Anda di halaman 1dari 8

Nama : Regina Caely Tata Trydia

NIM : 858847376
Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu di SD
POKJAR : Salut Blitar
Semester :1

Jawaban Pertanyaan:
1. Aliran progresivisme menekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. Dalam proses
belajar siswa diharapkan mampu memecahkan suatu permasalahan yang telah diberikan.

Aliran Konstruktivisme menekankan pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam


pembelajaran.

Aliran humanism melihat siswa dari segi keunikan, potensi, dan motivasi yang dimiliki oleh
siswa.

2. Model jarring laba-laba adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan


pendekatan tematik.
Kekuatan model pembelajaran jarring laba-laba:
 Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sanga
diminati.
 Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
 Mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema dalam semua
bidang isi pelajaran.
Kelemahan model pembelajaran jarring laba-laba:
 Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah
menyeleksi tema.
 Kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna
secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
 Dalam pembelajaran guru lebih focus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
Contoh dari model jarring laba-laba adalah ketika dalam pembelajaran di kelas materi yang
diambil berasal dari berbagai jenis mata pelajaran, namun memiliki tema yang satu dan sub
tema yang sama. Seperti : tema: Lingkungan. Sub tema: IPA: populasi penduduk
berpengaruh pada kelestarian lingkungan. B.INA: tuturkata yang baik dalam lingkungan
sosial. IPS: keragaman sosial dan budaya dalam menjaga lingkungan sekitar. PKn:
bergotong royong dalam menjaga lingkungan rumah dan sekolah.

Model Keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja


diusahakan untuk menggabungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topic
lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu
hari dengan tugas-tugas yang dilakukan di hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari
dalm satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam
satu mata pelajaran.
Kekuatan model keterhubungan:
 Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan
tentang gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus
pada satu aspek.
 Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa terus menerus sehingga terjadi
internalisasi.
 Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilisasi ide secara berangsur-
angsur dan mempermudah transfer atau perpindahan ide-ide tersebut dalam
memecahkan masalah.
Kelemahan model keterhubungan:
 Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan Nampak tidak
terkait, waklaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran
(interdisiplin)
 Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran
tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antar mata pelajaran.
 Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam suatu
mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan
yang lebih global dengan mata pelajaran lain.
Contoh dari model keterhubungan adalah: guru menggabungkan materi tentang pecahan
desimal lalu mengaplikasikannya pada materi tentang materi besaran uang.

Model keterpaduan merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan


antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan
sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran.
Kekuatan model keterpaduan adalah:
 Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterikatan dan keterhubungan.
 Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian.
 Mampu membangun motivasi.
Kelemahan model keterpaduan:
 Sulit diterapkan secara penuh
 Menghendaki guru terampil, percaya diri, dan menguasai konsep, sikap dan
keterampilan yang sangat diprioritaskan.
 Menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan.
Contoh dari model keterpaduan adalah guru mengajarkan materi dengan topic yang
tumpang tindih dalam SBK, IPA, IPS, MTK, dan Bahasa Indonesia

3. Ayo Mengamati
1. Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar denah rumah Dimas
(mengamati).
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa.
Ayo Berlatih
1. Siswa diminta menulis pertanyaannya di kertas, kemudian secara bergantian siswa
mengajukan pertanyaan.
2. Guru bersama siswa membahas pertanyaan yang telah diajukan secara klasikal.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Membaca
1. Guru memberikan contoh bagaimana cara membaca dengan benar kemudian siswa
membaca teks dengan tepat dan benar.
2. Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
akan isi bacaan.
Ayo Berlatih
1. Siswa diminta menarik garis yang menghubungkan keterangan rumah dari gambar
denah dengan tepat.
Ayo Mengamati
1. Siswa diminta mengamati berbagai gambar pecahan uang.
2. Guru mengenalkan berbagai pecahan uang logam.
3. Guru memberikan contoh cara menuliskan uang.
Ayo Berlatih
1. Siswa mengerjakan latihan soal sesuai contoh yang telah diberikan. (Critical
Thinking and Problem Formulation)
Ayo Berlatih
1. Siswa mengerjakan latihan soal dengan mengurutkan pecahan uang dari yang
nilainya terkecil hingga terbesar.(Critical Thinking and Problem Formulation)

Ayo Mencoba
Siswa mempraktikkan lagu desaku yang kucinta bunyi birama tiga dengan menggunakan
media alat music ritmis dari botol minum.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN RINGINREJO 04


