The Consulting
Engagement
DAFTAR ISI
ii
Dalam lingkungan yang dinamis dan berubah, fungsi audit internal sangat diperlukan oleh
perusahaan untuk memberikan konsultansi berorientasi ke depan dalam rangka memberikan
pengetahuan dan memfasilitasi tata kelola yang kuat, manajemen risiko, dan kontrol proses. Hal
ini lebih berguna dibanding sekadar melanjutkan audit yang akan berubah karena sistem,
proses, atau restrukturisasi organisasi. Apabila layanan konsultansi yang disediakan auditor
dapat memberikan nilai tambah untuk memperoleh kepercayaan manajemen, maka auditor
internal dapat dijuluki seorang “Trusted Advisor” atau “Penasihat Terpercaya.”
Ketika kebijakan, prosedur, dan proses baru dikembangkan, yang harus dilakukan
pertama kali adalah menanamkan kontrol dan memastikan bahwa kontrol tersebut efisien.
Konsultansi yang diberikan oleh auditor internal akan memberikan efek jangka panjang bagi
organisasi, oleh karena itu auditor internal dituntut untuk mengetahui seluk beluk organisasi.
Audit internal digunakan untuk melihat organisasi secara mendalam dan memberikan wawasan
tentang keseluruhan sistem pengendalian internal bersama dengan atribut lainnya, termasuk
kerangka kerja organisasi.
Di banyak organisasi, fungsi audit internal adalah bagian dari proses pengaduan internal.
Misalnya, ada pengaduan tentang penipuan di bagian hutang. Fungsi audit internal dapat
melakukan penyelidikan yang akan menghasilkan rekomendasi terkait perubahan dalam
prosedur pengaturan vendor dan pemantauan akun vendor baru.
Fungsi audit internal juga membantu memperkuat model Three Lines of Defense. Jika
pengawasan di dua lini pertahanan pertama bekerja dengan baik, maka fungsi audit internal
dapat fokus pada validasi secara berkala mengenai kontrol yang telah bekerja dengan baik.
Contoh konsultansi audit internal adalah dengan memperkuat pengawasan manajemen (lini
pertama) dan meningkatkan validasi kepatuhan (lini kedua).
Auditor internal dapat melakukan tugas seperti: investigasi, studi mengenai merger dan
akuisisi, meninjau kelayakan, meninjau vendor atau penyedia layanan pihak ketiga, permintaan
khusus manajemen eksekutif, dan analisis untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah
kinerja operasional. Proyek-proyek ini dapat menyebabkan pengalihan tugas yang tidak terduga
dari kegiatan audit internal sehari-hari dan pada akhirnya menyebabkan pengalihan tindakan
audit. Proyek-proyek ini membutuhkan respon yang tepat waktu dan mungkin juga memiliki
tenggat waktu yang lebih ketat daripada proyek lain yang sudah dijadwalkan.
1
A. Proporsi Nilai Audit Untuk Pemegang Saham
Layanan konsultansi yang disediakan oleh fungsi audit internal merupakan peluang untuk
menghitung kemajuan dalam manajemen risiko organisasi melalui penggunaan analisis dan
penilaian. Auditor internal dapat memberikan masukan kepada organisasi tentang teknik
manajemen risiko dan membantu organisasi meningkatkan kontrol. Mereka juga dapat
memberikan masukan pada kontrol yang sesuai dan memperkuat pengawasan tata kelola
secara keseluruhan. Audit internal memberikan pengetahuan yang signifikan bagi suatu
organisasi. Selain itu, keterlibatan campuran (antara komponen assurance dan konsultansi)
menawarkan peluang untuk memperoleh wawasan yang signifikan.
Karena auditor internal sering dipandang sebagai ahli risiko dan kontrol dalam suatu organisasi,
maka auditor dapat membantu organisasi dalam menjaga risiko yang muncul. Sebagai contoh,
fungsi audit internal dapat memberi saran tentang peningkatan risiko di bidang-bidang yang
dipengaruhi oleh penurunan ekonomi. Auditor akan peka terhadap perubahan yang terjadi di
bidang ini. Mereka memberi nasihat kepada manajemen tentang cara menangani perubahan-
perubahan ini secara efektif (dan perubahan lainnya), karena biasanya dewan dan komite
organisasi hanya fokus pada strategi bagaimana mencegah organisasi lain menjatuhkan
organisasi miliknya.
Layanan konsultansi yang disediakan oleh fungsi audit internal bisa sangat berharga bagi
organisasi apabila memberi dampak yang signifikan. Selain itu, layanan konsultansi juga
memberikan peluang bagi auditor internal untuk mendiversifikasi keterampilan dan pekerjaan
mereka dalam lingkungan kerja yang dinamis dan menarik sehingga nantinya memberikan
peluang tambahan bagi auditor internal untuk menjadi "Penasihat Terpercaya."
2
Konsultansi Assurance
Auditee, Auditor, dan Pengguna
Pihak yang Terlibat Pencari dan Pemberi Saran
Penilaian
Standar Tidak Terlalu Ketat dan
Lebih Ketat dan Lebih Banyak
Implementasi Banyak
Tujuan Menambah Nilai Organisasi Memberi Penilaian Independen
Cara Komunikasi Format Terstandarisasi Format Bervariasi (Formal Informal)
2. Pendidikan
Seperti disebutkan sebelumnya, audit internal memiliki pengetahuan khusus di berbagai
bidang yang penting bagi organisasi. Karena layanan assurance yang mereka berikan,
auditor internal memahami peraturan suatu industri tertentu, penilaian risiko, mitigasi risiko,
desain kontrol, praktik terbaik, dll. Sering kali, manajemen meminta fungsi audit internal
sebagai pendidik ke bidang yang sesuai dengan organisasi. Fungsi audit internal dalam
bidang ini adalah dengan mengadakan sesi pelatihan khusus, mempresentasikan topik
yang diminta kepada kelompok atau individu tertentu, atau bekerja dengan individu lain
dalam organisasi.
Keterlibatan konsultansi yang bersifat pendidikan meliputi: pelatihan manajemen risiko dan
pengendalian internal, membandingkan area internal antar organisasi sejenis lainnya
untuk mengidentifikasi praktik terbaik, analisis postmortem (yaitu: menentukan pelajaran
yang dapat diambil dari proyek ketika sudah selesai).
3. Fasilitasi
Terkadang manajemen meminta fungsi audit internal untuk lebih dari sekedar memberikan
edukasi tentang suatu subjek. Dalam kasus ini, fungsi audit internal mengambil peran
fasilitasi. Sebagai contoh, kontrol penilaian diri (CSA). Pengetahuan yang dimiliki auditor
3
internal dalam bidang ini dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai proses
dan kontrol bisnis. Auditor internal yang memfasilitasi diskusi CSA akan memandu
manajemen melalui analisis kesenjangan antara kondisi riil dengan yang diinginkan, dan
langkah-langkah untuk menutup kesenjangan tersebut. Namun, auditor tidak boleh terlalu
ikut campur dalam tanggung jawab manajemen karena tetap harus memerhatikan
independensi dan objektivitasnya.
Keterlibatan konsultansi yang sifatnya fasilitatif meliputi, misalnya: memfasilitasi proses
penilaian risiko organisasi, penilaian diri kontrol manajemen, fungsi untuk mendesain ulang
kontrol dan prosedur untuk area baru (yang berubah secara signifikan), bertindak sebagai
penghubung antara manajemen dengan pihak ketiga, dan memfasilitasi diskusi tentang
postmortem dari sistem utama atau gangguan dalam suatu proses.
D. PENUGASAN CAMPURAN
Layanan konsultansi dan assurance tidak selalu terpisah. Auditor internal harus menyadari
bahwa layanan assurance dan konsultansi terkadang digabungkan menjadi penugasan
campuran. Penugasan campuran menggabungkan elemen-elemen dari layanan konsultansi dan
assurance ke dalam satu pendekatan konsolidasi. Sebagaimana berlaku untuk setiap jenis
penugasan, kehati-hatian auditor harus dilakukan untuk memastikan bahwa independensi
maupun objektivitas tidak terganggu. Meskipun ada penugasan campuran, seringkali perlu untuk
mengomunikasikan hasilnya dilakukan secara terpisah karena tujuan dan ruang lingkup akan
berbeda antara assurance dan komponen konsultansi. Namun, tidak semua auditor internal
percaya bahwa assurance dan konsultansi dapat atau harus digabungkan. Penggabungan ini
tergantung pada filosofi organisasi terhadap audit internal. Penugasan campuran bisa dimulai
sebagai penugasan konsultansi dan kemudian menambahkan elemen assurance, ataupun
sebaliknya. Jadi meskipun berbeda, sebenarnya assurance dan konsultansi dapat digabungkan.
4
Dalam pelaksanaan penugasan konsultansi, tidak semua penugasan dapat dipenuhi oleh
auditor internal. Untuk itu dilakukan pemilihan prioritas dan program kerja yang telah
dianalisa sebelumnya dalam pelaksanaan penugasan konsultansi. Beberapa alasan
pemilihan penugasan konsultansi, yaitu auditor internal memiliki sumber daya yang
terbatas yang menyebabkan tidak semua penugasan konsultansi bisa dilakukan. Sumber
daya yang pertama adalah waktu dan kesempatan untuk melaksanakan penugasan yang
berkaitan dengan fleksibilitas dan lingkung penugasan konsultansi yang berbeda-beda.
Sumber daya yang kedua adalah keterbatasan jumlah auditor internal yang memiliki
kemampuan dan kapabilitas yang sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup penugasan.
Selain itu, penugasan konsultansi yang dilakukan oleh auditor internal harus dapat
memberikan nilai tambah kinerja organisasi dalam pelaksanaan operasionalnya setelah
selesai proses konsultansi. Nilai tambah tersebut meliputi tata kelola yang semakin baik,
efektivitas tujuan yang tercapai, dan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi dalam
menjalankan operasional organisasi sehari-hari.
Proses identifikasi dan pemilihan kegiatan penugasan konsultansi yang potensial untuk
dikerjakan,ditentukan melalui beberapa cara, diantaranya adalah:
Penugasan diusulkan dalam perencana audit internal tahunan,
Penugasan konsultansi atas permintaan dari manajemen, dan
Terdapat kondisi yang baru atau berubah dalam organisasi.
Selama proses pengidentifikasian penugasan konsultansi, auditor internal juga harus
mempertimbangkan kemampuan auditee atau klien pengawasan itu sendiri dalam
mencapai tujuan organisasinya. Selain itu, mempertimbangkan penilaian risiko dengan
sumber daya yang dimiliki auditor internal itu sendiri agar dapat mencapai tujuan
penugasan konsultansi dengan baik.
5
Penugasan konsultansi yang ditambahkan ke dalam rencana audit tahunan harus dapat
memberikan perubahan yang lebih baik bagi organisasi secara signifikan. Apabila
organisasi mengalami perubahan yang signifikan internal audit akan lebih efektif apabila
dilakukan untuk melakukan konsultansi operasi di masa mendatang dibandingkan
dengan assurance untuk prosedur yang dilaksanakan saat ini.
6
dari penilaian risiko seperti diatas, auditor internal akan menentukan penugasan
konsultansi yang akan dilakukan.
7
Proses perencanaan konsultansi secara umum mirip seperti pelaksanaan assurance,
setelah ditentukan objek dan ruang lingkup, selanjutnya dilakukan perkiraan waktu
pelaksanaan yang disepakati. Hal ini untuk memastikan bahwa sumber daya yang
dimiliki auditor internal cukup memadai. Pada saat pelaksanaan konsultansi sering
terjadi ketidakfleksibelan waktu, dikarenakan lingkungan dan umpan balik dari auditee
atau proses konsultansi yang berbeda, sehingga proses perencanaan konsultansi
penting dilakukan secara benar, berikut adalah langkah pelaksanaan konsultansi
pemberian saran.
Kunci utama keberhasilan proses konsultansi ini adalah seberapa besar auditor
mengerti kebutuhan atau ekspektasi yang dimiliki oleh auditee atas penugasan
konsultansi. Proses untuk memahami tujuan dan keinginan auditee sangat penting
dalam penugasan konsultansi sama seperti penugasan assurance. Hal ini untuk
menghindari perubahan tujuan yang terjadi di tengah jalan. Proses penentuan tujuan
penugasan konsultansi contohnya adalah sebagai berikut:
8
harapan atau ekspektasi auditee yang dapat dipenuhi sesuai dengan kemampuan
auditor internal yang terkait dengan proses penugasan tersebut.
9
menambahkan pengendalian tertentu, auditor harus dapat meyakinkan bahwa
pengendalian yang baru lebih efisien untuk mitigasi risiko level yang diterima.
7) Menentukan proses pelaksanaan yang kan dilaksanakan
Menentukan langkah yang dilaksanakan sangat penting untuk dapat mencapai tujuan
awal berdasarkan ruang lingkup yang disepakati. Langkah-langkah ini termasuk
penentuan waktu, bukti yang dibutuhkan, dan prosedur untuk mendapatkan bukti
tersebut.
8) Mengalokasikan sumber daya yang akan ditugaskan
Karena waktu yang krusial dan juga pelaksanaan konsultansi yang mendadak, sangat
penting bagi auditor untuk mengalokasikan anggotanya yang memiliki pengalaman
dan kapabilitas. Biasanya auditor yang memiliki pengalaman akan diminta menjadi
pemimpin dalam penugasan konsultansi. Proses alokasi antara konsultansi dan
assurance, terdapat persamaan. Sesuai dengan standar IIA nomor 2230
Bentuk dokumentasi akan sangat beragam tergantung penugasan yang didapat auditor dan
tujuan awal konsultansi. Dalam penugasan konsultansi, dokumentasi kertas kerja akan lebih
sedikit dibandingkan dengan penugasan assurance, dan akan lebih fokus kepada produk akhir
penugasan dan rekomendasi kepada manajemen, dan harus didukung dokumen yang cukup.
