Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


PENGUJIAN AMONIAK DENGAN IMPAGNIER PADA FESES SAPI
MENGGUNAKAN METODE INDOFENOL

TANGGAL PRAKTIK : SENIN – KAMIS, 6 – 9 NOVEMBER 2023

DISUSUN OLEH :
NAMA : SHEREN SHASI PASKAH DWITA
NPM : 210207017
KELAS : 3A TPPL

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK NEGERI CILACAP
CILACAP
NOVEMBER 2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengukur jumlah amoniak yang terkandung
dalam sampel feses sapi.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip dasar metode
efektivitas penurunan NH3 menggunakan impagnier.
3. Mahasiswa dapat melakukan kalibrasi menggunakan larutan
kalibrasi dengan alat spektrofotometer nanostar

II. DASAR TEORI


Amoniak
Amonia merupakan senyawa nitrogen yang terpenting dan paling
banyak di produksi. Pada tahun 1908 sampai 1913, Fritz Haber (1868-
1934) dari Jerman berhasil mensintesis amonia langsung dari unsur-
unsurnya, yaitu dari gas nitrogen (N2) dan gas hidrogen (H2). Nitrogen
adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur nonlogam,
dan gas yang paling banyak di atmosfir bumi (sekitar 78%). Hidrogen
merupakan unsur sangat ringan dan di alam berada dalam bentuk gas
H2, air (H2O), senyawa-senyawa organik dan isotop-isotop. Amonia
(NH3) adalah gas yang diperoleh dari hasil pemecahan senyawa
nitrogen atau protein . Amonia dalam cairan rumen dihasilkan dari
proses degradasi protein oleh mikroba rumen, selanjutnya NH3 ini
dipergunakan oleh mikroba untuk sintesa protein (Pahrul, 2017).
Amonia merupakan senyawa yang ada di dalam urin, yang bersifat
basa dan bila terkena sinar atau panas akan menimbulkan bau
menyengat. Bau amonia tersebut berasal dari peruraian urea sebagai
komponen bahan organik terbanyak dalam urin oleh jasad renik menjadi
energi dan gas NH3. Permasalahan tersebut banyak ditemukan di toilet-
toilet rumah tangga ataupun di toilet umum. Apabila toilet jarang
dibersihkan, kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan pengguna toilet
karena pengguna akan merasakan pusing dan mual karena bau dari
amonia tersebut (Salame & Dong, 2021).
Gas amonia tidak terionisasi dapat bereaksi dengan air, membentuk
kation amonium. Keberadaannya dipengaruhi pH dan suhu, dimana
keberadaan gas amonia dominan pada pH dan suhu lebih tinggi
(Hikmatullah & Putra, n.d.).
Amonia dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan
lingkungan yaitu mengganggu pernapasan, iritasi selaput lendir hidung
dan tenggorokan. Pada konsentrasi 5000 ppm dapat menyebabkan
ederma laryng, paru, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian, iritasi
mata (mata merah, pedih, dan berair) dan kebutaan total, iritasi kulit
yang menyebabkan terjadinya luka bakar (frostbite). Menurut Kep. Men
LH No. 50 Tahun 1996 salah satu parameter kebauan adalah NH3 atau
ammonia. Ammonia adalah gas alkalin yang tidak berwarna dengan bau
menyengat, daya iritasi tinggi dan dihasilkan dari proses dekomposisi
bakteri. Ammonia banyak digunakan dalam pembuatan pupuk, plastik,
dan pestisida. Kadar maksimum NH3 di udara agar tidak mengganggu
kesehatan manusia adalah 2 ppm (Yudhistira et al., n.d.).

Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmitan atau absorbansi suatu sampel atau larutan sebagai fungsi
panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu
panjang gelombang tunggal pula dapat dilakukan .

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1) Peralatan pengambilan contoh uji amoniak
2) Prefilter
3) Labu ukur 100 mL; dan 1000 mL
4) Pipet volumetrik 0,5 mL; 1 mL; 5 mL dan 20 mL
5) Pipet mikro 1 mL
6) Gelas ukur 100 mL
7) Gelas piala 100 mL; 500 mL; 1000 mL dan 2000 mL
8) Tabung uji 25 mL
9) Spektrofotometer;
10) Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
11) Buret 50 mL
12) Labu erlenmeyer 250 mL
13) Kaca arloji
14) Desikator
15) Termometer
16) Barometer; dan
17) Penangas air.

Bahan :
1) Larutan penjerap
2) Larutan natrium nitroprusida (Na2Fe(CN)5NO.2H2O) 2%
3) Larutan natrium hidroksida (NaOH) 6,75 M
4) Larutan natrium hipoklorit (NaOCl) 3,7%
5) Larutan kerja hipoklorit
6) Larutan fenol (C6H5OH) 45% v/v
7) Larutan kerja fenol
8) Larutan penyangga

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


Pelaksanaan praktikum dilakukan mengacu pada SNI 19-7119.1:2005
4.1 Pembuatan Larutan
1. Larutan Penjerap
a) Memasukkan 3 mL H2SO4 97% ke dalam labu ukur 1000 mL
yang telah berisi kurang lebih 200 mL air suling dingin yang
diletakkan dalam penangas air es.
b) Mengencerkan larutan hingga 1000 mL lalu homogenkan
2. Narutan Natrium Nitroprusida (Na2Fe(CN)5NO.2H2O) 2%
a) Melarutkan 2 g natrium nitroprusida ke dalam labu ukur 100 mL
dengan air suling, mengencerkan hingga tanda tera lalu
dihomogenkan.
3. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 6,75 M
a) Melarutkan 270 g NaOH dalam gelas piala 1000 mL yang telah
berisi kurang lebih 500 mL air suling dingin yang diletakkan
dalam penangas air es, mengencerkan hingga 1000 mL dan
homogenkan.
b) Menyimpan dalam botol polietilen.
4. Larutan Natrium Hipoklorit (NaOCl) 3,7%
a) Membuat larutan NaOCl 3,7% dari larutan natrium hipoklorit
yang tersedia di pasaran (5% - 6%).
5. Larutan Kerja Hipoklorit
a) Memasukkan 15 mL NaOH 6,75 M dan 15 mL larutan NaOCl
3,7% ke dalam labu ukur 50 mL;
b) Mengencerkan larutan tersebut dengan aquades sampai tanda
tera kemudian dihomogenkan.
6. Larutan Fenol (C6H5OH) 45% v/v a) 50 g
a) Meleburkan 50 gr fenol daitas penangas air pada temperatur 60o
C dalam gelas piala 250 mL kemudian dipindahkan ke labu ukur
100 mL.
b) Mengencerkan larutan dalam labu ukur tersebut diatas dengan
metanol hingga tanda tera kemudian dihomogenkan.
7. Larutan Kerja Fenol
a) Memasukkan 50 gr NA3PO4,12H2O dan 74 mL larutan NAOH
6,75 M kedalam gelas piala 2000 ml,kemudian mengencerkan
larutan menggunakan air suling hingga 1000 mL kemudian
dihomogenkan.
8. Larutan Induk Amoniak 1000 μg
a) Melarutkan 3,18 g NH4Cl (yang telah dikeringkan pada suhu
105℃ selama 1 jam) dengan air suling ke dalam labu ukur 1000
mL kemudian diencerkan sampai tanda tera, lalu
dihomogenkan.
b) Menambahkan 1 tetes CHCl3 sebagai pengawet.
9. Larutan Standar Amoniak 10 μg
a) Memasukan 1 mL larutan induk amoniak ke dalam labu ukur
100 mL, kemudian mengencerkan dengan larutan penjerap
hingga hingga tanda tera lalu dihomogenkan.
10. Larutan HCl 1,2 M (untuk pencucian alat-alat gelas)
a) Larutkan 10 ml HCl (12M), masukkan ke dalam gelas piala 100
ml dan tambahkan air suling sampai dengan 100 ml.

