Anda di halaman 1dari 2

Nama : Khoirul Ummah

NIM : 202110080311033

Tips Komunikasi Yang Baik dan Benar Dengan Runtut

Hai temen-temen semua, perkenalkan nama saya Khoirul Ummah Mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Malang, kali ini saya akan membagikan tips komunikasi yang baik dan benar dengan
runtut.

Ketika berkomunikasi, terkadang kita bicaranya tidak terstruktur melompat-lompat sehingga


membingungkan lawan bicara, bayangkan jika anda berbicara dengan cara seperti itu kepada atasan
anda, kepada orang yang anda anggap penting, tentu sangat disayangkan sekali apalagi jika anda seorang
professional.

Dalam video berikut ini, saya akan menjelaskan bagaimana kita menggunakan prinsip berkomunikasi
yang runtut, sehingga pesan yang ingin anda sampaikan bisa disampaikan dalam tempo yang singkat
padat dan jelas. Mari kita simak video berikut ini.

Sekarang kita akan membahas bagaimana prinsip komunikasi yang baik, terkait komunikasi yang runtut
maka ada lima tahap yang anda harus lakukan, yang pertama adalah sampaikan apa yang menjadi
maksud atau tujuan anda, contoh misalkan saya berbicara kepada atasan saya maka saya mengatakan,
“pak saya mau menyampaikan sebuah informasi”, “pak saya mau meminta persetujuan”. Itulah contoh
saya menyampaikan maksud saya, apakah untuk bertanya sesuatu, melaporkan sesuatu, atau meminta
persetujuan atas sesuatu. Maka Respon yang akan diterima oleh audience kita, oleh atasan kita, dia akan
siap untuk menerima apa yang hendak kita sampaikan selanjutnya, kemudian setelah sampaikan maksud
dan tujuannya kita sampaikan sebuah konteks. Misalkan tadi saya sampaikan, “pak saya mau
menyampaikan informasi terkait penjualan di perusahaan kita selama 3 bulan terakhir”. Perhatikan,
penjualan 3 bulan terakhir itulah konteksnya. Berikutnya kita masuk ke issue, dimana kita sampaikan apa
yang menjadi permasalahan yang hendak kita komunikasikan, apa inti pesan yang hendak kita
sampaikan. Maka saya bisa mengatakan “penjualan kita selama 3 bulan terakhir ini mengalami
penurunan”. Nah, itu adalah issue nya. Setelah saya sampaikan sebuah issue, sebuah inti pesan, maka
berikutnya harus masuk ke dalam Argumen. apa ini? pendukung terhadap pesan tadi itu. maka saya
katakan, “Kenapa penjualan menurun? ada dua hal yang pertama, sekarang kita punya kompetitor baru
yang masuk ke pasar dan mereka punya strategi yang sangat masif untuk menguasai pasar di wilayah
dimana kita sebelumnya maju dan berkembang, Sebaliknya perusahaan kita belum melakukan
terobosan-terobosan baru terkait cara kita menjual sesuatu”. Itulah argumen pendukung, kenapa pesan
tadi itu disampaikan? Kenapa issue tadi itu muncul dan terakhir kita tutup pembicaraan kita dengan
menyampaikan apa yang tadi menjadi masalah kita, jadi “Pak itulah yang ingin saya informasikan kepada
bapak supaya bapak memahami situasi penjualan kita saat ini”. Nah ini adalah contoh komunikasi yang
runtut dimulai dari maksud dan tujuan, konteks, apa issuenya, inti pesannya, argumen pendukung dan
terakhir di penutup. Anda bisa gunakan ini terkait banyak hal, tadi contohnya untuk memberikan
informasi anda bisa gunakan untuk bertanya, “Pak saya mau bertanya terkait laporan yang hendak kita
sampaikan di meeting direksi. Saya sudah mulai mengerjakan laporan itu, tapi saya bingung periode
laporan yang mana yang harus saya masukan, karena kalau saya perhatikan dari meeting direksi bulan
yang lalu yang dipakai adalah laporan bulanan. sementara meeting direksi 2 bulan sebelumnya adalah
laporan Kuartal, maka saya ingin bertanya kepada bapak yang mana yang kita pakai, apakah laporan
bulanan, Kuartal, atau periode yang lain, jadi itu yang ingin saya tanyakan kepada bapak”. Nah itu contoh
saya berkomunikasi dan runtut untuk bertanya. Dan anda juga bisa melakukan ini untuk meminta sebuah
persetujuan, misalnya pada atasan anda. Sampaikan, “Pak saya mau minta persetujuan terkait rencana
kita mengganti vendor sebuah material di company kita ini, problemnya adalah bahwa vendor yang lama
itu sekarang sering telat mengirimkannya dan kualitas mereka mulai menurun sehingga bermasalah.
Oleh karena itu saya sudah mempersiapkan beberapa usulan vendor dan untuk itu saya butuh
persetujuan bapak”. Itu contoh untuk meminta persetujuan. Jadi itulah tadi, kita sudah belajar jika anda
bisa berkomunikasi dengan runtut maka komunikasi anda akan secara cepat, secara mudah dan to the
point bisa dipahami oleh lawan bicara anda, maka bos anda, pimpinan anda, siapapun yang
berkomunikasi akan mudah memahami apa yang sebenarnya anda sampaikan dan anda pun akan lebih
mampu untuk mempengaruhi mereka.

Terima kasih anda sudah menyaksikan video ini tentang bagaimana berkomunikasi runtut

Saya Khoirul Ummah, sampai bertemu lagi di video berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai