Anda di halaman 1dari 7

Piagam Internal Audit PT.

xxx
VISI DIVISI INTERNAL AUDIT
Divisi Internal Audit (DIA) merupakan suatu Divisi pada Perusahaan yang
mempunyai visi sebagai auditor internal yang Professional yang diakui luas baik oleh
pemangku kepentingan, kalangan intern Perusahaan maupun oleh pihak luar. Serta
merupakan suatu Divisi pada Perusahaan yang mampu memberikan nilai tambah
bagi perusahaan, dan membantu terciptanya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik  di
lingkungan perusahaan.
 
MISI DIVISI INTERNAL AUDIT
Misi dari DIA adalah untuk mewujudkan visi Internal Audit tersebut, dimana misi dari
DIA telah dirumuskan sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Dalam
menjalankan misinya, auditor internal diharapkan dapat memberikan kontribusi
untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi. Misi dari DIA adalah untuk melakukan
fungsi audit internal melalui assurance (pengujian dan penilaian dan pemberian jasa
konsultasi). Fungsi assurance DIA dilaksanakan dengan kegiatan seperti audit
operasional, audit kepatuhan, audit keuangan, audit system informasi, audit
investigasi, audit dibelakang meja, review untuk tujuan khusus, dan
jenis assurance lainnya, yang secara umum kesemuanya disebut juga dengan
kegiatan audit.
Untuk pemberian jasa konsultasi pelaksanaanya dilakukan dalam batas-batas yang
jelas sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi independensi dan objektivitas DIA
dalam melakukan assurance terhadap kegiatan-kegiatan yang menjadi objek
konsultasi. Sejalan dengan dinamika perusahaan, misi ini akan disempurnakan
dengan cara melakukan validasi terhadap berbagai dokumen yang menyatakan visi,
misi, dan tujuan Perusahaan secara keseluruhan.
Validitas juga dilakukan melalui diskusi dan penyampaian questionnaires kepada staf
dan pimpinan DIA serta manajemen senior, atau mengacu pada definisi internal
yang dikeluarkan oleh lembaga profesi.
 
SASARAN DIVISI INTERNAL AUDIT
Fungsi assurance dan konsultasi DIA dilakukan dengan sasaran terindentifikasinya
risiko perusahaan, tersedianya pengendalian intern yang memadai dan bekerja
secara efisien dan efektif, dan terwujudnya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dalam
Perusahaan.
 

WEWENANG DIVISI INTERNAL AUDIT


Pemberian wewenang kepada DIA yang tercantum didalam Pedoman Internal Audit
menunjukan dukungan yang diberikan oleh top manajemen Perusahaan dalam
memberdayakan DIA. Pemberian wewenang ini menunjukan hak-hak yang dimiliki
oleh DIA yang diberikan oleh Perusahaan.
DIA mempunyai wewenang untuk:
1. Memperoleh informasi dalam waktu yang layak dari seluruh
karyawan Perseroan.
Wewenang atau hak ini adalah wewenang yang terpenting yang diberikan
Perusahaan kepada DIA. DIA berhak untuk memperoleh atau mempunyai
wewenang atas seluruh akses yang tidak terbatas terhadap informasi,
keterangan, catatan, dokumen, karyawan, gedung, fasilitas dan aktiva lainnya
dalam waktu yang tidak terlalu lama (memadai misalnya yaitu dalam waktu
24 jam) dari seluruh karyawan Perseroan. Dengan wewenang ini, DIA berhak
melihat semua dokumen dan catatan, meminta keterangan dari setiap
karwayan, dan meninjau seluruh gedung, fasilitas, dan aktiva Perseroan.
Untuk itu, setiap karyawan Perseroan berkewajiban memberikan informasi
yang diperlukan oleh DIA dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga
memungkinkan DIA untuk bekerja secara efektif. Pemberian wewenang atas
“akses” ini sudah menjadi “praktik terbaik” yang dilakukan oleh hampir semua
perusahaan yang memiliki Pedoman Internal Audit. Oleh karenanya, Pedoman
yang tidak menyatakan wewenang ini dapat menyebabkan pihak eksternal
meragukan komitmen perusahaan dalam menunjang efektivitas fungsi
internal audit dan proses pengendalian di perusahaan.

