Anda di halaman 1dari 109

KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) UNTUK


JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

(A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF INFRASTRUCTURE


DEVELOPMENT ON REGIONAL SOCIAL ECONOMIC PROGRAMS
(PISEW) FOR SIDE ROADS IN EAST LOMBOK REGENCY)

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


Mencapai derajat Magister S-2 Teknik Sipil

Diajukan Oleh:
ZAINUDIN
I2I 018 024

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
TESIS
KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) UNTUK
JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

(A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF INFRASTRUCTURE


DEVELOPMENT ON REGIONAL SOCIAL ECONOMIC PROGRAMS
(PISEW) FOR SIDE ROADS IN EAST LOMBOK REGENCY)

Diajukan Oleh:
ZAINUDIN
I2I 018 024

Telah dipertahankan dalam Sidang Ujian Tesis


Program Studi Magister Teknik Sipil
Pada tanggal 21 Januari 2021

1. Pembimbing Utama

Ni Nyoman Kencanawati, S.T., M.T., Ph.D Tanggal Januari 2021


NIP : 19760804 200003 2 001

2. Pembimbing Pendamping

Dr. Muhajirah, S.T., M.T Tanggal 25 Januari


2021
NIP : 19730719 199903 2 002

Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Mataram

Ir. Heri Sulistiyono, M. Eng., Ph. D


NIP. 19651113 199403 1 001
iii

TESIS
KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) UNTUK
JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

(A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF INFRASTRUCTURE


DEVELOPMENT ON REGIONAL SOCIAL ECONOMIC PROGRAMS
(PISEW) FOR SIDE ROADS IN EAST LOMBOK REGENCY)

Diajukan Oleh:
ZAINUDIN
I2I 018 024

Telah dipertahankan dalam Sidang Ujian Tesis


Program Studi Magister Teknik Sipil
Pada tanggal 21 Januari 2021

1. Penguji I,

Dr. Rer.nat. Teti Zubaidah, S.T., M.T. Tanggal 25 Januari 2021


NIP. 19741119 199903 2 001
2. Penguji II,

Dr. Ir. I Dewa Made Alit Karyawan, M.T Tanggal Januari 2021
NIP. 19660718 199702 1 001
3. Penguji III,

Dr. Ngudiono, S.T., M.T. Tanggal Januari 2021


NIP. 19740505 199903 1 003

Mataram, Januari 2021


Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Akmaluddin,S.T., M.Sc(Eng).,PhD.
NIP. 19681231 199412 1 001
iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya, tesis ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, doctor), baik di
Universitas Mataram maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing Tesis dan
masukan Tim Penguji Tesis.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainya sesuai norma
yang berlaku di Universitas Mataram.

Mataram, 26 Januari 2021


Yang membuat pernyataan,

(Zainudin)
NIM. I2I018024
iii

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Keraslah terhadap dunia dimasa mudamu,


maka dunia akan lunak dimasa tuamu”
-Dr. TGB Zainul Majdi, MA

Tesis ini saya persembahkan


Kepada

Surtika, Khafid dan Abi Serta seluruh keluarga dan sahabat yang selalu
mendoakan dan memberi dukungan selama ini.

Terima kasih kepada


Rekan-rekan di Dinas Perumahan dan Permukiman
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang selalu memberikan dukungannya.

Terima kasih kepada


Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dengan setia
selalu mendengarkan seluruh keluh kesah.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


Dosen pembimbing Ibu Ni Nyoman Kencanawati, ST., M.T., Ph. D.
dan Ibu Dr. Muhajirah, S.T., M.T.
atas bimbingannya dalam menyelesaikan tesis ini, semoga ilmu yang saya
peroleh menjadi amal baik.
iii

INTISARI

Permasalahan yang dihadapi di daerah perkotaan maupun pedesaan dapat


dilihat dari tingkat pelayanan sarana dan prasarana yang masih terbatas dan belum
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kondisi jalan lingkungan yang belum
memadai terjadi karena minimnya usulan masyarakat yang diakomodir oleh
pemerintah daerah dalam program PISEW. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), kesempatan
(Opportunity), ancaman (Threat) dalam program PISEW dan untuk mengetahui
strategi serta konsep-konsep yang bisa diterapkan untuk menunjang keberhasilan
program PISEW pada jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari survei dan kajian di instansi pelaksana program PISEW serta data primer dari
kuesioner dan observasi lapangan. Data yang diproleh dianalisis menggunakan
analisis uji kecukupan data dan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi dan
konsep pada pelaksanaan program PISEW untuk jalan lingkungan di Kabupaten
Lombok Timur.
Berdasarkan hasil pembobotan untuk faktor internal, diperoleh nilai
kekuatan sebesar 2,48 sedangkan nilai akhir untuk kelemahan sebesar 1,26. Hasil
pembobotan untuk faktor eksternal diperoleh nilai peluang sebesar 2,39 dan nilai
akhir untuk ancaman sebesar 1,29. Untuk analisis grand strategy, pada sumbu X
diperoleh nilai 1,22 dan pada sumbu Y diperoleh nilai 1,10. Koordinat ini berada
pada kuadran I, mengandung arti strateginya progresif (positif – positif). Posisi
ini mengindikasikan pemerintah dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi. Strategi pemerintah adalah
meningkatkan fasilitas infrastruktur jalan lingkungan di semua wilayah-wilayah
yang belum tersentuh untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat serta
pertumbuhan berbagai industri di sekitar wilayah tersebut, meningkatkan
pengawasan terhadap kualitas pekerjaan di lapangan dan meningkatkan partisipasi
bersama masyarakat dalam penyerapan aspirasi untuk peningkatan kualitas
perencanaan program.

Kata kunci : Program PISEW, infrastruktur, analisis SWOT.


iii

ABSTRACT

The problems faced by both urban and rural areas, seen from the level of
service in terms of facilities and infrastructure, are the limited and uneven level of
reachability to the entire society and the insufficient state of side roads caused by
the lack of community proposals in the Infrastructure Development on Regional
Social Economic Program (PISEW) accommodated by the local government.
Thus, this study aims to discover the factor of strength, weakness, opportunity,
and threath in PISEW program and to find out the strategies and concepts that can
be implemented to the side roads in East Lombok Regency.
This is a descriptive study employing qualitative-quantitative approach.
The data used were a secondary data obtained from survey and studies in
institution implementing PISEW program while the primary data are from
questionnaires and field observation. The data obtained was analyzed using data
sufficiency test and SWOT analysis to obtain the strategies and concepts in the
implementation of PISEW program for the side roads in East Lombok Regency.
The results of the weighting for the score of internal factors is a 2.48 of
strength while the final score for weakness is 1.26. Meanwhile, the result of
weighting for the score of external factor shows that the opportunity score is 2.39
while the final score for threats is 1.29. Based on the grand strategy analysis, there
is a meeting of the X axis with a score of 1.22 and the Y axis with a score of 1.10
in quadrant I which means that the strategy is progressive (positive - positive).
This position indicates that the government is in a prime and steady condition so
that it is quite possible to continue to expand. The government's strategies are
improving side road facilities and infrastructure in all untouched areas to increase
the community's economy and various other industries around the area, increasing
supervision of the quality of work in the field, and encouraging community
participation in absorbing aspirations in order to improve the quality of program
planning.

Keywords: Infrastructure Implementation, PISEW Program, SWOT Analysis.


iii

PRAKATA

Dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“Kajian Pelaksanaan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah (PISEW) untuk Jalan Lingkungan di Kabupaten Lombok Timur”.
Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister (S2)
di Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Mataram.
Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah mengetahui faktor kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunity), ancaman (Threat)
dalam program PISEW selanjutnya diharapkan dapat memberikan rekomendasi
strategi serta konsep-konsep yang bisa diterapkan untuk menunjang keberhasilan
program PISEW pada jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari seluruh pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan tesis ini.
Penulis berharap hasil kajian tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Januari 2021

Penulis
iii

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING......................................................
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...............................................................
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................
LEMBAR MOTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................
INTISARI..............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
PRAKATA...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Batasan Masalah........................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II. DASAR TEORI......................................................................................................
2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................7
2.2 Program PISEW....................................................................................9
2.3 Analisis SWOT...................................................................................10
1. Prinsip Analisis SWOT.....................................................................10
2. Tujuan Analisis SWOT.....................................................................11
3. Manfaat Analisis SWOT...................................................................11
4. Kerangka Konseptual SWOT...........................................................12
5. Kerangka Operasional SWOT..........................................................13
6. Langkah Pengukuran SWOT............................................................15
7. Hal yang Perlu diperhatikan dalam Analisis SWOT........................17
8. Pendekatan Kualitatif Matrik SWOT................................................18
9. Kuadran Analisis SWOT..................................................................19
iii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................21


3.1 Tahapan Penelitian................................................................................21
1. Tahap Pengumpulan Data...............................................................21
2. Uji Kecukupan Data.......................................................................22
3. Identifikasi Fakktor-faktor SWOT.................................................23
4. Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Matrik Internal
Factor Evaluation (IFE).................................................................24
5. Positioning Kuadran SWOT...........................................................26
6. Matrik SWOT.................................................................................28
3.2 Lokasi Penelitian...................................................................................33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................34
4.1 Data PISEW Jalan Lingkungan pada Lokasi Penelitian........................34
4.2 Rekapitulasi Kuesioner SWOT.............................................................35
4.3 Uji Kecukupan Data..............................................................................45
4.4 Interaksi Faktor Internal dan Eksternal................................................46
4.5 Pembobotan Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matrik
Eksternal Factor Evaluation (EFE)......................................................48
4.6 Matriks SWOT......................................................................................71
4.7 Analisis Grand Strategy........................................................................75
4.8 Korelasi Program PISEW Jalan Lingkungan dengan Hasil SWOT.....86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................87
5.1 Kesimpulan............................................................................................87
5.2 Saran......................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................89
LAMPIRAN
xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks SWOT.......................................................................................18
Tabel 3.1 Matriks EFE...........................................................................................25
Tabel 3.2 Matriks IFE...........................................................................................26
Tabel 3.3 Matriks SWOT-Interaksi IFE-EFE........................................................30
Tabel 3.4 Matriks Faktor Internal dan Eksternal...................................................31
Tabel 4.1 Realisasi Paket dan Panjang Jalan Lingkungan Tahun 2017 - 2020......34
Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Jalan Lingkungan Tahun 2017 - 2020...................34
Tabel 4.3 Nilai Kuesioner Strength........................................................................36
Tabel 4.4 Nilai Kuesioner Weakness.......................................................................38
Tabel 4.5 Nilai Kuesioner Opportunity..................................................................39
Tabel 4.6 Nilai Kuesioner Threat...........................................................................41
Tabel 4.7 Jumlah Nilai Kuesioner Faktor Internal (Strength dan Weakness).............44
Tabel 4.8 Jumlah Nilai Kuesioner Faktor Eksternal (Opportunity dan Treath)..........44
Tabel 4.9 Matriks Interaksi Faktor Internal dan Eksternal Program PISEW.........46
Tabel 4.10 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Program PISEW Kecamatan
Aikmel.................................................................................................49
Tabel 4.11 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Program PISEW Kecamatan
Pringgabaya.........................................................................................50
Tabel 4.12 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Program PISEW Kecamatan
Wanasaba............................................................................................52
Tabel 4.13 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Program PISEW Kecamatan
Pringgasela..........................................................................................53
Tabel 4.14 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Program PISEW Kecamatan
Sembalun.............................................................................................55
Tabel 4.15 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Program PISEW Lombok
Timur.....................................................................................................56
Tabel 4.16 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Program PISEW
Kecamatan Aikmel................................................................................59
xi

Tabel 4.17 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Program PISEW


Kecamatan Pringgabaya........................................................................61
Tabel 4.18 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Program PISEW
Kecamatan Wanasaba............................................................................63
Tabel 4.19 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Program PISEW
Kecamatan Pringgasela..........................................................................65
Tabel 4.20 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Program PISEW
Kecamatan Sembalun............................................................................67
Tabel 4.21 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Program PISEW Lombok
Timur.....................................................................................................69
Tabel 4.22 Matriks SWOT Program PISEW Lombok Timur................................71
Tabel 4.23 Nilai SWOT Kecamatan......................................................................84
Tabel 4.24 Nilai SWOT Kabupaten Lombok Timur.............................................84
Tabel 4.25 Target dan progres capaian program PISEW jalan lingkungan..........87
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran Konseptual SWOT............................................................13


Gambar 2.2 Gambaran Kerangka Operasional SWOT..........................................14
Gambar 3.1 Kuadran SWOT.................................................................................27
Gambar 3.2 Diagram Penelitian.............................................................................32
Gambar 3.3 Peta Lokasi Penelitian........................................................................33
Gambar 4.1 Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program PISEW
Kec. Aikmel......................................................................................77
Gambar 4.2 Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program PISEW
Kec. Pringgabaya..............................................................................78
Gambar 4.3 Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program PISEW
Kec. Pringgasela...............................................................................80
Gambar 4.4 Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program PISEW
Kec. Wanasaba.................................................................................81
Gambar 4.5 Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program PISEW
Kec. Sembalun..................................................................................83
Gambar 4.6 Diagram Strategi Pelaksanaan Program PISEW Jalan Lingkungan di
Kabupaten Lombok Timur...............................................................85
BAB. I Pendahuluan 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua Pulau yaitu Pulau Lombok
dan Pulau Sumbawa. Luas wilayah 20.153,15 km2 dan terletak antara 115° 46' -
119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9° 5' Lintang Selatan. Infrastruktur merupakan
prasyarat utama bagi percepatan pembangunan sosial ekonomi. Apabila
infrastruktur tertata baik dan handal, maka pembangunan di segala bidang akan
berjalan efektif dan efisien, sehingga memberikan manfaat serta kemakmuran
yang sebesar - besarnya bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh
karena itu setiap daerah seharusnya mengejar ketertinggalan dengan
memperioritaskan pembangunan infrastruktur.
Permasalahan yang dihadapi di daerah perkotaan maupun pedesaan dapat
dilihat dari tingkat pelayanan sarana dan prasarananya yang masih terbatas, dan
belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Saat ini, pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berupaya menyelesaikan permasalahan
lingkungan terutama permukiman kumuh. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi
amanat undang-undang Nomor 1 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman Pasal 5 Ayat (1) yang menyatakan bahwa “Negara bertanggung
jawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang
pembinaanya dilaksanakan oleh pemerintah”. Tujuan dari penataan perumahan
dan permukiman adalah: (1) Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahtraan
manusia, (2) Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman serasi dan teratur.
Provinsi Nusa Tenggara Barat mentargetkan percepatan penanganan
permukiman kumuh di enam kabupaten/kota selesai pada tahun 2019. Hal ini
diutarakan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan
menyatakan bahwa kabupaten/kota tidak sekedar membuat program tapi ada aksi
nyata. Sejak tahun 2016 sudah ada perencanaan, kemudian tahun 2017 dan 2018
BAB. I Pendahuluan 2

targetnya berapa persen dan tahun 2019 harus selesai. Selain itu Kepala Dinas
Perumahan dan Permukiman Provinsi Nusa Tenggara Barat H. Azhar menyatakan
bahwa penataan kawasan kumuh di Nusa Tenggara Barat terus berlanjut ditengah
masa Covid-19. Pembangunan perumahan harus didukung oleh kebijakan, strategi
dan program yang terpadu dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, sehingga diharapkan akan memenuhi hak dasar rakyat, dan
menghasilkan lingkungan perumahan yang baik dan sehat. Pada prinsipnya
perencanaan daerah harus menyentuh seluruh kebutuhan masyarakat guna
terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan seharusnnya melibatkan
masyarakat dalam upaya pelaksanaan pembangunan daerah. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (MetroNTB.com).
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)
khususnya di Kabupaten Lombok Timur masih belum memadai. Infrastruktur
seperti jalan sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai penghubung antar
lingkungan dan antar desa, karena berdampak langsung dengan aktifitas
masyarakat. Beberapa kawasan permukiman memiliki jalan lingkungan yang
belum memadai. Kondisi tersebut terjadi karena minimnya usulan masyarakat
yang diakomodir oleh pemerintah daerah dalam program PISEW. Hal tersebut
menjadi perhatian bagi semua pihak untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelaksanaannya. Tereduksinya usulan masyarakat di tingkat lanjutan
mencerminkan bahwa prioritas yang diusung dari bawah masih belum menjadi
prioritas di tingkat daerah. Adanya pengaruh kepentingan sering terjadi, dimana
ada usulan yang tiba-tiba masuk dalam rencana pembangunan daerah tanpa
melalui mekanisme resmi penyusunan perencanaan pembangunan. Hal ini
kemudian menggeser usulan masyarakat yang telah diusulkan, sehingga
keterlibatan masyarakat hanya dianggap sebagai formalitas saja. Masyarakat
selalu mengeluh tentang usulan mereka yang jarang sekali terealisasi dalam
APBD, bahkan ada usulan yang setiap tahun mereka usulkan juga tidak kunjung
BAB. I Pendahuluan 3

terealisasi. Kebijakan lebih memperioritaskan pelaksanaan program PISEW pada


tempat atau wilayah yang menjadi basis kepentingan politik. Di wilayah yang
seharusnya menjadi prioritas sering diabaikan, karena bukan basis politik yang
berpengaruh, bahkan biasanya muncul program-program politis dan kepentingan
pihak-pihak tertentu.
Masyarakat memiliki peluang untuk menyampaikan aspirasi dan
tuntutannya untuk diprogramkan dan dianggarkan dalam APBD. Pemerintah
memberikan peluang yang luas untuk mendengar, menghimpun dan
memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, sehingga pemerintah dapat
merumuskan program-program yang lebih tepat dan mampu meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian maka pembangunan
sebagai proses yang berkelanjutan akan dapat berjalan dengan baik serta manfaat
pembangunan betul-betul dapat dirasakan masyarakat jika proses dilakukan secara
tepat dan direalisasikan dengan benar.
Aripin (2019) melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang terkait
dalam kajian strategi pelaksanaaan program BSPS di Provinsi NTB. Pendekatan
yang digunakan dengan metode SWOT menunjukkan beberapa faktor kekuatan
(Strength) dan peluang (Opportunity) serta konsep-konsep rekomendasi yang
tepat bagi pemerintah dan masyarakat, berupa peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, serta peningkatan kualitas bangunan. Untuk pemerintah program
yang bisa diterapkan yakni meningkatkan pengawasan terhadap kualiatas
bangunan, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlunya ikut
berswadaya dalam program, dan memberikan motivasi dan pemahaman terhadap
masyarakat tentang program BSPS.
Shafrina (2019) melakukan analisis SWOT untuk merancang strategi yang
tepat bagi rencana revitalisasi Kota Tua Ampenan agar bisa berkelanjutan.
Terdapat 2 faktor yang dianalisa, pertama faktor internal yang meliputi faktor
kekuatan (strength) dan faktor kelemahan (Weakness), kedua adalah faktor
eksternal yang meliputi elemen peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai revitalisasi Kawasan Kota
Tua Ampenan sebagai objek wisata unggulan Kota Mataram, menggunakan
BAB. I Pendahuluan 4

Analisis SWOT maka dapat dirumuskan beberapa konsep-konsep rekomendasi


yang tepat yang kemudian ditawarkan kepada pemerintah untuk ditindak lanjuti.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis akan melakukan kajian
terhadap pelaksanaan program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah (PISEW) di Kabupaten Lombok Timur untuk memperoleh strategi
implementasi yang tepat dalam pelaksanaanya. Penelitian ini akan menggunakan
analisis SWOT untuk memperoleh kriteria-kriteria yang menjadi Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat
(ancaman) dan merancang strategi-strategi dalam pelaksanaan program PISEW,
serta memperoleh konsep-konsep yang tepat untuk ditawarkan kepada
Pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
a. Apakah yang menjadi faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness),
kesempatan (Opportunity), ancaman (Threat) dalam program PISEW pada
jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur?
b. Berdasarkan analisis SWOT, strategi apa yang bisa diterapkan untuk
menunjang keberhasilan program PISEW pada jalan lingkungan di
Kabupaten Lombok Timur?

1.3 Batasan Masalah


Untuk membatasi permasalahan agar penelitian terarah dan tidak terlalu
meluas maka dalam penelitian ini perlu pembatasan masalah sebagai berikut:
a. Wilayah yang menjadi target penelitian adalah:
1) Kecamatan Pringgasela, meliputi: Desa Pengadangan, Desa Pringgasela
dan Desa Aik Dewa
2) Kecamatan Sembalun, meliputi: Desa Sembalun Bumbung, Desa
Sembalun Lawang, dan Desa Sembalun Timba Gading
BAB. I Pendahuluan 5

3) Kecamatan Aikmel, meliputi: Desa Kalijaga, Desa Aikprapa, dan Desa


Keroya
4) Kecamatan Pringgabaya, meliputi: Desa Apitaik, Desa Seruni Mumbul,
dan Desa Pohgading
5) Kecamatan Wanasaba, meliputi: Desa Bebidas, Desa Jurang Koak, dan
Desa Mamben Baru
b. Penelitian ini hanya akan membahas permasalahan di lingkup program
PISEW jalan lingkungan.
c. Untuk menganalisis permasalah, maka metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode SWOT.
d. Responden pada penelitian ini adalah orang orang di instansi atau lembaga
yang menangani langsung program PISEW, dan masyarakat selaku pengguna
jalan lingkungan.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness),
kesempatan (Opportunity), ancaman (Threat) dalam program PISEW
pada jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur.
b. Untuk mengetahui strategi serta konsep-konsep yang bisa diterapkan
untuk menunjang keberhasilan program PISEW pada jalan lingkungan di
Kabupaten Lombok Timur.

1.5 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan yang telah disusun, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai referensi bagi pemerintah membuat kebijakan dalam pelaksanaan
program PISEW di wilayah-wilayah bagian Lombok Timur.
b. Sebagai acuan pemerintah dalam membuat kajian strategi pelaksanaan
program PISEW untuk masyarakat yang lebih baik di Lombok Timur.
BAB. I Pendahuluan 6

c. Sebagai landasan bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk bersama-


sama meningkatkan partisipasi masyarakat melalui penyerapan aspirasi
masyarakat agar lebih baik lagi pada proses perencanaan pembangunan di
Lombok Timur.
d. Sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya dalam program-program
nasional lainnya.
BAB. II Dasar Teori 7

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu


Aripin (2019) melakukan penelitian menggunakan analisis SWOT untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dalam kajian strategi pelaksanaaan
program BSPS di Provinsi NTB. Pendekatan yang digunakan dengan metode
SWOT menunjukkan beberapa faktor kekuatan (Strength) dan peluang
(Opportunity) serta konsep-konsep rekomendasi yang tepat bagi pemerintah
dan masyarakat, berupa peningkatan pelayanan kepada masyarakat, serta
peningkatan kualitas bangunan. Untuk pemerintah, program yang bisa
diterapkan meliputi: peningkatkan pengawasan terhadap kualiatas bangunan,
meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlunya ikut
berswadaya dalam program, dan memberikan motivasi dan pemahaman
terhadap masyarakat tentang program BSPS.
Shafrina (2019) juga melakukan penelitian dengan analisis SWOT untuk
merancang strategi yang tepat bagi keberlanjutan rencana revitalisasi Kota
Tua Ampenan. Terdapat dua faktor yang dianalisa, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor kekuatan (Strength) dan
kelemahan (Weakness), sedangkan faktor eksternal meliputi elemen peluang
(Opportunity) dan ancaman (Threat). Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat dirumuskan beberapa konsep-konsep rekomendasi
yang tepat yang dapat ditawarkan kepada pemerintah untuk ditindak lanjuti.
Wahyuni (2009) menyimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan dengan
model fixed effects menunjukkan hasil bahwa masing-masing infrastruktur
memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas ekonomi dengan
tingkat elastisitas yang berbeda-beda, yaitu infrastruktur sarana kesehatan
sebesar 0,65, energi listrik 0,08, panjang jalan 0,07 dan air bersih 0,05. Sarana
kesehatan yang merupakan bagian dalam modal manusia yang vital bagi
pembangunan, mempunyai tingkat elastisitas yang paling besar
mempengaruhi produktivitas ekonomi dimana setiap kenaikan 1 persen
BAB. II Dasar Teori 8

infrastruktur kesehatan akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebesar


0,65 persen.
Fitria, dkk (2016). Penelitian ini menggunakan analis SWOT, hasil penelitian
menyimpulkan bahwa strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
melalui investasi infrastruktur jalan dan jembatan adalah melakukan sinergi
stakeholder pemerintah, swasta dan masyarakat melalui program Corporate
Sosial Responsibility (CSR) yang ditujukan pada pembangunan jalan dan
jembatan bagi industri yang terkait dengan tingkat kerusakan jalan.
Donny (2016). Hasil penelitian menunjukkan beberapa strategi dari hasil
analisis SWOT untuk peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan
permukiman kumuh, yaitu: penyusunan rencana secara konprehensif,
meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program, melibatkan masyarakat
dalam perencanaan, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, serta
melakukan kerjasama dengan swasta dalam peningkatan kualitas infrastruktur
permukiman kumuh.
Asep (2014). Penelitian ini menggunakan metode SWOT untuk mengetahui
kinerja dan strategi. Hasil perhitungan analisis SWOT dan IFAS, EFAS
menghasilkan strategi pengembangan terdapat pada kuadran IV yang berarti
bahwa strategi pengembangan internal dan eksternal dapat dilakukan secara
bersamaan tanpa harus menunggu penyelesaian program lain. Implementasi
penggunaan jalur khusus sepeda motor pada ruas jalan raya Darmo Surabaya
memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran lalu lintas.
Adha (2019). Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menentukan
strategi pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Pengelolaan wilayah
pesisir harus dilakukan berdasarkan pengelolaan bersama oleh seluruh
stakeholder yang ada. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, mengoptimalkan kolaborasi dan komunikasi terhadap
kebijakan daerah dan desa untuk saling mendukung dalam mengelola wilayah
pesisir.
Gabriella (2019) melakukan penelitian menggunakan analisis SWOT untuk
mendapatkan strategi pengembangan kawasan industri. Hasil kuadran strategi
BAB. II Dasar Teori 9

analisis IFAS-EFAS kawasan industri diketahui berada pada kuadran I yaitu


growth strategy yang artinya, strategi yang menjadi prioritas utama adalah
strategi SO. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa menurut masyarakat
sekitar, infrastruktur kawasan industri di Kecamatan Kema dan Kauditan
sudah memadai.
Shobirin (2019) melakukan penelitian menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan metode analisis SWOT, IFAS, EFAS dan Matriks SWOT.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa Bandara Internasional Soekarno
Hatta dengan total nilai rata-rata tertimbang 2,88 pada matriks IFAS
menunjukkan strategi perusahaan cenderung kuat dalam memanfaatkan
kekuatan dan meminimalkan kelemahan perusahaan. Sedangkan nilai faktor
eksternal diatas rata-rata 2,5 yang artinya harus tetap berupaya maksimal
untuk memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman yang dapat
mempengaruhi perusahaan.
BAB. II Dasar Teori 10

2.2 Program PISEW


Program PISEW merupakan program yang dilaksanakan untuk
mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan dan mengembangkan
infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan permukiman di
kecamatan, serta meningkatkan kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 ha.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut mendukung
pertumbuhan ekonomi perdesaan melalui penyediaan infrastruktur dasar. Salah
satunya adalah Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
(PISEW) yang dilakukan Kementerian PUPR melalui direktorat jenderal cipta
karya untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan,
memperbaiki tata kelola pemerintah daerah (kabupaten, kecamatan dan desa) serta
memperkuat kelembagaan masyarakat di tingkat desa.
Penerima manfaat dalam kegiatan ini adalah masyarakat pelaku usaha
kecil, terutama pengusaha komoditas unggulan, masyarakat pekerja dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur, dan masyarakat umum pengguna
infrastruktur. Adapun sasaran kegiatan pada program PISEW ini yakni
terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan, berupa infrastruktur
perhubungan/transfortasi, infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian,
perternakan, perikanan, dan industri (Suhono dan Andreas, 2016).

2.3 Analisis SWOT


Metoda analisa SWOT biasa dianggap sebagai metoda analisa yang
paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu permasalahan dari empat sisi
yang berbeda. Hasil analisa biasanya digunakan sebagai arahan/rekomendasi
untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang
yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika
digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu kita untuk melihat
sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini (Rangkuti, 2013).
Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif,
karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan
memandang berbeda keempat bagian tersebut. Analisis SWOT adalah metode
BAB. II Dasar Teori 11

yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan


(Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threath) dalam suatu.
Analisis SWOT memandu untuk mengidentifikasi positif dan negatif di dalam
organisasi. Jadi, analisis SWOT merupakan analisis dari kekuatan dan
kelemahan dari suatu perusahaan atau organisasi serta peluang dan ancaman
di lingkungan eksternalnya. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis
atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang baik dan
menguntungkan untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2013).
1. Prinsip Analisis SWOT
Sebuah analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang
melibatkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman organisasi. Kekuatan
adalah beberapa program yang baik atau kelebihan yang dimiliki oleh
perusahaan, seperti anggota yang penuh dedikasi, sementara kelemahan
adalah beberapa program yang buruk atau kekurangan itu. Ancaman atau
faktor eksternal yang mungkin membahayakan program, seperti pesaing dan
peraturan yang tidak menguntungkan, sementara peluang adalah faktor
eksternal yang mungkin akan menguntungkan organisasi, termasuk peraturan
yang menguntungkan. Setelah membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman, pimpinan memikirkan cara yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan menggunakannya untuk mengurangi kelemahan, memanfaatkan
peluang, dan menghindari atau meminimalkan ancaman. Analisis SWOT
menempatkan posisi masa depan dengan modal dasar kekuatan dan
kelemahan yang kemudian digunakan untuk memperkirakan apasaja peluang
ataupun ancaman.
2. Tujuan Analisis SWOT
Dalam melakukan suatu analisis, pastilah menetapkan tujuan yang akan
dicapai dengan menggunakan analisis yang dipilih, begitu pula dengan
analisis SWOT. Berikut adalah beberapa tujuan dari analisis SWOT:
a. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input
untuk merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan
optimal, efektif, dan efisien.
BAB. II Dasar Teori 12

b. Untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana


untuk melakukan sesuatu.
c. Mengetahui keuntungan yang dimiliki organisasi.
d. Menganalisis prospek organisasi untuk keuntungan.
e. Menyiapkan organisasi dan anggota untuk siap dalam menghadapi
permasalahan yang terjadi.
f. Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan
pengembangan di dalam organisasi.
3. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang melibatkan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Menurut Rangkuti
(2013), berikut ini merupakan manfaat analisis SWOT, antara lain:
a. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan
dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau,
ditopang sumber daya dan kemampuan yang dimiliki saat ini yang akan
diproyeksikan kemasa depan.
b. Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam
membuat rencana jangka panjang.
c. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan
menghasilkan rencana jangka pendek.
4. Kerangka Konseptual SWOT
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasi suatu pengertian. Kerangka teori atau kerangka pikir atau
landasan teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi tentang
beberapa konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan kerangka teori di atas
disusunlah kerangka konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan
hubungan antar konsep yang akan diteliti. Ada lima langkah untuk melakukan
analisis situasi organisasi, antara lain:
BAB. II Dasar Teori 13

a. Mengevaluasi seberapa baik program yang saat ini sedang berjalan. Ini
dilakukan dengan melihat kinerja strategi organisasi dan menentukan
apakah strategi tersebut logis dan konsisten.
b. Melakukan analisis SWOT. Kekuatan adalah hal yang penting karena
mereka dapat berfungsi sebagai pondasi utama untuk strategi/program.
Kelemahan organisasi adalah penting karena mereka dapat mewakili
kerentanan organisasi yang perlu untuk dikoreksi. Peluang dari luar dan
ancaman ikut bermain karena strategi yang baik bertujuan untuk
menangkap peluang yang menarik dan bertahan terhadap ancaman yang
berguna bagi kesejahteraan organisasi.
c. Mengevaluasi biaya organisasi dalam menjalankan program baik dari segi
pendapatan (in-come) maupun pengeluaran (out-come) untuk menjaga
kestabilan organisasi dalam menjalankan segala program yang telah
direncanakan.
d. Mengakses posisi kompetitif dan kekuatan kompetitif. Kekuatan
kompetitif merupakan upaya untuk menopang daerah kompetitif yang
rentan.
e. Menentukan beberapa isu strategis dan masalah organisasi yang perlu
dibahas. Tujuan dari langkah analisis untuk mengembangkan agenda
strategi yang sempurna dengan menggunakan hasil dari kedua analisis
situasi organisasi. Langkah ini membantu manajemen menarik kesimpulan
tentang kekuatan dan kelemahan strategi dan menentukan beberapa isu
pembuat strategi yang perlu dipertimbangkan.

Input Process Output

Gambar 2.1. Gambaran Konseptual SWOT (Rangkuti, 2013)

Dari Gambar 2.1 di atas dapat diketahui bahwa gambaran konseptual


SWOT meliputi input, process, dan output dapat dijelaskan sebagai
berikut:
BAB. II Dasar Teori 14

a. Input merupakan strategi organisasi saat ini, beserta faktor internal


(Strength, Weakness) faktor eksternal (Opportunity, Threat) yang
mempengaruhinya.
b. Process merupakan beberapa langkah analisis SWOT
c. Output merupakan strategi baru dan solusi dari hasil analisis SWOT
yang dilakukan untuk mengembangkan potensial organisasi lebih maju
5. Kerangka Operasional SWOT
Operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk
menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variabel.
Jadi, kerangka operasional kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang
urutan langkah dalam melaksanakan penelitian. Dalam analisis SWOT
kerangka operasional merupakan urutan langkah menemukan sebuah strategi
yang sesuai antara capabilities dan environment suatu organisasi. Berikut ini
merupakan gambaran kerangka operasional SWOT, yaitu:

Identify
(Identifikasi Faktor)

To Cultivate Data
(Pengumpulan dan Analisis Data)

Draw Conclusions
(Menggambarkan Kesimpulan Analisis)
BAB. II Dasar Teori 15

Gambar 2.2 Gambaran Kerangka Operasional SWOT (Rangkuti, 2013)

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat diketahui bahwa gambaran kerangka


operasional SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Operasional sebuah analisis SWOT diawali dengan mengidentifikasi
faktor internal yaitu, Strength dan Weakness serta, faktor eksternal yaitu,
Opportunity dan Threat suatu organisasi atau perusahaan
b. Melakukan pembobotan dan ranking dari beberapa variabel yang
mempengaruhi, kemudian merubahnya kedalam bentuk matrik sehingga
bisa menentukan posisi suatu organisasi atau perusahaan tersebut berada di
kuadran mana
c. Membuat kesimpulan dan pemilihan strategi yang tepat yang sesuai
dengan capabilities dan environment. Agar suatu organisasi atau
perusahaan tersebut mampu bersaing dengan kompetitior yang lainnya.
d. Merealisasikan strategi tersebut dalam suatu tindakan.
6. Langkah pengukuran SWOT
Dalam melakukan analisis SWOT perlu dilakukan beberapa tahapan
dari penganalisaan itu sendiri. Dengan demikian akan membantu untuk
merumuskan analisis dengan mudah dan teratur. Tahapan ini dimulai dari
penentuan variabel yang mendukung dan diperlukan oleh organisasi atau
perusaahaan tersebut hingga menentukan strategi apa yang dapat
digunakannya sesuai dengan posisinya dalam kuadran SWOT sehingga
BAB. II Dasar Teori 16

didapatkan solusi yang tepat. Adapun tahapan pengukuran analisis SWOT


yaitu:
a. Mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan. Pada langkah awal ini yakni mengidentifikasi variabel yang
berhubungan dengan keberlangsungan organisasi, baik variabel yang
mendukung, mengancam maupun yang dibutuhkannya.
b. Mengklasifikasikan variabel internal atau eksternal.
Dari variabel yang telah ditentukan pada langkah pertama, maka dilangkah
ini variabel akan diklasifikasikan atau dikelompokkan sesuai dengan
varibel ini berasal. Apakah variabel tersebut datangnya dari dalam
organisasi atau perusahaan, yang disebut variabel internal. Atau variabel
tersebut berasal dari luar organisasi atau perusahaan tersebut, yang disebut
variabel eksternal.
c. Menentukan bobot tiap variabel
Bobot adalah persentase pentingnya suatu variabel atau indikator dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. Penentuan bobot ditentukan
berdasarkan hasil diskusi atau wawancara dengan pihak organisasi atau
perusahaan. Total bobot masing-masing analisa adalah 100 atau 1. Bobot
dapat ditentukan oleh pimpinan/manager atau karyawan.
d. Menentukan skala atau rating tiap variabel.
Skala adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan yang
sudah berjalan dalam organisasi atau perusahaan.
e. Menentukan nilai atau score dari setiap aspek SWOT.
Nilai adalah perkalian antara bobot dengan skala yang akan menjadi
ukuran untuk menentukan posisi organisasi/lembaga secara umum.
f. Menghitung Strength posture dan competitive posture.
Langkah ini merupakan tahap perhitungan komulatif dari varibel tiap
faktor yang telah didapatkan nilai atau score dari hasil perkalian bobot
dengan skala tadi. Perhitungan Strength Posture dan Competitive Posture
bertujuan untuk menetukan posisi titik ordinat organisasi atau perusahaan
dalam grafik SWOT.
BAB. II Dasar Teori 17

Strength Posture adalah perhitungan komulatif nilai atau Score dari


variabel faktor internal yang telah didapatkan dengan Rumus:

Strength Posture=S + (−W ) (2.1)

Sedangkan Competitive Posture adalah perhitungan komulatif nilai atau


score dari variabel faktor ekstenal yang telah didapatkan pula dengan
Rumus:

Competitive Posture=O+(−T ) (2.2)

g. Menggambarkan ordinat pada kuadran SWOT untuk mengetahui posisi


organisasi atau perusahaan.
Langkah selanjutnya dalam analisis SWOT adalah menggambarkan posisi
dari organisasi atau perusahaan tersebut kedalam kuadran SWOT.
Terdapat dua penggambaran dalam tahap ini. Pertama yaitu penggambaran
daerah posisi terluas dengan menempakan titik ordinat tiap aspek SWOT
sesuai dengan nilai atau score masing masing aspek. Jadi, ada titik ordinat
Strength, ordinat Weakness, ordinat Opportunity dan ordinat Threat yang
kemudian ditarik garis putus-putus. Dan berguna untuk mengetahui aspek
mana yang perlu dipertahankan serta diminimalisir dari organisasi atau
perusahaan tersebut. Sedangkan penggambaran yang kedua adalah
penempatan ordinat perhitungan komulatif nilai variabel tiap faktor
internal maupun faktor eksternal yang sebelumnya telah kita hitung yaitu
hasil dari Strength Posture dan Competitive Posture. Penggambaran ini
berguna untuk mengetahui posisi organisasi atau perusahaan dalam
kuadran serta dalam daerah terluas dari aspek SWOT.
h. Menentukan strategi dan solusi untuk organisasi atau perusahaan.
Setelah diketahui posisi organisasi atau perusahaan dalam kuadran SWOT
maka dapat diketahui strategi yang harus digunakan oleh perusahaan
tersebut. Apakan strategi OS, strategi ST, strategi WT ataupun WO yang
BAB. II Dasar Teori 18

cocok untuk keadaan organisasi atau perusahaan tersebut. Setelah


mengetahui menggunakan strategi apa maka dapat pula ditentukan solusi
penggunaan metoda manajemen yang akan digunakan dalam menjalankan
organisasi atau perusahaan tersebut.
7. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Analisis SWOT.
Dalam proses analisa SWOT yang harus diperhatikan tidak hanya
tahapan analisanya saja, namun responden yang terdiri dari sumber daya
manusia atau anggota organisasi atau perusahaan itu sendiri perlu untuk
diperhatikan agar analisis SWOT yang dilakukan dapat memberikan hasil
yang terbaik, sehingga manajerial pun mengetahui secara tepat keadaan
organisasi atau perusahaannya. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada setiap responden analisis ini, antara lain:
a. Objektif
Artinya anggota organisasi atau perusahaan tersebut harus bisa
memandang secara netral dan tidak ada rasa mengagungkan
organisasinya sendiri. Jangan menutupi kekurangan yang ada dan disertai
pemberian nilai secara subjektif, yaitu sesuai dengan pandangan dan
seleranya pribadi.
b. Realistis
Realistis adalah suatu sikap atau tindakan yang bersifat nyata serta
sewajarnya. Sehingga orang yang bersifat realistis adalah orang yang apa
adanya tidak mengkhayal.
c. Jujur
Jujur adalah keselarasan antara apa yang disampaikan dengan kenyataan
yang ada. Jadi, anggota organisasi atau perusahaan harus menyadari dan
memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan organisasi atau
perusahaan tanpa berbohong.
8. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT menampilkan delapan kotak,
yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang dan tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan
BAB. II Dasar Teori 19

kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang


timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan
eksternal.
Tabel 2.1 Matriks SWOT (Hisyam, 1998)
EKSTERNAL
OPPORTUNITY TREATHS
(Peluang) (Ancaman)
INTERNAL
Comparative Mobilization
Advantage (Memobilisasi sumber
STRENGTH (Memanfaatkan daya untuk memperkecil
(Kekuatan) kekuatan untuk ancaman untuk
meningkatkan posisi mengubahnya menjadi
kompetitif) peluang)
Divestment/Investment Damage Control
(Mengabaikan peluang (Mengendalikan
WEAKNESS tersebut/ menanam kerugian yang mungkin
(Kelemahan) investasi untuk diderita dengan
memperbaiki posisi membenahi sumber
kompetitifnya) daya)

Dari Tabel 2.1 di atas dapat diketahui bagaimana Matriks SWOT yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a. Sel A: Comparative Advantages


Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang
lebih cepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan, di sini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan
organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan
kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
c. Sel C: Divestment atau Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari
luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.
Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan
BAB. II Dasar Teori 20

karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan


keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk
dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu
(investasi).
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari
luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang
besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang
diperkirakan.
BAB. II Dasar Teori 21

9. Kuadran Analisis SWOT


Menurut Rangkuti (2013), analisis SWOT terbagi menjadi empat kuadran
utama yang memiliki strategi yang berbeda untuk masing-masing
kuadarannya.
a. Kuadran 1. Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth
oriented strategy).
b. Kuadran 2. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
c. Kuadran 3. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi dilain pihak , ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG
matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang
baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali
teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk
baru dalam industry microcomputer.
d. Kuadran 4. Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
BAB. III Metodologi Penelitian 21

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian


Langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis faktor internal
dan eksternal. Kemudian dilakukan pendekatan analisis SWOT dengan interaksi
matriks, dan memperoleh beberapa alternative strategi yang paling
sesuai/dominan menurut skala prioritasnya, kemudian dilakukan pemilihan skala
prioritas kepentingan.
1. Tahap Pengumpulan Data
Setelah kuisioner selesai disusun, maka tahap berikutnya adalah penentuan
responden yang akan mengisi kuisioner tersebut. Penentuan responden dilakukan
dengan mempertimbangkan keahlian dan keterkaitan calon responden dengan
permasalahan yang akan diteliti.
Pemilihan responden ditetapkan secara purposive, atau ditetapkan langsung
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki mengenai permasalahan yang
sedang diteliti. Adapun responden yang diminta melakukan penilaian faktor-
faktor internal dan eksternal dalam lembar kuisioner SWOT adalah:
a. Dari sisi pemerintah pusat dan daerah. responden yang mengisi kuisioner
adalah dari Disperkim Provinsi NTB, Cipta Karya Dinas PUPR Provinsi NTB
sebanyak 30 responden;
b. Dari sisi pelaksanaan dan pengawasan, responden yang mengisi kuisioner
adalah 30 responden.
c. Dari sisi masyarakat yang merasakan hasil dampak pekerjaan, responden
yang mengisi kuisioner adalah 30 responden.
Jumlah total responden yang melakukan penilaian/pengisian kuisioner adalah
sebanyak 90 responden.
BAB. III Metodologi Penelitian 22

2. Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkan dan disajikan dalam penelitian adalah cukup secara obyektif.
Idealnya pengukuran harus dilakukan dalam jumlah yang banyak sehingga data
hasil pengukuran layak untuk digunakan. Sebaliknya, pengumpulan data dalam
jumlah yang sedikit kurang baik karena tidak mewakili keadaan yang
sesungguhnya. Untuk itu, pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan.
Derajat ketelitian (degree of accuracy) dan tingkat keyakinan (convidence
level) adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh peneliti setelah
memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak.
Derajat ketelitian (degree of accuracy) menunjukkan penyimpangan maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesian sebenarnya. Sedangkan tingkat
keyakinan (convidence level) menunjukkan besarnya keyakinan peneliti terhadap
ketelitian data yang telah dikumpulkan. Pengaruh tingkat ketelitain dan keyakinan
adalah semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan,
maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan.
Tes kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

[ ]
2
k
s √
N ∑ x i2−( ∑ xi )
2

N '=
∑ xi
Keterangan:
k = Tingkat keyakinan 90% = 1
s = Derajat ketelitian 0,1
N = Jumlah data pengamat
N’ = Jumlah data teoritis
Xi = Data pengamatan
Jika N’ ≤ N maka data dianggap cukup, dan Jika N’ ˃ N maka data dianggap
tidak cukup (kurang), sehingga perlu dilakukan penambahan data (A. Eunike,
2012).
BAB. III Metodologi Penelitian 23

3. Identifikasi Faktor-faktor SWOT


Analisis SWOT ini memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan
memudahkan pendekatan strategi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
a) Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari wilayah atau institusi. Strengh ini bersifat internal dari
wilayah atau sebuah institusi.
b) Weakness (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan yang tidak berjalan
dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan lemah atau tidak
memiliki sumber daya yang bagus.
2) Faktor Eksternal
a) Opportunity (peluang) adalah faktor positif yang muncul dari
lingkungan instansi tersebut dan memiliki kesempatan untuk
memanfaatkanya.
b) Threat (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang
memberikan hambatan bagi berkembangnya suatu instansi atau
perusahaan.
Tahap pertama dalam analisis SWOT adalah melakukan identifikasi
terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dalam program PISEW pada
jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur yang dianggap berpengaruh
secara positif maupun secara negatif dalam merencanakan dan melaksanakan
program. Tahap ini sangat penting karena hasil dari identifikasi ini akan
menjadi dasar untuk kegiatan analisis berikutnya. Identifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal ini dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen,
wawancara, dan melakukan survey pendahuluan di lingkungan organisasi
atau lembaga dalam hal ini adalah Dinas Perumahan dan Permukiman dan
PUPR Provinsi NTB.
BAB. III Metodologi Penelitian 24

Setelah mengidentifikasi dan menganalisis potensi yang ada melalui


instrumen penelitian, maka tahapan selanjutnya yang akan dilaksanakan
adalah memasukkan kedalam dua matrik yakni Matrik Eksternal Faktor
Evaluation (EFE) dan Matrik Internal Factor Evaluation (IFE).
4. Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Matrik Internal Factor
Evaluation (IFE)
1) Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk mengevaluasi
faktor-faktor eksternal instansi. Berikut tahapan kerja dari EFE :
a) Membuat daftar critical succes factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan
pekerjaan)
b) Menentukan bobot (Weight) dari critical succes factors di atas dengan
skala yang lebih tinggi yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan
dihitung berdasarkan rata-rata critical succes factors.
c) Memberikan rating antara 1 sampai 6 bagi masing-masing faktor yang
memiliki nilai : Skala 1 sangat kurang;
Skala 2 kurang;
Skala 3 cukup;
Skala 4 agak baik;
Skala 5 baik;
Skala 6 sangat baik.
d) Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor
semua critical succes factors.
e) Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi instansi
yang dinilai. Skor 4.0 mengidentifikasi bahwa instansi merespon
dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yag ada dan
menghindari ancaman-ancaman. Sementara itu skor 1.0 menunjukkan
bahwa instansi tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau
tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Berikut tabel untuk
matrik EFE (Tabel 3.1):
BAB. III Metodologi Penelitian 25

Tabel 3.1 Matriks EFE (Rangkuti, F. 2013)


External Factor Bobot Rating Skor

Peluang :

Ancaman :

Total 1,0

2) Matrik Internal Factors Evaluation (IFE) digunakan untuk mengetahui


faktor-faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dianggap penting. Berikut tahapan kerja dari matrik IFE :
a. Membuat daftar critical succes factor untuk aspek internal kekuatan
(Strenghts) dan kelemahan (Weakness).
b. Menentukan bobot (Weight) dari critical succes factors di atas dengan
skala yang lebih tinggi yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan
dihitung berdasarkan rata-rata critical succes factors.
c. Memberikan rating antara 1 sampai 6 bagi masing-masing faktor yang
memiliki nilai: Skala 1 sangat kurang;
Skala 2 kurang;
Skala 3 cukup;
Skala 4 agak baik;
Skala 5 baik;
Skala 6 sangat baik.
d. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor
semua critical succes factors.
BAB. III Metodologi Penelitian 26

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi instansi


yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5
menandakan bahwa secara internal, instansi adalah lemah sedangkan
nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Seperti halnya pada matrik EFE dan IFE terdiri dari banyak faktor.
Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia
selalu berjumlah 1,0. Berikut adalah tabel untuk matrik IFE (tabel 3.2)
Tabel 3.2 Matriks IFE (Rangkuti, 2013)
Internal Factor Bobot Rating Skor

Kekuatan :

Kelemahan :

Total 1,0

5. Positioning Kuadran SWOT


Setelah memasukkan data kedalam matrik Eksternal Factor Evaluation
(EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) dan memberi bobot dan rating untuk
masing-masing point. Tahapan berikutnya dilakukan oleh peneliti adalah
menghitung jumlah skor yang didapat dari kedua matrik tersebut, tujuanya adalah
untuk mengetahui positioning suatu wilayah atau kawasan dilihat dari potensi
yang ada.
Setelah membahas matrik IFE dan EFE maka dapat diketahui posisi suatu
instatnsi yang sesungguhnya. Dari matrik IFE dapat diketahui posisi sumbu X
dengan rumus sebagai berikut :
BAB. III Metodologi Penelitian 27

X =Jumlah Nilai Kekuatan−Jumlah Nilai Kelemahan (3.1)

Sedangkan untuk matrik EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan


rumus sebagai berikut :

Y =Jumlah Nilai Peluang−Jumlah Nilai Ancaman (3.2)


Berdasarkan matrik IFE dan EFE di atas akan dapat diketahui posisi
Sumbu X dan posisi Sumbu Y yang di mana menentukan posisi kuadran SWOT.
Dapat dilihat pada Gambar 3.1 :

Opportunity

(-,+) (+,+)

Ubah Strategi Progresif

Kuadran III Kuadran I


Weakness Strength
Kuadran IV Kuadran II

Strategi Bertahan Diversifikasi Strategi


(-,-) (+,-)

Threath
Gambar 3.1 Kuadran SWOT (Rangkuti, 2013)

Keterangan :
BAB. III Metodologi Penelitian 28

1. Kuadran I (Positif, Positif)


Posisi ini mengartikan sebuah instansi yang kuat dan berpeluang,
rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya instansi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
2. Kuadran II (Positif, Negatif)
Posisi ini mengartikan sebuah instansi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi, artinya instansi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat, sehingga roda instansi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya.
3. Kuadran III (Negatif, Positif)
Posisi ini menandakan sebuah instansi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya Isntansi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya disebabkan strategi yang
lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja instansi.
4. Kuadran IV (Negatif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah instansi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, yang
artinya kondisi internal instansi berapa pada pilihan dilematis. Oleh
karenanya instansi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan,
mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok, dan sambil
terus berupaya memperbaiki diri.
6. Matrik SWOT
Setelah diketahui suatu wilayah tersebut ada di Positioning berapa, maka
tahapan akhir yang dilakukan peneliti adalah menentukan strategi apa yang
akan digunakan untuk wilayah tersebut dengan menggunakan matrik SWOT.
Untuk mendapatkan prioritas dan keterkaitan antar strategi, maka dari hasil
BAB. III Metodologi Penelitian 29

pembobotan IFE-EFE kuisioner SWOT untuk masing-masing indikator


tersebut, akan dilakukan interaksi kombinasi dari strategi yang meliputi
kombinasi internal- eksternal, yang terdiri dari:
1. Strategi Strength-Opportunity (SO); Interaksi kombinasi strategi SO: yaitu
suatu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,
strategi ini menggunakan kekuatan internal instantsi untuk meraih
peluang-peluang yang ada diluar instansi. Jika instansi mempunya banyak
kelemahan, maka instansi harus mengatasi kelemah itu agar menjadi kuat.
Sedangkan jika instansi menghadapi ancaman, instansi harus berusaha
menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang
ada;
2. Strategi Strength-Threat (ST); Interaksi kombinasi strategi ST: yaitu suatu
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman-ancaman
eksternal;
3. Strategi Weakness-Opportunity (WO); Interaksi kombinasi strategi WO:
yaitu suatu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang-peluang eksternal;
4. Strategi Weakness-Threat (WT) Interaksi kombinasi strategi WT: yaitu
suatu strategi yang meminimalkan kelemahan internal untuk mengatasi
ancaman.
Untuk memperjelas interaksi strategi tersebut akan didapatkan matriks SWOT–
interaksi IFE–EFE seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.3.
BAB. III Metodologi Penelitian 30

Tabel 3.3 Matriks SWOT–Interaksi IFE–EFE (Soesilo, 2002)


IFE
EFE Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


a. Strategi yang a. Strategi yang
memaksimalkan kekuatan meminimalkan
untuk memanfaatkan peluang kelemahan untuk
yang ada; memanfaatkan
b. Strategi agresif; peluang;
c. Keunggulan komparatif. b. Strategi orientasi
putar balik;
c. Investasi/divestasi.
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
a. Strategi yang a. Strategi yang
memaksimalkan kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman; kelemahan untuk
b. Strategi diversifikasi; mengatasi ancaman;
c. Mobilisasi. b. Strategi defensif;
c. Kontrol
kerusakan/Strategi
riskan.

Untuk memperjelas tahapan bagaimana menentukan strategi melalui


matrik SWOT, maka dibuat tahapan-tahapan di antaranya.
1. Membuat daftar peluang eksternal.
2. Membuat daftar ancaman eksternal.
3. Membuat daftar kekuatan kunci insternal.
4. Membuat daftar kelemahan kunci internal
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal
dan mencatat hasilnya dalam strategi SO.
BAB. III Metodologi Penelitian 31

6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang


ekternal dan mencatat hasilnya dalam strategi WO.
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi WT.
Untuk memperjelas tahapan-tahapan di atas maka dibuat tabel 3.4.
Matriks faktor internal dan eksternal faktor:

Tabel 3.4 Matriks Faktor Internal dan Eksternal (Soesilo, 2002)

FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY(O) THREAT(T)

STRENGTH (S) Strategi SO Strategi ST

FAKTOR
INTERNAL
WEAKNESS (W) Strategi WO Strategi WT

Dari matriks tersebut di atas akan diperoleh 4 pilihan strategi yang dapat
diambil oleh decision maker sebagai strategi pilihan yang tentu saja
ditentukan setelah mempertimbangkan potensi, kondisi dan kendala yang
ada.
BAB. III Metodologi Penelitian 32

Mulai

Permasalahan

Tahap (1)
Pengumpulan Data

Identifikasi Faktor-faktor SWOT


(Strength, weakneses, Opportunity, Thread)

Tahap (2)
Analisis

Matrik IFE Matrik EFE


(Internal Faktor Evaluation) (Eksternal Faktor Evaluation)

Positioning SWOT

Tahap (3)
Pengambilan Keputusan

Matrik SWOT

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram alir penelitian


BAB. III Metodologi Penelitian 33

3.2 Lokasi Penelitian


Untuk melakukan penelitian ini, wilayah yang akan menjadi target
penelitian ada di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Lombok Timur, di
antaranya Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Sembalun, Kecamatan Aikmel,
Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Wanasaba.

Kec. Wanasaba

Kec. Sembalun

Kec. Pringgasela

Kec. Pringgabaya

Kec. Aikmel

Gambar 3.3 Peta lokasi penelitian (WorgPress.com)


BAB. IV Hasil dan Pembahasan 34

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data PISEW Jalan Lingkungan pada Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di dalam wilayah administrasi Kabupaten Lombok Timur
yaitu Kecamatan Aikmel, Pringgabaya, Wanasaba, Pringgasela dan Sembalun. Kondisi fisik
yang berada di wilayah penelitian sebagian besar adalah belum tersedianya infrastruktur
jaringan jalan yang memadai. Jalan di lima kecamatan tersebut merupakan prasarana yang
telah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kelayakan fisik jalan merupakan salah satu
faktor penting dalam perencanaan jaringan jalan di Kabupaten Lombok Timur.

Berikut data Realisasi PISEW jalan lingkungan pada lokasi penelitian disajikan pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Realisasi Paket dan Panjang Jalan Lingkungan Tahun 2017 - 2020

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020


N
Kecamatan Jlh. Panjan Jlh. Panjan Jlh. Panjan Jlh. Panjan
O Pake g jalan Pake g jalan Pake g jalan Pake g jalan
t (m) t (m) t (m) t (m)
1 Aikmel 32 10.080 55 17.325 36 11.340 30 9.450
2 Pringgabaya 17 5.355 19 5.985 23 7.245 19 5.985
3 Pringgasela 34 10.710 44 13.860 39 12.285 33 10.395
4 wanasaba 11 3.465 15 4.725 20 6.300 20 6.300
5 Sembalun 7 2.205 3 945 3 945 8 2.520

Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Jalan Lingkungan Tahun 2017 - 2020

Jumlah Anggaran (Rp)


NO Kecamatan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1 Aikmel 6.400.000.000 11.000.000.000 7.200.000.000 6.000.000.000
2 Pringgabaya 3.400.000.000 3.800.000.000 4.600.000.000 3.800.000.000
3 Pringgasela 6.800.000.000 8.800.000.000 7.800.000.000 6.600.000.000
4 wanasaba 2.200.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000
5 Sembalun 1.400.000.000 600.000.000 600.000.000 1.600.000.000

Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2, terlihat bahwa realisasi jumlah paket, panjang jalan
dan jumlah anggaran dari tahun 2017 sampai tahun 2018 secara umum mengalami kenaikan.
Hal tersebut sejalan dengan peningkatan perekonomian NTB, sedangkan setelah tahun 2018
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 35

realisasi tersebut terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2020. Penurunan ini
terjadi karena pada akhir tahun 2018 terjadi bencana gempa bumi di Lombok, dan awal tahun
2020 terjadi pandemi Covid-19 sehingga pada tahun tersebut lebih difokuskan pada
penanganan bencana.

4.2 Rekapitulasi Kuesioner SWOT

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode survey dengan menyebarkan
kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner hasil kajian dari teman-teman pejabat
di Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi NTB, dan sudah di konsultasikan dengan
dosen pembimbing. Indikator pada kuesioner tersebut terdiri dari 4 jenis indikator
pertanyaan, yakni pertama adalah indikator kekuatan (Strength), kedua indokator kelemahan
(Weakness), ketiga indikator peluang (Opportunity) dan keempat indikator ancaman (Threat).
Data pada tabel 4.3 menggambarkan nilai untuk data kuesioner Strength, tabel 4.4
menggambarkan nilai data kuesioner Weakness, tabel 4.5 menggambarkan nilai data
kuesioner Opportunity, dan tabel 4.6 menggambarkan nilai data kuesioner Threat.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, terdiri dari 30 orang masyarakat,
30 orang kontraktor/konsultan dan 30 orang ASN yang berasal dari Dinas PUPR dan Dinas
PERKIM NTB. Peneliti mendistribusikan secara langsung dan menunggu jawaban secara
langsung. Kuesioner yang disebarkan kepada responden terdiri dari lima halaman untuk satu
responden. Acuan pengisian kuesioner ini terdiri dari penilaian kondisi saat ini. Semua
pernyataan tersebut diberikan pilihan jawaban dengan sekala likert 1 sampai 6. Angka 1
mengartikan indikator sangat kurang, angka 2 artinya kurang, angka 3 artinya cukup, angka 4
artinya agak baik, angka 5 artinya baik, dan angka 6 artinya sangat baik. Data penelitian,
diperoleh berbagai macam jawaban atas semua pernyataan yang telah dicantumkan dalam
kuesioner. Statistik ini dilakukan untuk melihat jumlah jawaban yang dipilih oleh responden.
Peneliti telah merangkum hasil penyebaran kuesioner pada Tabel 4.3 sampai dengan 4.6 yang
menunjukkan jumlah nilai kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
Hasil rekapitulasi kuesioner SWOT program PISEW Kabupaten Lombok Timur
disajikan pada Tabel 4.3, Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 36

Tabel 4.3 Nilai Kuesioner kekuatan (Strength)


Indikator Nilai Kuesioner
NO STRENGTH/KEKUATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
N
Membantu akses
1 masyarakat menjadi lebih 4 4 3 2 6 3 5 4 3 3 1 4 4 6 2 5 5 6 3 3 5 3 5 3 3 5 5 5 2 4
mudah
Keamanan pengguna jalan
2 3 5 2 2 6 3 6 4 5 3 2 4 4 6 3 4 5 5 5 3 5 3 5 3 5 3 5 5 2 4
lebih terjamin
Mempersingkat waktu
3 4 4 3 2 6 3 6 4 3 4 3 4 4 6 2 5 5 6 4 3 5 2 5 5 5 3 4 5 3 4
tempuh
Penghematan biaya
4 4 4 2 3 6 3 6 5 5 4 2 4 4 5 4 5 5 6 3 3 5 3 5 5 5 4 4 5 3 4
operasional
Meningkatkan
5 4 4 2 3 6 3 6 4 5 4 5 4 5 6 4 6 5 6 6 3 5 1 5 5 5 4 4 3 3 4
kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan fasilitas
6 4 5 1 2 5 3 6 5 5 4 2 4 4 6 5 6 5 5 6 3 5 1 5 4 5 3 4 5 2 4
infrastruktur
Meningkatkan kemajuan
7 5 5 2 4 5 3 5 5 3 3 2 3 4 4 3 6 5 5 5 3 5 1 5 3 3 4 4 5 2 4
teknologi
Masyarakat mendukung
8 penuh pembangunan jalan 5 5 6 5 5 3 6 4 3 3 5 3 5 6 3 6 5 6 5 3 5 1 5 6 5 5 5 5 3 4
lingkungan
Meningkatkan peluang
9 5 4 3 3 5 3 6 4 3 3 3 3 4 5 4 6 4 6 6 3 5 1 5 5 5 4 5 5 3 4
lapangan kerja

Indikator Nilai Kuesioner


NO STRENGTH/KEKUATAN 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Membantu akses masyarakat menjadi
1 6 4 3 4 6 5 2 3 4 2 2 6 2 3 1 4 2 2 3 3 2 3 1 2 4 6 6 2 5 5
lebih mudah
Keamanan pengguna jalan lebih
2 5 2 4 4 5 5 3 3 4 3 2 6 4 3 2 4 4 4 2 5 2 4 2 2 3 6 6 3 5 5
terjamin
3 Mempersingkat waktu tempuh 4 3 5 4 5 5 4 3 4 3 2 6 4 3 2 4 2 3 3 6 3 2 6 2 4 6 6 3 5 5
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 37

Indikator Nilai Kuesioner


NO STRENGTH/KEKUATAN 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
4 Penghematan biaya operasional 5 2 3 5 6 5 4 3 5 3 2 6 4 3 2 3 3 5 4 5 2 2 6 3 3 5 6 2 5 5
Meningkatkan kesejahteraan
5 4 2 4 5 6 5 4 4 5 3 2 5 4 4 2 3 3 5 2 4 3 2 6 3 4 5 5 3 5 5
masyarakat
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 6 3 3 5 5 5 4 4 5 3 2 5 4 4 2 4 5 6 3 5 4 3 5 2 4 6 4 4 5 5
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 5 3 2 5 5 5 4 3 5 3 2 4 4 4 2 3 5 4 4 3 3 3 5 3 5 5 3 4 5 5
Masyarakat mendukung penuh
8 6 5 5 5 6 5 4 3 5 4 5 6 4 4 1 3 4 3 2 6 2 3 5 6 3 6 5 3 5 5
pembangunan jalan lingkungan
Meningkatkan peluang lapangan
9 5 3 4 4 6 5 4 3 5 4 5 3 4 2 2 3 3 4 3 5 3 5 5 5 2 5 6 4 5 5
kerja
Indikator Nilai Kuesioner
NO STRENGTH/KEKUATAN 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
Membantu akses masyarakat menjadi
1 6 3 3 5 6 2 2 2 2 4 5 3 3 4 5 5 5 2 1 6 6 5 6 5 1 5 3 4 3 4
lebih mudah
Keamanan pengguna jalan lebih
2 5 2 2 6 3 2 2 5 2 5 4 3 3 5 4 6 5 3 2 6 5 5 4 5 3 4 3 4 3 4
terjamin
3 Mempersingkat waktu tempuh 4 3 2 6 6 2 2 5 2 4 4 3 3 4 4 6 6 4 6 6 6 6 5 5 2 4 3 4 4 5
4 Penghematan biaya operasional 3 2 2 6 3 2 3 3 2 5 3 3 3 5 4 6 4 4 3 6 6 5 5 5 2 4 3 3 3 5
Meningkatkan kesejahteraan
5 4 2 2 6 6 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 5 5 4 3 6 6 5 5 5 3 3 3 3 2 5
masyarakat
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 5 3 3 5 6 2 2 2 3 4 5 2 4 5 5 6 5 4 5 6 6 5 5 5 3 5 2 4 3 4
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 3 2 2 6 6 3 2 3 2 5 5 3 2 4 5 3 5 3 5 5 5 4 5 5 2 4 2 5 3 5
Masyarakat mendukung penuh
8 6 5 3 6 6 4 6 5 5 5 4 3 3 4 4 6 5 6 6 6 6 5 6 6 5 4 3 5 3 4
pembangunan jalan lingkungan
Meningkatkan peluang lapangan
9 3 4 3 6 3 3 3 2 3 4 4 3 3 5 4 6 4 4 5 5 5 5 5 5 2 3 2 5 3 5
kerja
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 38

Tabel 4.4 Nilai kuesioner kelemahan (Weakness)


Indikator Nilai Kuesioner
NO WEAKNESS/KELEMAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tidak bisa menjadi
1 5 5 1 1 4 3 1 4 3 3 2 4 4 5 4 2 4 4 2 3 1 5 3 3 2 3 3 4 1 5
trademark
2 Sumber daya yang terbatas 5 5 2 2 3 3 1 4 2 4 3 5 4 5 4 1 3 2 6 2 3 5 4 3 2 4 4 3 1 5
Ketersediaan sarana dan
3 5 4 2 2 5 4 1 4 3 4 1 4 4 5 4 2 4 5 2 3 3 5 5 3 2 3 4 3 2 5
prasarana yang masih kurang
4 Teknologi yang masih lemah 4 4 2 2 4 4 1 4 3 4 2 4 4 5 4 3 4 5 4 4 2 5 4 2 2 3 4 3 1 5
Pemeliharaan yang tidak
5 4 5 1 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 6 4 2 4 4 2 5 6 5 3 2 2 3 4 3 1 5
rutin
Manajemen yang masih
6 4 5 3 2 4 4 2 4 3 4 4 5 4 6 4 3 4 5 3 4 4 5 3 3 2 3 4 3 4 5
cenderung birokratis
Ketidaknyamanan
7 4 5 3 3 3 4 3 4 2 4 4 5 4 3 5 2 4 5 3 2 1 4 4 3 2 3 4 3 3 5
masyarakat saat pelaksanaan

Indikator Nilai Kuesioner


NO WEAKNESS/KELEMAHAN
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 Tidak bisa menjadi trademark 4 2 3 4 5 3 3 3 4 4 1 4 3 3 4 4 2 2 1 2 3 3 1 5 4 3 3 2 3 5
2 Sumber daya yang terbatas 3 3 2 3 5 3 4 4 4 4 2 5 3 3 3 5 1 3 2 2 4 4 2 5 2 3 6 3 3 5
Ketersediaan sarana dan prasarana
3 4 2 3 4 6 2 2 4 4 3 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 6 3 2 4 6 2 3 5
yang masih kurang
4 Teknologi yang masih lemah 4 2 3 4 6 2 3 4 4 2 2 3 3 3 2 4 1 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 5
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 6 3 3 4 6 3 3 4 4 2 2 4 3 3 1 5 3 5 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 3 5
Manajemen yang masih cenderung
6 6 3 2 4 6 3 2 4 4 2 2 3 3 3 2 5 4 5 3 2 2 3 3 3 3 5 6 2 3 5
birokratis
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 39

Ketidaknyamanan masyarakat saat


7 3 3 3 4 6 3 2 3 4 2 2 4 3 3 2 4 3 4 2 5 3 2 6 4 2 6 1 3 3 5
pelaksanaan
Indikator Nilai Kuesioner
NO WEAKNESS/KELEMAHAN
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

1 Tidak bisa menjadi trademark 3 3 2 4 3 3 2 2 3 5 3 3 4 4 3 2 5 2 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 2 3


2 Sumber daya yang terbatas 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 2 2 2 4 2 4
Ketersediaan sarana dan prasarana
3 3 3 2 5 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 3 4 2 3 1 4 5 4 4 3 3 1 2 4 3 4
yang masih kurang
4 Teknologi yang masih lemah 3 2 2 4 1 2 2 2 2 3 3 5 3 4 3 5 2 2 2 4 4 3 4 3 3 2 1 4 3 3
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 4 5 4 3 3 5 1 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 4 3 3
Manajemen yang masih cenderung
6 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 5 3 3 4 3 4 2 3 2 2 2 4 2 1 4 3 3 2 3
birokratis
Ketidaknyamanan masyarakat saat
7 4 3 4 5 4 3 2 4 4 3 2 5 2 3 3 2 4 3 5 4 4 4 4 3 2 3 3 5 3 3
pelaksanaan

Tabel 4.5 Nilai Kuesioner peluang (Opportunity)

Nilai Kuesioner
NO Indikator
OPPORTUNITY/PELUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Meningkatkan prekonomian
1 4 4 2 2 5 3 6 5 3 3 3 4 4 6 5 6 4 6 3 3 5 3 5 5 3 4 5 5 6 3
masyarakat setempat
Menurunkan angka
2 4 5 3 1 4 3 5 5 2 3 3 6 5 6 5 4 4 6 6 2 5 5 5 5 3 3 5 5 3 4
kecelakaan
Membuat ban kendaraan lebih
3 4 5 2 3 4 3 6 5 4 3 3 5 5 6 4 4 4 6 4 3 3 3 5 5 3 4 5 5 3 3
tahan lama
Meningkatkan intraksi sosial
4 antar masyarakat yang 4 5 3 3 4 3 6 5 3 3 3 5 5 4 3 6 4 6 6 4 3 5 5 5 3 4 5 5 4 3
melintas
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 40

Nilai Kuesioner
NO Indikator
OPPORTUNITY/PELUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5 Bisa menjadi obyek wisata 4 5 2 2 5 3 5 5 2 3 3 5 5 5 3 6 4 6 6 5 4 4 5 5 6 4 5 5 1 3
Tumbuh industri di sekitar
6 5 5 1 3 6 3 5 5 4 4 2 5 5 5 4 6 4 6 5 2 4 4 5 6 5 3 5 5 4 3
wilayah
Perbaikan distribusi
7 5 5 3 2 5 3 6 6 4 4 2 5 5 6 4 5 4 6 4 3 3 4 5 6 5 3 5 5 2 4
pendapatan
8 Meningkatkan taraf kesehatan 5 4 2 3 6 3 6 5 2 4 2 5 4 5 5 5 4 6 4 3 3 4 5 6 5 3 4 5 3 4
Meningkatkan taraf
9 5 5 2 2 6 3 6 5 2 4 2 5 5 6 5 5 4 6 4 6 3 4 5 6 3 3 5 5 3 3
pendidikan

Indikator Nilai Kuesioner


NO OPPORTUNITY/PELUANG
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Meningkatkan prekonomian
1 6 3 3 3 6 5 3 4 5 3 2 6 5 3 5 3 3 4 2 5 3 2 4 4 4 6 5 4 4 4
masyarakat setempat
2 Menurunkan angka kecelakaan 4 3 4 3 6 2 3 4 5 3 2 6 5 3 6 3 2 3 4 5 3 2 3 5 4 5 5 5 4 4
Membuat ban kendaraan lebih tahan
3 4 3 3 3 6 5 3 4 5 3 2 6 5 3 6 3 3 3 3 5 3 3 6 5 5 5 6 3 4 4
lama
Meningkatkan intraksi sosial antar
4 3 4 3 4 6 5 2 3 5 3 2 4 5 3 6 4 4 4 2 6 3 2 1 5 5 5 5 4 4 4
masyarakat yang melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 1 4 3 3 6 5 2 4 5 4 2 6 5 3 6 4 5 3 3 5 3 4 3 4 5 4 5 6 4 4
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 5 4 3 4 6 5 2 4 5 4 2 4 5 3 3 4 3 2 4 4 2 4 4 5 4 2 5 4 4 4
7 Perbaikan distribusi pendapatan 6 4 4 4 6 5 2 4 5 3 2 5 5 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 4 4 5 6 5 4 4
8 Meningkatkan taraf kesehatan 2 3 4 4 6 5 2 4 5 4 2 6 5 3 4 3 4 4 4 5 3 2 6 4 3 5 6 3 4 4
9 Meningkatkan taraf pendidikan 3 3 4 4 6 5 2 4 5 4 2 5 5 3 5 3 5 4 4 5 2 3 6 5 4 6 4 3 4 4
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 41

Indikator Nilai Kuesioner


NO OPPORTUNITY/PELUANG
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

Meningkatkan prekonomian
1 5 3 3 2 6 2 2 2 2 4 5 3 5 4 4 5 6 3 1 6 6 4 3 3 3 4 3 5 3 5
masyarakat setempat
2 Menurunkan angka kecelakaan 4 4 4 6 3 2 3 2 3 5 4 3 4 3 4 4 6 4 1 6 6 4 3 3 2 3 3 5 3 5
Membuat ban kendaraan lebih tahan
3 5 2 4 5 2 2 3 3 2 5 4 3 4 3 4 2 5 3 1 5 6 4 3 3 1 4 2 5 3 5
lama
Meningkatkan intraksi sosial antar
4 5 3 5 5 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 4 5 4 1 5 6 5 3 3 3 4 3 5 4 4
masyarakat yang melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 3 3 3 6 2 2 2 2 2 4 4 3 3 3 4 1 5 3 2 5 5 4 3 3 1 5 3 5 2 4
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 4 3 5 6 4 3 3 2 3 5 5 4 4 4 4 2 5 3 3 5 6 4 3 2 3 3 3 4 3 4
7 Perbaikan distribusi pendapatan 3 3 4 5 2 3 1 3 2 5 3 3 4 3 3 5 6 3 3 5 5 5 3 3 2 3 4 5 3 4
8 Meningkatkan taraf kesehatan 3 3 3 6 3 2 3 2 3 5 4 4 5 4 3 6 6 3 3 5 5 4 3 4 2 2 4 5 3 5
9 Meningkatkan taraf pendidikan 4 2 4 6 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 6 5 3 3 5 5 4 3 4 3 3 3 4 3 5

Tabel 4.6 Nilai kuesioner ancaman (Threat)


Indikator Nilai Kuesioner
NO THREAT/ANCAMAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Aspal, semen atau bahan-
1 bahan pembuatan jalan 4 5 1 3 5 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 1 5 5 6 2 3 3 2 3 2 3 4 3 1 5
yang rawan pencurian
Banyak kendaraan yang
2 melewati jalan yang belum 4 5 2 3 3 3 3 5 2 5 4 5 5 6 4 3 5 5 6 2 3 4 3 3 2 4 5 4 3 4
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan
3 antar perusahaan atau 4 4 2 2 3 3 5 4 2 3 3 4 4 6 5 2 4 4 6 2 4 1 4 3 3 3 4 4 6 4
kontraktor
4 Kemungkinan 4 5 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 1 3 3 2 3 4 4 2 4
BAB. IV Hasil dan Pembahasan 42

menyebabkan kemacetan
5 Perubahan struktur tanah 4 5 3 3 4 3 3 5 2 4 4 5 5 6 4 2 4 5 6 4 3 1 4 3 4 3 4 4 1 3
Banyak batu dan pasir
6 4 5 2 2 3 3 1 5 3 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 3 4 1 3 3 1 3 4 4 3 3
yang akan dikeruk
Banyak tebing-tebing yang
7 dikeruk untuk diambil 4 5 2 2 3 3 2 5 3 4 4 5 5 5 4 3 4 5 6 4 2 1 3 3 1 2 4 4 2 3
tanahnya

Indikator Nilai Kuesioner


NO THREAT/ANCAMAN
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Aspal, semen atau bahan-bahan
1 pembuatan jalan yang rawan 6 2 5 4 5 1 2 5 3 2 3 1 5 2 2 4 2 2 1 1 3 4 6 4 1 4 2 1 3 5
pencurian
Banyak kendaraan yang melewati
2 jalan yang belum cukup umur untuk 6 3 5 5 6 5 2 4 3 4 3 4 5 2 3 3 3 3 2 4 3 1 6 5 2 4 6 3 3 5
dilewati
Meningkatnya persaingan antar
3 6 3 3 4 6 1 2 3 3 3 2 5 5 2 2 4 1 2 3 3 3 3 5 4 2 2 3 3 2 5
perusahaan atau kontraktor
Kemungkinan menyebabkan
4 6 5 3 4 5 1 3 4 3 3 2 2 5 2 2 3 4 3 4 2 4 3 1 4 4 5 2 3 2 5
kemacetan
5 Perubahan struktur tanah 3 3 3 3 5 1 4 4 3 3 2 2 5 2 2 4 3 4 3 2 3 3 1 5 3 4 5 2 3 5
Banyak batu dan pasir yang akan
6 2 2 3 3 5 2 2 4 3 3 2 1 5 2 2 3 4 4 4 3 3 5 2 5 2 4 6 3 3 5
dikeruk
Banyak tebing-tebing yang dikeruk
7 3 2 3 3 5 1 3 4 3 3 2 1 5 2 2 3 4 5 3 2 3 5 3 4 3 5 6 3 3 5
untuk diambil tanahnya

NO Indikator Nilai Kuesioner


BAB. IV Hasil dan Pembahasan 43

THREAT/ANCAMAN
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
Aspal, semen atau bahan-bahan
1 pembuatan jalan yang rawan 2 2 2 4 3 3 4 2 1 3 3 4 2 4 3 2 1 3 3 5 4 2 5 4 1 2 3 5 4 3
pencurian
Banyak kendaraan yang melewati
2 jalan yang belum cukup umur untuk 3 4 2 3 6 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 5 3 4 4 4 5 3 5 5 2 3 3 4 3 3
dilewati
Meningkatnya persaingan antar
3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 4 3 6 1 3 1 3 4 3 5 5 2 1 3 4 3 3
perusahaan atau kontraktor
Kemungkinan menyebabkan
4 2 2 1 4 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 1 1 3 3 3 5 3 5 5 2 2 3 4 3 2
kemacetan
5 Perubahan struktur tanah 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 1 1 4 1 3 4 3 5 5 3 3 3 3 3 2
Banyak batu dan pasir yang akan
6 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 5 3 3 4 2 1 3 3 5 4 4 5 5 2 4 4 4 3 2
dikeruk
Banyak tebing-tebing yang dikeruk
7 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 1 1 2 1 5 4 3 5 5 2 3 3 4 3 2
untuk diambil tanahnya
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 44

Total nilai setiap pertanyaan untuk faktor internal dan faktor eksternal yang
telah dijelaskan di atas, selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan 4.8.

Tabel 4.7 Total nilai kuesioner faktor internal (Strength dan Weakness)
Indikator Jumlah
NO STRENGTH/KEKUATAN (Kuesioner 1
s.d 90)
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 335
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 347
3 Mempersingkat waktu tempuh 365
4 Penghematan biaya operasional 356
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 363
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 373
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 346
8 Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan lingkungan 410
9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 364
Indikator Jumlah
NO WEAKNESS/KELEMAHAN (Kuesioner 1
s.d 90)
1 Tidak bisa menjadi trademark 279
2 Sumber daya yang terbatas 293
3 Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih kurang 291
4 Teknologi yang masih lemah 282
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 292
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 305
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 307

Tabel 4.8 Total nilai kuesioner faktor eksternal (Opportunity dan Threat)
Indikator
OPPORTUNITY/PELUANG Jumlah
NO (Kuesioner 1
s.d 90)
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 356
2 Menurunkan angka kecelakaan 353
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 347
4 Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang melintas 357
5 Bisa menjadi obyek wisata 344
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 355
7 Perbaikan distribusi pendapatan 357
8 Meningkatkan taraf kesehatan 357
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 45

9 Meningkatkan taraf pendidikan 362


Indikator Jumlah
THREAT/ANCAMAN (Kuesioner 1
NO
s.d 90)
Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan yang rawan
1 280
pencurian
Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum cukup umur
2 332
untuk dilewati
3 Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau kontraktor 290
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 283
5 Perubahan struktur tanah 291
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 296
7 Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil tanahnya 293

4.3 Uji Kecukupan Data

Untuk menguji kecukupan data yang digunakan pada penelitian ini, maka
jumlah data diuji dengan rumus berikut:

[ ]
2
k
s √
N ∑ x i2−( ∑ xi )
2

N '=
∑ xi
Keterangan:
k = Tingkat keyakinan = 1
s = Derajat ketelitian = 0,1
N = Jumlah data pengamat = 90
N’ = Jumlah data teoritis =?
Ʃxi = Data pengamatan = 335
Ʃxi2 = 1.445
(Ʃxi2)2 = 112.225
Jika N’ ≤ N maka data dianggap cukup, dan Jika N’ ˃ N maka data dianggap tidak
cukup (kurang), sehingga perlu dilakukan penambahan data.
Hasil perhitungan uji kecukupan data program PISEW Kabupaten Lombok Timur.

[ ]
2
1
' 0 ,1
√ 90 (1.445 )−112.225
N=
335

[ ]
2
'10 √ 130.050−112.225
N=
335
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 46

[ ]
2
' 10 √ 17.825
N=
335

[ ]
2
' 10(133 , 51)
N=
335

[ ]
2
' 1.335
N=
335

2
N ' =[ 3 , 98 ]

'
N =15 , 8
Karena N’ = 15,8 ≤ N = 90, maka data dianggap cukup, dan tidak perlu dilakukan
penambahan data kembali.

4.4 Interaksi Faktor Internal dan Eksternal

Hasil kuesioner matrik faktor Internal dan faktor Eksternal dalam


mengembangkan strategi pelaksanaan program pengembangan infrastruktur sosial
ekonomi wilayah (PISEW) untuk jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur
disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Matrik Interaksi Faktor Internal dan Eksternal Program PISEW.
Faktor Internal Faktor Eksternal
4.1.1.1.1.1.1 Kekuatan 3. Peluang
1. Membantu akses masyarakat 1. Meningkatkan perekonomian
menjadi lebih mudah. masyarakat setempat.
2. Keamanan pengguna jalan lebih 2. Menurunkan angka kecelakaan.
terjamin. 3. Membuat ban kendaraan lebih
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 47

Faktor Internal Faktor Eksternal


3. Mempersingkat waktu tempuh tahan lama.
4. Penghematan biaya operasional. 4. Meningkatkan interaksi sosial antar
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang melintas.
masyarakat. 5. Bisa menjadi obyek wisata.
6. Meningkatkan fasilitas infrastruktur. 6. Tumbuh industri di sekitar
7. Meningkatkan kemajuan teknologi. wilayah.
8. Mayarakat mendukung penuh 7. Perbaikan distribusi pendapatan.
pembangunan jalan lingkungan 8. Meningkatkan taraf kesehatan.
9. Meningkatkan peluang lapangan 9. Meningkatkan taraf pendidikan
kerja
4.1.1.1.1.1.2 Kelemahan 4. Ancaman
1. Tidak bisa menjadi trademark. 1. Aspal, semen atau bahan-bahan
2. Sumber daya yang terbatas. pembuatan jalan yang rawan
3. Ketersediaan sarana dan prasarana pencurian.
yang masih kurang. 2. Banyak kendaraan yang melewati
4. Teknologi yang masih lemah. jalan yang belum cukup umur
5. Pemeliharaan yang tidak rutin. untuk dilewati.
6. Manajemen yang masih cenderung 3. Meningkatkan persaingan antar
birokrasi. perusahaan atau kontraktor.
7. Ketidaknyamanan masyarakat saat 4. Kemungkinan menyebabkan
pelaksanaan. kemacetan.
5. Perubahan struktur tanah.
6. Banyak batu dan pasir yang akan
dikeruk.
7. Banyak tebing-tebing yang dikeruk
untuk diambil tanahnya.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 48

4.5 Pembobotan Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matrik Eksternal
Factor Evaluation (EFE)
Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dalam program PISEW untuk jalan lingkungan di Kabupaten Lombok
Timur, maka setelah ditentukan kekuatan dan kelemahan pada faktor internal
dan peluang serta ancaman pada faktor eksternal. Selanjutnya dilakukan
pembobotan IFE-EFE.

1) Analisis Matriks IFE .


Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-
faktor internal program PISEW untuk jalan lingkungan di Kabupaten Lombok
Timur.
Pengolahan data kuesioner dari faktor internal Kecamatan Aikmel.
Perhitungan jumlah pada indikator (indikator no.1 faktor kekuatan) didapatkan dari
total jawaban 6 responden,yaitu: 1+5+3+4+3+4= 20. Perhitungan nilai keseluruhan
faktor internal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) yaitu 188 + 118 = 306, untuk perhitungan bobot
didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan
20
total jumlah nilai keseluruhan faktor internal, yaitu Bobot= =¿ 0,07, untuk
306
perhitungan rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6
20
responden dibagi dengan jumlah responden, yaitu Rating= =¿3,33. Sedangkan
6
untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,07 x 3 ,33=¿ 0,22. Perhitungan nilai kekuatan diperoleh dari jumlah
keseluhuan score indikator kekuatan, yaitu 0,22+0,24+0,26+0,22+0,20+ 0,24+0,24
+0,31+0,22 = 2,15. Perhitungan nilai kelemahan diperoleh dari jumlah keseluhuan
score indikator kelemahan, yaitu 0,14+0,14+0,16+0,14+0,18+0,14+ 0,20 = 1,09.
Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.10 diperoleh dari jumlah skor
kekuatan sebesar 2,15 dan jumlah skor kelemahan sebesar 1,09, sehingga didapatkan
nilai IFE sebesar 3,24, artinya masyarakat pada Kecamatan Aikmel menganggap
bahwa Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih mementingkan untuk
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 49

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dibandingkan dengan kelemahanya, dan


memiliki kepercayaan diri yang cukup besar akan kemampuanya dalam
meningkatkan kualitas infrastruktur yang ada. Hasil perhitungan matrik internal
factor evaluation (IFE) program PISEW Kecamatan Aikmel disajikan pada Tabel
4.10 berikut.
Tabel 4.10 Matrik Internal Factor Evaluation Kecamatan Aikmel.
Faktor Scor
NO Jumlah Bobot Rating
STRENGTH/KEKUATAN e
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 20 0,07 3,33 0,22
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 21 0,07 3,50 0,24
3 Mempersingkat waktu tempuh 22 0,07 3,67 0,26
4 Penghematan biaya operasional 20 0,07 3,33 0,22
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 19 0,06 3,17 0,20
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 21 0,07 3,50 0,24
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 21 0,07 3,50 0,24
Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan
24 0,08 4,00 0,31
8 lingkungan
9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 20 0,07 3,33 0,22
Total 188
Total nilai strength / kekuatan 2,15

N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O WEAKNESS/KELEMAHAN e
1 Tidak bisa menjadi trademark 16 0,05 2,67 0,14
2 Sumber daya yang terbatas 16 0,05 2,67 0,14
Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih
3 17 0,06 2,83 0,16
kurang
4 Teknologi yang masih lemah 16 0,05 2,67 0,14
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 18 0,06 3,00 0,18
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 16 0,05 2,67 0,14
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 19 0,06 3,17 0,20
Total 118 1,00
Total keseluruhan faktor internal 306
Total keseluruhan responden 6
Total nilai weakness / kelemahan 1,09
Total hasil perhitungan matriks IFE 3,24

Pengolahan data kuesioner dari faktor internal Kecamatan Pringgabaya:


Perhitungan jumlah pada indikator (indikator no.1 faktor kekuatan) didapatkan dari
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 50

total jawaban 6 responden,yaitu: 5+5+2+1+6+5= 24. Perhitungan nilai keseluruhan


faktor internal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) yaitu 255 + 131 = 386, untuk perhitungan bobot
didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan
24
total jumlah nilai keseluruhan faktor internal, yaitu Bobot= =¿ 0,06, untuk
386
perhitungan rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6
24
responden dibagi dengan jumlah responden, yaitu Rating= =¿4,00. Sedangkan
6
untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,06 x 4 ,00=¿ 0,25. Perhitungan nilai kekuatan diperoleh dari jumlah
keseluhuan score indikator kekuatan, yaitu 0,25+0,27+0,44+0,31+0,31+ 0,39+0,29
+0,53+0,36 = 3,16. Perhitungan nilai kelemahan diperoleh dari jumlah keseluhuan
score indikator kelemahan, yaitu 0,16+0,19+0,12+0,14+0,12+0,14+ 0,19 = 1,07.
Pembobotan faktor-faktor pada Tabel 4.11 diperoleh dari jumlah skor
kekuatan sebesar 3,16 dan jumlah skor kelemahan sebesar 1,07. Nilai IFE diperoleh
sebesar 4,23 berarti bahwa masyarakat di Kecamatan Pringgabaya menganggap
bahwa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memanfaatkan kekuatan yang ada
dan memiliki kepercayaan diri yang cukup besar akan kemampuanya dalam
meningkatkan kualitas infrastruktur yang ada.
Hasil perhitungan matrik Internal Factor Eevaluation (IFE) program PISEW
Kecamatan Pringgabaya disajikan pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Matrik Internal Factor Evaluation Kecamatan Pringgabaya.

Faktor Scor
NO Jumlah Bobot Rating
STRENGTH/KEKUATAN e
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 24 0,06 4,00 0,25
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 25 0,06 4,17 0,27
3 Mempersingkat waktu tempuh 32 0,08 5,33 0,44
4 Penghematan biaya operasional 27 0,07 4,50 0,31
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 27 0,07 4,50 0,31
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 30 0,08 5,00 0,39
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 26 0,07 4,33 0,29
Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan
35 0,09 5,83 0,53
8 lingkungan
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 51

9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 29 0,08 4,83 0,36


Total 255
Total nilai strength / kekuatan 3,16

N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O WEAKNESS/KELEMAHAN e
1 Tidak bisa menjadi trademark 19 0,05 3,17 0,16
2 Sumber daya yang terbatas 21 0,05 3,50 0,19
Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih
3 17 0,04 2,83 0,12
kurang
4 Teknologi yang masih lemah 18 0,05 3,00 0,14
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 17 0,04 2,83 0,12
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 18 0,05 3,00 0,14
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 21 0,05 3,50 0,19
Total 131 1,00
Total keseluruhan faktor internal 386
Total keseluruhan responden 6
Total nilai weakness / kelemahan 1,07
Total hasil perhitungan matriks IFE 4,23

Pengolahan data kuesioner dari faktor internal Kecamatan Wanasaba:


Perhitungan jumlah pada indikator (indikator no.1 faktor kekuatan) didapatkan dari
total jawaban 6 responden,yaitu: 4+5+3+3+4+5= 24. Perhitungan nilai keseluruhan
faktor internal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) yaitu 209 + 141 = 350, untuk perhitungan bobot
didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan
24
total jumlah nilai keseluruhan faktor internal, yaitu Bobot= =¿ 0,07, untuk
350
perhitungan rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6
24
responden dibagi dengan jumlah responden, yaitu Rating= =¿4,00. Sedangkan
6
untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,07 x 4 ,00=¿ 0,27. Perhitungan nilai kekuatan diperoleh dari jumlah
keseluhuan score indikator kekuatan, yaitu 0,27+0,27+0,23+0,25+0,21+ 0,30+0,27
+0,25+0,25 = 2,32. Perhitungan nilai kelemahan diperoleh dari jumlah keseluhuan
score indikator kelemahan, yaitu 0,23+0,17+0,14+0,21+0,23+0,23+ 0,15 = 1,37.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 52

Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.12 diperoleh dari jumlah skor


kekuatan sebesar 2,32 dan jumlah skor kelemahan sebesar 1,37. Nilai IFE diperoleh
sebesar 3,68 mengandung arti bahwa masyarakat di Kecamatan Wanasaba
menganggap bahwa Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih memanfaatkan
kekuatan yang ada dibandingkan dengan kelemahanya.
Hasil perhitungan matrik Internal Factor Evaluation (IFE) program PISEW
Kecamatan Wanasaba disajikan pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Matrik Internal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan
Wanasaba.

Faktor Scor
NO Jumlah Bobot Rating
STRENGTH/KEKUATAN e
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 24 0,07 4,00 0,27
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 24 0,07 4,00 0,27
3 Mempersingkat waktu tempuh 22 0,06 3,67 0,23
4 Penghematan biaya operasional 23 0,07 3,83 0,25
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 21 0,06 3,50 0,21
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 25 0,07 4,17 0,30
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 24 0,07 4,00 0,27
Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan 23 0,07 3,83 0,25
8 lingkungan
9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 23 0,07 3,83 0,25
Total 209
Total nilai strength / kekuatan 2,32

N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O WEAKNESS/KELEMAHAN e
1 Tidak bisa menjadi trademark 22 0,06 3,67 0,23
2 Sumber daya yang terbatas 19 0,05 3,17 0,17
Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih
3 17 0,05 2,83 0,14
kurang
4 Teknologi yang masih lemah 21 0,06 3,50 0,21
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 22 0,06 3,67 0,23
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 22 0,06 3,67 0,23
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 18 0,05 3,00 0,15
Total 141 1,00
Total keseluruhan faktor internal 350
Total keseluruhan responden 6
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 53

Total nilai weakness / kelemahan 1,37


Total hasil perhitungan matriks IFE 3,68

Pengolahan data kuesioner dari faktor internal Kecamatan Pringgasela.


Perhitungan jumlah pada indikator (indikator no.1 faktor kekuatan) didapatkan dari
total jawaban 6 responden,yaitu: 5+6+2+2+2+2= 19. Perhitungan nilai keseluruhan
faktor internal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) yaitu 199 + 113 = 312, untuk perhitungan bobot
didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan
19
total jumlah nilai keseluruhan faktor internal, yaitu Bobot= =¿0,05, untuk
312
perhitungan rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6
19
responden dibagi dengan jumlah responden, yaitu Rating= =¿3,17. Sedangkan
6
untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,06 x 3 ,17=¿ 0,19. Perhitungan nilai kekuatan diperoleh dari jumlah
keseluhuan score indikator kekuatan, yaitu 0,19+0,21+0,28+0,19+0,31+ 0,21+0,26
+0,55+0,21 = 2,42. Perhitungan nilai kelemahan diperoleh dari jumlah keseluhuan
score indikator kelemahan, yaitu 0,15+0,15+0,14+0,09+0,05+0,17+ 0,26 = 1,02.
Hasil perhitungan matrik Internal Factor Evaluation (IFE) program PISEW
Kecamatan Pringgasela disajikan pada Tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13 Matrik Internal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan


Pringgasela.

Faktor Scor
NO Jumlah Bobot Rating
STRENGTH/KEKUATAN e
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 19 0,06 3,17 0,19
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 20 0,06 3,33 0,21
3 Mempersingkat waktu tempuh 23 0,07 3,83 0,28
4 Penghematan biaya operasional 19 0,06 3,17 0,19
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 24 0,08 4,00 0,31
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 20 0,06 3,33 0,21
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 22 0,07 3,67 0,26
8 Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan 32 0,10 5,33 0,55
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 54

lingkungan
9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 20 0,06 3,33 0,21
Total 199
Total nilai strength / kekuatan 2,42

N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O WEAKNESS/KELEMAHAN e
1 Tidak bisa menjadi trademark 17 0,05 2,83 0,15
2 Sumber daya yang terbatas 17 0,05 2,83 0,15
Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih 16 0,05 2,67 0,14
3
kurang
4 Teknologi yang masih lemah 13 0,04 2,17 0,09
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 10 0,03 1,67 0,05
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 18 0,06 3,00 0,17
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 22 0,07 3,67 0,26
Total 113 1,00
Total keseluruhan faktor internal 312
Total keseluruhan responden 6
Total nilai weakness / kelemahan 1,02
Total hasil perhitungan matriks IFE 3,44

Pengolahan data kuesioner dari faktor internal Kecamatan Sembalun:


Perhitungan jumlah pada indikator (indikator no.1 faktor kekuatan) didapatkan dari
total jawaban 6 responden,yaitu: 6+3+3+6+6+5= 29. Perhitungan nilai keseluruhan
faktor internal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) yaitu 235 + 129 = 364, untuk perhitungan bobot
didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan
29
total jumlah nilai keseluruhan faktor internal, yaitu Bobot= =¿0,08, untuk
364
perhitungan rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6
29
responden dibagi dengan jumlah responden, yaitu Rating= =¿4,83. Sedangkan
6
untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,08 x 4 , 83=¿ 0,39. Perhitungan nilai kekuatan diperoleh dari jumlah
keseluhuan score indikator kekuatan, yaitu 0,39+0,29+0,33+0,26+0,29+ 0,36+0,20
+0,44+0,29 = 2,84. Perhitungan nilai kelemahan diperoleh dari jumlah keseluhuan
score indikator kelemahan, yaitu 0,15+0,17+0,20+0,15+0,10+0,10+ 0,24 = 1,11.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 55

Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.14 diperoleh dari jumlah skor


kekuatan sebesar 2,84 dan jumlah skor kelemahan sebesar 1,11. Selanjutnya
diperoleh nilai IFE sebesar 3,95.
Hasil perhitungan matrik Internal Factor Evaluation (IFE) program PISEW
Kecamatan Sembalun disajikan pada Tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Matrik Internal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan


Sembalun.

Faktor Scor
NO Jumlah Bobot Rating
STRENGTH/KEKUATAN e
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 29 0,08 4,83 0,39
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 25 0,07 4,17 0,29
3 Mempersingkat waktu tempuh 27 0,07 4,50 0,33
4 Penghematan biaya operasional 24 0,07 4,00 0,26
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 25 0,07 4,17 0,29
6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 28 0,08 4,67 0,36
7 Meningkatkan kemajuan teknologi 21 0,06 3,50 0,20
Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan 31 0,09 5,17 0,44
8 lingkungan
9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 25 0,07 4,17 0,29
Total 235
Total nilai strength / kekuatan 2,84

N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O WEAKNESS/KELEMAHAN e
1 Tidak bisa menjadi trademark 18 0,05 3,00 0,15
2 Sumber daya yang terbatas 19 0,05 3,17 0,17
Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih
3 21 0,06 3,50 0,20
kurang
4 Teknologi yang masih lemah 18 0,05 3,00 0,15
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 15 0,04 2,50 0,10
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 15 0,04 2,50 0,10
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 23 0,06 3,83 0,24
Total 129 1,00
Total keseluruhan faktor internal 364
Total keseluruhan responden 6
Total nilai weakness / kelemahan 1,11
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 56

Total hasil perhitungan matriks IFE 3,95

Perhitungan pengolahan data kuesioner dan bobot dari faktor internal : Faktor
kekuatan pada indikator No.1 didapatkan dari total jawaban 90 responden,
yaitu:4+4+3+2+6+3+5+4+3+3+1+4+4+6+2+5+5+6+3+3+5+3+5+3+3+5+5+5+2+4+
6+4+3+4+6+5+2+3+4+2+2+6+2+3+1+4+2+2+3+3+2+3+1+2+4+6+6+2+5+5+6+3+
3+5+6+2+2+2+2+4+5+3+3+4+5+5+5+2+1+6+6+5+6+5+1+5+3+4+3+4= 335.
Perhitungan nilai keseluruhan faktor internal didapatkan dari jumlah keseluruhan
nilai indikator faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yaitu 3259 + 2049 = 5308.
Perhitungan nilai kekuatan diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator
kekuatan, yaitu 0,23+0,25+0,28+0,27+0,28+0,29+0,25+0,35+0,28 = 2,48.
Perhitungan nilai kelemahan diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator
kelemahan, yaitu 0,16+0,18+0,18+0,17+0,18+0,19+0,20 = 1,26. Dan untuk
perhitungan bobot pada faktor kekuatan indikator No. 1 didapatkan dari jumlah total
nilai keseluruhan jawaban 90 responden dibagi dengan total jumlah nilai keseluruhan
335
faktor internal, yaitu Bobot= =¿ 0,063112 dibulatkan 0,06. Dan untuk
5308
perhitungan rating pada faktor kekuatan indikator No. 1 didapatkan dari jumlah total
nilai keseluruhan jawaban 90 responden dibagi dengan jumlah responden, yaitu
335
Rating= =¿3,72. Sedangkan untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara
90
nilai bobot dan nilai rating pada faktor kekuatan indikator No. 1, yaitu
Score=0 ,06 x 3 ,72=¿ 0,23.
Hasil perhitungan matrik Internal Ffactor Evaluation (IFE) program PISEW
Lombok Timur disajikan pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Matrik Internal Factor Evaluation Program PISEW Lombok Timur.

Faktor Scor
NO Jumlah Bobot Rating
STRENGTH/KEKUATAN e
1 Membantu akses masyarakat menjadi lebih mudah 335 0,06 3,72 0,23
2 Keamanan pengguna jalan lebih terjamin 347 0,07 3,86 0,25
3 Mempersingkat waktu tempuh 365 0,07 4,06 0,28
4 Penghematan biaya operasional 356 0,07 3,96 0,27
5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 363 0,07 4,03 0,28
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 57

6 Meningkatkan fasilitas infrastruktur 373 0,07 4,14 0,29


7 Meningkatkan kemajuan teknologi 346 0,07 3,84 0,25
Masyarakat mendukung penuh pembangunan jalan
410 0,08 4,56 0,35
8 lingkungan
9 Meningkatkan peluang lapangan kerja 364 0,07 4,04 0,28
Total 3259
Total nilai strength / kekuatan 2,48
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O WEAKNESS/KELEMAHAN e
1 Tidak bisa menjadi trademark 279 0,05 3,10 0,16
2 Sumber daya yang terbatas 293 0,06 3,26 0,18
Ketersediaan sarana dan prasarana yang masih
3 291 0,05 3,23 0,18
kurang
4 Teknologi yang masih lemah 282 0,05 3,13 0,17
5 Pemeliharaan yang tidak rutin 292 0,06 3,24 0,18
6 Manajemen yang masih cenderung birokratis 305 0,06 3,39 0,19
7 Ketidaknyamanan masyarakat saat pelaksanaan 307 0,06 3,41 0,20
Total 2049
Total keseluruhan faktor internal 5308 1,00
Total keseluruhan responden 90
Total nilai weakness / kelemahan 1,26
Total hasil perhitungan matriks IFE 3,73

Berdasarkan pada tabel 4.15 matrik IFE diatas, terlihat bahwa bobot dari
rating faktor strategi internal pelaksanaan program pengembangan infrastruktur
sosial ekonomi wilayah (PISEW) untuk jalan lingkungan di Kabupaten Lombok
Timur dimana pembobotan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar faktor-faktor yang berpengaruh atau berdampak terhadap faktor strategi itu
sendiri. Pembobotan faktor-faktor strategi dalam tabel tersebut diperoleh dari jumlah
skor kekuatan sebesar 2,48 dan jumlah skor kelemahan sebesar 1,26 sehingga
didapatkan total keseluruhan dari faktor internal adalah sebesar 3,73. Dari total skor
terbobot tersebut dapat diterangkan bahwa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
memiliki kepercayaan diri yang cukup besar akan kemampuanya dalam
meningkatkan kualitas infrastrukturnya terhadap faktor-faktor internal. Hasil
pembobotan untuk faktor internal diperoleh nilai kekuatan adalah sebesar 2,48
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 58

sedangkan nilai akhir untuk kelemahan adalah sebesar 1,26. Artinya Responden
menganggap bahwa Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat seharusnya lebih
mementingkan untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dibandingkan dengan
kelemahanya.

2) Analisis Matriks EFE.


Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal program PISEW untuk jalan lingkungan di Kabupaten
Lombok Timur.
Pengolahan data kuesioner dari faktor eksternal Kecamatan Aikmel:
perhitungan jumlah pada indikator (indikator No. 1 faktor peluang) didapatkan dari
total jawaban 6 responden, yaitu 3+4+3+5+3+5 = 23, Perhitungan nilai keseluruhan
faktor eksternal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor eksternal
(peluang dan ancaman) yaitu 190 + 121 = 311, untuk perhitungan bobot didapatkan
dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan total jumlah
23
nilai keseluruhan faktor eksternal, yaitu Bobot= =0 ,07 , untuk perhitungan
311
rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi
23
dengan jumlah semua responden, yaitu Rating= =3 , 83,sedangkan untuk nilai
6
score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,07 x 3 , 83=¿ 0,28. Perhitungan nilai peluang diperoleh dari jumlah
keseluruhan score indikator peluang, yaitu
0,28+0,24+0,21+0,28+0,21+0,21+0,24+0,24+0,24 = 2,16. Perhitungan nilai ancaman
diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator ancaman, yaitu
0,17+0,17+0,14+0,14+0,15+0,19+0,15 = 1,12.
Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.16 diperoleh dari jumlah skor peluang
sebesar 2,16 dan jumlah skor ancaman sebesar 1,12. Nilai EFE diperoleh sebesar
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 59

3,28, hal ini berarti bahwa masyarakat Kecamatan Aikmel memanfaatkan


kesempatan yang dimiliki dibandingkan ancaman yang terjadi.
Hasil perhitungan matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) program
PISEW Kecamatan Aikmel disajikan pada Tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16 Matrik Eksternal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan Aikmel.
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O OPPORTUNITY/PELUANG e
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 23 0,07 3,83 0,28
2 Menurunkan angka kecelakaan 21 0,07 3,50 0,24
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 20 0,06 3,33 0,21
Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang
4 23 0,07 3,83 0,28
melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 20 0,06 3,33 0,21
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 20 0,06 3,33 0,21
7 Perbaikan distribusi pendapatan 21 0,07 3,50 0,24
8 Meningkatkan taraf kesehatan 21 0,07 3,50 0,24
9 Meningkatkan taraf pendidikan 21 0,07 3,50 0,24
Total 190
Total nilai opportunity 2,16

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan
1 18 0,06 3,00 0,17
yang rawan pencurian
2 Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum 18 0,06 3,00 0,17
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 60

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau
3 16 0,05 2,67 0,14
kontraktor
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 16 0,05 2,67 0,14
5 Perubahan struktur tanah 17 0,05 2,83 0,15
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 19 0,06 3,17 0,19
Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil
7 17 0,05 2,83 0,15
tanahnya
Total 121 1,00
Total keseluruhan faktor eksternal 311
Total keseluruhan responden 6
Total nilai threath 1,12

Total hasil perhitungan matriks EFE 3,28

Pengolahan data kuesioner dari faktor eksternal Kecamatan Pringgabaya:


perhitungan jumlah pada indikator (indikator No. 1 faktor peluang) didapatkan dari
total jawaban 6 responden, yaitu 5+6+3+1+3+3 = 21, Perhitungan nilai keseluruhan
faktor eksternal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor eksternal
(peluang dan ancaman) yaitu 186 + 134 = 320, untuk perhitungan bobot didapatkan
dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan total jumlah
21
nilai keseluruhan faktor eksternal, yaitu Bobot= =0 , 07 , untuk perhitungan
320
rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi
21
dengan jumlah semua responden, yaitu Rating= =3 ,50 ,sedangkan untuk nilai
6
score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,07 x 3 ,50=¿ 0,28. Perhitungan nilai peluang diperoleh dari jumlah
keseluruhan score indikator peluang, yaitu
0,23+0,23+0,15+0,21+0,15+0,17+0,28+0,33+0,30 = 2,04. Perhitungan nilai ancaman
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 61

diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator ancaman, yaitu


0,17+0,35+0,23+0,11+0,15+0,19+0,12 = 1,38.
Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.17 diperoleh dari jumlah skor peluang
sebesar 2,04 dan jumlah skor ancaman sebesar 1,38, sehingga didapatkan nilai EFE
sebesar 3,41, artinya masyarakat Kecamatan Pringgabaya menganggap bahwa
Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih mementingkan untuk memanfaatkan
kesempatan yang dimiliki dibandingkan ancaman yang terjadi.
Hasil perhitungan matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) program
PISEW Kecamatan Pringgabaya disajikan pada Tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17 Matrik Eksternal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan


Pringgabaya.
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O OPPORTUNITY/PELUANG e
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 21 0,07 3,50 0,23
2 Menurunkan angka kecelakaan 21 0,07 3,50 0,23
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 17 0,05 2,83 0,15
Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang
4 20 0,06 3,33 0,21
melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 17 0,05 2,83 0,15
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 18 0,06 3,00 0,17
7 Perbaikan distribusi pendapatan 23 0,07 3,83 0,28
8 Meningkatkan taraf kesehatan 25 0,08 4,17 0,33
9 Meningkatkan taraf pendidikan 24 0,08 4,00 0,30
Total 186
Total nilai opportunity 2,04

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan
1 18 0,06 3,00 0,17
yang rawan pencurian
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 62

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum
2 26 0,08 4,33 0,35
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau
3 21 0,07 3,50 0,23
kontraktor
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 18 0,06 3,00 0,17
5 Perubahan struktur tanah 17 0,05 2,83 0,15
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 19 0,06 3,17 0,19
Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil
7 15 0,05 2,50 0,12
tanahnya
Total 134 1,00
Total keseluruhan faktor eksternal 320
Total keseluruhan responden 6

Total nilai threath 1,38

Total hasil perhitungan matriks EFE 3,41

Pengolahan data kuesioner dari faktor eksternal Kecamatan Wanasaba:


perhitungan jumlah pada indikator (indikator No. 1 faktor peluang) didapatkan dari
total jawaban 6 responden, yaitu 4+5+3+5+4+4 = 25, Perhitungan nilai keseluruhan
faktor eksternal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor eksternal
(peluang dan ancaman) yaitu 207 + 133 = 340, untuk perhitungan bobot didapatkan
dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan total jumlah
25
nilai keseluruhan faktor eksternal, yaitu Bobot= =0 , 07 , untuk perhitungan
340
rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi
25
dengan jumlah semua responden, yaitu Rating= =4 , 17,sedangkan untuk nilai
6
score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,07 x 4 ,17=¿ 0,31. Perhitungan nilai peluang diperoleh dari jumlah
keseluruhan score indikator peluang, yaitu
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 63

0,31+0,26+0,26+0,24+0,22+0,33+0,22+0,31+0,22 = 2,35. Perhitungan nilai ancaman


diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator ancaman, yaitu
0,18+0,18+0,16+0,14+0,18+0,22+0,20 = 1,24.
Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.18 diperoleh dari jumlah skor peluang
sebesar 2,35 dan jumlah skor ancaman sebesar 1,24, sehingga didapatkan nilai EFE
sebesar 3,59, artinya masyarakat Kecamatan Wanasaba menganggap bahwa
Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih mementingkan untuk memanfaatkan
kesempatan yang dimiliki dibandingkan ancaman yang terjadi.
Hasil perhitungan matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) program
PISEW Kecamatan Wanasaba disajikan pada Tabel 4.18 berikut.

Tabel 4.18 Matrik Eksternal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan


Wanasaba.
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O OPPORTUNITY/PELUANG e
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 25 0,07 4,17 0,31
2 Menurunkan angka kecelakaan 23 0,07 3,83 0,26
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 23 0,07 3,83 0,26
Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang
4 22 0,06 3,67 0,24
melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 21 0,06 3,50 0,22
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 26 0,08 4,33 0,33
7 Perbaikan distribusi pendapatan 21 0,06 3,50 0,22
8 Meningkatkan taraf kesehatan 25 0,07 4,17 0,31
9 Meningkatkan taraf pendidikan 21 0,06 3,50 0,22
Total 207
Total nilai opportunity 2,35

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
1 Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan 19 0,06 3,17 0,18
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 64

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
yang rawan pencurian
Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum
2 19 0,06 3,17 0,18
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau
3 18 0,05 3,00 0,16
kontraktor
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 17 0,05 2,83 0,14
5 Perubahan struktur tanah 19 0,06 3,17 0,18
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 21 0,06 3,50 0,22
Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil
7 20 0,06 3,33 0,20
tanahnya
Total 133 1,00
Total keseluruhan faktor eksternal 340
Total keseluruhan responden 6
Total nilai threath 1,24

Total hasil perhitungan matriks EFE 3,59

Pengolahan data kuesioner dari faktor eksternal Kecamatan Pringgasela:


perhitungan jumlah pada indikator (indikator No. 1 faktor peluang) didapatkan dari
total jawaban 6 responden, yaitu 2+6+2+2+2+2 = 16, Perhitungan nilai keseluruhan
faktor eksternal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor eksternal
(peluang dan ancaman) yaitu 166 + 117 = 283, untuk perhitungan bobot didapatkan
dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan total jumlah
16
nilai keseluruhan faktor eksternal, yaitu Bobot= =0 , 06 , untuk perhitungan
283
rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi
16
dengan jumlah semua responden, yaitu Rating= =2 , 67,sedangkan untuk nilai
6
score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
Score=0 ,06 x 2 ,67=¿ 0,15. Perhitungan nilai peluang diperoleh dari jumlah
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 65

keseluruhan score indikator peluang, yaitu


0,15+0,21+0,17+0,24+0,15+0,26+0,15+0,21+0,29 = 1,83. Perhitungan nilai ancaman
diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator ancaman, yaitu
0,17+0,24+0,12+0,19+0,12+0,15+0,19 = 1,17.
Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.19 diperoleh dari jumlah skor peluang
sebesar 1,83 dan jumlah skor ancaman sebesar 1,17, sehingga didapatkan nilai EFE
sebesar 3, artinya masyarakat Kecamatan Pringgasela menganggap bahwa
Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih mementingkan untuk memanfaatkan
kesempatan yang dimiliki dibandingkan ancaman yang terjadi.
Hasil perhitungan matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) program
PISEW Kecamatan Pringgasela disajikan pada Tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.19 Matrik Eksternal Factor Evaluation Program PISEW Kecamatan


Pringgasela.
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O OPPORTUNITY/PELUANG e
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 16 0,06 2,67 0,15
2 Menurunkan angka kecelakaan 19 0,07 3,17 0,21
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 17 0,06 2,83 0,17
Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang
4 20 0,07 3,33 0,24
melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 16 0,06 2,67 0,15
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 21 0,07 3,50 0,26
7 Perbaikan distribusi pendapatan 16 0,06 2,67 0,15
8 Meningkatkan taraf kesehatan 19 0,07 3,17 0,21
9 Meningkatkan taraf pendidikan 22 0,08 3,67 0,29
Total 166
Total nilai opportunity 1,83
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 66

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan
1 17 0,06 2,83 0,17
yang rawan pencurian
Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum
2 20 0,07 3,33 0,24
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau
3 14 0,05 2,33 0,12
kontraktor
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 18 0,06 3,00 0,19
5 Perubahan struktur tanah 14 0,05 2,33 0,12
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 16 0,06 2,67 0,15
Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil
7 18 0,06 3,00 0,19
tanahnya
Total 117 1,00
Total keseluruhan faktor eksternal 283
Total keseluruhan responden 6
Total nilai threath 1,17

Total hasil perhitungan matriks EFE 3,00

Pengolahan data kuesioner dari faktor eksternal Kecamatan Sembalun:


perhitungan jumlah pada indikator (indikator No. 1 faktor peluang) didapatkan dari
total jawaban 6 responden, yaitu 5+3+3+6+6+4 = 27, Perhitungan nilai keseluruhan
faktor eksternal didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai indikator faktor eksternal
(peluang dan ancaman) yaitu 232 + 132 = 364, untuk perhitungan bobot didapatkan
dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi dengan total jumlah
27
nilai keseluruhan faktor eksternal, yaitu Bobot= =0 , 07, untuk perhitungan
364
rating didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan jawaban 6 responden dibagi
27
dengan jumlah semua responden, yaitu Rating= =4 , 50,sedangkan untuk nilai
6
score diperoleh dari perkalian antara nilai bobot dan nilai rating yaitu
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 67

Score=0 ,07 x 4 ,50=¿ 0,33. Perhitungan nilai peluang diperoleh dari jumlah
keseluruhan score indikator peluang, yaitu
0,33+0,36+0,31+0,39+0,24+0,33+0,29+0,24+0,26 = 2,76. Perhitungan nilai ancaman
diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator ancaman, yaitu
0,13+0,20+0,15+0,12+0,15+0,20+0,20 = 1,15.
Pembobotan faktor-faktor pada tabel 4.20 diperoleh dari jumlah skor peluang
sebesar 2,76 dan jumlah skor ancaman sebesar 1,15, sehingga didapatkan nilai EFE
sebesar 3,91, artinya masyarakat Kecamatan Sembalun menganggap bahwa
Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih mementingkan untuk memanfaatkan
kesempatan yang dimiliki dibandingkan ancaman yang terjadi.
Hasil perhitungan matrik Eksternal Factor Eevaluation (EFE) program
PISEW Kecamatan Sembalun disajikan pada Tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Matrik Eksternal Factor Evaluation Program PISEW di Kecamatan


Sembalun.
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O OPPORTUNITY/PELUANG e
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 27 0,07 4,50 0,33
2 Menurunkan angka kecelakaan 28 0,08 4,67 0,36
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 26 0,07 4,33 0,31
Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang
4 29 0,08 4,83 0,39
melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 23 0,06 3,83 0,24
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 27 0,07 4,50 0,33
7 Perbaikan distribusi pendapatan 25 0,07 4,17 0,29
8 Meningkatkan taraf kesehatan 23 0,06 3,83 0,24
9 Meningkatkan taraf pendidikan 24 0,07 4,00 0,26
Total 232
Total nilai opportunity 2,76
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 68

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan
1 17 0,05 2,83 0,13
yang rawan pencurian
Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum
2 21 0,06 3,50 0,20
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau
3 18 0,05 3,00 0,15
kontraktor
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 16 0,04 2,67 0,12
5 Perubahan struktur tanah 18 0,05 3,00 0,15
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 21 0,06 3,50 0,20
Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil
7 21 0,06 3,50 0,20
tanahnya
Total 132 1,00
Total keseluruhan faktor eksternal 364
Total keseluruhan responden 6
Total nilai threath 1,15

Total hasil perhitungan matriks EFE 3,91

Perhitungan pengolahan data kuesioner dan bobot dari faktor eksternal:


Faktor peluang pada indikator No.1 didapatkan dari total jawaban 90 responden,
yaitu4+4+2+2+5+3+6+5+3+3+3+4+4+6+5+6+4+6+3+3+5+3+5+5+3+4+5+5+6+3+
6+3+3+3+6+5+3+4+5+3+2+6+5+3+5+3+3+4+2+5+3+2+4+4+4+6+5+4+4+4+5+3+
3+2+6+2+2+2+2+4+5+3+5+4+4+5+6+3+1+6+6+4+3+3+3+4+3+5+3+5 = 356,
Perhitungan nilai keseluruhan faktor eksternal didapatkan dari jumlah keseluruhan
nilai indikator faktor eksternal (peluang dan ancaman) yaitu 3188 + 2065 = 5253.
Perhitungan nilai peluang diperoleh dari jumlah keseluruhan score indikator peluang,
yaitu 0,27+0,26+0,25+0,27+0,25+0,27+0,27+0,27+0,28 = 2,39.
Perhitungan nilai ancaman diperoleh dari jumlah keseluhuan score indikator
ancaman, yaitu 0,17+0,23+0,18+0,17+0,18+0,19+0,18 = 1,29. Untuk perhitungan
bobot pada faktor peluang pada indikator No. 1 didapatkan dari jumlah total nilai
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 69

keseluruhan jawaban 90 responden dibagi dengan total keseluruhan faktor eksternal,


356
yaitu Bobot= =¿0,0677 dibulatkan menjadi 0,07. Dan untuk perhitungan rating
5253
pada faktor peluang indikator No. 1 didapatkan dari jumlah total nilai keseluruhan
jawaban 90 responden dibagi dengan jumlah semua responden, yaitu
356
Rating= =¿ 3,96. Sedangkan untuk nilai score diperoleh dari perkalian antara
90
nilai bobot dan nilai rating pada faktor peluang indikator No. 1, yaitu
Score=0 ,07 x 3 , 96=¿ 0,27.
Berdasarkan pada tabel 4.21 matrik EFE diatas, terlihat bahwa bobot dari
rating faktor strategi internal pelaksanaan program pengembangan infrastruktur
sosial ekonomi wilayah (PISEW) untuk jalan lingkungan di Kabupaten Lombok
Timur. Pembobotan faktor-faktor strategi dalam tabel tersebut diperoleh dari jumlah
skor peluang sebesar 2,39 dan jumlah skor ancaman sebesar 1,29 sehingga
didapatkan total keseluruhan dari faktor eksternal adalah sebesar 3,68. Dari total skor
terbobot tersebut dapat diterangkan bahwa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
mampu menghadapi perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar. Hasil
pembobotan untuk faktor eksternal diperoleh nilai peluang adalah sebesar 2,39
sedangkan nilai akhir untuk ancaman adalah sebesar 1,29. Artinya Responden
menganggap bahwa Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat seharusnya lebih
mementingkan untuk memanfaatkan kesempatan yang dimiliki dibandingkan
ancaman yang terjadi.
Hasil perhitungan matrik Eksternal Factor Eevaluation (EFE) program
PISEW Lombok Timur disajikan pada Tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.21 Matrik Eksternal Factor Evaluation Program PISEW Lombok Timur.
N Faktor Scor
Jumlah Bobot Rating
O OPPORTUNITY/PELUANG e
1 Meningkatkan prekonomian masyarakat setempat 356 0,07 3,96 0,27
2 Menurunkan angka kecelakaan 353 0,07 3,92 0,26
3 Membuat ban kendaraan lebih tahan lama 347 0,07 3,86 0,25
4 Meningkatkan intraksi sosial antar masyarakat yang 357 0,07 3,97 0,27
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 70

melintas
5 Bisa menjadi obyek wisata 344 0,07 3,82 0,25
6 Tumbuh industri di sekitar wilayah 355 0,07 3,94 0,27
7 Perbaikan distribusi pendapatan 357 0,07 3,97 0,27
8 Meningkatkan taraf kesehatan 357 0,07 3,97 0,27
9 Meningkatkan taraf pendidikan 362 0,07 4,02 0,28
Total 3188
Total nilai opportunity 2,39

N Faktor Bobo Scor


Jumlah Rating
O THREATH/ANCAMAN t e
Aspal, semen atau bahan-bahan pembuatan jalan
1 280 0,05 3,11 0,17
yang rawan pencurian
Banyak kendaraan yang melewati jalan yang belum
2 332 0,06 3,69 0,23
cukup umur untuk dilewati
Meningkatnya persaingan antar perusahaan atau
3 290 0,06 3,22 0,18
kontraktor
4 Kemungkinan menyebabkan kemacetan 283 0,05 3,14 0,17
5 Perubahan struktur tanah 291 0,06 3,23 0,18
6 Banyak batu dan pasir yang akan dikeruk 296 0,06 3,29 0,19
Banyak tebing-tebing yang dikeruk untuk diambil
7 293 0,06 3,26 0,18
tanahnya
Total 2065
Total keseluruhan faktor eksternal 5253 1,00
Total keseluruhan responden 90
Total nilai threat 1,29

Total hasil perhitungan matriks EFE 3,68


BAB IV. Hasil dan Pembahasan 71
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 72

4.6 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pemerintah secara umum dalam mententukan strategi dan kebijakan sesuai faktor internal dan
eksternal yang dimiliki, maka dilakukan analisis melalui matrik SWOT. Matrik SWOT memberikan beberapa alternatif strategi yang
merupakan intraksi dari faktor Strength dan Opportunity (S-O), Strenght dan Weakness (S-W), Threats dan Opportunity (T-O) serta
Weakness dan Threath (W-T).
Hasil analisis matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threats) program PISEW Lombok Timur disajikan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threats) Program PISEW Lombok Timur
Strength (S) Weakness (W)
1. Membantu Akses Masyarakat Menjadi Lebih 1. Tidak Bisa Menjadi Trademark.
Analisis Mudah. 2. Sumber Daya yang Terbatas.
Internal 2. Keamanan Pengguna Jalan Lebih Terjamin. 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
3. Mempersingkat Waktu Tempuh yang Masih Kurang.
4. Penghematan Biaya Operasional. 4. Teknologi yang Masih Lemah.
5. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. 5. Pemeliharaan yang Tidak Rutin.
Analisis 6. Meningkatkan Fasilitas Infrastruktur. 6. Manajemen yang Masih
Eksternal 7. Meningkatkan Kemajuan Teknologi. Cenderung Birokrasi.
8. Mayarakat Mendukung Penuh Pembangunan 7. Ketidaknyamanan Masyarakat Saat
Jalan Lingkungan Pelaksanaan
9. Meningkatkan Peluang Lapangan Kerja
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 73

Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO


1. Meningkatkan Perekonomian 1. Meningkatkan fasilitas infrastruktur jalan 1. Meningkatkan kualitas jalan
Masyarakat Setempat. lingkungan di semua wilayah-wilayah yang lingkungan sebaik mungkin dengan
2. Menurunkan Angka Kecelakaan. belum tersentuh untuk menumbuh kembangkan memperindah, sehingga bisa
3. Membuat Ban Kendaraan Lebih perekonomian masyarakat serta pertumbuhan menjadi Trademark untuk
Tahan Lama. berbagai industri di sekitar wilayah tersebut. masyarakat.
4. Meningkatkan Interaksi Sosial Antar 2. Meningkatkat pengawasan terhadap kualitas 2. Meningkatkatkan sumberdaya
Masyarakat yang Melintas. pekerjaan di lapangan. sehingga dapat menciptakan
5. Bisa Menjadi Obyek Wisata. 3. Memberikan pengetahuan dan pemahaman lapangan kerja untuk peningkatan
6. Tumbuh Industri di Sekitar Wilayah. terhadap masyarakat pentingnya program jalan prekonomian masyarakat.
7. Perbaikan Distribusi Pendapatan. lingkungan untuk mengurangi angka kecelakan. 3. Meningkatkan pengawasan serta
8. Meningkatkan Taraf Kesehatan. 4. Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam perawatan yang rutin sehingga akan
9. Meningkatkan Taraf Pendidikan pelaksanaan pekerjaan jalan lingkungan akan menurunkan angka kecelakaan
meningkatkan kualitas jalan tersebut sehingga berkendara
meningkatkan kualitas pendidikan dan 4. Meningkatkan kenyamanan
kesehatan. masyarakat sehingga akses terhadap
5. Meningkatkan partisifasi bersama masyarakat sosial, kesehatan dan pendidikan
dan penyerapan aspirasi untuk peningkatan semakin meningkat.
kualitas perencanaan program.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan 74

Threath (T) Strategi ST Strategi WT


1. Aspal, Semen atau Bahan-bahan 1.Membentuk peraturan daerah untuk 1.Membuat jalan sementara yang bisa
Pembuatan Jalan yang Rawan mengurangi pemanfaatan pasir, tanah dan batu dilewati masyarakat pada saat
Pencurian. berlebihan oleh masyarakat yang pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
2. Banyak Kendaraan yang Melewati menyebabkan kerusakan pada lingkungan. sehingga tidak menghambat aktifitas
Jalan yang Belum Cukup Umur 2.Membuat sistem manajemen pengadaan masyarakat.
untuk Dilewati. langsung maupun tender yang ketat tapi 2.Menambah sumber daya manusia
3. Meningkatkan Persaingan Antar terbuka dan transparan sehingga mengurangi untuk mengamankan bahan-bahan
Perusahaan atau Kontraktor. persaingan antar perusahaan ataupun material yang ada di lokasi
4. Kemungkinan Menyebabkan kontraktor. pekerjaan.
Kemacetan. 3.Meningkatkan pengawasan pada saat 3.Memperkuat kerjasama dan
5. Perubahan Struktur Tanah. pelaksaan pekerjaan sehingga mengurangi koordinasi dengan Pemda/Pemkot
6. Banyak Batu dan Pasir yang Akan pencurian bahan-bahan material. terkait pada tiap-tiap Kab/Kota
dikeruk. terkait sinkronisasi peraturan
7. Banyak Tebing-tebing yang Dikeruk
untuk Diambil Tanahnya
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.22. Matriks SWOT (Strength-Weakness-


Opportunity-Threat) diatas dapat ditarik beberapa strategi diantaranya:
a. Strategi SO adalah strategi yang difokuskan pada bagaimana menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Beberapa strategi SO yang dapat
dirumuskan adalah:
1) Meningkatkan fasilitas infrastruktur jalan lingkungan di semua wilayah-
wilayah yang belum tersentuh untuk menumbuh kembangkan perekonomian
masyarakat serta pertumbuhan berbagai industri di sekitar wilayah tersebut.
2) Meningkatkat pengawasan terhadap kualitas pekerjaan di lapangan.
3) Memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap masyarakat pentingnya
program jalan lingkungan untuk mengurangi angka kecelakaan.
4) Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pelaksanaan pekerjaan jalan
lingkungan sehingga meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
5) Meningkatkan partisipasi bersama masyarakat dan penyerapan aspirasi
untuk peningkatan kualitas perencanaan program.
b. Strategi WO adalah strategi yang difokuskan pada bagaimana meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Beberapa strategi WO yang dapat
dirumuskan adalah:
1) Meningkatkan kualitas jalan lingkungan sebaik mungkin dengan
memperindah, sehingga bisa menjadi Trademark untuk masyarakat.
2) Meningkatkan sumberdaya sehingga dapat menciptakan lapangan kerja
untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
3) Meningkatkan pengawasan serta perawatan yang rutin sehingga akan
menurunkan angka kecelakaan berkendara,
4) Meningkatkan kenyamanan masyarakat sehingga akses terhadap sosial,
kesehatan dan pendidikan semakin meningkat.
c. Strategi ST adalah strategi yang difokuskan pada bagaimana menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman. Beberapa strategi ST yang dapat
dirumuskan adalah:
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

1) Membentuk peraturan daerah untuk mengurangi pemanfaatan pasir, tanah


dan batu berlebihan oleh masyarakat yang menyebabkan kerusakan pada
lingkungan.
2) Membuat sistem manajemen pengadaan langsung maupun tender yang
ketat tapi terbuka dan transparan sehingga mengurangi persaingan antar
perusahaan ataupun kontraktor.
3) Meningkatkan pengawasan pada saat pelaksaan pekerjaan sehingga
mengurangi pencurian bahan-bahan material.
d. Strategi WT adalah strategi yang difokuskan pada bagaimana meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman. Beberapa strategi WT yang dapat
dirumuskan adalah :
a. Membuat jalan sementara yang bisa dilewati masyarakat pada saat
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sehingga tidak menghambat aktifitas
masyarakat.
b. Menambah sumber daya manusia untuk mengamankan bahan-bahan
material yang ada di lokasi pekerjaan.
c. Memperkuat kerjasama dan koordinasi dengan Pemda/Pemkot terkait
pada tiap-tiap Kab/Kota terkait sinkronisasi peraturan.

4.7 Analisis Grand Strategy

Langkah selanjutnya adalah analisi grand strategy yakni bertujuan


untuk menentukan setrategi yang harus diterapkan. Pada analisis grand
strategy, nilai Sumbu X diperoleh dengan menjumlahkan skor rata-rata faktor
internal (kekuatan dan kelemahan), sedangkan nilai Sumbu Y diperoleh dengan
menjumlahkan skor rata-rata faktor eksternal (peluang dan ancaman). Cara
penghitungan diagram strategi analisi SWOT adalah sebagai berikut:

Nilai Sumbu X =S + (-W) Nilai Sumbu Y = O + (-T)


BAB IV. Hasil dan Pembahasan

a. Kecamatan Aikmel
Dari hasil perhitungan rekapan kuisioner yang telah dilakukan,
didapatkan nilai skor Strength (S) 2,15; Weakness (W) 1,09; Opportunity
(O) 2,16 dan Treath (T) 1,12 sehingga:
Nilai Sumbu X = S + (-W) Nilai Sumbu Y = O + (-T)
= 2,15 – 1,09 = 2,16 – 1,12
=1,06 = 1,03
Hasi perhitungan menunjukkan nilai Sumbu X positif dan Sumbu
Y posif sehingga posisi Kecamatan Aikmel berada di kuadran I artinya
instansi pemerintah memiliki kekuatan dan peluang yang baik dalam
pelaksanaan program PISEW di Kecamatan Aikmel.
Nilai kekuatan yang baik tersebut disebabkan karena dari tahun
2017 sampai dengan tahun 2020 pemerintah khususnya Pemprov NTB
melaksanakan 153 paket program PISEW dengan total anggaran 30,6
miliar rupiah dan dapat meningkatkan kualitas 48,2 km jalan lingkungan.
Nilai peluang yang baik tersebut disebabkan karena masyarakat sangat
menerim program PISEW di Kecamatan Aikmel, sebelum program
dilaksanakan di beberapa lokasi kendaraan roda 3 dan 4 tidak dapat
melewati jalan tetapi setelah dilaksanakan masyarakat merasa lebih efektif
dan efisien dalam menjalankan aktivitas mereka.

Hasil dokumentasi lapangan sebelum dan setelah pelaksanaan program


PISEW untuk Kecamatan Aikmel disajikan pada Gambar 4.1.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

(a) Sebelum (b) Setelah

(c) Sebelum (d) Setelah

Gambar 4.1 Sebelum dan setelah pelaksanaan program PISEW di Kecamatan


Aikmel: a) dan b) Dusun Cepak daya Desa Aikmal, c) dan d) Dusun Tabi’in
Desa Kalijaga Baru

b. Kecamatan Pringgabaya
Dari hasil perhitungan rekapan kuisioner yang telah dilakukan,
didapatkan nilai skor Strength (S) 3,17, Weakness (W) 1,05, Opportunity
(O) 2,04 dan Treath (T) 1,38 sehingga:
Nilai Sumbu X = S + (-W) Nilai Sumbu Y = O + (-T)
= 3,17 – 1,05 = 2,04 – 1,38
=2,12 = 0,66
Hasi perhitungan menunjukkan nilai Sumbu X positif dan Sumbu
Y posif sehingga posisi Kecamatan Pringgabaya juga berada di kuadran I
artinya instansi pemerintah memiliki kekuatan dan peluang yang baik
dalam pelaksanaan program PISEW di Kecamatan Pringgabaya.
Nilai kekuatan yang baik tersebut disebabkan karena dari tahun
2017 sampai dengan tahun 2020 pemerintah Pemprov NTB melaksanakan
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

78 paket program PISEW dengan total anggaran 15,6 miliar rupiah dan
dapat meningkatkan kualitas 24,5 Km jalan lingkungan. Berdasarkan
pengamatan dilapangan setelah dilaksanakan program PISEW oleh
pemerintah, selain dapat meningkatkan fasilitas infrastruktur yang merata
di kecamatan pringgabaya, juga dapat meningkatkan peluang lapangan
kerja. Hasil wawancara dengan masyarakat setempat, bahwa pelaksanaan
program PISEW ini sangat di dukung penuh oleh seluruh masyarakat.
Selain dapat memperbaiki distribusi pendapatan juga tumbuh industri
pengolahan ikan, sehingga manfaat yang dirasakan sangat terasa pada
aktivitas sehari-hari.
Hasil dokumentasi lapangan sebelum dan setelah pelaksanaan program
PISEW untuk Kecamatan Pringgabaya disajikan pada Gambar 4.2.

(a) Sebelum (b) Setelah

(c) Sebelum (d) Setelah

Gambar 4.2 Sebelum dan setelah pelaksanaan program PISEW di


Kecamatan Pringgabaya: a) dan b) Dusun Bagek Kedok Desa Apitaik, c)
dan d) Dusun Gubug Montong Desa Apitaik
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

c. Kecamatan Pringgasela
Dari hasil perhitungan rekapan kuisioner yang telah dilakukan,
didapatkan nilai skor Strength (S) 2,42, Weakness (W) 1,02, Opportunity
(O) 1,83 dan Treath (T) 1,17 sehingga:
Nilai Sumbu X = S + (-W) Nilai Sumbu Y = O + (-T)
= 2,42 – 1,02 = 1,83 – 1,17
=1,40 = 0,66
Hasi perhitungan menunjukkan nilai Sumbu X positif dan Sumbu
Y posif sehingga posisi Kecamatan Pringgasela juga berada di kuadran I
artinya instansi pemerintah memiliki kekuatan dan peluang yang baik
dalam pelaksanaan program PISEW di Kecamatan Pringgasela.
Nilai kekuatan yang baik tersebut disebabkan karena dari tahun
2017 sampai dengan tahun 2020 pemerintah Pemprov NTB melaksanakan
150 paket program PISEW dengan total anggaran 30 miliar rupiah dan
dapat meningkatkan kualitas 47,3 Km jalan lingkungan. Kecamatan
Pringgasela terdapat banyak destinasi wisata dan UKM kain tenun.
Pelaksanaan program PISEW oleh pemerintah sudah tentu di sambut baik
oleh masyarakat, setelah di laksanakan program ini tingkat pengunjung
obyek wisata semakin meningkat, salah satu dipengaruhi karena akses
pengunjung lebih mudah dengan adanya jalan tersebut, keamanan
pengunjung wisata lebih terjamin, tentunya mempersingkat waktu tempuh
dan menghemat biaya operasional. Pada akhirnya melalui perogram
PISEW ini, industri-industri kecil yang ada di kecamatan Pringgasela
berkembang pesat, sehingga meningkatkan distribusi pendapatan
masyarakat setempat.

Hasil dokumentasi lapangan sebelum dan setelah pelaksanaan program


PISEW untuk Kecamatan Pringgasela disajikan pada Gambar 4.3.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

(a) Sebelum (b) Setelah

(c) Sebelum (d) Setelah


Gambar 4.3 Sebelum dan setelah pelaksanaan program PISEW di Kecamatan
Pringgasela: a) dan b) Dusun Dasan sadar Desa Pringgasela, c) dan d) Dusun
Timuk Belimbing Selatan Desa Pringgasela

d. Kecamatan Wanasaba
Dari hasil perhitungan rekapan kuisioner yang telah dilakukan,
didapatkan nilai skor Strength (S) 2,32, Weakness (W) 1,37, Opportunity
(O) 2,35 dan Treath (T) 1,24 sehingga:
Nilai Sumbu X = S + (-W) Nilai Sumbu Y = O + (-T)
= 2,32 – 1,37 = 2,35 – 1,24
=0,95 = 1,10
Hasi perhitungan menunjukkan nilai Sumbu X positif dan Sumbu
Y posif sehingga posisi Kecamatan Wanasaba juga berada di kuadran I
artinya instansi pemerintah memiliki kekuatan dan peluang yang baik
dalam pelaksanaan program PISEW di Kecamatan Wanasaba.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Kondisi jalan di tiga desa, yakni desa Wanasaba, Wanasaba Daya


dengan Karang Baru terdapat banyak kerusakan jalan, banyak warga yang
mengeluh, karena jalan sama sekali belum diperbaiki. Ketersediaan sarana
dan prasarana masih sangat kurang. Kondisi sumber daya masyarakat
khususnya di pedesaan masih terbatas. Melalui program PISEW tersebut,
sudah bisa meningkatkan fasilitas infrastruktur. Nilai kekuatan yang baik
tersebut disebabkan karena dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020
pemerintah Pemprov NTB melaksanakan 66 paket program PISEW
dengan total anggaran 13,2 miliar rupiah dan dapat meningkatkan kualitas
20,8 Km jalan lingkungan. Berdasarkan wawancara dengan kadus,
penerimaan masyarakat dengan program PISEW ini sangat baik.
Masyarakat di kecamatan Wanasaba lebih banyak menjadi petani, lahan
pertanian masih sangat luas, sehingga akses jalan masyarakat untuk
mengangkut hasil panen sawah lebih mudah. Akses jalan menuju lokasi
sekolah sudah bisa terealisasi dengan baik, anak-anak yang bersekolah
sudah menikmati jalan dengan baik. Anak-anak sudah bisa menggunakan
sepeda tanpa harus hawatir mengalami kecelakaan di jalan. Penataan
wilayah kumuh di Kecamatan Wanasaba lebih baik semenjak tahun 2017,
sehingga manfaat yang dirasakan sangat terasa pada aktivitas sehari-hari.
Hasil dokumentasi lapangan sebelum dan setelah pelaksanaan program
PISEW untuk Kecamatan Wanasaba disajikan pada Gambar 4.4.

(a)
(b)Sebelum
Setelah
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

(c) Setelah
(d) Sebelum
Gambar 4.4 Sebelum dan setelah pelaksanaan program PISEW di
Kecamatan Wanasaba: a) dan b) Dusun Kebon Ayu Desa Suntalangu, c) dan
d) Dusun Tembeng Putik Bongkol Desa Tembeng Putik

e. Kecamatan Sembalun
Dari hasil perhitungan rekapan kuisioner yang telah dilakukan,
didapatkan nilai skor Strength (S) 2,84, Weakness (W) 1,11, Opportunity
(O) 2,76 dan Treath (T) 1,15 sehingga:

Nilai Sumbu X = S + (-W) Nilai Sumbu Y = O + (-T)


= 2,84 – 1,11 = 2,76 – 1,15
= 1,73 = 1,60
Hasi perhitungan menunjukkan nilai Sumbu X positif dan Sumbu
Y posif sehingga posisi Kecamatan Sembalun juga berada di kuadran I
artinya instansi pemerintah memiliki kekuatan dan peluang yang baik
dalam pelaksanaan program PISEW di Kecamatan Sembalun.
Kecamatan sembalun terdiri dari 6 (enam) Desa, Sembalun
Lawang, Sembalun Bumbung, Sajang, Bilok Petung, Sembalun dan Desa
Sembalun Timba Gading. Pekerjaan masyarakat yang paling banyak di
Kecamatan Sembalun adalah perkebunan dan pertanian. Selain dari itu
Kecamatan Sembalun merupakan destinasi wisata dunia yang sering dituju
turis lokal dan mancanegara. Perogram pembangunan untuk jalan
lingkungan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 pemerintah
Pemprov NTB melaksanakan 21 paket program PISEW dengan total
anggaran 4,2 miliar rupiah dan dapat meningkatkan kualitas 6,6 Km jalan
lingkungan. Ketercapaian infrastruktur jalan lingkungan masih cukup
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

kurang kalau di bandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang lain di


wilayah Kabupaten Lombok Timur, disebabkan karena program
pemerintah dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 ini diperioritaskan
kepada pembukaan jalan nasional di wilayah Kecamatan Sembalun.
Perogram pemerintah untuk jalan lingkungan mulai lebih di perioritaskan
pada tahun 2021. Program PISEW yang terealisasi sampai saat ini sudah
mampu meningkatkan fasilitas infrastruktur di wilayah-wilayah
permukiman. Program PISEW ini sangat didukung penuh oleh masyarakat,
karena sangat membantu wisatawan menjadi lebih mudah menuju obyek-
obyek wisata, tumbuh dan berkembanya industri-industri kecil, seperti
pengolahan kopi sembalun, pengolahan strawberi, bawang dan lain
sebagainya. Manfaat yang dirasakan sangat terasa pada aktivitas sehari-
hari.
Hasil dokumentasi lapangan sebelum dan setelah pelaksanaan program
PISEW untuk Kecamatan Sembalun disajikan pada Gambar 4.5.

(b) Setelah
(a) Sebelum

(d) Setelah
(c) Sebelum
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Gambar 4.5 Sebelum dan setelah pelaksanaan program PISEW di


Kecamatan Sembalun: a) dan b) Dusun Baret Desa Sembalun Lawang, c)
dan d) Dusun Batu Jalik Desa Sembalun Bumbung

Hasil perhitungan nilai SWOT untuk masing-masing Kecamatan Aikmel,


Pringgabaya, Pringgasela, Wanasaba dan Sembalun disajikan pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Nilai SWOT Kecamatan

Faktor SWOT Kuadran SWOT

No. Kecamatan
Strengt Weaknes Opportunit Threat
X (S-W) Y (O-T)
h s y h

1. Aikmel 2,15 1,09 2,16 1,12 1,06 1,03

2. Pringgabaya 3,17 1,05 2,04 1,38 2,12 0,66

3. Pringgasela 2,42 1,02 1,83 1,17 1,40 0,66

4. Wanasaba 2,32 1,37 2,35 1,24 0,95 1,10

5. Sembalun 2,84 1,11 2,76 1,15 1,73 1,60

Hasil perhitungan nilai SWOT untuk Kabupaten Lombok Timur disajikan pada
Tabel 4.24.

Tabel 4.24 Nilai SWOT Kabupaten Lombok Timur

Faktor SWOT Kuadran SWOT

No. Kabupaten Strengt Weaknes Opportunit Threat


X (S-W) Y (O-T)
h s y h

Lombok
1. 2,48 1,26 2,39 1,29 1,22 1,10
Timur
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Hasil rekapitulasi analisis grand strategy untuk kecamatan Aikmel, Pringgabaya,


Pringgasela, Wanasaba, Sembalun, dan Kabupaten Lombok Timur disajikan pada
Gambar 4.6.

Opportunity
2.5

1.5
III I
1

0.5
Stre
Weakness

0 ngt
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 h
-0.5

-1
IV -1.5 II
-2

-2.5

Threath

Gambar 4.6 Diagram Strategi Pelaksanaan Proram PISEW Jalan Lingkungan di


Kabupaten Lombok Timur.

Berdasarkan hasil analisis grand strategy pada Gambar 4.6 terdapat


pertemuan Sumbu X dengan dan Sumbu Y untuk kecamatan Aikmel,
Pringgabaya, Pringgasela, Wanasaba, dan Sembalun berada pada kuadran I yaitu
strategi Progresif (Positif – Positif). Posisi ini mengartikan bahwa pemerintah
adalah sebuah instansi yang kuat dan berpeluang. Begitu juga pada kabupaten
Lombok Timur, yaitu berada pada kuadran I, sehingga rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Progresif, artinya pemerintah dalam kondisi prima dan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Pemerintah harus terus
mengembangkan program jalan lingkungan dengan menambah kualitas produk
ataupun jasa yang melibatkan jalan lingkungan dan terus meningkatkan akses
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

sosialisasi ke masyarakat yang lebih luas sehingga ketertarikan masyarakat


terhadap jalan lingkungan semakin meningkat.
Pemerintah harus terus mengembangkan program jalan lingkungan karena
memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Salah satu faktor yang akan membuat pemerintah tetap berada pada kepercayaan
masyarakat untuk tetap tumbuh berkembang adalah dengan strategi pertumbuhan
diversifikasi. Ditengah Covid-19 proyek-proyek pemerintah terdiversifikasi,
artinya proyek yang ada tidak hanya pada satu jenis pekerjaan kontrusksi saja,
akan tetapi lebih kepada jalan lingkungan berupa paving block, rabat, ataupun
aspal goreng yang lebih diminati oleh maysrakat. Selain itu diversifikasi
anggaran investasi infrastruktur juga harus lebih inten dilakukan, misalnya
melibatkan pihak swasta untuk kerjasama dan pembiayaan investasi. Hal ini
dilakukan karena kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur jalan
membutuhkan banyak pendanaan, sementara itu anggaran untuk bidang
infrastruktur memiliki jumlah yang sedikit. Kemudian koordinasi secara intensif
oleh pemerintah harus dilakukan sebagai bentuk strategi integrasi horizontal.
Strategi ini dapat berupa pembentukan tim yang solit antara instansi-instansi
terkait sebagai koordinasi kegiatan pelaksanaan infrastruktur jalan lingkungan

4.8 Korelasi Program PISEW Jalan Lingkungan dengan Hasil SWOT


Target program PISEW jalan lingkungan dihitung berdasarkan hasil
rekapitulasi panjang jalan usulan masyarakat pada Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi NTB, sedangkan progres capaian dihitung berdasarkan
rekapitulasi panjang jalan yang dilaksanakan tiap tahun.
Target dan progres capaian program PISEW jalan lingkungan pada lokasi
penelitian disajikan pada Tabel 4.25.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Tabel 4.25 Target dan progres capaian program PISEW jalan lingkungan

Tahun 2017 Tahun 2018


N
Kecamatan Target Capaia Progres Target Capaian Progres
O
(m) n (m) (%) (m) (m) (%)
1 Aikmel 1.859 10.080 85 9.914 17.325 87
2 Pringgabaya 6.452 5.355 83 7.211 5.985 83
3 Pringgasela 12.750 10.710 84 16.500 13.860 84
4 wanasaba 3.983 3.465 87 5.494 4.725 86
5 Sembalun 2.625 2.205 84 1.086 945 87
Jumlah 37.668 31.815 85 50.205 42.840 85

Tahun 2019 Tahun 2020


N
Kecamatan Target Capaian Progre Target Capaian Progres
O
(m) (m) s (%) (m) (m) (%)
1 Aikmel 13.341 11.340 85 1.250 9.450 84
2 Pringgabaya 8.140 7.245 89 6.577 5.985 91
3 Pringgasela 14.285 12.285 86 1.813 10.395 88
4 wanasaba 7.000 6.300 90 6.848 6.300 92
5 Sembalun 1.038 945 91 2.710 2.520 93
Jumlah 43.805 38.115 88 39.197 34.650 90

Berdasarkan Tabel 4.25 menunjukkan bahwa progres capaian panjang


jalan setiap tahun dari program PISEW jalan lingkungan di lima kecamatan pada
Kabupaten Lombok Timur, pada tahun 2017 panjang jalan yang terlaksana
31.815 m dari target 37.668 m dengan progres rata-rata sebesar 85%, pada tahun
2018 panjang jalan yang terlaksana 42.840 m dari target 50.205 m dengan
progres rata-rata sebesar 85%, pada tahun 2019 panjang jalan yang terlaksana
38.115 m dari target 43.805 m dengan progres rata-rata sebesar 88%, pada tahun
2020 panjang jalan yang terlaksana 34.650 m dari target 39.197 m dengan
progres rata-rata sebesar 90%.
Berdasarkan hasil perhitungan SWOT yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa lima kecamatan berada pada kuadran I, artinya instansi pemerintah
memiliki kekuatan dan peluang yang baik dalam pelaksanaan program PISEW.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Hal ini ditunjukkan dengan progres capaian program PISEW jalan lingkungan
yang terbangun dari tahun 2017 sampai dengan 2020 rata-rata di atas 85%.
Dengan demikian program PISEW jalan lingkungan terus dikerjakan dan
ditingkatkan kualitasnya.
BAB V. Kesimpulan dan Saran 90

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis penelitian, untuk menjawab rumusan masalah,
maka dapat diambil kesimpulan:
1. Hasil pembobotan untuk faktor internal diperoleh nilai Strength sebesar 2,48
dan nilai untuk Weakness sebesar 1,26. Artinya bahwa pemerintan Provinsi
Nusa Tenggara Barat seharusnya lebih mementingkan kekuatan yang dimiliki
dibandingkan dengan kelemahanya. Sedangkan Hasil pembobotan untuk
faktor eksternal diperoleh nilai Opportunity sebesar 2,39 dan nilai Treath
sebesar 1,29. Artinya bahwa Pemerintan Provinsi Nusa Tenggara Barat
seharusnya lebih memanfaatkan kesempatan yang dimiliki untuk
meminimalkan ancaman yang terjadi.
2. Program strategi dan konsep yang dapat diterapkan untuk menunjang
keberhasilan program PISEW jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur:
a. Meningkatkan fasilitas infrastruktur jalan lingkungan di semua wilayah-
wilayah yang belum tersentuh untuk menumbuh kembangkan
perekonomian masyarakat serta pertumbuhan berbagai industri di sekitar
wilayah tersebut.
b. Meningkatkat pengawasan terhadap kualitas pekerjaan di lapangan.
c. Memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap masyarakat
pentingnya program jalan lingkungan untuk mengurangi angka
kecelakan.
d. Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pelaksanaan pekerjaan jalan
lingkungan akan meningkatkan kualitas jalan tersebut sehingga
meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
e. Meningkatkan partisifasi bersama masyarakat dalam penyerapan aspirasi
untuk peningkatan kualitas perencanaan program.
BAB V. Kesimpulan dan Saran 91

f. Konsep yang bisa diterapkan untuk menunjang keberhasilan program


PISEW jalan lingkungan di Kabupaten Lombok Timur adalah Onsite
Upgrading artinya perbaikan permukiman dengan cara memperbaiki
lingkungan fisik dan fasilitas publik berupa penataan jalan lingkungan
dengan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
setempat.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kajian serta kesimpulan maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bagi pemerintah disarankan untuk terus mengembangkan program PISEW
jalan lingkungan, agar kesejahteraan Masyarakat terpenuhi di segala bidang
kehidupan.
2. Bagi mayarakat disarankan terus menerus menyuarakan hak-haknya untuk
mendapatkan infrastruktur yang lebih layak untuk kesejahteraan dan
kemakmuran. Meningkatkan partisipasi dan kerjasama yang baik dengan
pemerintah pusat maupun daerah.
BAB V. Kesimpulan dan Saran 92

DAFTAR PUSTAKA

A, Eunike. 2012. Lecture Presentation : Pengantar Teknik Industri. Malang :


Universitas Brawijaya.

Adha S. 2019. Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir Kecamatan Kuala Jelai


Kabupaten Sukamara Berbasis Integrated Coastal Zone Management
(ICZM). Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol. III No. 2 Tahun 2019,
21-30
Aripin. 2019. Strategi Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS) Menggunakan Analisis SWOT. Tesis. UNRAM
Asep, A Hikmana. 2014. Evaluasi Efektifitas Implementasi Lajur Sepeda Motor
(Studi Kasus Jalan Raya Darmo Kota Surabaya), Jurnal Rekayasa
Sipil Vol. 8, No. 3 Tahun 2014, ISSN 1978-5658.
Donny, W Wijaya. 2016. Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh Studi Penentuan Kawasan Perioritas untuk Peningkatan
Kualitas Infrastruktur pada Kawasan Permukiman Kumuh di Kota
Malang, JIAP Vol. 2, No. 1, Tahun 2016, pp 1-10.
Gabriella S. Sekeon. 2019. Analisis Infrastruktur Kawasan Industri di Kecamatan
Kema dan Kauditan. Jurnal Spasial Vol. 6, No. 3, Tahun 2019, ISSN
2442-3262.
Hisyam, M.S. 1998. Analisa SWOT Sebagai Langkah Awal Perencanaan Usaha.
Makalah. Jakarta. SEM Institute.
Miles, B, Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.
PUPR. 2016. Panduan Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan. Jakarta.
Puslitbang Jalan dan Jembatan.
Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara
Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAL. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Retrianti, Y, Shafrina. 2019. Revitalisasi Kawasan Kota Tua Ampenan Sebagai
Objek Wisata Unggulan Kota Mataram. Tesis. UNRAM
Shobirin, Muhammad. 2019. Strategi Pengembangan Infrastruktur dalam
Meningkatkan Pelayanan Penumpang di Bandar Udara Internasional
Soekarno Hatta Cengkareng. JEMSI, Vol. 1, Issue 2, Tahun 2019, E-
ISSN, 2686-5238, P-ISSN, 2686-4916.
Suhono, Andreas. 2016. Pedoman PISEW. Modul. Jakarta. Cipta Karya.
Soesilo, I Nining. 2002. Reformasi Pembangunan Perlu Pendekatan Manajemen
Strategik, Buku I. Universitas Indonesia.
Soesilo, I Nining. 2002. Manajemen Stratejik di Sektor Publik (Pendekatan
Praktis), Buku II. Universitas Indonesia.
BAB V. Kesimpulan dan Saran 93

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.

Valeriani D. 2011. Analisis Pengaruh Kebijakan Infrastruktur Terhadap


Pendapatan Perkapita Masyarakat Kabupaten Bangka Belitung.
Bangka: Universitas Bangka Belitung.
Wahyuni, K.T. 2009. Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial
terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor.
Zulaeha SS, dkk. 2016. Analisis Gerakan dan Pengukuran Waktu Baku dengan
Penyesuaian Kelonggaran pada Pembuatan Roti. Jurnal Agroindustri
Halal 2 (1): 052-059.
BAB V. Kesimpulan dan Saran 94

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai