Anda di halaman 1dari 33

Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

KONSEP TERMOKIMIA
KIMIA KELAS XI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. Haryanto, M.Kes
Drs. Epinur, M.Si

DISUSUN OLEH:

Dwi asri (A1C122048)


Serliana simanjuntak (A1C122055)
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

DAFTAR ISI

PENYUSUN.............................................................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................
GLOSARIUM...........................................................................................................................................
PETA KONSEP.......................................................................................................................................
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................
A. Identitas Modul...........................................................................................................
B. Kompetensi Dasar.......................................................................................................
C. Deskripsi Singkat Materi ............................................................................................
D. Petunjuk Penggunaan Modul......................................................................................
E. Materi Pembelajaran...................................................................................................
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 .......................................................................................................
PERUBAHAN ENTALPI......................................................................................................................
A. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................
B. Uraian Materi..............................................................................................................
C. Rangkuman...............................................................................................................
D. Penugasan Mandiri ...................................................................................................
E. Latihan Soal..............................................................................................................
F. Penilaian Diri............................................................................................................
EVALUASI.............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

GLOSARIUM

Diagram entalpi : suatu diagram yang menunjukan tingkat entalpi reaktan dan produk
Endoterm : Suatu proses dimana terjadi penyerapan kalor oleh sistem
Energi : Kemampuan melakukan usaha
Entalpi : Jumlah total energi dari suatu sistem yang diukur pada kondisi tekanan
tetap
Eksoterm : Suatu proses dimana terjadi pelepasan kalor oleh sistem
Kalor : Salah satu bentuk energi yang dideteksi melalui suhu
Lingkungan : Bagian di luar sistem dan dapat berpengaruh terhadap Sistem.
Persamaan Termokimia : Persamaan reaksi yang diikuti besarnya nilai perubahan entalpi dan
reaksi
Sistem : Segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan
Sistem terbuka : Kondisi dimana memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan
energi
dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya
Sistem terisolasi : Kondisi dimana tidak memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan
energi dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.
Sistem tertutup : Kondisi dimana memungkinkan terjadinya pertukaran energi dari
sistem
ke lingkungan ataupun sebaliknya.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

PETA KONSEP
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

PENDAHULUAN
A. IdentitasModul

MataPelajaran :Kimia
Kelas :XI
AlokasiWaktu :3x45 menit
JudulModul :Termokimia

B. KompetensiDasar
3.4 Menjelaskan konsep termokimia perubahan entalpi , entalpi dan perubahan
entalpi pada tekanan tetap dalam persamaan termokimia
4.4 Menyimpulkan hasil analisis data percobaan pada tekanan tetap
C. DeskripsiSingkatMateri

Salam jumpa siswa sekalian, semoga kalian selalu sehat dan semangat
dalambelajar.Padamodulinikalianakanmempelajarikonsepperubahanentalpireaksipa
datekanan tetap dalam persamaan termokimia. Termokimia adalah cabang ilmu
kimiayang mempelajari tentang perubahan energi pada perubahan kmia dan
fisika.Energiadalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi tidak dapat
diciptakan dan
tidakdapatdimusnahkan,energihanyadapatberubahdaribentuksatukebentukyanglain.
Salah satu bentuk energi tersebut adalah kalor, yang dapat dideteksi dengan
caramengukursuhusuatuzat.Makintinggisuhunya,kaloryangdikandungsemakintinggi
.Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan antara
sistemdan lingkungan.Perpindahan kalor pasti terjadi dari suatu zat yang memiliki
suhutinggimenujusuhu yang lebihrendah.
Kalor reaksi adalah perubahan energi dalam reaksi kimia dalam bentuk
kalor.Besarnya perubahan entalpi adalah sama dengan besarnya kalor yang
dipindahkandari sistem ke lingkungan atau sebaliknya, di mana sistem adalah
segala sesuatu
yangmenjadipusatpengamatan,sedangkanlingkunganadalahsegalasesuatudiliarsistem
.Apabilaterjadipelepasankaloroleh sistem makadisebutreaksieksoterm,tetapiapabila
sistem menyerap kalor maka disebut reaksi endoterm.Besarnya perubahanentalpi
yang menyertai pada suatu reaksi apabila dituliskan maka disebut
persamaantermokimia. Apabila suatu reaksi dituliskan pada diagram tingkat energi
maka akanmenghasilkandiagramentalpi.

D. PetunjukPenggunaanModul

Parasiswakuyanghebat,agarkaliandapatmencapaikompetensiyangdiharapkan,dalam
mempelajarimodulinisilahkanikuti petunjuk-petunjuksebagai berikut:
1. Bacalahmodulinisecaraberurutandanberusahalahuntukmemahamiisinyakarenamater
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

iiniakanmenjadiprasyaratpadamateri selanjutnya.
2. Pelajarimodulinisecarabertahapdalamsatukegiatanpembelajaran.
3. Untukmengetahuipemahamanmuterhadapmateriyangdipelajari,jawablahsetiappertan
yaanyangadalatihansoal,ujipemahamandirisertapadakegiatanevaluasi!

4. Jika ada materi yang belum kalian pahami, maka baca dan pelajari kembali
petakonsepdandeskripsi sertauraianmateri padamodulinidenganseksama.
5. Pelajari soal dan penjelasan penyelesaiannya pada latihan soal dengan
seksamasertadenganpemahaman,bukandengancaradihafalkan.
6. Dalam mengerjakan soal, baik itu latihan soal maupun evaluasi, berusahalah
kalianmengerjakan sesuai dengan kemampuan kalian, belajarlah percaya diri
dengantidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum kalian menyelesaikan
soal-soal tersebut. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
kemudahanbagi kaliandalammempelajarimateri padamodulini.

E. MateriPembelajaran

Para siswa yang kami banggakan, pada modul ini terdapat 1 kegiatan
pembelajaranyangdidalamnyaterdapatkonsep,uraianmateri,soallatihandansoalevalua
simengenai:
- Pengertian Termokimia
- Entalpi dan perubahanEntalpi
- Persamaantermokimia
- Perubahan Entalpi Standar
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PERUBAHANENTALPI

A. TujuanPembelajaran

Setelahmelakukankegiatanpembelajaranpadamodulinisiswa diharapkan dapat:


1. Menjelaskankonsep termokimia
2. Memahami Entalpi dan perubahan entalpi
3. Menganalisis persamaan termokimia
4. Menganalisis perubahan entalpi standar (ΔH°)
B. UraianMateri
1. Pengertian Termokimia
Sebuah kayu bakar mengandung karbon yang apabila dibakar akan menghasilkan
suatu kalor dengan nilai tertentu. Untuk mengetahui bagaimana menghitung kalor
dari suatu reaksi diperlukan ilmu termo- kimia. Termokimia berasal dari bahasa
Yunani thermos yang berarti ‘panas’ atau ‘kalor’ dan kimia. Termokimia merupakan
ilmu kimia yang mempe- lajari banyaknya panas yang dilepas atau diserap (disorpsi)
akibat reaksi kimia. Ilmu ini digunakan untuk memperkirakan perubahan energi
yang terjadi dalam proses reaksi kimia, pembentukan larutan, maupun pada
perubahan fase zat.Termokimia merupakan cabang dari ilmu termodinamika, yang
mempelajari tentang kalor yang menyertai proses perubahan kimia dan perubahan
fisika. Termokimia dipelopori oleh Germain Henri Hess, atau biasa disebut Hess.
2. Entalpi dan Perubahan Entalpi (∆ H )
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan
tetap.Entalpi(H)dirumuskansebagaijumlahenergiyangterkandungdalamsistem(E)dank
erja(W).

H = E+W

dengan:W = P×V
E = energi(joule) W =kerjasistem(joule)
V = volume(liter) P =tekanan(atm)

Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakandan tidak
dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi
yangsatumenjadibentukenergiyanglain.Nilaienergisuatumateritidakdapatdiukur,yangd
apatdiukurhanyalahperubahanenergi(ΔE).Demikianjugahalnyadenganentalpi, entalpi
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

tidak dapat diukur, kita hanya dapat mengukurperubahan entalpi (ΔH)

ΔH= Hp-Hr

dengan: H=perubahanentalpi
Hp =entalpiproduk
Hr =entalpireaktanataupereaksi

a. BilaHproduk>Hreaktan,makaΔHbertandapositif,berartiterjadipenyerapankalordarilingk
ungankesistem.
b. BilaHreaktan>Hproduk,makaΔH bertandanegatif,berartiterjadipelepasan
kalordarisistemkelingkungan.

Secara matematis, perubahan entalpi (ΔH) dapat diturunkan sebagai berikut.


H = E + W (1)
Pada tekanan tetap:
ΔH = ΔE + PΔV (2)
ΔE = q + W (3)
Wsistem = –PV (4)
Substitusi persamaan (3) dan (4) dalam persamaan (2):
H = (q + W) + PΔV
H = (q – PΔV) + PΔV
H= q
Jadi, pada tekanan tetap, perubahan entalpi (ΔH) sama dengan kalor (q) yangdiserap
atau dilepas (James E. Brady, 1990).
Secara matematis, perubahan entalpi (ΔH) dapat diturunkan sebagai berikut.

H = E + W (1)
Pada tekanan tetap:
ΔH = ΔE + PΔV (2)
ΔE = q + W (3)
Wsistem = –PV (4)
Substitusi persamaan (3) dan (4) dalam persamaan (2):
H = (q + W) + PΔV
H = (q – PΔV) + PΔV
H= q
Jadi, pada tekanan tetap, perubahan entalpi (ΔH) sama dengan kalor (q) yang
diserap atau dilepas (James E. Brady, 1990).
Macam-macamreaksikimiaberdasarkankaloryangdibebaskan/
kaloryangdiserap(MartinS.Silberberg,2000):
a. Reaksikimiayangmembutuhkanataumenyerapkalordisebutreaksiendoterm.Contoh:
ReaksipemutusanikatanpadamolekulunsurH2adalah:
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

H2  2H H = +akJ
ReaksiendotermdenganHbertandapositif(+).
b. Reaksikimiayangmembebaskankalordisebutreaksieksoterm.Contoh:
ReaksipembentukanikatanpadamolekulunsurH2adalah:
2H  2H H = –akJ
ReaksieksotermdenganΔHbertanda(–).

Diagramentalpi(diagramtingkatenergi)

3. Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang menyertakan perubahan
entalpinya (ΔH). Nilai perubahan entalpi yang dituliskan pada persamaan termokimia
harus sesuai dengan stoikiometri reaksi, artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam
reaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Contoh: Diketahui persamaan termokimia:
H2 (g) + ½ O2 (g) ⎯⎯→ H2 O(l) ΔH = –285,85 kJ/mol
Artinya, pada pembentukan 1 mol H2 O dari gas hidrogen dan gas oksigen
dibebaskan energi sebesar 285,85 kJ (reaksi eksoterm).
4. Perubahan Entalpi Standar (∆ H ° )
Perubahan Entalpi Standar (ΔH°) Perubahan entalpi standar (ΔH°) adalah perubahan
entalpi (ΔH) reaksi yang diukur pada kondisi standar, yaitu pada suhu 298 K dan
tekanan 1 atm.Satuan ΔH adalah kJ dan satuan ΔH molar reaksi adalah kJ/mol
(Gillespie dkk).
a. Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf ° = Standard Enthalpy of Formation)
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

Entalpi pembentukan standar adalah ΔH untuk membentuk 1 mol persenyawaan


langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.
Contoh :
4 C(s) + 2 H2 (g) ⎯⎯→ 2 C2 H2 (g) ΔH = + 454 kJ
↓ Koefisien 2 berarti 2 mol C2 H2 ,
maka semua koefisien reaksi dibagi 2 termasuk ΔH
Reaksi menjadi: 2 C(s) + H2 (g) ⎯⎯→ C2 H2 (g) ΔH = + 227 kJ Artinya, pada
pembentukan 1 mol C2 H2 dari unsur karbon dan unsur hidrogen dibutuhkan panas
sebesar 227 kJ (endoterm).
b. Entalpi Penguraian Standar (ΔHd ° = Standard Enthalpy of Dissosiation)
Entalpi penguraian standar adalah ΔH dari penguraian 1 mol persenyawaan langsung
menjadi unsur-unsurnya (adalah kebalikan dari ΔH pembentukan). Sesuai dengan
asas kekekalan energi, maka nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi
pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan.
Contoh :
Bila diketahui ΔHf ° NH3 = –46 kJ/mol, berapa kJ diperlukan untuk menguraikan 1 gram
NH3 (Mr = 17)?
Jawab:
• Persamaan termokimia penguraian NH3 adalah:
NH3 (g) ⎯⎯→ 1 2 N2 (g) + 3 2 H2 (g) ΔHd ° = 46 kJ/mol
•Besarnya kalor untuk menguraikan 1 gram NH3 adalah:
Besar kalor = mol × ΔH = massa/M r × ΔH
= 1 17 × 46 = 2,7 kJ
c. Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc ° = Standard Enthalpy of Combustion)
Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi (ΔH) untuk pembakaran sempurna 1
mol senyawa atau unsur dengan O2 dari udara, yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.
Satuan ΔHc °adalah kJ/mol. Pembakaran dikatakan sempurna jika:
1. karbon (C) terbakar sempurna menjadi CO2
2. hidrogen (H) terbakar sempurna menjadi H2 O
3. belerang (S) terbakar sempurna menjadi SO2
4. senyawa hidrokarbon (Cx Hy ) terbakar sempurna menurut reaksi:
Cx Hy + O2 ⎯⎯→ CO2 + H2 O (belum setara)
d. Entalpi Molar Lainnya (Entalpi Penetralan, Pelarutan, dan Peleburan)
 Entalpi Penetralan
Entalpi penetralan adalah perubahan entalpi (ΔH) yang dihasilkan pada reaksi penetralan
asam (H+ ) oleh basa (OH– ) membentuk 1 mol air. Satuan entalpi penetralan adalah kJ/mol.
Contoh:
NaOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2 O(l) ΔH = –890,4 kJ/mol
 Entalpi Pelarutan
Entalpi pelarutan adalah perubahan entalpi (ΔH) pada pelarutan 1 mol zat. Satuan ΔH
pelarutan adalah kJ/mol.
Contoh:
NaOH(s) ⎯⎯→ Na+ (aq) + OH– (aq) ΔH = –204 kJ/mol
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

 Entalpi Peleburan
Entalpi peleburan adalah perubahan entalpi (ΔH) pada perubahan 1 mol zat dari bentuk
padat menjadi bentuk cair pada titik leburnya. Satuan ΔH peleburan adalah kJ/mol.
Contoh:
NaCl(s)⎯⎯→ NaCl(l) ΔH = –112 kJ/mol (Ted Lister & Janet Renshaw, 2000)

5. Penentuan perubahan Entalpi


Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia dapat dilakukan
melalui eksperimen, biasanya digunakan alat seperti kalorimeter, hukum Hess, dan energi
ikatan.
a. Kalorimetri
Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan dengan kalorimeter. Proses
pengukuran kalor reaksi disebut kalorimetri. Data ΔH reaksi yang terdapat pada tabel-tabel
umumnya ditentukan secara kalorimetri. Kalorimetri yang umum digunakan adalah
kalorimetri sederhana dan kalorimetri bom. Kalorimetri sederhana ialah mengukur
perubahan suhu dari sejumlah air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam
suatu wadah terisolasi kalorimetri sederhana ini digunakan untuk mengukur kalor
pencampuran. sedangkan kalorimetri bom adalah kalorimetri yang dikhususkan untuk
menghitung kalor pembakaran.
pengertian dari Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis. Kapasitas Kalor adalah nilai kalor yang
diperlukan untuk mengubah suhu suatu sistem sebesar satu derajat. Jika sistem adalah mol
zat satu mol zat maka digunakan istilah kapasitas kalor molar, sedangkan jika sistem adalah
satu gram zat maka digunakan istilah kapasitas kalor spesifik (Petrucci,dkk : 2008). Kalor
Jenis adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu
derajat celcius (Raymond Chang : 2005)
Pada penggunaan kalorimeter bahan plastik,Plastik merupakan bahan non konduktor,
sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika
suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan
di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari
larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang
dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000).
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka:

qreaksi + qlarutan = 0
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

atau
qreaksi = –qlarutan
q larutan = m · c · Δt

dengan:
q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
Δt = kenaikan suhu (K)

dan

q kalorimeter = C Δt

dengan
C = kapasitas kalor dari
kalorimeter (JK–1)
Berikut adalah gambaran
kalorimetri beserta komponen dan
fungsinya yang digunakan untuk
melakukan eksperimen pengukuran
kalor:
a. Kalorimetri Sederhana
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

Masing – masing komponen pada


gambar tersebut berfungsi sebagai
berikut :
1. Pengaduk berfungsi
sempurna.
2. Campuran merupakan sistem yang akan dihitung kalor reaksi yang terjadi disana.
3. Campuran adalah
sistem.
4. Sumbat Karet berfungsi untuk membuat lingkungan terisolasi sehingga tidak ada kalor yang keluar
5. Wadah Plastik Dalam adalah pembatas antara sistem dan lingkungan.
6. Wadah Plastik Luar adalah pembatas antara system dalam dan sistem luar.

b. Kalorimetri Sederhana

Masing – masing komponen pada gambar tersebut berfungsi sebagai berikut :


1. Termometer berfungsi untuk mengukur perubahan panas yang terjadi di air akibat dari
pembakaran sistem.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

2. Stirer/Pengaduk berfungsi mengaduk air sebelum terjadinya reaksi agar suhu awal air stabil
dan sama rata.
3. Wadah Sampel berfungsi sebagai sistem yang nantinya akan menjadi penampung bahan
reaksi.
4. Mantel penyekat berfungsi sebagai penyekat antara lingkungan luar dan lingkungan dalam.
5. Air berfungsi sebagai penyerap kalor yang dilepaskan oleh sistem dan disebut juga sebagai
lingkungan dalam
6. Klep Penyekat sebagai penutup mantel agar sistem terisolasi
7. Pemicu Api berfungsi mengalirkan listrik sehingga memicu terjadinya pembakaran terhadap
sampel

CONTOH
Sebanyak 50 mL larutan HCl 1 M bersuhu 27 °C dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 1
M bersuhu 27 °C dalam suatu kalorimeter plastik (ρair = 1 g cm–3). Ternyata suhu campuran
naik menjadi 35 °C. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18 J
g–1 K–1, tentukan besarnya perubahan entalpi (ΔH) untuk reaksi penetralan:

HCl(aq) + NaOH(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2 O(l)

Jawab:
• Volume HCl = 50 mL = 50 cm–3
• Volume NaOH = 50 mL = 50 cm–3
• Bila ρair = 1 g cm–3,
maka massa HCl = massa jenis × volume
= ρ × volume
= 1 g cm–3 × 50 cm–3
= 50 gram
• Bila ρair = 1 g cm–3, maka massa NaOH = massa jenis × volume
= ρ × volume
= 1 g cm–3 × 50 cm–3
= 50 gram
• Massa campuran = massa HCl + massa NaOH
= 50 g + 50 g
= 100 g
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

• Mol HCl = M × V
= 1 × 0,05
= 0,05 mol
• Mol NaOH = M × V
= 1 × 0,05
= 0,05 mol
• Kenaikan suhu = Δt = (35 + 273) – (27 + 273) = 8 K
• qlarutan = m · c · Δt
= 100 × 4,18 × 8
= 3.344 J
• qreaksi = –qlarutan = –3.344 J
• Persamaan reaksi:
HCl(aq) + NaOH(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l)
0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
• qreaksi tersebut untuk 0,05 mol NaCl, sedangkan ΔH penetralan untuk 1 mol NaCl,
maka ΔH = 1 0,05 × (–3.344 J) = –66.880 J = –66,88 kJ
• Jadi, persamaan ΔH penetralan untuk reaksi adalah:
HCl(aq) + NaOH(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2 O(l) ΔH = –66,88 kJ.

CONTOH
Sebanyak 7,5 gram LiOH (Ar Li = 7, O = 16, H = 1) dimasukkan ke dalam kalorimeter yang
berisi 120 gram air. Setelah kristal LiOH itu larut, ternyata suhu kalorimeter beserta isinya
naik dari 24 °C menjadi 35 °C. Kalor jenis larutan = 4,2 J g–1 K–1 dan kapasitas kalor
kalorimeter = 12 J K–1. Tentukan besarnya entalpi pelarutan LiOH dalam air sesuai
persamaan reaksi:

LiOH(s) ⎯⎯→ Li+ (aq) + OH– (aq) ΔH = ?

Jawab:
• Massa campuran = massa LiOH + massa air
= 7,5 + 120 = 127,5 gram
• Kenaikan suhu = Δt
= (35 + 273) – (24 + 273)
= 11K
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

• Kalor jenis larutan = c = 4,2 J g–1 K–1


• Kapasitas kalor kalorimeter = C = 12 J K–1
• qlarutan = m · c · Δt
= 127,5 × 4,2 × 11
= 5.890,5 J
• qkalorimeter = C × Δt
= 12 J × 11K = 132 J
• qreaksi = –(qlarutan + qkalorimeter)
= –(5.890,5 + 132)
= –6.022,5 J
• qreaksi tersebut untuk pelarutan 7,5 gram LiOH, sedangkan
ΔH untuk pelarutan 1 mol LiOH (massa 1 mol LiOH = Mr
LiOH = 24 gram/mol),
maka: ΔH = 24 7,5 × (–6.022,5)
= –19.272 J
= –19.272 kJ
•Jadi ΔH pelarutan LiOH = –19.272 kJ
• Persamaan reaksi: LiOH(s) ⎯⎯→ Li+ (aq) + OH– (aq) ΔH = –19.272 kJ

c. Hukum hess
Versi lama: Kalor reaksi tidak bergantung pada jalannya (rahapan) reaksi, tetapi hanya
ditentukan oleh keadaan awal dan akhir.
Versi modern : Untuk suatu reaksi keseluruhan, kalor reaksi selalu sama, tidak dipengaruhi
apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan lewat tahap- tahap
yang berlainan.
Kita mengubah zat A menjadi zat akhir Z dengan kalor reaksi sebesar ΔΗ 0 . Cara lain
untuk mengubah zat A menjadi zat Z adalah mengubah zat A menjadi zat B dengan kalor
reaksi ΔΗ0 , zat B diubah menjadi zat C dengan kalor reaksi ΔΗ 0 , lalu zat C diubah menjadi
zat Z. dengan kalor reaksi ΔΗ0 . Hal itu dapat dibuat dalarn siklus seperti pada Gambar 2.18.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

Berdasarkan siklus tersebut, hubungan kalor reaksi sesuai dengan hukum Hess adalah
sebagai berikut.

