Anda di halaman 1dari 29

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Kesalahan: Cara belajar yang efektf dan efisien


B.Spesiflkasi kegiatan:
1. Bidang bimbingan : Belajar
2. Jenis Iayanan : Pembelajaran
3. Fungsi Iayanan : Pemahaman
4. Sasaran Iayanan : Siswa kelas XII.IPS2
C.Pelaksanaan Layanan
1.Waktu :pukulll.00—11.45/45m
2. Han Tanggal : Sabtu, 25 Pebruari 2012
pukul 11.00—11.45
3. Tempat : ruang kelas X I.TEKNIK
4. Diskripsi dan komentar tentang pelaksanaan Iayanan:
a.Siswa yang hadir mengikuti kegiatan Iayanan 32 orang, tidak hadir 2 orang. b.Pada waktu
guru pembimbing memberikan contoh cara belajar yang efektifdan
efisien, sebagian besar siswa memperhatikan dengan serius/antusias. c.Pada waktu guru
pembimbing meminta siswa untuk menyebut- kan actor-faktor pendukung keberhasilan
dalam belajar, siswa dengan cepat dan tepat menjawabnya.
D.Evaluasi (penilaian)
1. Cara-cara penitalan
a. Observasi ( pengamatan)
b. Menanyakan kepada siswa pada akhir kegiatan )ayanan.
2. Deskripsi dan komentar tentang hasH penilaian:
a. Sebagian besar siswa sangat tertarik memperhatikan guru
pembimbing pada waktu menerangkan cara belajar yang efektif dan efisien.
b. Sebagian besar siswa aktif terlibat dalam kegiatan Iayanan
tersebut.
E. Analisis hasit evaluasi
a. Cara-cara analisis:
- Mengajukan pertanyaan reflektif kepada siswa.
b. Deskripsi dan komentar tentang hasil analisis:
- Siswa memperoleh manfaat dan hasil Iayanan yang diberikan oleh guru pembimbing
- Guru pembimbing memperoleh kepuasan dan hasil !ayanan yang diberikan kepada siswa
- Kegiatan tersebut menarik dan menyenangkan bagi siswa dan siswa memiliki
alternatif cara belajar yang beragam yang memungkinkan sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa.
F. Tindak lanjut
a.Cara-cara tindak lanjut:
- Layanan konseling perorangan.
b.Deskripsi dan komentar tentang upaya tindak lanjut:
- Bagi siswa yang mempunyai masalah dengan kesulitan belajar dapat dilakukan konseling
perorangan.
Mengetahui Surabaya,26 September 2019
Kepala sekolah SMK INDOBARUNA Pembimbing
M.D.Hasanudin , S.Pd ,MM Rini mushudah, S.Pd
——
0. Kegiatan pengembangan din Ekstra Kunikuler mencantumkan
1. pengembangan potensi peserta didik sebagaimana
dimaksuci dalam tujuan pendidikan nasional dapatdiwujudkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Bahwa
kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik melalui
pengembangan bakat, minat, dan kreativitas serta kemampuan berkomunikasi dan bekerja
sama dengan orang lain;
2. Pengembangan ekstra kurikuler disesuaikan dsengan bakat dan minat siswa agar tercapai
prestasi yang diinginkan oleh siswa agar dapat mewujudkan impian dan keinginan dan setiap
sisswa yang difasilitasi oleh sekolah.
3. Ekstra kurikuletr wajib yang hams diikuti siswa berupa pramuka, paskib,dayung, pencak
silat waktu dan pelaksanaannya disesuaikan dngan program yang ditetapkan oleh sekolkah
4. Ekstra kurikuler pilihsan disesuaikan dengan keinginan siswa sesuai dengan bakat dan
mionat bisa dilaksnakan diluar sekolah dengan dukungan orang tua dan pembina yang ada di
sekolah.
F
273
E.Pengaturan Beban Belajar
Beban Belajar di SMK/MAK
1. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran melalul sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi JuJusan serta kemampuan
Iainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam sam
minggu, sath semester, dan sath tahun pelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan
dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI, XII, dan XIII
adalah 46 jam pelajaran. Durasi setiap sam jam pelajaran adalah 45 menit.Kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh pendidik dan kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standard kompetensi, Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik
maksimal 60% dan waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangutan.
2. Beban belajar di Kelas X dan Xldalam sam semester 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester ganjil 18 minggu.
Setiap satuan pendidikan SMKJ MAK boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting.
274
RPL PADA .IALUR PENDIDIKAN
Dalam rangka memenuhi amanat UU Sistem Pendidikan Nasional tentang pembelajaran
sepanjang hayat, RPL pada jalur pendidikan dimaksudkan untuk memberikan kesempatari
yang lebih luas bagi setiap individu untuk menempuh pendidikan sampai ke pedidikan tinggl.
KEMENRISTEK-DIKTI akan menerbitkan kebijakan, peraturan, pedoman, dan standar
prosedur operasi penilaian kesetaraan terkait dengan imptementasi RPL yang bertujuan untuk
memfasilitasi masyarakat menempuh pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi
(pembelajaran sepanjang hayat).
RPL juga harus mampu mengakui capalan pembelajaran lampau seseorang tanpa
mempertimbangkan proses peningkatan capaian pembelajaran seseorang, waktu, atau tempat.
Walaupun demikian, RPL wajib mempertimbangkan kebijakan-kebijakan nasional tentang
pendidikan seperti misalnya kewajiban belajar dubelas tahun, kesetaraan mutu dan
pengakuan terhadap capaian pembelajaran yang diakui secara nasional, dan lain-lain. Pada
sisi lain, RPL harus dapat diakses oleh setiap individu yang membutuhkan.
Mengingat RPL akan berbeda untuk satu bidang keilmuan dan atau keahlian dengan yang
lain, maka RPL bersifat khas. Dengan demikian RPL dapat disusun atau dikembangkan
dengan mempertimbangkan jalur pendidikan (formal, nonformal, informal) dan jenis
pendidikan (pendidikan vokasi, profesi, akademik). Oleb karena itu pula perbedaan peraturan
atau pedoman penilaian kesetaraan melalui skema RPL perlu menjadi pertimbangan bagi
institusi pendidikan penyetenggara RPL karena pengakuan pada jenis pengalaman atau
pembelajaran tampau yang tidak sesuai dengan yang dimiliki seseorang akan menyebabkan
inefficiency proses pendidikan.
Secara khusus, RPL di sektor pendidikan tinggi merupakan pengakuan atau penyetaraan
pengalaman dengan kemampuan dan atau keahlian yang dimiliki seorang peserta didik pada
jenjang pendidikan sebelumnya. Pengakuan terhadap RPL tidak sama dengan pengakuan
terhadap perolehan gelar (degree). Di berbagai negara RPL digunakan sebagai pertimbangan
memasuki sebuah program pendidikan (entry requirement) pada jenjang yang lebih tinggi
dalam bentuk pengurangan jumlah SKS, transfer kredit atau pembebasan sebagian SKS mata
kuliah tertentu (exemption).
Suatu institusi pendidikan formal, yang oleh KEMENRISTEK-DIKTI dinyatakan memiliki
kualifikasi untuk melakukan RPL, dapat melakukan proses asessment RPL terhadap calon
peserta program pendidikan. Peserta program RPL harus mengajukan permintaan tertulis
dilengkapi dengan portofolio yang disusun ses’iai dengan pengalaman atau hasil-hasil
pembelajaran Iampau yang dimiliki berserta bukti-bukti terkait yang valid dan diakul oleh
institusi pendidikan penyelenggara RPL tersebut.
Seseorang dapat menggunakan RPL sebagai pengakuan untuk mengikuti pendidikan format
pada jenjang tertentu di sebuah perguruan tinggi jika yang bersangkutan telah memperoleh
pendidikan minimal SMA/paket C. Pengakuan atas capaian pembelajaran juga dilakukan
10
17.PERATURAN AKADEMIK terdiri:
A.Mekanisme Penilaian
1. Prosedur penilaian dilakukan oleh bapak /ibu guru sesuai dengan aturan yang
berlaku bisa saat setiap habis bab atau dilakukan ulangan bersama setiap setengah
semester bila kurang akan dilakukan rfemidi supaya mendapatkan nilai ketuntasan
belajar.
2. Bentuk dan instrumen penilaian
a. bentuk pemlaian sekolkah / madrasah disesuaikan dengan kriteria
kelulusan.ulangan akhir semester ditentukan dengan kriteria kenaikan kelas B. kenaikan kelas
mencantumkan:
a. Akademik: sesuai dengan KKM
b. Non akademik:
> Kehadiran80%
Sikap/kepribadian minimal B
Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor yang dilakukan di akhir
tahun pelajaran. Setiap siswa akan memperoleh buku rapor yang berisi laporan hash belajar
sesual dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
C.KRITERIA KELULUSAN:
1. Kriteria Kelulusan dan Ujian Sekolah
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1) adalah bahwa
peserta didik dinyatakan lulus dan satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti peserta didik telah
dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya untuk seluruh kompetensi pendidikan dan
pembelajaran yang diikuti.
b. memperoleh nilai minimal balk pada penilalan akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai kepribadian minimal B
(baik) atau telah dinyatakan kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
Berarti telah mengikuti ujian sekolah dan dinyatakan Julus atau kompeten untuk mata
pelajaran yang diujikan. Program produktif tidak menjadi bagian dan ujian sekolah.
Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti ketentuan Permendiknas dan SOP yang diterbitkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2. Kriteria Kelulusan dan Satuan Pendidikan
Siswa SMK INDOBARUNA Surabaya dinyatakan LULUS apabila:
Memiliki rapor semester I ,2 , 3 ,4, 5 dan 6 yang nilainya mencapai KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah.
> Mengikuti ujian teori dan praktek.
275
Pengertian Dasar
Proses penilaian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas menggunakan prosedur ulangan.
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapalan kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan
perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan
berdasarkan waktu pelaksanaan dan cakupan materinya dapat dikelompokkan menjadi
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
Ulangan harlan adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapalan
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau Iebih.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh ‘ndikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapalan kompetensi peserta didik di akhir
semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
Hasil ulangan harlan diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harlan
berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
HasH penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertal dengan deskripsi kemajuan belajar kepada
orang tua siswa.
Proses penilalan yang dilakukan oleh lembaga dan pemerintah menggunakan istilah ujian.
Ujian berdasarkan cakupan pelaksanaannya dapat dibedakan atas ujian sekolah dan ujian
nasionaL Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar
dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dan satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak diujikan datam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian yang akan diatur dalam
POS Ujian Sekolah/Madrasah. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan
pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilal
pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
Pelaksana Penilaian
Penhlaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Perancangan strategi penhlaian oleh pendidik
dilakukan pada saat penyusunan silabus yang dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek
psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian
sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah
satu persyaratan kelulusan dan satuan pendidikan. Penhlaian akhir hash belajar oleh satuan
pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan
pendidik berdasarkan hash penilalan oleh pendidik. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik berdasarkan hasH penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian
sekolah/madrasah.
Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
(a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d)
mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik berdasarkan hasil ujian sekolah/madrasah,
dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hash penilaian. Penilaian akhlak mulia yang
merupakan aspek afektif dan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai
perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh
guru agama dengan memanfaatkan informasi dan pendidik mata pelajaran lain dan sumber
lain yang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma
dan nilai-nilai luhur vana berlaku dalam kehiduoan bermasvarakat dan berbanasa. adalah
bagian dan penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru
pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dan pendidik mata pelajaran
lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian
kelompok mata pelajaran yang relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan din
dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah/madrasah.
Kegiatan penilalan oleh pemenintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang
diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN. UN diselenggarakan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait.Hasil UN disampaikan
kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dan satuan
pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Penilaian hasH belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagal berikut:
(1) menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan
kriteria penilaian pada awal semester. (2) mengembangkan indikator pencapaian KD dan
memilih teknik penilalan yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. (3)
mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik
penilaian yang dipilih. (4) melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain
yang diperlukan. (5) mengolah hash penilaian untuk mengetahui kemajuan hash belajan dan
kesulitan belajar peserta didik. (6) mengembalikan hasil pemeniksaan pekerjaan peserta didik
disertai balikan/komentar yang mendidik. (7) memanfaatkan hash penilahan untuk perbaikan
pembelajaran. (8) melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilal prestasi belajar peserta didik
disertal desknipsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. (9) melaporkan hash penilalan
akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hash penilaian kepribadian kepada guru
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester
akhlak dan kepnibadian pesenta didik dengan kategoni sangat baik, baik, atau kurang balk.
Penilaian hasH belajar oleh satuan pendidikan dhlakukan untuk menilai pencapalan
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilalan tersebut meliouti keaiatan
sebaaai benikut: (1 menentukan
KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalul rapat dewan pendidik. (2)
mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. (3) menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket melalui rapat dewan pendidik. (4) menentukan kriteria program pembelajaran
bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan
pendidik. (5) menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik. (6) menentukan nilai akhir kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil
penilaian oleh pendidik dan nilai hasU ujian sekolah/madrasah. (7) menyelenggarakan ujian
sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dan ujian sekolah/madrasah sesuai
dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. (8)
melaporkan hasil penilalan mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap
akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.
(9) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota. (10) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. (II)
menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dan satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN.
Cara menentukan kelulusan peserta didik dan satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria: (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran. (b)
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan. (c) lulus ujian sekolah/madrasah.(d) lulus UN.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. UN didukung oleh suatu sistem
yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN
dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. Hasil UN menjadi salah satu
pertimbangan dalam pembinaan dan pembenian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan
kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Hasil UN
digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dan satuan pendidikan yang
kritenia kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.
Hakikat Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial (Remedial Teaching) merupakan layanan pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran
remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan
Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi,
sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang hams dikuasai peserta didik. Penguasaan
SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika
seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas. dimulai dan
penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan
dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti
ceramah, demonstrasi, pembelaj aran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.
Melengkapi metode pembelaj aran digunakan juga berbagai media seperti media audio,
video, dan audiovisual dalam berbagai format, rnulai dan kaset audio, slide, video, komputer,
multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen
dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program
pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian
dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang
peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan
pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang
telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang hams dilakukan oleh
pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran
remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang
belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang
bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat
ketuntasan belajar, maka peserta didik mi memerlukan waktu lebih lama daripada mereka
yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali
setelah mendapatkan program pembelaj aran remedial.
Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik
yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajamya. Hambatan yang terjadi dapat berupa
kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan
sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran
remedial hams mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal mi didasarkan atas
pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu
mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai
adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka
dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode
penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun
konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan
belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan,
dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan
dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai
dengan kesempatan masing-masing.
Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang
perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu
pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment)
pembelajaran remedial.
1. Diagnosis Kesulitan Belajar
a. Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta
didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
• Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat
mengikuti pembelaj aran.
• Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar
yang berasal dan luar din peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan, dsb.
• Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan path diii
mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra,tuna daksa, dsb.
b. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat
(prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan,
dsb.
• Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum.
Prasyaratan ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.

Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai
kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan. apakah peserta didik
mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
• Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk
menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.
• Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar
peserta didik. Dan pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab
kesulitan belajar peserta didik.
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain:
• Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, vaniasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau
semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.
Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode danlatau media
yang lebih tepat.
• Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal
pembelajaran kiasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih altematif tindak lanjut
berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan
implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu
atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapal ketuntasan.
• Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip
pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk
membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
• Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang
mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
3. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa altematif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap
akhir ulangan harlan, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah
pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu?
Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu.
Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk
melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat
indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK
yang terdiri dan beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah
peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dan beberapa KD. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dan beberapa
KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program
pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh
dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes
kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harlan,
ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
LEMBAR KERJA RENCANA TIN DAL
LANJUT
Nama Pengawas : Drs. Abdul Hamid, M.T. (D_1O_Abdul Hamid)
Instansi : Cabang Dinas Pendidikan Sidoarjo Wilayah Surabaya
Sekolah Binaan

- SMKTRISILASURABAYA

NO. KEGIATAN 1 WAKTU TEMPAT


Sosialisasi/Bimbingan Teknis Minggu ke 3 Juli SMKN 5 Surabaya (Ketua
SR
Pengumpulan Data di Sekolah Binaan 05 Surabaya)
SMK Wachid Hasyim (Ketua
SR 15 Surabaya)

Sidoarjo, 9 —Juli 2019


-

Drs. Abdul Hamid. M.T.


NIP. 19611028 198710 1 003

SUB RAYON 05 SURABAYA SUB RAYON 15 SURABAYA

SMKN 5 SURABAYA SMK WACHID HASYIM SURABAYA

SMK 45 SURABAYA SMK FARMASI SURABAYA

SMK KESEHATAN BINA HUSADA


SMK PGRI 4 SURABAYA
SURABAVA

SMK INDO BARUNA SURABAYA SMK TRIYASA SURABAYA

SMK PUTRA AIRLANGGA


SMK BERDIKARI 2 SURABAYA
SURABAYA

SMK KESEHATAN
SMK ISLAM AL-AMALSURABAyA
NUSANTARASURABAYA

SMK DIPONEGORO SMK MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA


Pendampingan/Bimbingan
Di masing-
Pelaksanaan Minggu ke 3 Agustus
2 masing
Pengumpulan Data Sekolah —Minggu ke 4
. sekolah
Oktober
-
Binaan
binaan
(Pengisian Instrumen)

Minggu ke 2
3 Verifikasi dan Validasi Data
Oktober— Minggu Bebas
. Mutu (Pengisian Instrumen)
ke 2 Nopember

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ml:

Nama .fr MM
NIP .

Nama Sekolah A4

Alamat U 7c
Kecamatan .

Kabupaten/Kota .

menyatakan bahwa saya selaku Kepala Sekolah dan segenap warga


sekolah berkomitmen untuk mendukung Pelaksanaan Pengumpulan Data
Mutu Pendidikan Tahun 2019 melalui Aplikasi E-EDS yang bertujuan untuk
mendapatkan data mutu yang valid dan reliable. Data isian pacla
instrumen PMP dan Dapodik di sekolah yang kami kirimkan adalah sudah
sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada di sekolah kami.
Kami sadar bahwa hasil isian PMP dan Data Dapodik dan sekolah kami
secara jujur akan tersaji dalam rapor mutu sekolah dan menjadi dasar
dalam penyusunan RKAS tahun 2020/ 2021.
Demjkjari surat pernyataan mi saya buat dengan semestinya, secara
sadar, penuh tanggung jawab dan tanpa ada rekayasa.
...(kab.kota).../... Oktober 2019
Kepala Sekolah SD/SM P/SMA/SMK
Ttd &

NIP
> Telah mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin) sampai
mendapat sertifikat dan M!ai dan DUD!.
) Kehadiran minimal 80 % da)am satu tahun pe)ajaran kelas XII.
> Nilai Kepribadian minimal B (baik).
Memiliki nilai Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
dan Ujian Kompetensi Keahlian minimal lulus sesuai ketentuan
Permendiknas yang
dikefuarkan setiap tahun oleh Oepdknas dan SOP yang
dikefuarkan ofeh
o.i.-..., e....-i.-... M -. I D...4;4;I- IDOt.I
L.a’Jai I ,JLI PJQI iaIJI lal I I PJPJII\Ol I IJl1f,.

peserta didik dnyatakan lulus dan satuan pendidikan pada


pedidikan
2.URAJAN TENTANG PELAKSANAA.N USBN DAN UNBK di!
aksanakan sesuai dengan POS USBN DAN UNBI< TAHUN 2019
yang dikeluarkan oleh BSNP
3. Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah diharapkan
siswa lulus 100% dengan memberi tambahan pelajaran berupa
bimbei dan tambahan peiajaran dan mengikuti semua kegiatan
yang terkait dengan Usbn dan Unbk.
4. Uraian tentang program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan pemberian
tambahan bimbel mengikuti dikiat-dikiat yang terkait pelayaran.
5. uraian tentang pasca ujuian nasional sebagai antisipasi bagi siswa yg belum lulus ujian akhir
dengan anjuran mengikuti paket.

D.MEKANISME PRAKTIK KERJA LAPANGAN ( P1(L)


1.Terdapat ketentuan tentang Praktik Kerja Lapangan (PKIJ)
Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan.
2.Pelaksanaan PKL di SMK Indo Baruna Surabaya dilakasnakan selama 3
bulan.
3. pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut:
a. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6-10 bulan yang dapat dilakukan pada kelas XI
dan atau kelas XII untuk program 3 tahun dan atau kelas XII dan XIII untuk program 4 tahun. Untuk
menjamin keterlaksanaan program PKL maka dapat dilakukan aitematif pengaturan sebagal berikut:
1) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekoiah haius inenata
ulang topik-topik pembelajataii pada semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan PKL tidak
IIII.IA

mengurangi WKLU UflIUK pemuelajaran materi paua semesier ‘t


dan sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester
5.
2) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekoiah hat’us inelakukan
peiigaturau yang satna untuk niateri pembelajaran pada kedua semester tersebut.
E.MUTASI PESERTA DIDIK
I-,

F.PENDIDIKAN PENGUATAN KARAKTER


1. Terdapat uraian tentang prosedur dan mekanisme tentang rasional dan pertumbhuhan
karakter setiap individu diharapkan peningkatan karakter dalam msetiap bidang studi
menekankan poada pemngkatan karakter setiap siswa.
2. Terdapat uraian dan lima nilai utama penumbuhan karakter yaitu,
1. religius menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
2. Nasionalis cinta tanah air dan bangsa
3. Mandini, mampu mengerjakan semua masalah yang dihadapi dengan sendiri.
4. gotong royong saling membantu apabila ada siswa atau teman yang kesusahan.
5. Integritas, kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada dirinya
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
3. terdapat uraian tentang sembilan penumbuhan karaktrer
1. nilai moral ditentukan dengan sikap dan perilaku individu terhadap individu yang lain.
2. holistik bersumber pada pemikiran setiapindividu dalam menerapkan pengetahuannya.
3. setiap bidang studi terintegrasi dengan biclang studi yang lain.
4. partisipasi setiap siswa ikut andil dalam kegiatan yang ada di dekolah.
5. kearifan lokal dalam setiap mengambil keputusdan ham sesuai dengan koridor yang ada di
lingkungan sekolah.
6. kecakapan abad 21 mengikuti perkembangan IPTEK.
7. adil, setiap mengambil keputusan hams bertindak sesuai dengan keputusan
8. selaras semua keputusan yang diarimbil selaras dengan rasa keadilan.
9. terukur setiap mengambilk keputusan yang diambil harus terukur sesuai dengan
kemampuan sekolah.
277

Literasi
I .Pengertian, tujuan
Kegiatan literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam
kehidupan. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada
kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam
dengan balk akan memengaruhi keberhasilan seseorang dalam
menyelesaikan pendidikan dan mencapal keberhasilan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan literasi selama mi identik dengan aktivitas membaca dan
menulis. Namun, Dekiarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan
bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi
dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan
sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO, 2003). Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa
literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk
mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi,
menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan.
Gerakan Literasi Sekolah mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus
Tujuan Umum
Menumbuhkembaflgkafl budi pekerti peserta didik melalul
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Tujuan Khusus
1. Menumbuhkembangkafl budaya literasi di sekolah.
2. Meningkatkan kapasitas warga dan Iingkungan sekolah agar
literat.
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan
dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan.
Dan manakah pengetahuan didapat? Dan melihat dan mendengar?
Apakah cukup? Kamu pasti bersepakat bahwa sumber pengetahuan
paling banyak dan mendalam adalah buku, baik buku cetak maupun
buku elektronik. OIeh karena itu, keterampilan membaca menjadi
keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan menjadi
budaya, bahkan kebutuhan setiap orang. Selain membaca,
keterampilan lain yang juga tak kalah penting untuk dilatih dan
dibudayakan adalah menulis. Cobalah kamu renungkan, adakah
pekerjaan di dunia mi yang tidak membutuhkan kegiatan tulis-
menulis? Ternyata, dalam kehidupan modern, menulis sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dan setiap aktivitas manusia.
Mengingat pentingnya penguasaan kedua keterampilan tersebut,
dalam pembelajaran bahasa Indonesia kamu akan diajak
membudayakan membaca dan menulis.
2.Model Program Literasi
Kegiatan yang harus kamu lakukan adalah membaca buku dan
melaporkan hasilnya pada setiap akhir semester. Di kelas X, buku
yang kamu baca harus mencakup buku fiksi dan nonfiksi Buku fiksi
yang dimaksud dapat berwujud kumpulan cenita rakyat (dongeng
atau hikayat), kumpulan puisi, dan novel; sedangkan buku nonfiksi
yang kamu baca dapat berupa buku-buku motivasi, keagamaan,
teknologi, seni, sejarah, biografi, dan sebagainya.
278
Penyerahan laporan hash membaca buku pada semester gasal
dapat kamu lakukan sejak akhir pembelajaran Pelajaran 3 hingga
akhir pembelajaran Pelajaran 4, sedangkan pada semester genap
dapat kamu lakukan sejak akhir pembelajaran Pelajaran 7 hingga
akhir pembelajaran Pelajaran 8. Proyek membaca buku mi dilaporkan
sebagai tugas mandiri. Agar proyek mi tidak menjadi beban yang
memberatkan, kamu dapat mulai membaca buku lebih awal. Jangan
membaca buku pada waktu-waktu menjelang pengumpulan laporan
karena hal itu akan membuat kegiatan membaca buku menjadi
beban dan tidak menyenangkan.
Lakukanlah kegiatan membacamu dengari mengikuti Iangkah-
langkah berikut mi.
1. Carilah buku nonfiksi (buku pengayaan) di perpustakaan. Buku
yang kamu baca bukan buku teks pelajaran. Konsultasikan pada
gurumu apakah buku yang kamu pflih layak dan boleh kamu baca.
2. Jika memhliki cukup uang, kamu dapat membeli buku pengayaan
yang kamu sukai. Konsultasikanlah lebih dulu buku yang akan kamu
beli pada gurumu.
3. Agar kegiatan membacamu tidak menyita waktu belajar dan
bermainmu, kamu dapat membaca buku tersebut dalam beberapa
han atau beberapa minggu.
4. Tidak ada ketentuan jumlah halaman yang harus kamu baca
setiap harinya. Sesuaikan dengan kelonggaran waktu, kecepatan
baca, dan kemampuanmu memahami isi buku yang kamu baca.
5. Persiapkan buku tulismu untuk membuat catatan hanian hasil
kegiatan membacamu. Lakukan kegiatan prabaca dengan membaca
(a) judul, (b) kata pengantar, dan (c) daflar isi; kemudian buatlah
pertanyaan yang ingin kamu peroleh jawabannya dan buku yang
akan kamu baca tersebut. Pertanyaanp ertanyaan tersebut
sesungguhnya adalah informasi yang ingin kamu peroleh, yang
menjadi alasan kenapa kamu membaca buku tersebut.
3. Pentahapan Kegiatan dan Penilaian
TAHAP PEMBIASAAN di SMK
• Tujuan
• Menumbuhkan rasa cirita membaca
• Prinsip
• Tidak ada tagihan
• Jenis
• Kegiatan
• Pembentukan TLS
• 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
• Pembuatan Jurnal membaca siswa
• Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan
akses
internet)
• Menciptakan tingkungan sosiat dan afektif yang nyaman untuk
membaca
• Pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab
• Memperkenalkan etika penilaku dan hukum dalam menggunakan
teknologi
informasi dan komunikasi
279

• Indikator
• Ada perogram dan pelaksanaan 15 menit membaca
• Tersedia jurnal membaca
• Tersedia area baca di SMK (perpustakaan, sudut buku kelas
dan tempat empat lain untuk membca
• Pembimbingan penggunaan internet
TAHAP PENGEMBANGAN di SMK
• Tujuan
• Pengembangan Minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi secara digital dan non digital
• Prinsip
• Ada tagihan Non Akademik
• Jenis Kegiatan
• 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
• Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita,
Penilaian non-akademik
• Pembuatan bahan kaya teks oleh siswa
• Pembimbingan penggunaan komputer dan internet untuk
kegiatan literasi
• Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan
digital untuk mencari informasi
• Indikator
• Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca
• Tersedia berbagai bentuk hasil tagihan non akademik
• Tersedia bahan kaya teks yang dikoleksi dan dipajang
• Dilaksanakannya pembimbingan penggunaan komputer dan
Internet
• Pembimbingan penggunaan bahan-bahan literasi digital
TAHAP PEMBELAJARAN di SMK
• Tujuan
• Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran
dengan menggunakan bahan-bahan pengayaan baik secara
digital maupuan non digital
• Prinsip
• Ada tagihan Akademik di seluruh mata pembelajaran
• Jenis Kegiatan
• 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
• Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
• Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran
bagi guru dan siswa
• Penilaian akademik
• Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik

280

• Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses


pembelajaran, produksi pengetahuan, dan menyebarkannya di
kalangan warga SMK
Indikator
• Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca
• Penyusunan dan pelaksanaan strategi literasi dalam
pembelajaran
• Tersedia area baca di SMK (perpustakaan, sudut buku kelas
dan tempatt empat lain untuk membca
• Pembimbingan penggunaan internet
TAHAP PEMBIASAAN di SMK
Jenis Kegiatan
• Pembentukan TLS-perlu diterbitkan SK TLS oleh Kepala SMK
• 15 menit membaca sebelum jam pelajaran,guru dan warga
sekolah lainnya juga melakukan kegiatan membaca
• Pembuatan Jurnal membaca siswa pencatatan kegiatan
-

membaca harian tiap peserta didik


• Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, sudut baca
kelas, buku bacaan dan akses internet)
• Menciptakan Iingkungan sosial dan afektif yang nyaman
untuk membaca
• Pembimbingan e-literasi secara bertanggungjaWab dapat
-

dilakukan, misalnya dengan cara sharing tentang penggunaan


gawal (gadget) dan medsos
• Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
4memperkenalkafl UU ITE
281

Anda mungkin juga menyukai