Anda di halaman 1dari 175

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III

(HSKB 733)

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Muhammad Busera Atharis Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T,


NIP. 19510412 198703 1 001 NIP. 19740809 200003 1 001

Oleh:

Kelompok 6

I Kadek Permadi 1710811110019


Nurliana 1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

2021
LEMBAR PENGESAHAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
Jalan A.Yani Km. 36 Banjarbarun- Kalimantan Selatan 70714 Telepon (0511) 4773858

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III
(HSKK 733)

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Tugas Besar


Perencanaan Bangunan Rekayasa Sipil III menyatakan bahwa :

KELOMPOK 3
I Kadek Permadi 1710811110019
Nurliana 1710811120042

Rina Hidayati 1710811120046

Yayuk Cahyaningsih 1710811120055

Amrullah 1710811210011

Telah selesai menyusun Tugas Besar Perencanaan Bangunan Rekayasa Sipil III.

Banjarbaru, Januari 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Muhammad Busera Atharis Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T.


NIP. 19510412 198703 1 001 NIP. 19740809 200003 1 001

i
KARTU TANDA SELESAI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

TANDA SELESAI TUGAS

Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok 6 di bawah ini :

I Kadek Permadi 1710811110019


Nurliana 1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

Telah selesai melaksanakan Tugas Besar MK. Perancangan Bangunan Rekayasa


Sipil III (PBRS III) (HSKB 733) pada Semester Ganjil TA 2020/2021.

Dengan outline perancangan sebagai berikut :


1. Mencari luas catchment area.
2. Menghitung distribusi dan melakukan uji untuk mendapatkan debit banjir.
3. Melakukan analisis hidrologi.
4. Perancangan bangunan embung.
5. Menghitung stabilitas embung.
6. Menghitung pintu pembilas.
7. Gambar kerja.

Banjarbaru, Januari 2021

Dosen Pembimbing I : Dosen Pembimbing II :

Ir. Muhammad Busera Atharis Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T.


NIP. 19510412 198703 1 001 NIP. 19740809 200003 1 001

ii
DATA SOAL
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714 Telp. 0511-4773868

iii
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714 Telp. 0511-4773868

iv
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714 Telp. 0511-4773868

v
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714 Telp. 0511-4773868

DAFTAR KELOMPOK TUGAS PBRS III


Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T.
DATA GEOTEKNIK
Parameter Tanah Keterangan

ᵞ C Ø
µ
No. Nama Anggota Kelompok Jenis (Berat (Kohesi (Sudut Data
(Koefisien Lokasi
Tanah volume) tanah) geser
geser)
lainnya
2
(t/m3) (kg/cm ) dalam)

1 Dzikri Rahmatia
2 Irma Dwi Rahmawati Riam
Lempung Tentukan
1 1,7 0,35 10
3 Ratri Handayanti Medium sendiri Kiwa
4 Fedu Noor Alfio
5 Yusrina Ahya Perina
6 Citra Kusuma Wardani Lempung
2 1,75 0,4 12 Tentukan Cempaka
7 Aska Ilham Fitra Yoga Medium
sendiri
8 Andhika Surya Saputra
9 Amelia Wijayanti
10 Maharani Katulistiwa K. Lempung
3 1,78 0,42 14 Tentukan Balangan
11 Munawarah Medium
sendiri
12 Refanti Angelia S.
13 Muhammad Azhar
14 Lisa Riam
Lempung Tentukan
Raezyta Firzana 4 1,8 0,43 15
15 Medium sendiri Kanan
Nurkarima
16 Efri Sonia Adelia Sonata
17 M. Yahya
18 Aisyah
Lempung Tentukan Tapin MAT
19 Ryend pratama syah 5 1,5 0,13 2
Lunak sendiri tinggi
I Komang Tri Febi
20
Astawa
21 Amrullah
22 I Kadek Permadi
Lempung Tentukan Binuang MAT
23 Nurliana 6 1,55 0,15 3
Lunak sendiri tinggi
24 Rina Hidayati
25 Yayuk Cahyaningsih
26 Susianto Kumalandani Tentukan
27 Rizka Ananda Putri Lempung sendiri
7 1,77 0,41 13 Batulicin
28 Vita Nuriyanti Medium
29 Sulthan Abiyyu Daffa

vi
LEMBAR ASISTENSI
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Perancangan Bangungan
Rekayasa Sipil III ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selesainya laporan Perancangan Bangungan Rekayasa Sipil III ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir. Muhammad Busera Atharis selaku dosen pembimbing satu
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T, IPM selaku dosen pembimbing dua sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini.
3. Kak Agil Arief Rahman, S.T. selaku kakak pembimbing yang banyak
membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
dalam penyelesaian Laporan Perancangan Bangungan Rekayasa Sipil III ini.

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan
ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada laporan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, kami berharap laporan ini dapat berguna bagi semua orang dan
dapat menjadi sumber informasi dan literatur bagi semua mahasiswa pada
umumnya dan khususnya mahasiswa Fakultas Teknik ULM.

Banjarbaru, Januari 2021

Tim Penyusun

x
OUTLINE
OUTLINE

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KARTU TANDA SELESAI

LEMBAR ASISTENSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Daerah dan Lokasi Perancanaan Embung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Embung
2.2 Peta
2.3 Catchment Area Embung Binuang
2.3.1 Menghitung Area Catchment
2.3.2 Mengubah Hujan Titik Menjadi Hujan Wilayah
2.4 Data Curah Hujan
2.5 Data Tanah

BAB III ANALISA HIDROLOGI


3.1 Analisa Frekuensi
3.1.1 Metode Distribusi Normal

xi
3.1.2 Metode Distribusi Log Normal
3.1.3 Metode Gumbel
3.1.2 Metode Log Person Type III
3.2 Analisa Curah Hujan Rata-Rata
3.3 Uji Chi Kuadrat
3.4 Uji Smirnov
3.5 Kesimpulan Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov
3.6 Debit Rencana

BAB IV RANCANGAN HIDROLIS BANGUNAN UTAMA


4.1 Lengkung Debit Sebelum Ada Embung
4.2 Menentukan Lebar Embung
4.3 Penelusuran Banjir Pada Embung
4.4 Memilih Bentuk Mercu Embung
4.5 Rencana Ruang Olak
4.6 Perhitungan Lantai Embung

BAB V STABILITAS EMBUNG


5.1 Data Teknis Tanggul
5.2 Analisa Stabilitas Tanggul
5.3 Stabilitas Tanggul Terhadap Penggulingan
5.4 Stabilitas Tanggul Terhadap Penggeseran
5.5 Stabilitas Tanggul Terhadap Kapasitas Dukung Tanah

BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i

KARTU TANDA SELESAI ..................................................................... ii

LEMBAR ASISTENSI ............................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................... 1
1.4 Manfaat ............................................................................... 2
1.5 Daerah dan Lokasi Perancanaan Embung ............................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Embung ............................................................................... 3
2.2 Peta ............................................................................... 6
2.3 Catchment Area Embung Binuang........................................... 7
2.3.1 Menghitung Area Catchment .......................................... 8
2.3.2 Mengubah Hujan Titik Menjadi Hujan Wilayah ............. 9
2.4 Data Curah Hujan .................................................................... 12
2.5 Data Tanah ............................................................................... 13

BAB III ANALISA HIDROLOGI


3.1 Analisa Frekuensi ..................................................................... 14
3.1.1 Metode Distribusi Normal ...................................................... 14

xiii
3.1.2 Metode Distribusi Log Normal .............................................. 15
3.1.3 Metode Gumbel ...................................................................... 15
3.1.4 Metode Log Person Type III .................................................. 16
3.2 Analisa Curah Hujan Rata-Rata ............................................... 17
3.3 Uji Chi Kuadrat ........................................................................ 26
3.4 Uji Smirnov ......................................................................... 33
3.5 Kesimpulan Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov ........................ 37
3.6 Debit Rencana .......................................................................... 38

BAB IV RANCANGAN HIDROLIS BANGUNAN UTAMA


4.1 Lengkung Debit Sebelum Ada Embung .................................. 50
4.2 Menentukan Lebar Embung ..................................................... 55
4.3 Penelusuran Banjir Pada Embung ............................................ 57
4.4 Memilih Bentuk Mercu Embung.............................................. 74
4.5 Rencana Ruang Olak ................................................................ 79
4.6 Perhitungan Lantai Embung ..................................................... 86

BAB V STABILITAS EMBUNG


5.1 Data Teknis Tanggul ................................................................ 90
5.2 Analisa Stabilitas Tanggul ....................................................... 91
5.3 Stabilitas Tanggul Terhadap Penggulingan.............................. 95
5.4 Stabilitas Tanggul Terhadap Penggeseran ............................... 99
5.5 Stabilitas Tanggul Terhadap Kapasitas Dukung Tanah ........... 100

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 110
6.2 Saran .......................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 DAS Perencanaan Embung…………. .................................... .. 4


Gambar 2.1 Luas Catchment Area ............................................................. .. 7
Gambar 2.2 Grafik Data Hasil Pengujian Data Sondir ................................ 12
Gambar 3.1 grafik Log Person III ................................................................ 41
Gambar 4.1 Bentuk Penampang Sungai....................................................... 42
Gambar 4.2 Bentuk Penampang Sungai....................................................... 43
Gambar 4.3 Kurva Debit Di Hulu……….….. ............................................. 45
Gambar 4.4 Kurva Debit Di Hilir……..…………. ..................................... 45
Gambar 4.5 Tampak Atas pilar dan pintu bilas............................................ 46
Gambar 4.6 Kurva diatas mercu……………………..……. ....................... 48
Gambar 4.7 Grafik ini menganggap bahwa koordinat puncak mercu x,y .. 52
Gambar 4.8 Grafik Ht .................................................................................. 54
Gambar 4.9 Sketsa memanjang Embung ..................................................... 55
Gambar 4.10 Grafik Jump vs TWL ............................................................. 59
Gambar 4.11 Konfigurasi lantai muka ......................................................... 61
Gambar 4.12 Konfigurasi lantai muka ......................................................... 65
Gambar 5.1 Segmen Embung ...................................................................... 76
Gambar 5.2 Pembagian Zona Gempa Indonesia (SNI Gempa 2010) .......... 78
Gambar 5.3 Lumpur Pada Embung Air Normal .......................................... 80
Gambar 5.4 Lumpur Pada Embung Air Banjir ............................................ 82
Gambar 5.5 Segmen Gaya Akibat Hidrostatis Pada Kondisi Air Normal ... 83
Gambar 5.6 Segmen Gaya Akibat Hidrostatis Pada Kondisi Air Banjir ..... 84
Gambar 5.7 Bentuk Flownet pada Embung Kondisi Muka Air Normal ..... 88
Gambar 5.8 Bentuk Flownet pada Embung ................................................. 89
Gambar 5.9 Tegangan Akibat Flownet ........................................................ 90

xv
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Curah Hujan........................................................................... 9


Tabel 2.2 Data Hasil Pengujian Laboratorium ............................................ 10
Tabel 2.3 Data Sondir Pada Sungai Amandit............................................... 11
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Maksimum Tahunan ...................................... 16
Tabel 3.2 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal.......... 17
Tabel 3.3 Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal .............................. 18
Tabel 3.4 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal .. 19
Tabel 3.5 Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal ...................... 20
Tabel 3.6 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Gumbel ......... 21
Tabel 3.7 Hujan Rancangan Metode Distribusi Gumbel ............................. 22
Tabel 3.8 Perhitungan Hujan Metode Distribusi Log Pearson Type III ...... 23
Tabel 3.9 Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson Type III ........ 24
Tabel 3.10 Perhitungan Uji Chi Kuadrat Untuk Distribusi Curah Hujan .... 26
Tabel 3.11 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Gumbel ........................... 29
Tabel 3.12 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Normal ............................ 29
Tabel 3.13 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Log Normal ................... 30
Tabel 3.14 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Log Pearson Type III ...... 31
Tabel 3.15 Rekapitulasi nilai X2 dan X2cr .................................................. 31
Tabel 3.16 Kolmogorov Terhadap Distribusi Normal ................................. 32
Tabel 3.17 Kolmogorov Terhadap Distribusi Log Normal .......................... 33
Tabel 3.18 Kolmogorov Terhadap Distribusi Gumbel ............................... 34
Tabel 3.19 Kolmogorov Terhadap Distribusi Log Pearson Type III ........... 35
Tabel 3.20 Kesimpulan Uji Chi Kuadrat...................................................... 36
Tabel 3.21 Kesimpulan Uji Smirnov ........................................................... 36
Tabel 3.22 Hasil Perhitungan Hujan Rerata Metode log person III ............ 38
Tabel 3.23 Hasil Perhitungan Kala Ulang 2, 5, 25, 50, dan 100 tahun ....... 39
Tabel 4.1 Perhitungan Lengkung debit sebelum ada Embung ..................... 44
Tabel 4.2 Perhitungan Lengkung debit diatas mercu……. ....................... 47
Tabel 4.3 Parameter K dan n ........................................................................ 49
Tabel 4.4 Koordinat x dan y punggung Embung ......................................... 51

xvi
Tabel 4.5 Perhitungan Debit diatas mercu ................................................... 56
Tabel 4.6 Perhitungan TWL......................................................................... 57
Tabel 4.7 Tabel perhitungan Jump Rating ................................................... 58
Tabel 5.1 Perhitungan Berat Sendiri Embung.............................................. 77
Tabel 5.2 Perhitungan Gaya Akibat Hidrostatis Pada Kondisi Air Banjir ... 85
Tabel 5.3 Tekanan Uplift di Tiap-tiap Sudut Pondasi.................................. 86
Tabel 5.4 Perhitungan Tekanan Uplift Arah Vertikal (M.A.N) ................... 87
Tabel 5.5 Perhitungan Tekanan Uplift Arah Horizontal (M.A.N) ............... 87
Tabel 5.6 Perhitungan Tekanan Uplift Arah Vertikal (M.A.B) ................... 87
Tabel 5.7 Perhitungan Tekanan Uplift Arah Horizontal (M.A.B) .............. 87
Tabel 5.8 Rekapitulasi Momen (MGx) dalam arah horizontal ...................... 91
Tabel 5.9 Rekapitulasi Momen (MTy) dalam arah vertical ........................... 91
Tabel 5.10 Rekapitulasi Momen (MGx) dalam arah horizontal .................... 93
Tabel 5.11 Rekapitulasi Momen (MTy) dalam arah vertical ......................... 93
Tabel 5.12 Nilai Nc, Nq dan Ny berdasarkan nilai ϕ ................................... 96
Tabel 5.13 Nilai SF untuk Erosi Bawah Tanah (Piping) ............................ 97

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan utama akan air baik dalam segi pertanian maupun untuk
kebutuhan air bersih bagi kehidupan merupakan masalah utama dalam
lingkungan masyarakat saat ini. Kondisi aliran sungai pada saat musim
hujan mempunyai debit yang sangat besar. Sedangkan di saat-saat musim kemarau
alur sungai mempunyai debit yang sangat minim. Daerah-daerah disekitarnya
kering, pertanian dan perkebunan kekurangan air. Iklim yang berubah-ubah
seiring dengan pemanasan global menyebabkan ketersediaan air menjadi hal yang
sangat diutamakan, untuk itulah kita perlu membangun sebuah embung yang dapat
menyimpan air pada musim hujan dan dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.
Berdasarkan buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan
Embung yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, embung adalah
bangunan konservasi air berbentuk cekungan disungai atau aliran air berupa
urugan tanah, urugan batu, beton dan/atau pasangan batu yang dapat menahan dan
menampung air untuk berbagai keperluan. Kolam embung akan menyimpan air di
musim hujan dan kemudian air dimanfaatkan bagi suatu desa atau kelompok
masyarakat hanya selama musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Jumlah kebutuhan tersebut akan menentukan tinggi tubuh embung,
dan kapasitas tampung embung.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perancangan embung serta bangunan pelengkapnya?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah merancang embung serta bangunan
pelengkapnya.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 1


1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah mahasiswa dapat mengetahui langkah-
langkah dan cara merancang embung serta bangunan pelengkapnya.

1.5 Daerah dan Lokasi Perencanaan Embung


Hasil dari perencanaan teknis embung akan dilaksanakan di aliran Sungai
Binuang, Desa Bumbun, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi
Kalimantan Selatan. Lokasi pembangunan berada sejauh 5,9 km dari Kota Binuang
dan berada sejauh 29 km dari Kota Rantau. Titik koordinat dari lokasi pelaksanaan
adalah -3.162051, 115.088619.

Gambar 1.1 DAS perencanaan embung

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embung
Embung atau waduk adalah tampungan yang berfungsi untuk menyimpan air
pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu yang diperlukan. Air embung
berasal dari limpasan air hujan yang jatuh di daerah tangkapan. Dalam pekerjaan
perencanaan suatu embung diperlukan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang
saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang ilmu
pengetahuan itu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika dan mekanika tanah.
Setiap daerah pengaliran sungai mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda,
hal ini memerlukan kecermatan dalam menerapkan suatu teori yang cocok pada
daerah pengaliran. Oleh karena itu, sebelum memulai perencanaan konstruksi
embung, perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi
yang akan menjadi acuan dalam perencanaan pekerjaan konstruksi tersebut. Ukuran
embung di klasifikasikan sangat kecil, sedang, besar dan sangat besar. Bangunan
atau konstruksi embung dan bangunan pelengkapnya terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
a. Tubuh embung berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi, alur)
sehingga air dapat tertahan di udiknya.
b. Kolam embung atau tampungan berfungsi menampung air hujan
c. Alat sadap atau bangunan pengeluaran berfungsi mengeluarkan air kolam bila
diperlukan
d. Pelimpah berfungsi mengalirkan banjir dari kolam tampungan ke lembah di
hilir untuk mengamankan terjadinya limpasan
e. Jaringan distribusi berupa rangkaian pipa, berfungsi membawa air dari kolam
ke tandon di daerah hilir embung secara gravitasi dan bertekanan.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 3


2.1.1 Tipe Embung
Menurut Soedibyo (1993), tipe embung dapat dikelompokkan menjadi 4
keadaan, yaitu :
a. Embung berdasarkan tujuan pembangunannya
Tipe embung berdasarkan tujuan pembangunannya dibagi menjadi 2
yaitu embung dengan tujuan tunggal dan embung serbaguna.
1) Embung dengan tujuan tunggal (single purpose dams) adalah embung
yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya untuk
pembangkit tenaga listrik atau irigasi (pengairan) atau pengendalian
banjir atau perikanan darat atau tujuan lainnya tetapi hanya untuk satu
tujuan saja.
2) Embung serba guna (multipurpose dams) adalah embung yang dibangun
untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya : pembangkit tenaga listrik
(PLTA) dan irigasi (pengairan), dan lain-lain.

b. Embung berdasarkan penggunaannya


Tipe embung yang berbeda berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi
3, yaitu:
1) Embung penampung air (storage dams) adalah embung yang digunakan
untuk menyimpan air pada masa surplus dan dipergunakan pada masa
kekurangan. Termasuk dalam embung penampung air adalah untuk
tujuan rekreasi, perikanan, pengendalian banjir dan lain-lain.
2) Embung pembelok (diversion dams) adalah embung yang digunakan
untuk meninggikan muka air, biasanya untuk keperluan mengalirkan air
kedalam sistem aliran menuju ke tempat yang memerlukan.
3) Embung penahan (detention dams) adalah embung yang digunakan
untuk memperlambat dan mengusahakan seminimal mungkin efek
aliran banjir yang mendadak. Air ditampung secara berkala/sementara,
dialirkan melalui pelepasan (outlet). Air ditahan selama mungkin dan
dibiarkan meresap didaerah sekitarnya.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 4


c. Embung berdasarkan jalannya air
Tipe embung berdasarkan jalannya air dibagi menjadi 2 yaitu embung
untuk dilewati air dan embung untuk menahan air.
1) Embung untuk dilewati air (overflow dams) adalah embung yang
dibangun untuk dilimpasi air misalnya pada bangunan pelimpah
(spillway).
2) Embung untuk menahan air (non overflow dams) adalah embung yang
sama sekali tidak boleh dilimpasi air.

d. Embung berdasarkan material pembentuknya


Tipe embung berdasarkan material pembentuknya dibagi menjadi 2,
yaitu embung urugan dan embung beton.
1) Embung urugan (fill dams, embankment dams) adalah embung yang
dibangun dari hasil penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan
lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan
pembentuk embung asli. Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan
yang membentuk tubuh embung untuk dapat memenuhi fungsinya
dengan baik, maka embung urugan dapat digolongkan dalam 3 tipe
utama, yaitu :
 Homogen, suatu embung urugan digolongkan dalam tipe homogen,
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri
dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran
butirannya) hampir seragam.
 Zonal, embung urugan digolongkan dalam tipe zonal apabila
timbunannya yang membentuk tubuh embung terdiri dari batuan
dengan gradasi yang berbeda-beda dalam urutan-urutan pelapisan
tertentu. Pada type ini sebagai penyangga terutama dibebankan
pada timbunan yang lulus air (zona lulus air) sedang penahan
rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap air (zona kedap
air).
 Bersekat, apabila di lereng udik tubuh embung dilapisi dengan
sekat tidak lulus air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 5


lembaran baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang,
hamparan plastik, susunan beton blok dan lain-lain.
2) Embung beton (concrete dam) adalah embung yang dibuat dari
konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Kemiringan
permukaan hulu dan hilir tidak sama pada umumnya bagian hilir lebih
landai dan bagian hulu mendekati vertikal dan bentuknya lebih
ramping. Embung ini masih dibagi lagi menjadi :
 Embung beton berdasar berat sendiri stabilitas tergantung pada
massanya.
 Embung beton dengan penyangga (buttress dam) permukaan hulu
menerus dan dihilirnya pada jarak tertentu ditahan.
 Embung beton berbentuk lengkung dan embung beton kombinasi.

2.2 Peta
Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain
penutup meja. Peta adalah gambaran suatu permukaan bumi pada bidang datar dan
diperkecil dengan menggunakan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian
permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala
tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi.
Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Peta bisa disajikan
dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak
hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Kumpulan dari beberapa peta
disebut atlas.
Peta yang kami gunakan adalah peta topografi yang kami dapatkan dari
BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) edisi revisi
digital tahun 1999, untuk skala dari peta yang kami gunakan adalah 1 : 50.000.
Untuk peta yang kami gunakan adalah peta Binuang (RBI 1712-63).

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 6


2.3 Catchment Area
Catchment area adalah luas suatu daerah yang dapat menangkap jatuhnya
hujan dan mengalirkan air limpasan (run-off), baik berupa limpasan permukaan
(surface run-off) maupun limpasan bawah permukaan (sub surface run-off) ke arah
stream sungai Catchment area dibuat dengan batas-batas tertentu, yakni garis-garis
tinggi atau puncak gunung yang membagi daerah pengaliran menjadi beberapa
bagian dalam daerah. Ini harus mencakup semua bagian anak seungai yang
mengalir ke anak sungai tersebut. Catchment area untuk sungai diukur dari peta
topografi dengan sebagai berikut.
1. Luas pengaliran
2. Panjang sungai
3. Elevasi dasar sungai
4. Elevasi rencana bendung

Cara membuat catchment area adalah sebagai berikut :


1. Ambil peta situasi skala 1: 50.000, dalam hal ini kami menggunakan peta
Binuang (RBI 1712-63).
2. Pilih sungai utama yang akan diamati, dalam hal ini kami mengamati sungai
Binuang.
3. Tentukan lokasi rencana bangunan air sebagai titik observasi, lokasi rencana
titik observasi kami ada di desa Tungkap.
4. Buat batas garis catchment mulai dari titik observasi ke hulu meliputi
seluruh anak cabang sungai-sungai yang berorientasi dengan sungai utama,
5. Garis batas catchment berupa garis kontur atau garis tinggi atau puncak
gunung yang memisahkan dua atau lebih pengaliran.
6. Jika garis batas cathment sudah sempurna, maka ukurlah luas cathment dan
panjang sungai utama dari anak cabang sungai terpanjang hingga ke titik
observasi dalam satuan km Panjang.
7. Tempatkan posisi stasiun-stasiun penakaran hujan ke atas gambar peta,
stasiun yang kami gunakan adalah Stasiun Batu Balian, Stasiun Hatungun,
Stasiun Binuang.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 7


2.3.1 Menghitung Catchment Area
Cara ini berdasarkan rata-rata timbang (weigthed average), atau perhitungan
luas daerah pengaruh. Masing-masing stasiun dihubungkan dengan garis lurus
polygon. Adapun tahapan menghitung luas catchment dengan cara polygon:
1. Tarik garis lurus dari Binuang ke Stasiun Miawa, dari Stasiun Miawa ke
Stasiun Padang Batung, dari Stasiun Padang Batungg ke Stasiun Binuang.
2. Buatlah garis sumbu tegak lurus yang terletak pada posisi yang membagi
dua garis hubung antar dua stasiun.
3. Kemudian ukurlah luas parsial catchment tersebut dalam satuan km2,
adapun perhitungan luas catchment area berdasarkan pembagian segmen
dalam bentuk persegi dan segitiga pada peta topografi yang terlampir pada
masing-masing stasiun hujan.

Gambar 2.1 Penggambaran titik stasiun dengan metode polygon thiessen

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 8


Catchment area merupakan luasan DAS perencanaan dari Sungai Binuang,
dengan membagi luasan tersebut menjadi beberapa area. Jadi, total luas catchment
untuk perencanaan embung sebesar 25,042 km2.

Gambar 2.2 Luas catchment area

2.3.2 Mengubah Hujan Titik Menjadi Hujan Wilayah


Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan dan benda padat (dapat
berbentuk cair atau beku) dari atmosfir ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat
berupa hujan dan embun dan presipitasi beku dapat berupa salju. Dalam uraian
selanjutnya yang dimaksud dengan presipitasi adalah hanya yang berupa hujan.
Curah hujan wilayah disebut juga dengan curah hujan terpusat dimana curah hujan
yang didapat dari hasil pencatatan alat pengukur hujan atau data curah hujan yang
akan diolah berupa data kasar atau data mentah yang tidak dapat langsung dipakai.
Dalam suatu daerah terdapat stasiun pencatat curah hujan.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 9


Curah hujan wilayah diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah
hujan. Cara menghitung curah hujan wilayah dapat ditentukan dari pengamatan
curah hujan di beberapa titik. Hasil pengukuran data hujan dari masing-masing alat
pengukuran hujan adalah merupakan data hujan suatu titik (point rainfall). Padahal
untuk kepentingan analisis yang diperlukan adalah data hujan suatu wilayah (areal
rainfall).
Terdapat tiga (3) metode yang dapat digunakan untuk menghitung curah
hujan rerata, yaitu:
1. Metode Rerata Aritmatik
2. Metode garis-garis Isohyet
3. Metode Polygon Thiessen

Untuk menghitung curah hujan rerata kami menggunakan Metode Rerata


Aritmatik. Pos pengamatan hujan yang digunakan ada 3 yaitu:
 Binuang
 Miawa
 Padang Batung

Contoh perhitungan Rerata Aritmatik:

𝑅1+𝑅2+..+𝑅𝑛
R =
𝑛

Dimana :
R’ = curah hujan darah/wilayah
n = jumlah data
R1, R2, Rn = besarnya curah hujan di tiap-tiap stasiun

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 10


Contoh perhitungan dengan cara Polygon Thiessen :

𝐴1.𝑃1+𝐴2.𝑃2+ .… +𝐴𝑛.𝑃𝑛
P=
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝐴1.𝑃1+𝐴2.𝑃2+ 𝐴.𝑃+ .… +𝐴𝑛.𝑃𝑛


P=
𝐴1+𝐴2+𝐴3+ …. +𝐴𝑛

Dimana:
P = curah hujan rata-rata
P1,…, Pn = curah hujan pada setiap stasiun
A1,…, An = luas yang dibatasi tiap polygon

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 11


2.4 Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan dari Stasiun
Binuang, Stasiun Miawa, dan Stasiun Padang Batung. Berikut ini adalah data curah
hujan yang dilampirkan dengan menggunakan metode Polygon Thiessen.

Tabel 2.1 Data curah hujan

No. Tahun Binuang Miawa Padang Batung Rata-Rata


1 1978 75 75,000
2 1979 114 114,000
3 1980 96 96,000
4 1981 94 94,000
5 1982 54 54,000
6 1983 60 60,000
7 1984 57 57,000
8 1985 73,8 60 66,900
9 1986 73 50 61,500
10 1987 51,2 60 55,600
11 1988 60 90 75,000
12 1989 70,3 270 170,150
13 1990 60,2 160 110,100
14 1991 45,2 210 127,600
15 1992 79 79,000
16 1993 126 160 143,000
17 1994 102 80,9 52 78,300
18 1995 108 87,5 52 82,500
19 1996 97 90,2 43 76,733
20 1997 74 77 110 87,000
21 1998 115 89,5 72 92,167
22 1999 128 60 38 75,333
23 2000 122 42 47 70,333
24 2001 95 42 37 58,000
25 2002 87 40,4 59 62,133
26 2003 124 178,2 354 218,733
27 2004 63 22,2 127 70,733
28 2005 89 81 85,000
29 2006 97 90 93,500

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 12


2.5 Data Tanah
Data tanah yang digunakan untuk perancangan Embung Binuang
menggunakan data tanah daerah Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi
Kalimantan selatan. Data yang digunakan adalah data sondir lapangan dan uji
laboratorium pada Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik ULM. Data
pengujian laboratorium dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Data Hasil Pengujian Laboratorium

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 13


BAB III
ANALISA HIDROLOGI
BAB III
ANALISA HIDROLOGI

3.1 Analisa Frekuensi


Untuk perhitungan desain banjir, maka data hujan dianalisa dengan
menggunakan metode yaitu:
 Metode Distribusi Normal
 Metode Distribusi Log Normal
 Metode Gumbel
 Metode Log Person Type III
Dengan metode tersebut, akan mendapatkan besarnya hujan rata-rata yang
diharapkan terjadi dalam periode ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, 100
tahun.
Rumus-rumus yang digunakan adalah:
3.1.1 Metode Distribusi Normal

𝑋𝑡 = 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑘 . 𝑆𝑥
Dimana:
Xt = Besaran yang diharapkan terjadi dalam (t) tahun
Xrata-rata = Harga pengamatan aritmatik
k = Faktor frekuensi
Sx = Standart deviasi
t = Periode ulang

Faktor frekuensi (k) didapat dari tabel Nilai Variabel Reduksi Gauss

∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2
𝑆𝑥 = √
𝑛−1

Dimana:
n = Banyaknya pengamatan
xi = Harga besaran pada pengamatan tertentu

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 14


3.1.2 Metode Distribusi Log Normal
X = 10log X

k . S Log x + Log Xrata-rata

k . S Log

∑(𝑥𝑖 − 𝑥𝑎 )2
𝑆 log 𝑥 = √
𝑛−1

∑(log 𝑋𝑖 − log 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2


𝑆 log 𝑥 = √
𝑛−1

Dimana:
n = Banyaknya pengamatan
xi = Harga besaran pada pengamatan tertentu
Keterangan: Faktor frekuensi (k) didapat dari tabel Nilai Variabel Reduksi Gauss

3.1.3 Metode Gumbel

𝑋𝑡 = 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑘 . 𝑆𝑥
Dimana:
Xt = Besaran yang diharapkan terjadi dalam (t) tahun
Xrata-rata = Harga pengamatan aritmatik
k = Faktor frekuensi
Sx = Standart deviasi
𝑇−1
𝑌𝑡 = − 𝐿𝑛 (− 𝐿𝑛 ( ))
𝑇
Dimana:
Yt = Reduced variatied (beda untuk return periode)
T = Kala ulang (tahun)
𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
𝑘=
𝑆𝑛

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 15


Dimana:
Yt = Reduced variatied (beda untuk return periode)
Yn = Reduksi variat rata-rata (reduced mean)
Sn = Deviasi Standar (reduces standard deviation)
Keterangan: Yn didapat dari tabel Hubungan Reduksi Variat Rata-Rata (Yn)
Dengan Jumlah Data (N) dan Sn didapat dari tabel Hubungan Antara Deviasi
Standar (Sn) dan Reduksi Variat Dengan Jumlah Data (n)

∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2
𝑆𝑥 = √
𝑛−1

Dimana:
n = Banyaknya pengamatan
xi = Harga besaran pada pengamatan tertentu

3.1.4 Metode Log Person Type III


X = log X10

k . S Log x + Log Xrata-rata

k . S Log x

Kt didapat dari tabel Nilai KT untuk distribusi Pearson III (kemencengan positif)

𝑛 . ∑(log 𝑋𝑖 − log 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2


𝐶𝑠 = ( )
((𝑛 − 1) . (𝑛 − 2) . (𝑆 log 𝑋)3 )

∑(log 𝑋𝑖 − log 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2


𝑆 log 𝑥 = √
𝑛−1

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 16


3.2 Analisa Curah Hujan Rata-Rata

Tabel 3.1 Data Curah Hujan Maksimum Tahunan


No. Tahun Rmaks (mm)
1 1982 54.00
2 1987 55.60
3 1984 57.00
4 2001 58.00
5 1983 60.00
6 1986 61.50
7 2002 62.13
8 1985 66.90
9 2000 70.33
10 2004 70.73
11 1978 75.00
12 1988 75.00
13 1999 75.33
14 1996 76.73
15 1994 78.30
16 1992 79.00
17 1995 82.50
18 2005 85.00
19 1997 87.00
20 1998 92.17
21 2006 93.50
22 1981 94.00
23 1980 96.00
24 1990 110.10
25 1979 114.00
26 1991 127.60
27 1993 143.00
28 1989 170.15
29 2003 218.73

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 17


1) Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal
Tabel 3.2 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal

No. Tahun Xi Xi Urut Xi-X (Xi-X)²


1 1978 75.00 54.00 -35.29 1245.16
2 1979 114.00 55.60 -33.69 1134.80
3 1980 96.00 57.00 -32.29 1042.44
4 1981 94.00 58.00 -31.29 978.86
5 1982 54.00 60.00 -29.29 857.72
6 1983 60.00 61.50 -27.79 772.11
7 1984 57.00 62.13 -27.15 737.31
8 1985 66.90 66.90 -22.39 501.17
9 1986 61.50 70.33 -18.95 359.23
10 1987 55.60 70.73 -18.55 344.23
11 1988 75.00 75.00 -14.29 204.11
12 1989 170.15 75.00 -14.29 204.11
13 1990 110.10 75.33 -13.95 194.70
14 1991 127.60 76.73 -12.55 157.59
15 1992 79.00 78.30 -10.99 120.71
16 1993 143.00 79.00 -10.29 105.82
17 1994 78.30 82.50 -6.79 46.06
18 1995 82.50 85.00 -4.29 18.38
19 1996 76.73 87.00 -2.29 5.23
20 1997 87.00 92.17 2.88 8.29
21 1998 92.17 93.50 4.21 17.75
22 1999 75.33 94.00 4.71 22.21
23 2000 70.33 96.00 6.71 45.07
24 2001 58.00 110.10 20.81 433.19
25 2002 62.13 114.00 24.71 610.74
26 2003 218.73 127.60 38.31 1467.90
27 2004 70.73 143.00 53.71 2885.11
28 2005 85.00 170.15 80.86 6538.86
29 2006 93.50 218.73 129.45 16756.41
Jumlah 2589.3 2589.3 0.00 37815.27
Rata-rata 89.3 0.00 1303.97
n = banyaknya pengamatan (tahun)
∑ 𝑋𝑖
Xrata − rata =
𝑛
2589,3
Xrata − rata = = 89,3
29

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 18


∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2
𝑆𝑥 = √
𝑛−1

37815,27
𝑆𝑥 = √ = 36,75
29 − 1

Tabel 3.3 Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal


Kala Hujan
Faktor
Ulang T Rancanga
Frekuensi (k)
(tahun) n (XT) mm
2 0.00 89.29
5 0.84 120.16
10 1.28 136.33
25 1.46 142.94
50 2.05 164.62
100 2.33 174.91
200 2.58 184.10
500 2.88 195.13
1000 3.09 202.84

Faktor frekuensi (k) didapat dari tabel Nilai Variabel Reduksi Gauss
𝑋𝑡 = 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑘 . 𝑆𝑥
𝑋𝑡 = 89,29 + 3,09 . 36,75 = 176,92 𝑚𝑚

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 19


2) Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal
Tabel 3.4 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal

No. Xi (mm) Log X i (Log Xi -Log X)2

(1) (2) (3) (4)


1 54.00 1.7324 0.0366
2 55.60 1.7451 0.0319
3 57.00 1.7559 0.0282
4 58.00 1.7634 0.0257
5 60.00 1.7782 0.0212
6 61.50 1.7889 0.0182
7 62.13 1.7933 0.0170
8 66.90 1.8254 0.0097
9 70.33 1.8472 0.0059
10 70.73 1.8496 0.0055
11 75.00 1.8751 0.0024
12 75.00 1.8751 0.0024
13 75.33 1.8770 0.0022
14 76.73 1.8850 0.0015
15 78.30 1.8938 0.0009
16 79.00 1.8976 0.0007
17 82.50 1.9165 0.0001
18 85.00 1.9294 0.0000
19 87.00 1.9395 0.0002
20 92.17 1.9646 0.0017
21 93.50 1.9708 0.0022
22 94.00 1.9731 0.0024
23 96.00 1.9823 0.0034
24 110.10 2.0418 0.0139
25 114.00 2.0569 0.0177
26 127.60 2.1059 0.0331
27 143.00 2.1553 0.0536
28 170.15 2.2308 0.0943
29 218.73 2.3399 0.1732
∑ 2589.32 55.7896 0.6059

n = banyaknya pengamatan (tahun)


∑ log 𝑋𝑖
log Xrata − rata = 𝑛
55,7896
log Xrata − rata = = 1,924
29

∑(log 𝑋𝑖 − log 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2


𝑆 log 𝑥 = √
𝑛−1

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 20


0,6059
𝑆 log 𝑥 = √ = 0,147
29 − 1

Tabel 3.5 Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal


Kala
Faktor K. S Log
Ulang T Log X X (mm)
Frekuensi (k) X
(tahun)
2 0.00 0.00 1.92 83.90
5 0.84 0.12 2.05 111.52
10 1.28 0.19 2.11 129.44
25 1.46 0.21 2.14 137.58
50 2.05 0.30 2.23 168.01
100 2.33 0.34 2.27 184.73
200 2.58 0.38 2.30 201.05
500 2.88 0.42 2.35 222.55
1000 3.09 0.45 2.38 238.96

Faktor frekuensi (k) didapat dari tabel Nilai Variabel Reduksi Gauss
k . S Log x = 3,09 . 0,147 = 0,45
log X = k . S Log x + Log Xrata-rata
= 0,45+ 1,924 = 2,38
X = 10log X
= 102,38 = 211,69 mm

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 21


3) Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Gumbel
Tabel 3.6 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Gumbel
No. Curah Hujan; X i (mm) (Xi-X) (Xi -X)2
(1) (2) (3) (4)
1 54.00 -35.29 1245.16
2 55.60 -33.69 1134.80
3 57.00 -32.29 1042.44
4 58.00 -31.29 978.86
5 60.00 -29.29 857.72
6 61.50 -27.79 772.11
7 62.13 -27.15 737.31
8 66.90 -22.39 501.17
9 70.33 -18.95 359.23
10 70.73 -18.55 344.23
11 75.00 -14.29 204.11
12 75.00 -14.29 204.11
13 75.33 -13.95 194.70
14 76.73 -12.55 157.59
15 78.30 -10.99 120.71
16 79.00 -10.29 105.82
17 82.50 -6.79 46.06
18 85.00 -4.29 18.38
19 87.00 -2.29 5.23
20 92.17 2.88 8.29
21 93.50 4.21 17.75
22 94.00 4.71 22.21
23 96.00 6.71 45.07
24 110.10 20.81 433.19
25 114.00 24.71 610.74
26 127.60 38.31 1467.90
27 143.00 53.71 2885.11
28 170.15 80.86 6538.86
29 218.73 129.45 16756.41
∑ 2589.32 37815.27

n = banyaknya pengamatan (tahun)


∑ 𝑋𝑖
Xrata − rata =
𝑛
2589,32
Xrata − rata = = 89,29
29

∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2
𝑆𝑥 = √
𝑛−1

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 22


37815,27
𝑆𝑥 = √ = 36,75
29 − 1

Yn = 0,5353

Sn = 1,1086

Keterangan:
Yn didapat dari tabel Hubungan Reduksi Variat Rata-Rata (Yn) dengan
Jumlah Data (N)
Sn didapat dari tabel Hubungan Antara Deviasi Standar (Sn) dan Reduksi
Variat dengan Jumlah Data (n)
Tabel 3.7 Hujan Rancangan Metode Distribusi Gumbel
Kala Faktor Hujan
Reduce
Ulang T Frekuensi Rancangan (XT)
Variated (Yt)
(tahun) (k) mm
2 0.3665 -0.15 83.69
5 1.4999 0.87 121.26
10 2.2504 1.55 146.14
25 3.1985 2.40 177.57
50 3.9019 3.04 200.89
100 4.6001 3.67 224.04
200 5.2958 4.29 247.10
500 6.2136 5.12 277.52
1000 6.9073 5.75 300.52

𝑇−1
𝑌𝑡 = − 𝐿𝑛 (− 𝐿𝑛 ( ))
𝑇
1000 − 1
𝑌𝑡 = − 𝐿𝑛 (− 𝐿𝑛 ( )) = 6,91
1000
𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
𝑘=
𝑆𝑛

6,91 − 0,5353
𝑘= = 5,57
1,1086

𝑋𝑡 = 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑘 . 𝑆𝑥
𝑋𝑡 = 89,29 + 5,75 . 36,75 = 300,52 𝑚𝑚

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 23


4) Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson Type
III
Tabel 3.8 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log
Pearson Type III

No. Xi (mm) Log Xi (Log Xi -Log X)2 (Log Xi -Log X)3

(1) (2) (3) (4) (5)


1 54.00 1.7324 0.0366 -0.0070
2 55.60 1.7451 0.0319 -0.0057
3 57.00 1.7559 0.0282 -0.0047
4 58.00 1.7634 0.0257 -0.0041
5 60.00 1.7782 0.0212 -0.0031
6 61.50 1.7889 0.0182 -0.0025
7 62.13 1.7933 0.0170 -0.0022
8 66.90 1.8254 0.0097 -0.0010
9 70.33 1.8472 0.0059 -0.0004
10 70.73 1.8496 0.0055 -0.0004
11 75.00 1.8751 0.0024 -0.0001
12 75.00 1.8751 0.0024 -0.0001
13 75.33 1.8770 0.0022 -0.0001
14 76.73 1.8850 0.0015 -0.0001
15 78.30 1.8938 0.0009 0.0000
16 79.00 1.8976 0.0007 0.0000
17 82.50 1.9165 0.0001 0.0000
18 85.00 1.9294 0.0000 0.0000
19 87.00 1.9395 0.0002 0.0000
20 92.17 1.9646 0.0017 0.0001
21 93.50 1.9708 0.0022 0.0001
22 94.00 1.9731 0.0024 0.0001
23 96.00 1.9823 0.0034 0.0002
24 110.10 2.0418 0.0139 0.0016
25 114.00 2.0569 0.0177 0.0024
26 127.60 2.1059 0.0331 0.0060
27 143.00 2.1553 0.0536 0.0124
28 170.15 2.2308 0.0943 0.0289
29 218.73 2.3399 0.1732 0.0721
∑ 2589.32 55.7896 0.6059 0.0924

n = banyaknya pengamatan (tahun)


∑ log 𝑋𝑖
log Xrata − rata = 𝑛
55,7896
log Xrata − rata = = 1,9238
29

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 24


∑(log 𝑋𝑖 − log 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2
𝑆 log 𝑥 = √
𝑛−1

0,6059
𝑆 log 𝑥 = √ = 0,1471
29 − 1

𝑛 . ∑(log 𝑋𝑖 − log 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 )2


𝐶𝑠 = ( )
((𝑛 − 1) . (𝑛 − 2) . (𝑆 log 𝑋)3 )

29 . (0,6059)2
𝐶𝑠 = ( ) = 1,1132
((29 − 1) . (29 − 2) . (0,1471)3 )

Tabel 3.9 Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson Type III
Kala Faktor
Ulang T Frekuensi K. S Log X Log X X (mm)
(tahun) (K)
2 -0.180 -0.0265 1.897 78.94
5 0.745 0.1096 2.033 107.99
10 1.341 0.1973 2.121 132.14
25 2.066 0.3039 2.228 168.92
50 2.585 0.3803 2.304 201.39
100 3.087 0.4541 2.378 238.72
200 3.575 0.5259 2.450 281.62
500 3.989 0.5868 2.511 324.06
1000 4.680 0.6884 2.612 409.47

Kt didapat dari tabel Nilai KT untuk distribusi Pearson III (kemencengan


positif)
kt . S Log x = 4,68 . 0,1471 = 0,6884
log X = kt . S Log x + Log Xrata-rata
= 0,6884+ 1,9238 = 2,612
X = 10log X
= 102,612 = 409,47 mm

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 25


3.3 Uji Chi Kuadrat
Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
peluang yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang
dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter chi-kuadrat, oleh
karena itu disebut uji chi kuadrat, yang dapat dihitung dengan:

 hit
2
G

Oi  Ei 2
i 1 Ei

Dimana:
 hit
2
= Parameter Chi kuadrat terhitung yang merupakan variabel acak
G = Jumlah sub kelompok
Oi = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama
Ei = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya
Prosedur uji Chi-Kuadrat adalah:
1) Urutkan data pengamatan (dari besar ke kecil atau sebaliknya)
2) Kelompokkan data menjadi G sub-group, minimal 4 sub group tiap-tiap data
pengamatan
3) Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub group
4) Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei
5) Tiap-tiap sub group hitung nilai:
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 dan
𝐸𝑖
6) Untuk menentukan nilai chi kuadrat hitung, jumlahkan seluruh G sub Group
nilai:
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝐸𝑖
7) Tentukan derajat kebebasan Dk = G - R - 1 dari tabel

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 26


Tabel 3.10 Perhitungan Uji Chi Kuadrat Untuk Distribusi Curah Hujan
Xi diurut dari besar ke
No. Xi (mm)
kecil
1 75.00 218.73
2 114.00 170.15
3 96.00 143.00
4 94.00 127.60
5 54.00 114.00
6 60.00 110.10
7 57.00 96.00
8 66.90 94.00
9 61.50 93.50
10 55.60 92.17
11 75.00 87.00
12 170.15 85.00
13 110.10 82.50
14 127.60 79.00
15 79.00 78.30
16 143.00 76.73
17 78.30 75.33
18 82.50 75.00
19 76.73 75.00
20 87.00 70.73
21 92.17 70.33
22 75.33 66.90
23 70.33 62.13
24 58.00 61.50
25 62.13 60.00
26 218.73 58.00
27 70.73 57.00
28 85.00 55.60
29 93.50 54.00
Jumlah = 2589.30

Jumlah data (n) = 29


Kelas distribusi (K) = 1 + (3,3 . log n)
= 1 + (3,3 . log 29)
= 5,858 = 6
Parameter (p) =2
Derajat kebebasan (DK) = K – (p+1)
= 6 – (2+1)

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 27


=3
Nilai X2cr dengan N = 29, α = 5% dan Dk = 3, adalah = 7,815
Kelas Distribusi = 1/K * 100% = (1/6) * 100% = 17%
Interval distribusi adalah 17%, 33%, 50%, 67%, 83%
Persentase 17%
P(x)= 17% diperoleh T =1/ Px = 1/(17/100) = 6 Tahun
Persentase 33%
P(x)= 33% diperoleh T =1/ Px = 1/(33/100) = 3 Tahun
Persentase 50%
P(x)= 50% diperoleh T =1/ Px = 1/(50/100) = 2 Tahun
Persentase 67%
P(x)= 67% diperoleh T =1/ Px = 1/(67/100) = 1,5 Tahun
Persentase 83%
P(x)= 83% diperoleh T =1/ Px = 1/(83/100) = 1,2 Tahun

Menghitung Interval Kelas


a. Distribusi Probalitas Gumbel
Dengan jumlah data (N) = 29 maka didapat nilai:
Yn = 0,5353
Sn = 1,1086
− 𝐿𝑛 (𝑇 − 1)
𝑌𝑡 = −𝐿𝑛 ( )
𝑇
(𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)
𝐾=
𝑆𝑛

Sehingga:
T=6; Yt = -Ln (-Ln ((T-1)/T))
= -Ln (-Ln ((6-1)/6))
= 1,7020

Maka
K = (Yt – Yn)/Sn

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 28


= (1,702 – 0,54)/ 1,1085
= 1,0524

T=3; Yt = -Ln (-Ln ((T-1)/T))


= -Ln (-Ln ((3-1)/3))
= 0,903
Maka
K = (Yt – Yn)/Sn
= (0,903 – 0,54)/ 1,1085
= 0,3314

T=2; Yt = -Ln (-Ln ((T-1)/T))


= -Ln (-Ln ((2-1)/2))
= 0,367
Maka
K = (Yt – Yn)/Sn
= (0,367 – 0,54)/ 1,1085
= -0,152

T = 1,5; Yt = -Ln (-Ln ((T-1)/T))


= -Ln (-Ln ((1,5-1)/1,5))
= -0,094
Maka
K = (Yt – Yn)/Sn
= (-0,094– 0,54)/ 1,1085
= -0,568

T = 1,2; Yt = -Ln (-Ln ((T-1)/T))


= -Ln (-Ln ((1,2-1)/1,2))
= -0,583
Maka
K = (Yt – Yn)/Sn

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 29


= (-0,583– 0,54)/ 1,1085
= -1,0089

Xrata-rata = 80,77
S = 31,12
Maka interval kelas:
XT = Xn + (Yt - Yn)*Sx/Sn

Tabel 3.11 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Gumbel


Kelas Interval Ef Of Of-Ef

1 > 127.9620 4.8333 3 -1.8333 0.695


2 101.4667 - 127.9620 4.8333 3 -1.8333 0.695
3 83.6915 - 101.4667 4.8333 6 1.1667 0.282
4 68.4241 - 83.6915 4.8333 9 4.1667 3.592
5 52.2089 - 68.4241 4.8333 8 3.1667 2.075
6 < 52.2089 4.8333 0 -4.8333 4.833
∑ 29 29 χ2 12.172

b. Distribusi Probalitas Normal


Nilai KT berdasarkan nilai T didapat dari tabel Nilai Variabel Reduksi
Gauss:
T=6 maka Kt = 0,93
T=3 maka Kt = 0,41
T=2 maka Kt = -0,00
T = 1,5 maka Kt = -0,44
T = 1,2 maka Kt = -0,997
Xrata-rata = 89,29
S = 36,75
Maka interval kelas:
XT = Xn + (Yt - Yn)*Sx/Sn

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 30


Tabel 3.12 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Normal


Kelas Interval Ef Of Of-Ef

1 > 123.3906 4.8333 4 -0.8333 0.144


2 104.4516 - 123.3906 4.8333 1 -3.8333 3.040
3 89.2868 - 104.4516 4.8333 1 -3.8333 3.040
4 73.0709 - 89.2868 4.8333 2 -2.8333 1.661
5 52.6420 - 73.0709 4.8333 5 0.1667 0.006
6 < 52.6420 4.8333 16 11.1667 25.799
∑ 29 29 χ2 33.690

c. Distribusi Probalitas Log Normal


Nilai KT berdasarkan nilai T didapat dari tabel Nilai Variabel Reduksi
Gauss:
T=6 maka Kt = 0,928
T=3 maka Kt = 0,413
T=2 maka Kt = -0,00
T = 1,5 maka Kt = -0,441
T = 1,2 maka Kt = -0,997

Log X = 1,9238
S log X = 0,1471
Maka interval kelas:
Log X = Log X + KTxS Log x
=1,9238 + KT x 0,1471
Sehingga:

Tabel 3.13 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Log Normal


Kelas Interval Ef Of Of-Ef

1 > 114.8923 4.8333 4 -0.8333 0.144


2 96.4899 - 114.8923 4.8333 2 -2.8333 1.661
3 83.9035 - 96.4899 4.8333 6 1.1667 0.282
4 72.2555 - 83.9035 4.8333 7 2.1667 0.971
5 59.8546 - 72.2555 4.8333 6 1.1667 0.282
6 < 59.8546 4.8333 4 -0.8333 0.144
∑ 29 29 χ2 3.483

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 31


d. Distribusi Probalitas Log Pearson Type III
Nilai KT dihitung berdasarkan nilai Cs = 0,1600 dan nilai T untuk
berbagai periode ulang adalah:
T=6 maka Kt = 0,864
T=3 maka Kt = 0,128
T=2 maka Kt = -0,18
T = 1,5 maka Kt = -0,625
T = 1,2 maka Kt = -0,985
Log X = 1,9238
S log X = 0,1471
Maka interval kelas:
Log X = Log X + KTxS Log x
=1,9238 + KT x 0,1471
Sehingga:
Tabel 3.14 Uji Chi Kuadrat Terhadap Distribusi Log Pearson Type III


Kelas Interval Ef Of Of-Ef

1 > 112.4361 4.8333 5 0.1667 0.006


2 87.6311 - 112.4361 4.8333 5 0.1667 0.006
3 78.9408 - 87.6311 4.8333 4 -0.8333 0.144
4 67.8878 - 78.9408 4.8333 7 2.1667 0.971
5 60.1091 - 67.8878 4.8333 3 -1.8333 0.695
6 < 60.1091 4.8333 5 0.1667 0.006
∑ 29 29 χ2 1.828

Tabel 3.15 Rekapitulasi nilai X2 dan X2cr


Chi² Chi² tabel
No Distribusi Kesimpulan
Hitung 5%

1 Normal 33.690 7.815 Tidak diterima


2 Log Normal 3.483 7.815 Diterima
3 Gumbel 12.172 7.815 Tidak diterima
4 Log Pearson III 1.828 7.815 Diterima

Jika X2 < X2cr, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi log normal dan log
pearson tipe 3 dapat diterima.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 32


3.4 Uji Smirnov
 Kolmogorov Terhadap Distribusi Normal

Tabel 3.16 Kolmogorov Terhadap Distribusi Normal


i Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ∆P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5)-(3)
1 218.73 0.97 3.52 0.9998 0.03
2 170.15 0.93 2.20 0.9861 0.05
3 143.00 0.90 1.46 0.9278 0.03
4 127.60 0.87 1.04 0.8508 -0.02
5 114.00 0.83 0.67 0.7486 -0.08
6 110.10 0.80 0.57 0.7157 -0.08
7 96.00 0.77 0.18 0.5714 -0.20
8 94.00 0.73 0.13 0.5517 -0.18
9 93.50 0.70 0.11 0.5438 -0.16
10 92.17 0.67 0.08 0.5319 -0.13
11 87.00 0.63 -0.06 0.4761 -0.16
12 85.00 0.60 -0.12 0.4522 -0.15
13 82.50 0.57 -0.18 0.4286 -0.14
14 79.00 0.53 -0.28 0.3897 -0.14
15 78.30 0.50 -0.30 0.3821 -0.12
16 76.73 0.47 -0.34 0.3669 -0.10
17 75.33 0.43 -0.38 0.3520 -0.08
18 75.00 0.40 -0.39 0.3483 -0.05
19 75.00 0.37 -0.39 0.3483 -0.02
20 70.73 0.33 -0.50 0.3085 -0.02
21 70.33 0.30 -0.52 0.3015 0.00
22 66.90 0.27 -0.61 0.2709 0.00
23 62.13 0.23 -0.74 0.2296 0.00
24 61.50 0.20 -0.76 0.2236 0.02
25 60.00 0.17 -0.80 0.2119 0.05
26 58.00 0.13 -0.85 0.1977 0.06
27 57.00 0.10 -0.88 0.1894 0.09
28 55.60 0.07 -0.92 0.1788 0.11
29 54.00 0.03 -0.96 0.1685 0.14
Total = 2589.30 N= 68.03 ∆P max = 0.14
Rerata = 89.2868 Cs = 2.07
Std Dev = 36.7498 Ck = 4.95 ∆P = 0.246

Simpangan maksimum (∆P maksimum) = 0,14

Jika jumlah data 29 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5% maka dari Tabel
Nilai Kritis Do Untuk Uji Smirnov - kolmogorov.
Didapat ∆D kritis = 0,246. jadi ∆P maksimum > ∆P kritis, dengan demikian
distribusi probabilitas normal tidak dapat diterima untuk menganalisis data
hujan diatas.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 33


 Kolmogorov Terhadap Distribusi Log Normal

Tabel 3.17 Kolmogorov Terhadap Distribusi Log Normal


i Log Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ∆P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5)-(3)
1 2.3399 0.97 2.83 0.9977 0.03
2 2.2308 0.93 2.09 0.9817 0.05
3 2.1553 0.90 1.57 0.9418 0.04
4 2.1059 0.87 1.24 0.8925 0.03
5 2.0569 0.83 0.91 0.8159 -0.02
6 2.0418 0.80 0.80 0.7881 -0.01
7 1.9823 0.77 0.40 0.6554 -0.11
8 1.9731 0.73 0.34 0.6331 -0.10
9 1.9708 0.70 0.32 0.6255 -0.07
10 1.9646 0.67 0.28 0.6103 -0.06
11 1.9395 0.63 0.11 0.5438 -0.09
12 1.9294 0.60 0.04 0.5160 -0.08
13 1.9165 0.57 -0.05 0.4801 -0.09
14 1.8976 0.53 -0.18 0.4286 -0.10
15 1.8938 0.50 -0.20 0.4207 -0.08
16 1.8850 0.47 -0.26 0.3974 -0.07
17 1.8770 0.43 -0.32 0.3745 -0.06
18 1.8751 0.40 -0.33 0.3707 -0.03
19 1.8751 0.37 -0.33 0.3085 -0.06
20 1.8496 0.33 -0.50 0.3015 -0.03
21 1.8471 0.30 -0.52 0.2514 -0.05
22 1.8254 0.27 -0.67 0.1867 -0.08
23 1.7933 0.23 -0.89 0.1788 -0.05
24 1.7889 0.20 -0.92 0.1611 -0.04
25 1.7782 0.17 -0.99 0.1379 -0.03
26 1.7634 0.13 -1.09 0.1271 -0.01
27 1.7559 0.10 -1.14 0.1131 0.01
28 1.7451 0.07 -1.21 0.0968 0.03
29 1.7324 0.03 -1.30 0.0968 0.06
Total = 55.7895 N= 366.18 ∆P max = 0.06
Rerata = 1.9238 Cs = 1.11
Std Dev = 0.1471 Ck = 1.23 ∆P = 0.246

Simpangan maksimum (∆P maksimum) = 0,06

Jika jumlah data 29 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5% maka dari Tabel Nilai
Kritis Do Untuk Uji Smirnov - kolmogorov.
Didapat ∆P kritis = 0,246. jadi ∆P maksimum > ∆P kritis, dengan demikian
distribusi probabilitas log normal tidak dapat diterima untuk menganalisis data
hujan diatas.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 34


 Kolmogorov Terhadap Distribusi Gumbel

Tabel 3.18 Kolmogorov Terhadap Distribusi Gumbel


i Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ∆P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5)-(3)
1 218.73 0.97 3.52 0.9998 0.03
2 170.15 0.93 2.20 0.9861 0.05
3 143.00 0.90 1.46 0.9278 0.03
4 127.60 0.87 1.04 0.8508 -0.02
5 114.00 0.83 0.67 0.7486 -0.08
6 110.10 0.80 0.57 0.7157 -0.08
7 96.00 0.77 0.18 0.5714 -0.20
8 94.00 0.73 0.13 0.5517 -0.18
9 93.50 0.70 0.11 0.5438 -0.16
10 92.17 0.67 0.08 0.5319 -0.13
11 87.00 0.63 -0.06 0.4761 -0.16
12 85.00 0.60 -0.12 0.4522 -0.15
13 82.50 0.57 -0.18 0.4286 -0.14
14 79.00 0.53 -0.28 0.3897 -0.14
15 78.30 0.50 -0.30 0.3821 -0.12
16 76.73 0.47 -0.34 0.3669 -0.10
17 75.33 0.43 -0.38 0.3520 -0.08
18 75.00 0.40 -0.39 0.3483 -0.05
19 75.00 0.37 -0.39 0.3483 -0.02
20 70.73 0.33 -0.50 0.3085 -0.02
21 70.33 0.30 -0.52 0.3015 0.00
22 66.90 0.27 -0.61 0.2709 0.00
23 62.13 0.23 -0.74 0.2296 0.00
24 61.50 0.20 -0.76 0.2236 0.02
25 60.00 0.17 -0.80 0.2119 0.05
26 58.00 0.13 -0.85 0.1977 0.06
27 57.00 0.10 -0.88 0.1894 0.09
28 55.60 0.07 -0.92 0.1788 0.11
29 54.00 0.03 -0.96 0.1685 0.14
Total = 2589.30 N= 68.03 ∆P max = 0.14
Rerata = 89.2862 Cs = 2.07
Std Dev = 36.7498 Ck = 4.95 ∆P = 0.246

Simpangan maksimum (∆P maksimum) = 0,14

Jika jumlah data 29 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5% maka dari Tabel Nilai
Kritis Do Untuk Uji Smirnov - kolmogorov.
Didapat ∆P kritis = 0,246 jadi ∆P maksimum > ∆P kritis, dengan demikian
distribusi probabilitas gumbel tidak dapat diterima untuk menganalisis data hujan
diatas.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 35


 Kolmogorov Terhadap Distribusi Log Pearson Type III

Tabel 3.19 Kolmogorov Terhadap Distribusi Log Pearson Type III


i Log Xi P(Xi) f(t) P'(Xi) ∆P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (5)-(3)
1 2.3399 0.97 2.83 0.9977 0.03
2 2.2308 0.93 2.09 0.9817 0.05
3 2.1553 0.90 1.57 0.9418 0.04
4 2.1059 0.87 1.24 0.8925 0.03
5 2.0569 0.83 0.90 0.8159 -0.02
6 2.0418 0.80 0.80 0.7881 -0.01
7 1.9823 0.77 0.40 0.6554 -0.11
8 1.9731 0.73 0.34 0.6331 -0.10
9 1.9708 0.70 0.32 0.6255 -0.07
10 1.9646 0.67 0.28 0.6103 -0.06
11 1.9395 0.63 0.11 0.5438 -0.09
12 1.9294 0.60 0.04 0.5160 -0.08
13 1.9165 0.57 -0.05 0.4801 -0.09
14 1.8976 0.53 -0.18 0.4286 -0.10
15 1.8938 0.50 -0.20 0.4207 -0.08
16 1.8850 0.47 -0.26 0.3974 -0.07
17 1.8770 0.43 -0.32 0.3745 -0.06
18 1.8751 0.40 -0.33 0.3707 -0.03
19 1.8751 0.37 -0.33 0.3085 -0.06
20 1.8496 0.33 -0.50 0.3015 -0.03
21 1.8471 0.30 -0.52 0.2514 -0.05
22 1.8254 0.27 -0.67 0.1867 -0.08
23 1.7933 0.23 -0.89 0.1788 -0.05
24 1.7889 0.20 -0.92 0.1611 -0.04
25 1.7782 0.17 -0.99 0.1379 -0.03
26 1.7634 0.13 -1.09 0.1271 -0.01
27 1.7559 0.10 -1.14 0.1131 0.01
28 1.7451 0.07 -1.21 0.0968 0.03
29 1.7324 0.03 -1.30 0.0968 0.06
Total = 55.7895 N= 366.18 ∆P max = 0.06
Rerata = 1.9238 Cs = 1.11
Std Dev = 0.1471 Ck = 1.23 ∆P = 0.246

Simpangan maksimum (∆P maksimum) = 0,06

Jika jumlah data 29 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5% maka dari Tabel Nilai
Kritis Do Untuk Uji Smirnov - kolmogorov.
Didapat ∆P kritis = 0,246. jadi ∆P maksimum < ∆P kritis, dengan demikian
distribusi probabilitas dapat diterima untuk menganalisis data hujan diatas.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 36


3.5 Kesimpulan Uji Chi Kuadrat dan Uji Sminov

Tabel 3.20 Kesimpulan Uji Chi Kuadrat


Chi² Chi² tabel
No Distribusi Kesimpulan
Hitung 5%

1 Normal 33.690 7.815 Tidak diterima


2 Log Normal 3.483 7.815 Diterima
3 Gumbel 12.172 7.815 Tidak diterima
4 Log Pearson III 1.828 7.815 Diterima

Jumlah Data (N) = 29 Tahun


DK =3
Keterangan:
Cteoritis < Ctabel 5%, Distribusi teoritis dapat diterima/digunakan.
Cteoritis > Ctabel 1%, Distribusi teoritis tidak dapat diterima/digunakan.

Tabel 3.21 Kesimpulan Uji Smirnov


∆P kritis
No Distribusi ∆P maksimum Kesimpulan
5%

1 Normal 0.195 0.246 Diterima


2 Log Normal 0.048 0.246 Diterima
3 Gumbel 0.135 0.246 Diterima
4 Log Pearson III 0.048 0.246 Diterima

Jumlah Data (N) = 29 Tahun


Keterangan:
∆P maks < ∆P kritis (5%) (Persamaan distribusi dapat diterima)
∆P maks > ∆P kritis (Persamaan distribusi tidak dapat diterima)

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 37


3.6 Debit Rencana
 Perhitungan Debit Banjir Rencana (Design Flood) Menggunakan
Metode Rasional dari Jepang

Luas aliran DAS atau Catchment area/luas stasiun = 25,042 km2 < 100 km2,
maka digunakan metode Rasional dari Jepang. Metode ini dapat
menggambarkan hubungan antara debit limpasan dengan besar curah hujan
secara praktis. Dua komponen utama ialah waktu konsentrasi (tc) dan
intensitas curah hujan (itc). Persamaan yang digunakan :

∝.𝑰.
QP = 𝟑.𝟔

di mana :

Qp : debit puncak banjir (m3/s)

α : Run off coefisien

r : Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)

f : Luas daerah pengaliran

Dari peta didapat:

a) Luas aliran DAS atau catchment area/luas stasiun = 25,042 km2


b) Panjang total sungai (L) = 131,65 km
c) Elevasi dasar sungai pada daerah hulu = EL+164 mdpl
d) Elevasi sungai pada dasar bendung = EL+84 mdpl
e) Beda tinggi dasar sungai (H) = EL+164 – 84 = 80 mdpl
𝐻 80
f) Slope dasar sungai (S) = = 131650 = 0,00061 m
𝐿

Berikut ini adalah prosedur mendapatkan nilai debit banjir dengan


Metode Rasional dan perhitungan data hujan rerata dengan contoh metode
log pearson III.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 38


Tabel 3.22 Hasil Perhitungan Hujan Rerata Metode log person III

Kala Faktor
Ulang T Frekuensi K. S Log X Log X X (mm)
(tahun) (K)
2 -0.180 -0.0265 1.897 78.94
5 0.745 0.1096 2.033 107.99
10 1.341 0.1973 2.121 132.14
25 2.066 0.3039 2.228 168.92
50 2.585 0.3803 2.304 201.39
100 3.087 0.4541 2.378 238.72
200 3.575 0.5259 2.450 281.62
500 3.989 0.5868 2.511 324.06
1000 4.680 0.6884 2.612 409.47

Contoh perhitungan debit banjir rencana kala ulang 100 tahun


 Dari Tabel Run off coefisien didapat :
0,75+0,85
∝ = = 0,80
2

 Menghitung kecepatan aliran :


𝐻
v = 72 𝑥 ( 𝐿 )0.6

= 72 x (0,08/131,65)^0,6 = 0,846 km/jam


 Menghitung waktu konsentrasi (tc)
tc = L/v = 0,08 / 0,846 = 155,556 jam
 Menghitung Intensitas Hujan menggunakan metode Mononobe
2
æ R ö æ 24 ö 3
I t  ç 24 ÷ * ç ÷
è 24 ø è t ø
dimana :
It = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Jam
R24 = curah hujan maksimum selama 24 jam

Berikut didapat hasil perhitungan Intensitas Hujan :


It = ((238,72)/24) x (24/155,556)^2/3
= 2,861 mm/jam

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 39


Koefisien Limpasan (r) dan rasio kedap air dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Sehingga dapat dihitung Debit Banjir Rencana untuk Kala Ulang 100
Tahun:
QP = (0,8 x 2,861 x 25,042) / 3,6

= 15,9226 m3/det

Tabel 3.23 Hasil Perhitungan Kala Ulang 2, 5, 25, 50, dan 100 tahun

Kala
r
Ulang T Rt (mm) α Qt (m3/s)
(mm/jam)
(tahun)
2 78.941 0.9462 0.800 5.27
5 107.987 1.2943 0.800 7.20
10 132.143 1.5839 0.800 8.81
25 168.925 2.0247 0.800 11.27
50 201.391 2.4139 0.800 13.43
100 238.718 2.8613 0.800 15.92
200 281.625 3.3755 0.800 18.78
500 324.061 3.8842 0.800 21.61
1000 409.467 4.9078 0.800 27.31

Jadi besar debit untuk kala ulang 100 tahun adalah sebesar 15,92 m3/det.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 40


Kedalaman/
m (tahun ke n-) P = m/(n+1) T = 1/(1-P) ln.P
Hujan (mm)

1 54,000 3,3333 1,0370 1,2040


2 55,600 6,6667 1,0769 1,8971
3 57,000 10,0000 1,1200 2,3026
4 58,000 13,3333 1,1667 2,5903
5 60,000 16,6667 1,2174 2,8134
6 61,500 20,0000 1,2727 2,9957
7 62,133 23,3333 1,3333 3,1499
8 66,900 26,6667 1,4000 3,2834
9 70,333 30,0000 1,4737 3,4012
10 70,733 33,3333 1,5556 3,5066
11 75,000 36,6667 1,6471 3,6019
12 75,000 40,0000 1,7500 3,6889
13 75,333 43,3333 1,8667 3,7689
14 76,733 46,6667 2,0000 3,8430
15 78,300 50,0000 2,1538 3,9120
16 79,000 53,3333 2,3333 3,9766
17 82,500 56,6667 2,5455 4,0372
18 85,000 60,0000 2,8000 4,0943
19 87,000 63,3333 3,1111 4,1484
20 92,167 66,6667 3,5000 4,1997
21 93,500 70,0000 4,0000 4,2485
22 94,000 73,3333 4,6667 4,2950
23 96,000 76,6667 5,6000 4,3395
24 110,100 80,0000 7,0000 4,3820
25 114,000 83,3333 9,3333 4,4228
26 127,600 86,6667 14,0000 4,4621
27 143,000 90,0000 28,0000 4,4998
28 170,150 93,3333 28,0000 4,5362
29 218,733 96,6667 28,0000 4,5713

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 41


Gambar 3.1 Grafik Log Person III

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 42


Membuat Hidrogaf Satuan Metode Nakayasu
Diketahui :
Luas Catchment (A) = 25, 042 km2
Panjang sungai utama = 131,65 km
Curah hujan satuan (R0) = 1 mm
Koefisien pengliran (α) = 1,5

Tabel 3.24 Distribusi Hujan Rerata-Tadashi Tanimoto


Jam ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Distribusi hujan (%) 26 24 17 13 7 5,5 4 3,5
Distribusi kum (%) 26 50 67 80 87 92,5 96,5 100

Tabel 3.25 Curah Hujan Netto Jam-Jam an


TR (tahun) 2 5 10 25 50 100 200 500 1000
C=80% 0,8
RD (mm) 5,27 7,2 8,81 11,27 13,43 238,718 18,78 21,61 27,31
RN (mm) 4,216 5,76 7,048 9,016 10,744 190,9744 15,024 17,288 21,848

Tabel 3.26 Distribusi Hujan Netto Jam-Jaman pada Periode Ulang (TR)
Nakayasu
Distribusi Curah Hujan Netto untuk TR
Jam ke-
(%) 2 5 10 25 50 100 200 500 1000
1 0,260 1,096 1,498 1,832 2,344 2,793 49,653 3,906 4,495 5,680
2 0,240 1,012 1,382 1,692 2,164 2,579 45,834 3,606 4,149 5,244
3 0,170 0,717 0,979 1,198 1,533 1,826 32,466 2,554 2,939 3,714
4 0,130 0,548 0,749 0,916 1,172 1,397 24,827 1,953 2,247 2,840
5 0,070 0,295 0,403 0,493 0,631 0,752 13,368 1,052 1,210 1,529
6 0,055 0,232 0,317 0,388 0,496 0,591 10,504 0,826 0,951 1,202
7 0,040 0,169 0,230 0,282 0,361 0,430 7,639 0,601 0,692 0,874
8 0,035 0,148 0,202 0,247 0,316 0,376 6,684 0,526 0,605 0,765
Total 1,000 4,216 5,760 7,048 9,016 10,744 190,974 15,024 17,288 21,848

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 43


Tabel 3.27 Parameter untuk Bentuk Graph
Parameter Tg

Tg 8,0357 jam
Parameter Tr
Tr=0,75xTg
Tr 6,026775 jam
Parameter TP
Tp=Tg+0,8Tr
Tp 12,85712 jam
Parameter T 0,3
T 0,3=axTg
T 0,3 12,05355 jam
Tp+T 0,3 24,91067 jam
Tp+2,5xT 0,3 42,991 jam
Parameter Qp (debit puncak)

Qp 0,437197 m3/detik

Tabel 3.28 Batas Bentuk Graph


1. 0<t<Tp 0 < t < 12,85712
Qt=Qp(t/Tp)^2,4

2. Tp<t<(Tp+T0,3) 12,85712 < t < 24,91067


Qt=Qp(0,3)^((t-Tp)/T0,3))

3. (Tp+T0,3)<t<(Tp+2,5T0,3) 24,91067 < t < 42,990995


Qt=Qp(0,3)^((t-Tp)+0,5T0,3)/1,5T0,3

4. t>(Tp+2,5T0,3) t > 42,99


Qt=Qp(0,3)^((t-Tp)+1,5T0,3)/2T0,3))

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 44


Tabel 3.29 Distribusi Hidrogaf satuan
Qmaks U (t,I)
t (jam)
(m3/det) (m3/det/

0<t<Tp (t/Tp)^2,4
0 0 0,437197 0,00000
1 0,002178 0,437197 0,00095
2 0,011495 0,437197 0,00503
3 0,030419 0,437197 0,01330
4 0,060674 0,437197 0,02653
5 0,103653 0,437197 0,04532
6 0,160553 0,437197 0,07019
7 0,232429 0,437197 0,10162
8 0,320237 0,437197 0,14001
9 0,424851 0,437197 0,18574
10 0,547085 0,437197 0,23918
11 0,687698 0,437197 0,30066
12 0,847403 0,437197 0,37048
Tp<t<(Tp+T0,3) (0,3)^((t-Tp)/T0,3))
12,857 1,0000120 0,437197 0,43720
13 0,9858297 0,437197 0,43100
14 0,8921179 0,437197 0,39003
15 0,8073143 0,437197 0,35296
16 0,7305719 0,437197 0,31940
17 0,6611246 0,437197 0,28904
18 0,5982789 0,437197 0,26157
19 0,5414072 0,437197 0,23670
20 0,4899417 0,437197 0,21420
21 0,4433684 0,437197 0,19384
22 0,4012223 0,437197 0,17541
23 0,3630826 0,437197 0,15874
24 0,3285684 0,437197 0,14365
(Tp+T0,3)<t<(Tp+2,5T0,3) (0,3)^((t-Tp)+0,5T0,3)/1,5T0,3
25 0,2982207 0,437197 0,13038
26 0,2790089 0,437197 0,12198
27 0,2610347 0,437197 0,11412
28 0,2442185 0,437197 0,10677
29 0,2284856 0,437197 0,09989
30 0,2137662 0,437197 0,09346
31 0,1999951 0,437197 0,08744
32 0,1871111 0,437197 0,08180
33 0,1750571 0,437197 0,07653
34 0,1637797 0,437197 0,07160
35 0,1532287 0,437197 0,06699
36 0,1433575 0,437197 0,06268
37 0,1341222 0,437197 0,05864
38 0,1254818 0,437197 0,05486
39 0,1173981 0,437197 0,05133
40 0,1098352 0,437197 0,04802
41 0,1027594 0,437197 0,04493
42 0,0961395 0,437197 0,04203
t>(Tp+2,5T0,3) (0,3)^((t-Tp)+1,5T0,3)/2T0,3))
43 0,0899595 0,437197 0,03933

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 45


Tabel 3.30 Distribusi debit perjam pada kala ulang 100 tahun
Q jam 1 Q jam 2 Q jam 3 Q jam 4 Q jam 5 Q jam 6 Q jam 7 Q jam 8
t U (t.I) Q Total
49,653 45,834 32,466 24,827 13,368 10,504 7,639 6,684
(jam) (m3/detik) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (m3/detik)
0 0,00000 0,000 0,000
1 0,00095 0,047 0,000 0,047
2 0,00503 0,250 0,230 0,000 0,480
3 0,01330 0,660 0,610 0,432 0,000 1,702
4 0,02653 1,317 1,216 0,861 0,659 0,000 4,053
5 0,04532 2,250 2,077 1,471 1,125 0,606 0,000 7,529
6 0,07019 3,485 3,217 2,279 1,743 0,938 0,737 0,000 12,400
7 0,10162 5,046 4,658 3,299 2,523 1,358 1,067 0,776 0,000 18,727
8 0,14001 6,952 6,417 4,545 3,476 1,872 1,471 1,070 0,936 26,738
9 0,18574 9,223 8,513 6,030 4,611 2,483 1,951 1,419 1,242 35,472
10 0,23918 11,876 10,963 7,765 5,938 3,197 2,512 1,827 1,599 45,678
11 0,30066 14,929 13,780 9,761 7,464 4,019 3,158 2,297 2,010 57,418
12 0,37048 18,396 16,981 12,028 9,198 4,953 3,891 2,830 2,476 70,753
12,857 0,43720 21,708 20,038 14,194 10,854 5,845 4,592 3,340 2,922 83,494
13 0,43100 21,401 19,754 13,993 10,700 5,762 4,527 3,292 2,881 82,310
14 0,39003 19,366 17,877 12,663 9,683 5,214 4,097 2,979 2,607 74,486
15 0,35296 17,525 16,177 11,459 8,763 4,718 3,707 2,696 2,359 67,406
16 0,31940 15,859 14,640 10,370 7,930 4,270 3,355 2,440 2,135 60,998
17 0,28904 14,352 13,248 9,384 7,176 3,864 3,036 2,208 1,932 55,200
18 0,26157 12,988 11,989 8,492 6,494 3,497 2,747 1,998 1,748 49,952
19 0,23670 11,753 10,849 7,685 5,877 3,164 2,486 1,808 1,582 45,204
20 0,21420 10,636 9,818 6,954 5,318 2,863 2,250 1,636 1,432 40,907
21 0,19384 9,625 8,884 6,293 4,812 2,591 2,036 1,481 1,296 37,018
22 0,17541 8,710 8,040 5,695 4,355 2,345 1,842 1,340 1,172 33,499
23 0,14895 7,396 6,827 4,836 3,698 1,991 1,565 1,138 0,996 28,447
24 0,13936 6,920 6,387 4,524 3,460 1,863 1,464 1,065 0,931 26,614
25 0,13038 6,474 5,976 4,233 3,237 1,743 1,369 0,996 0,871 24,899
26 0,12198 6,057 5,591 3,960 3,028 1,631 1,281 0,932 0,815 23,295
27 0,11412 5,667 5,231 3,705 2,833 1,526 1,199 0,872 0,763 21,795
28 0,10677 5,302 4,894 3,466 2,651 1,427 1,121 0,816 0,714 20,391
29 0,09989 4,960 4,578 3,243 2,480 1,335 1,049 0,763 0,668 19,077
30 0,09346 4,641 4,284 3,034 2,320 1,249 0,982 0,714 0,625 17,848
31 0,08744 4,342 4,008 2,839 2,171 1,169 0,918 0,668 0,584 16,698
32 0,08180 4,062 3,749 2,656 2,031 1,094 0,859 0,625 0,547 15,623
33 0,07653 3,800 3,508 2,485 1,900 1,023 0,804 0,585 0,512 14,616
34 0,07160 3,555 3,282 2,325 1,778 0,957 0,752 0,547 0,479 13,675
35 0,06699 3,326 3,070 2,175 1,663 0,896 0,704 0,512 0,448 12,794
36 0,06268 3,112 2,873 2,035 1,556 0,838 0,658 0,479 0,419 11,969
37 0,05864 2,912 2,688 1,904 1,456 0,784 0,616 0,448 0,392 11,198
38 0,05486 2,724 2,514 1,781 1,362 0,733 0,576 0,419 0,367 10,477
39 0,05133 2,549 2,352 1,666 1,274 0,686 0,539 0,392 0,343 9,802
40 0,04802 2,384 2,201 1,559 1,192 0,642 0,504 0,367 0,321 9,171
41 0,04493 2,231 2,059 1,459 1,115 0,601 0,472 0,343 0,300 8,580
42 0,04203 2,087 1,926 1,365 1,044 0,562 0,441 0,321 0,281 8,027
43 0,03933 1,953 1,803 1,277 0,976 0,526 0,413 0,300 0,263 7,511

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 46


Grafik HSS Nakayasu DAS Binuang

90
83,494
82,310
80
74,486
70 70,753
67,406
Debit Banjir (m3/detik)
60 60,998
57,418 55,200
50 49,952 Q=100 th
45,678 45,204
40 40,907
35,472 37,018
33,499
30 28,447
26,738 26,614
24,899
23,295
21,795
20 18,727 20,391
19,077
17,848
16,698
15,623
12,400 14,616
13,675
12,794
10 11,969
7,529
4,053
1,702
0,480
0 0,047
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Waktu (jam)

Gambar 3.2 Grafik HSS Nakayasu

Keterangan :
Debit Rencana = 100 Tahun
t = 12,857 jam
Q maks = 83,494 m3/detik

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 47


Menghitung Tinggi Limpasan
A = 15,33 m2

P = b + 2h √1 + 𝑚²

P = 14,33 + 2 x 1 √1 + 1²
P = 17,16 m

𝐴
R= 𝑃
15,33
R = 17,16

R = 0,89 m

Kecepatan Aliran (V)


1
V = 𝑛 R2/3 I1/2
1
V = 0,025 (0,89)2/3 (0,001)1/2

V = 1,17 m/s

Diketahui :
Debit (QP) = 83,494 m3/det
Kecepatan aliran (V) = 1,17 m/det
Lebar sungai (b) = 14,330 m
Ditanya : Luas penampang (A) dan tinggi pelimpah (h)?

Luas Penampang (A)


QP = A . V
Qp
A=
𝑉
83,494
A= = 71,36 m2
1,17

Jadi, luas penampang adalah 71,36 m2.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 48


Tinggi Limpasan (h)
Asumsi :
Bentuk penampang sungai adalah trapesium dengan nilai m = 1.
A = (b + m.h) h
A = bh + h2
71,36 = 14,33h + h2
h = 3,912 m
Jadi, tinggi limpasan adalah 3,912 m.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 49


BAB IV
RANCANGAN HIDROLIS
BANGUNAN UTAMA
BAB IV

RANCANGAN HIDROLIS BANGUNAN UTAMA

4.1 Lengkung Debit Sebelum Ada Embung


Lengkung debit bertujuan untuk mengetahui perilaku hidrolika aliran sungai
awal atau sungai asli, yang berguna bagi perhitungan muka air setelah
hydraulic jump atau kondisi tail-water di hilir ruang olak setelah aliran
melewati bangunan embung.

Data:
- Bentuk penampang sungai : trapesium
- Sifat aliran : uniform
- Lebar sungai (b) : 14,33 m
- Kemiringan talud : 3:2
- Koefisien kekasaran (n) : 0.025
- Elevasi dasar sungai di hulu : +164 mdpl
- Elevasi dasar sungai di hilir : +84 mdpl
- Beda tinggi dasar sungai : 164 – 84 = 80 mdpl
- Panjang total sungai : 131,65 km
∆ℎ 80
- Slope dasar sungai (S) : = = 0,00608 m
𝐿 131650

80 m

131650 m

Gambar 4.1 Bentuk Penampang Sungai

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 50


Kesimpulan bentuk Penampang Saluran:

h = 3,912 m
60 °

b = 14,33 m

Gambar 4.2 Bentuk Penampang Sungai

- Debit Rencana (Qd) : 83,494 m3/det


- Elevasi dasar sungai sudetan : +84 m
- Elevasi/tinggi mercu pelimpah : 3,9 m
- Elevasi mercu : +84 + 3,9 = +87,9 m

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 51


Tabel 4.1 Perhitungan lengkung debit sebelum ada embung

b h A P R R2/3 S1/2 V Q EL.m.dpl (Hilir) EL.m.dpl (Hulu)


14,33 0 0 14,33 0,00 0,00 0,031623 1,17 0,000 84 164
14,33 0,1 1,443 14,61 0,10 0,21 0,031623 1,17 1,693 84,1 164,1
14,33 0,2 2,906 14,90 0,20 0,34 0,031623 1,17 3,410 84,2 164,2
14,33 0,3 4,389 15,18 0,29 0,44 0,031623 1,17 5,150 84,3 164,3
14,33 0,4 5,892 15,46 0,38 0,53 0,031623 1,17 6,914 84,4 164,4
14,33 0,5 7,415 15,74 0,47 0,61 0,031623 1,17 8,701 84,5 164,5
14,33 0,6 8,958 16,03 0,56 0,68 0,031623 1,17 10,511 84,6 164,6
14,33 0,7 10,521 16,31 0,65 0,75 0,031623 1,17 12,345 84,7 164,7
14,33 0,8 12,104 16,59 0,73 0,81 0,031623 1,17 14,203 84,8 164,8
14,33 0,9 13,707 16,88 0,81 0,87 0,031623 1,17 16,083 84,9 164,9
14,33 1 15,33 17,16 0,89 0,93 0,031623 1,17 17,988 85 165
14,33 1,1 16,973 17,44 0,97 0,98 0,031623 1,17 19,916 85,1 165,1
14,33 1,2 18,636 17,72 1,05 1,03 0,031623 1,17 21,867 85,2 165,2
14,33 1,3 20,319 18,01 1,13 1,08 0,031623 1,17 23,842 85,3 165,3
14,33 1,4 22,022 18,29 1,20 1,13 0,031623 1,17 25,840 85,4 165,4
14,33 1,5 23,745 18,57 1,28 1,18 0,031623 1,17 27,862 85,5 165,5
14,33 1,6 25,488 18,86 1,35 1,22 0,031623 1,17 29,907 85,6 165,6
14,33 1,7 27,251 19,14 1,42 1,27 0,031623 1,17 31,976 85,7 165,7
14,33 1,8 29,034 19,42 1,49 1,31 0,031623 1,17 34,068 85,8 165,8
14,33 1,9 30,837 19,70 1,57 1,35 0,031623 1,17 36,183 85,9 165,9

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 52


14,33 2 32,66 19,99 1,63 1,39 0,031623 1,17 38,322 86 166
14,33 2,1 34,503 20,27 1,70 1,43 0,031623 1,17 40,485 86,1 166,1
14,33 2,2 36,366 20,55 1,77 1,46 0,031623 1,17 42,671 86,2 166,2
14,33 2,3 38,249 20,84 1,84 1,50 0,031623 1,17 44,880 86,3 166,3
14,33 2,4 40,152 21,12 1,90 1,53 0,031623 1,17 47,113 86,4 166,4
14,33 2,5 42,075 21,40 1,97 1,57 0,031623 1,17 49,370 86,5 166,5
14,33 2,6 44,018 21,68 2,03 1,60 0,031623 1,17 51,650 86,6 166,6
14,33 2,7 45,981 21,97 2,09 1,64 0,031623 1,17 53,953 86,7 166,7
14,33 2,8 47,964 22,25 2,16 1,67 0,031623 1,17 56,280 86,8 166,8
14,33 2,9 49,967 22,53 2,22 1,70 0,031623 1,17 58,630 86,9 166,9
14,33 3 51,99 22,82 2,28 1,73 0,031623 1,17 61,004 87 167
14,33 3,1 54,033 23,10 2,34 1,76 0,031623 1,17 63,401 87,1 167,1
14,33 3,2 56,096 23,38 2,40 1,79 0,031623 1,17 65,822 87,2 167,2
14,33 3,3 58,179 23,66 2,46 1,82 0,031623 1,17 68,266 87,3 167,3
14,33 3,4 60,282 23,95 2,52 1,85 0,031623 1,17 70,733 87,4 167,4
14,33 3,5 62,405 24,23 2,58 1,88 0,031623 1,17 73,224 87,5 167,5
14,33 3,6 64,548 24,51 2,63 1,91 0,031623 1,17 75,739 87,6 167,6
14,33 3,7 66,711 24,80 2,69 1,93 0,031623 1,17 78,277 87,7 167,7
14,33 3,8 68,894 25,08 2,75 1,96 0,031623 1,17 80,838 87,8 167,8
14,33 3,9 71,097 25,36 2,80 1,99 0,031623 1,17 83,423 87,9 167,9
14,33 3,912 71,3627 25,39 2,81 1,99 0,031623 1,17 83,494 87,912 167,912
14,33 4 73,32 25,64 2,86 2,01 0,031623 1,17 86,032 88 168

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 53


Berikut ini adalah hasil dari grafik kurva debit sebelum ada embung, seperti pada
Gambar 4.3 dan 4.4.

Chart 1: Kurva Qd - Hilir Sudetan


88,5
88
Elevasi Sudetan (EL.m.dpl.)

87,912
87,5
87
86,5
86
85,5
85
84,5
84
83,5
83,494
0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

Debit (Q) (m3/det)


Kurva Q vs Sudetan

Gambar 4.3 Kurva Debit Di Hulu

Chart 2: Kurva Qd - Hulu Sudetan


168,5
168
167,912
167,5
Elevasi Sudetan (EL.m.dpl.)

167
166,5
166
165,5
165
164,5
164
163,5
83,494
0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000
Debit (Q) (m3/det)

Kurva Q vs Sudetan

Gambar 4.4 Kurva Debit Di Hilir

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 54


4.2 Menentukan Lebar Embung
Lebar Embung ialah jarak kotor arah melintang sungai yang diukur dari satu
abutmen ke sisi abutmen lain di seberangnya. Tidak seluruh lebar embung akan
bermanfaat untuk dapat melewatkan aliran air. Hal ini disebabkan oleh
terdapatnya beberapa komponen konstruksi seperti pintu bilas, pilar pengarah
aliran ataupun pilar jembatan pelayanan, yang mengakibatkan kontraksi aliran
air dengan komponen embung dimaksud.
Data:
Lebar dasar sungai (Ls) : 14,33 m
Debit banjir rencana (Q) : 83,494 m3/det
Lebar dasar sungai (B) : 14,33 m

Tabel 4.2 Perhitungan lengkung debit diatas mercu

P He C L He^(3/2) Q EL. Mercu EL.m.a.Hilir Embung


3,9 0 2,14 14,33 0,00 0,000 87,9 87,9
3,9 0,1 2,14 14,33 0,03 0,970 87,9 88
3,9 0,2 2,14 14,33 0,09 2,743 87,9 88,1
3,9 0,3 2,14 14,33 0,16 5,039 87,9 88,2
3,9 0,4 2,14 14,33 0,25 7,758 87,9 88,3
3,9 0,5 2,14 14,33 0,35 10,842 87,9 88,4
3,9 0,6 2,14 14,33 0,46 14,252 87,9 88,5
3,9 0,7 2,14 14,33 0,59 17,960 87,9 88,6
3,9 0,8 2,14 14,33 0,72 21,943 87,9 88,7
3,9 0,9 2,14 14,33 0,85 26,183 87,9 88,8
3,9 1 2,14 14,33 1,00 30,666 87,9 88,9
3,9 1,1 2,14 14,33 1,15 35,379 87,9 89
3,9 1,2 2,14 14,33 1,31 40,312 87,9 89,1
3,9 1,3 2,14 14,33 1,48 45,454 87,9 89,2
3,9 1,4 2,14 14,33 1,66 50,799 87,9 89,3
3,9 1,5 2,14 14,33 1,84 56,337 87,9 89,4
3,9 1,5 2,14 14,33 1,84 56,337 87,9 89,4
3,9 1,6 2,14 14,33 2,02 62,064 87,9 89,5
3,9 1,7 2,14 14,33 2,22 67,973 87,9 89,6
3,9 1,8 2,14 14,33 2,41 74,057 87,9 89,7
3,9 1,9 2,14 14,33 2,62 80,314 87,9 89,8
3,9 1,94983 2,14 14,33 2,72 83,494 87,9 89,84983
3,9 2 2,14 14,33 2,83 86,737 87,9 89,9
3,9 2,1 2,14 14,33 3,04 93,323 87,9 90

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 55


3,9 2,2 2,14 14,33 3,26 100,068 87,9 90,1
3,9 2,3 2,14 14,33 3,49 106,967 87,9 90,2
3,9 2,4 2,14 14,33 3,72 114,019 87,9 90,3
3,9 2,5 2,14 14,33 3,95 121,219 87,9 90,4
3,9 2,6 2,14 14,33 4,19 128,564 87,9 90,5
3,9 2,7 2,14 14,33 4,44 136,052 87,9 90,6
3,9 2,8 2,14 14,33 4,69 143,680 87,9 90,7
3,9 2,9 2,14 14,33 4,94 151,446 87,9 90,8
3,9 3 2,14 14,33 5,20 159,346 87,9 90,9
3,9 3,1 2,14 14,33 5,46 167,380 87,9 91
3,9 3,2 2,14 14,33 5,72 175,544 87,9 91,1
3,9 3,3 2,14 14,33 5,99 183,836 87,9 91,2
3,9 3,4 2,14 14,33 6,27 192,255 87,9 91,3
3,9 3,5 2,14 14,33 6,55 200,799 87,9 91,4
3,9 3,6 2,14 14,33 6,83 209,466 87,9 91,5
3,9 3,7 2,14 14,33 7,12 218,254 87,9 91,6
3,9 3,8 2,14 14,33 7,41 227,162 87,9 91,7
3,9 3,9 2,14 14,33 7,70 236,187 87,9 91,8
3,9 4 2,14 14,33 8,00 245,330 87,9 91,9

Chart 2: Debit diatas Mercu


92,5
92
91,5
M.A diatas EL + Mercu

91
90,5
90
89,85
89,5
89
88,5
88
87,5
83,494
0,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000
Debit (Q) (m3/det)
Kurva Debit vs TWL

Gambar 4.5 Kurva diatas mercu

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 56


4.3 Penelusuran Banjir Pada Embung
Dari Bab 3 tentang hitungan hidrograf satuan, didapatkan data Inflow untuk
kala ulang 100 tahun sebagai berikut.
Tabel 4.3 Inflow Kala Ulang 100 Tahun

t Q Total
t Q Total
(jam) (m3/detik)
0 0 (jam) (m3/detik)
1 0.047 22 33.499
2 0.480 23 28.447
3 1.702 24 26.614
4 4.053 25 24.899
5 7.529 26 23.295
6 12.400 27 21.795
7 18.727 28 20.391
8 26.738 29 19.077
9 35.472 30 17.848
10 45.678 31 16.698
11 57.418 32 15.623
12 70.753 33 14.616
12.85712 83.494 34 13.675
13 82.310 35 12.794
14 74.486 36 11.969
15 67.406 37 11.198
16 60.998 38 10.477
17 55.200 39 9.802
18 49.952 40 9.171
19 45.204 41 8.580
20 40.907 42 8.027
21 37.018 43 7.511

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 57


Grafik HS Nakayasu DAS Binuang
100
Debit Banjir (m3/detik) 83,494
82,310
80
70,75374,486
67,406
60 57,418 60,998
55,200 Q=100 th
49,952
45,678 45,204
40 40,907
35,472 37,018
33,499
26,738 28,447
26,614
24,899
20 23,295
21,795
20,391
18,727 19,077
17,848
16,698
15,623
12,400 14,616
13,675
12,794
11,969
11,198
7,529 10,477
9,802
9,171
8,580
8,027
7,511
4,053
1,702
0,480
0 0,047
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
Waktu (jam)

Gambar 4.6 Grafik INFLOW kala ulang 100 tahun

Direncanakan Data Teknis Embung sebagai berikut.


1. Catchment Area
Luas DAS = 25,042 km2
Panjang sungai = 131,65 km
Lebar rerata sungai = 14,33 m
Debit banjir rencana Q100 = 83,494 m3/det
Elevasi dasar sungai = 84 Mdpl
Elevasi muka tepi sungai setara mercu = 87,9 Mdpl
Elevasi muka air banjir HWL-Q100 = 85,75 Mdpl
Luas daerah genangan = m2
2. Embung
Tipe konstruksi = Beton Bertulang
Elevasi dasar sungai = 84 Mdpl
Elevasi puncak embung = 91,54 Mdpl
Tinggi embung = 7,54 m
Panjang embung = 1000 m
Lebar embung = 300 m

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 58


3. Pelimpah
Tipe pelimpah = Overflow spillway
Tipe ambang / mercu = WES
Lebar pelimpah = 14 M
Tinggi tubuh pelimpah = 3,9 M
Elevasi puncak pelimpah = 87,90 mdpl
Tipe konstruksi = Concrete gravity
Pasangan batu dengan
Lapisan beton K-175

Gambar 4.7 Tampak Melintang Tanggul

Gambar 4.8 Bentuk Tanggul

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 59


Penelusuran Sungai Asli

Diketahui debit Q = 83,494 m3/detik


L efektif di mercu = 14 m
L brutto punggung hilir = 14 m
Koefisien pengaliran = 1,7

Kurva debit Q vs h SEBELUM ada embung :


a. Sungai/saluran berpenampang trapezium

h
Ø = 45

b = 14

Gambar 4.9 Sungai Tampak Melintang

∆ℎ
Tan 45° = 1 ; m = 1 ; I = = 0,00608
𝐿

𝛾𝑏𝑎𝑧𝑖𝑛 = 2,36
CHEZY = v = c.√𝑅. 𝐼
Kemudian dalam bentuk Tabel 4.4 Hitungan Kurva Debit Q vs h sebelum ada
Embung dihitung nilai variabel h yang memenuhi syarat Q < Qd kala ulang 100
tahun.
Dan Gambar 4.5 adalah Kurva hubungan Q dengan elevasi.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 60


Tabel 4.4 Hitungan Kurva Debit Q vs h
variabel A P (m) R Q=7/8 V=Q/A
elevasi 2
R⅔ 6,9418 RA √R + 2,36 3
h (m) (m ) (m) (m /det) (m /det)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
84.00 0 0 14.00 0 0 0 2.36 0 0
84.25 0.25 3.56 14.71 0.242 0.389 5.85 2.852 2.05 0.58
84.50 0.50 7.25 15.41 0.470 0.605 23.13 3.046 7.59 1.05
84.75 0.75 11.06 16.12 0.686 0.778 51.48 3.188 16.15 1.46
85.00 1.00 15.00 16.83 0.891 0.926 90.68 3.304 27.44 1.83
85.25 1.25 19.06 17.54 1.087 1.057 140.54 3.403 41.30 2.17
85.50 1.50 23.25 18.24 1.274 1.176 200.96 3.489 57.60 2.48
85.75 1.75 27.56 18.95 1.455 1.284 271.89 3.566 76.24 2.77
86.00 2.00 32.00 19.66 1.628 1.384 353.30 3.636 97.17 3.04
86.25 2.25 36.56 20.36 1.795 1.477 445.21 3.700 120.33 3.29
86.50 2.50 41.25 21.07 1.958 1.565 547.67 3.759 145.69 3.53
86.75 2.75 46.06 21.78 2.115 1.648 660.74 3.814 173.22 3.76
87.000 3.00 51.00 22.49 2.268 1.726 784.51 3.866 202.92 3.98
87.250 3.25 56.06 23.19 2.417 1.801 919.08 3.915 234.77 4.19
87.500 3.50 61.25 23.90 2.563 1.873 1064.58 3.961 268.77 4.39
87.750 3.75 66.56 24.61 2.705 1.941 1221.13 4.005 304.92 4.58
88.000 4.00 72.00 25.31 2.844 2.007 1388.87 4.047 343.23 4.77
88.250 4.25 77.56 26.02 2.981 2.071 1567.97 4.086 383.69 4.95
88.500 4.50 83.25 26.73 3.115 2.133 1758.56 4.125 426.33 5.12
88.750 4.75 89.06 27.44 3.246 2.192 1960.82 4.162 471.15 5.29
89.000 5.00 95.00 28.14 3.376 2.250 2174.92 4.197 518.17 5.45

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 61


Kurva debit Q vs h SETELAH ada embung-pelimpah :
a. Saluran berpenampang persegi empat\
Tinggi air diatas mercu :
Q = c L Hd3/2 ; dengan diketahui nilai sebagai berikut :
c = 1,7 ; L = 14 m ; Q = 83,494 m3/det
Sehingga dapat dihitung nilai Hd dan didapatkan nilai 2,310.
Tabel 4.5 Elevasi Muka Air Banjir di Mercu

El+ mercu Q h El+ MAB

87.90 5 0.354 88.254


87.90 10 0.561 88.461
87.90 15 0.735 88.635
87.90 20 0.891 88.791
87.90 25 1.033 88.933
87.90 30 1.167 89.067
87.90 35 1.293 89.193
87.90 40 1.413 89.313
87.90 45 1.528 89.428
87.90 50 1.640 89.540
87.90 55 1.747 89.647
87.90 60 1.851 89.751
87.90 75 2.148 90.048
87.90 80 2.242 90.142
87.90 83.494 2.310 90.210
87.90 85 2.334 90.234

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 62


Gambar 4.10 Kurva Debit di Atas Mercu

Jika digunakan Estimasi ∑ Panjang Total (Lt. Udik + Embung + Lt. Ruang Olak)
adalah sebesar 50 meter. Maka beda tinggi dasar sungai di hilir adalah
menggunakan persamaan sebagai berikut.
I . Sr . L = 50 x 0,00608 = 0,30384 m.
Jadi elevasi dasar sungai di hilir :

El+ dasar sungai di udik = 84 m


I sr x L = 0,30384 m
El+ dasar sungai di hilir = 83,696 m

Maka elevasi TWL adalah 83,696 + 1,750 = 85,446 m

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 63


Elevasi muka air di atas mercu :
El+ lantai dasar muka udik = 84 m
P = 3,9 m
83,494 Hd = 2,310 m
El+ m a b di atas mercu = 90,210 m
Tinggi air jatuh (head drop) :
El+ m a b di atas mercu = 90,210 M
El+ TWL sungai di hilir = 85,446 M
ΔZ = HT 4,764 M
Embung :
m.a.n baru = (EL+ lantai dasar muka udik) + (P)
= 84 + 3,9
= 87,9
head H m.a.n = 2,14 m
m.a.b baru = 90,04
head H pelimpah = (m.a.b baru) – (El+ dasar sungai)
= 90,04 – 84
= 6,04 m
Sehingga dihitung muka tanggul baru : m.a.b baru + 1.5 = El+ 91,54
Head H pelimpah + 1.5 = 7,54 m

Perhitungan Pengaruh Backwater


Diketahui :
h = 6,04
a = 1,750
I = 0,00608
Maka dapat dihitung :
h/a = 3,45 > 1; artinya Lbw = (2h/I)
Lbw = (2h/I)
= ((2 x 6,04)/(0.00608))
= 1988 m
= 1,988 km

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 64


Gambar 4.11 Detail Tampungan

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 65


Kemudian dilakukan prosedur hitung sebagai berikut.
 Karena Embung yang direncanakan akan di buat tidak di pemukiman
penduduk, maka tidak ada keterbatasan untuk lebar Embung yang
direncanakan. Sehingga direncanakan Embung dengan B = 300 m dengan
L = 1000 m (Konsekuen). Buat hubungan antara tinggi peluapan aliran
pelimpah (H) dan tampungan S (m3/det) dalam tabel dengan bantuan
Microsoft Excel dengan rumus sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hubungan antara Tinggi Aliran dan Tampungan
debit S
m=cotgα 1 m m m2 m3
m3/det
h mh B+2mh L+2mh Luas muka air rerata volume S 3600
0 0 300 1000 300000 300000 0 0
0.1 0.1 300.2 1000.2 300260 300130 30013 8.34
0.2 0.2 300.4 1000.4 300520 300260 60052 16.68
0.3 0.3 300.6 1000.6 300780 300390 90117 25.03
0.4 0.4 300.8 1000.8 301041 300520 120208 33.39
0.5 0.5 301 1001 301301 300651 150325 41.76
0.6 0.6 301.2 1001.2 301561 300781 180468 50.13
0.7 0.7 301.4 1001.4 301822 300911 210638 58.51
0.8 0.8 301.6 1001.6 302083 301041 240833 66.90
0.9 0.9 301.8 1001.8 302343 301172 271054 75.29
1 1 302 1002 302604 301302 301302 83.70
1.1 1.1 302.2 1002.2 302865 301432 331576 92.10
1.2 1.2 302.4 1002.4 303126 301563 361875 100.52
1.3 1.3 302.6 1002.6 303387 301693 392201 108.94
1.4 1.4 302.8 1002.8 303648 301824 422553 117.38
1.5 1.5 303 1003 303909 301955 452932 125.81
1.6 1.6 303.2 1003.2 304170 302085 483336 134.26
1.7 1.7 303.4 1003.4 304432 302216 513767 142.71
1.8 1.8 303.6 1003.6 304693 302346 544224 151.17
1.9 1.9 303.8 1003.8 304954 302477 574707 159.64
2 2 304 1004 305216 302608 605216 168.12
2.1 2.1 304.2 1004.2 305478 302739 635752 176.60
2.2 2.2 304.4 1004.4 305739 302870 666313 185.09
2.3 2.3 304.6 1004.6 306001 303001 696901 193.58
2.4 2.4 304.8 1004.8 306263 303132 727516 202.09
2.5 2.5 305 1005 306525 303263 758156 210.60

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 66


2.6 2.6 305.2 1005.2 306787 303394 788823 219.12
2.7 2.7 305.4 1005.4 307049 303525 819516 227.64
2.8 2.8 305.6 1005.6 307311 303656 850236 236.18
2.9 2.9 305.8 1005.8 307574 303787 880982 244.72
3 3 306 1006 307836 303918 911754 253.27
3.1 3.1 306.2 1006.2 308098 304049 942553 261.82
3.2 3.2 306.4 1006.4 308361 304180 973378 270.38
3.3 3.3 306.6 1006.6 308624 304312 1004229 278.95
3.4 3.4 306.8 1006.8 308886 304443 1035107 287.53
3.5 3.5 307 1007 309149 304575 1066011 296.11
3.6 3.6 307.2 1007.2 309412 304706 1096941 304.71
3.7 3.7 307.4 1007.4 309675 304837 1127898 313.31
3.8 3.8 307.6 1007.6 309938 304969 1158882 321.91
3.9 3.9 307.8 1007.8 310201 305100 1189892 330.53
4 4 308 1008 310464 305232 1220928 339.15
4.1 4.1 308.2 1008.2 310727 305364 1251991 347.78
4.2 4.2 308.4 1008.4 310991 305495 1283080 356.41
4.3 4.3 308.6 1008.6 311254 305627 1314196 365.05
4.4 4.4 308.8 1008.8 311517 305759 1345338 373.71
4.5 4.5 309 1009 311781 305891 1376507 382.36
4.6 4.6 309.2 1009.2 312045 306022 1407703 391.03
4.7 4.7 309.4 1009.4 312308 306154 1438925 399.70
4.8 4.8 309.6 1009.6 312572 306286 1470173 408.38
4.9 4.9 309.8 1009.8 312836 306418 1501448 417.07
5 5 310 1010 313100 306550 1532750 425.76
5.1 5.1 310.2 1010.2 313364 306682 1564078 434.47
5.2 5.2 310.4 1010.4 313628 306814 1595433 443.18
5.3 5.3 310.6 1010.6 313892 306946 1626815 451.89
5.4 5.4 310.8 1010.8 314157 307078 1658223 460.62
5.5 5.5 311 1011 314421 307211 1689658 469.35
5.6 5.6 311.2 1011.2 314685 307343 1721119 478.09
5.7 5.7 311.4 1011.4 314950 307475 1752607 486.84
5.8 5.8 311.6 1011.6 315215 307607 1784122 495.59
5.9 5.9 311.8 1011.8 315479 307740 1815664 504.35
6 6 312 1012 315744 307872 1847232 513.12
6.1 6.1 312.2 1012.2 316009 308004 1878827 521.90
6.2 6.2 312.4 1012.4 316274 308137 1910449 530.68
6.3 6.3 312.6 1012.6 316539 308269 1942097 539.47
6.4 6.4 312.8 1012.8 316804 308402 1973772 548.27
6.5 6.5 313 1013 317069 308535 2005474 557.08
6.6 6.6 313.2 1013.2 317334 308667 2037203 565.89
6.7 6.7 313.4 1013.4 317600 308800 2068959 574.71
6.8 6.8 313.6 1013.6 317865 308932 2100741 583.54
6.9 6.9 313.8 1013.8 318130 309065 2132550 592.38
7 7 314 1014 318396 309198 2164386 601.22

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 67


 Buat hubungan antara tinggi peluapan aliran pelimpah (H) dan tampungan
S (m3/det) dalam tabel. Dalam tabel tersebut, kolom 1 adalah elevasi puncak
mercu pelimpah, sedang kolom 2 adalah tinggi air peluapan. Digunakan
persamaan :
O = Cd x B x H3/2 dapat dihitung debit aliran yang melewati bangunan
pelimpah (Outflow) seperti diberikan dalam kolom 3.
Luas permukaan embung pada elevasi +84 mdpl adalah 300000 m2
 Volume tampungan dihitung mulai ketika muka air berada di atas mercu
pelimpah, EL +84 mdpl volume tampungan adalah NOL.
Pada kenaikan muka air 1,0 m volume tampungan adalah luas permukaan
rerata pada EL +84 mdpl dan EL +87,9 dikalikan tinggi peluapan (H), dan
seterusnya seperti dalam kolom 5.
Kolom 6 adalah volume tampungan S (m3/detik) yang didapat dari hasil
kolom 5 dibagi 3600 detik (dalam 1 jam).

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 68


Tabel 4.7 Hubungan antara tinggi peluapan ; H, O, dan S
Elevasi H (head) O Luas A Vol. S Debit S α2
3 2 3 3 3
(mdpl) (m) (m /det) (m ) (m ) (m /det) (m /det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

87.9 0.0 0.0 300000.0 0 0.0 0.0


88.9 1.0 23.8 302604.0 301302 83.7 191.2
89.9 2.0 67.3 305216.0 605216 168.1 403.5
90.9 3.0 123.7 307836.0 911754 253.3 630.2
91.9 4.0 190.4 310464.0 1220928 339.1 868.7
92.9 5.0 266.1 313100.0 1532750 425.8 1117.6
93.9 6.0 349.8 315744.0 1847232 513.1 1376.0
94.9 7.0 440.8 318396 2164386 601.2 1643.2
Buat grafik hubungan antara tinggi peluapan aliran di pelimpah H (kolom 2) dan
tampungan S (kolom 6). Gambar 4.12 memberikan suatu persamaan sebagai
berikut.

H = y = 0,3669x2 + 83,318x + 0,0058 ………. Persamaan 1

Gambar 4.12 Hubungan S dan H

Hubungan antara O (kolom 3) dan α2 (kolom 7) dibuat grafiknya dengan bantuan


excel sehingga dalam Gambar 4.13 didapatkan persamaan sebagai berikut.
O = y = 7E-05x2 + 0,1671x -5,9531 ………. Persamaan 2

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 69


Gambar 4.13 Hubungan O dan α2

 Hitungan selanjutnya dilakukan dengan sistim tabel dengan bantuan


Microsoft excel. Dalam tabel tersebut kolom 1 adalah tampungan. Pada
waktu NOL, aliran keluar (O) dianggap sama dengan aliran masuk (I).
 Berdasarkan nilai O tersebut hitung tinggi limpahan H (kolom 7) dengan
menggunakan persamaan O = Cd x B x H3/2 di mana Cd = 1,7 dan B = 14
m sesuai data teknis perencanaan. Dari nilai H dapat dihitung tampungan S
dengan dengan bantuan persamaan 1 dan hasilnya dicantumkan dalam
kolom 3. Kolom 4 dihitung dengan bantuan persamaan :
(2 x S) / 1 – O
 Pada jam ke 1, kolom 5 dihitung dengan persamaan :
Debit I jam 0 + Debit I jam 1 + β1 jam 0
 Aliran keluar O kolom 6 kemudian dihitung dengan persamaan 2.
 Dari nilai O tersebut selanjutnya tinggi limpasan H dapat dihitung memakai
rumus Boussineq atau Bunchu.
 Hitungan pada langkah berikutnya dilakukan seperti prosedur diatas. Hasil
penelusuran banjir tergambar dalam grafik gabungan aliran masuk dan aliran
keluar.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 70


Tabel 4.8 Perhitungan Penelusuran Banjir Embung dan Pelimpah
Waktu Debit I S β1 α2 Debit O Head H
3 3 3 3 3
(Jam) (m /det) (m /det) (m /det) (m /det) (m /det) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 4.05 25.6 47.2 55.3 4.05 0.31
1 7.53 23.3 43.0 58.8 3.5 0.28
2 12.40 25.9 47.7 63.0 4.1 0.31
3 18.73 28.9 52.9 78.8 4.8 0.35
4 26.74 39.2 70.7 98.4 7.6 0.47
5 35.47 50.4 89.7 132.9 11.2 0.60
6 45.68 68.1 118.7 170.9 17.5 0.81
7 57.42 85.7 146.7 221.8 24.6 1.02
8 70.75 107.4 180.3 274.9 34.6 1.28
9 83.49 128.8 212.3 334.6 45.3 1.54
10 82.31 151.7 245.7 378.1 57.8 1.81
11 74.49 168.0 268.7 402.5 67.2 2.00
12 67.41 176.9 281.2 410.6 72.6 2.10
13 61.00 179.9 285.4 409.6 74.5 2.14
14 55.20 179.6 284.9 401.6 74.2 2.14
15 49.95 176.6 280.8 390.0 72.4 2.10
16 45.20 172.4 274.9 375.9 69.9 2.05
17 40.91 167.2 267.6 361.0 66.8 1.99
18 37.02 161.6 259.8 345.5 63.5 1.92
19 33.50 155.8 251.6 330.3 60.1 1.86
20 28.45 150.1 243.3 313.5 56.9 1.79

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 71


21 26.61 143.7 234.1 298.4 53.3 1.71
22 24.90 137.9 225.7 285.7 50.1 1.64
23 23.30 133.0 218.5 273.9 47.5 1.59
24 21.79 128.4 211.7 263.6 45.1 1.53
25 20.39 124.3 205.7 253.9 43.0 1.48
26 19.08 120.5 200.0 245.2 41.0 1.44
27 17.85 117.0 194.7 236.9 39.2 1.40
28 16.70 113.6 189.7 229.2 37.6 1.36
29 15.62 110.5 185.0 222.0 36.0 1.32
30 14.62 107.5 180.4 215.2 34.6 1.28
31 13.67 104.7 176.2 208.7 33.3 1.25
32 12.79 102.0 172.0 202.6 32.0 1.22
33 11.97 99.4 168.1 196.8 30.8 1.19
34 11.20 96.9 164.2 191.2 29.6 1.16
35 10.48 94.6 160.6 185.9 28.6 1.13
36 9.80 92.3 157.0 180.8 27.5 1.10
37 9.17 90.1 153.6 176.0 26.6 1.08
38 8.58 87.9 150.2 171.3 25.6 1.05
39 8.03 85.9 147.0 166.8 24.7 1.03
40 7.51 83.9 143.9 162.5 23.9 1.00
41 7.15 81.9 140.8 158.5 23.1 0.98
42 6.80 80.1 137.9 154.7 22.3 0.96
43 4.05 78.4 135.2 148.8 21.6 0.94

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 72


Gambar 4.14 Penelusuran Banjir-Pelimpah Embung

Kesimpulan dari hasil penelusuran banjir di embung dengan pelimpah adalah


bahwa besar debit aliran keluar (Outflow) harus lebih rendah dari pada debit aliran
masuk (Inflow), sebagai penundaan akibat adanya detensi tampungan.
Artinya dimensi volume per satuan waktu (notasi debit S/∆𝑡) embung punya
peranan penting dalam menunda pengaliran debit keluar.
Dalam hal ini besar debit aliran keluar adalah 74,5 < 83,49 m3/detik, Pada
ketinggian air di atas mercu pelimpah H = 2,14 meter pada EL +85,75. Jika luas
penampang dibuat menjadi lebih besar, dengan waktu (t) yang lebih lama, maka
akan didapatkan perbedaan debit yang lebih besar.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 73


4.4. Memilih Bentuk Mercu Embung
Mercu tajam WES
Rumus mercu WES dibuat oleh USBR kemudian dikembangkan oleh US
Corp Engineers di laboratorium Waterways Exprimental Station menjadi rumus
WES seperti di bawah ini:
Berbentuk parabolik dengan persamaan:
Xn = K Hd n-1 Y
di mana:
X : absis profil punggung hilir dalam arah horizontal
Y : ordinat profil punggung hilir dalam arah vertikal
Hd : tinggi air di atas mercu
K dan n : parameter-parameter yang ditentukan oleh kemiringan
punggung udik Embung.
R1 dan R2 : jari-jari mercu
Tabel 4.9 Parameter K dan n
Slope
No muka K n x1 R1 x2 R2
udik
1 Vertikal 2.000 1.85 0.175Hd 0.500Hd 0.282Hd 0.200Hd
2 3:1 1.936 1.836 0.139Hd 0.680Hd 0.237Hd 0.210Hd
3 3:2 1.939 1.81 0.115Hd 0.480Hd 0.214Hd 0.220Hd
4 3:3 1.873 1.776 - - 0.119Hd 0.450Hd
Diketahui data:
- C : 2,14
- Debit banjir rencana (Qd) : 83,494 m3/det
- Lebar efektif Embung (Beff) : 14 m
- Lebar dasar Embung : 14 m
- Hd : 2,31 m
- Elevasi lantai dasar udik : +84 mdpl
- Elevasi mercu Embung : +89 mdpl
- Tinggi Embung (P) :5m
- Bentuk slope : 3:2 (lihat pada tabel 4.9)
- K : 1,936
- n : 1,836

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 74


Gambar 4.15 Profil Sudetan dengan TWL dan Desain Puncak Mercu

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 75


Pehitungan:
- x1 : 0,115Hd = 0,115 x 2,130 = 0,27 m
- R1 : 0,480Hd = 0,480 x 2,130 = 1,11 m
- X2 : 0,214Hd = 0.214 x 2,130 = 0,49 m
- R2 : 0.220Hd = 0.220 x 2,130 = 0,51 m

1. Dicoba dengan mercu WES:


Slope punggung udik dipakai 3:2
Koefisien K = 1,939
Koefisien n = 1,81
Persamaan parabolic:
Xn = K Hd n-1 Y
X1,81 = 1,936 (2,31)1,81-1 Y
Atau
Y = X1,81 / 3,82

Tabel 4.10 Koordinat x dan y punggung Embung

X Y = X1.81 /3,82
0.0 0.00
0.5 -0.07
1.0 -0.26
1.5 -0.55
2.0 -0.92
2.5 -1.37
3.0 -1.91
3.5 -2.53
4.0 -3.22
4.5 -3.98
5.0 -4.82
5.5 -5.73
6.0 -6.70
6.5 -7.75
7.0 -8.86
7.5 -10.04
8.0 -11.28
8.5 -12.59
9.0 -13.97
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 76
9.5 -15.40
10.0 -16.90
10.5 -18.46
11.0 -20.08
Gambar 4.16 Grafik ini menganggap bahwa koordinat puncak mercu adalah x,y
(0,0)

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 77


Gambar 4.17 Profil Hidrolis Badan Embung

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 78


4.4 Rencana Ruang Olak
Syarat pertama memilih bentuk ruang olak ialah pada harga tinggi
jatuh (∆z = head drop) yang diukur dari elevasi muka air sebelum terjun
sampai ke evelasi muka air hilir.
Estimasi ∑ panjang total (Lt. udik + embung + Lt. ruang olak) = 50 m maka
beda tinggi dasar sungai di hilir adalah I sr x L = 0,00608 x 50 m = 0,304m
Jadi elevasi dasar sungai dihilir :
El+ dasar sungai di udik = elv dasar embung – (Isr x L)
= 84 – 0,304 = 83,696 m
Maka elevasi TWL adalah 83,970 m + He = 83,696 + 1,75 = 85,446 m
Elevasi muka air di atas mercu :
El+ lantai dasar muka udik = 84 m
P = 3,9 m
Hd = 2,31 m
El+ m a b di atas mercu = El+ lantai dasar muka udik + P + Hd
= 84 + 3,9 + 2,31 = 90,21 m
Tinggi air jatuh (head drop) = El+ m a b di atas mercu - El+ TWL sungai
di hilir
= 90,21 – 85,446 = 4,764 m
Perbedaan tinggi energi di hulu dengan muka air banjir di hilir (z)
= 90,04 – 85,446 = 4,594 m

Gambar 4.18 Detail Pelimpah

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 79


4,594

4,76

Gambar 4.19 Grafik Ht

Didapatkan nilai d2 = 3,2 m

Ht = zh = 4,76 m

q = Q/L = 83,49/50 = 1,67 m

h1 = Ht + d2 = 4,76 + 3,2 = 7,76 m

𝑞
√2𝑔(ℎ1 − 𝑑1) - 𝑑1 = 0

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 80


 Coba d1 = 0,135 m
0 m = 0, OKE

v1 = q / d1
= 1,67/ 0,135

= 12,37 m/det

F1 = v1 / √𝑔 𝑑1

= 12,37 / √9,81 .0,135

= 10,75

Tipe USBR I, II, III, dan IV untuk 4,5 m ≤ ∆z ≤ 10 m

Bila mana harga bilangan Froude:

F < 1,7 dan F = 1,7 – 2,5 dipakai USBR I

F = 2,5 – 4,5 dipakai USBR IV

F > 4,5 untuk v < 15 – 18 m/det dipakai USBR tipe III

v > 18 m/det dipakai USBR tipe II

Karena nilai F= 10,75>4,5 dan v=12,37 m/det yaitu diantara v <15 – 18


m/det dipakai USBR tipe III.

Berdasarkan gambar no 3 G32 Ruang Olak USBR tipe III juga didapat:

d2’ = 1,0 d2

d2’ = 3,2 m, dan

elev lantai ruang olak= Elev TWL - d2= 83,696– 3,2 = +80,496 mdpl.

Serta panjang lantai olak: LRO = 2 d2 = 2,8 x 3,2 = 8,96 m.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 81


Kontrol Hidrolis

Tabel 4.11 Perhitungan Jump Rating

Q q Ht d2 El RO El JR
15.00 1.071 4.93 1.93 82.25 84.18
30.00 2.143 4.77 2.80 82.25 85.05
45.00 3.214 4.48 3.65 82.25 85.90
60.00 4.286 4.50 4.10 82.25 86.35
75.00 5.357 4.50 4.40 82.25 86.65
83.49 5.964 4.47 4.58 82.25 86.83
90.00 6.429 4.44 4.71 82.25 86.96

Tabel 4.11 Perhitungan TWL

b h A P R R2/3 S1/2 V Q EL.m.dpl


14.33 0.00 0.00 14.33 0.00 0.00 0.03 0.00 0.00 83.65
14.33 1.15 17.85 18.94 0.94 0.96 0.03 1.34 15.00 84.80
14.33 1.74 27.99 21.30 1.31 1.20 0.03 1.67 30.00 85.39
14.33 2.21 36.64 23.19 1.58 1.36 0.03 1.89 45.00 86.05
14.33 2.62 44.49 24.83 1.79 1.48 0.03 2.06 60.00 86.35
14.33 2.99 51.82 26.30 1.97 1.57 0.03 2.19 75.00 86.64
14.33 3.15 55.05 26.93 2.04 1.61 0.03 2.25 83.49 86.80
14.33 3.33 58.79 27.65 2.13 1.65 0.03 2.31 90.00 86.98

Gambar 4.20 Grafik TWL VS Jump Rating

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 82


Perhitungan Chute Block:
Sisi datar
L > 2d1
L > 2.(0,135 m)
L > 0,27 m
Diambil L = 1 m
Panjang L’ akibat kemiringan α = 5◦ maka,
𝐿.sin 90° 1 .sin 90°
L’ = 𝑠𝑖𝑛90°−𝛼 = 𝑠𝑖𝑛90°−5° = 1,016 m

Sisi Tegak
h = 2 d1
h = 2 (0,135 m) = 0,27 m

Lebar
Chute bock didesain selebar w
w = d1 = 0,135 m ≈ 0,10 m

Jarak antar chute block didesain sejauh 2,5w


2,5w = 2,5d1 = 2,5 (0,135) = 0,3375 ≈ 0,40 m

Perhitungan End Sill


Ketinggian End Sill
Plot nilai F1 = 10,75 pada gambar 4.21

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 83


1,55

10,75

Gambar 4.21 Grafik Hubungan F1 dan h3/D; h4/D

ℎ4
Didapatkan nilai = 1,55; d1 = 0,135 maka, h4 = 1,55 x 0,135 = 0,21 m
𝑑1

Maka ketingiian end sill setinggi 0,21 m


Elevasi puncak end sill = elevasi lantai ruang olak + 1,25d1
= +80,49 + 1,25(0,135) = + 80,66 m

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 84


Gambar 4.22 Profil Hidrolis Badan Embung dan Ruang Olak USBR tipe 3

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 85


4.5 Perhitungan Lantai Embung
a. Perhitungan Tebal Lantai Belakang
Penggunaan jenis material struktur tubuh Embung yang digunakan pada
perancangan Embung berdasarkan nilai HT yang dihitung sebelumnya. Besaran
nilai HT adalah 4,18 m < 4,5 m sehingga jenis material yang digunakan adalah
pasangan batu (DPMA, 1980). Dari gambar 4.22. sebelumnya dapat dilihat
bahwa terdapat potongan mengalami tekanan hidrostatis sebagai berikut:
Tekanan keatas = t + p
Tekanan Kebawah = t x γ ; maka t + p ≤γ
Dimana :
t : tebal lantai belakang
p : tekanan hidrostatis akibat aliran
γ : berat jenis material lantai, pasangan batu γ = 2,20 t/m3
C : koefisien Bligh

Tabel 4.12 Koefisien Bligh

Untuk tanah lempung


Potongan B-B’
B-B’ =γ/C = 2,20/18 = 0,22 t/m2 disini sebutan HL = △H, maka:
△H = L/C , △H/C = 1/18 = tgα
P = (B-B’)+(L x tgα)

Oleh karena,
t + p ≤ t x 2,20 maka

t + (γ/C + (L tgα))≤ 2,20 t


(2,20 t) – t ≥ (γ/C + (L tgα))

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 86


1,20 t ≥ (2,20/18 + ((8,96 – 1,30)1/18))
t ≥ (0,12 + 1,75)/1,2
t ≥ 0,46 m
t ≥ SF x 0,46 = 2 x 0,46 = 0,91 m, Sudah termasuk tebal beton bertulang lapis
permukaan.

b. Perhitungan Panjang Total Lantai Embung


Lantai Embung dapat dibagi dua macam, pertama bagian konstruksi pada dasar
sungai yang berada di sebelah udik tubuh Embung disebut sebagai lantai muka,
dan kedua ialah lantai apron-stilling basin disebut sebagai lantai belakang.

1. Panjang lantai muka

Penentuan panjang lantai muka dihitung berdasarkan teori Lane, yaitu dengan
rumus:
Ltotal = ∑ Lv + ⅓ ∑ (Lh + L1 ) ≥ ∆H C
Di mana:
Ltotal : Total
Lm : Panjang lantai muka
Lv : Panjang bidang kontak vertikal, termasuk bidang kotak bersudut < 45°
terhadap garis vertikal.
Lh : Panjang bidang kontak horisontal. termasuk bidang kotak bersudut < 45°
terhadap garis horisontal.
∆H : Beda tinggi tekanan hidrostatis, kodisi air banjir dan air normal.
C : Koefisien weighted creep ratio

Tabel 4.13 Koefisien Weighted Creep berdasarkan teori Lane

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 87


Jenis tanah merupakan medium clay dengan nilai C = 2,0

Data yang diketahui:


Medium Clay (C) = 2,0
Elevasi mab = 90,21 mdpl
Elevasi TWL = 85,446 mdpl
Elevasi mercu = 87,9 mdpl
Elevasi lantai olak = 80,49 mdpl
Kondisi air banjir
AH = el mab – el TWL
= 90,21 – 85,446
= 4,764 m
Kondisi air normal
AH = elev mercu – elev ruang olak

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 88


= 87,9 – 80,49
= 7,41 m, ambil yang terbesar
Jadi panjang weighted creep
AHC = 7,41 x 2,0 = 14,82 m,

Percobaan 1
Tanpa dipasang struktur grid/cut-off
Lvertikal = (3,00+2,50+4,47+(1,00x2)+2,00+3,02+5,20) = 22,19 m
Lhorisontal = (2,00+3,00+(1,00x3)+19,62+0,5) = 28,12 m
Lh = 28,12 + Lm

Panjang yang dibutuhkan :


(22,19+(1/3(28,12+Lm) ≥ 11,82 m
(22,19+9,37+(1/3*Lm) ≥ 11,82 m
(31,56+(1/3*Lm) ≥ 11,82 m
(1/3*Lm) ≥ -19,74 m
Lm ≥-59,22 m

Karena panjang total (Ltotal) lebih besar dari panjang creep line maka tidak
diperlukan perpanjangan lantai muka. Panjang lantai muka harus lebih panjang
dari panjang horisontal skimming wall.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 89


BAB V
STABILITAS EMBUNG
BAB V
STABILITAS EMBUNG

5.1 Data Teknis Tanggul


Dalam perencanaan tanggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Stabil terhadap gaya-gaya yang bekerja
2. Aman terhadap rembesan, limpasan, longsoran, bahaya penggeseran akibat
air, dan bahaya penggulingan;
3. Stabil terhadap penurunan/settlement.

Tipe Tubuh Embung


Digunakan jenis tanah Lempung Medium dengan data teknis sebagai berikut:
𝜸 = 𝟏, 𝟓𝟓 𝒕/𝒎𝟑
𝒄 = 𝟎, 𝟏𝟓 𝒌𝒈/𝒄𝒎𝟐
𝝋 = 𝟑°
Jenis tanah ini dapat digunakan sebagai bahan timbunan tubuh embung, maka
dalam perencanaan tipe tubuh embung menggunakan tipe urugan tanah (homogen).

Tinggi Jagaan Embung


Tinggi jagaan embung diambil tergantung dari debit, karena debit rencana sebeser
155,093 m3/det maka direncanakan tinggi jagaan setinggi 1,5 m dari muka air
banjir.

Tinggi Tubuh Embung


Tinggi tubuh embung dapat diketahui dari perhitungan sebelumnya.
Berdasarkan penelususran banjir melalui melalui embung diketahui bahwa:
Hd = 8 m Tinggi tubuh embung desain
Hk = 6,5 m pada EL+ 39,86 (tinggi muka air pada saat kondisi penuh)
Hb = 4 m pada EL+ 38,00 (tinggi muka air normal)
Hf = 1,5 m (tinggi jagaan)

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 90


5.2 Analisa Stablitas Tanggul
Untuk menghitung stabilitas lereng tanggul, digunakan software Geoslope
2012 untuk mempermudah perhitungan dengan langkah sebagai berikut:
 Open menu “New…” kemudian pilih Metric-A4
 Setelah pada menu “Define Analysis” atur Summary dan Setting kemudian
Klik “add”
 Setelah itu pilih “Slope/W Analysis” Limit Equilibrium, atur tipe analisis
yang hendak digunakan dan pilih PWP dengan mengklik Piezometric Line.

Gambar 5. 1 Pengaturan awal Geoslope

 Atur tampilan elevasi dan jarak dengan mengklik “Sketch Axes” dan gambar
geometrik tanggul dan embung dengan mengklik “Sketch Line”.
 Buat wilayah embung yang mau diinput data tanah dengan mengklik “Draw
Regions”
 Masukan data datang ke wilayah embung dengan mengklik “Define
Materials”
 Perhitungan stabilitas lereng tanggul embung dilakukan pada kondisi embung
dengan muka air banjir.
 Kemudian analisa hasil perhitungan dengan mengklik start pada “Solve
Manager”.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 91


Gambar 5. 2 Perintah untuk menganalisa stabilitas

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 92


Gambar 5. 3 Hasil analisis stabiltas tanggul titik 1

Didapatkan angka keamanan (SF) paling kritis hasil perhitungan = 2,303


SF = 2,303 > 1,50 …………OKE!
Stabilitas lereng tanggul embung AMAN

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 93


Gambar 5. 4 Hasil analisis stabiltas tanggul titik 2

Didapatkan angka keamanan (SF) paling kritis hasil perhitungan = 2,408


SF = 2,408> 1,50 …………OKE!
Stabilitas lereng tanggul embung AMAN

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 94


5.3 Stabilitas Tanggul Terhadap Penggulingan

𝑮𝒂𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒍𝒊𝒏𝒈


SF Guling = 𝑮𝒂𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒍𝒊𝒏𝒈

Dalam hal ini gaya yang mengguling adalah tekanan hidostatis akibat air dan yang
menahan guling adalah berat sendiri tanggul. Sehingga dapat dihitung:

5.3.1 Titik 1
Berat Sendiri Tanggul:
Untuk mempermudah perhitungan berat sendiri tanggul, digunakan cara dengan
membaginya menjadi beberapa segmen dengan skala 1 : 1. Seperti pada Gambar
5.5 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Gambar 5. 5 Segmen tanggul titik 1

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 95


Tabel 5.1 Perhitungan segmen tanggul titik 1

No. Berat W (kN) Jarak dari O (m) Momen ke O (kN.m)


I 556,8 5,333 2969,6
II 278,4 9 2505,6
III 169,65 10,8 1823,738
IV 113,1 12 1357,2
V 367,575 15 5391,1
VI 19,575 10,5 205,538
Berat W total = 1505,1 kN Momen Penahan Guling = 14252,8 kN.m

Tekanan Hidrostatis pada Tanggul :


𝑯𝒂 = 𝟎, 𝟓 𝜸𝒘 𝑯𝟐
𝐻𝑎 = 0,5 𝑥 9,81 𝑥 6,52
𝑯𝒂 = 196,366 kN
Momen yang Mengguling = Ha x 1/3.H = 196,366 x 2,17 = 414,005 kN.m

Maka dapat dihitung SFguling:


SFguling = 14252,8/414,005 = 34,427> 2,00 OKE!
Aman terhadap bahaya penggulingan.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 96


5.3.2 Titik 2
Berat Sendiri Tanggul:
Untuk mempermudah perhitungan berat sendiri tanggul, digunakan cara dengan
membaginya menjadi beberapa segmen dengan skala 1 : 1. Seperti pada Gambar
5.6 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Gambar 5.5 Segmen tanggul titik 2

Tabel 5.2 Perhitungan segmen tanggul titk 2

No. Berat W (kN) Jarak dari O (m) Momen ke O (kN.m)


I 139,2 12,667 7052,8
II 556,8 10 2784
III 113,1 8,3 1399,613
IV 226,2 7 791,7
V 169,65 4 1592,825
VI 13,05 8,5 166,3875
Berat W total = 1505,1 kN Momen Penahan Guling = 13787,3 kN.m

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 97


Tekanan Hidrostatis pada Tanggul :
𝑯𝒂 = 𝟎, 𝟓 𝜸𝒘 𝑯𝟐
𝐻𝑎 = 0,5 𝑥 9,81 𝑥 6,52
𝑯𝒂 = 196,366 kN
Momen yang Mengguling = Ha x 1/3.H = 196,366 x 2,17 = 414,005 kN.m

Maka dapat dihitung SFguling:


SFguling = 13787,3/414,005 = 33,302 > 2,00 OKE!
Aman terhadap bahaya penggulingan.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 98


5.4 Stabilitas Tanggul Terhadap Penggeseran
5.4.1 Titik 1

𝑹𝒉 = 𝒄𝒅 𝑩 + ∑ 𝑾 𝒕𝒈 𝝋

𝑅ℎ = 30 𝑥 19 + 1505,1𝑥 𝑡𝑔 28
𝑅ℎ = 1370,276 𝑘𝑁
Gaya yang menahan geser = 1370,276 kN
Gaya yang menggeser = Ha = 196,366 kN

Maka dapat dihitung SFgeser:


SFguling = 1370,276 /196,366 = 6,978 > 1,50 OKE!
Aman terhadap bahaya penggeseran.

5.4.2 Titik 2

𝑹𝒉 = 𝒄𝒅 𝑩 + ∑ 𝑾 𝒕𝒈 𝝋

𝑅ℎ = 30 𝑥 19 + 1505,1 𝑥 𝑡𝑔 28
𝑅ℎ = 1370,276 𝑘𝑁
Gaya yang menahan geser = 1370,276 kN
Gaya yang menggeser = Ha = 196,366 kN

Maka dapat dihitung SFgeser:


SFguling = 1370,276 /196,366 = 6,978 > 1,50 OKE!
Aman terhadap bahaya penggeseran.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 99


5.5 Stabilitas Tanggul Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung Tanah
Dalam hal ini digunakan persamaan Hansen. Pada hitungan dianggap tanggul
terletak di permukaan.

5.5.1 Titik 1
∑ 𝑴𝒘 − ∑ 𝑴𝒈𝒍
𝒙𝒆 =
∑𝑾
14252,8−414,005
𝑥𝑒 = = 9,195 m
1505,1

e = B/2 – xe = 19/2 – 9,195 = 0,305 m


Lebar efektif: B’ = B – 2e = 19 – 2(0,305) = 18,389m
A’ = B’ x 1 = 18,398m2
Gaya horizontal: H = 196,366 kN dan Gaya Vertikal: V = 1505,1 kN
Faktor kemiringan beban:
𝟓
𝟎, 𝟓 𝑯
𝒊𝒒 = [𝟏 − ] ≥𝟎
𝑽 + 𝑨′ 𝒄𝒂 𝒄 𝒕𝒈𝝋
5
0,5 𝑥 196,366
𝑖𝑞 = [1 − ] ≥0
1505,1 + 18,389 𝑥 30 𝑡𝑔 28
𝒊𝒒 = 𝟎, 𝟕𝟕𝟓 ≥ 𝟎
Untuk 𝝋 = 28° ; Nc = 32,36; Nq = 18,58; N𝜸 = 15,7
𝒊𝒄 = 𝒊𝒒 – (1 - 𝒊𝒒 ) / Nc tg 𝝋
𝑖𝑐 = 𝑖𝑞 – (1 - 𝑖𝑞 ) / Nc tg 𝜑
𝑖𝑐 = 0,775– (1 – 0,775) / 32,36 tg 28
𝒊𝒄 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟎𝟕
Catatan: Nc tg 𝜑 = Nq - 1
𝟓
𝟎, 𝟕 𝑯𝒂
𝒊𝜸 = [𝟏 − ]
𝑽 + 𝑨′ 𝒄𝒂 𝒕𝒈𝝋
5
0,7 𝑥 196,366
𝑖𝛾 = [1 − ]
1505,1 + 18,389 𝑥 30 𝑡𝑔 28
𝒊𝜸 = 0,672
Kapasitas daya dukung ultimit untuk fondasi di permukaan menurut Hansen (Df =
0, factor kedalaman dc = dq = 𝑑𝛾 = 1, factor bentuk sc = sq = 𝑠𝛾 = 1):

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 100


qu = ic c Nc + 𝒊𝜸 0,5 B’ 𝜸𝒕 N𝜸
qu = 0,0107 x 30 x 32,36 + 0,672 x 0,5 x 18,389x 17,4 x 15,7
qu = 1698,252 kN/m2
Maka dapat dihitung SF Daya Dukung:
SF = qu (B’)/V = (1698,252 x 18,389)/1505,1 > 3
SF = 20,749 > 3
Aman terhadap bahaya keruntuhan daya dukung tanah.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 101


5.5.2 Titik 2
∑ 𝑴𝒘 − ∑ 𝑴𝒈𝒍
𝒙𝒆 =
∑𝑾
13787,3−414,005
𝑥𝑒 = = 8,885 m
1505,1

e = B/2 – xe = 19/2 – 8,885 = 0,615 m


Lebar efektif: B’ = B – 2e = 19 – 2(0,615) = 17,771 m
A’ = B’ x 1 = 17,771 m2
Gaya horizontal: H = 196,366 kN dan Gaya Vertikal: V = 1505,1 kN
Faktor kemiringan beban:
𝟓
𝟎, 𝟓 𝑯
𝒊𝒒 = [𝟏 − ] ≥𝟎
𝑽 + 𝑨′ 𝒄𝒂 𝒄 𝒕𝒈𝝋
5
0,5 𝑥 196,366
𝑖𝑞 = [1 − ] ≥0
1505,1 + 17,771 𝑥 30 𝑡𝑔 28
𝒊𝒒 = 𝟎, 𝟕𝟓𝟒 ≥ 𝟎
Untuk 𝝋 = 28° ; Nc = 32,36; Nq = 18,58; N𝜸 = 15,7
𝒊𝒄 = 𝒊𝒒 – (1 - 𝒊𝒒 ) / Nc tg 𝝋
𝑖𝑐 = 𝑖𝑞 – (1 - 𝑖𝑞 ) / Nc tg 𝜑
𝑖𝑐 = 0,754– (1 – 0,754) / 32,36 tg 28
𝒊𝒄 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟎𝟖
Catatan: Nc tg 𝜑 = Nq - 1
𝟓
𝟎, 𝟕 𝑯𝒂
𝒊𝜸 = [𝟏 − ]
𝑽 + 𝑨′ 𝒄𝒂 𝒕𝒈𝝋
5
0,7 𝑥 196,366
𝑖𝛾 = [1 − ]
1505,1 + 17,771 𝑥 30 𝑡𝑔 28
𝒊𝜸 = 0,67
Kapasitas daya dukung ultimit untuk fondasi di permukaan menurut Hansen (Df =
0, factor kedalaman dc = dq = 𝑑𝛾 = 1, factor bentuk sc = sq = 𝑠𝛾 = 1):
qu = ic c Nc + 𝒊𝜸 0,5 B’ 𝜸𝒕 N𝜸
qu = 0,0108 x 30 x 32,36 + 0,67 x 0,5 x 17,771 x 17,4 x 15,7
qu = 1637,8 kN/m2
Maka dapat dihitung SF Daya Dukung:
SF = qu (B’)/V = (1637,8 x 17,771)/1505,1 > 3
SF = 19,337 > 3
Aman terhadap bahaya keruntuhan daya dukung tanah.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 102


5.6 Penurunan Tanggul
Diketahui timbunan tanggul empat persegi panjang dipermukaan tanah,
dengan lebar (B) = 14 m, ditinjau pada setiap panjang (L) = 30 meter pada
tanah homogen. dibawah lempung kelanauan dengan kedalaman 3 m, g = 1,55
t/m3,dan sudut geser dalam (f) = 3o. maka penurunan tanggul dapat dihitung
sebagai berikut.

5.6.1 Penurunan Segera


Asumsi tanah homogen dengan tebal tak terhingga. Persamaan
perhitungan penurunan segera sebagai berikut.

𝑞𝐵
𝑆𝑖 = 𝑥 (1 − 𝜇 2 ) 𝑥 𝐼𝑝
𝐸
Dimana :
Si = Penurunan Segera
q = teknan pada dasar timbunan
B = lebar timbunan
E = Modulus Elastisitas (kN/m2)
𝜇 = Rasio Poisson
Ip = Faktor Pengaruh

Diketahui data teknis timbunan :


- γ = 1,55 t/m3
- c = 0,15 kg/cm2
- ɸ = 3o
- B = 14 m
- L = 30 m
- W (berat sendiri) = 1505,1 kN

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 103


Tabel 5.3 Faktor pengaruh Ip (Schleider, 1962)

30
L/B = 14 = 2,14, maka dapat diketahui dari tabel 5.3 Ip = 1,20

Faktor pengaruh Ip juga bisa dihitung menggunakan persamaan :

Dengan L adalah panjang timbunan.


Tabel 5.4 Rasio Poisson (𝜇)(Bowles, 1968)

Tabel 5.2 Korelasi sudut geser dalam dengan jenis tanah

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 104


Tabel 5.5 Modulus elastisitas (E) (Bowles, 1977)

1505,1
Tegangan di dasar timbunan (q) = W/A = 14 𝑥 30 = 3,584 𝑘𝑁/𝑚2

𝑞𝐵
𝑆𝑖 = 𝑥 (1 − 𝜇 2 ) 𝑥 𝐼𝑝
𝐸
2,64𝑥14
𝑆𝑖 = 𝑥 (1 − 0,52 ) 𝑥 1,20 = 0,0037 𝑚 = 3,7 𝑚𝑚
4000

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 105


5.6.2 Penurunan Konsolidasi
Tekanan overburden efektif di tengah-tengah lapisan lempung
so = H x g = 3 x 1,55 x 10 = 46,5 kN/m2

Tambahan tegangan akibat beban timbunan di tengah-tengah lapisan


lempung.

 Faktor Pengaruh (Ic)


2 𝑚𝑖 𝑥 𝑛𝑖 1 + 𝑚𝑖 2 𝑥2𝑛𝑖 2
𝐼𝑐 = 𝑥 𝑥
𝜋 √1 + 𝑚𝑖 2 + 𝑛𝑖 2 (1 + 𝑛𝑖 2 )𝑥(𝑚𝑖 2 + 𝑛𝑖 2 )

Tabel 5.6 Hasil perhitungan Ic pada setiap lapisan

 Tegangan vertical efektif Dsav’


Tegangan vertical efektif dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Dimana :
Ds’t = tegangan efektif atas pada lapisan tanah
Ds’m = tegangan efektif tengah pada lapisan tanah
Ds’b = tegangan efektif bawah pada lapisan tanah

Ds’t = qo x Ic = 2,64 x 0 =0
Ds’m = 4 x qo x Ic = 4 x2,64 x 0,116 = 1,23
Ds’b = qo x Ic = 2,64 x 0,217 = 0,57

Ds’av = 1/6 (0 + 1,23 + 0,57 ) = 0,91 kN/m2

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 106


 Penurunan konsolidasi (Sc)

Dengan sudut geser dalam sebesar 3o, maka diasumsikan jenis tanah masuk
kategori lempung lunak. Sehingga dari tabel didapat 𝑒𝑜 = 1,4.

Asumsi jenis tanah terkonsolidasi normal dengan lempung medium, sehingga dari
tabel di atas didapat Cc = 4.
Penurunan konsolidasi dapat hitung dengan persamaan berikut
𝐶𝑐 𝑥 𝐻𝑐 𝜎′𝑜+∆𝜎′𝑎𝑣
Sc = log
1+𝑒𝑜 𝜎′𝑜
4𝑥3 46,5+0,91
Sc = 1+1,4 log = 8,41 mm
46,5

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 107


Gambar 5.6 Grafik PP-LL

Dari grafik di atas untuk lempung medium asumsi liquid limit sebesar 45

Gambar 5.7 Hubungan Cv -LL

Dari grafik hubungan liquid limit dengan Cv, maka di dapat Cv 4 m2/tahun
Penurunan konsolidasi dalam kurun waktu t (t = 3 tahun)
H = Ht = 3 m
t = 3 tahun
Cv = 7 m2/tahun
𝑡 3
𝑇𝑣 = 𝐶𝑣 𝑥 = 7 x 32 = 2,33
𝐻𝑡 2

Jika dianggap lebih dulu, U > 60%

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 108


Log (100-U) = (1,781-Tv)/0,933
U = 100-10Tv
U = 99,695 > 60 % Ok

Maka Penurunan saat 3 tahun (St) adalah sebagai berikut.


St = U x Sc = 99,695 x 4,711 = 4,7 mm

 Penurunan Total Selama 3 tahun (S)


S = Si + St = 3,7 + 4,7 = 8,4 mm = 0,84 cm

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 109


BAB VI
PENUTUP
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada perancangan bangunan embung ini adalah.
1. Perancangan Embung Binuang dimaksudkan untuk menaikkan tinggi muka
air dan menyimpan air agar mampu memenuhi kebutuhan air irigasi.
2. Luas DAS Sungai Binuang adalah ± 25,042 km2 , dengan panjang sungai
utama (L) = 131,65 km. Perhitungan debit rencana menggunakan metode
Hidograf Satuan Nakayasu diperoleh debit banjir rencana dengan periode
ulang 100 tahun sebesar 83,494 m3/det.
3. Tinggi mercu direncanakan setinggi 5 m dengan lantai olak USBR tipe III.
Embung direncanakan dengan memiliki lebar efektif sebesar 14,33 meter,
panjang lantai olak sebesar 8,96 meter.
4. Stabilitas embung ditinjau berdasarkan adanya gaya-gaya seperti gaya berat
sendiri konstruksi embung dan gaya tekanan hidrostatis.
5. Kontrol stabilitas embung dilakukan terhadap lereng, pengulingan,
penggeseran, kapasitas daya dukung, serta penurunan. Perhitungan
dilakukan dalam kondisi air banjir.
6. Pada perhitungan kontrol stabilitas embung yang dilakukan terhadap lereng,
pengulingan, penggeseran, kapasitas daya dukung, serta penurunan dalam
kondisi air banjir menunjukkan hasil bahwa embung dapat dikatakan aman
terhadap semua jenis kontrol tersebut. Aman dalam hal ini adalah nilai
Safety Factor hasil perhitungan berada di atas nilai Safety Factor yang
disyaratkan.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 110


6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sesuai hasil perancangan bangunan embung ini
adalah.
1. Mahasiwa dapat memahami dan lebih mengerti bagimana perancangan
embung sesuai dengan teori dan keadaan dilapangan.
2. Perancangan embung ini diperlukan adanya pertimbangan dan pendekatan
dilapangan yang belum dianalisis lebih lanjut dalam perancangan ini.
3. Pemanfaatan dan pemeliharaan harus diperhatikan dengan baik apabila
bendung ini difungsikan secara optimum.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 111


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Atharis, M. B. (2016). Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil III. Banjarmasin:


Lambung Mangkurat University Press.
Atharis, M. B. (2016). Rekayasa Irigasi I. Banjarmasin: Lambung Mangkurat
University Press.
Atharis, M. B. (2016). Rekayasa Irigasi II. Banjarmasin: Lambung Mangkurat
University Press.
Hardiyatmo, H. C. (2008). Teknik Fondasi I (Edisi 4). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III KELOMPOK 6 112


LAMPIRAN
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

JUDUL

COVER

SKALA

1:-

JUMLAH GAMBAR

PERANCANGAN BANGUNAN 1

DIGAMBAR

REKAYASA SIPIL III Kelompok VI

I Kadek Permadi 1710811110019


Nurliana 1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

KELOMPOK 6 DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-01
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

JUDUL

DAS, Aliran Sungai Utama, Aliran


Anak Sungai & Rencana Embung

SKALA

1 : 50.000

JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR

Kelompok VI

I Kadek Permadi 1710811110019


Nurliana 1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-01
Stasiun
Padang Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat

Batung Banjarbaru

KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

JUDUL

Stasiun
Miawa DAS & Area Pos Hujan

SKALA

1 : 200.000

JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR

Kelompok VI

Stasiun I Kadek Permadi


Nurliana
Rina Hidayati
1710811110019
1710811120042
1710811120046

Binuang Yayuk Cahyaningsih


Amrullah
1710811120055
1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-03
Stasiun
Program Studi Teknik Sipil
Padang Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
Batung KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

JUDUL

1713-31 Stasiun 1713-32


RANTAU Miawa KANDANGAN Posisi Bled
DAS & Area Pos Hujan

SKALA

1 : 200.000

JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR

Kelompok VI

I Kadek Permadi 1710811110019


Stasiun Nurliana
Rina Hidayati
1710811120042
1710811120046

Binuang Yayuk Cahyaningsih


Amrullah
1710811120055
1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

1712-63 Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

BINUANG NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-04
3,912 m
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
60° Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

14,33 m KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3
Skala 1 : 50
EMBUNG
Penampang Saluran
JUDUL
Skala 1 : 50

PROFIL HIDROLIS BADAN


BENDUNG

SKALA

1:-

JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR
S = 0,00608 m
Kelompok VI
∆h = 80 m I Kadek Permadi 1710811110019
Nurliana 1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

DIPERIKSA
L = 131650 m Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Kemriringan Dasar Saluran Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

Skala 1 : -
NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-05
A
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
mh Banjarbaru

KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan

B B Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

JUDUL

mh B = 14,33 m mh PENAMPANG DAN KEMIRINGAN


DASAR SALURAN

SKALA

L = 131650 m 1:-

JUMLAH GAMBAR
mh 1

DIGAMBAR

A Kelompok VI

I Kadek Permadi 1710811110019


Nurliana 1710811120042
Tampak Atas Rencana Tampungan Rina Hidayati
Yayuk Cahyaningsih
1710811120046
1710811120055
Amrullah 1710811210011
Skala : 1 : -
DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-06
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

Muka Tanggul Baru KETERANGAN

±91.54 Tugas
Perancangan Bangunan

Muka Air Banjir Baru Rekayasa Sipil 3

±90.04 EMBUNG

JUDUL

Muka Air Banjir


±87.912 7.5400

±87.50 mh Muka Air Normal mh 6.0400


TAMPAK ATAS RENCANA
TAMPUNGAN

h h 3.9120
3.5000 SKALA

±84.00 Dasar Sungai 1:-

B = 14 m JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR

Potongan A-A Tampungan Pelimpah Kelompok VI

I Kadek Permadi 1710811110019

Skala : 1 : - Nurliana
Rina Hidayati
Yayuk Cahyaningsih
1710811120042
1710811120046
1710811120055
Amrullah 1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-07
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

KETERANGAN

Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

JUDUL
97.17
Muka Tanggul Baru 7.54
95.67 91.54
Muka Air Banjir Baru
6.04 POTONGAN B-B
90.04 TAMPUNGAN PELIMPAH

Muka Air Banjir


87.912 2.128
Muka Air Normal
87.50 SKALA

93.56 I sungai Dasar Sungai


1:-
84.00

JUMLAH GAMBAR

Potongan B-B Tampungan Pelimpah 1

Skala : 1 : - DIGAMBAR

Kelompok VI

I Kadek Permadi 1710811110019


Nurliana 1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-08
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
+95,21m Banjarbaru

KETERANGAN
+92,9m
Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3
+90,21m TWL=+85,446m EMBUNG
Chute Block, Slope = 5°

:2
e3
JUDUL

op
Sl
+164m Dasar Sudetan +87,9m

:2
e3
+80,49m

op
Sl
PROFIL HIDROLIS BADAN
BENDUNG DAN RUANG OLAK
USBR TIPE 3

SKALA

1:-

JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR

Kelompok VI

Profil Hidrolis Badan Bendung dan Ruang Olak USBR tipe 3 I Kadek Permadi
Nurliana
1710811110019
1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046

Skala 1 : - Yayuk Cahyaningsih


Amrullah
1710811120055
1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-11
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

KETERANGAN

Tugas
+95,21m Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG

+92,9m JUDUL

+90,21m TWL=+85,446m PROFIL SUDETAN DENGAN TWL &


DESAIN PUNCAK MERCU

SKALA
+164m Dasar Sudetan +87,9 m +84m
1:-

JUMLAH GAMBAR

DIGAMBAR

Profil Sudetan dengan TWL dan Desain Puncak Mercu Kelompok VI

Skala 1 : - I Kadek Permadi


Nurliana
Rina Hidayati
1710811110019
1710811120042
1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-11
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

KETERANGAN

+95,21m Tugas
Perancangan Bangunan
Rekayasa Sipil 3

EMBUNG
+92,9m
JUDUL

+19,83m TWL=+19,71m
PROFIL HIDROLIS BADAN
BENDUNG

+16,68m Dasar Sudetan +87,9m +16,56m SKALA

1:-

JUMLAH GAMBAR

Profil Hidrolis Badan Bendung DIGAMBAR

Kelompok VI

Skala 1: - I Kadek Permadi


Nurliana
1710811110019
1710811120042
Rina Hidayati 1710811120046
Yayuk Cahyaningsih 1710811120055
Amrullah 1710811210011

DIPERIKSA
Ir. Muhammad Busera Atharis
NIP. 195104121987031001

Dr. Ir. Rusdiansyah, S.T., M.T., IPM


NIP. 197408092000031001

NO. GAMBAR PARAF

PBRS.3-11

Anda mungkin juga menyukai