FAKULTAS PASCASARJANA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
GASAL TH. AKADEMIK 2023/2024
Program Studi : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Mata Kuliah : Perencanaan Kurikulum & Pengajaran*)
Kelas/Semester : 1a / 3
Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Oktober 2023
Dikumpulkan via
Waktu : 1 x 24 Jam WIB
email
Prof. Dr. Dendy Sugono,
Dosen / Email : dsugono@yahoo.com
A. P. U /
Sifat Ujian : Take Home 206
NPM : 20227170023
Pilih 4 dari 6 soal berikut untuk dijawab dengan cermat dan cerdas
1. Masa peralihan dari kekuasaan penjajah ke masa kemerdekaan bagaimana dengan sistem
pendidikan di negeri kita? Bagaimana rintisan kurikulum sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengajaran bahasa Indonesia pada pascakemerdekaan. Kelahiran dan pengembangan kurikulum
saat itu apakah sudah mempertibangkan prinsip (a) kesederhanaan, (b) keterkaitan, (c)
kelenturan, (d) kelangsungan, dan (e) ketercapaian tujuan pengajaran. Bagaimana Saudara
menjelaskan kelima prinsip pengembangan kurikulum itu dengan ilustrasi kurikulum Sekolah
Menengah Pertama atau sekolah tempat Saudara bekerja!
2. Tuliskan peristiwa-peristiwa (tonggak sejarah) yang menjadi rintisan dasar pelaksanaan
“Pengajaran (bukan pembelajaran) Bahasa Indonesia” sejak Kongres Pengajaran Kolonial di Den
Haag (Negeri Belanda 1916), ihwal gagasan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar
Dewantoro), Kongres Pemuda Pertama 1926, Kongres Pemuda Kedua 1928, Kongres Bahasa
Indonesia 1938, hingga keluar kebijakan pelarangan penggunaan Bahasa Belanda sebagai
bahasa pengantar pendidikan maka Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar pendidikan
sebelum Kemerdekaan. Berkaitan dengan itu, apa Putusan Kongres Bahasa Indonesia (Pertama)
1938 di Solo yang memungkinkan pengajaran/pendidikan di negeri ini menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Indonesia pada saat negeri ini masih dalam penjajahan bangsa lain.
3. Bagaimana (a) memahamkan pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) kepada para
penyelenggara Pembelajaran Bahasa atau Sastra Indonesia, (b) apa inovasi KBK dibandingkan
dengan kurikulum sebelumnya (1994), (c) bagaimana KBK mengatasi perbedaan peserta didik
(tingkat kecerdasan, kreativitas, keterbatasan fisik, dsb), serta (d) bagaimana implementasi
dalam pembelajaran di (pilih satu) Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau di Sekolah
Menengah Atas).
5. Ihwal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): (a) apa yang menjadi landasan atau dasar
perubahan KBK ke KTSP padahal baru beberapa tahun KBK diterapkan, (b) mengapa KTSP
memandang silabus begitu penting dalam perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, (c) mengapa perlu (i) pemetaan kompertensi dasar, (ii) program tahunan atau
program semester, dan (iii) perencanaan pelaksanaan pembelajaran, serta (d) bagaimana
pengelolaan KBM dan strategi pembelajaran.
6. Keberhasilan pendidikan bahasa dan sastra sangat bergantung pada strategi dan metode
pembelajaran. Untuk itu, perlu pembahasan strategi pembelajaran yang meliputi (a) faktor
tujuan, (b) faktor materi, (c) faktor metode, (d) faktor siswa, (e) faktor waktu, dan (d) faktor
guru. Bagaimana menurut Saudara ihwal keberhasilan pembelajaran tersebut dengan ilustrasi
pembelajaran bahasa atau sastra di kelas sebelas (2 SMA)!
23052023DS
JAWABAN
KBK bertujuan untuk mengakomodasi perbedaan individu dalam proses pembelajaran. Dengan
pendekatan yang menekankan pengembangan kompetensi, KBK memungkinkan penyesuaian
metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan individu. Ini bisa dilakukan dengan memberikan
beragam konten, metode, dan evaluasi yang memungkinkan peserta didik dengan tingkat
kecerdasan, kreativitas, dan keterbatasan fisik yang berbeda untuk tetap terlibat dan berkembang
dalam proses belajar.
Dalam implementasi KBK di Sekolah Menengah Atas, guru Bahasa atau Sastra Indonesia perlu
memperhatikan berbagai aspek. Mereka perlu mengintegrasikan pengajaran berbasis kompetensi
yang menekankan pengembangan keterampilan berbahasa, literasi, pemahaman budaya, dan
kreativitas dalam menafsirkan dan menghasilkan karya sastra. Guru perlu menggunakan metode
yang lebih terbuka, mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi, dan memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi praktis.
Sekaligus, dalam implementasi di SMA, penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
inklusif, yang memperhatikan keberagaman peserta didik dan memberikan kesempatan bagi semua
siswa, termasuk yang memiliki kecerdasan atau keterbatasan fisik yang berbeda, untuk meraih
keberhasilan dalam belajar Bahasa atau Sastra Indonesia.
4. Pertama-tama, penting untuk diakui bahwa keragaman yang ada di Indonesia menjadi kekuatan
tersendiri dalam mengembangkan kurikulum sekolah. Dalam mengatasi permasalahan kurikulum
yang kompleks dan beragam di negara dengan keberagaman seperti Indonesia, ada beberapa
pendekatan yang dapat dipertimbangkan:
2. Fleksibilitas Kurikulum: Menyediakan ruang bagi sekolah dan guru untuk menyesuaikan
kurikulum agar sesuai dengan konteks lokal di mana mereka beroperasi. Ini bisa berarti
memberikan keleluasaan dalam metode pengajaran, penekanan pada mata pelajaran tertentu, atau
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
6. Pelatihan Guru dan Sumber Daya: Memberdayakan guru dengan pelatihan yang sesuai untuk
menghadapi tantangan pengajaran dalam lingkungan yang beragam. Selain itu, menyediakan
sumber daya yang mendukung guru dalam mengajar siswa dengan latar belakang yang berbeda.
7. Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan evaluasi terus menerus terhadap kurikulum yang ada
untuk menyesuaikan dan memperbaiki kelemahan serta memperkuat kekuatan kurikulum yang
telah disusun.
(b) Pentingnya Silabus dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menurut KTSP: Silabus
dianggap penting dalam KTSP karena menjadi panduan yang terperinci bagi guru dalam
merencanakan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Ini mencakup tujuan pembelajaran, materi
ajar, kegiatan pembelajaran, serta penilaian. Silabus membantu guru untuk menyusun rencana
pembelajaran yang lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
(c) Perlunya:
Pemetaan Kompetensi Dasar: Ini penting untuk menentukan kompetensi dasar apa yang harus dicapai
siswa pada setiap tingkat pendidikan. Pemetaan ini membantu menyusun kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pendidikan.
Program Tahunan atau Program Semester: Menyusun program tahunan atau semester membantu
dalam perencanaan waktu dan pembagian materi serta kegiatan belajar yang harus dicapai dalam
kurun waktu tertentu.
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran: Ini mencakup strategi, metode, serta kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan silabus.
(d) Pengelolaan KBM dan Strategi Pembelajaran: KTSP menekankan pengelolaan KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar) yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa serta kondisi
lingkungan belajar. Strategi pembelajaran berfokus pada variasi metode pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa, termasuk penggunaan teknologi, pendekatan kolaboratif, pengalaman
langsung, dan penggunaan sumber daya lokal untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif.
Penerapan KTSP bertujuan memberikan fleksibilitas, kebermaknaan, dan relevansi yang lebih besar
dalam pengalaman belajar siswa sambil mempertahankan standar pendidikan nasional. Ini
mengharuskan pendekatan yang responsif terhadap keberagaman siswa, kebutuhan lingkungan
belajar, serta kemampuan sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang
efektif.
6. Pembelajaran bahasa dan sastra memiliki kompleksitas tersendiri yang memerlukan strategi
pembelajaran yang tepat. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam strategi
pembelajaran:
(a) Faktor Tujuan: Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra meliputi penguasaan keterampilan
berbahasa yang baik, pemahaman mendalam terhadap karya sastra, pemahaman konteks budaya, dan
pengembangan literasi yang kritis. Strategi pembelajaran harus secara jelas terkait dengan tujuan-
tujuan ini.
(b) Faktor Materi: Materi ajar mencakup teks sastra, karya-karya sastra, tata bahasa, sintaksis, dan
aspek-aspek penting lainnya dalam bahasa. Strategi harus memperhatikan kedalaman, keberagaman,
dan relevansi materi dengan kehidupan siswa.
(c) Faktor Metode: Metode mengajar yang variatif sangat penting. Penggunaan diskusi, studi kasus,
pembelajaran kooperatif, pemecahan masalah, penggunaan teknologi, dan kegiatan praktis dapat
membantu siswa dalam memahami dan mengaplikasikan konsep bahasa dan sastra dengan lebih baik.
(d) Faktor Siswa: Memahami karakteristik, minat, tingkat pemahaman, dan kebutuhan siswa sangat
penting dalam menentukan metode dan strategi yang efektif. Siswa di kelas sebelas SMA mungkin
sudah memiliki minat khusus, kebutuhan akan pemahaman yang lebih mendalam, serta kemampuan
analisis yang lebih baik.
(e) Faktor Waktu: Mengelola waktu pembelajaran dengan efektif penting untuk memastikan materi
tercakup dan siswa memahami dengan baik. Pembagian waktu untuk pembelajaran, diskusi,
penerapan praktis, dan refleksi menjadi krusial.
(f) Faktor Guru: Peran guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik, memberikan
arahan yang jelas, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta mendorong partisipasi aktif siswa
sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran bahasa atau sastra di kelas sebelas SMA dapat dicapai dengan
mengintegrasikan berbagai metode dan strategi, seperti:
Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra di kelas sebelas SMA
bukan hanya tentang pemahaman konsep, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat menerapkan,
menganalisis, dan mengapresiasi bahasa serta sastra dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari.