Anda di halaman 1dari 33

CHAPTER 15

The Consulting
Engagement
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................... 2
A. Proporsi Nilai Audit Untuk Pemegang Saham ....................................................................................... 2
B. Perbedaan Antara Assurance Dan Konsultansi ...................................................................................... 2
C. Jenis Layanan Konsultansi ...................................................................................................................... 3
D. Penugasan Campuran ............................................................................................................................ 4
E. Pemilihan Penugasan Konsultansi .......................................................................................................... 4
F. Proses Penugasan Konsultansi Pemberian Saran................................................................................... 7
G. Kertas Kerja Penugasan Konsultansi .................................................................................................... 12
H. Berubahnya Pandangan Tentang Jasa Konsultansi .............................................................................. 13
I. Kemampuan Yang Dibutuhkan Dalam Penugasan Konsultansi ........................................................... 13
J. Dampak Budaya Organisasi Dan Auditor Internal Sebagai Penasihat Terpercaya ............................... 14
K. 10 Peluang Bagi Fungsi Audit Internal.................................................................................................. 14

ii
Dalam lingkungan yang dinamis dan berubah, fungsi audit internal sangat diperlukan oleh
perusahaan untuk memberikan konsultansi berorientasi ke depan dalam rangka memberikan
pengetahuan dan memfasilitasi tata kelola yang kuat, manajemen risiko, dan kontrol proses. Hal
ini lebih berguna dibanding sekadar melanjutkan audit yang akan berubah karena sistem,
proses, atau restrukturisasi organisasi. Apabila layanan konsultansi yang disediakan auditor
dapat memberikan nilai tambah untuk memperoleh kepercayaan manajemen, maka auditor
internal dapat dijuluki seorang “Trusted Advisor” atau “Penasihat Terpercaya.”
Ketika kebijakan, prosedur, dan proses baru dikembangkan, yang harus dilakukan
pertama kali adalah menanamkan kontrol dan memastikan bahwa kontrol tersebut efisien.
Konsultansi yang diberikan oleh auditor internal akan memberikan efek jangka panjang bagi
organisasi, oleh karena itu auditor internal dituntut untuk mengetahui seluk beluk organisasi.
Audit internal digunakan untuk melihat organisasi secara mendalam dan memberikan wawasan
tentang keseluruhan sistem pengendalian internal bersama dengan atribut lainnya, termasuk
kerangka kerja organisasi.
Di banyak organisasi, fungsi audit internal adalah bagian dari proses pengaduan internal.
Misalnya, ada pengaduan tentang penipuan di bagian hutang. Fungsi audit internal dapat
melakukan penyelidikan yang akan menghasilkan rekomendasi terkait perubahan dalam
prosedur pengaturan vendor dan pemantauan akun vendor baru.
Fungsi audit internal juga membantu memperkuat model Three Lines of Defense. Jika
pengawasan di dua lini pertahanan pertama bekerja dengan baik, maka fungsi audit internal
dapat fokus pada validasi secara berkala mengenai kontrol yang telah bekerja dengan baik.
Contoh konsultansi audit internal adalah dengan memperkuat pengawasan manajemen (lini
pertama) dan meningkatkan validasi kepatuhan (lini kedua).
Auditor internal dapat melakukan tugas seperti: investigasi, studi mengenai merger dan
akuisisi, meninjau kelayakan, meninjau vendor atau penyedia layanan pihak ketiga, permintaan
khusus manajemen eksekutif, dan analisis untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah
kinerja operasional. Proyek-proyek ini dapat menyebabkan pengalihan tugas yang tidak terduga
dari kegiatan audit internal sehari-hari dan pada akhirnya menyebabkan pengalihan tindakan
audit. Proyek-proyek ini membutuhkan respon yang tepat waktu dan mungkin juga memiliki
tenggat waktu yang lebih ketat daripada proyek lain yang sudah dijadwalkan.

1
A. Proporsi Nilai Audit Untuk Pemegang Saham
Layanan konsultansi yang disediakan oleh fungsi audit internal merupakan peluang untuk
menghitung kemajuan dalam manajemen risiko organisasi melalui penggunaan analisis dan
penilaian. Auditor internal dapat memberikan masukan kepada organisasi tentang teknik
manajemen risiko dan membantu organisasi meningkatkan kontrol. Mereka juga dapat
memberikan masukan pada kontrol yang sesuai dan memperkuat pengawasan tata kelola
secara keseluruhan. Audit internal memberikan pengetahuan yang signifikan bagi suatu
organisasi. Selain itu, keterlibatan campuran (antara komponen assurance dan konsultansi)
menawarkan peluang untuk memperoleh wawasan yang signifikan.

Karena auditor internal sering dipandang sebagai ahli risiko dan kontrol dalam suatu organisasi,
maka auditor dapat membantu organisasi dalam menjaga risiko yang muncul. Sebagai contoh,
fungsi audit internal dapat memberi saran tentang peningkatan risiko di bidang-bidang yang
dipengaruhi oleh penurunan ekonomi. Auditor akan peka terhadap perubahan yang terjadi di
bidang ini. Mereka memberi nasihat kepada manajemen tentang cara menangani perubahan-
perubahan ini secara efektif (dan perubahan lainnya), karena biasanya dewan dan komite
organisasi hanya fokus pada strategi bagaimana mencegah organisasi lain menjatuhkan
organisasi miliknya.

Layanan konsultansi yang disediakan oleh fungsi audit internal bisa sangat berharga bagi
organisasi apabila memberi dampak yang signifikan. Selain itu, layanan konsultansi juga
memberikan peluang bagi auditor internal untuk mendiversifikasi keterampilan dan pekerjaan
mereka dalam lingkungan kerja yang dinamis dan menarik sehingga nantinya memberikan
peluang tambahan bagi auditor internal untuk menjadi "Penasihat Terpercaya."

