Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lanjut usia adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60

tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun

karena sesuatu hal yang tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam

pembangunan (tidak potensial) (Sikhan, 2009 dalam Supriani, 2011). Proses

menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai

macam perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Perasaan

tersebut merupakan perasaan yang sering di alami oleh lansia, salah satunya yaitu

depresi. Depresi adalah gangguan mood yang dikarakteristikkan dengan

kesedihan yang intens, berlangsung dalam waktu lama, dan mengganggu

kehidupan normal. Orang depresi menjadi pesimis dan putus asa, merasa sia-sia

dan sering diiringi dengan pikiran tentang hilangnya kesenangan (Radityo, 2007).

Depresi pada lansia kadang-kadang tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan

penanganan yang semestinya karena gejala-gejala yang muncul seringkali

dianggap sebagai suatu bagian dari proses penuaan yang normal (Marchira dkk,

2007).

Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8-15 %. Hasil meta

analisis dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada

lansia adalah 13,5 % dengan perbandingan wanita dan pria adalah 14,1: 8,6.

Sementara prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan

panti perawatan sebesar 30-45 % (Evy, 2008 dalam Anni Purwaningsih : 2012).

Berdasarkan studi kasus yang sudah dilakukan pravelensi depresi pada lansia yang

1
2

berada di Wisma Lansia Gerbangmas Lumajang sebanyak 2% dari jumlah lansia

yang dirawat di Wisma Lansia Gerbangmas Lumajang dan lansia yang mengalami

depresi adalah wanita.

Dari banyaknya angka kejadian depresi diatas kebanyakan dicetuskan

oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan

dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri

dan akibat kerja keras. Menurut pedoman dan penggolongan Diagnosis Gangguan

Jiwa (PPDGJ)-III (2001), gangguan depresi ditandai oleh dua gejala, yang

pertama yaitu yang terdiri dari mood depresi, hilangnya minat dan semangat, dan

mudah lelah atau tenaga hilang. Gejala yang kedua adalah gejala lainnya terdiri

dari konsentrasi menurun, harga diri menurun, perasaan bersalah dan tidak

berguna pesimis terhadap masa depan, ide bunuh diri atau gagasan

membahayakan diri sendiri, pola tidur berubah, nafsu makan menurun. Akibat

yang dapat ditimbulkan apabila depresi pada lansia terjadi secara terus menerus

salah satunya mengakibatkan mencederai diri sendiri dan orang lain (Depkes,

2000 dalam Raharja, 2013).

Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari depresi yang di

alami lansia di butuhkan penanganan secara tepat. Geriatric Depresion Scale

(GDS-15) merupakan cara yang tepat dijadikan panduan oleh perawat sebagai

acuan untuk mempermudah pengenalan gejala depresi pada lansia.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Neurosa Depresi:

Gangguan Proses Pikir di Wisma Lansia Lumajang Tahun 2016”.


3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik dengan

Neurosa Depresi: Gangguan Proses Pikir di Wisma Lansia Gerbangmas

Lumajang Tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan

Gerontik dengan Neurosa Depresi: Gangguan Proses Pikir di Wisma Lansia

Gerbangmas Lumajang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Neurosa Depresi:

Gangguan Proses Pikir di Wisma Lansia Gerbangmas Lumajang.

1.4.2 Manfaat Bagi Instansi Pendidikan

Manfaat yang dapat diperoleh bagi instansi pendidikan adalah sebagai

tambahan referensi dan pengembangan penelitian tentang Asuhan

keperawatan pada Lansia dengan Neurosa Depresi: Gangguan Proses

Pikir, serta sebagai pedoman untuk melakukan intervensi pada

keperawatan gerontik.

1.4.3 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan


4

Manfaat yang bisa diperoleh bagi instansi kesehatan adalah data dan hasil

yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi dari hasil penelitian dan

masukuan untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada Lansia Dengan

Neurosa Depresi: Gangguan Proses Pikir.

1.4.4 Manfaat Bagi Profesi Keperawatan

Manfaat dari penelitian ini bagi keperawatan adalah hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kualitas asuhan

keperawatan khususnya pada keperawatan gerontik mengenai depresi pada

lansia.

1.4.5 Manfaat Bagi Lanjut Usia

Manfaat yang bisa diperoleh bagi lansia adalah sebagi informasi dan

menambah pengetahuan kepada lansia sebagai pencegahan timbulnya

depresi serta memberikan solusi masalah terutama yang berhubungan

dengan depresi.

Anda mungkin juga menyukai