LEMBAR PENGESAHAN
Kepala
SMK - PP Negeri Banjarbaru
Suherman, SP., MP
NIP. 19600616 199103 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan anugerah- Nya sehingga DIKTAT
DIKTAT KULTUR JARINGAN PISANG
dapat diselesaikan dengan baik. Diktat ini sebagai acuan bagi siswa kelas XI
Program Keahlian
Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pada semester III
khususnya mata pelajaran Pembibitan dan Kultur jaringan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam –
dalamnya kepada:
1. Kepala Sekolah SMK PP Negeri Banjarbaru Bapak Suherman, SP., MP,
2. Wakasek Pengajaran Ibu Airin Nurmarita, SP. MP
MP
3. Rekan sejawat ( semua guru)
guru) di SMK PP Banjarbaru.
4. Siswa/ Siswi SMK – PP N Banjarbaru
5. Serta semua
semua pihak
pihak yang
yang telah
telah banyak
banyak membantu.
membantu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Pengertian Kultur Jaringan dan Pengenalan
Pengenalan Beberapa Istilah .............. 1
C. Kultur
B. LatihanJaringan Pisang ..........................................
................................................................
Soal ...........................................
.................... ..................................
.............................................. ............
.............................................
..........................
.... 3
5
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I. PENDAHULUAN
Jumlah tanaman baru yang dihasilkan tidak hanya satu, tapi bisa puluhan
hingga ratusan (dari satu bahan tanam atau eksplan) sehingga teknik kultur
jaringan digunakan
digunakan sebagai metode perbanyakan tanaman. Metode
perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan teknik kultur jaringan tergolong
perbanyakan vegetatif, artinya tidak melibatkan adanya fertilisasi antara sel
telur dan sel kelamin jantan seperti halnya pembentukan biji pada tanaman, itu
sebabnya plantlet yang dihasilkan identik dengan induknya.
Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan disebut juga
mikropropagasi atau perbanyakan mikro. Kata ‘mikro’ mengacu pada bahan
tanam awal yang digunakan yaitu eksplan yang berukuran kecil (micro=kecil),
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 1
Eksplan , merupakan istilah untuk bahan tanam awal yang digunakan dalam
mikropropagasi. Eksplan dapat berupa sel (kultur sel), protoplas (kultur protoplas),
mikropropagasi.
epidermis, empulur (kultur jaringan), meristem apikal atau lateral (kultur meristem),
tunas apikal maupun lateral (kultur tunas), serta irisan batang, daun maupun akar
(kultur organ). Dengan melihat bahan tanam yang digunak
digunakan,
an, maka istilah ‘kultur
in vitro’ lebih tepat digunakan untuk mikropropagasi dibandingkan
dibandingkan ‘kultur jaringan’
karena yang dikulturkan sangat beragam, bukan hanya jaringan. In vitro berasal
dari bahasa Latin yang berarti ‘di dalam gelas’ (dalam bahasa Inggris ‘in glass’),
untuk menggagambarkan suatu proses biologi yang berlangsung di dalam tabung
gelas atau botol kultur, di luar tubuh mahluk hidup.
Eksplan tersebut ditanam pada media tanam steril yang mengandung nutrisi.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 2
Eksplan yang masih hijau pada media yang mengalami browning harus
dipindah ke media baru. Pemindahan kultur ke media baru disebut dengan istilah
subkultur. Ada beberapa alasan dilakukannya subkultur selain pencoklatan media,
diantaranya adalah: media terkontaminasi oleh mikroorganisme, namun eksplan
masih sehat; media kultur mengering; populasi kultur sudah terlalu padat;
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 3
dilaksanakan
dilaksanakan dalam skala komersial, tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki
menimbulkan kekhawatiran. Dalam perbanyakan bibit pisang secara kultur
jaringan, ada empat tahap yang harus dilalui yaitu, pertama, tahap inisiasi. Pada
tahap ini eksplan membentuk kalus dan bertunas banyak. Kedua, tahap pelipatan
tunas (multiplikasi) yaitu tunas yang sudah terbentuk dipisahkan kemudian
ditumbuhkan dalam medium agar tumbuh tunas baru (perbanyakan sub kultur).
Ketiga, tahap perakaran tunas (regenerasi planlet) dan tahap terakhir yaitu tahap
aklimatisasi lingkungan (Sunarjono, 2002 dalam Wahyudi,2004).
Pada mata pelajaran pembibitan
pembibitan dan kultur jaringan di semester III progr
program
am
studi budidaya tanaman pangan dan hortikultura
hortikultu ra di SMK PP N Banjarbaru fokus
utama adalah kultur jaringan pisang. Kompetensi yang harus dikuasai
berdasarkan kompetensi dasar dan
dan kompetensi
kompetensi inti disajikan pada Tabel 2.
KOMPETENSII DASAR
KOMPETENS KOMPETE
KOMPETENSI
NSI DASAR
3.13. Menganalisis
Menganalisi s teknik penyiapan 4.13 Menunjukkan teknik penyiapan
laboratorium kultur jaringan tanaman laboratorium kultur jaringan
hortikultura tanaman hortikultura
3.14 Menganalisis
Menganalisi s teknik penyiapan 4.14 Menunjukkan teknik penyiapan
peralatan kultur jaringan tanaman peralatan kultur jaringan tanaman
hortikultura hortikultura
3.15. Menganalisis
Menganalisis teknik sterilisasi
sterilisasi ruang,
ruang, 4.15 Menunjukkan
Menunjukkan teknik
teknik sterilisasi
sterilisasi
alat, dan bahan kultur jaringan ruang, alat, dan bahan kultur
tanaman hortikultura jaringan tanama
tanaman n hortikultura
3.16 Menganalisis teknik pembuatan larutan 4.16 Menunjukkan teknik pembuatan
stok larutan stok
3.17 Menganalisis teknik pembuatan media 4.17 Menunjukkan teknik pembuatan
kultur jaringan tanaman hortikultura media kultur jaringan tanaman
3.18 Menganalisis teknik penyiapan bahan 4.18 Menunjukkan teknik penyiapan
tanam/eksplan tanaman hortikultura bahan tanam/eksplan tanaman
3.19 Menganalisis teknik inokulasi bahan
bahan 4.19 Menunjukkan teknik inokulasi bahan
tanam/eksplan tanaman hortikutura tanam/eksplan tanaman hortikultura
3.20 Menganalisis teknik penumbuhan bibit 4.20 Menunjukkan teknik penumbuhan
kultur jaringan tanaman hortikultura bibit kultur jaringan tanaman
3.21 Menganalisis teknik pengendalian ruang 4.21 Menunjukkan teknik pengendalian
pertumbuhan kultur ruang pertumbuhan kultur
3.22 Menganalisis
Menganalisis teknik aklimatisasi 4.22 Merumuskan
Merumuskan teknik
teknik aklimatisasi
aklimatisasi
plantlet tanaman hortikultura plantlet tanaman hortikultura
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 4
C. LATIHAN SOAL
Untuk mengukur tingkat pemahaman kalian terhadap materi diatas
jawablah soal berikut
berikut dengan benar!
benar!
1. Jelaskan pengertian
pengertian Kultur Jaringan!
2. Dalam perbanyakan bibit pisang
pisang secara kultur
kultur jaringan, ada empat tahap yang
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 5
B. Ruangan Dalam
Dalam Laboratorium
Laboratorium Kultur Jaringan
Jaringan
Laboratorium
Laboratorium kultur jaringan minimal
m inimal memili
memiliki
ki empat
em pat ruang, yakni dapur, ruang
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 6
terdapat meja kerja steril. Meja kerja steril ini dapat berupa enkas yaitu meja
kerja yang sangat sederhana dan tidak menggunakan daya listrik atau yang
lebih modern dan menggunakan daya listrik yaitu laminar air fl ow cabinet.
Laminar ini banyak ragamnya dan akan dibahas secara lebih detail pada sub
bab peralatan. Ruang tanam sebaiknya dilengkapi dengan pendingin (AC)
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 7
pada layar.
d. Setelah pekerjaan
pekerjaan penimbangan selesai,
selesai, timbangan harus
harus dibersihkan,
dinolkan dan stop kontak harus dicabut.
2. Magnetic stirrer
Magnetic stirrer digunakan untuk proses pembuatan media serta
pembuatan larutan dari senyawa yang berbentuk padat. Magnetic stirrer
memiliki dua fungsi yaitu untuk pemanasan (heating) dan pengadukan (stirring).
3. Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk sterilisasi dengan metode uap panas (steam
(steam
heating). Ada dua jenis jika dilihat dari daya yang digunakan. Yang pertama
adalah autoklaf yang menggunakan kompor dan yang kedua adalah autoklaf
yang menggunakan daya listrik. Keduanya memiliki cara kerja yang sama
dalam proses sterilisasi.
Autoklaf dilengkapi dengan “sarangan” seperti pada dandang untuk
mengukus. Pada sarangan ini diletakkan benda yang akan disteril. Sementara
pada dandang (dibawah sarangan) diisi dengan air untuk menghasilkan uap,
mirip seperti dandang pengukus. Setelah benda yang akan disterilisasi
m emutar ‘skrup’ hingga benar -benar
dimasukkan, autoklaf ditutup dengan jalan memutar -benar
kencang, sementara itu katup uap dibiarkan tetap terbuka. Setelah itu autoklaf
diletakkan di atas kompor (untuk yang menggunakan daya kompor) dan
dihubungkan stop kontak (yang menggunakan daya listrik). Katup uap ditutup
jika sudah mengeluarkan
mengeluarkan uap agar suhu dan tekanan nai
naik.
k. Perlahan suhu dan
tekanan akan naik. Jika sudah mencapai tekanan 17,5 Psi atau suhu 121 o C,
kompor harus segera dikecilkan. Kemudian suhu ini dijaga selama waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Misalnya untuk sterilisasi media selama 20-30
menit, peralatan kecil dan glasswares selama 1 jam. Untuk jenis autoklaf listrik,
naiknya suhu sangat lambat dan tekanan 17,5 Psi dicapai dalam waktu yang
lebih lama. Namun kemudian stabil dalam tekanan ini tanpa harus mencabut
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 8
stop kontak seperti halnya mengecilkan kompor pada autoklaf kompor. Pada
autokalf daya listrik, besaran suhu akan berjalan secara automatis sesuai
pengaturan suhu yang kita lakukan. Autoklaf
Autoklaf kompor
k ompor lebih murah harganya dan
lebih umum digunakan.
4. Oven
Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan oven, namun hanya bias untuk alat-
alat kecil dan glasswares dan tidak bisa untuk sterilisasi media. Di dalam
laboratorium, oven diletakkan di ruang preparasi. Metode sterilisasi dengan
oven dikenal dengan dry heating, karena proses sterilisasi
sterilisasi menggunaka
m enggunakan
n udara
kering yang panas. Ada banyak ragam oven, namun satu diantaranya dapat
dilihat pada Gambar.
Oven ini mengguna
m enggunakan
kan daya listrik, dilengkapi dengan pengatur suhu dan
waktu, sehingga proses sterilisasi bisa dilakukan dengan menekan tombol
sesuai dengan kebutuhan. Angka yang menunjukkan suhu dan waktu
pengovenan akan terbaca secara digital.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 9
sampai alat tersebut digunakan. Botol-botol bekas seperti botol selai, botol
minuman dan botol infus yang terbuat dari bahan gelas dapat digunakan untuk
botol kultur. Peralatan kecil lainnya terdiri dari dissecting kit (perataan untuk
memotong/mengiris),
memotong/mengiris), pinset, spatula dan lain-lain yang umumnya terbuat dari
bahan logam (stainlessteel). Spatula merupakan pengaduk atau digunakan
7. Rak kultur
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 10
d. Rak Kultur
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 11
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 12
D. LATIHAN SOAL
Untuk mengukur tingkat pemahaman kalian terhadap materi diatas
jawablah soal berikut
berikut dengan benar!
benar!
1. Mengapa perlu dilakukan penataan ruangan kultur jaringan dengan tepat?
2. Jelaskan persyaratan ruang tanam dan
dan ruang
ruang inkubasi!
inkubasi!
3. Jelaskan prosedur penggunaan aotoclaf untuk sterilisasi alat, media dan
pembuatan air steril!
4. Jelaskan standar penyimpanan
penyimpanan bahan
bahan kima yang tepat dalam
dalam kultur jaringan!
jaringan!
5. Jelaskan prosedur
prosedur penggunaan
penggunaan Laminar Air Flow
Flow dengan benar!
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 13
A. Komponen Media
Komponen Media Eksplan (berupa sel, jaringan atau irisan organ) yang
ditumbuhkan secara in vitro pada media buatan, juga membutuhkan hara untuk
terjadinya morfogenesis
morfogenesis dan pertumbuhan.
pertumbuhan. Secara umum media buatan tersebut
mengandung komponen sebagai berikut:
1. Hara makro (macro nutrient).
nutrient).
Hara makro adalah unsur hara esensial yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak oleh tanaman, yaitu nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium
magnesium (Mg), dan sulfur
s ulfur (S). N merupakan komponen dalam pembentukan
protein dan asam amino dalam tubuh tanaman, juga merupakan elemen pada
beberapa koenzim. P merupakan komponen pembentukan asam nukleat (DNA
dan RNA) serta dibutuhkan sebagai sumber energi transfer. K dibutuhkan
untuk mengatur potensial osmotik sel tanaman. Ca untuk sintesis dinding sel,
fungsi membran dan berperan dalam aktifnya signal sel. Mg merupakan
kofaktor enzim dan komponen klorofi l. S adalah komponen beberapa asam
amino dan beberapa kofaktor enzim
2. Hara mikro (micro nutrient).
nutrient).
Hara mikro adalah unsur hara esensial yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit oleh tanaman, yaitu ferum/zat besi(Fe), manganese (Mn), zinc (Zn),
cobalt (Co), copper (Cu) dan molybdenum (Mo). Fe merupakan komponen
cytochrome yang berperan dalam Kultur Jaringan Tanaman 22 transfer
electron. Mn adalah kofaktor enzim, Zn berperan dalam sintesis klorofi l dan
juga merupakan kofaktor enzim.
enzim. Co adalah komponen bebera
beberapa
pa vitamin. Cu
merupakan kofaktor enzim dan berperan dalam reaksi transfer elektron. Mo
juga merupakan kofaktor enzim
enzim dan komponen dari enzim nitrate reductase.
Baik hara makro maupun hara mikro, keduanya diberikan dalam bentuk
garam inorganik.
3. Gula
Gula..
Jenis gula yang umum digunakan
digunakan dalam kultur in vitro adalah sukrosa,
jumlahnya berkisar 2-3 % atau 20-30 gram/liter media. Selain sukrosa,
beberapa jenis gula lainnya adalah laktosa, galaktosa, maltosa , glukosa dan
fruktosa. Gula diberikan pada media kultur sebagai sumber karbohidrat
karbohidrat untuk
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 14
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 15
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 16
H3BO3 1,24
Stok C Na2MoO4 0,05 5
CoCl2.6H2O 0,005
KI 0,66
Stok D CaCl2.2H2O 88,0 5
MgSO4.7H2O 74,0
MgSO4.4H2O 4,4
Stok E 5
ZnSO4.7H2O 1,72
CuSO4.5H2O 0,005
Na Edta 7,45
Stok F 5
FeSO4.7H2O 5,57
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 17
volume larutan
larutan stok. Yang pertama harus
harus dicari adalah
adalah konsentrasi larutan
larutan stok
sesungguhnya.
sesungguhny a. Misalny
Misalnya
a diberikan contoh disini untuk volume 500 ml stok dengan
“50 x konsentrasi
konsentrasi”.
”. Karena volume larutan stok adalah 500 ml, sementara yang
ditimbang adalah 50 x konsentrasi (dari komponen untuk pembuatan 1000 ml
media), berarti konsentrasi
konsentrasi larutan stok adalah
adalah (1000/500) x 50 = 100 kali. Untuk
membuat 1000 ml media, maka yang dipipet didapat dengan rumus sebagai
berikut:
V1N1 = V2N2
V1=1000 ml (media yang akan dibuat),
N1=konsentrasi
N1=konsentrasi media yang akan dibuat (dalam hal ini 1 kali),
C. Pembuatan Media
Media tumbuh digolongkan dalam dua bagian yaitu media padat dan media
cair. Media padat pada umumnya
umumnya berupa padatan gel, seperti
seperti agar , dimana nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan diair. Media cair
dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda
komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 18
D. Petunjuk Praktikum
1) Pembuatan larutan stok
a) Stok A:NH₄NO 82,5g /L
1) Timbang NH₄NO₃ pada neraca analitik sebanyak 82,5 g
2) Pindahkan hasil timbangan pada gelas piala 600-mL yang bersih dan
telah dibilas dengan akuades.
3) Tambahkan akuades secukupnya
secukupnya kemudian aduk sampai larut.
4) Pindahkan larutan tersebut ke labu takar 1000-mL yang sudah di bilas
dengan akuades.
5) Tambahkan akuades
akuades sampai hampir ke tanda tera.
6) Keringkan bagian
bagian atas tanda tera dengan kertas tisu.
7) Penambahan dilanjutkan dengan pipet sampai meniskus bawah sampai
mencapai tanda tera.
8) Larutan dicampur sampai
sampai merata dengan hot plate,
9) Berilah label pada botol dengan keterangan sebagai berikut; Nama
stok(A), nama zat (volume pipet untuk 1 L medium 20 ml ).
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 19
b) Stok B :KNO 95 g /L
1) Timbang KNO₃ pada neraca anaitik sebanyak 95 g.
2) Tahap selanjutnya
selanjutnya sama dengan stok
stok A .
3) Beri label: nama stok, nama zat, volume pipet untu
untuk
k 1 L medium(20 mL).
c) Stok C:
KH₂PO₄ 34 g/ L
H₃BO₃ 1,24 g/ L
KI 0,166 g/ L
Na₂MoO₄.2H₂O 0,05 g/ L
CoCI₂.6H₂O 0,005 g/ L
1) Timbang zat-zat di atas secara
secara terpisah.
2) Campurkan semua komponen
komponen dalam gelas
gelas piala yang sama.
3) Tahap selanjutnya
selanjutnya sama dengan stok
stok A.
4) Berilah label:
label: nama stok, nama zat, volume pipet untuk 1 L medium
(5 mL)
e) Stok E:
MgSO₄.7H₂O 74 g/ L
MnSO₄.H₂O 3,38 g/ L
ZnSO₄.7H₂O 1,72 g /L
CuSO₄.5H₂O 0,05 g /L
1) Timbang zat-zat di atas secara
secara terpisah.
2) Campurkan semua zat-zat tersebut dalam gelas piala 600-ml sampai
500 ml.
3) Tahap selanjutnya
selanjutnya sama dengan stok
stok A.
4) Berilah label:
label: nama stok, nama zat,volume pipet unuk 1 L medium
(5 mL).
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 20
f) Stok F:
Na₂EDTA.2H₂O 3,72 g/ L
FeSO₄.7H₂O 2,78 g/ L
1) Timbang zat-zat di atas secara
secara terpisah.
2) Masukan Na₂EDTA.2H₂O tersebut ke dalam piala gelas 600-mL,lalu
tambahkan sedikit
sedikit air.volume nya sampai 500 ml.
3) Panaskan sampai hampir
hampir mendidih.
mendidih.
4) Tambahkan FeSO₄.7H₂O secara perlahan-lahan sambil diaduk sampai
larut dan larutan menjadi menguning.
5) Biarkan larut menjadi dingin dengan sendirinya.
sendirinya.
6) Tahap selanjutnya
selanjutnya sama dengan stok
stok A .
7) Beri label:nama stoknama
stoknama zat, volume pipet untuk 1 L medium (5 mL)
M₂= 1000 ml
V₁.M₁=V₂.M₂
V₁.82.500= 1.650 .1000
1.650 . 1000
V₁= = 20 ml
82.500
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 21
g) Vitamin
Bahan
Thiamin 0,01 g/ L
Pyridoxine 0,05 g/ L
Glycine 0,2 g /L
Nocotini
Nocotinic
c acid 0,05 g/ L
h) Myo-imositol 10 g / L
1) Timbang 1 g myo-imositol
myo-imositol
2) Larutkan dalam 1000 mL akuades
akuades
3) Beri label: nama stok, nama
nama zat, volume pipet untuk 1 L medium
(10 mL).