Keterangan gambar:
A adalah ujung silinder gelas yang berada
di dasar labu dengan maksimum diameter
dalam 1 mm;
Botol penjerap midget impinger dengan
kapasitas volum 30 mL.

B G

Keterangan gambar :
A adalah prefilter holder;
B adalah botol penjerap volume 30 mL;
C adalah perangkap uap;
D adalah flow meter yang mampu mengukur laju alir 1 L/menit;
E adalah kran pengatur;
F adalah pompa;
G adalah serat kaca (glass wool);

4.2 Pengambilan Contoh Uji


1) Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 2;
2) Masukkan larutan penjerap sebanyak 10 mL ke dalam botol
penjerap. Tempatkan botol penjerap sedemikian rupa sehingga
terlindungi dari hujan dan sinar matahari secara langsung;
3) Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 1 L/menit
sampai 2 L/menit,
4) Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat
temperatur dan tekanan udara;
5) Setelah 1 jam catat laju alir akhir (F2) dan kemudian matikan
pompa penghisap.
Catatan :
Prefilter sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu dengan air
suling dan dikeringkan.
4.3 Persiapan Pengujian
Pembuatan Kurva Kalibrasi
1) Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan
alat;
2) Siapkan 6 buah tabung uji 25 mL lalu masukkan ke dalamnya
larutan standar ammonia masing-masing 0,0 mL; 0,2 mL; 0,4
mL; 0,6 mL; 1,0 mL dan 1,5 mL, yang mengandung 0 μg NH3;
2 μg NH3; 4 μg NH3; 6 μg NH3; 10 μg NH3 dan 15 μg NH3.
Selanjutnya tambahkan larutan penjerap sampai volum 10 mL;
3) Tambahkan berturut-turut ke dalam masing-masing tabung uji 2
mL larutan penyangga, 5 mL larutan pereaksi fenol dan 2,5 mL
larutan pereaksi natrium hipoklorit lalu dihomogenkan;
4) Tambahkan air suling ke dalam tabung uji sampai tanda tera, lalu
homogenkan dan didiamkan selama 30 menit;
5) Ukur serapan masing-masing larutan pada panjang gelombang
630 nm.
6) Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah NH3 (μg).
4.4 Pengujian Contoh Uji
1) Pindahkan larutan contoh uji ke dalam tabung uji 25 mL;
2) Lakukan langkah 3.5.1 butir c) sampai d);
3) Masukkan larutan contoh uji ke dalam kuvet pada alat
spektrofotometer, lalu ukur serapannya pada panjang
gelombang 630 nm;
4) Baca serapan contoh uji kemudian hitung jumlah NH3 yang
diperoleh dari kurva kalibrasi;
5) Lakukan langkah-langkah 3.6 butir a) sampai d) untuk
pengujian blanko dengan menggunakan 10 mL larutan penjerap

V. DATA HASIL PENGAMATAN


1. Tabel Data Kurva Standar
No Larutan Konsentrasi Panjang Linear
(µg) Gelombang (OD) Regression Fit
1. Standar 1 0 0,034 -3,535
2. Standar 2 2 0,165 1,59
3. Standar 3 4 0,301 6,937
4. Standar 4 6 0,327 7,943
5. Standar 5 1 0,424 11,714
6. Standar 6 15 0,44 12,352

y=mx+b
Parameter Value
Keterangan : Slope 0,0255618
y = Absorbansi B 0,124
m = Slope r 0,9019842
x = Konsentrasi sampel r2 0,8135755
b = intercept
2. Tabel Data Kurva Linear
No Konsentrasi Suhu Panjang Linear Regression
(K) Gelombang (OD) Fit (µg)