B. Perbedaan Antara Assurance Dan Konsultansi


Layanan Konsultansi - Bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan tata kelola
organisasi, manajemen risiko, dan proses kontrol tanpa auditor internal yang memikul tanggung
jawab manajemen dengan sifat dan ruang lingkup yang telah di sepakati. Contohnya antara lain:
nasihat, saran, fasilitasi, dan pelatihan.
Layanan Assurance - Pemeriksaan obyektif atas bukti untuk tujuan memberikan penilaian
independen pada tata kelola, manajemen risiko, dan proses kontrol untuk organisasi. Contohnya
antara lain: keuangan, kinerja, kepatuhan, sistem keamanan, dan keterlibatan uji kelayakan.
Berikut ini merupakan perbedaan antara Konsultansi dan Assurance:

Tabel 1: Perbedaan Konsultansi dan Assurance

2
Konsultansi Assurance
Auditee, Auditor, dan Pengguna
Pihak yang Terlibat Pencari dan Pemberi Saran
Penilaian
Standar Tidak Terlalu Ketat dan
Lebih Ketat dan Lebih Banyak
Implementasi Banyak
Tujuan Menambah Nilai Organisasi Memberi Penilaian Independen
Cara Komunikasi Format Terstandarisasi Format Bervariasi (Formal Informal)

C. JENIS LAYANAN KONSULTANSI


1. Pemberian Saran
Banyak penugasan konsultansi dirancang untuk memberikan saran. Ketika organisasi
mengalami perubahan, seperti pengurangan staf atau mendesain ulang proses bisnis,
fungsi audit internal dapat dimanfaatkan untuk memberikan saran. Sebagai contoh,
manajemen meminta fungsi audit internal untuk membantu meninjau dan
merekomendasikan perbaikan untuk efektivitas dan efisiensi proses bisnis tertentu.
Contoh konsultansi untuk memberikan nasihat: memberi saran tentang desain kontrol,
pengembangan kebijakan dan prosedur, proyek-proyek berisiko tinggi (seperti
pengembangan sistem informasi), gangguan kesinambungan bisnis, dan kegiatan
manajemen risiko perusahaan tertentu.

2. Pendidikan
Seperti disebutkan sebelumnya, audit internal memiliki pengetahuan khusus di berbagai
bidang yang penting bagi organisasi. Karena layanan assurance yang mereka berikan,
auditor internal memahami peraturan suatu industri tertentu, penilaian risiko, mitigasi risiko,
desain kontrol, praktik terbaik, dll. Sering kali, manajemen meminta fungsi audit internal
sebagai pendidik ke bidang yang sesuai dengan organisasi. Fungsi audit internal dalam
bidang ini adalah dengan mengadakan sesi pelatihan khusus, mempresentasikan topik
yang diminta kepada kelompok atau individu tertentu, atau bekerja dengan individu lain
dalam organisasi.
Keterlibatan konsultansi yang bersifat pendidikan meliputi: pelatihan manajemen risiko dan
pengendalian internal, membandingkan area internal antar organisasi sejenis lainnya
untuk mengidentifikasi praktik terbaik, analisis postmortem (yaitu: menentukan pelajaran
yang dapat diambil dari proyek ketika sudah selesai).

3. Fasilitasi
Terkadang manajemen meminta fungsi audit internal untuk lebih dari sekedar memberikan
edukasi tentang suatu subjek. Dalam kasus ini, fungsi audit internal mengambil peran
fasilitasi. Sebagai contoh, kontrol penilaian diri (CSA). Pengetahuan yang dimiliki auditor

3
internal dalam bidang ini dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai proses
dan kontrol bisnis. Auditor internal yang memfasilitasi diskusi CSA akan memandu
manajemen melalui analisis kesenjangan antara kondisi riil dengan yang diinginkan, dan
langkah-langkah untuk menutup kesenjangan tersebut. Namun, auditor tidak boleh terlalu
ikut campur dalam tanggung jawab manajemen karena tetap harus memerhatikan
independensi dan objektivitasnya.
Keterlibatan konsultansi yang sifatnya fasilitatif meliputi, misalnya: memfasilitasi proses
penilaian risiko organisasi, penilaian diri kontrol manajemen, fungsi untuk mendesain ulang
kontrol dan prosedur untuk area baru (yang berubah secara signifikan), bertindak sebagai
penghubung antara manajemen dengan pihak ketiga, dan memfasilitasi diskusi tentang
postmortem dari sistem utama atau gangguan dalam suatu proses.

Fungsi auditor sebenarnya tidaklah eksklusif. Misalnya, ketika melakukan penugasan


konsultansi fasilitatif, auditor internal juga akan berfungsi sebagai pendidik bahkan ketika mereka
memfasilitasi proses atau kegiatan. Namun biasanya, akan ada tujuan utama dari tiga jenis yang
disebutkan tersebut. Secara keseluruhan, proses untuk melakukan penugasan konsultansi pada
dasarnya sama dengan penugasan assurance. Ada tahap perencanaan, tahap kinerja, dan
tahap komunikasi. Namun, dalam penugasan konsultansi, mungkin saja langkah-langkah
individu dalam masing-masing tahap ini tidak dilakukan.

D. PENUGASAN CAMPURAN
Layanan konsultansi dan assurance tidak selalu terpisah. Auditor internal harus menyadari
bahwa layanan assurance dan konsultansi terkadang digabungkan menjadi penugasan
campuran. Penugasan campuran menggabungkan elemen-elemen dari layanan konsultansi dan
assurance ke dalam satu pendekatan konsolidasi. Sebagaimana berlaku untuk setiap jenis
penugasan, kehati-hatian auditor harus dilakukan untuk memastikan bahwa independensi
maupun objektivitas tidak terganggu. Meskipun ada penugasan campuran, seringkali perlu untuk
mengomunikasikan hasilnya dilakukan secara terpisah karena tujuan dan ruang lingkup akan
berbeda antara assurance dan komponen konsultansi. Namun, tidak semua auditor internal
percaya bahwa assurance dan konsultansi dapat atau harus digabungkan. Penggabungan ini
tergantung pada filosofi organisasi terhadap audit internal. Penugasan campuran bisa dimulai
sebagai penugasan konsultansi dan kemudian menambahkan elemen assurance, ataupun
sebaliknya. Jadi meskipun berbeda, sebenarnya assurance dan konsultansi dapat digabungkan.

