Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

IKATAN KIMIA

Disusun Oleh:
Nama : Nur Aqil Fachri
Stambuk : 09320230133
Kelas/Kelompok : C4/4 (Empat)

Asisten

(Annisa Nurul Faradillah)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Materi ikatan kimia juga merupakan materi yang sulit, yang terlihat di
lapangan bahwa peserta didik yang aktif dalam pembelajaran sangat kurang,
sehingga pembelajaran ikatan kimia ini membutuhkan waktu yang lebih
panjang dalam penyampaian materi di dalam kelas. Ikatan kimia merupakan
salah satu materi yang bersifat abstrak. Konsep kimia yang asbtrak ini
menyebabkan mahasiswa mengalamikesulitan dalam memahami materi
kimia. Oleh karena itu kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi
kimia, yaitu level makroskopis, submikroskopis, dan simbolis, dari Ketiga
representasi tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan
siswa dalam menjelaskan sebuah
Ilmu kimia memiliki banyak bidang kajian yang mempelajari tentang
fakta, konsep, hukum serta teori yang banyak berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran kimia memiliki banyak bidang kajian
yang disusun secara berurutan dan saling terhubung antar kompetensi yang
dipelajari. Materi ikatan kimia biasanya dikelompokkan menjadi empat sub
tema, yaitu ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, dan gaya antar
molekul. Materi ikatan kimia menjelaskan tentang bagaimana atom-atom itu
bisa membentuk seperti ikatan, baik dengan atom yang sama maupun
dengan atom yang berbeda-beda.
Ikatan kimia terjadi karena sekelompok atom menunjukkan satu
kesatuan yang lebih stabil karena memiliki tingkat energi lebih rendah
daripada tingkat energi atom-atom penyusunnya dalam keadaan terpisah.
Konsep-konsep dalam ikatan kimia bersifat abstrak sehingga sulit diterapkan
secara kontekstual. Ikatan kimia dapat menjelaskan mengapa suatu atom
atau senyawa dapat lebih reaktif daripada senyawa lainnya. Bila dua atom
atau lebih saling berdekatan, elektron-elektronnya berinteraksi dan
membentuk susunan elektron baru.
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membedakan reaksi senyawa-senyawa berikut:
A. Senyawa yang berikatan elektrovalen dan ikatan kovalen
B. Reaksi pembentukan senyawa kompleks dan nonkompleks
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan aspek dari struktur elektronik bahan yang
ditemukan oleh J.J Thomson pada tahun 1897 dan observasi oleh G.N Lewis
pada tahun 1916 yang menemukan dua elektron saling berikatan membentuk
ikatan kovalen. penemuan ikatan kimia telah mempermudah dalam
memvisualisasikan struktur elektron pada zat padat sehingga dapat
dideskripsikan dengan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa kita bisa
membedakan antara semikonduktor dan logam tanpa harus selalu mengacu
pada model pita. Kemudian pada tahun 1952 Welker berhasil menemukan
hubungan empiris antara karakter obligasi pada mobilitas pembawa muatan
dan energi aktivasi semikonduktor (Asri, A & Dwiningsih, K ,2022).
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang berkaitan dengan sifat-sifat zat, struktur zat, perubahan zat,
hukum-hukum dan prinsipprinsip yang menggambarkan perubahan zat, serta
konsep-konsep dan teori-teori yang menjelaskan terjadinya perubahan zat
(Effendy, 2016:1). Kajian ilmu kimia meliputi struktur materi, komposisi,
sifat, perubahannya serta energi yang terlibat dalam perubahan tersebut
(Solfarina, 2012). Tujuan mempelajari kimia adalah agar bisa lebih
memahami dasar-dasar konseptual yang ada dalam ilmu kimia dan dapat
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan.Jumlah elekton valensi dalam ikatan kovalen
antara dua atom yang berikatan adalah sama. Ikatan kovalen sebagaimana
ikatan ionik dihasilkan dari distribusi ulang elektron yang mengurangi total
energi sistem.
2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggung jawab
dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
ikatan primer dan juga ikatan sekunder Ikatan Primer Ikatan primer adalah
ikatan kimia dimana ikatan antar atomnya relative besar. Ikatan primer ini
terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Ada beberapa
definisi tentang ikatan ion, yaitu :
A. Ikatan ion
Ada beberapa definisi tentang ikatan ion yaitu:
1. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik.
2. Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
3. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom
ke atom yang lain.
4. Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi
ganda.
Ciri-ciri senyawa ionik :
a). Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
b). Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
c). Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion berada dalam
kristal sulit bergerak. (Ismail,dkk 2019).
B. Ikatan Kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
1. Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya
antar atomnya ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron
2. Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non
logam,serta mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
3. Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron
oleh dua atom.
4. Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur
nonlogam.
2.3 Ikatan antara molekul
A. Ikat hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atomH
dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu
molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan
yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,
namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan
kovalen maupun ikatan ion.Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan
antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan
elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan
pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan
besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh
beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar
perbedaannya ikatan hidrogen yang dibentuknya. Kekuatan ikatan
hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih (Parlan, P.2021).
B. Ikatan vander wallsGaya
Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis
gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-
gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika.
Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun
sering dijumpai diantara semub zat kimia terutama gas. Pada saat
tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika
ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu (Indah, D.R.
2020).
2.4 Ikatan kovalen
Tatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan pasangan
elektron bersama. Tatan kovalen memiliki suatu Kekuatan ikatan merupakan
hasil Tarik menarik antara elektron yang di pakai bersama dan inti yang
positif dari atom membentuk ikatan. Berdasarkan jumlah PEI-nya 12 ikatan
kovalen dibagi tiga bagian yaitu ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen
adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa pasangan
elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-
atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang
terbentuk di antara atom-atom ketika mempergunakan bersama elektron
dikenal sebagai ikatan kovalen Ikatan kovalen termasuk di dalamnya
berbagai jenis ikatan, yaitu ikatan sigma, ikatan pi, ikatan logam-logam,
interaksi agostik, dan ikatan tigapusat dua elektron Istilah bahasa Inggris
untuk ikatan kovalen, covalent bold, pertama kali muncul pada tahun 1939
Awalan co berarti bersamasama, berasosiasi dalam sebual: aksi, berkolega,
dll. sehingga "co-valent bond artinya adalah atom- atom yang saling berbagi
"valensi", seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi (Habiddin, H. 2020).
A. Ikatan kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah suatu ikatan yang terbentuk dari
penggunaan bersama sepasang elektron. Masingmasing atom
memberikan kontribusi satu elektron untuk digunakan secara bersama-
sama. Contoh ikatan kovalen tunggal adalah ikatan antara atom H dan
atom Cl membentuk senyawa HCI, ikatan kovalen adalah ikatan antara
dua atau lebih atom berdasarkan penggunaan elektron secara bersama
sama. Ikatan kovalen tunggal merupakan yang hanya memiliki sepasang
elektron untuk digunakan bersama. Artinya, masing-masing atom hanya
saling memberikan satu elektron untuk dapat digunakan bersama.
Contoh kovalen tunggal pada molekul H2O.
B. Ikatan kovalen dua rangkap
Ikatan kovalen rangkap dua yaitu sepasang atom yang terjadi pada
dua atom yang berikatan kovalen dengan menggunakan bersama dua
elektron valensi. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang
melibatkan dua pasang elektron untuk digunakan bersama artinya setiap
atom saling memberikan dua electron.
C. Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga terjadi pada dua atom yang berikatan
koven dengan menggunakan bersama tiga elektron valensi kita
pembentukan ikatan kovalen tunggal dan rangkap dua.
2.5 Senyawa
Senyawa adalah zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang
bergabung secara kimia dengan perbandingan massa tertentu. Senyawa
merupakan zat yang dapat di uraikan menjadi zat yang lebih sederhana
melalui proses reaksi kimia atau dengan cara fisika. Pada umumnya senyawa
memiliki sifat yang berbeda dari penyusunnya. Senyawa yang terbentuk
melalui ikatan kovalen (menggunakan elektron secara bersama di antara
atom-atom yang berkaitan). Senyawa adalah gabungan dari dua atau lebih
unsur yang terikat secara kimiawi. Senyawa dapat terbentuk melalui reaksi
kimia antara unsur-unsur yang berbeda, dan memiliki sifat-sifat yangberbeda
dari unsur-unsur penyusunnya. Senyawa dapat berupa senyawa anorganik
atau senyawa organik, tergantung pada unsur-unsur penyusunnya. Senyawa
anorganik meliputi senyawa ionik seperti natrium klorida (NaCl) dan
senyawa kovalen seperti air (H2O), sedangkan senyawa organik meliputi
senyawa yang mengandung karbon seperti glukosa (C6H12O6). asam amino
(NH2). Senyawa-senyawa tersebut memiliki berbagai kegunaan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam pembuatan bahan kimia, obat-obatan,
dan juga sebagai bahan bakar.
A. Senyawa Kompleks
Senyawa koordinasi diartikan sebagai senyawa yang mengandung ion
atas molekul kompleks. Ion kompleks yang ada di dalam senyawa
koordinasi tersebut dapat berupa kation, anion atau keduanya. Misalnya
kalium heksasianoferat (II), adalah senyawa koordinasi yang
mengandung kation sederhana K+ dan anion kompleks. Oleh karena
senyawa koordinasi selalu memiliki ion atau molekul kompleks,
sehingga senyawa koordinasi sering juga disebut senyawa kompleks
(Khoirunnisa, dkk 2020).
2.6 Kestabilan Unsur
Unsur-unsur di alam cenderung ingin mencapai suatu kestabilan.
Kestabilan diperoleh dengan cara bergabung dengan unsur lain, lalu
membentuk suatu molekul atau senyawa yang stabil. Kemampuan
bergabung tersebut terjadi karena gaya tarik-menarik antar unsur atom
(Jamilah 2018).
Dengan demikian, setiap atom atau unsur dapat membentuk senyawa
yang khas dan berbeda, karena kekuatan daya tarik-menarik antar atom
mempengaruhi sifat senyawa yang terbentuk. Daya tarik-menarik antar atom
membentuk suatu senyawa kimia disebut ikatan kimia. Ikatan kimia
ditemukan pertama kali oleh ilmuwan asal Amerika Serikat bernama Gilbert
Newton Lewis pada tahun 1916.ikatan kimia adalah interaksi antara atom
yang membentuk molekul, ion,atau senyawa kimia.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
Gambar 3.1 Pipet tetes Gambar 3.2 Gelas piala Gambar 3.3 Pipet skala

Gambar 3.4 Tabung reaksi

3.2 Bahan
A. FeCl3
B. CuSO4
C. NaCl
D. CCl4
E. BaCl2
F. K4Fe(CN)6
G. K3Fe(CN)6
H. Etanol
I. KCNS
J. AgNO3
K. NH4OH

3.3 Cara Kerja


A. Ikatan Elektrovalen dan Ikatan Kovalen Langkah pertama, menyiapkan
tiga buah tabung reaksi. Setelah itu, mengisi masing- masing tabung
reaksi dengan 1 mL AgN03 0,1 M. Lalu, menetesi tabung reaksi (1)
dengan NaCl, tabung reaksi (2) dengan CC1 4 dan tabung reaksi (3)
dengan Etanol masing-masing sebanyak 3-6 tetes. Perhatikan kemudian
mencatat perubahan yang terjadi.
B. Ikatan Kompleks dan Non Kompleks Langkah pertama menyiapkan dua
buah tabung reaksi. Kemudian, mengisi masing-masing tabung reaksi
dengan 1 mL CuS04. Lalu, menetesi tabung reaksi (1) dengan BaC12
tabung reaksi (2) dengan larutan K4Fe(CN) 6 masing-masing sebanyak 3-
6 tetes. Perhatikan kemudian mencatat perubahan yang terjadi. Setelah
mencatat, kemudian menambahkan larutan NH40H ke dalam dua tabung
reaksi tersebut.
. C. Ikatan Kompleks dan Non Kompleks
Langkah pertama menyiapkan dua buah tabung reaksi. Kemudian
mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 1 mL KCNS. Setelah itu,
menetesi tabung reaksi (1) dengan FeC13, tabung reaksi (2) dengan
K3Fe(CN)6 masing-masing sebanyak 3-6 tetes. Perhatikan dan mencatat
perubahan yang terjadi

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Reaksi

A. Ikatan kovalen dan elektrovalen

Pereaksi Larutan AgNO3 Keterangan

NaCl Bereaksi Terbentuk endapan

CCl4 Tidak bereaksi Berminyak

C2H5OH Tidak bereaksi Tidak ada perubahan


Pereaksi Larutan CuSO4 + NH4OH Larutan CuSO4 Keterangan
BaCl2 Tidak terbentuk endapan Tidak bereaksi Tidak ada
endapan
Endapan
K4Fe(CN)6 Tidak terbentuk endapan Bereaksi warna merah
buta
B. Ikatan kompleks dan non kompleks

C. Kompleks dan non kompleks


Pereaksi Aquadest Keterangan
FeCl3 Bereaksi Larutan berwarna merah buta
K3Fe(CN) 6 Tidak bereaksi Tidak ada endapan

4.2 Reaksi

A. Ikatan kovalen dan elektrovalen

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3


CCl4 + AgNO3
C2H5OH + AgNO3

B. Ikatan kompleks dan non kompleks

CuSO4 + NH4OH Cu(OH)2 + (NH4)2 SO4

Cu(OH)2 + BaCl2 Ba(OH)2 + CuCl2

(NH4)SO4 + K4Fe (CN)6 K2SO4 + NH4 Fe (CN)6

B. Ikatan kompleks dan nonkompleks

FeCl3 + 3KCNS Fe (CNS)3 + 3KCl

K3Fe(CN)6 + KCNS

4.3 Pembahasan

A. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen


Didapati bahwa ketika NaCI direaksikan dengan AgNO 3 terjadi
reaksi ditandai dengan adanya endapan. Ketika CCl4 direaksikan dengan
AgNO3 tidak terjadi rekasi ditandai dengan tidak adanya endapan.
Begitu juga dengan C2H5OH tidak terjadi reaksi ditandai dengan tidak
adanya endapan.
B. Ikatan kompleks dan non kompleks
Didapati bahwa ketika BaCI2 direaksikan dengan CuSO4 +NH4OH
terjadi reaksi ditandai dengan adanya endapan. Dan begitu pula ketika
K4Fe(CN)6 direaksikan dengan CuSO4 + NH4OH terjadi reaksi ditandai
dengan adanya endapan.
C. Ikatan kompleks dan nonkompleks
Didapati bahwa ketika FeCl3 direaksikan dengan KCNS terjadi
reaksi ditandai dengan adanya perubahan warna. Dan ketika K 3Fe(CN)6
direaksikan dengan KCNS tidak terjadi reaksi ditandai dengan tidak

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ikatan ion dan ikatan
kovalen dapat dibedakan berdasarkan terjadinya endapan apabila terbentuk
endapan maka termasuk ikatan ion dan apabila tidak terbentuk endapan
maka termasuk ikatan kovalen akan semakin kuat apabila tingkat keasaman
suatu senyawa semakin tinggi.
Senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua
cara yaitu adanya pengendapan dan adanya perubahan warna termasuk
senyawa kompleks yaitu jika terjadi perubahan warna atau terbentuk
endapan begitupun sebaliknya bukan senyawa kompleks apabila tidak terjadi
perubahan warna atau pengendapan.

5.2 Saran
A. Saran untuk laboratorium
Saran saya sebaiknya ruang laboratorium dapat menyediakan
pendingin ruangan agar praktikan dapat nyaman saat melakukan
praktikum
B. Saran untuk asisten
Saran saya kepada asisten untuk tetap mempertahankan
hubungan baik kepada praktikan dan tetap dapat meningkatkan sikap
yang ramah.

DAFTAR PUSTAKA
Habiddin, H. (2020). Identifikasi miskonsepsi siswa kelas XI SMA Negeri 4
Malang pada materi hidrokarbon menggunakan instrumen diagnostik three
tier. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia..
Indah, D. R., & Safnowandi, S. (2020). Karakterisasi Karbon Baggase Teraktivasi
dan Aplikasinya untuk Adsorpsi Logam Tembaga. Hydrogen: Jurnal
Kependidikan Kimia.
Jamilah, Siti. (2018). “BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP.”
Chemo-Entrepreneurship.
Khoirunnisa, F., & Sabekti, A. W. (2020). Profil keterampilan berpikir kritis siswa
pada materi ikatan kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia.
Parlan, P. (2021). Identifikasi miskonsepsi siswa pada topik ikatan kimia serta
perbaikannya dengan pembelajaran model ECIRR (elicit,
confront,identify,resolve, reinforce). Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan.
Rosilawati, Ila, dan Noor Fadiawati. (2021). “Pengembangan E-Book Interaktif
Berbasis Representasi Kimia pada Materi Ikatan Kimia.”
Zaidah, A., & Wijaya, S. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika
Menggunakan Pendekatan Saintifik. Jurnal Ilmiah Global Education, IV,
20–26. https://doi.org/10.55681/jige.v2i1.73

Anda mungkin juga menyukai