Kelas / Semester : 2 /1
Tema : Tugasku Sehari- hari (Tema 3)
Sub Tema : Tugasku Sehari-hari di Rumah (Sub Tema 1)
Muatan Terpadu : Matematika, B Ind, SBdP
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati denah rumah dan teks bacaan, siswa dapat menyebutkan isi teks
berkaitan dengan lingkungan geografis di rumah dengan percaya diri.
2. Dengan kegiatan tanya jawab, siswa dapat memahami isi teks bacaan tentang lingkungan
geografis di rumah dengan jujur.
3. Dengan bimbingan guru, siswa dapat membaca teks tentang lingkungan geografis di
rumah dengan percaya diri.
4. Dengan memperhatikan gambar dan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan berbagai
pecahan uang dengan percaya diri.
5. Dengan memperhatikan gambar, siswa dapat membandingkan pecahan uang secara
cermat.
6. Dengan memperhatikan gambar, siswa dapat mengurutkan pecahan uang secara cermat.
7. Dengan mengamati gambar, siswa dapat memahami panjang pendek bunyi dengan simbol
secara cermat.
8. Dengan mengamati gambar, siswa dapat memahami kuat lemah bunyi pada lagu secara
cermat.
9. Dengan mengamati gambar, siswa dapat menyuarakan panjang pendek bunyi dengan
percaya diri.
10. Dengan mengamati gambar, siswa dapat menyuarakan kuat lemah bunyi pada lagu dengan
percaya diri.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahulu 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan 10
an Membaca Doa (Orientasi) menit
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apresepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.(Motivasi)
Kegiatan Ayo Mengamati 150
Inti 3. Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar denah rumah Dimas menit
(mengamati).
4. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek pemahaman
siswa.
Ayo Berlatih
3. Siswa diminta menulis pertanyaannya di kertas, kemudian secara
bergantian siswa mengajukan pertanyaan.
4. Guru bersama siswa membahas pertanyaan yang telah diajukan secara
klasikal. (Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Membaca
3. Guru memberikan contoh bagaimana cara membaca dengan benar
kemudian siswa membaca teks dengan tepat dan benar.
4. Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa akan isi bacaan.
Ayo Berlatih
2. Siswa diminta menarik garis yang menghubungkan keterangan rumah
dari gambar denah dengan tepat.
Ayo Mengamati
4. Siswa diminta mengamati berbagai gambar pecahan uang.
5. Guru mengenalkan berbagai pecahan uang logam.
6. Guru memberikan contoh cara menuliskan uang.
Ayo Berlatih
2. Siswa mengerjakan latihan soal sesuai contoh yang telah diberikan.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Berlatih
2. Siswa mengerjakan latihan soal dengan mengurutkan pecahan uang dari
yang nilainya terkecil hingga terbesar.(Critical Thinking and Problem
Formulation)
Ayo Mencoba
1. Siswa mempraktikkan lagu desaku yang kucinta bunyi birama tiga
dengan menggunakan media alat music ritmis dari botol minum.
Kegiatan Peserta Didik : 15
Penutup  Membuat rangkuman (Creativity) dengan bimbingan guru tentang menit
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi yang baru dilakukan.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/
portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi hadiah/ pujian

C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian.

Mengetahui Guru Kelas II


Kepala Sekolah

(MANAN, S.Pd) (REGINA CAELY TATA TRYDIA)


NIP : 19630714 198508 1 002
LAMPIRAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap
materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian
sebagai berikut.

1. Penilaian Tes Tulis


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
x100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Konversi Nilai
Predikat Klasifikasi
(Skala 0-100)
81-100 A SB (Sangat Baik)
66-80 B B (Baik)
51-65 C C (Cukup)
0-50 D K (Kurang)

2. Penilaian Bahasa Indonesia


a. Menyebutkan isi teks bacaan tentang lingkungan geografis rumah.
Kriteria Bobot
Menjawab lngkap sesuai gambar 4
Menjawab sebagian besar benar 3
Menjawab sebagian kecil benar 2
Tidak dapat menjawab dengan benar 1

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


x100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

b. Membaca teks tentang lingkungan geografis.


Perlu
Baik Sekali Baiik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Kejelasan suara Membaca Membaca Membaca Membaca
dan ketepatan dengan suara dengan dengan dengan suara
bahasa yang di yang lantang suara yang suara yang yang kurang
gunakan ( KD dan tidak ada lantang cukup lantang namun
BI 4.3) namun ada lantang
kesalahan kesalahan namun ada ada kesalahan
ejaan ejaan kesalahan ejaan
ejaan
2 Sikap Sangat Cukup Kurang Tidak percaya
percaya diri percaya diri percaya diri diri
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
x100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

3. Penilaian SBdP
Kriteria Bobot
Membuat satu berirama tiga dan dapat memainkan dengan lancar 4
Tidak dapat membuat satu birama tiga dan dapat memainkan
3
dengan lancar
Tidak dapat membuat satu birama tuga dan dapat memainkan
2
kurang lancar
Tidak dapat membuat satu birama tiga dan tidak dapat memainkan 1

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


x100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

4. Penilaian Kegiatan Bertanya


Kriteria
5. No Belum
Kriteria Terlihat (v)
Terlihat (v)
1 Menggunakan kata tanya yang sesuai
2 Penggunaan tanda tanya pada kalimat tanya
3 Kesesuaian pertanyaan dengan gambar yang
diamati
4 Menggunakan kata tanya yang bervariasi

Hasil Pengamatan Kegiatan Bertanya


Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
No Nama siswa
T BT T BT T BT T BT

1
2
3

Keterangan:
T : Terlihat Berilah tanda centang (√) pada kolom
BT : Belum Terlihat

Anda mungkin juga menyukai