E. PEMILIHAN PENUGASAN KONSULTANSI

1. Pemilihan Penugasan Konsultansi Yang Akan Dilaksanakan

4
Dalam pelaksanaan penugasan konsultansi, tidak semua penugasan dapat dipenuhi oleh
auditor internal. Untuk itu dilakukan pemilihan prioritas dan program kerja yang telah
dianalisa sebelumnya dalam pelaksanaan penugasan konsultansi. Beberapa alasan
pemilihan penugasan konsultansi, yaitu auditor internal memiliki sumber daya yang
terbatas yang menyebabkan tidak semua penugasan konsultansi bisa dilakukan. Sumber
daya yang pertama adalah waktu dan kesempatan untuk melaksanakan penugasan yang
berkaitan dengan fleksibilitas dan lingkung penugasan konsultansi yang berbeda-beda.
Sumber daya yang kedua adalah keterbatasan jumlah auditor internal yang memiliki
kemampuan dan kapabilitas yang sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup penugasan.
Selain itu, penugasan konsultansi yang dilakukan oleh auditor internal harus dapat
memberikan nilai tambah kinerja organisasi dalam pelaksanaan operasionalnya setelah
selesai proses konsultansi. Nilai tambah tersebut meliputi tata kelola yang semakin baik,
efektivitas tujuan yang tercapai, dan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi dalam
menjalankan operasional organisasi sehari-hari.
Proses identifikasi dan pemilihan kegiatan penugasan konsultansi yang potensial untuk
dikerjakan,ditentukan melalui beberapa cara, diantaranya adalah:
 Penugasan diusulkan dalam perencana audit internal tahunan,
 Penugasan konsultansi atas permintaan dari manajemen, dan
 Terdapat kondisi yang baru atau berubah dalam organisasi.
Selama proses pengidentifikasian penugasan konsultansi, auditor internal juga harus
mempertimbangkan kemampuan auditee atau klien pengawasan itu sendiri dalam
mencapai tujuan organisasinya. Selain itu, mempertimbangkan penilaian risiko dengan
sumber daya yang dimiliki auditor internal itu sendiri agar dapat mencapai tujuan
penugasan konsultansi dengan baik.

a. Penugasan diusulkan dalam perencanaan audit internal tahunan


Umumnya rencana audit internal akan dibuat setiap tahunnya, dengan menyertakan
beberapa penilaian, diantaranya adalah risiko yang dimiliki organisasi dalam
pelaksanaan operasionalnya serta area-area tertentu yang menjadi prioritas. Proses
pelaksanaan audit internal, umumnya melaksanakannya secara campuran yaitu
penugasan assurance dan penugasan konsultansi. Dalam proses perencanaan,
penugasan assurance mengambil prosi yang paling besar. Beberapa penugasan
konsultansi seperti pengembangan sistem proyek, uji kelayakan, dan perubahan yang
besar dapat diketahui setalah rencana audit tahunan dibuat dan saat itulah penugasan
konsultansi dapat diikutsertakan dalam rencana tahunan. Walaupun penugasan
konsultansi akan muncul setelah rencana audit internal tahunan dibuat, penugasan
konsultansi akan tetap dimasukkan ke dalam rencana tahunan dengan
mempertimbangkan penialaian risiko.

5
Penugasan konsultansi yang ditambahkan ke dalam rencana audit tahunan harus dapat
memberikan perubahan yang lebih baik bagi organisasi secara signifikan. Apabila
organisasi mengalami perubahan yang signifikan internal audit akan lebih efektif apabila
dilakukan untuk melakukan konsultansi operasi di masa mendatang dibandingkan
dengan assurance untuk prosedur yang dilaksanakan saat ini.

b. Penugasan konsultansi atas permintaan dari manajemen


Dalam banyak kasus, terdapat kegiatan yang tidak terduga sebelumnya di dalam
rencana audit internal tahunan, seperti permintaan khusus dari manajemen. Contoh
penugasan yang tidak terdugas sebelumnya adalah investigasi kecurangan,
penugasan atas uji kelayakan, proyek khusus, komite ad-hoc, dan review prosedur
terbaru. Permintaan manajemen ini terjadi diluar alokasi kebutuhan audit internal yang
sebelumnya telah direncanakan diluar biaya. Banyak juga dari penugasan konsultansi
tersebut yang berbenturan dengan waktu pelaksanaan penugasan lain, dan bisa saja
mendahului penugasan assurance yang ada dalam perencanaan tahunan. Alternatif
pengerjaannya adalah dengan tidak mengerjakan penugasan konsultansi secara total,
tetapi dibuat beriringan dengan pelaksanaan penugasan assurance tanpa gangguan
yang signifikan.

c. Terdapat kondisi yang baru atau berubah dalam organisasi


Penugasan konsultansi seringkali terjadi karena perubahan kondisi atau ada yang baru.
Hal ini akan sangat memberikan peluang besar bagi auditor internal untuk memberikan
nilai tambah dan memberi insight kepada organisasi dalam area yang signifikan. Dalam
pekerjaannya cakupan area dari auditor internal melingkupi seluruh organisasi,
seringkali auditor internal menerima pemberitahuan atau permintaan dari manajemen
untuk membantu reorganisasi, departmene restrukturisasi, penawaran produk baru,
dan sebagainya. Sebagai tambahan, dalam hasil akhir penugasan assurance
mengindikasikan kebutuhan untuk memberikan layanan konsultansi. Sebagai contoh,
apabila penugasan assurance berelasi dengan rencana bisnis yang berkelanjutan,
maka auditor internal akan dimintai pendapat untuk membantu organisasi
mengembangkan rencana yang baik, memitigasi dan mengelola risiko organisasi.

d. Penilaian risiko potensial dalam penugasan konsultansi


Fungsi auditor internal dalam fungsi penilaian risiko, dalam prosesnya hampir sama
dengan penilaian manajemen dan proses yang diprioritaskan. Beberapa faktor risiko
seringkali dibuat atau didefinisikan secara mendalam perbagian tanpa bergabung
dengan bagian yang lain. Pemeringkatan untuk faktor-faktor dan risiko yang ada auditor
internal menambahkan penilaian subjektif. Berdasarkan skala prioritas yang didapat

6
dari penilaian risiko seperti diatas, auditor internal akan menentukan penugasan
konsultansi yang akan dilakukan.

F. PROSES PENUGASAN KONSULTANSI PEMBERIAN SARAN


1. Proses Pelaksanaan Konsultansi
Dalam tahapan pelaksanaan konsultansi, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan,
di antaranya adalah

PERENCANAAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI


•Menentukan objek •Mengumpulkan dan •Menentukan bentuk
dan luas cakupan mengevaluasi bukti dan bahasa
•Melakukan finalisasi •Menyusun dan dalammenyampaika
tujuan lingkup menganalisis bukti n hasil
penugasan dengan •Menyampaikan
auditi pendahuluan
•Memahami pelaksanaan dan
lingkungan dan progress pekerjaan
proses bisnis yang kepada auditi
dilakukan auditi •Memberikan saran
•Memahami risiko dan masukan kepada
bisnis auditi auditi
•Mengevaluasi •Mengembangkan
pengendalian hasil final
internal auditi konsultansi
•Menentukan proses •Membagikan hasil
pelaksanaan kerja komunikasi
•Mengalokasikan konsultansi kepada
sumber daya untuk pihak yang berhak
mendukung proses •Melakukan
audit monitoring proses
pelaksanaan tindak
lanjut

Gambar 1 : Proses Pelaksanaan Konsultansi

Perbedaan yang mendasar antara penugasan assurance dan konsultansi adalah


penugasan konsultansi tidak membutuhkan penilaian yang mandiri oleh pihak ketiga.
Sementara penugasan konsultansi hanya membutuhkan dua pihak yang bertemu yaitu
auditor dan pihak yang membutuhkan konsultansi. Dalam proses pelaksanaan konsultansi
hal yang diminta oleh auditee bisa beragam, dalam pelaksanaan konsultansi di lapangan
auditor harus menentukan tujuan yang spesifik. Dalam proses pelaksanaan penugasan
konsultansi sering berbeda tergantung tujuan spesifik yang ingin dicapai, tetapi secara
umum penugasan konsultansi pemberian saran sama seperti penugasan konsultansi di
atas.

a. Proses Perencanaan (Plan)

7
Proses perencanaan konsultansi secara umum mirip seperti pelaksanaan assurance,
setelah ditentukan objek dan ruang lingkup, selanjutnya dilakukan perkiraan waktu
pelaksanaan yang disepakati. Hal ini untuk memastikan bahwa sumber daya yang
dimiliki auditor internal cukup memadai. Pada saat pelaksanaan konsultansi sering
terjadi ketidakfleksibelan waktu, dikarenakan lingkungan dan umpan balik dari auditee
atau proses konsultansi yang berbeda, sehingga proses perencanaan konsultansi
penting dilakukan secara benar, berikut adalah langkah pelaksanaan konsultansi
pemberian saran.

1) Menentukan Objek dan Luas Cakupan Pelaksanaan


Setelah dilakukan perencanaan dan dibuat perkiraan waktu pelaksanaan hal yang
selanjutnya dilakukan adalah menentukan level atau tingkat layanan konsultansi
pemberian saran yang dibutuhkan oleh auditee, sehingga auditor internal dapat
memperkirakan tim yang dibutuhkan. Auditor harus bertemu dengan auditee untuk
memastikan tingkat harapan atau hasil yang diinginkan atas kinerja auditor tersebut.
Seperti yang disebutkan dalam standar IIA nomor 2030 bahwa

“auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi


kebutuhan dokumen informasi untuk mencapai tujuan”

Kunci utama keberhasilan proses konsultansi ini adalah seberapa besar auditor
mengerti kebutuhan atau ekspektasi yang dimiliki oleh auditee atas penugasan
konsultansi. Proses untuk memahami tujuan dan keinginan auditee sangat penting
dalam penugasan konsultansi sama seperti penugasan assurance. Hal ini untuk
menghindari perubahan tujuan yang terjadi di tengah jalan. Proses penentuan tujuan
penugasan konsultansi contohnya adalah sebagai berikut:

 Melakukan review desain pengendalian internal dan pelaksanaannya untuk


menciptakan perubahan yang lebih baik.
 Memberikan masukan sebuah desain proses baru
 Melakukan review sistem komputer atau sistem otomasi yang mungkin dapat
diimplementasikan dalam organisasi
 Memberikan saran dan masukan ketika uji kelayakan, terkait potensi adanya
merger atau akuisisi
Penugasan konsultansi pemberian saran adalah yang paling sering diminta oleh
manajemen, karena salah satu fungsi auditor internal adalah bersikap cepat tanggap
atas permintaan auditee. Dengan ruang lingkup dan tujuan penugasan yang tidak
tentu, sehingga proses penyusunan timeline dan ruang lingkup sulit untuk dilakukan,
mengingat kebutuhan auditor internal yang terbatas sehingga harus ada batasan

8
harapan atau ekspektasi auditee yang dapat dipenuhi sesuai dengan kemampuan
auditor internal yang terkait dengan proses penugasan tersebut.

2) Melakukan finalisasi dan persetujuan pelaksanaan dengan auditee


Tujuan akhir dan ruang lingkup konsultansi penugasan konsultansi pemberian saran,
harus dikonsultansikan dan disetujui antara auditee dengan auditor internal sebelum
memulai penugasan konsultansi, hal ini sesuai dengan standar IIA nomor 2201

“auditor internal harus membuat pengertian dengan klien tentang tujuan,


ruang lingkup, tanggung jawab masing-masing dan ekspektasi klien lainnya.
Untuk konsultansi yang bersifat signifikan, proses ini harus didokumentasikan”

Dalam proses sesungguhnya, auditor biasanya melakukan dokumentasi proses


finalisasi tujuan akhir, ruang lingkup, dan tanggung jawab penugasan konsultansi
pemberian saran dan melakukan review sebelum memulai penugasan konsultansi.
Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dengan auditee dalam proses
pelaksanaan penugasan konsultansi.
3) Memahami lingkungan dan proses bisnis yang dilakukan auditee
Auditor harus memahami lingkungan dan proses bisnis auditee, untuk mengumpulkan
informasi tentang area organisasi yang akan dijadikan bahan untuk proses
konsultansi, sehingga auditor dapat memberikan nilai tambah kepada organisasi, dan
nilai tambah yang nyata hanya dapat diberikan jika auditor memahami area
konsultansi secara keseluruhan.
4) Memahami risiko bisnis auditee yang relevan
Jika memungkinkan, auditor harus dapat mengerti risiko bawaan yang dimiliki oleh
organisasi dan risiko manajemen, untuk memberikan saran serta masukan
konsultansi. Untuk memahami kedua hal tersebut dengan baik, auditor internal harus
memahami keduanya, yaitu organisasi dan risiko pelanggan yang ditoleransi.
5) Memahami pengendalian internal terkait yang telah dilaksanakan oleh auditee
Dalam tahapan ini auditor menggunakan penilaian mereka, apakah pengendalian
internal telah sesuai dengan tujuan awal proses konsultansi dan disesuaikan dengan
risiko-risiko yang ada.
6) Mengevaluasi pengendalian internal auditee
Apabila telah ditentukan pengendalian yang terkait, yang perlu dilakukan adalah
melakukan evaluasi dan penilaian atas pengendalian tersebut. Sebagai contoh, ketika
melakukan evaluasi sebuah pengendalian untuk membuat proses tersebut lebih
efisien dengan mengurangi pihak yang terkait atau proses perampingan pada level
yang diterima. Jika auditor memberikan saran untuk menghapuskan, mengubah, atau

9
menambahkan pengendalian tertentu, auditor harus dapat meyakinkan bahwa
pengendalian yang baru lebih efisien untuk mitigasi risiko level yang diterima.
7) Menentukan proses pelaksanaan yang kan dilaksanakan
Menentukan langkah yang dilaksanakan sangat penting untuk dapat mencapai tujuan
awal berdasarkan ruang lingkup yang disepakati. Langkah-langkah ini termasuk
penentuan waktu, bukti yang dibutuhkan, dan prosedur untuk mendapatkan bukti
tersebut.
8) Mengalokasikan sumber daya yang akan ditugaskan
Karena waktu yang krusial dan juga pelaksanaan konsultansi yang mendadak, sangat
penting bagi auditor untuk mengalokasikan anggotanya yang memiliki pengalaman
dan kapabilitas. Biasanya auditor yang memiliki pengalaman akan diminta menjadi
pemimpin dalam penugasan konsultansi. Proses alokasi antara konsultansi dan
assurance, terdapat persamaan. Sesuai dengan standar IIA nomor 2230

“auditor internal harus menentukan kesesuaian dan pemenuhan sumber


daya untuk mencapai tujuan penugasan konsultansi berdasarkan evaluasi alami
atau konsultansi sebelumnya, waktu, dan ketersediaan”.

Pertimbangan yang harus dilihat adalah sebagai berikut:


 Jumlah dan tingkat pengalaman yang dimiliki staff auditor internal
 Pengetahuan, skill, dan kompetensi lain
 Ketersediaan sumber daya eksternal apabila dibutuhkan seperti pihak ketiga
 Pelatihan yang relevan terkait penugasan yang pernah diikti tim audit.
b. Proses Pelaksanaan (Perform)
Proses pelaksanaan penugasan konsultansi pemberian saran bisa memiliki beragam
bentuk. Secara umum proses pelaksanaan penugasan konsultansi hampir sama
dengan assurance. Dalam pelaksanaannya juga dilakukan pendokumentasian sebagai
bahan kontrol dalam proses pelaksanaan konsultansi. Walaupun masing-masing
penugasan konsultansi memiliki langkah yang berbeda, tetapi terdapat beberapa
langkah yang dapat dilaksanakan, di antaranya:
 Memahami isu dan keinginan manajemen yang terkait dengan penugasan.
 Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
 Melakukan prosedur analitis.
 Melakukan review berbagai dokumen, termasuk chart organisasi, SOP, dan
prosedur masing-masing departemen.
 Menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja.
 Memahami risiko utama organisasi.
 Memahami pengendalian dan menentukan pengendalian yang harus ditingkatkan.
10
 Melakukan evaluasi terhadap efisiensi pengendalian yang telah dilakukan.
1) Mengumpulkan serta mengevaluasi bukti
Untuk dapat mencapai tujuan penugasan konsultansi yang diinginkan, auditor internal
harus mengumpulkan bukti yang cukup dan sesuai. Kemudian auditor internal
melakukan evaluasi bukti yang sudah dikumpulkan, untuk menentukan saran dan
masukan yang sesuai dengan bukti yang telah dikumpulkan, dan proses ini dicatat
dalam kertas kerja.
2) Memformulasikan saran
Setelah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang ada, auditor internal
memformulasikan saran dan masukan yang akan diberikan kepada auditee. Penting
bagi auditor internal memastikan bahwa saran dan masukan yang diberikan memiliki
tujuan atau bersangkutan dengan tujuan awal penugasan konsultansi. Saran dan
masukan dibuat sepraktis mungkin agar dapat diimplementasikan dengan mudah oleh
auditee.

c. Proses Komunikasi Dan Tindak Lanjut (Communicate & Follow-Up)


Proses komunikasi sangat penting dalam penugasan konsultansi dan assurance.
Banyak persamaan dalam proses komunikasi baik penugasan konsultansi maupun
assurance, tetapi juga terdapat banyak perbedaan, berikut langkah-langkah utama
dalam komunikasi penugasan konsultansi pemberian saran.
1) Menentukan bahasa penyampaian hasil penugasan konsultansi kepada auditee
Dibandingkan dengan penugasan assurance, proses komunikasi untuk konsultansi
memiliki banyak bentuk dan cenderung informal dibandingkan penugasan assurance,
komunikasi penugasan konsultansi pemberian saran dapat berbentuk presentasi,
memorandum, atau tertulis lewat email. Terkadang manajemen juga meminta saran
dan masukan dari auditor internal secara mendadak yang biasa dilakukan dengan
lebih informal dalam pelaksanaannya. Seperti contohnya pro dan kontra untuk proses
bisnis insourcing atau outsourcing.
2) Memberikan saran dan masukan kepada auditee
Terkadang ketika saran atau masukan sudah dianggap cocok dan sesuai, tetapi
terdapat beberapa hal yang kurang disadari oleh auditor internal yaitu saran dan
masukan tersebut harus diperiksa terlebih dahulu dalam beberapa hal yaitu dipastikan
bahwa saran itu mudah dimengerti auditee, sesuai dengan tujuan awal dan ruang
lingkup penugasan, dan mudah untuk diimplementasikan oleh auditee serta efektif
dalam segi biaya.
3) Menyampaikan pendahuluan dan progress selama pelaksanaan kepada auditee
Komunikasi yang dilakukan dalam penugasan konsultansi pemberian saran lebih
sering dilakukan dalam percakapan langsung melalui telepon dan email, dan
11
menyangkut berbagai hal seperti tanggal penting, keputusan, perubahan-perubahan
tertentu, kebutuhan konsultansi, dan konsekuensi lain yang harus dikomunikasikan
segera, dan progress pelaksanaan yang harus dikabarkan kepada auditee agar
apabila ada revisi dapat segera ditindaklanjuti.
4) Mengembangkan hasil komunikan keseluruhan secara final
Komunikasi untuk penugasan konsultansi pemberian saran lebih banyak melalui
komunikasi secara tidak formal, tetapi di komunikasi akhir tetap harus dipersiapkan
secara lebih formal sebelum dilakukan keputusan akhir yang selanjutnya
ditindaklanjuti oleh auditee.
5) Membagikan hasil komunikasi tersebut kepada pihak yang terkait
Berbeda dengan penugasan assurance, di mana penerima hasil dari komunikasi
akhir hanya boleh orang tertentu yang terkait dengan area yang dinilai saja atau pihak
yang berwenang. Dalam penugasan konsultansi pemberian saran, hasil komunikasi
akhir diberikan kepada seluruh organisasi auditee yang bersangkutan. Kecuali dalam
penugasannya bercampur antara konsultansi dan assurance, tergantung kepada
kebijaksanaan organisasi auditee mau membagikan atau tidak kepada pihak lain
dalam organisasi itu sendiri.
6) Melakukan monitoring dan memantau proses tindak lanjut oleh auditee
Monitoring dan tindak lanjut mungkin kurang sesuai untuk penugasan konsultansi
karena dalam kenyataan manajemen akan meminta beberapa hal tidak perlu
ditindaklanjuti. Tetapi dalam beberapa area penugasan, tetap ada hal yang perlu
ditindaklanjuti oleh manajemen organisasi karena akan berdampak signifikan kepada
kinerja dan operasional organisasi.

G. KERTAS KERJA PENUGASAN KONSULTANSI


Seperti dalam penugasan assurance, penugasan konsultansi pemberian saran dalam beberapa
bentuk harus didokumentasikan ke dalam kertas kerja. Sesuai dengan standar IIA nomor 2330.
“untuk kebijakan mitigasi tuntutan hukum serta hak dokumentasi yang
berhubungan dengan pihak luar. Auditor harus konsisten dengan petunjuk organisasi
dan aturan yang berlaku.”

Bentuk dokumentasi akan sangat beragam tergantung penugasan yang didapat auditor dan
tujuan awal konsultansi. Dalam penugasan konsultansi, dokumentasi kertas kerja akan lebih
sedikit dibandingkan dengan penugasan assurance, dan akan lebih fokus kepada produk akhir
penugasan dan rekomendasi kepada manajemen, dan harus didukung dokumen yang cukup.
Dokumentasi yang memadai harus ditegakkan untuk mendukung rekomendasi audit internal
secara keseluruhan. Dokumentasi tersebut harus memperkuat asumsi dan hipotesis yang
mendasari saran yang diberikan kepada pelanggan. Dokumentasi ini akan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi keterlibatan audit internal yang serupa di masa mendatang.
12
H. BERUBAHNYA PANDANGAN TENTANG JASA KONSULTANSI
Perubahan global yang cepat memberikan peluang besar untuk memperluas jasa konsultansi
karena organisasi terus fokus pada peningkatan pendapatan dan pengendalian biaya.
Pengetahuan dan keahlian yang dimiliki fungsi audit internal merupakan alasan utama mereka
dipercaya untuk berperan sebagai penasihat, fasilitator, dan pelatih. Semakin banyak para
pemimpin yang berwawasan kedepan maka semakin banyak organisasi menyadari peran audit
internal dan bermitra dengan fungsi audit internal dengan cara-cara baru dan kreatif.

Ketika manajemen suatu organisasi tidak menyadari pentingnya peran audit internal, CAE harus
mengedukasi mereka tentang nilai yang dapat ditambahkan fungsi audit internal ketika bermitra
dengan mereka untuk mencapai tujuan non-assurans. Ketika CAE menjadi agen perubahan
dalam suatu organisasi, maka mereka harus memastikan bahwa fungsi audit internal mereka
siap untuk memberikan layanan konsultansi yang bernilai tambah bagi organisasi.

I. KEMAMPUAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENUGASAN


KONSULTANSI
Untuk menjalankan fungsi audit internal, diperlukan kemampuan yang mendukung kegiatan
konsultansi supaya memberikan nilai tambah nantinya, kemampuan yang dibutuhkan antara lain
:

1. Keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan bagi seorang auditor internal.


a. Memiliki keterampilan fasilitasi dan kolaborasi
b. Memiliki pengalaman bisnis yang luas dan keahlian tertentu (seperti akuntansi,
teknologi, dan peraturan)
c. Mampu membangun hubungan dengan cepat dan memiliki keterampilan interpersonal
yang kuat
d. Mampu berpikir secara analitis dan menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur
e. Mampu belajar dan beradaptasi dengan cepat di lingkungan yang dinamis
f. Mampu memproses informasi dan menanggapi permintaan dengan cepat
g. Mampu menyampaikan dan mengkomunikasikan hasil dengan cepat, baik melalui
presentasi, komunikasi tertulis, atau komunikasi lisan.
2. Sourcing (Sumber lain). Terkadang audit internal mengalami kekurangan sumber daya
manusia yang memiliki keahlian khusus padahal itu sangat diperlukan oleh seorang auditor
internal dalam menjalankan penugasan konsultansi supaya berjalan dengan efektif. Oleh
sebab itu diperlukan sumber daya dari luar untuk memberikan saran dan bantuan yang
kompeten supaya hasil konsultansi yang diberikan ke customer andal dan terpercaya.
Area di luar spesialis yang mungkin perlu dilibatkan yaitu:
a. Pelaporan keuangan;
13
b. Teknologi;
c. Manajemen kas atau perbendaharaan;
d. Pemeriksaan fraud, termasuk akuntansi forensik;
e. Teknik dan kepatuhan lingkungan; dan
f. Kepatuhan terhadap peraturan.
Spesialis yang dapat memberikan saran dan bantuan tambahan antara lain:
a. Penyedia layanan audit internal,
b. Akuntan luar independen atau spesialis pajak,
c. Spesialis TI dan keamanan,
d. Pemeriksa fraud,
e. Aktuaris, ahli statistik, dan penilai,
f. Insinyur, ahli geologi, dan spesialis lingkungan, serta
g. Pengacara.

J. DAMPAK BUDAYA ORGANISASI DAN AUDITOR INTERNAL SEBAGAI


PENASIHAT TERPERCAYA
Kemampuan auditor internal untuk melakukan layanan konsultansi atau menjadi penasihat
tepercaya dapat dipengaruhi oleh budaya di suatu organisasi. Komite audit dan manajemen
mungkin ingin fungsi audit internal hanya untuk melakukan assurans, bukan karena fungsi audit
internal tidak ingin menawarkan layanan-layanan itu, tetapi mereka mungkin dibatasi oleh
struktur organisasi dan pemahaman tentang peran potensial fungsi audit internal. Sehingga
untuk menjadi penasihat terpercaya ada beberapa hambatan utama yang harus dihadapi oleh
auditor internal, yaitu:
1. Budaya dan manajemen organisasi tidak menerima fungsi audit internal sebagai penasihat
tepercaya.
2. Fokus fungsi audit internal hanya pada audit yang diperlukan dan layanan assurans saja.
3. Staf audit internal tidak terbiasa membangun hubungan dan melakukan layanan konsultansi.
4. Sumber daya staf audit internal terbatas hanya untuk melakukan sedikit keterlibatan
konsultansi.

K. 10 PELUANG BAGI FUNGSI AUDIT INTERNAL UNTUK MENYEDIAKAN


WAWASAN MELALUI PENUGASAN KONSULTANSI
Layanan konsultansi menawarkan peluang bagi auditor internal untuk menambah nilai dengan
memberikan nasihat dan wawasan kepada organisasi, sehingga seiring meningkatnya layanan
ini, peluang bagi auditor internal untuk menjadi "Penasihat Tepercaya" juga akan meningkat.

14
Berikut adalah 10 peluang bagi fungsi audit internal dalam menyediakan wawasan melalui
penugasan konsultansi.
1. Melakukan penilaian risiko dan memastikan keterlibatan audit internal dalam inisiatif
organisasi yang berisiko tinggiBekerja dengan manajemen senior untuk memasukkan audit
internal ke dalam proyek-proyek utama.
2. Bekerja dengan manajemen senior untuk memasukkan audit internal ke dalam proyek-
proyek utama.
3. Memfasilitasi kegiatan manajemen risiko utama dari organisasi dan memberikan pelatihan
terkait dengan kontrol dan risiko kepada organisasi.
4. Memberikan rekomendasi informal sehingga peningkatan pengendalian, penghematan biaya,
atau efisiensi dapat diperoleh.
5. Membantu secara sukarela fungsi audit internal dalam peristiwa penting yang memerlukan
keahlian tambahan (mis., Bencana, pelanggaran keamanan, dan penipuan).
6. Mempekerjakan ahli yang menguasai materi untuk memberikan saran konsultansi ketika
sumber daya manusia tidak tersedia secara internal di organisasi.
7. Memberikan masukan selama menginisiasi perubahan organisasi.
8. Membantu dalam peninjauan kebijakan dan prosedur baru.
9. Update tentang isu-isu yang muncul dan peraturan yang dapat berdampak pada organisasi
dan menyediakan manajemen dengan penilaian dampak potensial bagi organisasi.
10. Mengembangkan saran yang memberikan wawasan ke depan.

15
CH.15
THE CONSULTING ENGAGEMENT
(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)
INSIGHT AUDITOR
INTERNAL

KONSULTASI VS ASURANS
DAN JENISNYA

TAHAP PELAKSANAAN
KONSULTASI
CONSULTING
DOKUMENTASI
KONSULTASI ENGAGEMENT
KEMAMPUAN YANG
DIPERLUKAN

HAMBATAN & PELUANG

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


NILAI LEBIH AUDIT INTERNAL
“Audit Internal digunakan untuk mempercepat
efektivitas dan efisiensi organisasi melalui
pemberian insight dan rekomendasi berdasarkan
analisis, penilaian data dan penilaian proses bisnis.”

INSIGHT INI DIBERIKAN MELALUI


KONSULTASI
TRUSTED ADVISOR

Consulting Manfaat Besar Trusted Advisor


Yang diberikan Auditor untuk Yang didapat oleh Auditor dipercaya
Manajemen Manajemen sepenuhnya oleh Manajemen
KONSULTASI VS ASURANS
Konsultasi
 Tujuan: menambah nilai
 Pihak yang terlibat: pemberi dan
penerima saran
 Penerapan Standar: tidak terlalu
banyak dan ketat
 Cara komunikasi: format lebih
bervariasi (Formal Informal)
Asurans
 Tujuan: memberi penilaian independen
 Pihak yang terlibat: Auditor, Auditee,
Stakeholder
 Penerapan Standar: lebih banyak dan
ketat
 Cara komunikasi: format lebih
terstandar
JENIS KONSULTASI Contoh

Pemberian Saran Pemberian Saran: desain


kontrol, pengembangan
Memberi Masukan dan Nasihat kebijakan.
Pemberian
Fasilitasi Saran

Pendidikan
Memberi Pengetahuan Khusus Pendidikan: pelatihan
manajemen resiko,
Pendidikan
analisis postmortem.

Fasilitasi
Mendampingi Perusahaan
Fasilitasi: penghubung
antara manajemen dan
pihak luar, diskusi CSA
PENUGASAN CAMPURAN
Penugasan Campuran

1 Kombinasi
Konsultansi
antara Asurans dan Contoh:
Risk Management
Komponen Konsultasi
Auditor memberi nasihat
2 Independensi
perhatikan
dan Objektivitas perlu di
Audit Internal mensupport
mengenai apa saja yang
perlu dilakukan untuk
memulai program tersebut
3 Laporan bisa jadi terpisah program manajemen resiko yang
direncanakan oleh perusahaan

4 Contoh: Risk Management Komponen Asurans


Auditor menilai kecukupan
program yang direncanakan
(dibandingkan dengan best
practice nya)

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition) 01/07/2019


IDENTIFIKASI PENUGASAN
KONSULTASI

PERENCANAAN PERMINTAAN PERUBAHAN


TAHUNAN MANAJEMEN KONDISI
Melaui rapat yang diselenggarakan Melalui permintaan secara spesifik Melakukan pernilaian atas
secara rutin untuk menentukan oleh manajemen atas suatu kasus perubahan yang terjadi dan serta
prioritas kerja atau bidang tertentu saran yang sebaiknya dilakukan

ALASAN
SUMBER DAYA TERBATAS NILAI TAMBAH ORGANISASI
PEMILIHAN
TAHAPAN PELAKSANAAN KONSULTASI

PLAN PERFORM COMMUNICATE

Menentukan objek, tujuan dan lingkup Mengumpulkan dan Menentukan bahasa penyampaian
Finalisasi dan persetujuan dengan auditi mengevaluasi bukti hasil

Menyusun dan Menyampaikan progress


Memahami lingkungan dan proses bisnis pelaksanaan
menganalisis bukti
Mengerti risiko bisnis Memberikan saran dan masukan
Mengevaluasi pengendalian internal Mengembangkan hasil komunikasi
Membagikan hasil komunikasi
Menentukan proses pelaksanaan
Monitoring pelaksanaan tindak
Mengalokasikan sumber daya
lanjut
PENTINGNYA KERTAS KERJA
PENUGASAN KONSULTANSI
Pekerjaan dalam penugasan konsultansi harus di
dokumentasikan ke dalam sebuah kertas kerja

Untuk mendukung Untuk menguatkan asumsi Untuk meningkatkan


rekomendasi dan hipotesis efektivitas dan efisiensi

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


KEMAMPUAN YANG DIBUTUHKAN

a. Keterampilan dan Pengalaman yang diperlukan

b. Sourcing (Sumber)

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


a. Keterampilan dan Pengalaman
yang diperlukan

Keterampilan fasilitasi dan kolaborasi

Pengalaman bisnis yang luas dan punya keahlian tertentu

Bangun hubungan dengan cepat dan keterampilan interpersonal yang kuat

Berpikir analitis dan menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur

Belajar dan beradaptasi dengan cepat di lingkungan yang dinamis

Memproses informasi dan menanggapi permintaan dengan cepat

Mengkomunikasikan hasil dengan cepat

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


b. Sourcing (Sumber)
Spesialis yang dapat memberikan saran dan bantuan
tambahan:

Penyedia layanan audit internal


Akuntan luar yang independen atau spesialis
pajak
Spesialis IT dan keamanan
Pemeriksa fraud
Aktuaris, ahli statistik, dan penilai
Insinyur, ahli geologi, dan spesialis lingkungan
Pengacara

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


HAMBATAN AUDITOR INTERNAL SEBAGAI
PENASIHAT TERPERCAYA
Budaya dan Sumber daya staf audit
manajemen organisasi internal terbatas hanya
tidak menerima fungsi untuk melakukan sedikit
audit internal sebagai penugasan konsultansi
penasihat tepercaya

Fokus fungsi audit internal Staf audit internal tidak


hanya pada audit yang terbiasa membangun
diperlukan dan assurans hubungan dan
saja melakukan layanan
konsultansi

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


10 PELUANG BAGI FUNGSI AUDIT INTERNAL UNTUK
MENYEDIAKAN WAWASAN MELALUI PENUGASAN
KONSULTANSI
• Melakukan penilaian risiko dan memastikan keterlibatan audit internal dalam inisiatif
organisasi yang berisiko tinggi
• Bekerja dengan manajemen senior untuk memasukkan audit internal ke dalam proyek-
proyek utama
• Fasilitasi kegiatan manajemen risiko utama dan berikan pelatihan terkait kontrol dan
risiko
• Berikan rekomendasi informal
• Turut serta menyelesaikan masalah-masalah signifikan yang memerlukan keahlian
khusus
• Mempekerjakan ahli untuk memberikan saran konsultansi
• Memberikan masukan serta menginisiasi perubahan organisasi
• Membantu dalam peninjauan kebijakan dan prosedur baru
• Update tentang isu-isu baru yang muncul
• Mengembangkan saran yang memberikan wawasan ke depan

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)


THANK YOU

(Internal Auditing : Assurance & Advisory Services, Fourth Edition)

Anda mungkin juga menyukai