1. 302,95 0,029 -3,735

2. 0,5M 303,25 0,044 -3,144

3. 305,85 0,037 -3,41

4. 304,55 0,063 -2,385

5. 1M 304,85 0,046 -3,054

6. 307,45 0,049 -2,956

3. Tabel Perubahan Warna Larutan Standar


Larutan Standar Sebelum didiamkan Sesudah didiamkan
30 menit 30 menit
Larutan standar 0,0 mL Kuning keorenan Kuning keorenan
Larutan standar 0,2 mL Kuning keorenan Hijau kekuningan
Larutan standar 0,4 mL Kuning keorenan Hijau pekat
Larutan standar 0,6 mL Kuning keorenan Hijau pekat
Larutan standar 1,0 mL Kuning keorenan Hijau pekat
Larutan standar 1,5 mL Kuning keorenan Hijau

4. Tabel Perubahan Warna Larutan Sampel


Larutan Sampel Sebelum didiamkan Sesudah didiamkan
30 menit 30 menit
Larutan sampel 1; 0,5M Orange bening Kuning keorenan
Larutan sampel 2; 0,5M Kuning keorenan Kuning keruh
Larutan sampel 3; 0,5M Kuning keorenan Kuning keruh
Larutan sampel 1; 1M Kuning bening Kuning bening
Larutan sampel 2; 1M Kuning bening Kuning terang
Larutan sampel 3; 1M Kuning keorenan Kuning pudar
VI. PERHITUNGAN
A. Pengenceran larutan NaOCl 3,7%
Diketahui :
• M1 = 98%
• V2 = 100 mL
• M2 = 3,7%
Ditanya : V1?
Dijawab :
V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 98% = 100 mL × 3,7%
98 3,7
V1 × 100 = 100 mL × 100

V1 × 0,98 = 100 mL × 0,037


V1 × 0,98 = 3,7 M
3,7
V1 = 0,98 = 3,77 mL → 3,8 Ml

B. Pengenceran Larutan Fenol 45%


Diketahui :
• M1 = 98%
• V2 = 100 mL
• M2 = 45%
Ditanya : V1?
Dijawab :
V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 98% = 100 mL × 45%
98 45
V1 × 100 = 100 mL × 100

V1 × 0,98 = 100 mL × 0,45


V1 × 0,98 = 45 M
45
V1 = = 45,9 mL
0,98
C. Tabel Perhitungan Excel
Laju Alir Sampling Temperatur Ruang Temperatur Alat Waktu Sampling Tekanan Atmosfer
Sampel
(Qs), L/m (Tr), K (Ta), K (t), menit (P), mmHg
T 0,5 M 1 298 309.15 5 760
1 298 306.15 10 760
1 298 309.15 15 760
T 1M 1 298 309.35 5 760
1 298 309.65 10 760
1 298 310.25 15 760

Vr = (V*(P/760)* Konsentrasi NH3 konsentrasi NH3 konversi ppm NH3 konversi ppm NH3
Qc = (Qs*Tr/Ta) V = (Qc*t) efektivitas (%)
(298/Tr) kurva standar (grafik) di udara (grafik) standar (dibagi 694,728) di udara (dibagi 694,728)
0.963933366 4.81966683 4.819666828 -3.535 -3.735 -0.005088322 -0.005376205 36.14457831
0.973379063 9.73379063 9.733790626 1.59 -3.144 0.002288665 -0.004525512 2.86259542
0.963933366 14.4590005 14.45900049 6.937 -3.41 0.009985203 -0.004908396 13.31378299
0.963310166 4.81655083 4.816550832 7.943 -2.385 0.011433252 -0.003432998
0.962376877 9.62376877 24.54383982 11.714 -3.054 0.016861275 -0.004395965
0.960515713 14.4077357 36.74456084 12.352 -2.956 0.01777962 -0.004254903

VII. PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN


Pada parktikum kali ini dilakukan pengukuran amoniak pada feses
sapi dengan menggunakan metode indofenol. Praktikum dilakukan
dengan pembuatan larutan standar yang kemudian diuji konsentrasinya.
Pada pengukuran konsentrasi larutan standar diperoleh deviasi larutan
sebesar 0,9. Setelah pengukuran larutan standar, selanjutnya adalah
pengambilan amoniak pada fese sapi dengan menggunakan impinger,
penentuan konsentrasi gas amonia (NH3) dilakukan berdasarkan SNI
19-7119.1-2005d.
Prinsip dasar pengambilan sampel amonia (NH3) di udara ambien
yaitu menggunakan air sampler impinger, lalu impinger diisi dengan
larutan penjerap asam sulfat (H2SO4) untuk mengikat atau menyerap
amonia (NH3) yang melalui karbon 0,5M dan 1M yang akan ditentukan
kadarnya dalam feses sapi. Pengambilan amoniak pada feses sapi
dilakukan selama rentang waktu 5 menit; 10 menit; dan 15 menit.
Larutan penjerap pada impinger diambil sebanyak 5mL ke dalam labu
ukur 25mL, kemudian ditambahkan dengan 2mL larutan peyangga, 5mL
larutan kerja fenol, 2,5 larutan kerja hipoklorit dan ditambahkan dengan
aquades hingga garis tera. Larutan ditunggu selama 30 menit sebelum
diukur konsentrasinya menggunakan spektrofotometer dan diamati
perubahan warna pada setiap larutan sebelum dan sesudah didiamkan
selama 30 menit. Setelah 30 menit, larutan diukur konsentrasinya
menggunakan spektrofotometer.
Pada pengukuran konsentrasi dilakukan dengan spektrofotometer,
konsentrasi amoniak 0,5M dengan waktu pengukuran 5 menit; 10 menit;
dan 15 menit dihasilkan secara berturut-turut adalah -0,0053 ppm; -
0,0042 ppm; dan -0,0049 ppm. Sedangkan pada pengukuran larutan
sampel 1M dengan waktu pengukuran 5 menit; 10 menit; dan 15 menit
diperoleh konsentrasi NH3 sebanyak -0,0034 ppm; -0,0043 ppm; dan -
0,0042 ppm. Diperoleh volume amoniak pada pengukuran
menggunakan karbon 0,5M; 5 menit sebesar 4,81966628, 10 menit
sebesar 9,733790626, 15 menit sebesar 15,45900049. Volume amoniak
dengan karbon 1M selama 5 menit diperoleh 4,816550832, 10 menit
sebesar 24,54383982, dan 15 menit sebesar 36,74456085. Efektivitas
penurunan kadar amoniak didapatkan sebesar 36,14457831% pada
larutan amoniak 0,5M; 5 menit, 2,86259542% pada larutan amoniak
0,5M; 10 menit dan 13,31378299% pada larutan amoniak 0,5M; 15
menit.

VIII. PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1) Penentuan konsentrasi gas amonia (NH3) di udara dilakukan
berdasarkan SNI 19-7119.1-2005d. Prinsip dasar pengambilan
sampel amonia (NH3) di udara ambien yaitu menggunakan air
sampler impinger, lalu impinger diisi dengan larutan penjerap asam
sulfat (H2SO4) untuk mengikat atau menyerap amonia (NH3) yang
akan ditentukan kadarnya dalam feses sapi.
2) Pada pengukuran konsentrasi dilakukan dengan spektrofotometer,
konsentrasi amoniak 0,5M dengan waktu pengukuran 5 menit; 10
menit; dan 15 menit dihasilkan secara berturut-turut adalah -0,0053
ppm; -0,0042 ppm; dan -0,0049 ppm. Sedangkan pada pengukuran
larutan sampel 1M dengan waktu pengukuran 5 menit; 10 menit; dan
15 menit diperoleh konsentrasi NH3 sebanyak -0,0034 ppm; -0,0043
ppm; dan -0,0042 ppm.

DAFTAR PUSTAKA
Hikmatullah, F. R., & Putra, A. S. (n.d.). PENENTUAN KONSENTRASI AMMONIA (NH3)
MENGGUNAKAN METODE INDOFENOL PADA UDARA DI TOILET FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN (SNI 19-7119.1-2005) DETERMINATION OF
CONCENTRATION OF AMMONIA (NH3) USING INDOFENOL IN TOILET
FACULTY OF AGRICULTURAL ENGINEERING AND TECHNOLOGY (SNI 19-
7119.1-2005).
Pahrul, D. (2017). Paparan Gas Amonia Karet Terhadap Perubahan Kadar Serum
MDA(Malondialdehyde) (Vol. 3).
Salame, I. I., & Dong, S. (2021). Examining Some of Students’ Views on the Nature of
Science (NOS) in Traditional Lecture Format Teaching Environment. International
Journal of Chemistry Education Research, 69–77.
https://doi.org/10.20885/ijcer.vol5.iss2.art4
Yudhistira, D. D., Ayusari, M. D., 5a, K.-K., Sipil, T., Lingkungan, D., Bogor, P., Raya, J.,
& Kampus, D. (n.d.). PENENTUAN KONSENTRASI AMMONIA (NH 3 ) UDARA
AMBIEN DI TOILET PRIA FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN IPB DENGAN
MENGGUNAKAN METODE INDOFENOL DETERMINING THE
CONCENTRATION OF AMMONIA (NH 3 ) IN AIR AMBIENT AT MEN’S TOILET
FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY IPB USING INDOFENOL
METHOD.

LAMPIRAN

Kegiatan Praktik Pengujian Amoniak Hari ke-1 : Senin, 6 November 2023

Pembuatan larutan kerja Pengukuran suhu larutan Pembuatan larutan Pengukuran suhu larutan
Fenol penjerap Fenol

Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan


Kegiatan Praktik Pengujian Amoniak Hari ke-2 : Selasa, 7 November 2023

Pembuatan larutan Hasil pembuatan Pembuatan larutan


Pembuatan larutan
penjerap larutan penjerap fenol

Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan

Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan

Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan


Larutan standar Larutan standar Memasukkan larutan
Preparasi pengujian
setelah ditambahkan setelah didiamkan standar ke dalam
spektrofotometer
aquadest selama 30 menit chamber

Proses pengujian
Seluruh anggota Seluruh anggota Seluruh anggota
larutan standar dengan
Kelompok 2 Kelompok 2 Kelompok 2
software
Kegiatan Praktik Pengujian Amoniak Hari ke-3 : Rabu, 8 November 2023

Larutan standar Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan


setelah keesokan hari

Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan

Pengujian
Suhu awal 0,5M;5 Pengambilan larutan
menggunakan alat Pembuatan larutan
menit penjerap
impagnier

Pembuatan larutan Pembuatan larutan Pembuatan larutan Larutan 0,5M;5 menit


setelah ditambahkan
aquades
Larutan 0,5M;5 menit Memasukkan larutan Proses pengujian
Preparasi pengujian
setelah didiamkan 30 standar ke dalam larutan standar dengan
spektrofotometer
menit chamber software

Kegiatan Praktik Pengujian Amoniak Hari ke-4 : Kamis, 9 November 2023

Suhu awal 0,5M 5 Suhu akhir 0,5M 5 Suhu awal 0,5M 10 Suhu akhir 0,5M 10
menit menit menit menit

Suhu awal 0,5M 15 Suhu akhir 0,5M 15 Suhu awal 1M 5 menit Suhu akhir 1M 5
menit menit menit

Suhu awal 1M 10 Suhu akhir 1M 10 Suhu awal 1M 15 Suhu akhir 1M 15


menit menit menit menit

Anda mungkin juga menyukai