Anda di halaman 1dari 32

KLASIFIKASI

AMPHIBI DAN
REPTIL
ciri taksonomi pada hewan
kelas amphibi dan reptil
Anggota Kelompok

Heny Saumawati Nasywah Maharani A


202241500110 202241500120

Abdul Rojak Alim Diaz Tri Utari


202241500113 202241500123
Sub Materi
Amfibi
Pengertian Amfibi
Klasifikasi Amfibi (Flowchart)
Ciri-ciri Amfibi
Contoh 10 Spesies Amfibi
Reptil
Pengertian Reptil
Klasifikasi Reptil (Flowchart)
Ciri-ciri Reptil
Contoh 10 Spesies Reptil
AMPHIBI
Pengertian Amphibi
Amphibi berasal dari bahasa Yunani yang artinya amphi berarti
“kedua”, dan bios berarti “hidup”. Amphibi berarti hewan yang hidup di
dua tempat, yaitu hidup di darat dan air tawar, termasuk hewan
vertebrata yang di dalamya terdapat tiga ordo (bangsa) yaitu Anura,
Caudata dan Gymnophiona. Ordo Anura adalah ordo yang paling
banyak dikenal di Indonesia dan biasanya disebut sebagai kodok atau
katak.
Caudata atau salamander merupakan ordo amfibi yang bentuk
dewasanya memiliki ekor dan bertungkai empat, namun tidak tersebar
di Indonesia. Gymnophiona atau sesilia, adalah ordo amfibi yang tidak
memiliki tungkai dan bentuk dewasanya masih berekor. Beberapa jenis
Gymnophiona tersebar di Indonesia. namun jarang terlihat karena gaya
hidupnya yang fosorial (tersembunyi di dalam tanah). Amfibi berperan
sebagai bioindikator kualitas lingkungan, amfibi juga dapat membantu
manusia dalam menanggulangi hama serangga, karena sebagian besar
makanan mereka adalah serangga, sehingga keberadaan amfibi menjadi
salah satu penyeimbang ekosistem.
Klasifikasi Amphibi
Amphibi

Anura Caudata Gymnophiona

Liopelmidae Pelobatidae Hynobiidae

Cryptobranchidae Caecilidae
Pipidae Brevicivitadae
Ambystomidae

Discoglossidae Ranidae Salamdridae

Amphiumidae
Rachoporidae Bufonidae
Plethodonthidae

Mycrohylidae Hylidae Proteidae

Serenidae
Pseudidae Leptodactylidae
Ciri Morfologi
Mempunyai dua pasang kaki yang dimana pada setiap kakinya terdapat
selaput nataria yang berfungsi untuk berenang
Memiliki kulit bergranula yang halus tanpa sisik dan bulu
matanya memiliki selaput tambahan yang disebut membrana niktitan.
Ukuran kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan
Bagian paha dan betis memiliki ukuran panjang yang hampir sama,
namun daging bagian paha lebih tebal.
Kaki depan memiliki empat pasang jari, sedangkan kaki belakang
memiliki lima pasang jari.
Gendang telinga berupa lingkaran yang berwarna cokelat kehitam-
hitaman dengan warna hijau pada bagian tengahnya.
Lubang hidung berukuran kecil terdapat pada kepala bagian depan
Ciri Fisiologi

Termasuk hewan berdarah dingin, suhu tubuh mereka diatur oleh


suhu di sekitarnya,
Respirasi pada amfibi terdiri dari kulit, paru-paru, dan insang,
Termasuk hewan yang sistem peredaran darahnya ganda
Sebagian besar amphibi memiliki kelenjar granular dan kelenjar
mucus. kelenjar granular memproduksi zat obnoxious atau racun
untuk melindungi diri dari musuh.
Jantung amfibi terdiri dari 3 ruang, 2 atrium, dan 1 ventrikel
Amfibi merupakan satu-satunya hewan bertulang belakang yang
mengalami metamorfosis lengkap, di mana bentuk di usia muda
berbeda dengan masa dewasanya.
Ciri Etologi

