Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

DI MADRASAH IBTIDAIYAH PLUS JA-ALHAG


KOTA BENGKULU
A. Suradi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu
Jl. Raden Fatah Pagar Dewa Kota Bengkulu
Email: suradi@iainbengkulu.ac.id

Abstract
This research is about how to manage of reading and writing Al-Qur'an in Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-alhak
Bengkulu. This research method is descriptive qualitative, that is analyzing and presenting facts systematically.
With the aim of systematically and accurately describing the facts and characteristics of the management of Koran
reading and writing in Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhak. The result of this research is the learning management of
reading al-Qur'an especially in MI Plus Ja-alhak has been running well, proved by the learning process which is in
accordance with the existing teaching system such as: introductory activity, core activities and cover of learning. In
addition, the evaluation of learning for both students and teachers is conducted regularly. The evaluation model
implemented in MI Plus Ja-alhak Bengkulu is an effort to support the improvement of the quality of learning which
includes the quality of students and the quality of teachers.
Keywords:
Manajemen; Learning; Al-Qur’an

Abstrak
Penelitian ini mengulas tentang bagaimana manajemen pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah
Plus Ja-alhak Kota Bengkulu. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,yakni menganalisis dan menyajikan
fakta secara sistematik. Dengan tujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai manajemen pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhak. Hasil penelitian ini
adalah manajemen pembelajaran baca tulis al-Qur’an khususnya di MI Plus Ja-alhak sudah berjalan dengan baik,
dibuktikan dengan proses pembelajran yang sudah sesuai dengan sistem pengajaran yang ada seperti: adanya
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti serta penutup pembelajaran. Disamping itu, evaluasi pembelajaran baik untuk
siswa maupun guru yang dilaksanakan secara rutin. Model evaluasi yang diterapkan di MI Plus Ja-alhak Kota
Bengkulu merupakan upaya untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kualitas siswa dan
kualitas guru.

Kata Kunci:
Manajemen; Pembelajaran; Al-Qur’an

A. Pendahuluan Menurut Thomas Gordon, dalam

P engelolaan pendidikan yang baik


terutama pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, sekolah dan
madrasah dapat menjadi strategi dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan
bukunya, Menjadi Guru yang Efektif,
mengemukakan bahwa ada mata rantai yang
putus dalam proses pembelajaran di kelas,
yaitu hubungan-hubungan kemanusiaan.
Oleh sebab itu, secara psikologis
(Hidayat, 2010: 4). Dalam pengalaman dan menciptakan situasi proses belajar mengajar
pengamatan di lapangan, sebenarnya yang membangkitkan dorongan emosional
kebanyakan masalah yang timbul dalam berupa lambang-lambang dalam bentuk kata
proses pembelajaran di kelas bukan pada persetujuan seperti senyum, memberi hormat,
kurangnya pengetahuan tentang teknik tertawa, akan memberi semangat baru dalam
mengajar, tapi karena putus mata rantai, yaitu proses belajar mengajar di kelas (Sahertian,
hubungan-hubungan kemanusiaan yang 2008: 8).
terputus antara guru dan murid.
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

Mengelola pendidikan bukanlah Undang-undang nomor 23 tahun 2003


persoalan mudah, melainkan dibutuhkan tentang sistem pendidikan nasional
pemikiran dan analisis mendalam agar menyebutkan bahwa pendidikan dan
pendidikan yang dilaksanakan tepat sasaran keagamaan menjadi bagian dari pendidikan
dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. nasional, Pendidikan agama Islam
Secara konseptual-filosofis pendidikan merupakan agama yang bertujuan
nasional digali dari identitas, karakteristik, memberikan bekal kemampuan yang bersifat
khasanah budaya yang dimilikinya sehingga kognitif, afektif, dan psikomotor tentang
pendidikan yang diterapkan tidak keluar dari suatu agama yang dianut peserta didik,
akar sejarahnya. Demikian dalam praksis- khususnya agama Islam, dengan memberikan
aplikatif, pendidikan dikelola dengan kemampuan dalam menjalankan ajaran-
manajemen yang baik agar konsep-filosofis ajaran Islam sebagai seorang muslim. Kasus-
pendidikan tersebut dapat dibumikan secara kasus tentang minimnya baca tulis Al-
efektif, efisien, dan produktif. Tanpa sistem Qur’an. Mengingat pentingnya Belajar
pengelolaan (manajemen) pendidikan yang agama khususnya baca tulis Al-Qur’an.
baik, konsep-konsep tersebut tidak Mempelajari Al- Qur’an hukumnya
mempunyai arti. Oleh karena itu, manajemen adalah fardhu kifayah, namun untuk
mempunyai peran sangat signifikan dalam membacanya memakai ilmu tajwid secara
pelaksanaan pendidikan agar konsep dan baik dan benar merupakan fardhu’ain, kalau
tujuan pendidikan dapat tercapai terjadi kesalahan dalam membaca Al- Qur’an
sebagaimana yang diinginkan (Hidayat, maka termasuk dosa. Untuk menghindari
2010: 8). dosa tersebut, seluruh umat Islam dituntut
Undang-undang sistem pendidikan untuk selalu belajar Al- Qur’an pada ahlinya.
nasional nomor 20 tahun 2003 menyebutkan Di sisi lain, kalau kita membaca Al-Qur’an
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan tidak mempunyai dasar riwayat yang jelas
terencana untuk mewujudkan suasana belajar (sah), maka bacaan tersebut dianggap kurang
dan proses pembelajaran agar peserta didik utama, bahkan bisa tidak (sah). Tidak sedikit
secara aktif mengembangkan potensi dirinya diantara umat Islam yang tidak mengetahui
untuk memiliki kekuatan spiritual periwayatan membaca Al-Qur’an,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, sebagaimana dalil-dalil tentang pentingnya
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan mempelajari (belajar) Al-Qur’an dan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa mengajarkannya. Diantaranya adalah firman
dan negara (Hidayat, 2010: 8). Allah:

‫ﯾﺎﯾّﮭﺎ اﻟﺮّ ﺳﻮل ﻟﻤﻎ ﻣﺎ أﻧﺰ َل اﻟﯿﻚ ﻣﻦ رﺑّﻚ وان ﻟّﻢ ﺗﻔﻌﻞ ﻓﻤﺎ ﻟﻤّﻐﺖ رﺳﺎﻟﺘﮫ واﻟﻠﮫ‬
.‫ﯾﻌﺼﻤﻚ ﻣﻦ اﻟﻨّﺎس انّ اﻟﻠﮫ ﻻ ﯾﮭﺪى اﻟﻘﻮم اﻟﻜﻔﺮﯾﻦ‬
Artinya:
” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS Al- Maidah: 67)

173 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

Begitu juga dalam sebuah hadist diterangkan,

ُ‫ﻋﻠﱠ َﻤﮫ‬
َ َ‫َﺧﯿْﺮُ ُﻛ ْﻢ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠﱠ َﻢ اْﻟﻘُﺮْ أ َنَ و‬
Artinya:
“Sebaik-baiknya dari kamu sekalian ialah orang yang mempelajari (belajar) Al-
Qur’an dan mau mengajarkannya”. (HR. Bukhori), (Surahman, 2002: 19-20)
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Plus Jaal- ghoib secara bersama. MI Plus Jaal-Hag Kota
Haq Kota Bengkulu, mempunyai jam Bengkulu dengan adanya kenyataan tersebut,
pelajaran mengaji Al-Qur’an 12 jam per maka penulis ingin mengangkat tema
minggu, setiap kelas mempunyai jadwal manajemen pembelajaran baca baca Al-
mengaji 2 jam setiap hari, senin hingga Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Plus Ja-
Sabtu. Di sekolah yang menerapkan 6 hari alhak Kota Bengkulu. Adapun tujuan
KBM ini, mengaji Al-Qur’an benar-benar penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
dinomorsatukan. Metode yang digunakan tentang manajemen pembelajaran al-Qur’an
dalam pembelajaran baca tulis Al- Qur’an yang dilakukan oleh guru di Madrasah
yaitu metode Iqra, dan Tilawatih juga Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag Kota Bengkulu.
Murajaah dan Yanbu’a yang diajarkan oleh Metode yang digunakan dalam penelitian ini
lembaga pendidikan ini, ada 6 jilid buku adalah penelitian kualitatif yang bersumber
pelajaran membaca Al- Qur’an, yang ditarget dari hasil wawancara dan observasi di
selesai dikuasai murid maksimal kelas 2. lapangan.
Karena dalam satu tahun tiga jilid bisa Penelitian ini bersifat deskriptif
dituntaskan, metode Murajaah yang terapkan kualitatif. Penelitian deskriptif melakukan
oleh lembaga pendidikan Madrasah analisis hanya sampai pada taraf deskripsi,
Ibtidaiyah (MI) Plus Jaal-Haq Kota Bengkulu yaitu menganalisis dan menyajikan fakta
tidak terlalu berbeda dengan metode secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
membaca Al-Qur’an sejenisnya, hanya untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian
materi per jilidnya dirancang khusus untuk deskriptif bertujuan menggambarkan secara
diterapkan di sekolah formal. sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
Metode Murajaah yang sengaja mengenai populasi atau mengenai bidang
digunakan oleh Madrasah Ibtidaiyah (MI) tertentu. penelitian ini berusaha
Plus Jaal-Haq Kota Bengkulu, tahap- menggambarkan situasi atau kejadian. Data
tahapannya disesuaikan dengan jadwal yang dikumpulkan semata-mata bersifat
sekolah formal, sehingga hasil akhir atau deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari
outputnya juga terstandar, yaitu siswa- siswi penjelasan, menguji hipotesis, membuat
yang lulus dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) prediksi, maupun mempelajari implikasi.
Plus Jaal-Haq Kota Bengkulu mampu Penelitian deskriptif kualitatif
menghafal Juz Amma dan bahkan khatam merupakan penelitian lapangan atau kancah
Al-Qur’an secara tartil. Karena masuk dalam yaitu penelitian yang pengumpulan datanya
kurikulum inti, maka penguasaan Juz’ammah dilakukan dilapangan, seperti lingkungan
juga merupakan syarat kenaikan kelas dan masyarakat, lembaga pendidikan, organisasi
kelulusan. Sehingga setiap akhir tahun kemasyarakatan dan lembaga pemerintahan.
pelajaran dilakukan ujian tajwid, dan tartil Penelitian ini dilakukan dengan
Al- Qur’an. mengumpulkan data yang berhubungan
Agar hafalan surat-surat pendek di juz dengan manajemen pembelajaran baca tulis
30 terjaga, setiap pagi murid-murid sekelas Al-Qur’an di MI Plus Ja-al hak Kota
melafalkan dengan suara keras secara Bengkulu.
bersama sehingga suasana kelas hampir sama penelitian ini menggunakan kualitatif,
dengan pondok pasantren, yaitu membaca bil yang menurut Bodgan dan Taylor

174 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

didefinisikan sebagai prosedur penelitian b. Pengorganisasian (organizing)


yang menghasilkan data deskriptif berupa Pengorganisasian merupakan suatu cara
kata-kata tertulis atau lisan tentang orang- kegiatan dialokasikan dan ditugaskan di
orang dan prilaku yang dapat diamati antara para anggotanya agar tujuan dapat
(Moleong, 2010: 4). Selain itu penelitian itu tercapai dengan efisien. Kata organisasi
termasuk kualitatif karena tidak mempunyai dua pengertian umum.
menggunakan angka sebagai alat pengumpul Pengertian pertama menandakan suatu
data. lembaga atau kelompok fungsional
Pendekatan yang digunakan dalam (Handoko, 2009: 167).
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif c. Actuating (Pelaksanaan)
yang berkarakter deskriptif. Pendekatan Fungsi ketiga manajemen ialah
kualitatif yang berkarakter deskriptif dalam pelaksanaan atau penggerakan (actuating)
penelitian ini dilakukan dengan alasan bahwa yang dilakukan setelah sebuah organisasi
dalam kegiatan ini peneliti tidak memiliki perencanaan dan pengorganisasian
menggunakan angka dalam mengumpulkan dengan memiliki strukStur organisasi
data dan dalam memberikan penafsiran termasuk tersedianya personil sebagai
terhadap hasilnya. Sedangkan menurut pelaksana sesuai kebutuhan unit/satuan yang
(Sugiyono, 2010: 13) pendekatan ini dibentuk. Di antara kegiatannya yaitu
dilakukan karena data yang terkumpul melakukan pengarahan, bimbingan dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif. Karakter komunikasi. Pengarahan (directing) berarti
deskriptif terlihat pada penggambaran memelihara, menjaga dan memajukan
manajemen pembelajaran baca tulis Al- organisasi melalui setiap personal, baik
Qur’an yang digunakan di MI Ja-alhak. struktural maupun fungsional agar setiap
kegiatannya tidak terlepas dari usaha
mencapai tujuan. Pengarahan di sini
B. HASIL DAN PEMBAHASAN berfungsi agar kegiatan yang dilakukan
1. Konsep Dasar Manajemen bersama tetap melalui jalur yang telah
Manajemen merupakan proses untuk ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan
mewujudkan tujuan yang diinginkan suatu (Sagala, 2000: 58).
organisasi atau lembaga. Proses tersebut d. Pengawasan (Controlling)
memerlukan beberapa tahapan melaksanakan Pengawasan adalah proses pengamatan
fungsi-fungsi manajemen. Sehingga dan pengukuran suatu kegiatan operasional
melaksanakan kegiatan manajemen dapat dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan
berhasil dan tujuan dapat tercapai. standar yang telah ditetapkan sebelumnya
Fungsi manajemen pada hakikatnya yang terlihat dalam rencana (Hidayat, 2010:
merupakan tugas pokok yang harus 32).
dijalankan pimpinan organisasi apapun. e. Evaluasi (Evaluating)
Adapun fungsi-fungsi manajemen meliputi: Evaluasi adalah suatu proses
a. Perencanaan (planning) merencanakan, memperoleh, dan
Perencanaan merupakan penentuan menyediakan informasi yang sangat
serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu diperlukan untuk membuat alternatif-
hasil yang diinginkan. Pembatasan agak alternatif keputusan (Hidayat, 2010: 34).
kompleks merumuskan perencanaan sebagai 2. Manajemen Pembelajaran
penetapan apa yang harus dicapai, bila hal a. Pengertian Manajemen Pembelajaran
itu dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai Manajemen pembelajaran terdiri dari
siapa yang bertanggungjawab dan penetapan dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran.
mengapa hal itu harus dicapai (Purwanto, Secara sistematis manajemen adalah ilmu
2008: 15). dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber

175 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

daya lainnya secara efektif dan efisien untuk Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang
mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, guru sehubungan dengan kemampuan
2009: 9). merencanakan pembelajaran antara lain:
Menurut George R. Terry, manajemen 1) Silabus
adalah suatu proses khas yang terdiri atas 2) Menyusun analisis materi pelajaran
tindakan-tindakan perncanaan, (AMP)
pengorganisasian, penggerakan, dan 3) Menyusun program cawu/semesteran
pengendalian untuk menentukan serta 4) Menyusun program satuan pelajaran
mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM 5) Pelaksanaan Pembelajaran
dan sumber daya lainnya (Athoillah, 2000: Pelaksanaan pembelajaran merupakan
16). proses berlangsungnya belajar mengajar di
Pengartian di atas dapat diambil suatu kelas yang merupakan inti dari kegiatan di
kesimpulan bahwa, manajemen merupakan sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah
ilmu yang didasari untuk melakukan sebuah interaksi guru dengan murid dalam rangka
pekerjaan dengan tindakan-tindakan yang menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, dan untuk mencapai tujuan pengajaran.
penggerakan dan pengawasan yang telah Dalam fungsi ini memuat kegiatan
ditetapkan dan ditentukan sebelumnya. pengorganisasian dan kepemimpinan
Pembelajaran berasal dari kata “instruction” pembelajaran yang melibatkan penentuan
yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran berbagai kegiatan, seperti pembagian
pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus
antara anak dengan anak, anak dengan yang harus dilakukan guru dan peserta didik
sumber belajar, dan anak dengan pendidik dalam proses pembelajaran.
(Muslich, 2007: 163). Menurut Undang- a) Pengelolaan kelas dan peserta didik
undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan kelas adalah satu upaya
Sistem pendidikan. Pembelajaran adalah memperdayakan potensi kelas yang ada
proses interaktif peserta didik dengan seoptimal mungkin untuk mendukung proses
pendidik dan sumber belajar pada suatu interaksi edukatif mencapai tujuan
lingkungan belajar (UU SISDIKNAS, No 20 pembelajaran.
Tahun 2003). b) Pengelolaan guru
Dari penjelasan di atas dapat diambil Guru adalah orang yang bertugas
suatu pengertian bahwa pembelajaran adalah membantu murid untuk mendapatkan
proses interaktif antara pendidik dan peserta pengetahuan sehingga ia dapat
didik sehingga terjadi tingkah laku ke arah mengembangkan potensi yang dimilikinya.
yang lebih baik, yang tersusun juga meliputi c) Evaluasi Pembelajaran
unsur-unsur manusiawi, fasilitas, Evaluasi merupakan suatu upaya untuk
perlengkapan dan prosedur yang saling mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah
mempengaruhi tujuan pembelajaran. Jadi dari dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah
beberapa pengertian dapat dikatakan bahwa diajarkan oleh guru (Hamalik, 2008: 156).
manajemen pembelajaran merupakan usaha 3. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
untuk mengelola pembelajaran yang meliputi a. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Pengertian baca tulis Al-Qur’an. Baca
pembelajaran guna mencapai tujuan dalam arti kata majemuknya “membaca”
pembelajaran secara efektif dan efesien. yang penulis pahami berarti melihat tulisan
b. Langkah-langkah Manajemen dan mengerti atau dapat melisankan yang
Pembelajaran tertulis. Kata “tulis” berarti batu atau papan
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi batu tempat menulis (dahulu banyak dipakai
guru sebagai kontrol terhadap diri sendiri oleh murid-murid sekolah), kemudian kata
agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. “tulis” ditambah akhiran “an” maka menjadi

176 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

kata “tulisan” (akan lebih mengarah kepada tulis Alquran tersebut, yaitu diharapkan
usaha memberikan pengertian dari baca tulis adanya kemampuan ganda yaitu membaca
Alquran) maka tulisan berarti hasil dan menulis bagi obyek yang diteliti. Sebab
menulis. Dari kata “baca” dan “tulis” kemampuan tersebut berpengaruh kepada
digabungkan akan membentuk sebuah kata prestasi belajar bahasa Arab.
turunan yaitu “Baca Tulis” yang berarti suatu Jadi yang dikehendaki dari pengertian
kegiatan yang dilaksanankan secara baca tulis Alquran tersebut adalah
berurutan yaitu menulis dan membaca. kemampuan ganda yakni membaca dan
Kata “Alquran” menurut bahasa artinya menulis. Maksudnya, di samping dapat
bacaan sedangkan menurut istilah adalah membaca juga diharapkan mampu menulis
mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada dengan benar lafal dari ayat-ayat Alquran
Nabi Muhammad Saw sebagai sumber lalu bagaimana hubungan kedua kemampuan
hukum dan pedoman bagi pemeluk ajaran tersebut. Untuk sementara penulis dapat
agama Islam, jika dibaca bernilai ibadah. mengemukakan bahwa kedua perkataan
Pengertian dapat penulis uraikan dengan tersebut sangat erat hubungannya, karena
lebih terinci, bahwa Alquran adalah firman merupakan dasar untuk membaca dengan
Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi baik adalah menulis, demikian pula
Muhammad Saw secara mutawatir dan sebaliknya bahwa dasar untuk menulis
berangsur-angsur, melalui malaikat Jibril dengan baik adalah membaca secara teliti
yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan lebih dahulu. Hal ini dapat kita lihat buktinya
diakhiri dengan surah An-Nas dan bahwa seseorang dapat membaca dengan
membacanya bernilai ibadah. lebih baik dan benar suatu naskah jika dia
Menurut Henry Guntur Torigun, telah mengenal tulisannya atau bila dia telah
membaca adalah suatu proses yang dilakukan mampu menulisnya. Demikian juga
serta dipergunakan oleh pembaca untuk seseorang kadang-kadang dapat menulis
memperoleh pesan yang hendak disampaikan dengan benar jika dia telah mampu membaca
penulis melalui media kata-kata atau media dengan lafal yang benar. Hal ini merupakan
lisan (Torigun, 2005: 7). Menulis diartikan gambaran betapa erat hubungan antara
membuat huruf, (angka dan sebagainya) membaca dan menulis
dengan pena, pensil, kapur dan sebagainya b. Dasar Membaca Al-Qur’an
(Departemen Kebudayaan, 2003: 553). Al-Qur’an adalah kitab suci yang
Dari uraian di atas dapat dirumuskan menjadi pedoman hidup setiap muslim dalam
suatu pengertian bahwa baca tulis Alquran meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk Oleh karena itu, belajar Al-Qur’an adalah
membaca dan menuliskan kitab suci Alquran. suatu keharusan. Hal ini berdasarkan firman
Berangkat dari pengertian tersebut, maka Allah SWT:
terdapatlah gambaran dari pengertian baca

ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ٰ َ ِ ۡ ‫ٱ ۡ َ أۡ ِ ۡ ِ َر ّ ِ َ ٱ َّ ِي َ َ َ َ َ َ ٱ ۡ ِ َ ٰ َ ِ ۡ َ َ ٍ ٱ ۡ َ أۡ َو َر ُّ َ ٱ ۡ َ ۡ َ ُم ٱ َّ ِي َ َّ َ ِ ۡ َ َ ِ َ َّ َ ٱ‬

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq Ayat
1-5).

177 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

Hal ini dijelaskan pada riwayat Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda,

‫ﺴﻨَﺔُ ﺑِﻌَﺸ ِْﺮ اَ ْﻣﺜَﺎ ِﻟﮭَﺎ َﻻ‬


َ ‫ وَ ا ْﻟ َﺤ‬،ٌ‫ﺴﻨَﺔ‬
َ ‫ب اﻟﻠ ِﮫ ﻓَﻠَﮫُ َﺣ‬
ِ ‫ﻣَﻦْ ﻗَﺮَ أَ ﺣَﺮْ ﻓًﺎ ﻣِ ﻦَ ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎ‬
‫أَﻗُﻮْ ُل اﻟﻢ ﺣَﺮْ فٌ ﺑَﻞْ اَﻟِﻒٌ ﺣَﺮْ فٌ وَ َﻻ ٌم ﺣَﺮْ فٌ وَ ﻣِ ْﯿ ٌﻢ ﺣَﺮْ فٌ )رواه‬
(‫اﻟﺘﺮﻣﯿﺬى‬
Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an), maka
baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh
kebaikan. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi
alif itu satu huruf, lam itu satu huruf, dan mim itu satu huruf.” (HR At-
Tirmidzi), (Surahman, 18-19)

c. Tujuan Membaca Al-Qur’an tercapainya tujuan yang ditetapkan.


Tujuan membaca Al-Qur’an secara terperinci Kekurangmaksimalan dalam sebuah
sbb: perencanaan akan berdampak pada
1) Untuk memimpin manusia ke jalan ketidakmaksimalan kerja dan hasil yang
keselamatan atau kebahagiaan. diperoleh. Sebaliknya, kematangan
2) Untuk memelihara atau mempertahankan perencanaan akan dapat menunjang kerja dan
martabat manusia. hasil kerja.
3) Untuk memelihara atau mempertahankan Terkait dengan perencanaan
kesucian manusia. pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang
4) Untuk memperkenalkan Allah. dilaksanakan oleh MI Plus Ja-alhak Kota
4. Hasil Penelitian Bengkulu, akan tampak sebuah perencanaan
Setelah mengadakan penelitian dan pembelajaran yang cukup matang. Menurut
data yang telah penulis bahas dari bab satu peneliti, kematangan perencanaan
sampai dengan bab dua. Maka peneliti akan pembelajaran MI Plus Ja-alhak Kota
berusaha menganalisis dari dua aspek. Bengkulu dapat dijelaskan melalui tujuan
Pertama mengenai manajemen pembelajaran pembelajaran sistematis. Maksud dari
baca tulis Al-Qur’an di MI Plus Ja-alhak pembelajaran sistematis adalah sebuah proses
Kota Bengkulu yang terdiri dari perencanaan pembelajaran yang terstruktur rapi dari
manajemen pembelajaran baca tulis Al- sarana prasarana, tenaga, hingga materi yang
Qur’an, pelaksanaan manajemen disusun atau dibuat untuk mencapai tujuan
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, dan pembelajaran. Hal ini terlihat dari langkah
evaluasi manajemen pembelajaran baca tulis pengembangan dan pembangunan sarana
Al-Qur’an. Ketiga aspek tersebut merupakan oleh MI Plus Ja-alhak Kota Bengkulu yang
analisis dari data yang telah disampaikan dilaksanakan setiap pergantian tahun ajaran.
sebelumnya yaitu yang terdapat dalam bab Adanya pengembangan dan
satu, bab dua, dan bab tiga. Sehingga akan pembangunan sarana dan prasarana ini
jelas arah tujuan dari penelitian ini. menunjukkan bahwa MI Plus Ja-alhak Kota
1. Perencanaan Manajemen Bengkulu sangat memperhatikan kebutuhan
Pembelajaran media dalam proses pembelajaran.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pembelajaran yang efektif adalah suatu
manusia tentu tidak lepas dari proses pembelajaran yang memungkinkan peserta
perencanaan. Sebab di dalam sebuah didik untuk dapat belajar dengan mudah,
perencanaan terkandung ide ide dasar, tujuan, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan
maupun kerangka kerja yang akan menjadi pembelajaran sesuai dengan harapan, yang
acuan dalam pelaksanaan kegiatan demi pada intinya proses pembelajaran pada setiap

178 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

satuan pendidikan supaya diselenggarakan kemampuan siswa yang pada akhirnya akan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, bermuara pada terwujudnya tujuan
menantang, memotivasi, peserta didik untuk pembelajaran (secara khusus) dan pendidikan
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang secara umum) yang hakiki. Pelaksanaan
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan Pembelajaran.
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan Secara umum, pelaksanaan kegiatan
perkembangan fisik serta psikologis peserta pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di MI
didik. Dengan demikian proses belajar Plus Ja-alhak Kota Bengkulu seperti yang
peserta didik lebih menarik, menantang, umumnya dilaksanakan di tiap sekolah di
menyenangkan dan hasilnya bertahan lama Indonesia. Meskipun memiliki kesamaan
dan bermanfaat bagi proses belajar lebih secara prosedural, menurut peneliti, terdapat
lanjut. beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
Selain tiga hal yang telah disebutkan di dengan proses pelaksanaan pembelajaran
atas (media dan guru), pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di MI Plus Ja-alhak
sistematis juga mencakup sistem siswa Kota Bengkulu.
sebagai obyek pembelajaran. Eksplorasi Pertama, terkait dengan pelaksanaan pre
kebutuhan dan kondisi kemampuan siswa, test. Adanya dua sifat pre test yang
menurut penulis, merupakan upaya untuk dilaksanakan, menurut penuleliti, merupakan
lebih mendorong dan menciptakan proses sebuah langkah positif dimana melalui pre
pembelajaran yang berkesesuaian dengan test siswa akan terbiasa untuk belajar
perkembangan siswa. Proses pembelajaran menelaah pelajaran terkait dengan sifat
memang tidak dapat dilepaskan dari kondisi pengulangan pre test, sekaligus
perkembangan siswa karena tiap fase mengembangkan belajar mereka terkait
perkembangan manusia akan membentuk dan dengan sifat percobaan pre test. Akan tetapi,
menciptakan kondisi kemampuan yang menurut penulis, ada satu hal yang akan
berbeda, baik dalam lingkup kemampuan menjadi titik rawan dan bahkan dapat
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. menjadi bumerang dalam proses
Tanpa adanya perhatian terhadap pembelajaran. Satu hal tersebut yang
perkembangan kondisi siswa dalam proses dimaksud adalah keberadaan reward.
pembelajaran, maka dapat dikhawatirkan Idealnya, keberadaan reward akan dapat
munculnya kegagalan proses pembelajaran. menambah motivasi siswa dalam menjawab
Kegagalan yang dimaksud tidak diukur dari pertanyaan. Namun yang perlu digarisbawahi
kegagalan seluruh siswa dalam menerima adalah manakala reward tidak didukung
maupun memahami materi pelajaran, dengan tahapan yang pas. Maksud dari
melainkan kegagalan beberapa siswa dalam tahapan yang pas adalah langkah-langkah
menerima dan memahami materi pelajaran dalam menggunakan metode tanya jawab pre
merupakan indikator dari ketidakmaksimalan test.
kinerja sistem pembelajaran yang ada. Sepanjang penelitian, peneliti mencatat
Dengan demikian, maksud dari tujuan adanya satu metode pertanyaan pre test,
pembelajaran sistematis adalah upaya yakni metode klasikal baca simak murni.
menciptakan suatu keadaan pembelajaran di Dalam metode baca simak murni, guru
mana media pembelajaran terus dan menunjuk siswa yang berhak untuk membaca
senantiasa dikembangkan sesuai dengan dan menulis serta menghafal surat-surat
kebutuhan yang didukung dengan upaya pendek. Adapun metode klasikal baca simak
peningkatan kualitas guru dalam proses murni digunakan guru dengan cara
penyampaian materi maupun dalam membebaskan siswa siapa saja yang mampu
menganalisa siswa sehingga dapat membaca dan menulis serta menghafal surat-
merancang kegiatan pembelajaran yang surat pendek serta membuat siswa senang
berkesesuaian dengan kebutuhan dan kondisi dalam mengikuti proses belajar mengajar.

179 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

Kedua cara tersebut memang bagus dan Qur’an. Sedangkan metode tanya jawab
dapat saling mendukung. Akan tetapi menjadi “alat” untuk mengevaluasi sekaligus
menurut peneliti, terdapat satu peluang dari sebagai tolok ukur untuk mengetahui
adanya dua sifat yang melekat dalam pemahaman siswa. Hasil tanya jawab akan
pertanyaan pre test. Menurut hemat peneliti, menjadi acuan guru dalam merencanakan
metode klasikal baca simak murni dengan pembelajaran berikutnya. Selain untuk
dua sifat yang melekat serta didukung meningkatkan dua ranah di atas, metode
dengan sistem reward akan lebih baik jika klasikal baca simak murni yang didukung
ditujukan kepada siswa dengan kemampuan dengan metode praktek akan dapat berfungsi
yang masih kurang dan dilakukan dengan untuk lebih mematangkan pengetahuan dan
metode klasikal baca simak murni. Namun pemahaman siswa dalam tingkatan
apabila sudah berjalan agak lama, maka baru praktikum atau aksi (psikomotorik). Dengan
kemudian digunakan metode tanya jawab demikian, keberadaan metode pembelajaran
tetapi masih untuk lingkup kelompok anak yang dipilih sesuai dengan materi
dengan kemampuan kurang. Mungkin akan pembelajaran di MI Plus Ja-alhak Kota
muncul pertanyaan terkait dengan peluang Bengkulu akan dapat meningkatkan
munculnya kecemburuan sosial dari siswa kemampuan siswa dalam ranah kognitif,
yang mampu. Hal ini, menurut peneliti, dapat afektif, dan psikomotorik sebagaimana
diminimalisir dengan adanya komunikasi menjadi ranah tujuan pembelajaran.
antara guru dengan siswa yang mampu 2. Evaluasi Pembelajaran
dengan menjelaskan tujuan dari penerapan Menurut Ralph Tyler dalam bukunya
metode tersebut. Suharsimi Arikunto, yang berjudul: Dasar-
Dengan demikian, metode klasikal baca dasar Evaluasi Pendidikan, mengatakan
simak murni akan menjadi media untuk bahwa evaluasi merupakan sebuah proses
meningkatkan kemampuan menjawab pengumpulan data untuk menentukan sejauh
sekaligus memupuk mental belajar yang mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan
positif bagi siswa yang berkemampuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum,
kurang. Kedua, menurut penulis penggunaan bagaimana yang belum dan apa sebabnya
metode dalam penyampaian materi yang (Arikunto, 2006:12)
digunakan dalam kegiatan inti memiliki Dua alur evaluasi yang dilaksanakan
kelebihan. Kelebihan tersebut terletak pada oleh MI Plus Ja-alhak Kota Bengkulu
realisasi untuk mewujudkan peningkatan merupakan sebuah upaya untuk
kemampuan siswa dalam ranah kognitif, meningkatkan kualitas pembelajaran.
afektif, maupun psikomotorik. Evaluasi tersebut akan dapat menjadi tolok
Upaya peningkatan kemampuan siswa ukur kualitas guru dan siswa. Evaluasi
dalam ranah kognitif terwujud dari adanya internal yang dilaksanakan oleh lingkungan
metode ceramah, demonstrasi, dan tanya sekolah akan menjadi ukuran keberhasilan
jawab. Ketiga metode ini memiliki pembelajaran.
keunggulan dalam membentuk ranah kognitif Arahan evaluasi ini mencakup dua
dan afektif siswa. Metode ceramah akan aspek, yakni aspek siswa dan guru. Apabila
dapat menambah pengetahuan dan kepekaan kualitas siswa memiliki peningkatan, maka
siswa melalui indera pendengaran dengan secara tidak langsung dapat diketahui bahwa
mendengarkan materi-materi pembelajaran kualitas guru juga mengalami peningkatan.
baca tulis Al-Qur’an yang disampaikan oleh Sebaliknya, jika kualitas siswa tidak
guru. Metode klasikal baca simak murni juga menunjukkan peningkatan yang signifikan,
akan menambah ranah kognitif dan afektif maka evaluasi ini akan menjadi sarana untuk
siswa melalui indera penglihatan dengan melakukan perbaikan internal sebelum
melihat segala sesuatu yang disampaikan dilakukan evaluasi eksternal.
guru terkait dengan materi baca tulis Al-

180 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

Sedangkan evaluasi eksternal diadakan belajar siswa yang mana siswa telah
untuk mengetahui ukuran keberhasilan memiliki kemampuan untuk membaca dan
sistem pembelajaran secara menyeluruh. Hal menulis serta menghafal surat-surat pendek
ini memang sangat diperlukan karena tanpa serta praktek sholat dan berdo’a. Sedangkan
adanya penilaian dari pihak luar, maka di sisi afektif, siswa MI Plus Ja-alhak Kota
sekolah tidak akan pernah tahu kemampuan Bengkulu juga memiliki kepekaan sosial
mereka dan bahkan akan berdampak negatif yang tinggi terhadap teman, tetangga,
dengan timbulnya arogansi sekolah. Jadi maupun masyarakat sekitarnya. Menurut
dengan adanya evaluasi eksternal akan lebih penulis, optimalisasi tersebut tidak lepas dari
menjadikan sekolah lebih sadar diri akan mata rantai yang saling berhubungan dari
kinerja yang telah dilaksanakan berdasarkan lima elemen pembelajaran. Kepandaian guru
penilaian pihak luar sehingga mereka akan dalam memadukan media dan metode dalam
lebih dapat berintropeksi diri dan segera menyampaikan materi yang disesuaikan
melakukan perbaikan. Evaluasi ini juga akan dengan kebutuhan dan kondisi kemampuan
bermanfaat untuk mengetahui perkembangan siswa telah membuahkan hasil belajar yang
pembelajaran di luar MI Plus Ja-alhak Kota optimal.
Bengkulu. Hal ini dapat terjadi karena Optimalisasi hasil belajar tersebut tidak
evaluasi eksternal tentunya akan melibatkan dapat dilepaskan dari kesesuaian penerapan
sekolah lain sebagai pembanding. Situasi metode dan media dengan perkembangan
inilah yang nantinya akan dapat menjadi psikologi siswa. Siswa usia anak merupakan
referensi perkembangan pembelajaran di luar saat manusia mengalami perkembangan
MI Plus Ja-alhak Kota Bengkulu. kemampuan kognitifnya. Namun
Dengan demikian, dapat diketahui perkembangan tersebut diiringi dengan
bahwasanya model evaluasi yang diterapkan kesenangan bermain anak yang terkadang
di MI Plus Ja-alhak Kota Bengkulu membuat orang tua menganggap anak
merupakan upaya untuk menunjang sebagai sosok yang “nakal” atau sulit diatur.
peningkatan kualitas pembelajaran yang Menurut penulis, “permasalahan” yang
meliputi kualitas siswa dan kualitas guru.. dimiliki anak usia SD terjawab dengan
Ukuran mikro dari tujuan pembelajaran tidak kemampuan MI Plus Ja-alhak Kota Bengkulu
lain adalah hasil dari pembelajaran itu sendiri dalam mengembangkan manajemen
dalam ranah kognitif, afektif, maupun pembelajaran yang berorientasi pada
psikomotorik. Untuk mewujudkan tujuan pengembangan kognitif dan afektif sebagai
tersebut tentu tidak lepas dari elemen-elemen cikal bakal berkembangnya psikomotorik
yang terkandung dalam proses pembelajaran. dengan didasarkan pada prinsip pembelajaran
Secara sederhana, menurut penulis, proses aktif kreatif efektif dan menyenangkan. Hal
pembelajaran mencakup empat elemen ini berkesesuaian dengan karakter pendidikan
penting yakni elemen guru, materi, media, anak yang cenderung mengarah pada prinsip
metode, dan siswa. Kelima elemen tersebut pendidikan paedagogis.
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan memiliki keterhubungan satu D. SIMPULAN
dengan yang lainnya. Berdasarkan analisis data dari hasil
Apabila salah satu elemen tidak dapat penelitian yang ada, peneliti dapat
dimaksimalkan, maka tujuan dari menyampaikan kesimpulan, yaitu; pertama,
pembelajaran tidak akan tercapai secara Manajemen pembelajaran baca tulis al-
maksimal atau bahkan malah akan gagal Qur’an khususnya di MI Plus Ja-alhak
total. Terkait dengan implikasi dari menggunakan metode sebagai pedoman
manajemen pembelajaran baca tulis Al- pembelajaran, dan dapat dikatakan sudah
Qur’an di MI Plus Ja-alhak Kota Bengkulu, berjalan dengan baik. hal ini dapat dilihat
menurut penulis dapat terlihat dari hasil dari proses pembelajran yang sudah sesuai

181 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

dengan sistem pengajaran yang ada seperti: kemampuannya, karena siswa-siswa yang
adanya kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dihadapi masih usia anak-anak, maka
serta penutup pembelajaran. Selain itu hendakanya para guru di MI Plus Ja-alhak
evaluasi pembelajran baik untuk siswa Kota Bengkulu harus dapat menguasai dan
maupun guru yang dilaksanakan secara rutin, menerapkan bacaan al-Qur’an dengan lebih
sangat membantu pelaksanaan proses baik, agar siswa mampu mengikuti bacaan al-
pembelajaran sehingga dapat menjadi bahan Qur’an dengan fasih.
koreksi untuk pembelajaran yang lebih baik. Kedua, Latar belakang pendidikan
Kedua, Pelaksanaan pembelajaran yang berbeda bagi guru-guru yang mengajar
dapat dikatakan berhasil adalah kemampuan al-Qur’an sehingga ketepatan atau kefasihan
siswa: (a) Kemampuan kelancaran membaca bacaan-bacaan al-Qur’an terdapat perbedaan
al-Qur’an, (b) kemampuan kefasihan baik sedikit maupun banyak, maka dari itu
membaca al-Qur’an, (c) Kemampuan ilmu perlu adanya hubungan komunikasi dan
tajwid, (d) kemampuan ilmu gorib, (e) sinkron, baik antar individu maupun disiplin
Kemampuan praktek tajwid atau praktek kelilmuannya. Sehingga diadakannya
gorib, (f) Kemampuan hafalan ayat-ayat musyafahah dan pembinaaan rutin, adlah
pendek, (g) Kemampuan hafalan bacaan sesuatu yang tidak bisa ditawar, hal ini agar
sholat, (h) Kemampuan hafalan doa, dan (i) ada suatu kesamaan atau keserasian
Kemampuan praktek ibadah. pengajaran al-Qur’an antas guru.
Ketiga, Model evaluasi yang Ketiga, Dalam pengembangan MI Plus
diterapkan di MI Plus Ja-alhak Kota Ja-alhak Kota bengkulu, yang akan datang,
Bengkulu merupakan upaya untuk ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
menunjang peningkatan kualitas dilihat dari segi internal maupun eksternal
pembelajaran yang meliputi kualitas siswa yakni: pada tenaga pengajar perlu kiranya
dan kualitas guru.. Ukuran mikro dari tujuan dibuat kreteria minimal seperti, mempunyai
pembelajaran tidak lain adalah hasil dari pengetahuan keagamaan yang mantap dan
pembelajaran itu sendiri dalam ranah berkompetensi dalam ilmu yang diajarkan
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. yaitu baca tulis al-Qur’an dan yang
Untuk mewujudkan tujuan tersebut tentu terpenting adalah kesungguhan dan
tidak lepas dari elemen-elemen yang ketelatenan dalam mengajar anak-anak.
terkandung dalam proses pembelajaran. Mampu mentransfer ilmunya kepada anak
Secara sederhana, menurut penulis, proses didik melalui metode-metode pengajaran
pembelajaran mencakup empat elemen yang baik dan tepat serta menggunakan
penting yakni elemen guru, materi, media, pendekatan-pendekatan yang Islami. Proses
metode, dan siswa. Kelima elemen tersebut belajar mengajar, hendakanya
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikembambangkan daya nalar, kritik,
dipisahkan dan memiliki keterhubungan satu kedisplinan, kreatifitas anak didik, tentunya
dengan yang lainnya. harus diimbangi dengan keteladan guru.
Berdasarkan pada kesimpulan hasil
penelitian serta analisis yang ada, peneliti
memberikan saran yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan
manajemen pembelajaran baca tulis Al- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Qur’an di MI Ja-alhak adalaha sebagai Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.
berikut: Pertama, Faktor-faktor yang Athoillah, Anton. 2010. Dasar-dasar
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran Mnajemen. Bandung: Pustaka Setia.
sangatlah beragam, untuk itu tiap guru dalam Atmodiriwo, Soebagio. 2000. Manajemen
proses belajar mengajar al-Qur’an harus Pendidikan Indonesia. Jakarta:
selalu berusaha meningkatkan Ardadizya Jaya.

182 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183
A Suhandi Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an
di Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-Alhag
Kota Bengkulu

Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Muslich, Mansur. 2007. Pembelajaran


Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Berbasis Kompetensi dan Konstekstual.
Dari Sentralisasi Menuju Jakarta: Bumi Aksara.
Desentralisasi. Jakarta: PT: Bumi Sagala, Syaiful. 2008. Administrasi
Aksara. Pendidikan Kontemporer. Bandung:
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Alfabeta.
Tterjemahnya. Bandung:
Diponenogoro Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Pembelajaran. Cet. 7 Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Bumi Aksara. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Handoko, Hani. 1999. Manajemen. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Jogjakarta: BPFE. Kualitatif dan R&D), Bandung:
Hidayat dan Imam Machali. 2010. Alfabeta.
Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Surasman, Otong S.Q. 2002. Metode Insani
Educa. Kunci Peraktis Membaca AL-Qur’an
Ismail. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Baik Dan Benar. Jakarta: Gema Insani.
Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Torigun, Guntur Henry. 2005. Membaca
Rasail. Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung; Angkasa.
Hasibuan, M. 2000. Mamanjemen Sumber Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. tentang Sistem Pendidikan, Semarang:
Moleong J. Lexy. 2010. Metodologi CV Aneka Ilmu.
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Remaja Rosda Karya.

183 Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2, 2 (April 2018): 172-183

Anda mungkin juga menyukai