Anda di halaman 1dari 10

SURVEY MAWAS DIRI KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA

DI WILAYAH KELURAHAN BUGANGAN KOTA SEMARANG


1 1,2
Daniel Budi Wibowo , Nor Tri Astuti Wahyuningsih ,
1 1 1 1
Chatarina Anggit Noviana , Kristin Melisa , Linda Sri Rahayu , Sesilia Inggrid Nikita
1 2
STIKES Panti Wilasa, Email: norastent13@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat
setempat di bawah bimbingan kepala Desa/ Kelurahan dan Petugas Kesehatan.
Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan, karakteristik
dan perilaku ibu, anak dan keluarga dalam menjaga kesehatannya di wilayah RW 03
Kelurahan Bugangan Kota Semarang.
Metode: Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional.
Pengumpulan data dilakukan Survey Mawas Diri (SMD), dengan melakukan
wawancara kepada responden yang merupakan Kepala Keluarga dan atau salah satu
anggota keluarga yang sudah dewasa dengan menggunakan instrumen kuesioner.
Sampel dalam penelitian ini adalah warga RW 03 Kelurahan Bugangan Kecamatan
Semarang Timur Kota Semarang sejumlah 887 jiwa.
Hasil: Struktur penduduk di wilayah RW 03 Kelurahan Bugangan disebut tua dengan
bentuk piramida penduduk piramida konstruktif, tingkat pendidikan penduduk tertinggi
adalah tamat SLTA, persentase terbesar pekerjaan sebagai pegawai swasta,
persentase terbesar pada penyakit hipertensi, tempat layanan kesehatan persentase
terbesar memilih Puskesmas dan sebagian besar warga telah mengikuti program JKN,
masih ada 3 keluarga yang tidak memiliki jamban, masih ada PUS yang tidak
mengikuti program KB, pemakaian alat kontrasepsi persentase tertinggi menggunakan
metode MOW (Medis Operatif Wanita) atau Tubektomi dan tertinggi kedua Suntik,
masih ada 7 balita yang tidak ikut Posyandu dan 3 anak tidak dilakukan pemantauan
tumbuh kembangnya.
Diskusi: Hasil analisis dan prioritas masalahnya adalah keikutsertaan PUS dalam
program KB dan pemantauan tumbuh kembang anak. Telah dilakukan intervensi
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang macam-macam program KB dan
kepada Kader Posyandu serta kelas ibu balita tentang pemantauan tumbuh kembang
anak. Implikasi dari hasil penelitian ini antara lain perlunya edukasi kepada warga
masyarakat terkait keikutsertaan program KB dan pemantauan tumbuh kembang, serta
perlunya peningkatan kapasitas bagi kader posyandu terkait pemantauan tumbuh
kembang anak.

Kata Kunci: Survey Mawas Diri, kesehatan, keluarga

12 | JHCE. Volume 1 Nomor 1, Februari 2022


MOTHER, CHILD AND FAMILY HEALTH CONTROL SURVEY
IN THE REGION OF BUGANGAN SEMARANG CITY

ABSTRACT

Background: Self-Introspection Survey is an activity to identify, collect and assess the


health community carried out by cadres and local community leaders under the
guidance of the village head and health officers. The purpose of the study was to
identify health problems, characteristics and behavior of mothers, children and families
in maintaining their health in the area of RW 03, Bugangan Village, Semarang City.
Methods: Analytical descriptive research method with a cross-sectional approach.
Data collection was carried out by a Self-Respect Survey (SMD), by conducting
interviews with respondents who were the head of the family and or one of the adult
family members using a questionnaire instrument. The sample in this study were
residents of RW 03, Bugangan Village, East Semarang District, Semarang City, with a
total of 887 people.
Result: The population structure in the RW 03 area of Bugangan Village is called old
with a population pyramid shape of a constructive pyramid, the highest education level
of the population is high school graduate, the largest percentage of work as private
employees, the largest percentage of hypertension, the largest percentage of health
care providers choose Puskesmas and most residents have participated in the JKN
program, there are still 3 families who do not have latrines, there are still PUS who do
not participate in the family planning program, the highest percentage of contraceptive
use is using the MOW (Women's Medical Operative) or Tubectomy method and the
second highest is injection, there are still 7 children under five who do not participate in
Posyandu and 3 children are not monitored for their growth and development.
Discussion: The results of the analysis and the priority of the problem is the
participation of EFA in the family planning program and monitoring of child growth and
development. Health education interventions have been carried out to the community
about various family planning programs and to Posyandu cadres and mothers' classes
on monitoring child growth and development. The implications of the results of this
study include the need for education to community members regarding participation in
family planning programs and monitoring growth and development, as well as the need
for capacity building for posyandu cadres related to monitoring child growth and
development.

Keywords: Self-Introspection Survey, health, community

PENDAHULUAN permasalahan kesehatan dan potensi


Pembangunan Kesehatan setempat serta merencanakan
Masyarakat Desa masih diperlukan pemecahan permasalahan kesehatan
untuk meningkatkan peran serta tersebut melalui pelaksanaan Survei
masyarakat dan menggerakkan Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat
masyarakat dalam mengatasi masalah- Desa dan Perencanaan Partisipatif yang
masalah kesehatan yang muncul di dilakukan masyarakat dengan
wilayahnya. Penggerakkan masyarakat pendampingan dari pendamping teknis
dilakukan untuk mengenali

JHCE STIKES Panti Wilasa | 13


kesehatan yang berasal dari Puskesmas 2) Mengenali masalah kesehatan di
atau petugas lain yang telah dilatih.1 wilayah kerja Puskesmas Bugangan;
Survey Mawas Diri adalah 3) Membuat surat pemberitahuan
kegiatan pengenalan, pengumpulan dan kepada Kepala Kelurahan Bugangan
pengkajian masyarakat kesehatan yang di wilayah kerja Puskesmas
dilakukan oleh kader dan tokoh Bugangan;
masyarakat setempat di bawah 4) Mengirim surat pemberitahuan
bimbingan kepala Desa/ Kelurahan dan kepada Kepala Kelurahan Bugangan
Petugas Kesehatan (Petugas di wilayah kerja Puskesmas
2
Puskesmas, Bidan di Desa). Survey Bugangan;
Mawas Diri (SMD) bertujuan untuk 5) Membuat presensi;
mendapatkan gambaran utuh dari 6) Membuat formulir pengumpulan d
kondisi kesehatan suatu wilayah ata;
tertentu. 7) Mengumpulkan
Tujuan penelitian survei ini adalah data dengan profil dari
untuk mengidentifikasi masalah- desa di wilayah kerja Puskesmas
masalah kesehatan, karakteristik dan Bugangan;
perilaku ibu, anak dan keluarga dalam 8) Mengkaji masalah kesehatan di wi
menjaga kesehatannya di wilayah RW layah kerja Puskesmas Bugangan;
03 Kelurahan Bugangan Kota 9) Peneliti menentukan waktu
Semarang. pelaksanaannya;
10) Menentukan cara pelaksanaan
METODE Survey Mawas Diri (kunjungan
Penelitian ini menggunakan rumah tangga (pemetaan),
metode penelitian deskriptif analitik wawancara, diskusi, obeservasi/
dengan pendekatan crosssectional. diskusi kelompok terarah dengan
Pengumpulan data dilakukan Survey perwakilan masyarakat);
Mawas Diri (SMD), dengan melakukan 11) Mengolah data hasil Survey Mawas
wawancara kepada responden yang Diri;
merupakan Kepala Keluarga dan atau 12) Menentukan perumusan masalah;
salah satu anggota keluarga yang sudah 13) Melaksanakan evaluasi hasil Survey
dewasa dengan menggunakan Mawas Diri;
instrumen kuesioner. Kuesioner yang 14) Membuat Rencana Tindak Lanjut;
digunakan tersebut telah dilakukan uji 15) Melaksanakan Tindak Lanjut;
validitas dan realibitas, dengan hasil 16) Melaksanakan pendokumentasian
dinyatakan valid dan reliable. Populasi hasil Survey Mawas Diri;
dalam penelitian ini adalah warga RW 17) Melaksanakan evaluasi hasil
03 Kelurahan Bugangan Kecamatan kegiatan.
Semarang Timur Kota Semarang
sejumlah 330 keluarga yang berasal dari
11 RT. Sampel ada 887 jiwa (310 KK).
Proses Survei Mawas Diri HASIL
dilakukan sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan selama
1) Mengumpulkan informasi tentang kurang lebih 1 bulan dengan melibatkan
masalah kesehatan di wilayah kerja tim peneliti yang terdiri dari dosen dan
Puskesmas Bugangan; mahasiswa kebidanan Semester VI.

14 | JHCE. Volume 1 Nomor 1, Februari 2022


Letak Geografis Kelurahan Bugangan kompleks perumahan yang cukup padat
berada di tengah Kota dengan luas dan rawan terjadi banjir.
wilayah Luas Wilayah 67.840 Km2. Setelah dilakukan Survey Mawas
Rumah sebagian besar berada pada Diri, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi frekuensi jenis kelamin penduduk berdasarkan umur


Laki-laki Perempuan Total
Kelompok Umur (tahun)
(f) (f) f %
0-4 25 26 51 5,75
5-9 31 22 53 5,98
10-14 36 26 62 6,99
15-19 36 48 84 9,47
20-24 39 34 73 8,23
25-29 24 36 60 6,76
30-34 27 33 60 6,76
35-39 32 38 70 7,89
40-44 35 38 73 8,23
45-49 30 26 56 6,31
50-54 34 40 74 8,34
55-59 23 24 47 5,30
60-64 17 34 51 5,75
≥65 30 43 73 8,23
Total 419 468 887 100

Piramida Penduduk
60-64
50-54
40-44
laki-laki
30-34
20-24 Perempuan
10-14
0-4
60 40 20 0 20 40 60

Gambar 1. Piramida Penduduk

JHCE STIKES Panti Wilasa | 15


Tabel 2. Distribusi frekuensi Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan f %

SLB 1 0,11
Tidak sekolah 29 3,27
Belum sekolah 38 4,28
Sekolah PAUD 11 1,24
Sekolah TK 19 2,14
Sekolah SD 62 6,99
Tamat SD 105 11,84
Sekolah SLTP 41 4,62
Tamat SLTP 115 12,97
Sekolah SLTA 47 5,30
Tamat SLTA 256 28,86
Sedang kuliah 40 4,51
Tamat D3/S1 121 13,64
Tamat S2 2 0,23
Total 887 100

Tabel 3. Distribusi frekuensi Pekerjaan

Pekerjaan f %

PNS 16 1,80
Pegawai swasta 208 23,45
Wiraswasta 140 15,78
IRT 137 15,45
Buruh 54 6,09
Serabutan 25 2,82
Petani 3 0,34
Siswa/Mahasiswa 186 20,97
Tidak bekerja 90 10,15
Sedang mencari pekerjaan 9 1,01
Pensiunan 19 2,14
Total 887 100

Tabel 4. Distribusi frekuensi riwayat penyakit 1 bulan terakhir

Penyakit f %

Hipertensi 65 44,52
Diabetes Militus 31 21,23
Kolesterol 12 8,22
Asam Urat 7 4,79
Hemoroid 1 0,68
THT 1 0,68
Penglihatan 4 2,74
Saluran Pernafasan 8 5,48
Jantung 6 4,11
Rematik 1 0,68
Stroke 2 1,37
Gangguan Pencernaan 4 2,74
Stunting 1 0,68
Otot 2 1,37
Kulit 1 0,68
Total 146 100

16 | JHCE. Volume 1 Nomor 1, Februari 2022


Tabel 5. Distribusi frekuensi tempat
pengobatan keluarga Tabel 9. Distribusi frekuensi macam-
Layanan macam alat kontrasepsi yang
f % digunakan
Kesehatan
Rumah Sakit 53 17,10 Alat Kontrasepsi
f %
Puskesmas 174 56,13 yang digunakan
Klinik 63 20,32 susuk 5 5,81
Mengobati sendiri 20 6,45 suntik 22 25,58
Total 310 100 alamiah 12 13,95
pil 6 6,98
Tabel 6. Distribusi frekuensi kondom 9 10,47
kepemilikan jamban iud 9 10,47
mow 23 26,74
Memiliki Total 86 100
f %
Jamban
Ya 307 99,03
Tidak 3 0,97
Total 310 100 Tabel 10. Distribusi frekuensi
keikutsertaan anak balita di Posyandu
Tabel 7. Distribusi frekuensi
Kehadiran di
keikutsertaan Jaminan Kesehatan f %
Posyandu
Nasional (JKN)
Ya 38 84,44
Memiliki JKN f % Tidak 7 15,56
Total 45 100
Ya 283 91,29
Tidak 27 8,71
Total 310 100 Tabel 11. Distribusi frekuensi
pemantauan tumbuh kembang pada
Tabel 8. Distribusi frekuensi Pasangan balita
Usia Subur (PUS) mengikuti program
Pemantauan
keluarga berencana f %
Tumbuh Kembang
Keikutsertaan KB f % Ya 42 93,33
Tidak 3 6,67
Ya 86 78,18 Total 45 100
Tidak 13 11,82
Ingin Hamil 11 10,00
Total 110 100

DISKUSI penduduk kelompok usia 0-14 tahun


Berdasarkan tabel 1 distribusi terdapat 166 orang (18,72%), usia
frekuensi jenis kelamin penduduk produktif 15-64 tahun terdapat 648
berdasarkan umur sebagian besar orang (73,05%), dan kelompok lanjut
berjenis kelamin perempuan. usia >65 tahun (8,23%). Hal ini
Persentase tertinggi umur penduduk menunjukkan bahwa struktur penduduk
pada kelompok umur 15-19 tahun di wilayah RW 03 Kelurahan Bugangan
(9,47%). Kelompok usia bayi dan balita disebut tua, hal ini sesuai teori yang
0-4 tahun sebanyak 51 orang (5,75%) menyebutkan bahwa struktur penduduk
dan usia lanjut (lansia) pada kelompok dikatakan tua apabila usia 0-14 < 30%,
>65 sebesar 73 (8,23%). Struktur usia produktif 15-64 tahun >60% dan

JHCE STIKES Panti Wilasa | 17


usia lanjut >65 >10%. Tiga Hal tersebut berdasarkan tabel 4 persentase terbesar
juga didukung dengan bentuk piramida pada penyakit hipertensi 65 orang
penduduk seperti pada gambar 1, yaitu (44,52%) dan tertinggi kedua adalah
bentuk piramida konstruktif. Diabetes Melitus 31 orang (21,23%).
Berdasarkan komposisi penduduknya, Pada tabel 5 sebagai tempat tujuan
menurut Badan Pusat Statistik untuk mendapatkan layanan kesehatan
penduduk Indonesia didominasi oleh persentase terbesar mereka ke
penduduk usia produktif (15-64 tahun). Puskesmas sebanyak 174 keluarga
Pada tahun 2021, kelompok penduduk (56,13%). Di era JKN (Jaminan
ini mencapai 68,77 persen dari total Kesehatan Nasional) sekarang ini,
penduduk. Kelompok ini tercatat terus masyarakat tentunya memilih fasilitas
mengalami peningkatan setiap layanan kesehatan yang memberikan
tahunnya. Hal ini tentu saja akan fasilitas JKN. Berdasarkan data pada
berdampak pada menurunnya angka tabel 7 sebagian besar telah mengikuti
beban ketergantungan.4 program JKN sebanyak 283 keluarga
Pada tabel 2 menunjukkan tingkat (91,92 %). Alasan lain karena lokasi
pendidikan penduduk tertinggi adalah rumah warga RW 03 ini dekat dengan
tamat SLTA sebanyak 256 orang Puskesmas Bugangan, selain itu jenis
(28,86%), terbanyak kedua yaitu tamat penyakit yang diderita sebagian masih
D3/S1 sebanyak 121 orang (13,64%). tergolong penyakit ringan dan belum
Namun demikian masih ada warga yang memerlukan penanganan di tingkat
tidak sekolah 29 orang (3,27%) dan SLB sekunder/ tersier.
1 orang (0,11%). Tingkat pendidikan Wilayah Kelurahan Bugangan ini
akan memberikan pengaruh pada memang masuk dalam perkotaan,
tingkat pemahaman seseorang, namun demikian berdasarkan tabel 6
termasuk pemahaman terhadap ternyata masih ada 3 keluarga yang
kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil tidak memiliki jamban (0,97%), mereka
penelitiannya Julianty Pradono dan Ning melakukan kegiatan sehari-hari terkait
Sulistyowati hasil analisis menunjukkan mandi, cuci, buang air kecil dan buang
adanya hubungan yang positif dan air besar memakai jamban tetangga
sangat signifikan antara atau bahkan di sungai dekat rumah. Hal
tingkatpendidikan dengan status ini perlu mendapatkan perhatian,
kesehatan setelah dikontrol dari dikarenakan pentingnya memiliki
pengaruh variabel pengetahuan tentang sebuah tempat untuk MCK, terlebih jika
kesehatan lingkungan, dan perilaku buang air besar ke sungai itu juga
hidup sehat. Hasil koefisien determinan menjadikan polusi pada air sungai.
diperoleh 50,41%. Ini menunjukkan Berdasarkan tabel 8 terdapat 110
bahwa 50,4% status kesehatan remaja pasangan usia subur (PUS). Dari 110
umur 10–24 tahun ditentukan oleh PUS tersebut yang mengikuti program
variasi tingkat pendidikan.5 Sedangkan keluarga berencana (KB) ada 86
distribusi frekuensi pekerjaan sesuai pasangan (78,18%), sisanya tidak
tabel 3, persentase terbesar sebagai mengikuti program KB dengan sebagian
pegawai swasta sebanyak 208 orang beralasan karena ingin hamil sejumlah
(23,45%). 11 pasangan (10%). Pasangan Usia
Distribusi frekuensi penyakit yang Subur sejumlah 13 pasangan (11,82%)
diderita dalam 1 bulan terakhir, tidak mengikuti program KB dan tidak

18 | JHCE. Volume 1 Nomor 1, Februari 2022


diketahui alasannya. Hal ini akan menggunakan alat kontrasepsi.
menjadi catatan penting bagi Kepala Dukungan suami sangat berpengaruh
Kelurahan dan Puskesmas, agar bisa besar dalam pengambilan keputusan
dilakukan penggalakan kembali bagi menggunakan atau tidaknya wanita usia
PUS yang tidak ber KB tersebut. Dari subur untuk menggunakan alat
86 pasangan yang mengikuti program kontrasepsi.7
KB, berdasarkan tabel 9 persentase Distribusi frekuensi keikutsertaan
tertinggi menggunakan metode MOW anak balita di Posyandu pada tabel 10
(Medis Operatif Wanita) atau Tubektomi terdapat 38 anak (84,44%), sebagian
23 pasangan (26,74%), dan urutan anak balita 7 anak (15.56%) tidak ikut
kedua yaitu metode Suntik 22 pasangan Posyandu. 7 anak tersebut menurut
(25,58%). Berdasarkan penelitian yang keterangan orang tuanya telah
dilakukan oleh Ririn Agustini, Dwi dilakukan pemantauan tumbuh
Martiana Wati, Andrei Ramani tentang kembangnya di Rumah Sakit oleh dokter
Kesesuaian Penggunaan Alat spesialis anak. Jika dilihat dari tabel 11
Kontrasepsi Berdasarkan Permintaan anak balita yang tidak dilakukan
KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di pemantauan tumbuh kembang ada 3
Kecamatan Puger Kabupaten Jember anak (6,67%). Dari ketiga anak tersebut
tahun 2015, alasan memilih alat belum didapatkan informasi terkait
kontrasepsi jangka panjang dikarenakan kendala dan alasannya tidak dilakukan
tidak ingin mempunyai anak lagi.6 pemantauan tumbuh kembangnya.
Sedangkan pemilihan alat kontrasepsi Pemantauan tumbuh kembang adalah
suntik karena biayanya yang murah dan suatu kegiatan untuk menemukan
tidak memerlukan jadwal harian seperti secara dini: penyimpangan
pil KB. Pemiihan alat kontrasepsi ini pertumbuhan, penyimpangan
sangat dipengaruhi oleh dukungan perkembangan, dan penyimpangan
suami, seperti hasil penelitian yang mental emosional anak. Untuk skrining
dilakukan oleh Andari Nurul Huda, pertumbuhan dilakukan dengan
Laksmono Widagdo, Bagoes menimbang berat badan, mengukur
Widjanarko hasil chi square tabel 8 panjang/ tinggi badan dan lingkar
didapatkan nilai p sebesar 0,000 yang kepala, dan kemudian diplotkan ke
menunjukkan ada hubungan antara dalam kurva pertumbuhan yang sesuai
dukungan suami yang dirasakan ibu untuk umur dan jenis kelamin yang ada
dengan perilaku penggunaan alat dibuku kesehatan anak. Untuk skrining
kontrasepsi. Dapat diketahui bahwa perkembangan dapat dilakukan dengan
responden yang memiliki perilaku pengamatan langsung pada bayi/ anak
kurang dalam penggunaan alat oleh petugas kesehatan dan juga
kontrasepsi banyak ditemukan pada menggunakan kuesioner/ lembar
kelompok suami yang tidak mendukung jawaban pertanyaan yang dijawab oleh
sebesar 87,5%, dibandingkan dengan orang tua atau menggunakan buku
kelompok suami yang mendukung yaitu kesehatan Ibu dan Anak. Semua ini
sebesar 22,5%.7 Dukungan suami tujuannya agar orang tua dapat
sangat dibutuhkan dalam menjalankan mengetahui pertumbuhan dan
program Keluarga Berencana, perkembangan anak dan menemukan
keputusan suami dalam mengizinkan secara dini gangguan tumbuh kembang
istri merupakan pedoman utama untuk

JHCE STIKES Panti Wilasa | 19


sehingga dapat ditindaklanjuti segera
agar hasilnya lebih baik.8 DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil SMD tersebut, 1. Direktorat Promosi Kesehatan dan
telah dilakukan analisis dan prioritas Pemberdayaan Masyarakat
masalah sebagai berikut: 1) Kementerian Kesehatan RI.
Keikutsertaan PUS dalam program KB Panduan orientasi kader
dan 2) Pemantauan tumbuh kembang posyandu. Kemenkes RI: 2019.
anak. Untuk itu telah dilakukan h.39
intervensi dengan memberikan 2. Dinas Kesehatan Bojonegoro UPTD
pendidikan kesehatan kepada Puskesmas Tanjungharjo.
masyarakat/ warga RW 03 Kelurahan Pedoman Survey Mawas Diri
Bugangan tentang macam-macam (SMD). 25 Juli 2018 [Diakses
program KB dan kepada Kader tanggal 20 Desember 2020].
Posyandu serta kelas ibu balita tentang Didapat dari:
pemantauan tumbuh kembang anak. https://www.scribd.com/documen
t/384709963/PANDUAN-
SIMPULAN SURVEY-MAWAS-DIRI-docx
Simpulan dari penelitian ini 3. Harmadi SHB. Modul analisis data
adalah struktur penduduk di wilayah RW demografi. h. 1.32. 25 Juli 2018
03 Kelurahan Bugangan disebut tua [Diakses tanggal 20 Desember
dengan bentuk piramida penduduk 2020]. Didapat dari:
piramida konstruktif, tingkat pendidikan https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
penduduk tertinggi adalah tamat SLTA, content/uploads/pdfmk/ESPA453
persentase terbesar pekerjaan sebagai 5-M1.pdf.
pegawai swasta, persentase terbesar 4. Badan Pusat Statistik. Indikator
pada penyakit hipertensi, tempat kesejahteraan rakyat 2021. BPS
layanan kesehatan persentase terbesar RI: 2021. h.82
memilih Puskesmas dan sebagian besar 5. Pradono J, Sulistyowati N. Hubungan
warga telah mengikuti program JKN, antara tingkat pendidikan,
masih ada 3 keluarga yang tidak pengetahuan tentang kesehatan
memiliki jamban, masih ada PUS yang lingkungan, perilaku hidup sehat
tidak mengikuti program KB, pemakaian dengan status kesehatan studi
alat kontrasepsi persentase tertinggi korelasi pada penduduk umur 0-
menggunakan metode MOW (Medis 24 tahun di Jakarta Pusat. 4
Operatif Wanita) atau Tubektomi dan Desember 2013 [Diakses
tertinggi kedua Suntik, masih ada 7 tanggal 6 November 2021].
balita yang tidak ikut Posyandu dan 3 Didapat dari:
anak tidak dilakukan pemantauan https://media.neliti.com/media/pu
tumbuh kembangnya. blications/20885-ID-correlation-
Implikasi dari hasil penelitian ini between-education-level-
antara lain perlunya edukasi kepada knowledge-of-environmental-
warga masyarakat terkait keikutsertaan health-healthy-be.pdf
program KB dan pemantauan tumbuh 6. Ririn Agustini, Dwi Martiana Wati,
kembang, serta perlunya peningkatan Andrei Ramani. Kesesuaian
kapasitas bagi kader posyandu terkait Penggunaan Alat Kontrasepsi
pemantauan tumbuh kembang anak. Berdasarkan Permintaan KB

20 | JHCE. Volume 1 Nomor 1, Februari 2022


pada Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Puger
Kabupaten Jember. e-Jurnal
Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no.
1) Januari 2015 [Diakses tanggal
6 November 2021]. Didapat dari:
https://jurnal.unej.ac.id/index.php
/JPK/article/download/2519/2028
.
7. Andari Nurul Huda, Laksmono
Widagdo, Bagoes Widjanarko.
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku
Penggunaan Alat Kontrasepsi
Pada Wanita Usia Subur Di
Puskesmas Jombang-Kota
Tangerang Selatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-
Journal) Volume 4, Nomor 1,
Januari 2016 (ISSN: 2356-3346).
[Diakses tanggal 6 November
2021]. Didapat dari:
https://media.neliti.com/media/pu
blications/18492-ID-faktor-faktor-
yang-berhubungan-dengan-
perilaku-penggunaan-alat-
kontrasepsi-pada.pdf
8. Kemenkes RI. Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI: 2014

JHCE STIKES Panti Wilasa | 21

Anda mungkin juga menyukai