Anda di halaman 1dari 30

A.

Rencana lima tahunan dan tahunan kegiatan PPI

MATRIKS PERENCANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


(PPI)

NO KEGIATAN VOLUME WAKTU PIC BIAYA


A. SUMBER DAYA MANUSIA

1 Pelatihan PPI 1 kali pertemuan September PJ PPI


2 Sosialisasi PPI kepada 2 kali pertemuan Oktober PJ PPI
petugas
3 pelatihan pengelola IPAL 1 kali pertemuan

B. Sarana dan Prasarana

1 Penyediaan tempat sampah 2 kali PJ PPI


medis dan non medis

2 penyediaan kantong plastik 12 kali januari-desember PJ PPI


medis (kuning) dan non
medis (hitam)

3 Penyediaan IPAL (Instalasi 1 kali kepala klinik


Pengolaan Air Limbah)

4 penyediaan bahan habis 12 kali januari-desember PJ PPI


pakai

C. Alat Kesehatan

1 alat sterilisator 1
2 APD 12 kali januari-desember PJ PPI
D. Pelaksanaan / Penerapan
PPI
1 Audit Program PPI 2 Kali pertemuan Juli dan Desember PJ PPI

E. Monitoring dan Evaluasi

1 Monitoring pengawasan 2 kali pertemuan PJ PPI


kegiatan PPI

Mengetahui
Penanggung Jawab Pencegah
Infeksi

Bellatrix Bonisa
\

KERANGKA ACUAN
PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI
DI
KLINIK PRATAMA NALA

1
A. PENDAHULUAN
Klinik sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu klinik dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2013).

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan


dan pengunjung di klinik dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi, baik
karena berobat atau datang berkunjung ke klinik. (Pedoman PPI Depkes
RI, 2008). Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di klinik dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu program pencegahan dan pengendalian
infeksi di Klinik Pratama Nala.

B. LATAR BELAKANG
1. KEMENKES No.27/menkes/2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75/Menkes/2014 tentang Puskesmas.

C. TUJUAN KEGIATAN
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sumber
daya manusia, tentang pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga
dapat melindungi tenaga kerja dan masyarakat dari penularan penyakit
infeksi.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Cuci Tangan / Hand Hygiene
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
3. Pengelolaan limbah
4. Pengendalian Lingkungan
5. Perlindungan Kesehatan karyawan

E. SASARAN/TARGET YANG INGIN DICAPAI


1. Terpenuhinya sarana prasarana pelayanan untuk Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Klinik Pratama Nala dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan dan patient safety
2. Terlaksananya kegiatan pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
yang multidisiplin antar profesi dan bekerja secara interdisiplin.

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membentuk Tim PPI
2. Penyusunan Program PPI, Pembuatan Kebijakan, pedoman, panduan
dan SOP
3. Melakukan Monitoring dan Evaluasi
4. Melaksanakan rapat koordinasi

2
G. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan
Tim dan SK
tim PPI
2 Rapat tim PPI

3 Penyusunan
SOP Cuci
Tangan
4 Sosialisasi
SOP Cuci
Tangan

5 Penyusunan
SOP
Pemakaian
Alat
Pelindung diri
( APD )

6 Penyusunan
SOP
Pengelolaan
Limbah

7 Sosialisasi
SOP
Pengelolaan
Limbah
8 Penyusunan
SOP
Pengendalian
Lingkungan

9 Sosialisasi
SOP
Pengendalian
Lingkungan

10 Penyusunan
SOP
Perlindungan
Kesehatan
karyawan

3
11 Sosialisasi
SOP
Perlindungan
Kesehatan
karyawan

12 Penyusunan
SOP Praktek
menyuntik
yang aman

13 Sosialisasi
SOP Praktek
menyuntik
yang aman

14 Penyusunan
SOP Etika
Batuk

15 Sosialisasi
SOP Etika
Batuk

16 Penyusunan
SOP
Dekontamina
si Peralatan
Perawatan
Pasien

17 Sosialisasi
SOP
Dekontamina
si Peralatan
Perawatan
Pasien
18
Penyusunan
SOP
Manajemen
linen
19
Sosialisasi
SOP
Manajemen
linen
20 Penyusunan
SOP
Penempatan

4
pasien
21 Sosialisasi
SOP
Penempatan
pasien
22 Pembentukan
Tim ICRA

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan melalui
rapat tim mutu yang diikuti anggota tim PPI.

2. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap bulan
berdasarkan masing-masing kegiatan yang dilakukan. Laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Tim Mutu Klinik setiap bulan dan
ditujukan kepada Kepala Klinik.

Bogor, Oktober 2023

dr.Bellatrix Bonisa

B. Standar Operasional Prosedure

5
KEBERSIHAN TANGAN

(HAND HYGIENE)

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

1. Pengertian Merupakan suatu proses membersihkan tangan dari kotoran/


mikroorganisme yang melekat pada tangan secara tepat dan benar
dengan cara menggosok tangan dengan cairan berbasis alcohol jika
tangan tidak tampak kotor, atau mencuci tangan dengan sabun/antiseptic
dibawah air mengalir jika tangan tampak kotor, sehingga tangan aman
untuk digunakan.
2. Tujuan Untuk memutus mata rantai infeksi sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan, kematian, menurunkan pemakaian antibiotic, dan menurunkan
kejadian outbreak (wabah)

3. Kebijakan a. Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang


pencengahan dan pengendalian infeksi
b. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun 2014.
Tentang Pedoman Klinik
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11 Tahun 2017.
Tentang Keselamatan Pasien
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52 Tahun 2018.
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2022.
Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34 Tahun 2022.
Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium

6
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi
h. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

4. Prosedur 1. Nyalakan keran air, basahi kedua tangan


2. Ambil sabun secukupnya
3. Gosokkan kedua telapak tangan
4. Gosokkan kedua punggung tangan dengan sela-sela jari bergantian kanan
dan kiri
5. Gosokkan sela-sela jari kedua tangan dengan posisi kedua telapak tangan
bertemu
6. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
7. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
8. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
9. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan tisu

Lakukan rangkaian tersebut setidaknya 40-60 detik

Jika tangan tidak tampak kotor, bisa dilakukan kebersihan tangan dengan
menggunakan antiseptic dengan langkah yang sama dengan durasi waktu
setidaknya 20-30 detik

Kebersihan tangan dilakukan saat 5 moment bagi petugas kesehatan :

1. Sebelum kontak dengan pasien


2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptic
4. Setelah tindakan aseptic
5. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien atau lingkungan pasein

Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh pengunjung Klinik

1. Sebelum masuk area Klinik


2. Sebelum meninggalkan area Klinik
3. Sesudah dari toilet
4. Setelah batuk atau bersin
5. Saat tangan tampak kotor
6. Sebelum dan setelah makan

7
5. Unit Terkait PPI harus mensosialisasikan ke seluruh petugas dan pengunjung Klinik
Pratama Nala

6. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

8
ALAT PELINDUNG DIRI

(APD)

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

7. Pengertian Merupakan pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/ bahan infeksius.

8. Tujuan Untuk melindungi kulit dan membrane mukosa dari risiko pajanan darah,
cairan tubuh, secret dari pasien ke petugas ataupun sebaliknya.

9. Kebijakan i. Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang


pencengahan dan pengendalian infeksi
j. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun 2014.
Tentang Pedoman Klinik
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11 Tahun 2017.
Tentang Keselamatan Pasien
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52 Tahun 2018.
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2022.
Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
o. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34 Tahun 2022.
Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi
p. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

9
10. Prosedur 7. Sarung tangan (Handscoen) : melindungi tangan dengan kontak
dengan darah, cairan tubuh, secret, mukosa kulit yang tidak utuh,
dan benda yang terkontaminasi
Jenisnya ada :

a. Handscoen steril : digunakan sewaktu melakukan tindakan


invasive seperti pembedahan (jahit, ganti verban, wound toilet)
b. Hanscoen non steril (bersih) : digunakan saat melakukan
pemeriksaan atau pekerjaan rutin (menyuntik, penggantian
linen)
c. Handscoen rumah tangga : digunakan saat memproses peralatan,
bahan-bahan terkontaminasi, dan saat membersihkan permukaan
yang terkontaminasi (dekontaminasi, desinfeksi)

8. Masker : digunakan untuk melindungi wajah dan membrane mukosa


mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau
permukaan lingkungan, droplet saat batuk atau bersin.
9. Face Shield : digunakan jika ada kemungkinan timbul percikan
terhadap mukosa (mulut, mata, selaput lendir hidung)
10. Gown : digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan
paparan atau percikan darah atau cairan tubuh lainnya atau juga
sebaliknya, melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada
saat tindakan steril.
11. Apron : berbahan plastic yang digunakan saat melakukan tindakan
invasive kepada pasien, atau bagi petugas yang berisiko terkena
pajanan bahan berbahaya saat pembersihan alat, limbah atau
lingkungan.
12. Sepatu bot/ sandal tertutup : digunakan agar tidak terkena cairan atau
zat berbahaya saat proses pembersihan, perlindungan juga saat
pemeriksaan pasien yang berisiko terkena cairan tubuhnya
11. Unit Terkait PPI

12. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

10
DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN PASIEN (LINEN)

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

13. Pengertian Merupakan suatu proses menghilangkan atau memusnahkan


mikoorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis/objek
sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya.
14. Tujuan Untuk memahami tentang pengelolaan peralatan dan linen pasien dalam rangka
memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis dan linen kepada
pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan lingkungan Klinik

15. Kebijakan q. Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang


pencengahan dan pengendalian infeksi
r. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
s. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun 2014.
Tentang Pedoman Klinik
t. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11 Tahun 2017.
Tentang Keselamatan Pasien
u. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
v. CDC 2007 : Guideline for isolation : preventin transmissions of

11
infectious agent in healthcare setting
w. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52 Tahun 2018.
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
x. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2022.
Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
y. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34 Tahun 2022.
Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi
z. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

16. Prosedur 13. Pembersihan (Cleaning)


Gunakan APD yang sesuai dengan alat yang akan dibersihkan,
pembersihan dapat menggunakan detergen atau cairan enzimatik
(clorin 0,05%), spons, sikat maupun alat pembersih lainnya sesuai
kebutuhan

14. Desinfeksi
a. Desinfeksi tingkat tinggi (semikritikal) yaitu peralatan yang
masuk ke dalam mukosa utuh namun terkontaminasi oleh
mikroba) bisa dengan cara direbus atau direndam dengan cairan
desinfektan (zat kimia) setelah direndam lanjutkan dengan cuci
bersih, sterilisasi, tiriskan
b. Desinfeksi tingkat rendah (non kritikal) peralatan yang
menempel pada permukaan tubuh bisa dengan cara usapkan
dengan alcohol swab 70% atau hanya dengan pencucian
menggunakan detergen, lalu keringkan dan simpan di tempat
bersih tidak terkontaminasi debu (sarung bed, tirai dll)
Untuk membersihkan permukaan tempat tidur, meja, kursi,
lantai, kaca dan lainnya yang tidak terlalu infeksius dapat
menggunakan kain yang disemprot dengan cairan klorin 0,05%
gosok dan lap semua permukaan.

15. Sterilisasi
Dilakukan pada alat-alat kritikal yaitu kontak dengan jaringan steril,
sistem peredaran darah, atau mukosa (jaringan) tidak utuh. Dengan
cara pembersihan, lalu masukkan ke alat sterilisator dengan
temperature 340 derajat Farenheit (170 derajat Celsius) dalam waktu
1 jam atau temperature 320 derajat Farenheit (160 derajat Celcius)
dalam waktu 2 jam.

12
Tidak lupa dilakukan pengemasan dan dituliskan tanggal sterilisasi
beserta tanggal kadaluarsa.

17. Unit Terkait PPI

18. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

PENATALAKSANAAN LIMBAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

19. Pengertian Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengelola limbah medis (hasil
buangan dari aktifitas medis pelayanan kesehatan)
Jenis limbah :
a. Limbah padat (infeksius dan non infeksius
b. Limbah cair (infeksius dan non infeksius)

13
c. Limbah benda tajam
20. Tujuan Untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat
sekitar klinik dari penyebaran infeksi dengan cara membuang bahan-bahan
berbahaya dengan aman.

21. Kebijakan aa. Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang
pencengahan dan pengendalian infeksi
bb. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
cc. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun 2014.
Tentang Pedoman Klinik
dd. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11 Tahun 2017.
Tentang Keselamatan Pasien
ee. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
ff. CDC 2007 : Guideline for isolation : preventin transmissions of
infectious agent in healthcare setting
gg. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52 Tahun 2018.
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
hh. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2022.
Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
ii. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34 Tahun 2022.
Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi
jj. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

22. Prosedur a. Identifikasi jenis limbah


b. Pemisahan limbah (teknik labeling) :
- Kuning : limbah infeksius
- Hitam : non infeksius
- Merah : radioaktif (logam berat)
- Ungu : citotoxic (spoit, ampul, vial, obat exp date, muntahan
pasien pasca pengobatan)
- Coklat : farmasi (botol, kotak, sarung tangan, masker,ampul)
- Kotak kuning limbah benda tajam tertuliskan “BioHazard” :
safety box (jarum, scalpel)

14
- Wastafel /spoelhoek (limbah cair)
c. Packing/ tempatkan limbah dalam wadah tertutup, buka tutup
akses sebaiknya menggunakan kaki (tong sampah) bersihkan
container setiap hari
d. Setelah disimpan di tempat penampungan sementara, selanjutnya
diserahkan ke tempat pembuangan akhir
- Sampah infeksius dimusnahkan di insenerator
- Sampah domestic ke TPA milik PEMDA
- Sampah farmasi dikembalikan ke distributor atau incinerator
- Sampah kimia berkonsultasi dengan instansi terkait atau daur
ulang

23.Unit Terkait PPI

24. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

PENEMPATAN PASIEN

15
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

25. Pengertian Merupakan upaya yang dilakukan oleh Klinik untuk melindungi seluruh
pengunjung Klinik dengan cara menilai lebih awal kondisi pasien
sebelum melakukan pendaftaran.
26. Tujuan Agar bisa mengidentifikasi pasien dapat dilakukan pemeriksaan lanjut di faskes
tingkat pertama (Klinik) atau perlu tingkat lanjut agar meminimalisir
keparahan penyakit lebih lanjut terhadap pasien

27. Kebijakan kk. Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang
pencengahan dan pengendalian infeksi
ll. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
mm. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun
2014. Tentang Pedoman Klinik
nn. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11 Tahun 2017.
Tentang Keselamatan Pasien
oo. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
pp. CDC 2007 : Guideline for isolation : preventin transmissions of
infectious agent in healthcare setting
qq. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52 Tahun 2018.
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
rr. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2022.
Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
ss. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34 Tahun 2022.
Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi

16
tt. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

28. Prosedur a. Perawat melakukan screening pasien yang datang di meja screening
b. Dinilai kesadaran (Eye, Verbal, Movement) dan tanda vital seperti
( suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan, saturasi oksigen)
c. Jika teridentifikasi pasien infeksi, lakukan penempatan pasien di area
ruang infeksi.
d. Jika non infeksi ditempatkan ke area non infeksi. Jika perlu
penanganan lebih lanjut, pasien diarahkan ke faskes lebih tinggi.
e. Pasien dan pengantar diarahkan untuk menggunakan masker dan cuci
tangan
f. Pengantar dipersilahkan mendaftarkan pasien dan mengisi form
kesehatan pasien
g. Melaporkan kondisi pasien kepada dokter
h. Dokter melakukan pemeriksaan sesuai kebutuhan pasien
i. Lama tunggu pasien untuk diperiksa tidak boleh melebihi 30 menit
j. Lama pemeriksaan pasien tidak boleh melebihi 30 menit
k. Pasien diarahkan ke farmasi bila ada resep obat
l. Pasien atau keluarga dimintakan mengisi survey pelayanan sebelum
meninggalkan Klinik
m. Pasien dan pengantar diarahkan cuci tangan sebelum meninggalkan
area klinik

29.Unit Terkait Perawat dan Dokter

30. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

17
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

31. Pengertian Merupakan upaya yang dilakukan untuk dapat mengendalikan berbagai
factor lingkungan (Fisik, biologi dan sosial psikologi) di Klinik dengan
cara :
a. meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat di sekitar Klinik sehingga
infeksi nosokomial dapat dicegah dengan
mempertimbangkan cost effective
b. menciptakan lingkungan bersih, aman, dan nyaman
c. mencegah terjadinya kecelakaan kerja
32. Tujuan Untuk memahami tentang pengendalian lingkungan agar tercipta lingkungan
bersih, aman dan nyaman untuk seluruh pengunjung klinik juga lingkungan
sekitar klinik

33. Kebijakan uu. Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang
pencengahan dan pengendalian infeksi
vv. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
ww. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun
2014. Tentang Pedoman Klinik
xx. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11 Tahun 2017.
Tentang Keselamatan Pasien
yy. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
zz. CDC 2007 : Guideline for isolation : preventin transmissions of
infectious agent in healthcare setting
aaa.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52 Tahun 2018.

18
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
bbb. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30
Tahun 2022. Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas,
Rumah Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
ccc.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34 Tahun 2022.
Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi
ddd. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

34. Prosedur n. Semua permukaan datar harus dibersihkan setiap hari termasuk semua
peralatan yang ada dan berkaitan dengan pasien didesinfeksi\
o. Tempat sekitar pasien harus bebas dari peralatan/ perlengkapan yang
tidak perlu
p. Tempat tidur, peralatan serta ruangan pasien harus didesinfeksi
sebelum digunakan oleh pasien berikutnya
q. Prosedur penggunaan Mops, Cloths, Solution :
Gunakan lap/kain basah
Gunakan cairan pembersih setiap hari dang anti jika kotor atau
terkontaminasi
Ganti MOPs setiap hari dan bersihkan setelah dipakai dan biarkan
kering sebelum dipakai kembali
r. Sirkulasi udara harus selalu terjaga ventilasinya dengan cara
pemeliharaan filter udara, memiliki system tata udara tersendiri (hepa
filter), pergantian udara minimum 15x per jam, pertahankan
temperature antara 20-22 derajat Celsius dan 30-60% untuk mencegah
pertumbuhan bakteri secara cepat, kebersihan udara harus tetap
dipertahankan dengan cara membatasi jumlah orang yang masuk ke
ruangan
s. Tersedia air bersih minimum 500L/TT/hari, pemeriksaan kimia air 2x/
tahun dari reservoir dan keran terjauh, sampel dikirim ke laboratorium
yang berwenang

35.Unit Terkait PPI

36. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

19
TEKNIK MENYUNTIK YANG AMAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

001/SOP/KN/VI/2023 0/0 1/3

Ditetapkan oleh,

Penanggung Jawab Klinik Pratama Nala


STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL DD MMMMM YYYY

dr. Nafisa Muthmainnah

37. Pengertian Merupakan teknik dalam melakukan tindakan menyuntik yang aman
baik bagi pasien maupun bagi petugas yang menyuntikkan agar tidak
terjadi kejadian tertusuk jarum pada lokasi yang tidak semestinya.
38. Tujuan Keamanan saat menyuntik tidak mengakibatkan risiko cedera belebih, infeksi
daerah suntikan, dan kejadian tertusuk jarum pada lokasi yang tidak semestinya

39. Kebijakan eee.Keputusan Kepala Klinik Pratama Nala Nomor………….. tentang


pencengahan dan pengendalian infeksi
fff. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no. 27 Tahun 2017. Tentang Pedoman
PPI
ggg. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 9 Tahun
2014. Tentang Pedoman Klinik
hhh. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 11
Tahun 2017. Tentang Keselamatan Pasien
iii. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
20
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
jjj. CDC 2007 : Guideline for isolation : preventin transmissions of
infectious agent in healthcare setting
kkk. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 52
Tahun 2018. Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
lll. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 30 Tahun 2022.
Tentang Indikator Mutu Nasional Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkesda dan Unit Transfusi Darah
mmm. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 34
Tahun 2022. Tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Dokter Gigi
nnn. KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 tentang Standar
Akreditasi Klinik

40. Prosedur t. Petugas menanyakan identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir
u. Petugas menjelaskan teknik penyuntikkan dan efek apa saja yang akan
terjadi saat dan setelah penyuntikkan
v. Jika pasien sudah mengerti, lakukan informed concent berupa tanda
tangan oleh pasien
w. Menyiapkan alat-alat untuk menyuntik (obat atau vaksin, spoit, needle,
alcohol swab, plester, anaphylactic shock kit, hand scoen)
x. Petugas melakukan cuci tangan
y. Menggunakan handscoen
z. Melakukan tindakan aseptic dengan menggunakan alcohol swab
aa. Melakukan tindakan menyuntik dengan hati-hati dan segera
bb. Cabut jarum suntik, dan perhatikan posisi jarum agar hati-hati tidak
terjadi luka tusuk (segera tutup kembali jarum suntik)
cc. Tekan bagian luka suntik dan tutup dengan plester
dd. Masukan limbah ke tempat masing-masing sesuai label
ee. Petugas melakukan cuci tangan dan tindakan menyunti selesai
ff. Lakukan observasi 15 menit pasca suntik, apakah ada reaksi alergi atau
anaphylactic
gg. Jika ada reaksi alergi atau anaphylactic segera suntikkan obat yang
sudah dipersiapkan terlebih dahulu (adrenalin, difenhidramin,
dexamethason, atropine)

41.Unit Terkait Perawat dan Dokter

42. Rekaman Historis Perubahan


21
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

C. Format Pencatatan dan Pelaporan

D. Monitoring Pelaksanaan PPI


LEMBAR MONITORING DAN EVALUASI
FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN
KLINIK PRATAMA NALA

Hand Hygiene TANGGAL :.........................


NO JENIS KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN

22
1. Ada kebijakan dan SOP tentang hand hygiene
2. Tersedia fasilitas hand wash (wastafel dan sabun
antiseptic) di setiap ruangan
3. Tersedia hand rub di setiap ruangan
7. Tersedia tempat sampah non medis untuk tissue dengan
tutup buka menggunakan kaki
8. Tersedia handuk atau tissu di setiap ruangan
9. Tersedia poster hand rub dan hand hygiene
10. Wastafel dalam kondisi bersih
JUMLAH
b.
c. Cara penghitungan : Bogor,.......................... 2023
d. Jumlah YA X 100%
e. Jumlah YA+TIDAK

Mengetahui

(Petugas)

LEMBAR MONITORING DAN EVALUASI

23
KEPATUHAN APD
KLINIK PRATAMA NALA

TANGGAL :.........................
NO JENIS KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN
1. Ada kebijakan dan SOP tentang APD
2. Tersedia APD sesuai kebutuhan di setiap ruangan
3. Tersedia checklist pelaksanaan kepatuhan APD di setiap
ruangan
4. Tersedia tempat penyimpanan APD infeksius dan non
infeksius di setiap ruangan
5. Tersedia poster mengenai penggunaan APD
JUMLAH

Cara penghitungan : Bogor,.......................... 2023


Jumlah YA X 100%
Jumlah YA+TIDAK

Mengetahui

(Petugas)

BAB V

PANDUAN PPI UNTUK PASIEN & PENGUNJUNG

24
Panduan PPI untuk Pasien

Pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu yang berfokus pada
keselamatan. Untuk itu, maka pasien juga perlu diberi edukasi agar bekerjasama dengan seluruh
pengunjung klinik mewujudkan standar pelayanan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi.

Pasien selalu diberi edukasi pada setiap orientasi ketika awal masuk klinik. Edukasi PPI
khususnya adalah dalam hal kebesihan tangan. ketertiban membuang sampah dan etika batuk dan
bersin. Hal lain yang perlu diedukasikan adalah membatasi barang dari luar klinik yang dibawa
ke ruangan, jumlah penunggu di ruangan periksa dan ketertiban jam periksa.

Catatan edukasi bagi pasien didokumentasikan dalam Form Pendidikan Pasien dalam
rekam medis.

Pasien rawat jalan diberikan edukasi saat menunggu di area pendaftaran / poliklinik
melalui program penyuluhan kesehatan seluruh pengunjung klinik yang dikoordinasikan Tim
PPI klinik melalui Bagian Humas. Bentuk lain edukasi adalah dengan banner, poster, leflet, teks
berjalan, baliho, spanduk, pemutaran video edukasi, dll yang ditempatkan di area publik yang
mudah terbaca oleh seluruh pengunjung klinik dan di area tunggu pasien/pengunjung.

Panduan PPI untuk Pengunjung

25
1. Pengunjung / pasien setelah tiba di klinik direkomendasikan untuk melakukan kebersihan
tangan dengan menggunakan sabun cair dengan air mengalir atau handrub yang sudah
disediakan

2. Apabila pengunjung / pasien batuk atau mengalami tanda atau gejala infeksi pernafasan pada
saat berada di ruang pendaftaran direkomendasikan menempati tempat duduk yang telah
disediakan khusus pasien batuk dan menggunakan masker yang sudah disediakan

3. Direkomendasikan pengunjung / pasien batuk untuk duduk pada jarak 1 meter dari yang
lainnya saat menunggu pemeriksaan

4. Berikan edukasi atau informasi mengenai etika batuk dan bersin

5. Pengunjung / pasien setelah keluar dari klinikk direkomendasikan untuk melakukan


kebersihan tangan menggunakan sabun cair dengan air mengalir atau handrub yang sudah
disediakan.

VI. PENUTUP

26
Klinik sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan paripurna, yaitu peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, pendidikan.

Pada tahun 2007, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas) komponen utama
yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar, yaitu:

1. Kebersihan tangan
2. Alat Pelindung Diri (APD),
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Kesehatan lingkungan
5. Pengelolaan limbah
6. Penatalaksanaan linen
7. Perlindungan kesehatan petugas
8. Penempatan pasien
9. Hygiene respirasi/etika batuk dan bersin
10. Praktik menyuntik yang aman
11. Praktik lumbal pungsi yang aman

Berdasarkan kondisi dan kewenangan klinik, 10 item utama kewaspadaan standar harus
diterapkan di Klinik.

Pencegahan dan pengendalian infeksi yang berhasil akan mempercepat penyembuhan,


mencegah terjadinya komplikasi penyakit, memperpendek hari rawat pasien dan merupakan
indikasi mutu pelayanan. Buku pedoman pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi ini
merupakan pedoman bagi pelaksanaan PPI di Klinik Pratama Nala. Dengan ini diharapkan
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di klinik dapat terlaksana dengan baik dan dapat
ditingkatkan seiring dengan kemajuan klinik.

Pemimpin Klinik Pratama Nala

27
IZIN KONSTRUKSI PENGENDALIAN INFEKSI
No. Izin :
Lokasi Konstruksi : Tanggal Mulai Proyek :
Koordinator Proyek : Perkiraan Durasi
Tanggal Izin Kadaluarsa
Telepon :
KELOMPOK RISIKO
YA TIDAK AKTIVITAS KONSTRUKSI YA TIDAK
PENGENDALIAN
TIPE A : Inspeksi, aktivitas non - Kelompok 1 : Risiko rendah
invasif
TIPE B ; Skala kecil, durasi singkat, Kelompok 2 : Risiko sedang
tingkat sedang-tinggi
TIPE C : Aktivitas menghasilkan Kelompok 3 : Risiko tinggi
debu tingkat sedang sampai tinggi,
membutuhkan waktu penyelesaian
lebih dari 1 shift.
TIPE D : Kegiatan konstruksi level Kelompok 4 : Risiko sangat
tinggi. Membutuhkan waktu tinggi
penyelesaian yang panjang.
KELAS I 1. Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi
konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera mungkin.
3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.
KELAS II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer.
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan.
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Tutup dan segel ventilasi udara.
5. Seka permukaan dengan pembersih / disinfektan.
6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
7. Pel basah dan / atau vakum dengan alat vacum dengan filter HEPA sebelum
meninggalkan area kerja.
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar area kerja.
9. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan, kembalikan
seperti semula saat pekerjaan selesai.
KELAS III 1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.
2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran.
3. Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus
sebelum konstruksi dimulai.
4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara
dengan filter HEPA.
5. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa
oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh
oleh Layanan Lingkungan.
6. Vacum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
7. Pel basah dengan pembersih / disinfektan
8. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran dan
debris yang terkait dengan konstruksi.
9. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
10. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi, Plester
penutupnya.
11. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan.
KELAS IV 1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.
2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran.
3. Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus
sebelum konstruksi dimulai.
4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara
dengan filter HEPA.
5. Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan dengan benar.
6. Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati

28
ruangan ini sehingga mereka dapat divakum menggunakan alat vakum dengan
filter HEPA sebelum meninggalkan area kerja atau mera dapat memakai baju
kerja dari kain atau kertas yang dilepaskan setiap kali meninggalkan area kerja.
7. Semua personil yang memasuki area kerja diwajibkan untuk memakai penutup
sepatu.
8. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa
oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh
oleh Layanan Lingkungan.
9. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
10. Pel basah dengan disinfektan.
11. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debris yang terkait dengan konstruksi.
12. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
13. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Pleter
penutupnya.
Persyaratan Tambahan :

Pimpinan Proyek Tim PPI


Tanggal

Tanggal Paraf

Izin diminta oleh : Izin disahkan oleh : Tim PPI


Tanggal : Tanggal :

29

Anda mungkin juga menyukai