2. Mengalokasikan sumberdaya audit, menentukan focus, ruang


lingkup dan jadwal audit, serta menerapkan teknik yang dipandang
perlu untuk mencapai tujuan audit. Jika dipandang perlu, DIA
memiliki wewenang untuk mendapatkan saran dan nasehat dari
tenaga professional (tenaga ahli).
Pemberian tugas dan kewajiban yang berat harus diimbangi dengan
memberikan kewenangan yang memadai. Untuk itu, DIA harus didukung
dengan sumberdaya yang cukup dan diberi kebebasan untuk menentukan
alokasi sumberdaya, focus dan objek audit, waktu dan penjadwalan, serta
untuk menerapkan teknik-teknik audit yang dipandang perlu. Selain itu, DIA
juga harus diberi peluang untuk mendapatkan jasa bantuan tenaga ahli yang
dipandang perlu untuk melakukan suatu penugasan audit. Jasa bantuan yang
biasanya diperlukan auditor yaitu konsultan untuk masalah teknis operasional
atau masalah hukum.

3. Melakukan konsultasi dan menyampaikan laporan kepada Direktur,


dan berkoordinasi dengan Komisaris, melalui komite audit.

Efektivitas kegiatan internal audit sangat bergantung pada pemanfaatan dan


tindak lanjut hasil-hasil audit. Oleh karenanya, Kepala DIA perlu mendapatkan
kesempatan untuk dapat berkonsultasi dengan direksi, komite audit, maupun
dewan komisaris, baik dalam forum rapat maupun pada saat lain jika
diperlukan. Kesempatan untuk melakukan pertemuan secara regular dengan
direksi atau dewan komisaris mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap independensi internal audit. Akses Kepala DIA terhadap direksi dan
dewan komisaris dapat menunjang implementasi Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik.
 
KEWAJIBAN DIVISI INTERNAL AUDIT
Bagian ini menetapkan ekspetasi atas peran DIA dalam membantu manajemen
Perusahaan. Perumusan peran ini biasanya menyangkut dengan system
pengendalian manajemen, ketaatan, pengungkapan kecurangan, efisiensi dan
efektivitas, manajemen resiko, dan Tata Kelola Perusahan Yang Baik. Bagian ini
harus menyatakan secara jelas peran dari auditor dan manajemen berkaitan dengan
sistem dan proses tersebut diatas. Secara umum, manajemen sepenuhnya
memegang kewajiban untuk membangun dan melaksanakan, sedangkan DIA
berperan untuk mereview berbagai proses dan sistem tersebut.
Dalam beberapa perusahaan, penjelasan mengenai kewajiban auditor dapat
diperdalam lebih lanjut dengan menyatakan kewajiban untuk menyiapkan
perencanaan audit untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan standar professional
internal audit.
DIA berkewajiban untuk:
1. Membantu direksi dan komisaris dalam memenuhi tanggung jawab
pengelolaan Perseroan dengan memonitor kecukupan dan
efektivitas system pengendalian intern.perusahaan.
Kewajiban untuk mengembangkan system pengendalian intern dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan berada dalam tanggung jawab
manajemen. Focus dari monitoring system pengendalian ini adalah pada
assessment apakah kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan mengarah
pada tercapainya tujuan dan sasaran Perusahaan secara efektif, efisien, dan
ekonomis. Dalam kaitan ini, DIA berkewajiban pula untuk menciptakan nilai
tambah dengan senantiasa mencari peluang untuk meningkatkan kehematan,
efisiensi, dan efektifitas.Dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, salah
satu kewajiban penting auditor adalah untuk mereview sistem manajemen
resiko dan mengarahkan perhatian manajemen terhadap perubahan
lingkungan bisnis yang penting serta resiko-resiko yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan organisasi.
2. Membantu direksi dan komisaris dalam meningkatkan tata kelola
perusahaan yang baik di lingkungan Perseroan, terutama dengan
mendorong efektifitas organ-organ tata kelola perusahaan, serta
efektifitas proses pengendalian intern, manajemen risiko,
implementasi etika bisnis, dan pengukuran kinerja organisasi.
3. Memberikan penilaian dan rekomendasi agar kegiatan Perseroan
mengarah pada pencapaian tujuan dan sasarannya secara efektif,
efisien, dan ekonomis.
4. Memberikan masukan kepada manajemen mengenai perubahan
lingkungan, risiko bisnis yang muncul, dan hal-hal lain yang
mempengaruhi hasil dan kinerja Perseroan.
5. Menilai kecukupan dan efektifitas system pengendalian internal.
Manajemen operasional berkewajiban untuk mengembangkan
system pengendalian internal dalam rangka menacapai tujuan dan
sasaran perusahaan.
 
