Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Alifvian Dzulfikri Hermawan

NIM : 202121500014
MATA KULIAH : Hukum Internasional

Contoh Kasus Hukum Internasional:


Masuknya Kapal China ke Perairan Natuna
Kompas.com – 31/12/2019

Kompas.com – Sejumlah kapal asing penangkap ikan milik China diketahui


memasuki perairan Natuna, Kepulauan Riau. Secara kronologi waktu, kapan kapal-kapal ini
masuk ke wilayah Indonesia? Melansir Kompas TV, Kepala Badan Keamanan Laut
(Bakamla) Laksmana Madya Achmad Taufiqoerrochman menyebutkan, Bakamla mengetahui
hal ini dari kerja sama regional yang dilakukan pada 10 Desember 2019. "Di dunia ini akan
ada pergerakan memang, kapal-kapal fishing fleet-nya dari utara ke selatan yang
kemungkinan masuk ke kita,. Maka, kami kerahkan kapal-kapal kita ke sana," kata Taufiq.
Diperkirakan, kapal-kapal tersebut akan masuk ke perairan Indonesia pada 17
Desmber 2019. Ternyata, kapal-kapal asing masuk dua hari setelah perkiraan, yaitu 19
Desember 2019. Kemudian, Bakamla melakukan upaya pengusiran. "Kami temukan, kami
usir. Jadi kami sampaikan, ini peraturan kita dan sebagainya. Berdasarkan data radar kapal-
kapal nelayan China tersebut berjumlah lebih dari 50 buah.”

Mereka keluar. Tapi tanggal 24 (Desember) dia kembali lagi dengan perbuatan, kami
tetap hadir di sana," ujar dia. "Ini sudah kami koordinasikan ke Kemenko Polhukam,
Kementerian Luar Negeri, karena walaupun bagaimana tentunya kita harus melakukan suatu
kegiatan yang ada orkestrastif, dari segi diplomasi ada di Kementerian Luar Negari, kami
laporkan, sudah sampai ke Presiden," lanjut dia.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), melalui keterangan resmi yang dikutip dari
situs Kemenlu, mengaku telah mendapat laporan dari Bakamla dan telah memanggil Duta
Besar China yang ada di Jakarta. Hasil dari pertemuan itu, Dubes China akan menyampaikan
sejumlah catatan yang diberikan kepada Pemerintahan China di Beijing.

Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar ZEE Indonesia dan
melakukan kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) fishing. Selain itu, Coast
Guard China juga dinyatakan melanggar kedaulatan di perairan Natuna. "Dari pertemuan di
Kemlu tersebut dapat diverifikasi koordinat kapal-kapal nelayan RRT dan coast guard yang
memasuki ZEE indonesia," ujar Teuku Faizasyah

Anda mungkin juga menyukai