203040000038255
Disusun Oleh:
Ketua : Syafiqurrahman, M.Pd.I : 2105068603 (INSTIKA
Sumenep)
Anggota : Luthfi Raziq : 2125038001 (INSTIKA
Sumenep)
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat yang telah diberikan
kepada kami sebagai pengabdi, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
laporan pengabdian ini dengan baik dan lancar. Sholawat besarta salam penulis
haturkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw, beserta keluarganya, para
sahabat, dan pengikutnya.
Kami sangat bersyukur proposal kami dapat diterima dan dibiyai untuk
melakukan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat
menjadi kewajiban bagi dosen sebagaimana tertuang dalam tidarma perguruan
tinggi: pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai bentuk
syukur, program ini sudah kami laksanakan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada Diktis.
Tim Pengabdi
ABSTRAK
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi manuskrip pesantren di Sumenep?
2. Bagaimana penyelamatan manuskrip pesantren di Sumenep yang akan
dilakukan dalam pengabdian ini?
3. Bagaimana kontribusi penyelematan manuskrip pesantren di Sumenep
terhadap keberadaan manuskrip pesantren di Sumenep?
C. Tujuan Pengabdian
1. Mengurai kondisi manuskrip pesantren di Sumenep
2. Terselamatkannnya manuskrip pesantren yang ada di Sumenep
3. Terciptanya kontribusi dalam bentuk penyelematan manuskrip pesantren
di Sumenep
E. Manfaat Pengabdian
1. Bagi Pondok Pesantren
a. Menjadi sumber rujukan bagi pegnembangan keilmuan pesantren,
khususnya dalam bidang keagamaan.
b. Memperkuat akar keilmuan pesantren klasik untuk dijadikan sebagai
cikal mempertahankan tradisi lama pesantren dalam melakukan
pembaruan atau modernisasi pendidikan pesantren.
2. Bagi Pengabdi
a. Mengetahui khazanah keilmuan pesantren yang bersumber dari
manuskrip yang ditulis para kiai terdahulu.
b. Memberikan motivasi untuk tersu menulis dan berkarya. Masa dulu
penuh keterbatasan, tetapi tidak menjadi alasan bagi para kiai untuk
menghasilkan karya dalam bentuk naskah. Penulis menyadari bahwa, di
tengah fasilitas yang serba ada mesti dimanfaatkan guna lebih produktif
dalam menghasilkan karya tulis.
3. Bab III
Pada bab ini berisi tentang metodologi pengabdian kepada masyarakat yang
digunakan dalam pengabdian ini. Selain itu juga berisi rencana dan tahapan
pelaksanaan pengabdian.
4. Bab IV
Pada bab ini berisi tentang laporan pengabdian yang meliputi Profil
Manuskrip Pesantren di Sumenep, Kondisi manuskrip pesantren di
Sumenep, Strategi Penyelamatan manuskrip pesantren di Sumenep , dan
Kontribusi penyelematan manuskrip pesantren di Sumenep.
5. Bab V
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai penyempurnaan
laporan pengabdian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manuskrip Pesantren
Manuskrip adalah naskah tulisan tangan yang menjadi kajian filologi. 1
Naskah atau manuskrip merupakan salah satu sumber primer yang paling
otentik. Salah satu fungsi dari manuskrip adalah dapat mendekatkan jarak
antara masa lalu dan masa kini. Naskah atau manuskrip ini bisa dijadikan
sebagai “jalan pintas” istimewa (privileged shotcut access), untuk mengetahui
khazanah intelektual dan sejarah sosial, kehidupan masyarakat di masa lalu.2
Kriteria manuskrip adalah: Pertama, sebuah dokumen yang tertulis tangan.
Kedua, memiliki nilai ilmiah, sejarah, sastra atau estetika. Ketiga, berumur
paling sedikit tujuh puluh lima tahun.3 Manuskrip merupakan suatu arsip statis
yang memiliki nilai vital. Dikatakan vital sebab informasi yang terkandung di
dalamnya bernilai historis dan seni, serta sebagai pusat ingatan atau rekaman
peristiwa pada masa lampau yang harus diselamatkan untuk generasi
berikutnya.4
Manuskrip adalah naskah kuno. Naskah kuno adalah peninggalan masa
lampau yang berisi segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan atau
kondisi yang berbeda dengan kondisi saat ini. Naskah kuno juga memiliki
berbagai informasi yang luar biasa dari berbagai bidang seperti pada bidang
sastra, agama, hukum, sejarah, adat istiadat dan lain sebagainya. Adanya
informasi yang ada di dalam naskah akan membantu para ahli sejarah dalam
menemukan informasi dan memperkaya kajiannya mengenai sesuatu yang
ditelitinya.5
1
https://kbbi.web.id/manuskrip
2
Oman Faturahman, dkk. Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta: Badan Litbang, 2010), hlm, 3-4.
3
Ramesh C. Gaur, Preservasion and Access to Manuscript Heritage in India, International Journal
of Information Research, Vol. 1 No. 1 Sept. 2011, (New Delhi, India: Linida Gandhi National
Centre the Arts (IGNCA), 2011), hlm, 02.
4
Hirma Susilawati, “Preservasi Naskah Budaya Di Museum Sonobudoyo”, dalam jurnal Al- Al
Maktabah Vol. 1 tahun 2016, hal, 62.
5
Intan Prastiani, Slamet Subekti,“Digitalisasi Manuskrip Sebagai Upaya Pelestarian dan
Penyelamatan Informasi (Studi Kasus Pada Museum Radya Pustaka Surakarta)”,dalam
Dari beberapa terminologi di atas dapat disimpulkan bahwa adanya
manuskrip di pesantren disinyalir kuat untuk diselamatkan dan diarsipkan
dengan baik. Sebab, Kuntowijoyo menyebut Madura sebagai “pulau seribu
pesantren”, karena memang memiliki cukup banyak “stok” kiai, mulai dari kiai
langgar, kiai pesantren, kiai tarekat (mursyid), sampai “kiai” dukun.6
Madura memiliki sejumlah manuskrip—yang selamat dari jarahan
penjajah pada masa kolonial—yang memberikan gambaran akan wajah dari
Islam di Madura. Manuskrip yang dimaksud di sini adalah manuskrip dalam
bidang Fikih (Syari’ah) dan Tasawuf (Akhlak). Naskah-naskah kuno ini
merupakan kekayaan yang luar biasa sehingga mendesak untuk digali dan
dikaji isi juga pengaruhnya berkaitan dengan wajah Islam di Madura. Melalui
para kiai kampung di Sumenep Madura ini, manuskrip yang sangat berharga ini
dikumpulkan dan dilakukan kajian.
Manuskrip pesantren tentu adalah karangan para kiai dan ulama yang
berisi beragam keilmuan seperti sastra, amalan-amalan ijazahan, fiqih, dan lain
sebagaianya. Maka, adanya manuskrip pesantren di Kabupaten Sumenep yang
ditulis tangan oleh para kiai yang secara konten berisi keilmuan selaras dengan
keilmuan pesantren. Berdasarkan kepada hal tersebut, maka manuskrip
pesantren di Kabupaten Sumenep akan menjadi warisan yang sangat urgen dan
harus diselamatkan dengan beragam startegi dan cara apalagi pesantren
pesantren di Sumenep memiliki usia yang relatif kuno. Di samping, manuskrip
yang berciri khas pesanntren ini dapat ditemui pada peran kiai kampung dan
langgar sebagai institusi tempat bermulanya mengajarkan ilmu-ilmu agama.
https://ejournal3.undip.ac.id/.
6
Samsul Ma’arif, The History Of Madura, (Yogyakarta: Araska, Cet. I Januari 2015), hlm, 126.
pesantren sepertinya dijelaskan tersendiri tentang ―teks dan ―pesantren yang
berbeda dengan kajian lainnya.7 Zamakhsyari Dhofier merujuk A.H. Johns dan
Soebardi menuliskan bahwa peran pesantren tersebut dapat menjadi ―anak
panah—dalam penyebaran Islam di wilayah Nusantara.8
Lembaga-lembaga pesantren itulah yang paling menentukan watak
keislaman kerajaan-kerajaan Islam, dan yang memegang peranan paling
penting bagi penyebaran Islam sampai ke pelosok perdesaan. Dari lembaga-
lembaga pesantren itu sejumlah manuskrip pengajaran Islam di Asia Tenggara
dikumpulkan oleh pengembara-pengembara pertama perusahaan-perusahaan
dagang Belanda dan Inggris sejak akhir abad ke-16. Untuk dapat betul-betul
memahami sejarah Islamisasi di wilayah ini, kita harus mulai mempelajari
lembagalembaga pesantren tersebut, karena lembaga-lembaga inilah yang
menjadi anak panah penyebaran Islam di wilayah ini.9
Maka, peran dan eksistensi Manuskrip pesantren memiliki kontribusi yang
signifikan dalam melanjutkan sanad keilmuan pesantren berupa spiritual dan
keilmuan yang terdapat di dalam manuskrip tersebut. Dari masa-masa kemasa
karya kiai menjadi bahan rujukan generasi muslim di Indonesia khususnya di
kabupaten sumenep dengan beragam disiplin ilmu keislaman, fikih, tauhid,
akhlak, sejarah Islam, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, manuskrip
pesantren telah menyambungkan transmisi ilmu pengetahuan dari masa ke
masa.
A. Metode Pengabdian
Pelaksanaan pengabdian ini menggunakan metode dan model
Participatory Action Research (PAR). Demikian merupakan cara yang tepat
untuk mewujudkan harapan dampingan yang telah terurai di atas. Dengan
PAR, proses pengabdian ini dalam menyelamatkan manuskrip pesantren akan
berjalan hingga tuntas.
Dalam hal ini, Pengabdi melebur dan bekerja sama dengan masyarakat
pemilik manuskrip. Program dilakukan berdasarkan kesepatan dan tujuan
bersama, yaitu terselamatkannya naskah manuskrip pesantren yang ada di
lingkungan masyarakat dan lembaga pendidikan pesantren, dari yang awalnya
tidak terkelola dan tidak termanfaatkan menjadi terkelola dan bisa
dimanfaatkan oleh pembaca. Para pemilik manuskrip dan atau ahli waris
manuskrip tidak sebatas menjadi objek akan tetapi terlibat juga dalam proses
penyelamatan. Pengabdi berbagi cerita (sharing) dengan pemilik manuskrip,
wawancara mendalam (in-depth interview) dan melakukan diskusi kelompok
terfokus (focus group discussion/FGD).
C. Proses Pengabdian
1. Pihak-Pihak Yang Terlibat
Rencana pengabdian ini melibatkan pihak-pihak yang memiliki
keterkaitan dan tema pengabdian ini, di antaranya adalah:
a. Program Pasca Sarjana Institut Ilmu Keislaman Annuqayah
Kaitan pengabdian ini dengan Program Pasca Sarjana Institut Ilmu
Keislaman Annuqayah, yaitu terletak pada tema pengabdian tentang
pesantren. Program Pasca Sarjana Institut Ilmu Keislaman Annuqayah
memiliki konsentrasi pendidikannya pada kepesantrenan. Program Pasca
Sarjana tersebut pernah melakukan penelusuran manuskrip yang ada di
Sumenep, namun tidak tuntas.
Dalam hal ini, pengabdi menjadikan Program Pasca Sarjana Institut Ilmu
Keislaman Annuqayah sebagai mitra yang dapat memberikan informasi
tentang keberadaan manuskrip yang ada di Sumenep. Pascasarnaja
Instika dalam hal ini, pengabdi, mengajak mahasiswa untuk terlibat
dalam pencarian naskah manuskrip yang ada di Sumenep. Selain
pencarian, mahasiswa pascasarnaja juga terlibat dalam proses digitalisasi
dan pengemasan manuskrip, sehingga benar-benar terjalin Kerjasama
yang baik antara pengabdi dengan pascasarjana Instika.
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
hal. 157
b. Lembaga Penerbitan, Publikasi, dan Dokumentasi (LP2D) INSTIKA
Pengabdi melibatkan lembaga LP2D dalam melakukan digitalisasi.
Selain memiliki fasilitas yang lengkap, LP2D punya kemampuan SDM
memadai dalam pemotretan, sehingga digitalisasi manuskrip pesantren
memperoleh hasil yang berkualitas.
c. Pemilik dan atau ahli waris manuskrip
Pengabdi melibatkan pemilik dan atau ahli waris manuskrip. Ada pemilik
manuskrip yang itu memang karya sendiri ada pemilik manuskrip yang
itu hasil warisan leluhurnya. Kedua pengabdi libatkan dalam
penyelamatan manuskrip di Kabupaten Sumenep. Selain melibatkan
pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan pengabdian ini, pengabdi
juga memaksimalkan peran pengabdi untuk menuntaskan kegiatan
pengabdian ini. Setidaknya, 80 persen dari manuskrip yang ada di
Sumenep dapat terdigitalisasi dan terinventarisir dengan baik.
Judul : Tauhid-Fiqih
Pengarang/Penulis : Agung Abdullah
Pemilik : Aufal Maram
Lokasi : Lenteng Sumenep
Judul : Hijratunnabi
Pengarang/Penulis : Syekh Ariz
Pemilik : Ust Sudamin Desa
Lokasi : Guluk-Guluk Tengah Kec. Guluk-Guluk Sumenep
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
Judul :
Pengarang/Penulis :
Pemilik :
Lokasi :
17. Mandzumatul Risalah K. H. Moh. Ilyas Syarqawi Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep 025
18. Fiqih berdomisili di Pragaan Daya 026
Moh. Ma’mun Moh. Ma’mun
Sumenep
19. Fikih munakahat 027
A. Kesimpulan
Ahmad Baso, Pesantren Studies 2a, (Jakarta: Pustaka Afid Jakarta, 2012)
Faizal Amin, Potensi Naskah Kuno di Kalimantan Barat: Studi Awal Manuskrip
Koleksi H. Abdurrahman Husin Fallugah Al-Maghfurlahu di Kota
Pontianak, Jurnal Thaqafiyyat, vol. 13, No 1, Juni 2012, hlm. 59.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Pondok_Pesantren_di_Sumenep