RUANG LINGKUP PEKERJAAN DIVISI INTERNAL AUDIT
Dalam Ruang lingkup DIA menyatakan secara jelas mengenai bidang atau fokus
yang merupakan ruang lingkup audit. Sejalan dengan ruang lingkup sistem
pengendalian manajemen modern, ruang lingkup DIA mencakup yaitu :
1. Meyakinkan bahwa sistem pengendalian intern telah memadai, bekerja secara
efisien, dan ekonomis, serta berfungsi secara efektif dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang diinginkan.
2. Mengevaluasi ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dan kebijakan serta prosedur perusahaan.
3. Mengevaluasi kehandalan dan integritas Informasi keungan dan informasi
operasional.
4. Menilai kecukupan sarana untuk menjaga dan melindungi kekayaan
perusahaan.
5. Melaksanakan penugasan khusus yang relevan dangan ruang lingkup
pekerjaan tersebut diatas, seperti penyelidikan dan pengungkapan atas
penyimpangan, kecurangan, dan pemborosan.
6. Menyiapkan laporan assurance dan rekomendasi untuk perbaikan.
 
TANGGUNGJAWAB (AKUNTABILITAS)
DIA wajib mempertanggungjawabkan pemenuhan kewajibannya terutama kepada
direksi dan komisaris (komite audit).
Tanggungjawab DIA kepada Presiden Direktur yaitu :
1. Memberikan penilaian mengenai kecukupan dan efektifitas proses manajemen
Perseroan dalam mengendalikan kegiatannya dan pengelolaan risiko.
2. Melaporkan hal-hal penting berkaitan dengan proses pengendalian intern,
termasuk melaporkan kemungkinan melakukan peningkatan pada proses
tersebut.
3. Memberikan informasi mengenai perkembangan (progress) dan hasil-hasil
pelaksaaan rencana audit tahunan dan kecukupan sumber daya audit.
4. Berkoordinasi dengan institusi pengendalian dan pejabat berwenang lainnya,
seperti Komite Audit dan Audit Eksternal.

STANDAR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Internal Audit Charter biasanya mensyaratkan bahwa auditor dalam melaksanakan
pekerjaannya harus mengacu pada Standar Profesi Audit dan Kode Etik Perseroan.
Standar tersebut adalah sesuai dengan Kode Etik dan Standar Internal Audit dari
THA Institute of Internal Auditor Inc., Florida, USA (Standar IIA) sebagaimana telah
diratifikasi oleh Konsorsium Profesi Audit Internal Indonesia.
Untuk memudahkan pemenuhan spirit yang tertuang dalam Standar IIA, DIA dari
Perusahaan menerbitkan standar internal yang disebut dalam rumusan tersebut
diatas, pelaksanaan audit dalam Perusahaan akan mengikuti standar yang
dikembangkan sendiri secara internal oleh DIA dari Perusahaan. Standar ini
merupakan modifikasi dari Standar IIA. Dalam hal masalah yang dihadapi belum
diatur dalam Standar DIA dari Perusahaan maka auditor Perusahaan akan mangacu
pada Standar IIA dan Kode Etik.
 
SUPLEMEN TERHADAP PEDOMAN INTERNAL AUDIT
Suplemen terhadap Pedoman Internal Audit berisi penjelasan mengenai berbagai
aspek Pedoman Internal Audit,  seperti arti penting, manfaat, dan strategi
pengembangan  Pedoman Internal Audit. Tujuan dari suplemen ini adalah untuk
membantu internal auditor agar dapat memahami fungsi dan kegunaan Pedoman
Internal Audit dengan lebih baik.
 
ARTI PENTING PEDOMAN INTERNAL AUDIT
Pedoman Internal Audit merupakan referensi  bagi DIA. Pedoman Internal Audit
merupakan dokumen yang secara formal memberikan alasan mengenai tujuan
adanya fungsi internal audit. Pedoman Internal Audit juga membantu menjelaskan
posisi fungsi internal audit dalam organisasi.
Pedoman Audit dapat digunakan secara positif sebagai sarana memasarkan jasa-jasa
audit. Sebagai referensi, Pedoman Internal Audit dapat juga digunakan untuk
mempertahankan pekerjaan audit dalam hal terjadi perselisihan dengan audit yang
kurang baik.
 
MANFAAT INTERNAL AUDIT CHARTER
Pedoman Audit dapat digunakan untuk memperoleh berbagai manfaat, yakni:
1. Merupakan pengakuan formal atas fungsi internal audit.
2. Mendokumentasikan ruang lingkup, kewajiban, wewenang, dan
professionalism fungsi internal audit.
3. Sebagai pembanding dengan standar professional untuk menilai kecukupan
pekerjaan intenal auditing.
4. Sebagai dasar bagi akuntan ekstern perusahaan dalam menilai independensi
dan pekerjaan internal audit.
5. Dapat menjadi dokumen pemasaran untuk meningkatkan kerjasama dengan
unit-unit lain dalam organisasi.
 
FORMALISASI FUNGSI DIVISI INTERNAL AUDIT
Pedoman merupakan dokumen yang secara formal mengakui pembentukan suatu
fungsi Divisi Internal Audit (DIA). Dokumen ini juga secara formal menyatakan
tujuan dan misi yang akan dicapai oleh DIA. Pedoman dapat dipandang sebagai
“kontrak” antara DIA dengan direksi dan komisaris (komite audit), yang memberi
wewenang kepada DIA untuk memulai pekerjaan auditing dalam perusahaan.
Pedoman Internal Audit menetapkan hak kepala DIA dan para staf auditor untuk
memeriksa setiap bagian dalam organisasi, dan melihat berbagai asset dan dokumen
perusahaan.
 
DOKUMENTASI RUANG LINGKUP, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG DIVISI
INTERNAL AUDIT
Pedoman Internal Audit merupakan dokumen tertulis yang menyajikan “persetujuan”
antara DIA dan manajemen senior atas ruang lingkup, kewajiban, dan wewenang
DIA. Jika tidak dibuat dalam bentuk dokumen formal (misalnya : hanya secara oral
saja) “persertujuan” semacam ini dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-
beda, mengalami pergeseran interpretasi dari waktu ke waktu, dan dapat hilang
dalam penyimpanannya. Pedoman Internal Audit merupakan catatan permanent
yang mendokumentasikan “persetujuan” tersebut.
 
DASAR UNTUK DIBANDINGKAN DENGAN STANDAR PROFESIONAL
Internal auditor dapat menggunakan standar professional internal audit (Standar
IIA) sebagai dasar untuk mengukur apakah pelaksanaan pekerjaannya telah
memadai atau tidak. Dengan bekerja mengikuti standar, auditor dapat
mempertahankan diri dari tuduhan malpraktek atau bekerja secara tidak memadai.
Pedoman Internal Audit Perusahaan dapat dibandingkan dengan Standar IIA untuk
memastikan apakah telah dibuat secara baik, sehingga terdapat jaminan bahwa
audit yang dilakukan berdasarkan Pedoman Internal Audit tersebut adalah audit
yang memadai.
 
DASAR UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR DIVISI
INTERNAL AUDIT
Dalam perkembangannya, kepala DIA akan mengeluarkan berbagai kebijakan,
prosedur, dan petunjuk untuk diterapkan dalam jajaran DIA. Pedoman Internal Audit
yang baik akan dapat memastikan bahwa berbagai kebijakan dan prosedur tersebut
akan konsisten satu sama lain, dan sejalan dengan misi dan tujuan dasar fungsi
internal audit.
 
KETERANGAN UNTUK PIHAK TERKAIT
Banyak auditee yang tidak memiliki bayangan sama sekali apa pekerjaan yang
dilakukan oleh internal auditor. Auditee seringkali tidak mengetahui perbedaan
internal auditor dengan auditor lainnya yang mengaudit perusahaan, misalnya
akuntan public. Pedoman Internal Audit dapat menghilangkan kebingungan ini
dengan mengkomunikasikan misi dan tujuan DIA secara meluas dan jelas. Pihak-
pihak yang terlibat dalam proses audit, atau yang berhubungan dengan auditor,
dapat diberi Pedoman Internal Audit sebagai dasar untuk menerangkan wewenang,
ruang lingkup, kewajiban, dan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh DIA.
 
DASAR UNTUK EVALUASI OLEH AUDITOR EKSTERNAL
Dalam melaksanakan tugas auditor eksternal perlu mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan internal audit. Fungsi internal audit yang baik dapat mengurangi jumlah
biaya audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan public (audit
external). Pedoman Internal Audit akan menjadi dasar bagi eksternal auditor dalam
menilai independensi dan efektifitas fungsi DIA.
 
DASAR UNTUK MEMASARKAN FUNGSI DIVISI INTERNAL AUDIT
Audit secara partisipatif, atau kooperatif, terbukti lebih efektif dibandingkan dengan
audit secara mendadak tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Penyebarluasan
Pedoman Internal Audit dapat meningkatkan pemahaman auditee terhadap fungsi
auditing dan dapat mendorong partisipasi dari auditee.
 
TANGGUNG JAWAB PENYIAPAN CHARTER
Pengembangan Pedoman Internal Audit pada dasarnya merupakan tanggung jawab
kepala DIA. Namun demikian, pengembangan Pedoman Internal Audit sebaiknya
dikonsultasikan dengan top manajemen. Langkah konsultasi dengan manajemen
memberi kesempatan bagi DIA perlu menyampaikan memorandum kepada top
manajemen dan pihak terkait lainnya untuk memberi informasi bahwa DIA sedang
mengembangkan dan merumuskan perannya melalui pembuatan Pedoman Internal
Audit. Selain sebagai pemberitahuan, memorandum semacam ini secara formal
dapat berfungsi untuk meminta masukan (input), dukungan, serta persertujuan atas
Pedoman Internal Audit.

Anda mungkin juga menyukai