Dokumentasi yang memadai harus ditegakkan untuk mendukung rekomendasi audit internal
secara keseluruhan. Dokumentasi tersebut harus memperkuat asumsi dan hipotesis yang
mendasari saran yang diberikan kepada pelanggan. Dokumentasi ini akan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi keterlibatan audit internal yang serupa di masa mendatang.
12
H. BERUBAHNYA PANDANGAN TENTANG JASA KONSULTANSI
Perubahan global yang cepat memberikan peluang besar untuk memperluas jasa konsultansi
karena organisasi terus fokus pada peningkatan pendapatan dan pengendalian biaya.
Pengetahuan dan keahlian yang dimiliki fungsi audit internal merupakan alasan utama mereka
dipercaya untuk berperan sebagai penasihat, fasilitator, dan pelatih. Semakin banyak para
pemimpin yang berwawasan kedepan maka semakin banyak organisasi menyadari peran audit
internal dan bermitra dengan fungsi audit internal dengan cara-cara baru dan kreatif.
Ketika manajemen suatu organisasi tidak menyadari pentingnya peran audit internal, CAE harus
mengedukasi mereka tentang nilai yang dapat ditambahkan fungsi audit internal ketika bermitra
dengan mereka untuk mencapai tujuan non-assurans. Ketika CAE menjadi agen perubahan
dalam suatu organisasi, maka mereka harus memastikan bahwa fungsi audit internal mereka
siap untuk memberikan layanan konsultansi yang bernilai tambah bagi organisasi.
14
Berikut adalah 10 peluang bagi fungsi audit internal dalam menyediakan wawasan melalui
penugasan konsultansi.
1. Melakukan penilaian risiko dan memastikan keterlibatan audit internal dalam inisiatif
organisasi yang berisiko tinggiBekerja dengan manajemen senior untuk memasukkan audit
internal ke dalam proyek-proyek utama.
2. Bekerja dengan manajemen senior untuk memasukkan audit internal ke dalam proyek-
proyek utama.
3. Memfasilitasi kegiatan manajemen risiko utama dari organisasi dan memberikan pelatihan
terkait dengan kontrol dan risiko kepada organisasi.
4. Memberikan rekomendasi informal sehingga peningkatan pengendalian, penghematan biaya,
atau efisiensi dapat diperoleh.
5. Membantu secara sukarela fungsi audit internal dalam peristiwa penting yang memerlukan
keahlian tambahan (mis., Bencana, pelanggaran keamanan, dan penipuan).
6. Mempekerjakan ahli yang menguasai materi untuk memberikan saran konsultansi ketika
sumber daya manusia tidak tersedia secara internal di organisasi.
7. Memberikan masukan selama menginisiasi perubahan organisasi.
8. Membantu dalam peninjauan kebijakan dan prosedur baru.
9. Update tentang isu-isu yang muncul dan peraturan yang dapat berdampak pada organisasi
dan menyediakan manajemen dengan penilaian dampak potensial bagi organisasi.
10. Mengembangkan saran yang memberikan wawasan ke depan.
15
CH.15
THE CONSULTING ENGAGEMENT
(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)
INSIGHT AUDITOR
INTERNAL
KONSULTASI VS ASURANS
DAN JENISNYA
TAHAP PELAKSANAAN
KONSULTASI
CONSULTING
DOKUMENTASI
KONSULTASI ENGAGEMENT
KEMAMPUAN YANG
DIPERLUKAN
Pendidikan
Memberi Pengetahuan Khusus Pendidikan: pelatihan
manajemen resiko,
Pendidikan
analisis postmortem.
Fasilitasi
Mendampingi Perusahaan
Fasilitasi: penghubung
antara manajemen dan
pihak luar, diskusi CSA
PENUGASAN CAMPURAN
Penugasan Campuran
1 Kombinasi
Konsultansi
antara Asurans dan Contoh:
Risk Management
Komponen Konsultasi
Auditor memberi nasihat
2 Independensi
perhatikan
dan Objektivitas perlu di
Audit Internal mensupport
mengenai apa saja yang
perlu dilakukan untuk
memulai program tersebut
3 Laporan bisa jadi terpisah program manajemen resiko yang
direncanakan oleh perusahaan
ALASAN
SUMBER DAYA TERBATAS NILAI TAMBAH ORGANISASI
PEMILIHAN
TAHAPAN PELAKSANAAN KONSULTASI
Menentukan objek, tujuan dan lingkup Mengumpulkan dan Menentukan bahasa penyampaian
Finalisasi dan persetujuan dengan auditi mengevaluasi bukti hasil
b. Sourcing (Sumber)