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 22
4) Pindahkan masing-masing
masing-masing zat
zat pengatur
pengatur tumbuh tersebut ke dalam labu
takar 100-mL.
5) Tambahkan akuade ke dalam
dalam masing-masing
masing-masing labu takar hingga
volumenya mencapai 100-ml.
6) Simpan semua zat pengantur tumbuh ini dalam w
wadah
adah erlenmeyer
100-ml dan tutup dengan aluminium foil serta di beri label.
7) Simpan semua stok zat pengatur tumbuh dalam lemari pendingin.
Cara mencari berapa ml stok yang di butuhkan. Sisa dari larutan stok
dapat disimpan dan dapat digunakan lagi apabila membuat medium yang
lain. Jika larutan stok yang tersedia tadi dalam dosis 1000 ppm, dan
diumpamakan pembuatan medium yang baru memerlukan larutan stok
dengan dosis 2 ppm sebanyak 500 ml, maka larutan stok yang akan kita
ambil dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
V₁.M₁=V₂.M₂
Vl = volume larutan
larutan stok yang dicari
dicari
Ml = dosis larutan
larutan stok yang tersedi
tersedi
V2= volume medium Yang akan
akan dibuat
M2=dosis medium Yang akan dibuat
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut
berikut :
V₁.M₁=V₂.M₂
V₁.1000=500.2
500.2
V₁= = 1 ml.
1000
mengambil larutan
larutan stok sebanyak 1 ml.
m l.
2) Persiapan botol
1. Sebelum digunakan
digunakan botol di cuci dan direndam dalam ai
airr bayclin dalam
sehari semalam.
2. Keringkan sampai benar-benar botol dalam ke adan kering
kering
3. Botol diletakan
diletakan ke tempat bagian
bagian alat .
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 23
3) Media pembelahan
pembelahan ms dasar + BAP 5 ppm.
ppm.
a. Definisi
Kegiatan yang dilakukan untuk memuat media subkultur
pembelahan agar bertambah banyak.
b. Tujuan
Dapat mengetahui prosedur kerja
kerja yang
yang dilakukan.
dilakukan.
Adanya media untuk sub kultur.
c. Alat d. Bahan
Otoclaf Stok A 20 mL
Erlenmeyer Stok B 20 mL
Botol media Stok C 5 mL
Meja dorong Stok D 5 mL
Gelas ukur plastik Stok E 5 mL
Kerts Ph Stok F 5 mL
Hot plate stirer Vitamin 1 ML
Sendok Myo-inositol
Myo-inositol 10 mL
Panci Gula 30 g
Kompor Agar 7g
BAP 5 5 mL
e. Prosedur kerja
1) Siapkan bahan dan
dan alat.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 24
f. Keterangan
Pertama BAP5 itu pada pembelahan 1-5 Mendekati
perakaran 5 ke atas BAP di turunkan menjadi BAP2. BAP 2 di
butuhkan 2 ppm, BAP4 di butuhkan 4 ppm, BAP 5 di butuhkan.
Untuk tambahan bisa gunakan larutan NaOH dan HCl sebagai
penetral pH .
b. Tujuan
Megetahui prosedur kerja membuat
membuat media
media dengan
dengan benar.
Adanya media untuk sub
sub kultur
kultur perakaran.
perakaran.
c. Alat
Otoclaf
Botol media
Panci
Sendok
Erlenmeyer
Hot plate stirer
Kertas ph
Meja dorong
Kompor
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 25
d. Bahan
Stok A 20 ml
Stok B 20 ml
Stok C 5 ml
Stok D 5 ml
Stok E 5ml
Stok F 5 ml
Vitamin 1 ml
Gula 30 g
Agar 7g
Arang 1g
Myo-inosit
Myo-inositol
ol 10 ml
IBA 2 ml
e. Prosedur kerja
1) Siapkan bahan dan
dan alat.
2) Masukan semua bahan kedalam erlenmeyer kecuali arang dan
agar.
3) Berikan air akuades kedalam erlenmeyer ampai batas minikus
1000 mL.
4) Homogenkan menggunakan hot plate sampai larutan menjadi
larut.
5) Cek pH hingga 5,8-6.jika ph kurang dari 5,8 tambahkan larutan
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 26
E. Latihan Soal
Untuk mengukur tingkat pemahaman kalian terhadap materi diatas
jawablah soal berikut
berikut dengan benar!
benar!
1. Sebutkan 9 komponen
komponen media yang
yang digunakan
digunakan dalam kultur jaringan pisang!
2. Mengapa perlu
perlu dilakukan
dilakukan pembuatan
pembuatan larutan stok sebelum pembuatan media!
3. Sebutkan jenis media yang digunakan
digunakan dalam
dalam kultur jaringan pisang!
4. Media yang telah terinkubasi
terinkubasi terkadang
terkadang terkontaminasi
terkontaminasi oleh
oleh mikroba, Jelaskan
Jelaskan
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan media akibat
kontaminasi!
5. Jelaskan fungsi pemberian hormon BAP dalam kultur jaringan pisang!
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 27
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 28
rendahnya tingkat multiplikasi tunas. Oleh karena itu, sebaiknya kultur jaringan
pisang dimulai dengan eksplan yang muda dengan ukuran yang lebih kecil. Cara
permudaan eksplan pada induk tanaman pisang bias dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap pertama dalam kultur jaringan pisang adalah pemilihan induk
tanaman. Pilihlah tanaman induk yang mempunyai karakter buah unggul dan
bebas penyakit.
b. Bonggol anakan pisang dewasa diambil dari tanaman induk, ukuran diameter
c. Pelepah pisang dikupas hingga mencapai pelepah yang dalam. Kemudian
memakai pisau.
d. Bonggol kemudian ditanam di media tanah dalam polibag besar, tetapi bagian
e. Bonggol disemprot dengan fungisida dan bakterisida 2 kali seminggu untuk
f. Pupuk urea diberikan untuk mempercepat pertumbuhan tunas baru pada
bonggol pisang.
g. Setelah dia minggu, anakan-anakan baru akan muncul pada bonggol pisang.
h. Bonggol indukan pisang ini akan menghasilkan anakan-anakan baru selama
dua bulan, setelah itu biasanya bonggol akan membusuk. Oleh karena itu
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 29
B. Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi adalah proses untuk mematikan atau menonaktifkan spora dan
mikroorganisme
mikroorganism e sampai ke tingkat yang tidak memungkinkan lagi berkembang
biak atau menjadi sumber kontaminan selama proses perkembangan
berlangsung. Proses sterilisasi
sterilisasi yang
yang tidak sempurna
sempurna akan menimbulkan
menimbulkan adanya
kontaminasi.. Kontaminasi yang umum terjadi adalah
kontaminasi adalah kontaminasi oleh cendawan
dan bakteri. Komposisi
Komposisi medium kultur
kultur jaringan yang mengandun
mengandung
g gula, vitamin,
asam asam amino, garam-garam anorganik, air, zat pengatur tumbuh, dan bahan
pemadat sangat menguntungkan untuk pertumbuhan cendawan dan bakteri. Bila
diberi kesempatan maka organisme tersebut akan tumbuh dengan cepat, dan
dalam waktu singkat akan menutupi permukaan medium dan eksplan yang
ditanam. Selanjutnya organisme ini menyerang eksplan melalui bekas luka
pemotongan pada saat perlakuan sterilisasi. Beberapa jenis mikroorganisme
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 30
i. Natrium hipoklorit
hipoklorit
Nama dagangnya adalah clorox dan bayclin.
bayclin. Konsentrasi untuk sterilisasi
tergantung dari kelunakan eksplan, dapat 5%-20% dan waktunya antara 5-
10 menit.
ii. Mercuri klorit
Nama dagangnya adalah sublimat 0.05%. Penggunaan bahan kimia ini harus
hati-hati karena bersifat racun. Cara perlakuan sterilisasinya sama dengan
clorox, hanya waktunya lebih pendek karena sublimat
sublimat bersifat keras.
k eras.
3. Alkohol 70%
Alkohol lebih banyak diperdagangkan
diperdagangkan dalam bentuk alkohol 95%. Jamur
biasanya mati dengan alkohol 70%, sedangkan dengan alkohol 95% masi h
tetap hidup.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 31
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 32
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 33
Tahapan sterilisasi
sterilisasi eksplan jantung
jantung pisang:
a. jantung pisang dipotong dan dikupas br akteanya hingga panjangnya
berukuran sekitar 15 cm lalu di cuci dengan detergen dan dir endam
dalam f u
unngi sida dan bakter isida selama 3 jam.
b. Sterilisasi bertur ut-tur ut dilakukan dengan menggunakan alkohol
70%, N aOCl 1,58% dan 1,05% masing-masing sel ama 5 menit.
c. Selanjutnya, jantung pisang dicuci dengan akuades steril sebanyak
tiga kali. Helaian braktea dibuang satu per satu hingga ter sisa aksis
atau tangkai jantun
ung.
g.
d. Aksis jantung kemudian diiris tipis-tipis secara me- lintang dengan
ukuran sekitar 2 mm.
e. Selan ju
jutnya, irisan-irisan tipis tersebut dibelah men jadi dua bagi an
atau men jadi setengah keping. Kepingan ter sebut digunakan
sebagai ekspla
plan.
Media yang paling baik untuk inisiasi in vitro pisang adalah media MS padat
sitokinin pada media inisiasi tunas setiap jenis tanaman pisang berbeda-beda.
Misalnya pada pisang ambon konsentrasi BAP yang digunakan cukup 2mg/L,
sedangkan pada pisang tanduk atau kapok diperlukan BAP hingga 5mg/L.
dilakukan selama 2 bulan. Setelah satu bulan penanaman, biasanya pelepah tunas
akan tumbuh terangkat ke atas pada saat tersebut biasanya sudah mulai tumbuh
tunas aksiler. Kemudian eksplan tunas disubkultur ke media yang sama. Pelepah
tunas yang sudah terbuka ke atas dipngkas atau dikupas untuk merangsang
pertumbuhan calon tunas-tunas aksiler yang ada di antara pelepah tersebut. Pada
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 34
Berbeda dengan system kultur nodus pada tanaman jati, multiplikasi tunas
pisang dilakukan dengan cara merangsang peningkatan poliferasi tunas aksiler
dari bagian bonggol tunas. Biasanya tahap multiplikasi tanaman pisang
6,3), MISALNYA
MISALNYA Dari dua tunas akan
akan menjadi 4-8 tunas.
2. Gerombol tunas yang diberikan
diberikan yang di hasilkan
hasilkan pada tahap 1 disubkultur
disubkultur ke
Media elongasi
elongasi tunas, yaitu
yaitu media MS
MS nol (tanpa ZPT) . gerombol Tunas
dipotong dan dipisahkan menjadi gerombol tunas kecil yang terdiri dari 2-3
tunas. Dipangkas . satu bulan dimedia ini ,tunas tunas tersebut akan
mengalami pertumbuhan tinggi dan tidak mengalami pertambahan jumlah
tunas (Gambar 6,3)
4. Proses selanjutnya
selanjutnya kembali ke tahap 2, gerombol
gerombol tunas yang
yang Dihasilkan
Dihasilkan di
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 35
E. Induksi Perakaran
Setelah kultur pisang mencapai target yang diinginkan ,sebagian kultur tunas
yang berasal Dari media multiplikasi
multiplikas i tunas disubkultur ke media induksi akar ,
sedangkan sebagian
sebagian kultur Lagi terus diulakukan moltiplikasi
moltiplikasi tunas . Media induksi
F. Aklimatisasi
aklimatisasi ini juga merupakan tahap yang krusial dalam kultur jaringan. Kematian
plantlet setelah aklimatisasi seringkali terjadi sehingga tahap ini perlu dilakukan
secara hati-hati.
hati-hati.
Proses aklimatisasi plantlet pisang dilakukan melalui tahapan berikut ini :
a. Siapkan plantlet
plantlet dalam
dalam botol kultur yang akan di aklimatisasi.
aklimatisasi.
b. Siapkan bubuk hormone penumbuh akar dalam wadah,tambahkan air
secukupnya.sehingga
secukupnya.sehingga terbentuk larutan hormone penumbuh akar yang cair.
c. Siapkan bak aklim
aklim yang sudah berisi
berisi media.Aduk media
media sambil disemprot
dengan air hingga media lembab basah merata.
d. Plantlet di keluarkan dari botol kultur,kemudian
kultur,kemudian cuci di bawah air mengalir
mengalir
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 36
e. Plantlet yang
yang bergerombol
bergerombol dipisahkan
dipisahkan dengan menggunakan gunting.
f. Kemudian,plantlet
Kemudian,plantlet direndam dalam larutan fungisida selama 1 enit.
enit.
g. Setelah itu,bagian akar plantelet dicelupkan pada larutan hormone yang telah
di sisipkan,kemudian plantlet
plantlet ditanam di media aklim.
h. Penanaman di ke lompokkan berdasarkan tinggi plantlet,plante
plant let,plantelet
let yang tinggi
di tanam dalam bak yang terpisah dengan plantelet
plantelet yang kecil.
k ecil.
i. Bak plastik
plastik yang sdh di tanami plantelet di semprot air hingga menjadi lembab
basah,setelah itu bak di tutup dengan plastic transparan dan diikat dengan
karet.
j. Pada bak aklim di beri label jenis tanaman,tanggal aklimatisasi,dan jumlah
plantelet dalam bak aklim tersebut.
k. Bak plastik
plastik di simpan dirumah kaca atau di dalam sungkup plastic bsar yang
di naungi paranet 65-75% selama 4 minggu.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 37
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 38
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 39
H. Petunjuk Praktikum
1. Sub kultur
Media pembelahan
a. Definisi
Kegiatan ini dilakukan untuk membelah bonggol pisang agar dapat
diperbanyak.
b. Tujuan
Siswa dapat melaksanakan subkultur sesuai prosedur.
c. Alat
LAF
Cawan petri
Pembakar spritus
pinset+skapel
korek
lap steril
d. Bahan
Media ms pembelahan
Bonggol pisang
Alkohol
e. Prosedur kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 40
f. Keterangan
Sesuaikan dengan media ms pembelahan dengan BAP yang
akan dilaksanakan.
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 41
2. Aklimatisasi
a. Pengertian
Aklimatisasi adalah suatu upaya mengadaptasikan
mengadaptasikan tanaman
pisang hasil perbanyakan
perbanya kan melalui kultur in vitro ke lingkungan
lingkungan in vivo
vivo
yang septik.
b. Tujuan
Mengetahui dan dapat menjelaskan proses pengakaran dan
aklmatisasi planlet hasil kultur jaringan, beserta faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan aklimatisasi tersebut.
c. Alat
Ember yang kecil
Pinset
Wadah / boks
polibag
d. Bahan
Fungisida
planlet yang akan di aklimatisasi
Air bersih
Media tanam yang terdiri dari tanah,
tanah, pasir,
pasir, sekam
sekam bakar. Dengan
perbandingan
perbandingan 2:1:1
Pupuk kandang
Sekam biasa
e. Prosedur aklimatisasi
aklimatisasi
1) Siapkan terlebih dahulu media tanam yang terdiri dari campuran
tanah, pasir, dan sekam bakar.
2) Diamkan 2-3 hari media yang berada di boks, jangan lupa untuk
disiram agar lembab
3) Planlet pisang yang akan di aklimatisasi di keluarkan
keluarkan dari
dari dalam
dalam
wadah/motol
wadah/mot ol media. Lalu rendam pada larutan fungisida dan
bakterisida 2 g/ L selama 5-10
5 -10 menit.
4) Agar-agar yang masih menempel di cuci bersih untuk membuang
sumber kontaminasi
k ontaminasi..
5) Setelah itu
itu planlet yang
yang telah bersih, kering
kering anginkan .
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 42
6) Selanjutnya, planlet
planlet tersebut di tanam pada boks yang berisi
medium tanah, pasir,
pasir, dan sekam bakar. Tutup boks dengan rapat,
kurang lebih 10-15 hari baru tutup boks tersebut dibuka.
7) Setelah selesai
selesai di letakan
letakan di green house
house dan rawat
rawat hingga tumbuh
tumbuh
daun baru.
f. Keterangan
Ketika tanaman sudah berumur ± 1 bulan di dalam bos, pindah
ke dalam polibag dengan media tanah, sekam, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 3:2:1.
I. Latihan Soal
Untuk mengukur tingkat pemahaman kalian terhadap materi diatas
jawablah soal berikut
berikut dengan benar!
benar!
1. Jelaskan isolasi
isolasi bahan tanam pada kultur jaringan pisang
pisang dengan eksplan
berasal dari anakan dan jantung pisang!
2. Sebutkan bahan sterilisasi
sterilisasi yang tepat
tepat untuk eksplan pisang berasal
berasal dari
anakan dan jantung pisang!
3. Jelaskan fungsi penambahan media dan BAP cair dalam inisiasi eksplan
pisang!
4. Sebutkan komposisi media yang sesuai untuk multiplikasi
multiplikasi tunas pada kultur
kultur
jaringan pisang!
pisang!
5. Kapan waktu yang tepat untuk
untuk melakukan induksi perakaran
perakaran dalam kultur
kultur
jaringan pisang?
pisang? Jelaskan alasanmu!
alasanmu!
6. Jelaskan proses
proses aklimatisasi
aklimatisasi planlet pisang
pisang hasil kultur jaringan
jaringan
7. Jelaskan bagaimana pemeliharaan bibit pisang sampai siap tanam
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 43
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Z.
Abidin,Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh,
Angkasa, Bandung.
Angkasa,
Avivi,S dan Ikrarwati, 2004, Mikropagasi Pisang Abaca (Musa textilis Nee) Melalui
Teknik Kultur Jaringan, Jurnal Ilmu Tanah Vol.11
Tanah Vol.11 No.2
Chawla, H. S. 2002. Introducti
Introduction
on to Plant Biotechnology. Science Publishers Inc.
New Hemsphire.
Hemsphire. 23-26.
Nisa,C dan Rodinah, 2005, Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang (Musa
paradisiaca
paradisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin,Kinetin, Jurnal
Bioscientiae,
Bioscientiae, Vol 2, No.2.
Priyono, D. Suhandi,
Suhandi, dan Matsaleh.
Matsaleh. 2000. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA
dan 2-IP pada Kultur Jaringan Bakal Buah Pisang . Jurnal Hortikultura.
Hortikultur a. 10
(3) : 183 – 190.
Priyono. 2000. Perbanyakan Abaka (Musa textillis Nee) melalui Kiltur Mata Tunas
Secara In vitro.
vitro. Pelita Perkebunan 9(2): 129-133.
Purwanto, D.1991. pengaruh ukuran bahan tanam terhadap keberhasilan keberhasilan
perbanyakan beberapa varietas pisang (Musa paradisiacal
paradisiacal L.) dengan
metode kultur jaringan.
jaringan. Skripsi fakultas pertanian UNIBRAW. Malang.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan.
Tumbuhan. Jilid 3. Edisi Bahasa
Indonesia. Penerbit
Penerbit ITB, Bandung.
Satuhu, S., dan A. Supriyadi, 1999. “ Pisang” Budidaya, Pengolahan dan Prospek
Pasar . Penebar Swadaya, Jakarta.
Steenis JV. 2003. Flora Untuk Sekolah Indonesia.
Indonesia . Cetakan IX. Jakarta (ID):
Pradnya Paramita
FOFA AROFI, SST. MP NIP 198712022009122001 44
Umami, N. 2012.
Formation Efficient
from Nursery
Shoot Tiller Production
Derived and Multiple
Shoot Apices of DwarfShoot
NapierClumps
Grass
(Pennisetum purpureum Schumach).
Schumach). JWARAS 55 (2) : 121-127.
Wibowo, A. 1998. Abaca
1998. Abaca (Musa textillis Nee) Penghasil
Penghasil Serat . Duta Rimba XXIV
(222): 31-37.
Yusnita. 2003.
2003. Kultur Jaringan
Jaringan Cara Memperbanyak
Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.
Efisien.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.