Anda di halaman 1dari 1

Nama : Frandy

NIM : 111.200.146

Kelas : IUT TG-E

Pengukuran dan koreksi topografi dimulai dengan pemetaan. Objek yang kita lakukan
pemetaan itu merupakan posisi dari titik koordinat masing-masing pada titik penting baik alamiah
(Danau) maupun buatan (Gedung) dengan perbandingan yang sama. Pemetaan terbagi menjadi 3
proses terstruktur adalah pengukuran kerangka dasar pemetaan, pengukuran detil, dan
pengambaraan.

D4 P2 D5
D2 D3

P1
D6 D7

P3
D1

Dimulai dari pembuataan sketsa untuk dilakukan pengukuran. Setelah kerangka dasar telah
dibuat dengan membentuk poligon tertutup (Jika menggunakna poligon tertutup), kita melakukan
pengukuran azimuth masing-masing titik poligon, tinggi alat, jarak poligon satu dengan poligon yang
lain, tinggi rambu yang diukur, dkk. Data-data yang didapatkan bisa digunakan untuk melakukan
perhitungan azimuth awal, sudut dalam, jarak datar, beda tinggi dan tinggi titik, azimuth antar titik,
koordinat masing-masing titik, pembacaan ba bb bt, pengukuran detil dan rumus-rumus koreksi
supaya data-data bersifat logis.

Jika data memiliki kesalahan dalam memenuhi syarat-syarat poligon tertutup, kita dapat
melakukan berbagai koreksi, seperti dalam mengoreksi kesalahan beda tinggi, kita dapat
menggunakan rumus-rumus beda tinggi terkoreksi. Beda tinggi yang kita gunakan dalam membuat
peta topografi adalah beda tinggi yang setelah dikoreksi. Selanjutnya kita dapat melakukan koreksi
sudut dalam, koreksi masing-masing sudut, dkk. Setelah data sesuai rumus dan memenuhi syarat-
syarat poligon tertutup, kita dapat melakukan penggambaran peta topografi.

Anda mungkin juga menyukai