Amfibi akan memilih lokasi untuk bertelur, dan memiliki perawatan


tersendiri pada telurnya, serta memiliki ciri khas panggilan kawin.
Telur biasanya diletakkan di dalam air atau lingkungan lembap dan
dibuahi secara eksternal
Beberapa spesies amfibi memiliki perilaku migrasi, seperti
bermigrasi dari habitat yang kering ke habitat yang lebih lembab
selama musim kering
Amfibi memiliki warna kulit hijau dan coklat, warna kulit tersebut
memungkinkan mereka aman dari pemangsa, karena menjadi
pertahanan utama mereka untuk bersembunyi diantara dedaunan.
Ciri Ekologi

Amfibi memperoleh makanan melalui berbagai cara termasuk


memakan sisa telur, tumbuhan, menggunakan ludah lengket, dan
memanfaatkan racun yang mereka peroleh dari makanan mereka.
Amfibi berkembang biak di air
Amfibi memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem, seperti
sebagai predator dan bioindikator yang mampu menggambarkan
kualitas lingkungan
Amfibi merupakan satwa poikiloterm atau eksotermik
Ciri Geografi

Amfibi ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan hujan


tropis, gurun, padang rumput, dan ekosistem air tawar.
Kepekaan mereka terhadap perubahan lingkungan menjadikan
mereka berharga dalam menilai kesehatan ekosistem
Amfibi dapat ditemukan di perairan tawar dan wilayah daratan
lembab di banyak habitat di seluruh dunia
Spesies Pada Amphibi

Duttaphrynus melanostictus Fejervarya limnocharis


Ciri dari kodok buduk asia (Duttaphrynus Ciri dari Kodok Tegalan (Fejervarya
melanostictus) : limnocharis):
1. Permukaan kulit yang kasar 1. Kepala runcing dan Pendek
2. Terdapat benjolan hitam yang tersebar 2. Tekstur kulit berkerut
hampir di seluruh tubuh. 3. Kaki runcing dengan ujung tidak
3. Memiliki alur supraorbital yang melebar.
bersambung dengan alur supratimpanik
Spesies Pada Amphibi

Limnonectes ibanorum Amnirana nicobariensis


Ciri dari Katak Berbenjol Anak Sungai Ciri dari Kongkang Nicobar (Amnirana
(Limnonectes ibanorum) : nicobariensis) :
1. Hanya ditemukan di Kalimantan 1. Ukuran tubuh kecil dan ramping
2. Berwarna cokelat atau hijau, dengan kulit 2. kaki panjang dan ramping, dengan jari
kasar dan berbenjol
kaki setengahnya berselaput
3. Permukaan dorsal berwarna hijau zaitun
hingga cokelat, dengan tanda-tanda cokelat
3. Berbunyi seperti jangkrik
tua, sedangkan permukaan ventral berwarna
krem hingga kuning pucat.
Spesies Pada Amphibi

Ingerophrynus biporcatus Leptobrachium hasseltii


Ciri dari Kodok Buduk Hutan (Ingerophrynus Ciri dari Katak serassah hasselt (Leptobrachium
biporcatus) : hasseltii) :
1. tekstur kulit kasar dan tidak rata, dengan 1. Kepala lebih besar dari badan dan mata
bintil-bintil berwarna merah kegelapan cenderung melotot
2. Kelenjar parotoid kecil, berbentuk agak 2. Katak ini cenderung berjalan
segitiga sampai lonjong dan terlihat jelas daripada melompat di serasah hutan. Umumnya
3. Antara mata dan daerah parietal terdapat ada di hutan sekunder atau primer.
sepasang pertulangan (alur parietal). 3. Ujung jari bulat dan cenderung melengkung
Spesies Pada Amphibi

Polypedates leucomystax Pulchrana glandulosa


Ciri dari Katak Panjat Bergaris (Polypedates Ciri dari Kongkang Ratap (Pulchrana glandulosa)
leucomystax) :
1. Jari tangan dan jari kaki melebar dengan ujung
:
rata. Jari tangan hanya sedikit berselaput di dasar, 1. kepala lebar dengan mata menyolok
jari kaki hampir sepenuhnya berselaput 2. kaki belakang setengah berselaput, ujung kaki
2. Permukaan dorsal berwarna cokelat kekuningan, berbentuk segi tiga, jari panjang dan
dengan garis yang jelas memanjang dari kepala mempunyai bantalan pada bagian ujung
hingga ujung tubuh. ditemukan di rawa atau seperti kaos kaki, serta timpanum lebar.
sekitar semak.
3. Tekstur kulit tertutup oleh kulit berbintil
3. Kulit kepala menyatu dengan tengkorak
Spesies Pada Amphibi

Polypedates macrotis Hylarana erythraea


Ciri dari Katak Panjat Telinga Hitam (Polypedates Ciri dari Kongkang Gading (Hylarana
macrotis) : erythraea) :
1. Kulitnya memiliki garis gelap yang memanjang 1. Kepala panjang, moncong runcing,
mulai dari belakang mata sampai 1/3 sisi badan gendang telinga (timpanum) yang jelas.
yang nantinya akan menipis atau pecah menjadi 2. Ujung jari tangan melebar berbentuk cakra
bercak. 3. memliki ciri khas yang berupa sepasang
2. Kaki belakang hampir penuh berselaput garis atau lipatan dorsolateral yang besar
3. Pada saat kawin, telur juga akan disimpan di dan jelas dengan warna kuning gading.
sarang busa seperti jenis katak-panjat lainnya
REPTIL
Pengertian Reptil
Kata "reptil" berasal dari bahasa Latin "reptans" yang berarti melata atau
merayap. Hal ini merujuk pada ciri khas hewan reptil yang bergerak dengan
cara merayap. Reptil merupakan hewan vertebrata yang memiliki kulit bersisik
tanpa bulu, rambut atau kelenjar susu seperti pada mamalia. Ciri utama reptil
adalah tubuhnya yang ditutupi dengan sisik-sisik rata atau berduri yang
berfungsi untuk mengatur sirkulasi air melalui kulitnya. Keberadaan sisik ini
membuat reptil tahan hidup di daerah kering seperti di gurun pasir dan juga di
dalam air.
Ada empat ordo pada reptil yaitu Rhynchocephalia (Tuatara), Crocodylia
(buaya), Testudinata (Kura-kura dan Penyu) serta Squamata (Ular dan kadal).
Indonesia memiliki tiga dari keempat ordo, yaitu Ordo Crocodylia, Testudinata,
dan Squamata. Reptil berperan penting dalam kehidupan di alam, reptil
mengendalikan populasi serangga, membantu mengendalikan hama jenis tikus.
Disamping berperan dalam keseimbangan ekosistem, reptil dapat menjadi
indikator penyeimbang ekosistem dan penanda indikator perubahan lingkungan.
Klasifikasi Reptil
Reptil

Squamata
Rhynchocephalia
Testudinata Crocodilia
Sauria (Lacertilia) Serpentes (Ophidia) Amphisbaenia
Testudinidae Geoemydidae
Sphenodontia
Crocodylidae
Emydidae Kinosternidae
Agamidae Boidae Amphisbaenidae

Chamaeleonidae Colubridae Bipedidae Chelydridae Dermatemydidae Alligatoridae

Gekkonidae Elapidae Blanidae Carettochelyidae Chelidae


Iguanidae Hydrophiidae Gavialidae
Cadeidae Trionychidae Pelomedusidae
Scincidae
Pythonidae
Teiidae Rhineuridae
Viperidae Platysternidae Podocnemididae

Varanidae
Typhlopidae
Dibamidae
Xenopeltidae
Lacertidae
Anilidae
Anguidae
Acrochordidae
CIRI MORFOLOGI
Bertulang belakang (vertebrata)
Memiliki sisik di semua bagian tubuhnya
Kepala berbentuk piramid (segitiga)
Kulit menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo
atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit
Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit.
Pada umumnya termasuk hewan tetrapoda ( berkaki 4)
Memiliki 5 jari (pentadactylus) dan setiap jari nya bercakar
Semua reptil memiliki gigi kecuali pada ordo testudinata
Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang dilengkapi
telinga luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak
berkembang.
CIRI FISIOLOGI

Reptil termasuk hewan berdarah dingin (poikiloterm), yang berarti suhu


tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkugan.
Bernafas dengan paru-paru
Memiliki jantung dengan 4 ruang
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, memiliki ukuran tubuh bervariasi, dan
alat pencernaan dimulai dari mulut sampai kloaka.
Memiliki sistem ekskresi yang terdiri dari ginjal, ureter, dan kloaka
Memiliki sistem saraf yang lebih berkembang daripada amfibi. Otak
reptil terdiri dari 12 pasang saraf kranial, yaitu saraf yang keluar dari
otak dan menginervasi kepala dan leher.
CIRI ETOLOGI

Mampu hidup di tempat yang kering dan gersang dan ada juga yang mampu
hidup di darat maupun air.
Hewan reptil karnivora memiliki perilaku makan yang agresif. Hewan reptil
herbivora memiliki perilaku makan yang lebih tenang.
Bergerak dengan cara melata atau merayap
Berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar), dan ada yang ovovivipar
Memiliki perilaku pergantian kulit
Pada jenis kura-kura dan ular mereka akan berhibernasi ketika suhu
lingkungan dingin.
Reptil tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri sehingga mereka harus
berjemur di bawah sinar matarahi
Pada jenis reptil tertentu ia akan berubah warna sesuai dengan keadaan
lingkungannya
CIRI EKOLOGI

Reptil menempati relung ekologi yang beragam, mulai dari gurun


hingga hutan hujan.
Mereka memainkan peran penting dalam ekosistem sebagai predator
dan prey, sehingga membantu mengontrol populasi hewan lain di
ekosistemnya, reptil juga dapat membantu menyebarkan biji
tumbuhan ke area lain di ekosistemnya, kedua hal tersebut dapat
membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Reptil yang mempunyai habitat spesifik sangat bermanfaat untuk
memberikan peringatan dini terjadinya perubahan lingkungan.
CIRI GEOGRAFI

Reptil dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari darat, air tawar,
hingga laut, reptil juga tersebar di seluruh dunia kecuali di Antartika.
Reptil menyukai habitat yang memiliki suhu yang hangat dan stabil.
Beberapa reptil hidup di hutan, pepohonan, tumpukan bebatuan, sekitar
sungai atau rawa-rawa, sementara yang lain hidup di padang rumput atau
gurun. Beberapa jenis reptil juga dapat ditemukan di berbagai wilayah
geografis, seperti ular piton yang dapat ditemukan di Asia, Afrika, dan
Australia.
Spesies Pada Reptile

Aphaniotis fusca
Bronchocela cristatella
Ciri dari Bunglon kerdil tak bertelinga
Ciri dari Bunglon jambul hijau (Bronchocela
(Aphaniotis fusca) : cristatella ) :
1. Ditemukan di Thailand, Malaysia, dan 1. Dikenal green crested lizard, Bunglon ini
Indonesia, terutama di hutan-hutan bertubuh ramping dengan timpanum yang
tropis sangat jelas.
2. Tubuhnya berubah menjadi gelap jika ia
2. Warna tubuh coklat keabu-abuan
mengalami stress
dengan bintik-bintik hitam 3. Umumnya berada di kebun-kebun sampai
3. Tidak memiliki telinga yang terlihat hutan sekunder.
Spesies Pada Reptile

Hemidactylus frenatus Gekko smithii


Ciri dari Cecak Kayu (Hemidactylus
frenatus ) : Ciri dari Tokek Hutan (Gekko smithii ) :
1. Memiliki kulit halus dengan corak 1. Panjang tubuh mencapai 160 mm dan
2. Memiliki pupil mata yang vertical ekor mencapai 300 mm
3. Memiliki warna coklat, hingga abu-abu 2. Matanya yang hijau dan adanya bintik-
dengan bagian bawah berwarna putih bintik kecil berbaris di tubuhnya
dan Ekor agak bergerigi 3. Mempunyai cakar yang besar
Spesies Pada Reptile

Crocodylus porosus
Ciri dari buaya muara (Crocodylus porosus) :
Cuora amboinensis 1. memiliki tiga kelopak mata, di mana dua
Ciri dari Kura-kura Ambon (Cuora lapisan pertama berfungsi untuk melihat
amboinensis ) : ketika buaya sedang berada di daratan,
sedangkan kelopak pada lapisan ketiga
1. Memiliki kepala berwarna hitam dengan
digunakan ketika buaya sedang di dalam
tiga garis kuning dan tempurungnya air
berwarna hitam kecoklatan yang khas 2. Memiliki moncong yang cukup lebar
2. Satwa omnivora 3. Tidak memiliki sisik lebar pada tengkuknya
3. Memiliki perisai perut yang dapat
ditutup sepenuhnya.
Spesies Pada Reptile

(Chelonia mydas) Ptyas korros


Ciri dari Ular Koros ( Ptyas korros ) :
Ciri dari Penyu hijau (Chelonia mydas) :
1. Sisi atas tubuh (dorsal) berwarna coklat muda
1. Tempurung penyu hijau berwarna hijau kecoklatan kekuningan hingga abu kehitaman
atau hitam, dengan bentuk yang menyerupai hati 2. Bagian sebelah depan (anterior) biasanya berwarna
2. memiliki 4 pasang lempengan pada karapasnya lebih terang dari ekornya yang kehitaman
3. memiliki kepala yang agak kecil dan tumpul, 3. Memiliki sisik² diatas ekor bertepi hitam
dengan bentuk yang khas 4. Sisi bawah tubuh (ventral) berwarna kekuningan
4. terancam punah karena banyak diburu untuk sampai kuning terang
diambil semua bagian tubuhnya 5. Memiliki mata berukuran besar dan ada loreng hitam
dibibirnya
Spesies Pada Reptile

Xenochrophis vittatus Lygosoma quadrupes


Ciri dari Ular Kisik ( Xenochrophis vittatus ) Ciri dari Kadal Ular ( Lygosoma quadrupes ) :
1. Memiliki panjang tubuh maksimal 70cm 1. Memiliki ukuran yg kecil dan bentuk tubuhnya
2. Moncongnya berwarna agak kemerahan ramping
2. Memiliki kaki yang sangat kecil dan pendek
seperti warna daging
3. Cenderung lbih aktif di petang hingga malam hari
3. Panjang ekornya sekitar seperempat dari 4. Punggungnya berwarna coklat ke abu²an atau
panjang tubuhnya coklat ke merahan dengan garis² gelap yang
4. Bagian bawah tubuh berwarna putih berjejer dari leher atas hingga ekor
dengan garis² hitam seperti lorek
KESIMPULAN
Amphibi adalah kelas hewan yang hidup di dua tempat, yaitu
hidup di darat dan air tawar, amphibi termasuk kedalam hewan
vertebrata. Amphibi sendiri merupakan tingkatan takson pada
“class” yang di mana dalam Amphibi ini terdapat 3 ordo (bangsa)
yakni Anura, Chaudata, gmynopiona dan berbagai famili di
dalamnya. Contoh spesies dari amphibi ini adalah Ingerophrynus
biporcatus (kodok buduk hutan).
Reptil termasuk kedalam kelas hewan vertebrata, reptil
merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), yang bergerak
secara merayap. Ciri utama dari reptil yakni tubuh nya di lapisi
oleh sisik. Dalam kelas reptil terdapat 4 ordo yakni squamata,
testudinata, crocodilia, dan rhynchocephalia. Contoh spesies dari
reptil ini adalah Bronchocela cristatella (Bunglon jambul hijau).
Daftar Pustaka

Yudha, D. S., Eprilurahman, R., Hilmi, M. F., Muhtianda, I. A., & Arimbi, A. (2013).
Ular Welang, Bungarus fasciatus (Schneider, 1801), di Lereng Selatan Gunung
Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A
Scientific Journal, 30(3), 120-125.
Kusini,Mirza D. 2020. AMFIBI DAN REPTIL SUMATERA SELATAN: AREAL
SEMBILANG-DANGKU DAN SEKITARNYA. Bogor: Pustaka Media Konservasi
Findua, A. W., Harianto, S. P., & Nurcahyani, N. (2016). Keanekaragaman reptil di
repong damar Pekon Pahmungan Pesisir barat (studi kasus plot permanen
Universitas Lampung). Jurnal Sylva Lestari, 4(1), 51-60.
M. Farikhin Yanuarefa, Gendut Hariyanto, Joko Utami. 2012. Panduan
Lapangan Heterofauna (Amfibi dan Reptil) Taman Nasional Alas Purwo.
Banyuwangi: Balai Taman Nasional Alas Purwo
Sudargo, Fransisca., Hernawati. 2020. Biosistematika Hewan Kelas Reptilia.
Bandung: Sribd
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai