Anda di halaman 1dari 7

WARIS ANAK DALAM KANDUNGAN

Dalam hal ini waris terhadap anak dalam kandungan termasuk kedalam ahli waris yang statusnya
diragukan yakni ahli waris yang pada saat harta warisan terbuka atau pada saat pewaris telah
meninggal dunia status hukum ahli waris sebagai subjek hukum atau sebagai pendukung hak dan
kewajiban masih diragukan, yang mana selain waris anak dalam kandungan ada beberapa ahli
waris lain yang statusnya diragukan yakni sebagai berikut :

1. Anak dalam kandungan


2. Orang hilang
3. Orang yang mati serentak
4. Orang yang tertawan
5. Khuntsa
6. Zawul al arham

Dikemukakan pula bahwa untuk dapat mewaris maka seseorang yang akan menjadi ahli waris
tersebut harus dipastikan dengan jelas kondisinya (dalam hal ini hidup atau mati) pada saat
pewaris meninggal dunia. Yang mana hal ini kemudian menimbulkan persoalan terhadap waris
anak dalam kandungan yang belum dapat dipastikan akan lahir dalam keadaan hidup atau tidak
serta berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan pembagian harta warisan pada situasi seperti ini adalah dengan melaksanakan
pembagian sementara dan akan dilanjutkan dengan pembagian yang sebenarnya pada saat anak
dalam kandungan tersebut telah lahir dan dapat dipastikan dalam keadaan hidup atau mati serta
berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Kemudian, menurut Muhammad Ali as-Shabuni, syarat yang harus dipenuhi menyangkut
kewarisan terhadap anak dalam kandungan tergolong menjadi dua yakni :
1. Dapat dipastikan bahwa anak tersebut telah ada dalam kandungan sang ibu ketika pewaris
meninggal dunia.
2. Kemudian ketika dilahirkan, harus dipastikan bahwa anak tersebut dilahirkan dalam keadaan
hidup. Hal ini dikarenakan, untuk dapat mewaris maka hanya ahli waris (orang) yang hidup
(dalam hal ini ketika kematian dari pewaris) yang berhak untuk mendapat harta warisan. Yang
mana hal ini juga dapat ditandai dengan suara tangisan bayi sesaat setelah dilahirkan, tangisan
daripada seorang bayi yang baru dilahirkan tersebut diyakini sebagai sebuah tanda kehidupan.
Penjelasan terkait dengan tangisan bayi ini dipertegas dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud
yang berbunyi sebagai berikut :
“Jika anak yang dilahirkan itu menangis keluar suara, maka sabit baginya harta pusaka.”
(Hadis Riwayat Abu Daud) Kesimpulannya, anak yang masih dalam kandungan berhak
menerima harta pusaka bapanya yang meninggal dunia. Walaubagaimanapun, hak pusaka
tersebut hanya terlaksana setelah dipastikan anak tersebut hidup selepas dilahirkan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka akan timbul berbagai kemungkinan setelah
lahirnya anak dalam kandungan tersebut yang mana sangat penting untuk dipertimbangkan
karena akan sangat berpengaruh pada hasil pembagian waris. Berkaitan dengan hal tersebut,
perlu diperhatikan lima macam kondisi anak dalam kandungan sebagai berikut :
Ia tidak mewaris dalam keadaan apapun, baik terlahir sebagai laki-laki maupun sebagai
perempuan.
Ia mungkin mewaris dan mungkin tidak, hal ini berdasarkan pada salah satu perkiraan
kelahirannya, baik sebagai perempuan maupun laki-laki.
Ia dapat mewaris dalam semua kondisi, baik terlahir sebagai perempuan ataupun sebagai laki-
laki.
Ia mewaris dengan jumlah yang sama, baik sebagai perempuan maupun sebagai laki-laki.
Ia mewaris sendirian, atau bersama ahli waris lain namun terhalang olehnya.
Adapun penjelasan dari tiap-tiap kemungkinan di atas adalah sebagai berikut :
Ia tidak mewaris dalam keadaan apapun, baik terlahir sebagai laki-laki maupun sebagai
perempuan.
Jika anak dalam kandungan tidak memungkinkan menerima waarisan dalam kondisi apapun,
maka seluruh harta waris langsung dibagikan kepada ahli waris yang ada secara langsung, tanpa
harus menunggu kelahiran dari si bayi.
Sebagai contoh :
Ada seorang meninggal dunia, ahli warisnya terdiri dari istri, ayah, dan ibu yang sedang
mengandung dari ayah tirinya; dengan demikin maka status anak dalam kandungan si ibu berarti
memiliki ikatan saudara seibu dengan pewaris. Kemudian, setelah dilakukan akumulasi total
kekayaan yang mana sudah dipotong dengan kewajiban-kewajiban yang masih ada, tersisalah Rp
400.000.000,-. Dalam kondisi demikian, jika anak dalam kandungan si Ibu itu lahir (baik sebagai
laki-laki maupun perempuan) posisinya sebagai ahli waris terhalang oleh ayah pewaris. Sehingga
pembagian waris dapat lah langsung terlaksana tanpa harus menunggu kelahiran dari si bayi.
Berikut adalah pembagiannya :
Istri = ¼
Ibu = ⅓ (diperoleh dari sisa bagian istri)
Ayah = Ashabah
Saudara seibu (bayi dalam kandungan = terhalang oleh ayah
Asal masalah = 4
Dan dihitung seperti di bawah ini :
Istri = ¼ X Rp 400.000.000 = Rp 100.000.000
Sisa harta = Rp 300.000.000
Ibu = ⅓ X Rp 300.000.000 = Rp 100.000.000
Ayah = Ashabah Rp 200.000.000

Ia mungkin mewaris dan mungkin tidak, hal ini berdasarkan pada salah satu perkiraan
kelahirannya, baik sebagai perempuan maupun laki-laki.

 5 kondisi anak dalam kandungan :

1. Kondisi pertama ; Tidak mewaris dalam kondisi apapun baik ia laki-laki atau
perempuan
2. Kondisi kedua ; anak mungkin mewaris mungkin tidak, berdasarkan salah satu
diantara dua perkiraan (laki-laki atau perempuan)
Contoh 1 ;
Harta waris : 900.000.000
Ahli waris :
Suami :½x6=3
Ibu : 1/6 x 6 = 1
3 sdr Pr seibu : 1/3 x 6 = 2
Istri ayah (mengandung anak lk2) : ashobah
Asal masalah : 6
Suami : 3/6 x 900.000.000 = 450.000.000
Ibu : 1/6 x 900.000.000 = 150.000.000
3 sdr Pr seibu : 2/6 x 900.000.000 = 300.000.000
sdr lk2 seayah (dalam kandungan) : tidak mendapat bagian karena ashobah dan
harta waris sudah habis oleh dzawul furudh
Contoh 2 ;
Harta waris : 900.000.000
Ahli waris :
Suami :½x6=3
Ibu : 1/6 x 6 = 1
3 sdr Pr seibu : 1/3 x 6 = 2
Sdr Pr seayah (dalam kandungan) : ½ x 6 = 3
Jumlah seluruh bagian = 9 (aul)
Asal masalah : 6
Suami : 3/9 x 900.000.000 = 300.000.000
Ibu : 1/9 x 900.000.000 = 100.000.000
3 sdr Pr seibu : 2/9 x 900.000.000 = 200.000.000
Sdr Pr seayah (dalam kandungan) : 3/9 x 900.000.000 = 300.000.000
Bagian anak adalam kandungan sejumlah Rp.300.000.000 diberikan setelah anak
tersebut lahir.
3. Kondisi ketiga ; (anak mewaris dalam semua kondisi,baik laki-laki atau
perempuan)
Contoh 1 :
Harta waris : 600.000.000
Ahli waris :
Ayah : 1/6 x 24 = 4
Ibu : 1/6 x 24 = 4
Istri : 1/8 x 24 = 3
Ank lk2(dlm kandungan) : ashobah
Asal masalah : 24

Ayah : 4/24 x 600.000.000 = 100.000.000

Ibu : 6/24 x 600.000.000 = 100.000.000


Istri : 8/24 x 600.000.000 = 75.000.000

Ank lk2 (dlm kandungan) : ashobah = 325.000.000

Contoh 2 :
Harta waris : 600.000.000
Asal masalah : 24
Ahli waris :
Ayah : 1/6 + (ashobah) x 24 = 4 + 1 = 5
Ibu : 1/6 x 24 = 4
Istri : 1/8 x 24 = 3
Anak Pr (dlm kandungan) : ½ x 24 = 12
Ayah : 5/24 x 600.000.000 = 125.000.000
Ibu : 4/24 x 600.000.000 = 100.000.000
Istri : 3/24 x 600.000.000 = 75.000.000
Ank Pr (dlm kandungan) : 12/24 x 600.000.000 = 300.000.000
2 contoh diatas bagian anak lk2 325.000.000 dan jika anak lahir lk2 langsung
diberikan hak nya yaitu 325.000.000 tapi jika lahir Pr maka bagian anak
300.000.000 dan sisa nya 25.000.000 diberikan kepada ayah
4. Kondisi keempat; (anak mewaris dengan jumlah yang sama baik laki2 atau
perempuan)
Contoh :
Harta waris : 600.000.000
Asal masalah : 6
Ahli waris :
Sdr Pr kandung :½x6 =3
Sdr Pr seayah : 1/6 x 6 = 1
Ibu : 1/6 x 6 = 1
Sdr (Pr/lk2) seibu (dlm kandungan) : 1/6 x 6 = 1
Sdr Pr kandung : 3/6 x 600.000.000 = 300.000.000
Sdr Pr seayah : 1/6 x 600.000.000 = 100.000.000
Ibu : 1/6 x 600.000.000 = 100.000.000
Sdr (lk2/Pr) seibu (dlm kandungan) : 1/6 x 600.000.000 = 100.000.000
5. Kondisi kelima; ( anak mewaris sendirian atau bersama ahli waris lain tapi
terhalang olehnya)
Contoh :
Harta waris ; 500.000.000
Ahli waris :
Cucu lk2 (dlm kandungan) : ashobah
Sdr lk2seibu : terhalang oleh cucu dr anak lk2
Sehingga harta waris 500.000.000 jatuh ke cucu lk2jika lahir.
Jika cucu Pr (dlm kandungan) maka :
Cucu Pr (dlm kandungan) : ½ x 500.000.000 = 250.000.000
Hasilnya radd sehingga jumlah seluruh bagian 500.000.000 untuk cucu Pr.
Sdr lk2seibu : terhalang oleh cucu pr dr anak lk2
 ALTERNATIF I ( anak dalam kandungan diprediksi seorang perempuan)
Harta waris : 240.000.000
Asal masalah : 24
Ahli waris :
Istri : 1/8 x 24 =3
Ayah : 1/6 + (ashobah ) x 24 = 4 + 5 = 9
Anak Pr (dlm kandungan) : ½ x 24 = 12
Istri : 3/24 x 240.000.000 = 30.000.000
Ayah : 9/24 x 240.000.000 = 90.000.000
Anak Pr (dlm kandungan) : 12/24 x 240.000.000 = 120.000.000
 ALTERNATIF II (anak dalam kandungan diprediksi 2 anak perempuan)
Harta waris : 240.000.000
Asal masalah : 24
Ahli waris :
Istri : 1/8 x 24 =3
Ayah : 1/6 x 24 + ashobah = 4 + 1 = 5
2 anak Pr (dlm kandungan) : 2/3 x 24 = 16
Istri : 3/24 x 240.000.000 = 30.000.000
Ayah : 5/24 x 240.000.000 = 50.000.000
2 anak Pr (dlm kandungan) : 16/24 x 240.000.000 = 160.000.000
 ALTERNATIF III ( anak dalam kandungan diprediksi seorang laki2)
Harta waris : 240.000.000
Asal masalah : 24
Ahli waris :
Istri : 1/8 x 24 = 3
Ayah : 1/6 x 24 = 4
Anak lk2 (dlm kandungan) : ashobah =17
Istri : 3/24 x 240.000.000 = 30.000.000
Ayah : 4/24 x 240.000.000 = 40.000.000
Anak lk2 (dlm kandungan) = 17/24 x 240.000.000 = 170.000.000
 ALTERNATIF IV ( anak dalam kandungan diprediksi 2 anak laki2)
Karena anak lk2ashobah maka perolehannya tetap spt penghitungan sebelumnya
maka hasil dibagi dua sesuai jumlah kembarannya. Dalam kasus diatas maka:
- Bagian istri yang sesuai dalam semua alternatif sejumlah 30.000.000 langsung
diberikan.
- Bagian ayah yang berbeda dalam semua alternatif sejumlah 900.000.000 –
50.000.000 – 40.000.000 maka yang diberikan adalah bagian yang terkecil yakni
40.000.000
- Bagian anak dalam kandungan ynag jumlahnya berbeda Antara 120.000.000 –
160.000.000 – 170.000.000 maka diambil untuk disisihkan yang terbesar yaitu
170.000.000 tetapi jika anak terlahir dengan bagian yang terkecil maka sisa
bagian diberikan kepada ayah (ashobah).

Anda mungkin juga menyukai