A. Buku I, LHP atas Laporan Keuangan, No: 33A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, Opini yang diberikan oleh BPKRI adalah WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). B. Buku II, LHP atas Sistem Pengendalian Intern, No: 33B/LHP/XVIII.BDG/05/2015. Tanggal 5 Mei 2015. Pokok2 kelemahan dalam SPI yang ditemukan adalah: 1. Aset tetap yang tidak dapat diyakini kewajarannya berdasarkan LHP TA 2013 senilai Rp 11.778.351.971,00 belum tuntas penelusurannya; 2. Pengelolaan PBB belum memadai; 3. Pengelolaan retribusi pasar belum memadai; 4. Penerimaan dan pengeluaran hasil penjualan ikan tidak melalui mekanisme APBD; 5. Alat UKGMD set dan UKGS set (alat kedokteran gigi) tidak didukung pabrikan dan surat ijin edar. C. Buku III, LHP atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan, No. 33C/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Pokok2 temuan ketidakpatuhan dan kecurangan adalah: 1. Pemenang penyedia jasa konsultansi pembuatan system informasi geografis ketenagalistrikan terindikasi merekayasa nama2 personil yang tercantum di dalam kontrak dan tidak sepenuhnya membayar biaya langsung personil dan non personil senilai Rp 455.889.806,00. 2. Pemenang penyedia jasa konsultansi pembuatan system informasi kompetensi industry kecil dan menengah terindikasi merekayasa nama2 personil yang tercantum di dalam kontrak dan tidak sepenuhnya membayar biaya langsung personil dan non personil senilai Rp 324.318.482,00. 3. Kekurangan volume 2 paket pekerjaan konstruksi jalan pada Dinas tata ruang dan permukiman senilai Rp 90.820.687,94 D. Hasil Pembahasan : 1. Temuan SPI No. 1 pada buku II tentang Aset tetap yang tidak dapat diyakini kewajarannya berdasarkan LHP TA 2013 senilai Rp 11.778.351.971,00 belum tuntas penelusurannya, seharusnya masuk temuan kepatuhan pada buku III. 2. Judul temuan kepatuah pada byuku III no. 1 dan 2 seharusnya dapat disederhanakan cukup mencakup inti masalahnya saja. II. Kabupaten Ciamis TA 2014. A. Buku I , LHP atas Laporan Keuangan, No. 30A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, opini yang diberikan oleh BPK adalah WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). B. Buku II , LHP atas Sistam Pengandalian Intern , No. 30B/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, pokok2 kelemahan SPI sbb: 1. Pengelolaan rekening kas di bendahara pengeluaran belum memadai; 2. Pengelolaan persediaan pada Dinas PPKAD, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebesar Rp 1.879.591.365,00 belum tertib; 3. Penyertaan modal pada PT Tagati belum didukung Perda dan perhitungan persentase belum didukung kepemilikan saham; 4. Pengelolaan asset tetap TA 2014 belum tertib; 5. Penelitian SSPD BPHTB dan Penatausahaan laporan PPAT belum memadai; 6. Pengelolaan PBB TA 2014 belum memadai; 7. Pembayaran tambahan penghasilan pegawai sebesar Rp 8.715.092.500,00 belum mengacu indikator penilaian prestesi kerja dan penilaian diseplin. C. Buku III, LHP atas Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, No. 30C/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Pokok2 temuan ketidak patuhan adalah: 1. Kelebihan pembayaran tunjangan profesi kepada 93 guru minimal sebesar Rp 406.974.495,00; 2. Kelebihan pembayaran perjalanan dinas pada 4 SKPD sebesar RP 24.579.000,00; 3. Kekurangan volume pekerjaan pada 5 kegiatan pekerjaan pada Dinas Bina Marga Sumberdaya air Energi dan Sumber daya Mineral senilai Rp 260.790.269,60; 4. Persiapan menuju penerapan LK berbasis akrual belum memadai. D. Hasil Pembahasan: 1. Temuan no. 2 pada buku II, tentang Pengelolaan persediaan pada Dinas PPKAD, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebesar Rp 1.879.591.365,00 belum tertib, seharusnya tidak perlu mencantumkan nilai. 2. Temuan No. 7 pada buku II tentang Pembayaran tambahan penghasilan pegawai sebesar Rp 8.715.092.500,00 belum mengacu indikator penilaian prestesi kerja dan penilaian diseplin, seharusnya masuk dalam buku III. 3. Temuan No. 4 pada buku III, tentang Persiapan menuju penerapan LK berbasis akrual belum memadai seharusnya dihapus, karena belum diterapkan. III. Kabupaten Garut TA 2014. A. Buku I, LHP atas Laporan Keuangan, No. 42A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Opini yang diberikan oleh BPK adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP), adapun yang dikecualikan adalah: 1. Pada Dinas SDA & Pertambangan dan Dinas Tataruang & Permukiman terdapat asset tetap berupa 7 bidang tanah luas 167.783 m2 sebesar Rp 8,50 milyar tidak diketahui lokasinya; penggunaan tanah pasar oleh pihak lain pada Dinas Perindustrian Perdagangan sebesar Rp 27,53 milyar belum memperhitungkan pendapatan. 2. Penyajian saldo peralatan dan mesin pada neraca di Dinas Kesehatan sebesar Rp 3,07 milyar tidak dapat ditelusuri keberadaannya. 3. Asset grdung dan bangunan di Dinas Pendidikan sebesar Rp 73,91 milyar tidak dapat ditelusuri keberadaannya. 4. Asset tetap jalan, irigasi dan jaringan di Dinas Bina marga dan Dinas Tata ruang pemukiman sebesar Rp 399,77 milyar tidak dapat ditelusuri. 5. Inkonsistensi kebijakan akuntansi asset tetap pada 2 SKPD sebesar Rp 15,17 milyar . 6. Mutasi kurang asset tetap sebesar Rp 49,29 milyar tidak didasarkan keputusan Bupati. B. Buku II, LHP atas SPI, No. 42B/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, pokok2 kelemahan SPI adalah: 1. Penatausahaan dan pencatatan pajak restoran belum tertib; 2. Persiapan penerapan LK berbasis akrual belum memadai; 3. Penyajian piutang PBB TA 2014 belum didukung data WP yang memadai serbesar Rp 4.564.072.341,00; 4. Pengelolaan keuangan UPDT Akademi Keperawatan tidak melalui mekanisme APBD; 5. Pengelolaan rekening pemda tidak sesuai ketentuan; 6. Reviu Inspektorat atas LK TA 2014 belum memadai; 7. Realisasi belanja modal TA 2014 sebesar Rp 1.772.314.550,00 digunakan untuk membayar belanja TA modal 2013; 8. Penatausahaan persediaan pada 3 SKPD belum memadai; 9. Kesalahan penganggaran belanja pada 3 SKPD sebesar Rp 13.009.109.094,00; 10. Pencatatan, pelaporan dan pengungkapan informasi asset tetap belum memadai; 11. Penyajian investasi permanen pada perusahaan daerah belum sesuai SAP; 12. Penyajian belanja pada LRA dan pengungkapan pada CALK belum memadai; 13. Pengelolaan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan belanja modal dinas Bina Marga tidak memadai. C. Buku III, LHP atas Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, No. 42C/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Pokok2 temuan ketidakpatuhan sbb: 1. Pembayaran tambahan penghasilan belum sesuai ketentuan dan kelebihan membayar sebesar Rp 29.510.064,00; 2. Pengadaan mesin pengolah sampah TA 2014 pada Dinas Tataruang dilaksanakan tidak sesuai prosedur, belum dikenakan denda kelambatan sebesar Rp 92.968.750,00 dan kelebihan membayar Rp 347.000.000,00; 3. Realisasi belanja perjalanan dinas studi banding anggota DPRD melebihi standar SK Bupati; 4. Kekurangan volume atas 4 kegiatan pada Dinas Kesehatan sebesar Rp 52.400.696,00 dan belum dikenakan denda maksimal sebesar Rp 88.605.600,00. D. Hasil Pembahasan: 1. Temuan kelemahan SPI no. 2 pada buku II, tentang Persiapan penerapan LK berbasis akrual belum memadai, tidak perlu dimuat, karena belum diterapkan; 2. Temuan kelemahan SPI no. 3 pada buku II, tentang Penyajian piutang PBB TA 2014 belum didukung data WP yang memadai serbesar Rp 4.564.072.341,00, seharusnya tidak perlu mencantumkan nilai; 3. Temuan kelemahan SPI no. 7 pada buku II, tentang Realisasi belanja modal TA 2014 sebesar Rp 1.772.314.550,00 digunakan untuk membayar belanja TA modal 2013, seharusnya masuk temuan kepatuhan pada buku III; 4. Temuan kelemahan SPI no. 9 buku II, tentang Kesalahan penganggaran belanja pada 3 SKPD sebesar Rp 13.009.109.094,00, tidak perlu mencantumkan nilai nya.
IV. Kabupaten Kuningan 2014.
A. Buku I, LHP atas Laporan Keuangan, No. 43A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Opini yang diberikan oleh BPK RI adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). B. Buku II, LHP atas SPI, No. 43B/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Pokok2 kelemahan SPI adalah sbb: 1. Pengelolaan kas belum tertib; 2. Pengelolaan bagian lancar tagihan penjualan angsuran tidak tertib dan kurang saji sebesar Rp 27.363.750,00; 3. Penatausahaan dan pengelolaan persediaan belum tertib; 4. Penyajian nilai asset tetap per 31 Desember 2014 belum didukung penatausahaan secara memadai;
Pengelolaan pendapatan retribusi pelayanan pasar pada dinas perindustrian dan
perdagangan tidak tertib; 5. Struktur dan besaran tariff pendapatan dari perjanjian kerjasama serta pemanfaatan RSUD tidak memiliki dasar hokum yang jelas; 6. LRA per 31 Des 2014 belum disusun secara cermat; 7. Kegiatan pengendalian belanja belum tertib. C. Buku III, LHP atas Kepatuhan terhadap Peraturan perundang-undangan, No. 43C/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Pokok2 temuan ketidak patuhan adalah : 1. RSUD Linggarjati tidak melaporkan pendapatan dari perjanjian kerjasama dengan pihak ke tiga minimal sebesar Rp 40.861.300,00; 2. Kelebihan pembayaran tunjangan profesi kepada 58 guru minimal sebesar Rp 193.478.685,00; 3. Bukti pertanggung jawaban belanja barang dan jasa sebesar Rp 82.053.035,00 pada dinas pendidikan dan olah raga dan dinas pariwisata dan kebudayaan berindikasi tidak benar; 4. Pajak restoran sebesar Rp 85.909.092,00 terlambat disetor ke kas daerah dan bukti pertanggung jawaban kegiatan reses anggota DPRD sebesar Rp 477.750.000,00 berindikasi tidak benar; 5. Realisasi belanja hibah diberikan kepada kelompok masyarakat yang tidak sesuai dengan tujuan hibah sebesar Rp 31.500.000,00 dan penerima bantuan hibah belum menyampaikan pertanggungjawaban sebesar Rp 1.374.762.500,00; 6. Pengadaan barang pada dinas pendidikan tidak sesuai ketentuan dan pemahalan harga sebesar Rp 851.322.953,45; 7. Kekurangan volume pekerjaan belanja modal pada dinas jasa marga dan dinas tata ruang sebesar Rp 379.985.006,79; 8. Persiapan menuju penerapan laporan keuangan berbasis akrual belum memadai. D. Hasil Pembahasan: 1. Temuan SPI no. 2 pada buku II, tentang Pengelolaan bagian lancar tagihan penjualan angsuran tidak tertib dan kurang saji sebesar Rp 27.363.750,00 , seharusnya tidak perlu mencantumkan nilai rupiah. 2. Temuan kepatuhan no. 8 pada buku III, tentang Persiapan menuju penerapan laporan keuangan berbasis akrual belum memadai, seharusnya tidak perlu di muat dalam LHP karena belum diterapkan. V. Kota Tasikmalaya TA 2014. A. Buku I, LHP atas Laporan Keuangan no. 45A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, Opini yang diberikan oleh BPKRI adalan Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dengan pengecualian sbb: 1. jika dilakukan kegiatan inventarisasi, penilaian dan pemutahiran KIR dan KIB secara tuntas dan menyeluruh sehingga dapat menyajikan seluruh rincian dan nilai asset tetap secara memadai; 2. Meng inventarisasi seluruh penerimaan dana bergulir yang belum diverifikasi sehingga dapat dikelompokkan berdasar jangka waktu dan tingkat ketertagihannya; B. Buku II, LHP atas SPI, no. 45B/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, pokok2 kelemahan SPI adalah: 1. Mekanisme pengeluaran kas daerah pada akhir tahun tidak sesuai ketentuan; 2. Kebijakan akuntansi keuangan daerah untuk piutang belum mengacu pada SAP; 3. Penyajian akun investasi non permanen dana bergulir pada neraca sebesar Rp 6.535.594.135,00 belum mencerminkan nilai bersih yang dapat direalisasikan; 4. Penatausahaan persediaan pada 2 perangkat daerah kurang tertib; 5. Pelaksanaan pemungutan BPHTB belum memadai; 6. Pencatatan dan peilaian asset tetap belum sesuai SAP, belum didukung hasil inventarisasi serta tindak lanjut pemeriksaan belum seluruhnya diselesaikan; 7. Penambangan galian mineral bukan logam tidak memiliki ijin. C. Buku III, LHP atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, no. 45C/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, pokok2 ketudak patuhan adalah: 1. Kelebihan pembayaran dana tambahan penghasilan PNS dinas pendidikan sebesar Rp 47.250.000,00; 2. Kelebihan pembayaran tunjangan profesi guru sebesar Rp 61.251.875,00; 3. Pemberian honor kegiatan validasi pada dinas pendapatan tidak sesuai ketentuan sebesar Rp 84.314.400,00; 4. Pemberian honor kegiatan sosialisasi pendapatan obyek PBB pada dinas pendapatan tidak sesuai ketentuan sebesar Rp 103.300.000,00; 5. Kelebihan biaya langsung personil dan non personil belanja jasa konsultasi penelitian dinas pendapatan daerah minimal sebesar Rp 925.784.073,00; 6. Kemahalan harga pengadaan alat kesehatan dan kedokteran pada dinas kesehatan sebesar Rp 463.650.639,64; 7. Kelebihan pembayaran pada beberapa pekerjaan pada dinas cipta karya sebesar Rp 130.140.306,22; 8. Kelebihan pembayaran sebesar Rp 1.150.545.425,13 atas kemahalan harga satuan pekerjaan pembangunan jalan Indihiang-Mangkubumi; 9. Kesiapan menuju LKPD berbasis akrual belum optimal. D. Hasil pembahasan: 1. Temuan ketidak patuhan no. 9 pada buku III, tentang Kesiapan menuju LKPD berbasis akrual belum optimal, seharusnya tidak perlu dimuat, karena belum diterapkan.
VI. Kabupaten Sumedang TA 2014.
A. Buku I, LHP atas aporan Keuangan, no. 32A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, Opini yang diberikan oleh BPKRI adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). B. Buku II, LHP atas SPI, no. 32B/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015, pokok2 kelemahan SPI sbb: 1. Penatausahaan kas di bendahara pengeluaran belum tertib; 2. Pelimpahan piutang PBBP2 oleh KPP pratama Sumedang tidak didukung rincian yang memadai; 3. Pengelolaan asset tetap belum tertib. C. Buku III, LHP atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, no. 32C/LHP/XVIII.BDG/05/2015, Tanggal 5 Mei 2015. Temuan ketidak patuhan sbb: 1. Pertanggung jawaban belanja barang dan jasa pada 7 SKPD sebesar Rp 496.091.570,00 berindikasi tidak benar; 2. Biaya personil jasa konsultasi dinas Peternakan melebihi standar harga kepala daerah minimal sebesar Rp 29.250.000,00; 3. Pembebasan biaya pendidikan bagi SMA,SMK dan MA melalui alokasi dana BOS tidak tercapai; 4. Pengadaan sarana belajar interaktif pendidikan menengah tidak sesuai kebutuhan; 5. Dana jaminan reklamasi di bank sebesar Rp 6.365.416.790,00 tidak dapat dimanfaatkan; 6. Pengeluaran belanja pegawai TA 2014 kepada PNS yang sudah pensiun membebani keuangan daerah sebesar Rp 71.653.284,00. D. Hasil pembahasan: 1. Temuan ketidak patuhan no. 3 pada buku III tentang Pembebasan biaya pendidikan bagi SMA,SMK dan MA melalui alokasi dana BOS tidak tercapai, seharusnya masuk dalam temuan kelemahan SPI pada buku II; 2. Temuan ketidak patuhan no. 4 pada buku III tentang Pengadaan sarana belajar interaktif pendidikan menengah tidak sesuai kebutuhan, seharusnya masuk dalam temuan kelemahan SPI pada buku II.