahan sudah muncul, ada dua kemungkinan yang dapat timbul yaitu:1) sifat yang
bermutasi lebih mudah beradaptasi dibandingkan dengan sifat yang asli, sehingga karakter asli
kemungkinan hilang dari peredaran, 2) sifat yang bermutasi tidak cocok terhadap lingkungan yang
baru, sehingga individu atau populasi suatu spesies yang memilikinya akan susut atau punah.
Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa cocok atau tidaknya bagi individu yang bermutasi
tergantung pada daerah dimana individu atau populasi tersebut tinggal.

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik(DNA maupun RNA), baik pada taraf
urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal
biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi
dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies

Jenis-jenis mutasi:

Substitusi: Menggantikan satu elemen dengan elemen lainnya. Dalam konteks linguistik, ini dapat
berarti mengganti satu kata dengan kata lain atau mengganti frase dengan frase yang berbeda.

Delesi : Menghapus atau menghilangkan elemen, seperti huruf, kata, atau frasa, dari teks atau
struktur linguistik.

Inseri : Menambahkan elemen, seperti kata atau huruf, ke dalam teks atau struktur linguistik.

b.Penyebab mutasi

Mutagen bahan fisika

Contoh mutagen bahan fisika adalah sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma. Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik
adalah radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi pengion dan
radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi berenergi tinggi sedangkan radiasi bukan
pengion adalah radiasi berenergi rendah. Contoh radiasi pengion adalah radiasi sinar X, sinar gamma,
radiasi sinar kosmik. Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi sinar UV. Radiasi pengion mampu
menembus jaringan atau tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara radiasi bukan
pengion hanya dapat menembus lapisan sel-sel permukaan karena berenergi rendah. Radiasi sinar
tersebut akan menyebabkan perpindahan elektron-elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Atom-atom yang memiliki elektron-elektron sedemikian dinyatakan tereksitasi. Molekul-molekul
yang mengandung atom yang berada dalam keadaan tereksitasi maupun terionisasi secara kimiawi
lebih reaktif daripada molekul yang memiliki atom-atom yang berada dalam kondisi stabil. Aktivitas
yang meningkat tersebut mengundang terjadinya sejumlah reaksi kimia, terutama mutasi. Radiasi
pengion dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi,
duplikasi, insersi, translokasi serta fragmentasi kromosom umumnya.
Mutagen bahan kimia

Contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi
terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel
pada anafase.Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi disebut juga mutagen
kimiawi. Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi 3 kelompok, yaitu analog basa,
agen pengubah basa, agen penyela.

Mutagen bahan biologi

virus dan bakteri diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat
menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.

c.peran mutase gen dalam evolusi

Mutasi gen merupakan faktor utama dalam proses perubahan genetik yang terjadi dari waktu ke
waktu.

-Mutasi gen merupakan faktor utama dalam proses perubahan genetik yang terjadi dari waktu ke
waktu. Mutasi gen adalah proses yang menyebabkan perubahan pada komposisi genetik organisme
(suatu organisme dapat mengalami perubahan genetik karena mutasi gen). Mutasi gen dapat
menyebabkan organisme berkembang lebih cepat, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan
mengadaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mutasi gen dapat menyebabkan
perubahan jumlah gen, struktur gen, atau komposisi gen.

Mutasi gen adalah mekanisme yang paling penting dalam evolusi. Mutasi gen dapat menyebabkan
perubahan genetik yang dapat menciptakan organisme baru dengan karakteristik yang berbeda.
Mutasi gen adalah mekanisme yang sering membantu organisme untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Mutasi gen juga merupakan faktor utama
dalam pemilihan alami, di mana organisme yang memiliki gen yang lebih sesuai dengan
lingkungannya akan lebih mampu bertahan dan berkembang biak.

-Mutasi gen dapat menyebabkan organisme mengalami perubahan genetik yang dapat mengubah
fenotip, atau ciri fisik organisme.

Mutaasi gen merupakan proses yang mengubah struktur genetik suatu organisme. Mutasi gen
merupakan bagian dari mekanisme evolusi yang menyebabkan perubahan genetik pada organisme.
Mutasi merupakan proses yang bisa menyebabkan organisme mengalami perubahan fisik dan
genetik, yang disebut fenotip. Mutasi gen dapat terjadi secara alami atau diinduksi oleh faktor
lingkungan.

Mutasi gen dapat menyebabkan organisme mengalami perubahan genetik yang dapat mengubah
fenotip, atau ciri fisik organisme. Mutasi gen dapat menyebabkan perubahan pada bagian-bagian
DNA, seperti insersi, deleksi, translokasi, dan permutasi. Perubahan-perubahan ini dapat secara
langsung atau tidak langsung memengaruhi struktur dan fungsi gen, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan organisme mengalami perubahan fenotip. Hal ini dikarenakan perubahan-perubahan
genetik yang terjadi akibat mutasi dapat mengubah produksi zat-zat biologis yang dapat berdampak
pada fenotip organisme.
Mutasi gen juga dapat menyebabkan organisme mengembangkan sifat baru yang memungkinkan
mereka untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sekali mutasi terjadi, organisme menjadi lebih
berbeda dari organisme-organisme lainnya dalam satu populasi. Perubahan-perubahan yang terjadi
dapat mengubah struktur dan fungsi pada organisme, sehingga meningkatkan ketahanannya
terhadap perubahan lingkungan. Jika organisme memiliki sifat baru yang membantunya untuk
beradaptasi dengan lingkungannya, maka sifat tersebut akan dipilih oleh seleksi alam dan akhirnya
akan diwariskan ke generasi selanjutnya.

Mutasi gen juga dapat menyebabkan organisme memiliki sifat baru yang membuat mereka lebih
kompetitif untuk bertahan hidup. Jika organisme memiliki sifat yang meningkatkan kompetitifnya,
maka organisme tersebut akan lebih mungkin untuk bertahan dan menghasilkan keturunan yang
menyebarkan sifat yang sama.

Mutasi gen merupakan salah satu mekanisme evolusi yang penting. Mutasi gen menyebabkan
perubahan genetik yang dapat mengubah fenotip dan juga memungkinkan organisme untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan ini juga memungkinkan organisme untuk
memiliki sifat baru yang membuat mereka lebih kompetitif. Mutasi merupakan bagian yang penting
dari mekanisme evolusi dan memainkan peran yang penting dalam menentukan tingkat keberhasilan
suatu organisme dalam beradaptasi dengan lingkungannya.

- Mutasi gen dapat meningkatkan resistensi spesies terhadap penyakit tertentu dan juga
meningkatkan kemampuan organisme untuk bertahan hidup di lingkungan yang berubah.

Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada sekuen DNA yang mengubah struktur gen. Mutasi ini
dapat mengubah cara gen berfungsi dan mengakibatkan perubahan pada organisme. Mutasi gen
merupakan faktor penting dalam proses evolusi karena dapat menyebabkan variasi dan
memungkinkan organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah.

Dalam proses evolusi, mutasi gen dapat memainkan peran penting untuk meningkatkan adaptasi dan
resistensi organisme terhadap penyakit tertentu dan juga meningkatkan kemampuan organisme
untuk bertahan hidup di lingkungan yang berubah. Mutasi gen dapat meningkatkan resistensi spesies
terhadap penyakit tertentu dengan memungkinkan organisme untuk menyesuaikan diri dengan
patogen yang berbeda. Mutasi gen dapat menyebabkan perubahan kimia pada permukaan sel yang
dapat mengurangi kemampuan patogen untuk mengikat sel dan menyebabkan infeksi. Mutasi gen
juga dapat mengubah protein yang dapat berperan dalam mengurangi kemampuan patogen untuk
bertahan dalam organisme.

- Mutasi gen juga dapat menghasilkan variasi genetik yang dapat meningkatkan kemungkinan
organisme untuk bertahan hidup.

Mutasi gen merupakan salah satu mekanisme evolusi yang penting. Mutasi gen dapat terjadi karena
berbagai penyebab seperti radiasi, mutagen, atau kesalahan replikasi DNA. Mutasi gen terjadi ketika
ada perubahan pada komposisi genetik suatu organisme. Mutasi gen dapat menyebabkan berbagai
efek, termasuk penambahan atau penghapusan karakteristik tertentu dari organisme.

Pertama, mutasi gen dapat menghasilkan variasi genetik. Variasi genetik adalah perbedaan genetik
yang ada antara organisme yang berbeda. Variasi genetik dapat dihasilkan oleh mutasi gen ketika ada
perubahan pada komposisi genetik suatu organisme. Variasi genetik ini dapat menyebabkan
organisme menunjukkan perbedaan dalam bentuk, karakteristik, dan perilaku. Variasi genetik ini juga
dapat menyebabkan organisme memiliki kemungkinan adaptasi yang lebih baik untuk lingkungan
mereka.
Kedua, mutasi gen dapat menyebabkan evolusi adaptif. Evolusi adaptif adalah proses evolusi di mana
organisme memiliki perubahan fenotip yang lebih sesuai dengan lingkungan mereka. Evolusi adaptif
dapat terjadi karena mutasi gen menghasilkan variasi genetik baru yang dapat meningkatkan
kemampuan organisme untuk bertahan hidup. Dengan demikian, mutasi gen memungkinkan
organisme untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan meningkatkan kesempatan untuk
bertahan hidup.

Ketiga, mutasi gen juga dapat menyebabkan evolusi speciasi. Speciasi adalah proses evolusi di mana
organisme beradaptasi secara berbeda dengan organisme lain dan menghasilkan spesies baru yang
berbeda. Mutasi gen dapat menyebabkan perubahan genetik yang dapat menyebabkan organisme
menunjukkan sifat reproduksi yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan organisme berada dalam
populasi yang berbeda dan menghasilkan spesies baru.

Keempat, mutasi gen juga dapat menghasilkan variasi genetik yang dapat meningkatkan
kemungkinan organisme untuk bertahan hidup. Mutasi gen dapat menyebabkan perubahan genetik
yang dapat meningkatkan kemampuan organisme untuk bertahan hidup. Mutasi gen dapat
menyebabkan organisme memiliki sifat-sifat baru yang dapat membantu mereka untuk bertahan
dalam lingkungan yang berubah. Varian genetik yang dihasilkan oleh mutasi gen dapat meningkatkan
ketahanan organisme terhadap penyakit, lingkungan yang tidak menguntungkan, atau predasi yang
berbahaya. Dengan demikian, mutasi gen dapat meningkatkan kemungkinan organisme untuk
bertahan hidup.

Mutasi gen dapat menyebabkan organisme mengalami perubahan yang dapat meningkatkan
kemungkinan organisme untuk bertahan hidup dan berkembang.

Mutasi gen adalah perubahan pada komposisi genetik organisme yang dapat terjadi secara spontan
atau disebabkan oleh faktor luar, seperti radiasi, cahaya matahari, zat kimia, dll. Mutasi ini dapat
menyebabkan perubahan fenotipik, yaitu perubahan yang ditunjukkan oleh organisme. Mutasi gen
adalah faktor utama dalam mekanisme evolusi, yaitu proses di mana organisme berubah dengan
waktu, menjadi lebih sesuai dengan lingkungannya.

Mekanisme evolusi dimulai dengan mutasi gen, yang dapat mengubah komposisi genetik suatu
organisme. Selanjutnya, mutasi ini dapat menyebabkan perubahan fenotipik, yang dapat disebut
sebagai variabilitas. Variabilitas ini dapat menjadi berguna bagi organisme karena dapat
meningkatkan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Perubahan yang disebabkan oleh mutasi gen dapat menyebabkan organisme mengalami perubahan
yang dapat meningkatkan kemungkinan organisme untuk bertahan hidup dan berkembang.
Perubahan ini dapat bervariasi, mulai dari perbedaan kecil hingga perubahan yang besar. Perubahan
yang lebih besar dapat menyebabkan organisme menjadi lebih sesuai dengan lingkungan, dan
karenanya, memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Selain itu, mutasi gen dapat menyebabkan organisme mengembangkan beberapa kombinasi gen
yang sebelumnya tidak ada dalam populasi. Ini menyebabkan organisme memiliki peluang untuk
mengembangkan kombinasi gen yang lebih unik dan berbeda daripada yang dimiliki oleh organisme
lain. Hal ini dapat meningkatkan ketahanan organisme dan meningkatkan kesempatan untuk
memiliki keturunan yang lebih sehat dan lebih adaptif.

Ketika mutasi gen menyebabkan perubahan yang meningkatkan peluang organisme untuk bertahan
dan berkembang, hal ini disebut sebagai seleksi alam. Seleksi alam adalah proses di mana organisme
yang memiliki kombinasi gen yang paling kompatibel dengan lingkungannya lebih mungkin untuk
bertahan dan berkembang. Jadi, mutasi gen adalah faktor yang sangat penting dalam mekanisme
evolusi, karena dapat menyebabkan organisme mengalami perubahan yang dapat meningkatkan
kemungkinan organisme untuk bertahan hidup dan berkembang.

- Mutasi gen merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi pada mekanisme evolusi.

Mekanisme evolusi merupakan proses yang menjelaskan bagaimana spesies berubah secara
bertahap dan berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mutasi gen merupakan
salah satu faktor penting yang berkontribusi pada mekanisme evolusi. Mutasi adalah perubahan
struktur genetik yang terjadi pada sebuah organisme. Mutasi gen akan mempengaruhi sifat
organisme, yang akan memengaruhi cara organisme berkembang biak dan bertahan hidup.

Mutasi gen dapat terjadi dalam berbagai cara, termasuk kerusakan, perubahan, atau bahkan
pembuatan baru. Umumnya, terjadi akibat kerusakan atau perubahan pada kromosom atau gen.
Mutasi gen dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk radiasi, zat kimia, ataupun presipitasi.
Mutasi dapat berupa konversi dari satu gen ke gen lain, perubahan satu atau lebih basa nitrogen,
atau penambahan atau pengurangan satu atau lebih basa nitrogen.

Mutasi gen memiliki konsekuensi beragam bagi mekanisme evolusi. Mutasi dapat menyebabkan
organisme berubah secara fisik ataupun perilaku. Hal ini akan memengaruhi cara organisme
berinteraksi dengan lingkungannya, serta memengaruhi kompetisi dan predasi. Mutasi dapat
menyebabkan organisme menyimpan informasi genetik yang berbeda, yang akan berpengaruh
terhadap kemampuannya untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Di samping itu, mutasi gen juga memberi kesempatan bagi organisme untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya secara efektif. Mutasi dapat menyebabkan adaptasi spesifik dalam organisme,
yang berarti bahwa organisme dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Contohnya, jika sebuah organisme mengalami mutasi gen yang
memungkinkan organisme itu untuk menggunakan sumber energi baru, maka organisme tersebut
akan lebih mampu bertahan hidup dalam lingkungan baru tersebut.

Mutasi gen juga menyediakan sumber gen yang berbeda bagi organisme, yang akan memberi
organisme kesempatan untuk berevolusi. Mutasi gen dapat menyebabkan organisme memiliki ciri-
ciri unik yang akan memudahkan organisme beradaptasi dengan lingkungannya. Ini akan
memberikan organisme keunggulan kompetitif yang akan memungkinkan organisme untuk bertahan
hidup dan berkembang biak lebih baik daripada organisme lain.

Mutasi gen merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi pada mekanisme evolusi. Mutasi
gen dapat menyebabkan organisme mengalami perubahan fisik dan perilaku yang akan
memengaruhi adaptasi dan kesetimbangan ekologi. Mutasi gen juga dapat menyediakan sumber gen
yang berbeda bagi organisme, yang dapat membantu organisme beradaptasi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, mutasi gen dapat menjadi salah satu faktor kunci yang memungkinkan organisme
berevolusi dan bertahan hidup.

Anda mungkin juga menyukai