Pendidikan Seni di
Sekolah Dasar
HIKMAWATI USMAN, S.PD., M.PD.
Penyusun:
Mahasiswa Kelas M22.3, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar
Editor:
Nadjma Sadikala
Perancang Sampul:
Annisa Amran
Windayanti Betteng
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada
segala pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan buku ini mulai dari proses
penulisan hingga buku ini dicetak.
Adapun buku ini dibuat dengan judul ‘Bahan Ajar Pendidikan Seni di Sekolah Dasar” ini
telah diselesaikan dengan cara semaksimal dan sebaik mungkin agar dapat bermanfaat bagi pembaca
yang membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai seni. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan buku ini dan tentunya jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, pembaca dapat memberikan kritik dan juga saran terhadap buku ini agar penulis dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya.
Demikian buku ini dibuat, dengan harapan agar pembaca dapat memahami informasi yang
telah disajikan dalam buku ini, dan juga dapat memperluas wawasan mengenai seni utamanya di
sekolah dasar serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB V..................................................................................................................................................... 40
MEDIA PEMBELAJARAN SENI ......................................................................................................... 40
A. Pengertian Media Pembelajaran .................................................................................................. 40
B. Peran Media Pembelajaran .......................................................................................................... 42
C. Pameran Seni Rupa Sebagai Media Pembelajaran Seni .............................................................. 43
D. Pagelaran Musik dan Tari Sebagai Media Pembelajaran ............................................................ 44
E. Media Pembelajaran Musik dan Tari Menggunakan MediaAudiovisual .................................... 45
UJI KOMPETENSI................................................................................................................................. 46
BAB VI ................................................................................................................................................... 48
MANAJEMEN PERTUNJUKAN .......................................................................................................... 48
A. Pengertian Manajemen ................................................................................................................ 48
B. Fungsi Manajemen ...................................................................................................................... 48
C. Proses Sebelum Pementasan ....................................................................................................... 49
D. Evaluasi Pementasan ................................................................................................................... 50
E. Manajemen Pertunjukan.............................................................................................................. 56
UJI KOMPETENSI................................................................................................................................. 57
BAB VII .................................................................................................................................................. 59
EVALUASI PEMBELAJARAN ............................................................................................................ 59
A. PENGERTIAN EVALUASI ....................................................................................................... 59
B. TUJUAN EVALUASI ................................................................................................................ 59
C. TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN SENI ............................................................................. 61
D. KRITERIA EVALUASI ............................................................................................................. 61
UJI KOMPETENSI................................................................................................................................. 63
BAB VIII................................................................................................................................................. 64
KERANGKA KERJA KURIKULUM PENDIDIKAN SENI ................................................................ 64
A. KERANGKA TUJUAN DAN PENDEKATAN ......................................................................... 64
B. KERANGKA KERJA KURIKULUM PENDIDIKAN SENI .................................................... 70
UJI KOMPETENSI................................................................................................................................. 73
BAB IX ................................................................................................................................................... 74
PENDEKATAN MODEL DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN SENI.................................. 74
A. Pendekatan Dalam Pembelajaran Seni ........................................................................................ 74
B. Model Pembelajaran Seni di SD ................................................................................................. 75
C. Metode Pembelajaran Seni di SD................................................................................................ 76
UJI KOMPETENSI................................................................................................................................. 86
BAB I
PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR
A. Wawasan Seni
Wawasan seni secara umum adalah sikap, pendekatan, pemahaman serta
penghayatan seseorang terhadap kesenian dan karya seni. Wawasan seni diperlukan
untuk dijadikan dasar atau tolok ukur dalam membicarakankesenian, karena wawasan
tersebut juga merupakan pemahaman dan penghayatan kita dalam menilai suatu
karya seni. Wawasan seni yang berbeda akan menentukan sikap dan pandangan
yang berbeda pula dalam menghadapi kesenian secara umum dan pendidikan
kesenian pada khususnya. Pada dasarnya setiap insan memiliki rasa keindahan dan
rasa seni yang dapat dipupuk dan dikembangkan sejak dini. Dengan demikian,
semakin bertambah usia seseorang, maka akan semakin meningkat pula kepekaan
rasa keindahannya. Secara alami dan tanpa disadari, manusia dikelilingi oleh aktifitas
berkesenian dalam kehidupannya sehari-hari. Contohnya, ketika seorang ibu rumah
tangga menata ruang tamu, seorang ayah menentukan cat untuk dinding dan warna
gordennya. Atau ketika seorang gadis memilih pakaian yang serasi saat ia akan
berpergian ke sebuah acara.
Menurut para pengamat seni atau orang yang berkecimpung dalam bidang
seni, kesenian adalah suatu ekspresi dari gejolak jiwa seorang manusia yang
didasarkan atas nilai-nilai etis dan estetis, yang tertuang dalam berbagai bentuk karya
seni; musik, tari, seni rupa, teater dan sastra. Pada dasarnya setiap orang memiliki
rasa kepekaan yang sama terhadap keindahan. Demikian juga bagi guru dan peserta
didik. Yang membedakan hanyalah kadar kepekaannya. Apabila kadar kepekaan
terhadap rasa keindahan lebih tinggi, maka seseorang dapat memberikan tanggapan
penghargaan yang lebih dari yang lain. Kepekaan rasa terhadap keindahan bisa
dilatih oleh guru dan peserta didik dengan mengejawantahkannya ke dalam bentuk
karya seni, yaitu; melalui sentuhan-sentuhan indrawi dan kepekaan rasa yang
dimiliki. Pendidikan kesenian di sekolah umum pada dasarnya bertujuan untuk
mendorong, memotivasi dan mengarahkan siswauntuk mampu:
1. Mengamati, pementasan seni, baik seni tari, musik, teater atau pameran. Misalnya,
B. Hakikat Seni
Istilah seni berasal dari istilah “seni” yang berasal dari kata sanskerta yang
berarti pemujaan,pelayanan,donasi.permintaan atau pencarian dengan hormat dan
jujur. Tapi,ada juga yang mengaitkan seni berasal dari bahasa belanda”Ganie” atau
jenius,atau versi lain disebut “clipa”yang berarti berwarna atau (sifat) atau pewarna
(kata benda) kemudian berkembang menjadi Clipasastra segala macam kekriyaan
(hasil keterampilan tangan) yang artictis (Soedarso. 1988:16-17).Dalam
perkembangan selanjutnya dariasal kata seni muncul berbagai pengertian seni,yaitu
1. Seni sebagai karya seni (work of art)
Pengertian seni sebagai benda/karya seni adalah bahwa seni atau
keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi berbeda dengan
sekedar rasa gembira karena mempunyai unsur transendental atau spiritual.
Pendapat dari Joganatha. Misalnya lukisan dinding gua yang diperkirakan
berasal dari jaman pra sejarah yang memiliki nilai religi-magis yang
membangkitkan spirit dan sugesti terhadap Binatang buruan manusia purba masa
itu.
2. Seni sebagai kemahiran (skill)
Pemahaman seni sebagai kemahiran dimaknai seni merupakan sebuah
kemampuan dalam membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya
mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh rasio/logika atau gagasan tertentu.
Pendapat ini dinyatakan oleh Aristoteles. Misalnya Idris Sardi, seorang violis
Indonesia yang terkenal karena kemahirannya dalam memainkan karya-karya
musik dengan improvisasi-improvisasi nada kreatifnya.
3. Seni sebagai kegiatan manusia (human activity)
Sementara itu pengertian seni sebagai kegiatan manusia oleh Leo
Tolstoy dikatakan bahwa seni merupakan kegiatan sadar manusia dengan
perantaraan tandatanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan perasaan-
perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, sehingga mereka
kejangkitan perasaan yang sama dan juga mengalaminya.
Misalnya, Didi Nini Thowok, seorang penari dan koreografer tari yang
tampil dalam kostum wanita membawakan karya tariannya yang kocak dan
baru. Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk
karya seni. Refleksi kehidupan manusia dituangkan melalui media seni dalm
bentuk karya seni. Semua cabang seni (tari, musik, seni rupa, teater, dan sastra)
memiliki nilai yang dapat ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Atau
sebaliknya.
bahwa aktivitasnya merupakan bagian dari ekspresi seni yang alami. Contoh, ketika
kita hendak pergi ke luar rumah, selalu saja kita berpikir hendak mengenakan
pakaian apa yang sesuai dengan acara yang akan dihadiri. Dalam memilih pakaian
tersebut, kita mungkin harus memadukan warna busana dengan tas atau sepatunya.
Aktivitas memilih busana dan kelengkapannya untuk dikenakan pada acara itu,
tanpa kita sadari sudah berkaitan dengan selera estetis atau keindahan. Aktivitas
tersebut hampir setiap hari dapat kita jumpai dantidak kita sadari sebagai upaya
untuk memperindah diri kita agar berpenampilan menarik. Apa yang
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan refleksi dari sikap dan
perilaku seseorang.
Seni secara teori dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu seni murni dan
seni terapan. Seni murni adalah penciptaan seni yang hanya mempertimbangkan
fungsi atau bentuknya, sedangkan seni terapan adalah penciptaan seni yang
dirancang untuk kepentingan tertentu di luar fungsi sebenarnya. Seni murni
merupakan seni yang dasar penciptaannya hanya untuk fungsi tertentu sesuai
dengan karakteristik bentuknya. Contoh pot tanaman atau tempat tanaman dari
tanah liat dibuat apa adanya sesuai dengan manfaat pembuatannya. Bentuk dan
wujud pot adalah sederhana dan digunakan untuk menanam tanaman bunga. Namun
ketika pot tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dari aspek
bentuknya sudah berubah serta fungsinya sudah tidak hanya sekedar untuk menanam
tanaman hias, maka pot itu sudah merupakan seni terapan. Contoh pot hias dibuat
dan digunakan untuk bahan melukis atau untuk tempat lampu minyak.
Kesenian dalam pemahaman sempit oleh sementara kalangan dianggap seni
ansich. Di sana ada seni rupa, musik, tari dan teater. Secara menyeluruh
(holistik) kita dapat memahami kesenian itu lebih luas, tidak sekedar menguraikan
ke dalam empat cabang seni tersebut. Kesenian secara universal dapat dipahami dan
dimaknai sebagai refleksi kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam berbagai
ekspresi. Ekspresi inilah yang memunculkan berbagai jenis seni dimaksud. Batasan
seperti itu, semestinya kesenian mendapat perhatian dan penanganan khusus
agar dikenal tidak saja sebagai upaya menyalurkan hobi dan kegemaran. Melainkan
kesenian dapat dijadikan sarana untuk membentuk perilaku yang dapat kita adopsi
dari nilai-nilai edukatif yang terakumulasi di dalam kesenian dalam arti yang
umum.
Secara teori seni dapat dibagi menjadi dua yaitu seni rupa murni danseni rupa
terapan.seni rupa murni adalah penciptaan seni yang hanya mempertimbangkan
fungsi atau bentuknya,sedangkan seni rupa terapan adalah penciptaan seni yang
dirancang untuk menciptakan ketentuan tertentu diluar fungsi sesungguhnya.
Menurut Ki hajar dewantara.seni merupakan segala perbuatan manusia yang
timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah,sehingga dapat menggerakkan jiwa
perasaan manusia.
C. Fungsi Seni
Dengan perkembangan zaman dan peradapan manusia maka berkembanglah
pula seni dalam kehidupan. Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan
terutama dalam fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum seni memiliki dua
fungsi, yaitu fungsi individu dan fungsi sosial.
1. Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi
seni untuk individu anatara lain:
a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah makluk homofaber yang mempunyai
kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni
Terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi
kenyamanan menjadi hal penting.
b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman
hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya.
Sebagai contoh perasaan sedih, lelah, letih, gembira ,iba, kasihan, benci, cinta
dan lain-lain. Manusia dapat merasakan semua itu karena di dalam dirinya
terkandung dorongan emosional yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap
manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia
memerlukan dorongan dari luar dirinya yang bersifat menyenangkan,
memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan rutinitas
BAHAN AJAR PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR 9
BAHAN AJAR PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR KELAS M22.3
D. Tujuan Seni
Setiap karya seni baik itu seni rupa, musik, Tari, atau Teater tidak hadir
begitu saja dalam kehidupan manusia tentunya para seniman atau pengrajin
mempunyai tujuan-tujuan tertentu dalam menciptakan karya – karya tersebut.
Adapun tujuan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Ritual
Suatu karya seni yang diciptakan untuk tujuan ritual (upacara agama) bisaanya
memiliki aturan – aturan tertentu harus disepakati berasama oleh para
penganutnya. Aturan ini mengakibatkan dihasilkannya karya seni yang baku
(konvensional) dan diwariskan secara turun temurun (tradisional). Misalnya
setiap patung – patung Hindu harus diberi atribut– atribut ke Dewaan (laksana),
pembuatan kaligrafi harus memancarkankeagungan dan kesucian Al-Qur’an dan
sebagainya.
2. Tujuan Ekspresi
Kegiatan seni untuk tujuan ekspresi, yaitu seni yang hanya semata-mata sebagai
media untuk mengungkapkan berbagai perasaan dan pengalaman batin
pencipta. Hasil karyanya memiliki ciri-ciri yang mandiri mempunyai
kepribadian yang original.
3. Tujuan Komersial
Seni untuk tujuan komersial, yaitu karya seni yang dibuat untuk memperoleh
suatu keuntungan ekonomi. Jenis karya seni ini erat kaitannya dengan dunia
perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
kali berupa tiruan bentuk manusia dan binatang. Patung dapat dibuat dengan
teknik pahat, cetak, tempel, dan teknik las. Patung sudah menjadi bagian
peradaban manusia sejak zaman dahulu. Awalnya patung berfungsi religius,
tapi sekarang kebanyakan bersifat estetis.
5. Seni Kriya
Seni Kriya atau kerajinan adalah suatu usaha membuat barang-barang hasil
pekerjaan tangan (hasta karya). Karya seni kriya adalah karya seni rupa yang
sangat beragam di Indonesia. Bahan-bahan untuk membuat karya seni kriya
didapatkan dari bahan-bahan yang ada di alam dan juga bahan buatan manusia,
antara lain; kayu, bambu, rotan, logam, tanah liat, kulit, dan lain-lain. Karya seni
kriya Nusantara salah satu contohnya adalah anyaman tas, tikar, topi. Ada juga
yang berwujud gerabah sepertitempayan, celengan, mangkuk, dan lain-lain.
6. Seni Desain
Seni Desain adalah hasil pengembangan seni kriya. Bedanya, seni lebih
mengkhususkan dalam bidang perencanaan suatu hasil kerja seni. Biasanya
hasil yang didapat adalah seni terapan. Seniman yang menggeluti seni ini
dituntut ketelitian yang ekstra.
UJI KOMPETENSI
PBL (Problem Based Learning)
Bacalah wacana di bawah ini!
Perkembangan Batik di Era Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, industri batik di Indonesia telah mengalami
transformasi signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan penetrasi media sosial.
Sebagai warisan budaya yang kaya, batik menjadi daya tarik tidak hanya di tingkat
nasional tetapi juga internasional. Meskipun begitu, beberapa masalah muncul seiring
dengan perkembangan ini.
Media sosial memainkan peran besar dalam mempromosikan batik, tetapi di sisi
lain, ada kekhawatiran tentang kualitas dan keaslian batik yang dijual secara online.
Bagaimana kita dapat memastikan pelestarian nilai-nilai tradisional sambil menjawab
tuntutan pasar global yang terus berubah?
Petunjuk!
Setelah membaca wacana di atas, buatlah kelompok lalu identifikasi, Apa saja Dampak
Positif dan Negatif Perkembangan Media Sosial terhadap Industri Batik? Kemudian
diskusikanlah bersama teman kelompokmu tentang Bagaimana cara Masyarakat agar
Dapat Berpartisipasi dalam Melestarikan dan Mengembangkan Batik Secara
Berkelanjutan di Era Digital?
BAB II
SENI DAN KEBUDAYAAN
A. Seni
Setiap Karya cipta manusia yang berkaitan dengan keindahan selalu
dikatakan sebagai tanda yang memiliki nilai seni. Pengetahuan tentang seni dan
pemikiran mendasar tentang seni diperlukan agar perkembangan seni terarah
berdasarkan temuan tentang hakikat seni itu sendiri. Selama ini dipahami oleh para
seniman Indonesia merupakan way of life atau sikap kesenimanan, bukan dianggap
sebagai pengetahuan. Seni atau art awalnya berarti teknik, pertukangan,
keterampilan, yang dalam bahasa Yunani Kuno disebut sebagai techne. Arti
tersebut juga berlaku dalam budaya Indonesia kuno. Baru pada pertengahan abad
ke-17 di eropa dibedakan antara keilmuan umum (termasuk alam) dan keindahan
karya seni atau benda seni, kemudian muncul istilah fine art (seni Indah) atau high
arts (Seni halus atau seni tinggi). Inilah sebabnya kemudian dikenal istilah seni
pengobatan, seni memasak, seni perang, seni berdagang, seni manajemen. Pada
perkembangannya seni dikategorikan sebagai artefak atau benda buatan manusia.
Artefak kemudian dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
Seni merupakan suatu wujud yang terindera, artinya suatu karya seni
merupakan sebuah benda artefak yang dapat dilihat, didengar, atau dilihat dan
sekaligus didengar (visual, audio, audio-visual) seperti lukisan, musik, teater.
Secara definisi kata seni berada di luar benda seni sebab seni itu berupa "nilai".
Jadi apa yang oleh seseorang dikatakan indah belum tentu indah bagi orang lain.
Berbagai definisi/pengertian seni menurut beberapa ahli seni, antara lain:
1. Clive Bell, seorang filsuf seni "Klasik Modern" yang terkenal dengan bukunya
"seni" (1913), mengemukakan bahwa seni merupakan 'significant form'
(Bentuk bermakna)
1. Seni rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang dapat ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Bekas ini
dibuat dengan mengolah pemikiran titik, garis, bagian, bangun, volume,
warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dan diteliti dari bidang fungsinya dibedakan selang
seni rupa murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih
menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni
rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu
misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari bidang bangun dan
bangunnya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki
panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar
serta ruang.
2. Seni lukis.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar
pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih
utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
BAHAN AJAR PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR 18
BAHAN AJAR PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR KELAS M22.3
permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film
di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan
juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu
kepada media yang digunakan.
3. Seni grafis
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang anggota pembuatan karyanya
memakai teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype,
anggotanya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah
jumlah, ini yang dinamakan dengan anggota cetak. Tiap salinan karya dikenal
sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya
seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan,
yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk
engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk
woodcut/cukil kayu. Sedang jumlah lagi bahan lain yang digunakan dalam
karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni
orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat
menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masing-masing karya
ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah
edisi terbatas.
4. Seni pahat
Seni pahat adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga
dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya
dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan
perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi
semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan,
sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.
5. Seni instalasi
Seni Keramik yaitu cabang seni rupa yang mengolah material keramik
untuk membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer.
Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip
fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni Vestonice yaitu karya
keramik tertua yang pernah ditemukan.
8. Seni film.
• Keluarga
• Kekuasaan Politik
b. Organisasi Ekonomi.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda atau hal-
hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret
diantara wujud ketiga wujud kebudaayaan.
Dalam Kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan
yang satu dengan tidak bias dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: Wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya artefak (manusia)
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu:
1. Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam Kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi mangkuk tanah liat, perhiasaan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang
seperti televisi, pesawat terbang, stadion, pakaian dan mesin cuci.
2. Kebudayaan non-material
Kebudayaan non-material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad
raya in, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.
Keyakinan inilah yang disebut sistem kepercayaan.
7. Sistem Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat,
keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di
dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu,
dan berpikir
menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and eror).
Melihat dari komponen-komponen pembentuk kebudayaan dapat disimpulkan bahwa
kesenian merupakan hasil dari kebudayaan yang mana kesenian merupakan komponen
utama kebudayaan.
UJI KOMPETENSI
PBL (Problem Based Learning)
besar dalam mempengaruhi peradaban dunia. Nilai-nilai dalam seni budaya memiliki
dinamika yang dapat memberikan peluang sekaligus tantangan.Pengenalan seni dan
budaya tradisional warisan leluhur harus dilakukan sejak dini. Generasi muda harus
kembali bangkit dan melestarikannya, jangan sampai seni dan budaya tradisional
bangsa Indonesia direbut bangsa lain.
Setelah membaca teks diatas dapat ditemukan masalah terkait seni dan
kebudayaan di zaman sekarang, yang di uraikan sebagai berikut :
1. Generasi muda Indonesia yang lebih menyukai budaya barat dibandingkan seni
dan budaya tradisional.
2. Seni dan budaya tradisional dianggap kurang diminati oleh generasi muda saat
ini sehingga berdampak pada keberlanjutan warisan budaya Indonesia.
BAB III
SENI DAN ESTETIKA
B. Pengertian Estetika
Dharsono (2007:9) mengatakan bahwa “fakta estetika itu fata jiwa, suatu
karyaseni bagaimanapun nyata tampak, namun bukan pada pengaamatan semula, itu
hadir dalam pengamatan dan penikmatan”. Hal ini berarti ukuran estetika bukan
pada asumsi awal tetapi merupakan proses interpretasi yang panjang dari
penngalaman-pengalaman melihat dan merasakan seni.
Estetika merupakan pandangan umum yang kita ketahui bersama mencirikan
sesuatu. Estetikanya wanita tentu berambut panjang dan menggunakan rok,
estetikanya seorang pria tentu berambut pendek dan menggunakan celana panjang.
Estetika berhubungan dengan pengetahuan umum semua orang akan sesuatu. Selain
memiliki kedudukan di benak masyarakat secara umum, estetika cukup penting
untuk dipelajari khususnya bagi insan seni.
1. Intrinsik
Sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan,
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya: pesan puisi yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrisik.
Teori intrisik berpendapat bahwa nilai seni terdapat pada “bentuknya”. Bentuk
adalah medium inderawi sebuah karya seni. Isinya adalah tidak relevan. Misalnya,
lukisan pemandangan alam; nilai keindahan dibentuk dari hubungan garis-garis,
warna-warna, dan bentuk-bentuk yang dapat disadari. Sedangkan pepohonan,
gunung, awan, matahari, dan mungkin sungai tidaklah relevan dengan keindahan
yang sesungguhnya sebagai objek real.
2. Ekstrinsik
Sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal
lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Teori ekstrinsik
berpendapat bahwa susunan dari arti-arti di dalam dan susunan medium inderawi
yang menampung proyeksi dari makna dalam harus dilebur. Nilai- nilai
keindahan mencangkup semuanya, meliputi semua arti yang diserap
dalam seni dari cita yang mendasarinya. Contohnya: puisi, bentuk puisi yang
terdiri dari bahasa, diksi, barus, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
4. Katharsis
Teori katarsis yang diintroduksir oleh aristoteles bertolak dari efek seni
drama/teater terhadap khayalannya yang mendapatkan kepuasan dan
kedamaian. Baginya, keindahan adalah ekspresi dan ekspesi adalah “muatan”
atau “isi” seni. Seni adalah representasi bukan realitas sehingga seniman dapat
mengatasi berbagai masalah dengan karyanya tersebut.
yang sedang pentas dihadapan ribuan penonton. Contoh lainnya seorang Ibu
yang baik dan berbakti pada orang tuanya, Ibu tersebut merasa tenang dan
merasa puas karena emosinya tersalurkan, meskipun dalam kenyataannya Ibu
tersebut tidak memiliki anak yang baik tersebut.
UJI KOMPETENSI
PBL (Problem Based Learning)
Bacalah teks dibawah ini!
Eksplorasi Keselarasan Seni Dan Estetika Tidak Hanya Dari Wujudnya
Di suatu kota kecil yang dipenuhi dengan keindahan alam, hiduplah seorang
seniman bernama Maya. Maya adalah sosok yang selalu terpikat oleh keajaiban estetika
di sekitarnya. Setiap pagi, dia melangkah ke taman bunga untuk menangkap inspirasi dari
warna-warni yang mekar. Dengan palet catnya, Maya menciptakan lukisan-lukisan yang
memancarkan keindahan alam dan keselarasan estetika.
Dalam perjalanannya mengeksplorasi seni, Maya menemukan bahwa estetika tidak
hanya terkandung dalam visual. Dia merasakan harmoni estetika melalui sentuhan melodi
musik yang mengalun lembut dan gerakan tari yang mempesona. Segala bentuk seni
menyatu dalam satu kesatuan, menciptakan simfoni yang memukau.
Keberagaman seni menjadi pusat eksplorasi Maya. Ia belajar bahwa estetika tidak
terbatas pada satu definisi, melainkan merupakan perpaduan elemen-elemen yang
mengajak penonton untuk merenung dan terhubung dengan keindahan. Seni bukan hanya
sekadar benda atau karya, tetapi sebuah cermin yang memantulkan kekayaan perasaan
dan pikiran.
1. Diskusikanlah bagaimana Maya menemukan inspirasi dalam taman bunga untuk
menciptakan lukisan-lukisannya yang indah!
2. Buatlah sebuah kelompok diskusi dan uraikan bagaimana seni bisa menciptakan
pengalaman yang menyeluruh!
3. Diskusikanlah bagaimana keberagaman seni memainkan peran penting dalam
perjalanan seni Maya. Apa yang dapat kita pelajari dari keberagaman tersebut?
4. Cobalah berdiskusi mengapa estetika dianggap sebagai simfoni yang memukau, dan
bagaimana elemen-elemen seni berkontribusi pada kesatuan yang menciptakan
keindahan?
5. Bagaimana seni dapat menjadi cermin bagi perasaan dan pikiran, seperti yang
dialami oleh Maya? Apa peran ekspresi pribadi dalam seni?
BAB IV
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SENI
keindahan) anak serta dunia anak. Berikut ini karakteristik yang sebaiknya
muncul dalam musik anak adalah:
a. Musik sesuai dengan minat dan menyatukan dengan kehidupan anak sehari-
hari.
b. Ritme musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat.
c. Nyanyian atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik lainnya.
d. Melalui musik anak diberi kesempatan pula untuk bergerak melalui musik.
3. Karakteristik Gerak Anak
Karakteristik gerak fisik anak usia sekolah dasar dapat dikatakan bersifat
sederhana, gerakannya biasanya bermakna dan bertema dimana tiap gerakan
mengandung arti atau tema tertentu. Anak juga mampu menirukan gerak binatang
melalui pengamatannya.
4. Karakteristik Seni Rupa Anak
Ada 4 aspek yang dapat digunakan untuk mengamati karya seni rupa anak,
yakni;
1) Aspek tipologi seni rupa anak: Tipologi seni rupa anak didasarkan pada gaya
gambar yang diciptakan oleh anak pada sebuah bidang gambar.
2) Aspek karakteristik seni rupa anak: Karakteristik seni rupa anak didasarkan
pada ciri khas karya seni rupa dwimatra anak.
3) Aspek periodisasi seni rupa anak: Periodesasi perkembangan seni rupa anak
merupakan pengelompokkan karakteristik gambar berdasarkan usia.
4) Aspek relevansi karakteristik seni rupa anak: Relevansi karakteristik seni rupa
anak didasarkan pada perkembangan mental fisik anak sekolah dasar.
Ada tiga tipe tipologi seni rupa anak; yakni tipe visual, tipe haptik dan tipe
campuran keduanya. Pada tipe visual, kemampuan daya tangkap indrawi sangat
menonjol sehingga anak mampu merekam objek aslinya termasuk proporsi,
perspektif, perbandingan serta detailnya. Pada tipe haptik, pengungkapan suasana
hati atau emosi sangat menonjol ketika mereka menuangkan objek ke dalam karya
seni rupanya.
5. Periodisasi Seni Rupa Anak
Ada beberapa klasifikasi periodisasi seni rupa anak diantaranya yang
disodorkan oleh:
merupakan sifat dasar seni (Gie, 1976:41-46). Sifat dasar seni tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Kreatif
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada
menjadi hal yang baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung,
batu diubah menajadi perhiasan, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah
menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dan lain sebagainya.
b. Individual
Sifat individual dalam seni diartikan sebagai karya seni yang memiliki ciri
perseorangan dari penciptanya. Sebagai contoh: lagu-lagu yang diciptakan Ebit G.
Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu ciptaan Dewiq, Titik Puspa, atau pun yang
lainnya. Contoh lainnya yaitu lukisan Afandi yang sangat berbeda dengan lukisan-
lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh,
maupun pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari
karya mereka.
c. Perasaan
Dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Selain
pencipta, penikmat juga menggunakan kepekaan perasaan untuk dapat menikmati
sebuah karya, bahkan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang
diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang
penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang
seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada
kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta
dan penyanyinya. Sebagai contoh lagu “Imagine” karya John Lennon merupakan
ungkapan kepeduliannya terhadap nilai-nilai humanisme dan perdamaian,
sehingga menggugah perasaan siapapun yang mendengar.
d. Abadi atau Keabadian
Sesungguhnya semua perbuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu
perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan.
Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai
akhir hayat, walaupun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika
membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang
yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan
terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada
seseorang yang berbuat sesuatu kebaikan sebagai efek penghayatan dari karyanya,
misalnya dari cerita film, novel, syair lagu, dan lain sebagainya. Tetapi
sebaliknya, jika seniman dalam membuat karyanya menyampaikan pesan
negative, maka seni yang memiliki kesan estetis mungkin akan hilang.
e. Universal
Seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh,
semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat
tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar
karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.
UJI KOMPETENSI
PJBL (Project Based Learning)
Berdiskusilah dengan teman kelompokmu untuk membuat film pendek kreatif
yang menggambarkan salah satu karakteristik pembelajaran seni. Film pendek ini akan
dipresentasikan di depan kelas dan akan dinilai berdasarkan kreativitas, pesan yang
disampaikan, dan penerapan karakteristik pembelajaran seni.
Langkah-langkah Proyek:
1. Diskusikan karakteristik pembelajaran seni yang akan diangkat dalam film pendek
Anda. Misalnya, Anda dapat memilih antara ekspresi pribadi, proses kreatif,
keterlibatan emosional, atau penghargaan keindahan.
2. Risetlah karakteristik tersebut, termasuk definisi, contoh-contoh dalam seni, dan
pengaruhnya terhadap pengalaman seni.
3. Buatlah naskah film pendek yang menggambarkan karakteristik pembelajaran seni
yang dipilih. Pastikan untuk mempertimbangkan pengaturan, plot, karakter, dan
visual yang sesuai.
4. Bagilah tugas di antara anggota tim Anda, seperti peran aktor, sutradara, penulis
skenario, dan editor.
5. Rekamlah film pendek Anda dan lakukan proses penyuntingan untuk meningkatkan
kualitas film.
6. Presentasikan film pendek Anda kepada kelas dan jelaskan bagaimana karakteristik
pembelajaran seni tercermin dalam film tersebut.
7. Diskusikan pengalaman dan pelajaran yang didapat selama proses pembuatan film.
BAB V
MEDIA PEMBELAJARAN SENI
a. Media Visual, yaitu suatu jenis media yang semata-mata hanya memanfaatkan
indera penglihatan peserta didik untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dengan
demikian penggunaan media pembelajaran ini tergantung dari kemampuan
penglihatan peserta didik. Sebagai contoh: media cetak, seperti buku, modul, jurnal,
poster, dan peta; model seperti globe bumi dan miniatur; dan media realitas alam
sekitar.
b. Media Audio, yaitu jenis media pembelajaran dengan hanya melibatkan indera
pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa
pesan verbal seperti bahasa lisan dan pesan nonverbal dalam bentuk bunyi-bunyian,
musik, dan bunyi tiruan.
c. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam
suatu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui
media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik
penglihatan maupun pendengaran. Sebagai contoh film, program TV dan video.
media pembelajaran menjadi lebih luas. Media pembelajaran tidak terbatas pada apa
yang digunakan pengajar di dalam kelas, tetapi pada prinsipnya meliputi segala sesuatu
yang ada di lingkungan peserta didik dimana mereka berinteraksi dan membantu proses
belajar mengajar.
Apabila sistuasi dan kondisinya memungkinkan, pagelaran seni musik dan tari
ini dapat dijadikan media pembelajaran yang terintegrasi dengan seni rupa, misalnya
dalam proses persiapan hingga pagelaran musik. Siswa dapat memperoleh pengalaman
seni rupa pembuatan dengan keikutsertaan dalam undangan, poster pertunjukan, dan
dekorasi panggung. Demikian pula pada kegiatan pagelaran tari.
Media audio-visual merupakan alat peraga yang dapat didengar dan dilihat yang
berfungsi untuk memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasan yang
sedang dipelajari. Melalui penggunaan media audio-visual dengan menggunakan
Televisi, Laptop dan LCD guru seni tari mencoba menayangkan beberapa macam video
tari kepada siswa, dan dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menggunakan
aplikasi dari microsoft power point atau PPT. Menyadari bahwa media audio-visual ini
dapat membawa pengaruh positif kepada siswa dan pihak sekolah yang ditunjukkan
dengan adanya hasil belajar yang membaik, antusias belajar dan respon siswa yang
meningkat. Berasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa, apresiasi siswa dan kreativitassiswa.
UJI KOMPETENSI
PBL (Problem Based Learning)
Bacalah teks berikut!
Seorang guru seni ingin mengajarkan materi tentang seni tari kepada siswanya. Ia
ingin menggunakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif agar siswa lebih mudah
memahami materi. Guru tersebut memiliki beberapa pilihan media pembelajaran, yaitu:
- Video tutorial tari
- Modul pembelajaran tari
- Alat peraga tari
Guru tersebut meminta siswanya untuk berdiskusi dan memberikan saran tentang media
pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan.
Setelah membaca teks diatas, dapat ditemukan masalah terkait media pembelajaran seni yang
diuraikan sebagai berikut :
1. Media pembelajaran apa yang paling tepat untuk digunakan untuk mengajarkan materi
seni tari?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing media pembelajaran tersebut?
3. Bagaimana cara menggunakan media pembelajaran tersebut secara efektif?
Petunjuk:
Diskusikanlah bersama teman kelompokmu terkait permasalahan di atas!
BAB VI
MANAJEMEN PERTUNJUKAN
A. Pengertian Manajemen
Secara etimologis manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur
(merencanakan). Pada dasarnya, ada dua tujuan utama dalam mempelajari manajemen.
Pertama, agar orang atau kelompok dapat bekerja secara efisien, maksudnya agar mereka
dapat bekerja dengan suatu cara atau metode sistematis sehingga segala sumber yang ada
(tenaga, dana, dan peralatan) dapat digunakan lebih baik. Dalam arti lain, efisiensi terjadi
jika pengeluaran lebih kecil dari penghasilan, atau hasil yang diperoleh lebih besar dari
penggunaan sumber yang ada. Kedua, tujuan mempelajari manajemen agar dalam
bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan, kelancaran, dan kelangsungan
usaha itu sendiri.
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan,
fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat
terlaksana dengan lancar dan terorganisir. Berikut beberapa aspek-aspek manajemen:
1. Perencanaan: Dalam perencanaan ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan
sasaran lalu memilih tindakan yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada.
2. Pengorganisasian: Dalam proses ini dilakukan pengalokasian sumber daya,
penyusunan jadwal kerja dan koordinasi antar unit-unit dalam suatu kepanitiaan.
3. Pengendalian: Pengendalian di sini berarti membandingkan perencanaan dengan
realisasi, lalu mengambil tindakan koreksi atas realisasi yang tidak sesuai dengan
perencanaan.
B. Fungsi Manajemen
Keterlibatan pengelola dalam menjalankan organisasi menentukan pilihannya.
Ada organisasi seni pertunjukan yang pengelolanya terlibat menjalankan manajemennya.
Pengelola bertindak sebagai koreografer, artis, produser, pimpinan produksi, dan secara
langsung mencurahkan total waktu untuk masalah manajemen organisasi yang
dipimpinnya. Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan di dalam
mewujudkan harapannya untuk memproduksi karya secara maksimal. Regulasi ke arah
itu diupayakan dengan melalui pemberdayaan berbagai komponen yang terkait untuk
bersinergis dalam membangun jaringan yang tanggam seperti proporsi rumah laba-laba.
Apabila berbagai komponen pendukung yang dirasakan dapat digunakan sebagai
stimulus dalam mempermulus laju dan perkembangan produksi seni pertunjukan
sebaiknya dilakukan secara komprehensif. Di sini faktor keberuntungan, perencanaan
produksi, strategi penerapan dan penggunaan celah yang mendatangkan peluang bisnis
besar perlu diterapkan walaupun pada kapasitas produksi untuk penyajian karya seni
sebagai hobi saja. Dengan demikian diperlukan kerja keras berbagai komponen yang
terlibat dan sekaligus upaya penanganan hambatan harus diminimalisir secara tepat,
sehingga pelaksanaan produksi karya seni menjadi pilihan dan harapan bersama.
Di sisi lain, masalah manajemen sebagai basis dalam pengelolaan suatu organisasi
seni pertunjukan memiliki kompetensi yang sangat krusial dalam menentukan laju dan
arah pengembangan dari suatu seni pertunjukan. Secara umum dalam pengelolaan terasa
sangat gampang, namun dalam pelaksanaannya memerlukan penanganan yang sangat
rumit, butuh perhatian khsusus serta lebih diutamakan pada pengalaman empirik menjadi
sumber dalam melaksanakan dan sekaligus menetapkan keberhasilan produksi karya seni
secara proporsional.
tiap divisi dalam kepanitiaan. Dengan time schedule diharapkan kinerja panitia
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Penunjukan Stage Manager Dan Pembuatan Run Down
Stage Manager bertugas merumuskan atau menetapkan secara lebih detail
pelaksanaan acara pada hari-H terutama pada konsep penampilan dan pengisi acara,
tata panggung dan tata lampu serta terjun langsung ke lapangan pada hari-H dan
turun tangan langsung. Run down adalah detail susunan acara dalam suatu kegiatan
pada hari-H. Dalam run down tercantum secara detail person yang terlibat dan
peralatan yang dibutuhkan dalam setiap penampilan serta keterangan-keterangan
yang diperlukan.
5. Pementasan Pra Pementasan
Dalam tahap ini dilakukan gladi bersih sebagai persiapan terakhir untuk menuju
sebuah pementasan. Tujuan dari tahap ini adalah sebagai simulasi pada hari-H agar
seluruh panitia yang terlibat siap untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin
akan terjadi saat melakukan sebuah pementasan.
6. Pementasan
Pada tahap ini seluruh panitia diharapkan fokus pada pertunjukan sesuai dengan job
description masing-masing dan berkoordinasi dengan stage manager agar
pementasan berjalan sesuai dengan run down.
D. Evaluasi Pementasan
Ketika tugas telah selesai dilaksanakan, ketika acara telah berakhir, kerja
kepanitiaan belumlah berakhir. Panitia masih harus melakukan pertanggungjawaban dari
kepanitiaan dalam bentuk LPJ. LPJ dimaksudkan untuk memastikan, apakah planning
yang dilakukan pada awal kepanitiaan berjalan sebagaimana mestinya. Berikut ini
merupakan gambaran kepanitiaan dalam sebuah pertunjukan secara garis besar:
1. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi adalah orang yang ditunjuk untuk mengorganisir
pementasan suatu seni pertunjukan. Pimpinan produksi bertanggung jawab secara
keseluruhan atas pelaksanaan dan keberhasilan produksi seni dipergelarkan.
Komitmen kerja, tanggung jawab personal, dan kapasitas kerjanya serta kapabilitas
performa untuk mengatur dan memimpin produksi menjadi tanggungjawabnya.
Tugas keberhasilan dan selesainya produksi menjadi taruhan bahwa pimpinan
produksi seni pertunjukan juga menjadi ujung tombak terdepan dalam
BAHAN AJAR PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR 50
BAHAN AJAR PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR KELAS M22.3
penonton untuk menikmati pertunjukan secara antusias, empati, dan simpati serta
nyaman.
Pelayanan kepada staf produksi dalam bentuk memberikan kesejahteraan
berupa layanan konsumsi sejak penyelenggaraan produksi mulai dari rapat pertama,
pelatihan, gladi kotor, gladi bersih, pementasan/pertunjukan hingga acara
pembubaran produksi. Layanan tersebut terkait dalam bentuk kesejahteraan dan
pemenuhan konsumsi secara rutin acara kegiatan berlangsung.
Hak dan kewajiban kepala kerumahtanggaan adalah berkonsultasi kepada
pimpinan produksi dan pimpinan artistik dalam hal layanan staf. Dalam layanan
publik kepala bagian ini minta dengar pendapat publik berkenaan dengan bagaimana
teknik danoperasional servis yang dapat memuaskan publik, serta memberikan
layanan cepat pesan melalui komunikasi bebas pulsa atau komunikasi lain dalam
bentuk antaran servis.
3. Bagian Karcis
Mereka bertanggung jawab atas penjualan dan pembelian karcis pertunjukan.
Jumlah pengeluaran dan pemasukan harus seimbang. Komoditas terciptanya layanan
yang manusiawi dan berwibawa menjadi misi yang harus ditampilkan staf ini dalam
bentuk layanan publik secara langsung. Bagian karcis juga bertugas dalam
mnghitung kapasitas dari gedung dan berapa tiket yang akan di jual.
Hal dan kewajiban yang dilakukan dalam bentuk melayani penonton dengan
ramah, murah senyum, serta menawan dan menarik, sehingga penghargaan terhadap
penonton cukup disegani. Kewajiban yang harus dilakukan berupa layanan publik
secara langsung ditunjukan melalui kontak interaksi dengan itu baik-buruk layanan
akan tercermin dari penampilan pada saat itu. Hak yang dimiliki oleh staf ini adalah
konsultasi dan konsolidasi kepada pimpinan staf produksi melalui mandat dan
kepada pimpinan kerumahtanggaan secara langsung tentang tugas, kewajiban, dan
tanggung jawab kerja yang harus direfleksikan.
4. Pimpinan Artistik
Pimpinan artistik adalah pimpinan produksi yang bertindak dan bertanggung
jawab atas karya seni yang diproduksikan. Tanggung jawab artistik karya, performa
penyajian hingga tata urut pementasan agar dapat menyajikan urutan pementasan
yang harmonis adalah menjadi tanggung jawab pimpinan artistik Berbagai capaian
karya seni dipertunjukan menjadi bagian tanggung jawab moral yang tidak dapat
dibayarkan melalui penataan artistik karya seni. Dengan demikian masalah teknis,
tata letak setting, tata indah pencahayaan, dan artistiknya kostum artis menjadi
tanggung jawab yang diemban oleh pimpinan artistik. Pimpinan artistik membawahi
staf yang bertugas pada saat karya seni dipertunjukan di atas panggung atau stage.
Berbagai kejadian, kejanggalan, keajaiban, dan kesuksesan di atas panggung
atau kerangka pementasan karya seni menjadi konstruk perintah terhadap staf yang
ada dibawah tanggung jawab pimpinan artistik. Hak dan kewajiban pimpinan artistik
adalah konsultasi teknis pementasan dengan pimpinan produksi. Kewajibannya
adalah membimbing, mengarahkan, dan mengkordinasikan staf di bawah artistik
yang operasional di atas panggung atau terkait dalam pementasan saat berlangsung.
Staf bawahan pimpinan artistik terdiri dari Pimpinan Panggung & Kru,
Penata Cahaya & Kru, Penata Sound dan Musik & Kru, Penata Properti & Kru,
Penata Rias dan Kostum & Kru, serta petugas gedung yang secara operasional diatur
oleh pimpinan panggung. Simulasi dalam pertunjukan yang sedang berlangsung,
pimpinan ini berperan mengevaluasi hasil tata cahaya, tata panggung, dan organisasi
kerjasama antar bawahan Pimpinan Artistik.
5. Pimpinan Panggung & Kru
Orang yang berada dalam kordinasi di panggung. Secara umum dia disebut
stage manager. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dan staf panggung adalah
mengatur urutan pementasan berdasarkan advis pimpinan artistik serta
mengakumulasi berbagai kebutuhan mulai dari alat-alat musik yang digunakan
pementasan hingga bagaimana setting, pencahayaan, musik dan efek musik serta
berbagai kebutuhan lain yang diminta pimpinan produksi atau penyaji karya seni
dalam suatu produksi pementasan.
Pimpinan panggung dan staf dalam menjalankan tugasnya berkonsultasi
dengan staf lain di bawah pimpinan artistik. Kordinasi dengan staf di bawah
pimpinan produksi dalam hal tata cara dan tata aturan yang mengatur penonton pada
saat pementasan dilaksanakan. Secara umum tugas dan tanggung jawab pimpinan
panggung dan staf ganda baik kepada pimpinan produksi maupun pimpinan artistik.
Tanggung jawab morak diberikan kepada pimpinan produksi, sedang tanggung
jawab tugas yang diemban merupakan tanggung jawab kepada pimpinan artistik.
6. Penata Cahaya & Kru
seni dan prasarana penata artistik berdasarkan pada saat kebutuhan alat diminta oleh
kedua belah pihak. Beban tanggung jawab dan tugas penata properti adalah menjadi
layanan pemenuhan kepada penyaji karya seni dan tuntutan artistik garapan
berdasarkan prasaran dari pimpinan artistik. Sukses dan artistiknya pementasan
karya seni yang dipergelarkan kebutuhan properti yang diharapkan penyaji dan
pimpinan artistik diberikan sepenuhnya atau layanan purna lengkap kepada kedua
belah pihak. Masalah kelengkapan properti untuk kebutuhan penari tanggung jawab
staf ini.
Bagaimana cara mengatasi apabila tidak ada properti yang diminta oleh
penyaji karya seni dan pimpinan artistik menjadi beban tugas dan tanggung jawab
pimpinan properti dan kru. Hak dan kewajibannya sama dengan staf di bawah
pimpinan artistik yakni berkonsultasi kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung
dan penyaji karya seni. Kewajiabannya adalah memberikan layanan kepuasan atas
artistik tidaknya pementasan karya seni yang dipergelarkan. Di bawah ini
menunjukan gambar potret kerja penata properti dan kru. Tugasnya mendisain dan
memasang properti di atas pentas, persiapan dan menyediakan properti yang
dibutuhkan penari pada saat pertunjukan.
9. Penata Rias dan Kostum & Kru
Penata rias dan kostum secara umum pada produksi yang besar dibagi pada
masing-masing pos antara rias dan kostum. Namun untuk produksi karya seni yang
terbatas kedua tugas dipegang oleh satu staf saja. Penata rias dan kostum
bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, penyaji karya, serta
melakukan konsolidasi dengan pimpinan panggung.
Hirarki penguasaan konsep riasan, pemakaian kostum hingga modivikasinya
menjadi tanggung jawab penata kostum dan penata rias. Konsultasi kepada penata
tari secara konsolidasi penting dilakukan. Laporan kejadian kurang terakomodasinya
kebutuhan penata tari dikonsultasikan penata Artistik. Prasaran penata tari dalam hal
hasil kerjanya menjadi tanggung jawab penata rias dan busana berdasar pemenuhan
dari penata tari, dengan asumsi hasil kerja kurang serasi dan kurang tepat sasaran.
Penata rias dan busana harus mempertanggungjawabkan kepada penonton apabila
dijumpai terdapat reaksi balik dari penonton, hal ini berhubungan dengan kepuasan
kerja penata rias dan busana.
Beban tanggung jawab dan tugas penata rias dan busana menjadi bagian
pertanggungjawaban kepada pimpinan artistik. Pementasan tari yang dipergelarkan
harus mampu memenuhi harapan penata tari. Masalah riasan dan pemakaian busana
apabila terjadi kecelakaan misal busana copot atau kedodoran, lunturnya riasan
menjadi beban moral tanggung jawab yang diemban penata rias dan busana secara
terbuka. Hak dan kewajibannya berkonsultasi kepada pimpinan artistik, penata
panggung dan penata tari. Usaha memberi layanan atas bentuk riasan dan pemakaian
kostum tari yang dipentaskan jadi bagian tugas kolektif dengan pimpinan artistik.
Penata rias dalam melakukan pekerjaannya diarahkan oleh pimpinan artistik dan
sesuai hasil diskusi dengan penata tari. Kerja penata rias mendesain riasan wajah,
mengubah karaktertokoh, dan membuat desain fantasi bisa diminta oleh penata tari.
E. Manajemen Pertunjukan
Manajemen pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan
sebuah pementasan yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pertunjukan baik itu
berupa materi pementasan sampai padan artistik di atas panggung. Berikut ini merupakan
beberapa orang yang sangat berperan dalam manajemen pertunjukan dan tugasnya
adalah:
1. Konsep master: adalah orang yang membuat konsep dari konser, mengatur alur dari
sebuah konser. Konsep master juga berperan dalam memilih repetoar yangingin
dinyanyikan mengatur emosi yang ingin disampaikan kepada seluruh penyanyi dan
juga penonton.
2. Tim partisi untuk mencari partitur lagu yang ingin dinyanyikan lalulu dibukukan dan
ditulis kembali.
3. Tim musik .
4. Tim artistik panggung dan juga lighting.
5. Tim dokumentasi.
6. Tim kostum dan make up.
7. Tim koreografi.
8. Publikasi yang mendesain dari produk publikasi.
b) Mengendalikan obsesi dan emosi dengan mementingkan logika dan nilai rasa,
c) Membuat time schedule dan story board pementasana
d) Membuat job description yang mantap
e) Konsultasi/sharing dengan orang yang lebih berpengalaman,
f) Memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci,
g) Membuat inventaris barang dan pihak yang bersinggungan,
h) Menyediakan kas (sebatas kemampuan) untuk pendanaan kegiatan.
2. Saat Pementasan;
a) Berpedoman konsep yang sudah disiapkan,
b) Melakukan koordinasi satu sama lain,
c) Memastikan perlengkapan dan peralatan dengan baik,
d) Mengecek sirkulasi tiket dan undangan,
e) Mengecek ulang kondisi gedung dan mobilisasi penonton,
f) Mengantisipasi gangguan teknis dan keamanan yang tidak diinginkan.
3. Setelah Pementasan;
a) Evaluasi pementasan
b) Mengecek keadaan panggung dan gedung pertunjukan,
c) Mengecek dan menempatkan perlengkapan/peralatan pada posisi semula,
d) Mengevaluasi kerja setiap elemen pementasan,
e) Melaporkan hasil kegiatan dengan pihak yang berkepentingan.
UJI KOMPETENSI
PBL (Problem Based Learning)
Bacalah wacana di bawah ini!
Tantangan di Balik Panggung
Di sebuah sekolah seni yang penuh semangat, kelompok peserta didik sedang
mempersiapkan pertunjukan seni tahunan mereka. Semangat kreativitas memenuhi ruang
latihan, tetapi di balik panggung, muncul sebuah masalah yang menantang.
Anggaran pertunjukan ternyata kurang dari yang diperkirakan, dan manajer
pertunjukan seni, Sarah, merasa tertekan. Venue yang telah mereka pilih memiliki biaya sewa
yang lebih tinggi dari perkiraan, dan beberapa kostum yang dipesan juga melebihi anggaran.
Sarah menyadari bahwa mereka perlu menemukan solusi kreatif untuk mengatasi masalah ini
tanpa mengorbankan kualitas pertunjukan.
Peserta didik merasa khawatir karena mereka telah berinvestasi begitu banyak waktu
dan usaha dalam persiapan, dan Sarah tidak ingin membuat mereka kecewa. Sebagai manajer
pertunjukan seni yang berpengalaman, ia memutuskan untuk melibatkan peserta didik dalam
mencari solusi.
Dalam pertemuan tim, Sarah mendiskusikan masalah anggaran secara terbuka dan
mengajak peserta didik untuk memberikan ide-ide kreatif. Beberapa saran termasuk
mengadakan acara penggalangan dana, mencari sponsor lokal, atau merancang ulang
beberapa elemen pertunjukan untuk mengurangi biaya.
Peserta didik merespons dengan antusias, dan bersama-sama mereka mengambil
keputusan untuk menggabungkan beberapa solusi tersebut. Mereka mengatur acara
penggalangan dana di sekolah, menjalin kerjasama dengan bisnis lokal, dan melakukan
beberapa perubahan kreatif dalam pertunjukan tanpa mengurangi daya tarik artistiknya.
Pada akhirnya, tidak hanya masalah anggaran berhasil diatasi, tetapi juga semangat
kolaboratif peserta didik dan manajer pertunjukan seni meningkat. Pertunjukan seni tahunan
di sekolah itu menjadi sukses besar, dan keberhasilan tersebut tidak hanya dirayakan sebagai
hasil kreativitas, tetapi juga sebagai kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan
manajemen.
Petunjuk:
Setelah membaca wacana di atas, buatlah kelompok kemudian diskusikanlah dengan
teman kelompokmu bagaimana Sarah, sebagai manajer pertunjukan seni, mengatasi tantangan
anggaran yang muncul?
BAB VII
EVALUASI PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Bloom, Dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai kegiatan mengumpulkan
fakta atau bukti-bukti secara sistematis untuk menetapkan apakah telah terjadi perubahan
pada diri siswa, dan sejauh mana perubahan tersebut melalui kegiatan evaluasi, guru akan
mengetahui apakah proses pembelajaran yang telah dilakukannya dapat merubah
kompetensi siswa. Stufflebeam (1971) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses
penggambaran, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai
alternatif keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi dalam pembelajaran seni
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara sistematis, terarah dan terencana dalam
upaya mengetahui sejauh mana terjadi perubahan perilaku pada diri siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran seni sehingga guru dapat menentukan tindakan yang
tepat.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik
adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses pembelajaran maupun
penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh seorang pendidik maupun calon pendidik
sebagai salah satu kompetensi professionalnya. Kemampaun melaksanakan evaluasi
pembelajaran merupakan satu kompetensi professional seorang pendidik.
B. TUJUAN EVALUASI
Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat ketercapaian tujuan istruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
untuk tindak lanjut selanjutnya (Daryanto, 2001) berbagai informasi yang dikumpulkan
oleh guru dapat digunakan untuk berbagai tujuan misalnya sebagai bukti untuk
memonitor kemajuan siswa dan membuat pertimbangan untuk langkah selanjutnya.
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian
ada beberapa hal:
1. Penilaian berfungsi selektif.
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi
atau penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai beberapa
tujuan, antar lain :
a. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beapeserta didik.
d. Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.
2. Penilaian berfungsi diagnotik.
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka
dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Disamping
itu diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian,
sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada peserta didik tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan ini, maka akan lebih
mudah dicari untuk cara mengatasinya.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan.
Setiap peserta didik sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri sendiri sehingga
pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan
tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat
individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendidikan yang bersifat
malayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang peserta didik harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok peserta didik yang mempunyai
hasil penilaian sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Fungsi dari penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program
berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: guru, metode/ strategi pembelajaran, media
pembelajaran, kurikulum, sarana dan sistem administrasi.
D. KRITERIA EVALUASI
Pembuatan kriteria dalam proses evaluasi berfungsi sebagai rambu rambu
mengenai aspek evaluasi. Sifat evaluasi seni sangat subyektif dan tidak eksak, sehingga
keputusan akhir tetap berada di tangan penilai dalam hal ini guru. Penilaian karya adalah
laporan terhadap kemajuan dan keberhasilan belajar bukan sebagai ukuran normatif
tingkat kemampuan seperti pada bidang ilmu yang lain. Kedudukan kriteria sebagai
rambu rambu diupayakan mendekati persepsi ke arah penilaian seobyektif mungkin.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan kriteria penilain
dalam pembelajaran seni diantaranya;
1. Unsur seni
Unsur seni dalam seni rupa yaitu; garis, bidang, bentuk, warna, tekstur maupun
volume. Di samping keberadaan unsur tersebut, nilai tergantung pula pada
kemampuan anak mengkordinasikan dan mengkombinasikan setiap unsur menjadi
sesuatu yang bermakna.Unsur seni dalam seni musik diantaranya; komposisi,
melodi, nada, harmoni, timbre, dan ritme. Unsur-unsur tersebut menuntut adanya
keselarasan dan harmonisasi. Pada siswa sekolah dasar tentunya tingkat musikalitas
yang diharapkan pada level dasar dan sederhana.Unsur seni dalam tari
memperhatikan beberapa hal diantaranya wirama, wiraga dan wirasa.
2. Prinsip seni
Prisip seni yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara lain: komposisi,
keseimbangan, kesatuan, proporsi, irama, dan focus
3. Tujuan
Kemampuan yang diharapkan dalam evaluasi seni adalah sesuai dengan ranah
pendidikan kesenian meliputi ekspresi, kreativitas, sensitifitas, serta penguasaan
keterampilan (Tochraman, 2006). Tiap ranah dapat digunakan sebagai acuan,
misalnya;
a. Penekanan ekspresi, penilaian dapat lebih didasarkan pada kemampuan spontan
yang dilakukan oleh siswa misalnya dalam membuat garis, ketukan, irama atau
gerakan.
b. Penekanan kreativitas dapat dilihat dari kemampuan mewujudkan gagasan, tema,
bentuk yang lain dari yang lain yang pernah ada sebelumnya atau biasa ada.
c. Penekanan sensitivitas ditunjukkan oleh kemampuan menggambar bentuk,
membuat ketukan, gerakan secara teliti dan rapi/teratur.
Penilaian atau evaluasi seni pada dasarnya bersifat subyektif, karena tiadanya
aturan pasti sebagaimana digunakan pada mata pelajaran eksak. Lagipula bentuk soalnya
bukan obyektif tes, sehingga tidak mudah untuk menentukan tingkat kesalahan.
Untuk itu berbagai catatan (alat evaluasi) selama proses hingga hasil akhir
diharapkan dapat menjadi bahan penilaian yang lebih obyekktif. Penilaian karya seni
(anak) perlu ditegaskan tidak adanya penilaian dengan penyebutan "salah", "keliru"
sebab yang ada adalah tingkat kemampuan. Oleh karenanya faktor psikologis diperlukan
dalam menilai karya anak. Penilaian seni tradisi yang memiliki aturan (pakem) yang
ketat sekalipun, guru hendaknya harus berhati-hati dalam memberikan penilaian. Faktor
perkembangan fisik mungkin sangat berpengaruh terhadap kesesuaian nada dalam musik
atau gerak dalam tari dan garis pada seni rupa.
Penilaian seni akan memberi dampak terhadap minat dan perkembangan kejiwaan
anak. Oleh karena itu dituntut kearifan dan kecermatan dalam menentukan hasil penilaian
akhir. Kesalahan yang tampak seyogyanya dapat diperbaiki tanpa menghakimi atau
membuat anak merasa malu sehingga enggan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
Minat dan keseriusan untuk mengikuti kegiatan saja pada dasarnya sudah memberikan
nilai positif dalam pembelajaran seni
UJI KOMPETENSI
Case Methode
Carilah video pertunjukan tari di internet kemudian amati. Evaluasilah ekspresi fisik,
keluwesan gerakan, dan pemahaman terhadap tema yang diungkapkan oleh para penari. Lalu
diskusikan dengan teman kelompokmu apa yang dapat ditingkatkan untuk memperkaya
pengalaman penonton?
BAB VIII
KERANGKA KERJA KURIKULUM PENDIDIKAN SENI
1. Ekspresidalamseni ( ExpressioninArt )
Ekspresi merupakan salah satu faktor penting dalam seni. Faktor ekspresi
ini pula yang membedakan penyelenggaraan pendidikan seni dengan
penyelenggaraan mata pelajaran lainnya. Dengan kata lain, pembinaan
perkembangan dan penyaluran ekspresi dalam proses pendidikan hanya dapat
dilakukan dengan baik oleh mata pelajaran pendidikan seni. Pembelajaran
ekspresi dalam kurikulum pendidikan senirupa mengunakan tiga kerangka tujuan
dan pendekatan yaitu bagaimana mendidik anak Melahirkan Gagasan untuk Seni,
bagaimana ekspresi dituangkan dalam Kualitas visual yang menggambarkan
gagasan, serta bagaimana menggunakan media untuk menghasilkan kualitasvisual
yang menggambarkan gagasan dan ekspresi anak tersebut.
• Alam dan
Belajar bagaimana lingkungan
senimanmelahirkan • Fantasi dan imajinasi
gagasan untuk • Perluasan tema
karyanya
• Kehidupan sehari-hari
c. Penggunaan media
a. Kepekaanpersepsi
Tujuan pembelajaran pada poin ini adalah medidik dan melatih anak agar
memiliki keterampilan untuk belajar mempersepsikan berbagai bentuk/simbol
visual, belajar bagaimana ketertarikan persepsi dan deskripsi seni serta belajar
bagaimana masyarakat mempersepsikan bentuk-bentuk visual dalam
lingkungannya.
Tujuan (goals) Pendekatan dalam studi
• Diskriminasi fenomena dasar
b. Keterampilan menginterpretasi
Pengetahuan dan keterampilan menginterpretasi diberikan kepada anak-
anak dengan tujuan agar anak belajar menginterpretasikan makna yang
dipersepsi,belajar bagaimana ketertarikan atau kecenderungan interpretasi
karya seni serta belajar bagaimana masyarakat menginterpretasi bentuk visual
sebagai ekspresi sosial.
Tuju
e an(goals) Pendekatan dalam studi
• Mengelompokan dan memberi nama
Belajar • Empati
menginterpretasikan
• Spekulasi
makna yang dipersepsi.
• Sintesis
Tujuan dan pendekatan studi yang dipaparkan dalam modul ini secara garis
besar memberikan gambaran umum bingkai kurikulum pendidikan seni. Walaupun
demikian uraian tersebut tidaklah sesuatu yang baku dalam program seni.
Untukmengembangkan program semacam ini kita memerlukan pemikiran yang seksama
tentang hubungan di antara tujuan, ruang lingkup dan irama dari pembelajaran itu
sendiri dalam tahun ajaran yang tengah berlangsung, tahun yang akan datang dan
variasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan lingkungan kerja guru.
Bagi Indonesia yang memiliki berbagai bentuk karya seni dari berbagai suku
bangsa yang ada di tanah air, poin ini sangat diperlukan. Anak akan belajar
menghargai berbagai bentuk karya seni yang pernah ada dimasyarakat maupun
yang masih hidup dan berkembang saat ini. Pembelajaran ini diarahkan kepada
kepedulian mereka terhadap warisan budaya lebih dari sekedar menghafalkan
nama seniman, judul karya dan waktu serta tempat pembuatannya.
c. Mengembangkan kesadaran sosial
Mengembangkan kesadaran sosial adalah bentuk kepedulian yang terbangun dari
kesadaran dan penghargaan anak terhadap berbagai bentuk artistik yang ada dan
dihasilkan oleh masyarakat. Hal ini akan mengajarkan mereka untuk menghargai
juga persepsi, penilaian, pemikiran dan pendapat orang lain dari budaya yang
berbeda-beda.
UJI KOMPETENSI
PBL (Problem Based Learning)
Mira, Ratna dan Andi berlibur ke Bali, mereka menyaksikan berbagai pertunjukan
seni. Setelah menyaksikan sebuah tari Barong mereka semua terkagum-kagum dengan
pertunjukan tersebut dan merasa senang melihatnya. Andi kemudian berlari ke belakang
panggung bertanya pada salah satu penari tersebut bagaimana cara menggunakan kostum
barong, Mira membuka HP dan browsing sejarah tari Barong, sedangkan Ratna hanya
duduk saja. Setelah membaca sejarah tari Barong, Mira kemudian membuat catatan detail
tentang tari tersebut, ia pun menemukan kekurangan dari tari Barong tersebut yaitu
dialognya kurang mampu dipahami. Sedangkan Andi setelah mewawancarai penari
Barong ia berinisiatif meminta kontak nomor HP untuk latihan/kursus menari Barong.
3. Siapakah yang menemukan kekurangan yang ada dalam pertunjukan tari barong
tersebut?
Petunjuk:
BAB IX
PENDEKATAN MODEL DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN SENI
koridor sekolah dapat melibatkan berbagai siswa yang berkontribusi pada bagian
tertentu dari lukisan tersebut.
5. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan ini fokus pada pengembangan keterampilan teknis dan prosedural
dalam seni. Guru memberikan latihan yang mendalam pada teknik tertentu atau
mengarahkan siswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang proses seni.
Sebagai contoh, siswa mungkin diberi tugas untuk membuat lukisan realistis dengan
fokus pada detail dan shading yang tepat.
6. Pendekatan Inspiratif
Pendekatan ini melibatkan guru sebagai sumber inspirasi, memotivasi siswa
untuk mengeksplorasi dan mengembangkan ide kreatif mereka sendiri. Guru dapat
memperkenalkan karya seniman terkenal, memberikan ceramah inspiratif, dan
mengajak diskusi tentang gagasan-gagasan kreatif. Sebagai contoh, guru dapat
memperlihatkan karya-karya seni kontemporer yang inovatif untuk merangsang
imajinasi siswa.
Metode ekspresi bebas (Prawira, 2004: 16) digunakan saat guru menghadapi para
siswa di sekolah lanjutan dan dapat juga digunakan oleh para calon seniman yang
sedang belajar pada guru tersebut. Metode ekspresi bebas memberikan keluasaan
kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan dan imajinasinya ke dalam
penciptaan karya seni. Dalam jenjang pendidikan dasar, metode ini kadang-
kadang disalah artikan menjadi menggambar bebas, atau menggambar sesuka
hati. Guru ada kalanya hanya mengintruksikan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas tanpa arahan dan tuntunan. Akibat yang terjadi adalah unsur ekspresi
yang menjadi tuntutan dari metode ini terabaikan karena anak sering menyimpang
dari tuntutan menggambar ekspresi. Jika kondisi di atas dibiarkan begitu saja
maka dampak yang terjadi anak menjadi jenuh dan segan untuk mengikuti mata
pelajaran pendidikan seni rupa.
b. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok (Prawira, 2004: 21) merupakan salah satu metode
pengajaran seni rupa yang masih sering digunakan dalam pembelajaran seni rupa
di sekolah dasar. Metode ini melatih siswa untuk berinteraksi dengan anggota
kelompoknya guna mengakomodasi ide-ide yang muncul dari setiap anggota
kelompok. Ide-ide yang muncul dari setiap anggota kelompok akan dituangkan
dalam sebuah karya yang mewakili ide mereka. Kerja kelompok ini dimaksudkan
untuk membuat karya seni rupa yang mempunyai ukuran besar dan menciptakan
hubungan emosi antar siswa. Metode kerja kelompok terbagi dalam dua macam,
yaitu kerja paduan dan kerja kolektif.
c. Metode Global
Metode global (Prawira, 2004: 25) dalam kegiatan menggambar merupakan
metode yang biasa digunakan pada tahap awal menggambar bentuk. Tujuan
utama penggunaan metode ini ialah agar para siswa dapat menangkap bentuk
keseluruhan dari bentuk model yang disediakan. Secara psikologis bentuk global
mendahului penampakan bagian-bagian dari suatu benda yang diamati seseorang.
Begitu juga ditinjau dari segi perkembangan siswa, pada saat siswa dapat melihat
sesuatu, maka bentuk umum yang lebih dahulu dapat ditangkap oleh para siswa.
d. Metode Kerja Cipta
Metode kerja cipta menurut Jefferson (dalam Cahyono: 2011) dapat diterapkan
dalam kegiatan menggambar dekorasi, mendisain benda-benda kerajinan,
h. Metode bimbingan
Menurut Dikdat Pendidikan Seni Rupa, dalam metode bimbingan, guru
menjelaskan cara/teknik sesuai dengan pengalamanya dan menguraikan langkah-
langkah pelaksanaan yang baku. Sasaran utama pembelajaran dengan metode
bimbingan adalah penguasaan teknis merancang, pengetahuan warna, teknik
melukis, membuat huruf, menggambar, pengetahuan perspektif. Seperti
diungkapkan di atas bahwa sasaran pembelajaran dengan menggunakan metode
bimbingan ini biasanya penguasaan teknik. Hal ini kurang mendukung dalam
pembelajaran seni rupa di SD yang sasarannya adalah pengembangan diri anak
baik kreativitas, sensitivitas, maupun imajinasinya.
Metode bimbingan akan bermanfaat jika guru hanya memberikan bantuan
terbatas dalam bentuk saran, peragaan atau cara lain dalam menjelaskan suatu
informasi jika dibutuhkan siswa. Guru yang kreatif akan selalu mengantisipasi
setiap kebutuhan siswa-siswanya sekaligus guru siap membantu hal-hal tertentu
dan titik-titik yang paling efektif. Jika hal ini dilakukan dengan tepat akan
memotivasi siswa dalam berkarya seni rupa.
i. Metode Bermain
Moeslichatoen dalam (Astria, N., Made Sulastri, M. P., & Magta, M,
2015) menyatakan bahwa metode bermain merupakan kegiatan yang dapat
membantu mengembangkan kreativitas dan fisik motorik anak, yaitu melakukan
kegiatan yang mengandung kelenturan seperti: menggambar, menyusun, dan
melukis dengan jari (finger painting). Finger painting (melukis dengan jari)
merupakan salah satu kegiatan teknik melukis dengan mengoleskan cat pada
kertas basah menggunakan jari jemari yang dapat dilakukan anak untuk
menuangkan imajinasinya melalui lukisan yang dibuat dengan jari jemari anak,
dalam kegiatan ini dapat melatih motorik halus dan kreativitas yang dimiliki anak
(Salin, dalam Yanti, 2014).
Pamadhi dalam (Astria, N., Made Sulastri, M. P., & Magta, M, 2015)
menyatakan bahwa manfaat melukis dengan jari antara lain (1) sebagai media
untuk mencurahkan perasaan,
1) sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk),
2) berfungsi sebagai alat bermain,
3) dapat melatih ingatan,
4) melukis dapat melatih berpikir komprehensif (menyeluruh), (6) dapat
melatih keseimbangan,
5) dapat melatih kreativitas, dan
6) mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi dan dapat melatih
koordinasi antara mata dan tangan dan
7) dapat meluweskan jari jemari anak.
Karya seni, sebagai objek estetis tentunya mengandung makna yang dalam, serta
menarik untuk dianalisis. Namun, untuk menentukan nilainya, ada banyak filosofi
tertentu baik untuk mencari atau menafsirkan maknanya, maupun untuk sekedar
menikmatinya. Ketika diciptakan, seniman melakukan riset dan perenungan yang dalam
untuk melahirkan sebuah karya yang hebat. Tentu ada banyak hal yang mesti dilakukan
sebelum menulis kritik terhadap karya seni, bukan?
Beruntungnya, ada seorang produser film dan akademisi asal Amerika bernama
Edward S Feldman yang merumuskan cara kritik seni dengan lebih sederhana. Seniman
dan produser sinematografi kelahiran 5 September 1929 tersebut membagi tahap-tahap
membuat kritik seni menjadi 4 tahapan, yang di kemudian hari dikenal dengan Metode
Feldman.
Ada empat tahapan kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi,
analisis, interpretasi dan penilaian.
1) Deskripsi
Deskripsi yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk".
Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan
seterusnya setelah melihat karya seni tersebut.
Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini.
Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam
mendeskripsikan karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang
mengarahkan pembaca ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik,
keren, dan sebagainya.
Kata-kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi
faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media
yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus
lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang
dimaksud.
2) Analisis
Setelah mendeskripsikan karya seni tersebut maka masuk dalam tahapan
kedua yakni analisis. Dalam tahapan kedua analisis karya seni ini, maka semua
pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang
berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil
penilaian kritikus seni.
Misalnya, kritikus seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna,
dan sebagainya pada karya seni rupa. Atau, meneliti pilihan chord, notasi, tempo
dan sebagainya pada karya musik. Pada karya teater mungkin melihat genre,
pilihan naskah, pilihan metode akting, pilihan bentuk dan sebagainya. Begitu juga
karya seni lainnya seperti tari, sastra dan film.
Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan
semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau
kenapa memilih genre itu, dan sebagainya.
Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang
diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi,
hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian,
sejarah atau pemikiran seniman.
c. Interpretasi
Setelah melewati tahapan pertama dan kedua, maka kritikus seni akan
masuk ke tahapan berikutnya, interpretasi. Tentunya, di sini waktunya ide,
perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai
dimunculkan.
Bisa dikatakan, ketika masuk ke tahapan ini, maka kritikus akan mulai
menyampaikan arti, gagasan dan informasi di dalam suatu karya seni berdasarkan
deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang sudah dilakukan sebelumnya.
d. Penilaian
Di tahapan terakhir ini, semua tahapan sebelumnya akan menghadirkan
satu kesimpulan. Dan dari kesimpulan itu akan muncul satu hal; penilaian. Bisa
dibilang, tahapan ini yang paling ditunggu pembaca dari seorang kritikus.
Di bagian ini, kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas
karya tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini,
misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut.
Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian
keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum
diselami sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa.
Maka pertanyaan untuk tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut
berhasil? Berhasil yang dimaksud adalah, berhasil membuat karya yang
berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya secara utuh lewat karya
seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara materi.
UJI KOMPETENSI
PJBL (Project Based Learning)
Bacalah teks berikut ini!
"Menggali Kreativitas Melalui Seni dan Budaya Tradisional"
Sebuah sekolah seni di Indonesia ingin meningkatkan minat siswa terhadap seni dan budaya
tradisional melalui pendekatan model dan metode dalam pembelajaran seni. Mereka
menyadari bahwa generasi muda semakin kehilangan minat terhadap seni dan budaya
tradisional, dan mereka ingin mencari solusi untuk mengatasi hal ini.
Petunjuk:
Setelah membaca teks di atas, buatlah sebuah kelompok proyek. Setiap kelompok bertugas
untuk merancang pendekatan model dan metode pembelajaran seni yang inovatif dan
menarik untuk meningkatkan minat siswa terhadap seni dan budaya tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Galih Wijaya. (2020). Audiovisual sebagai media pembelajaran music daerah di kelas VIII
di SMPN 3 Sewon Bantul Yogyakarta, Yogyakarta.
Kamaril, Cut. 2007. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Karawitan.(2012). Pengetahuan Manajemen Seni Pertunjukan. Diakses di
https://karawitanstkwsby.blogspot.com/2013/09/pengetahuan-managemen-seni
pertunjukan.html
Paulina. (2010). Fungsi media pembelajaran dalam pendidikan seni rupa, http://file.upi.edu/
Pasaribu, ddk. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Tim Dosen Seni. 2016. Pendidikan Seni. Makassar: Laboraturium Seni PGSD FIP UNM