ΔΗ0= ΔΗ01 + ΔΗ02+ ΔΗ03

Dari hubungan kalor reaksi pada siklus tersebut, kita peroleh bahwa kalor reaksi dari reaksi
yang langsung harganya sama dengan jumlah kalor reaksi dari reaksi yang tidak langsung.
Oleh karena itu, hukum Hess disebut juga hukum penjumlahan kalor reaksi.
Pada penentuan AH dari pembentukan gas CO hasil pembakaran C dengan gas O, reaksi
pembentukan gas CO adalah bagian reaksi dari tahap tidak langsung pada pembentukan gas
CO2 Agar lebih jelas, perhatikan reaksi pembentukan gas CO 2 secara langsung dan tidak
langsung sebagai berikut.

Reaksi langsung: C(s)+02(g) ⎯⎯→CO2(g) ΔΗ = -394 kJ


Reaksi tidak langsung: C(s)+1 O2 CO(g) ΔΗ1 = x kJ
2
CO(g)+1 O2⎯⎯→ CO2(g) ΔΗ2 = -283 kJ
2

Menurut Hukum Hess: ΔΗ = ΔΗ1 + ΔΗ2


-394 kJ = x + (-283) kJ
x = -111 kJ
Kalor reaksi pembentukan gas CO dapat dihitung dengan cara seperti di atas dan
diperoleh harga -111 kJ.
Dari kedua siklus tersebut, yaitu pembentukan zat Z dari zat A dan pembentukan gas
CO2 dari pembakaran C dengan gas O2 dapat dibuat diagram tingkat energi sebagai berikut
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

CONTOH SOAL
Diketahui reaksi:
S(s) + O2(g) ⎯⎯→ SO2(g) ΔH = –300 kJ (reaksi 1)
2 SO2(g) + O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g) ΔH = –190 kJ (reaksi 2)
Hitunglah ΔH pada reaksi 2 S(s) + 3 O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g).

Jawab:
• Menyesuaikan reaksi (1) dan (2) dengan pertanyaan.
• Lihatlah reaksi 2 S(s) + 3 O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g).
• Pada reaksi (1), S di sebelah kiri panah berjumlah 1 mol (koefisien 1), berarti reaksi
(1) dikalikan 2 untuk menyesuaikan soal.
• Reaksi S(s) + O2(g) ⎯⎯→ SO2(g) ΔH = –300 kJ dikalikan 2.
• Pada reaksi (2), SO3 yang berada di sebelah kanan panah berjumlah 2 mol (koefisien 2)
sudah sesuai.
• Reaksi (1) menjadi 2 S(s) + 2 O2(g) ⎯⎯→ 2 SO2(g) ΔH = –600 kJ
• Reaksi (2) tetap 2 SO2(g) + O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g) ΔH = –190 kJ
• Jadi, reaksi 2 S(s) + 3 O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g) ΔH = –790 k
6. Kalor Pembakaran Bahan Bakar
Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah
reaksipembakaran, yaitu reaksi yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen yangdisertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil,yaitu gas alam,
minyak bumi, dan batu bara.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

Bahan bakar fosil itu memerlukanwaktu ribuan sampai jutaan tahun.Bahan bakar fosil
terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon, yaitu senyawayang hanya terdiri dari unsur
karbon dan hidrogen. Gas alam terdiri dari alkanasuku rendah, terutama metana, dan sedikit
etana, propana, dan butana. Seluruhsenyawa itu merupakan gas yang tidak berbau. Oleh
karena itu ke dalam gas alamditambahkan suatu zat yang berbau tidak sedap, yaitu
merkaptan, sehingga dapatdiketahui jika ada kebocoran. Gas alam dari beberapa sumber
mengandung H2S,suatu kontaminan yang harus disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai
bahanbakar karena dapat mencemari udara. Beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan macam senyawa,terutama
alkana, dari metana hingga yang memiliki karbon mencapai lima puluhan.Dari minyak bumi
diperoleh bahan bakar LPG (liquid petroleum gas), bensin,minyak tanah, kerosin, solar, dan
lain-lain. Pemisahan komponen minyak bumidilakukan dengan distilasi bertingkat. Adapun
batu bara adalah bahan bakar padatyang terutama terdiri atas hidrokarbon suku tinggi. Batu
bara dan minyak bumijuga mengandung senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang.
Pembakaran batubara menyebabkan polusi yang tinggi karena menghasilkan SO2.
Bahan bakar fosil, terutama minyak bumi, telah digunakan dengan laju yanglebih cepat
daripada proses pembentukannya. Oleh karena itu dalam waktu yangtidak lama lagi akan
segera habis. Untuk menghemat penggunaan minyak bumidan untuk mempersiapkan bahan
bakar pengganti, telah dikembangkan berbagaibahan bakar, misalnya gas sintetis (sin-gas)
dan hidrogen.
Gas sintetis diperoleh dari gasifikasi batu bara. Batu bara sebenarnyamerupakan bahan
bakar fosil yang sangat melimpah, yaitu sekitar 90% daricadangan bahan bakar fosil. Akan
tetapi, penggunaan batu bara menimbulkanberbagai masalah, antara lain menimbulkan polusi
udara yang lebih hebat daripadabahan bakar apapun. Di samping itu juga ada keterbatasan
penggunaannya karenabentuknya yang padat. Oleh karena itu, para ahli berusaha
mengubahnya menjadigas, sehingga penggunaannya lebih luwes dan bersih.
Gasifikasi batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas denganuap air
panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO2, H2 ,dan CH4.

Batu bara(s) ⎯⎯→ Batu bara mudah menguap(g) ⎯⎯→ CH4(g) + C(s)
Δ Δ

Arang ini bereaksi dengan uap pada proses endoterm reaksi gas-air (juga di kenal sebagai
reaksi karbon-uap) untuk membentuk bahan bakar campuran CO dan H2 yang disebut sin-
gas.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

C(s) + H2O(g) ⎯⎯→ CO(g) + H2(g) ΔH = 131 kJ

Bagaimanapun, sin-gas memiliki nilai bahan bakar yang lebih rendah dari pada metana.
Sebagai contoh, campuran terdiri dari 0,5 mol CO dan 0,5 mol H 2(1 molsin-gas)
membebaskan energi sebesar sepertiga dari energi dari 1 mol metana.(ΔHc= –802 kJ/mol).

½ H2(g) + ¼ O2(g) ⎯⎯→ ½ H2O(g) ΔH = –121 kJ


½ CO(g) + ¼ O2(g) ⎯⎯→ ½ CO2(g) ΔH = –142 kJ
½ H2(g) + ½ CO(g) + ½ O2(g) ⎯⎯→ ½ H2O(g) + ½ CO2(g) ΔH = –263 kJ

Untuk menaikkan nilai bahan bakar sin-gas, sin-gas dapat diubah menjadibahan bakar lain,
misalnya sebagai metana. Pada reaksi perubahan CO ( juga disebutsebagai perubahan gas–
air), sebagian CO bereaksi dengan uap berlebih untukmembentuk CO2 dan H2O.

CO(g) + H2O(g) ⎯⎯→ CO2(g) + H2(g) ΔH = – 41 kJ

CO2 menguap dan H2 memperkaya campuran reaksi untuk membentuk metanadan uap air.

CO(g) + 3 H2(g) ⎯⎯→ CH4(g) + H2O(g) ΔH = –206 kJ

Pengeringan campuran produk menghasilkan gas alam sintetik (SNG/sinteticnatural


gas). Dengan demikian, melalui proses tiga langkah reaksi maka batu baradapat diubah
menjadi metana.
Bahan bakar sintetis lainnya yang juga banyak dipertimbangkan adalahhidrogen.
Hidrogen cair bersama-sama dengan oksigen cair telah digunakan padapesawat ulang-alik
sebagai bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogensama sekali tidak memberi
dampak negatif pada lingkungan karena hasilpembakarannya adalah air. Hidrogen dibuat
dari penguraian air dengan listrik:

2 H2O(l) ⎯⎯→ 2 H2(g) + O2(g) ΔH = –286 kJ

Walaupun biaya penguraian air dengan listrik relatif mahal, namun jika metodemasa
depan untuk membangkitkan listrik membuktikan ternyata ekonomis, makalaut menyediakan
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

sumber bahan material yang tidak akan habis-habisnya.


Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal daribahan
bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar yang komersial. Tetapisaat ini sedang
dikembangkan penggunaan energi nuklir atau energi surya. Jikahal itu berhasil, maka dunia
tak perlu khawatir lagi akan kekurangan energi.
Matahari adalah sumber energi terbesar bumi, tetapi teknologi penggunaanenergi surya
sebelumnya belumlah komersial. Salah satu kemungkinan penggunaanenergi surya adalah
menggunakan tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat.Energinya kemudian diperoleh
dengan membakar tumbuhan itu.

Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau industri tidak terbakarsempurna.
Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil)membentuk karbon
dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurnamembentuk karbon monoksida
dan uap air.

CONTOH
Pembakaran sempurna isooktana:

C8H18(l) + 25 O2(g) ⎯⎯→ 8 CO2(g) + 9 H2O(l) ΔH = –5.460 kJ


2
Pembakaran tak sempurna isooktana:

C8H18(l) + 17 O2(g) ⎯⎯→ 8 CO(g) + 9 H2O(l) ΔH = –2.924,4 kJ


2
Pembakaran tak sempurna menghasilkan kalor lebih sedikit dibandingkanpembakaran
sempurna. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahanbakar. Kerugian lain
pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbonmonoksida (CO) yang beracun
sehingga mencemari udara.

B. RANGKUMAN
1. Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi dalam suatu reaksi kimia.
2. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang
lain.
3. Sistem adalah tempat terjadinya perubahan energi.
4. Lingkungan adalah segala sesuatu dari alam semesta yang berada di luar sistem.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

5. Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap.
6. Perubahan entalpi (ΔH) sama dengan kalor yang diserap atau kalor yang dilepas pada
tekanan tetap.
7. Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi kimia yang menyertakan perubahan entalpi
(ΔH).
8. Perubahan entalpi standar (ΔH°) adalah perubahan entalpi yang diukur pada kondisi standar,
yakni pada suhu 25 °C (298 K) dan tekanan 1 atm.
9. Kalorimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah kalor reaksi.
10. Hukum Hess atau hukum penjumlahan reaksi berbunyi: “Jika suatu reaksi berlangsung
dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan entalpi untuk reaksi tersebut sama
dengan jumlah perubahan entalpi dari semua tahapan”. Jadi, besarnya perubahan entalpi
tidak tergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir reaksi.
11. Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepas dalam suatu reaksi pembakaran

C. PENUGASAN MANDIRI
1. Untuk lebih memantapkan pemahaman perubahan entalpi, silahkan kalian
kerjakan soal berikut: 1. Buatlah tabel seperti contoh di bawah ini dan isilah
dengan peristiwa atau aktivitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari serta
identifikasilah peristiwa atau aktivitas tersebut ke dalam proses eksoterm
ataukah endoterm dengan cara memberi tanda cek ( √), masing-masing
minimal 5 item !

2. Perhatikan beberapa data hasil praktikum sekelompok siswa!


a. Pelarutan NaOH dalam tabung reaksi dengan air mengakibatkan dasar
tabung menjadi hangat.
b. Pencampuran antara kristal Ba(OH)2 dengan kristal NH4Cl menyebabkan
tabung reaksi menjadi sangat dingin, menimbulkan aroma menyengat dan
timbun embun di luar tabung reaksi.
c. Pengenceran asam nitrat pekat dengan aquades mengakibatkan gelas kimia
menjadi hangat.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

d. Pelarutan urea, CO(NH2)2 dengan air mengakibatkan permukaan gelas


kimia menjadi dingin.
Tentukan data tersebut di atas termasuk ke dalam reaksi eksoterm atau
endoterm. Tuliskan alasan kalian! 3. Diketahui persamaan termokimia: N2 (g)
+ 3 H2 (g) ⇌ 2 NH3 𝛥H = - 92 kJ Buatlah diagram tingkat energi dari
persamaan termokimia tersebut.

D. LATIHAN SOAL
Kerjakan Latihan Soal berikut dengan jujur, mandiri serta penuh semangat!
Berusahalah mengerjakan secara mandiri terlebih dahulu tanpa melihat kunci
jawaban. Setelah selesai mengerjakan, cocokkan jawabanmu dengan kunci soal, bila
jawabanmu ada yang belum sesuai dengan kunci, bacalah dan berusaha pahami
pembahasannya. Selamat berlatih dan semangat.
1. Berikut ini beberapa persamaan reaksi yang umumnya terjadi di sekitar kita:
(1) 6 CO2 (g) + 6 H2O (l) → C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)
(2) C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) → 6 CO2 (g) + 6 H2O (g)
(3) H2O (l) → H2O (g)
(4) H2O (l) → H2O (s) (5) H2O (s) → H2O (l)
Persamaan reaksi yang terjadi secara endoterm terjadi pada nomor....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
2. Perhatikan gambar berikut!

Berdasar gambar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut adalah
A. Endoterm karena kalor masuk ke sistem
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

B. Endoterm karena kalor menuju lingkungan


C. Eksoterm karena kalor meninggalkan lingkungan
D. Eksoterm karena kalor masuk ke sistem
E. Eksoterm karena kalor ke luar menuju lingkungan
3. Perhatikan beberapa pernyataan hasil percobaan :
(1) Pereaksian dua zat yang diawali dengan pembakaran, setelah reaksi berjalan
pembakaran dihentikan dan ternyata reaksi tersebut terus berlanjut.
(2) Pelarutan suatu zat pada terlarut tertentu ternyata mengakibatkan kenaikan
suhu larutan yang signifikan pada hasil pelarutannya.
(3) Dua zat dicampurkan belum terjadi reaksi, dengan pemanasan ternyata zat
mulai bereaksi, sesaat, setelah bereaksi dan pemanasan dihentikan ternyata zat
tersebut berhenti bereaksi.
(4) Pelarutan suatu zat pada pelarut tertentu ternyata mengakibatkan penurunan
suhu larutan.
(5) Pencampuran dua zat dan secara spontan menghasilkan nyala api diatas zat
tersebut. Berdasar pernyataan tersebut, yang merupakan peristiwa endoterm yang
benar adalah ....
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
4. Berikut di bawah ini yang bukan merupakan peristiwa endoterm adalah ....
A. Proses pencairan es batu
B. Pernafasan
C. Fotosintesis
D. Proses penjemuran baju
E. Proses memasak
5. Pada proses pembuatan es batu di dalam freezer, air wujud cair berubah
menjadi padatan, hal tersebut merupakan proses ....
A. Eksoterm karena kalor dari freezer masuk ke air yang wujud cair
B. Eksoterm karena kalor dari freezer keluar ke air yang wujud cair
C. Eksoterm karena kalor air wujud cair keluar menuju freezer
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

D. Endoterm karena kalor dari freezer masuk ke air wujud cair


E. Endoterm karena kalor dari wujud cair menuju freezer

Jawaban dan Pembahasan


Soal 1.
Jawaban D
Pembahasan:
(1) 6 CO2 (g) + 6 H2O (l) → C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)
Reaksi ini merupakan reaksi fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan berklorofil. Proses
fotosintesis hanya dapat berlangsung dengan adanya sinar matahari, dengan demikian
reaksi ini adalah endoterm
(2) C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) → 6 CO2 (g) + 6 H2O (g)
Reaksi ini merupakan reaksi pembakaran glukosa oleh oksigen yang terdapat dalam sel
pada saat kita bernafas. Dengan bernafas kira menghirup oksigen untuk terjadinya
pembakaran dalam tubuh, sehingga reaksi ini adalah reaksi eksoterm.
(3) H2O (l) → H2O (g)
Reaksi ini merupakan proses penguapan, yang tentu saja membutuhkan kalor dari luar,
sehingga reaksi ini adalah reaksi endoterm.
(4) H2O (l) → H2O (s)
Reaksi ini merupakan proses pembekuan air. Air dapat membeku bila kalor dalam air
dikeluarkan, hal inilah yang mendasari prinsip freezer untuk membekukan air. Reaksi ini
adalah reaksi eksoterm.
(5) H2O (s) → H2O (l)
Reaksi ini merupakan proses peleburan es dari padatan menjadi cair, hal ini dapat terjadi
bila ada kalor masuk ke dalam es batu, sehingga proses ini adalah proses endoterm. Jadi
reaksi yang terjadi secara endoterm terjadi pada nomor (1), (3) dan (5).
2. Jawaban E.
Pembahasan:
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

Pada gambar tersebut dapat dipergatikan bahwa suhu sistem sebesar 50 OC, sedangkan
suhu lingkungan sebesar 27 OC, dengan demikian suhu sistem lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan. Berdasar Hukum Thermodinamika, kalor mengalir dari suhu tinggi ke rendah,
berarti kalor dari sistem keluar menuju lingkungan. Maka dapat disimpulkan peristiwa
tersebut adalah reaksi eksoterm. Jawaban yang paling tepat adalah E, eksoterm karena kalor
ke luar dari sistem.
3. Jawaban C
Pembahasan:
Terdapat 5 pernyataan: S
(1) Pereaksian dua zat yang diawali dengan pembakaran, setelah reaksi berjalan
pembakaran dihentikan dan ternyata reaksi tersebut terus berlanjut. Pada peristiwa di atas,
reaksi akan tetap berjalan meskipun pembakaran telah dihentikan, hal tersebut berarti
proses reaksi akan terus berjalan. Hal tersebut berarti sistem akan terus terjadi reaksi
pembakaran yang mengeluarkan kalor, berarti eksoterm.
(2) Pelarutan suatu zat pada terlarut tertentu ternyata mengakibatkan kenaikan suhu larutan
yang signifikan pada hasil pelarutannya. Pada peristiwa di atas, pada saat pelarutan, terjadi
kenaikan suhu, hal tersebut berarti suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan dan akan
terjadi proses perpindahan kalor dari sistem menuju lingkungan. Oleh karena terjadi proses
perpindahan kalor dari sistem berarti prosesnya adalah eksoterm.
(3) Dua zat dicampurkan belum terjadi reaksi, dengan pemanasan ternyata zat mulai
bereaksi, sesaat, setelah bereaksi dan pemanasan dihentikan ternyata zat tersebut berhenti
bereaksi. Pada peristiwa di atas, reaksi berhenti pada saat pembakaran telah dihentikan, hal
tersebut berarti proses reaksi tersebut membutuhkan kalor terus menerus agar reaksi
berlanjut dan tidak dapat bereaksi bila tidak ada suplai kalor dari luar. Dengan demikian
berarti peristiwa tersebut berarti endoterm.
(4) Pelarutan suatu zat pada pelarut tertentu ternyata mengakibatkan penurunan suhu
larutan. Proses pelarutan pada nomor 4) menghasilkan penurunan suhu, berarti suhu sistem
menjadi lebih rendah dari suhu lingkungan, hal ini berakibat akan terjadinya perpindahan
kalor dari lingkungan menuju sistem. Karena terjadi proses perpindahan kalor menuju
sistem maka peristiwa tersebut adalah endoterm.
(5) Pencampuran dua zat dan secara spontan menghasilkan nyala api diatas zat tersebut.
Pada peristiwa di atas, secara spontan menghasilkan nyala api, hal ini berarti suhu sistem
lebih tinggi dari lingkungan, akibatnya akan terjadi perpindahan kalor dari sistem menuju
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

lingkungan.
Hal tersebut merupakan reaksi eksoterm. Jadi yang merupakan reaksi endoterm adalah (3)
dan (4)
4.Jawaban B.
Pembahasan:
Peristiwa yang bukan endoterm berarti peristiwa tersebut adalah eksoterm, yaitu terdapat
perpindahan kalor dari sistem menuju lingkungan atau menghasilkan kalor. ➢ Proses
pencairan es batu Pada proses ini, yang merupakan sistem adalah es batu. Suhu es batu
lebih rendah dari lingkungan, maka kalor akan berpindah dari lingkungan menuju sistem,
jadi peristiwa tersebut adalah endoterm.
➢ Pernafasan Pada proses pernafasan terjadi proses memindahkan oksigen dari luar ke
dalam tubuh, yang selanjutnya pada proses ini terjadi pembakaran glukosa olehoksigen.
Pada proses pembakaran ini akan menghasilkan energi, sehingga proses pernafasan
merupakan peristiwa eksoter.
➢ Fotosintesis Proses fotosintesis atau asimilasi ini terjadi di dalam klorofil, yaitu proses
reaksi antara CO2 dan air, dengan bantuan sinar matahari untuk menghasilkan glukosa dan
gas oksigen. Tanpa adanya sinar matahari tidak akan terjadi proses fotosintesis, haltersebut
proses ini membutuhkan kalor dari lingkungan, maka termasuk proses endoterm.
➢ Proses penjemuran baju Tujuan menjemur baju adalah agar kering, dengan demikian
harus terjadi penguapan air yang terdapat pada baju. Untuk mengubah air menjadi uap air
agar lepas dari baju maka sangat dibutuhkan kalor dari lingkunngan. Dengan demikian
maka termasuk proses endoterm.
➢ Proses memasak Pada proses memasak tentunya sangat dibutuhkan kalor agar bahan
makanan yang dimasak menjadi matang. Jadi proses ini terus menerus membutuhkan kalor,
jadi proses memasak adalah peristiwa endoterm.
5. Jawaban C
Pembahasan:
Pada proses pembuatan es batu di dalam freezer, air wujud cair berubah menjadi padatan,
hal tersebut merupakan proses eksoterm karena suhu air wujud cair lebih tinggi dari pada
suhu lingkungan di dalam freezer sehinnga kalor air akan keluar menuju lingkungan.
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

PENILAIAN DIRI
Untuk mengetahui ketercapaian penguasaan dalam modul ini, silahkan anda jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jujur dan bertanggung jawab!
N Pernyataan Jawaban
o
Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan pengertian
termokimia
2 Saya dapat menjelaskan konsep
perubahan entalpi
3 Saya dapat menuliskan dan menjelaskan
persaman termokimia
4 Saya dapat menganalisis perubahan
entalpi standar
5
6

EVALUASI

1. Reaksi dalam kehidupan sehari-hari berikut ini yang merupakan reaksi endoterm
adalah….
A. respirasi D.pembakaran
B. fotosintesis E.kapur tohor dimasukkan dalam air
C. perkaratan besi

2. Suatu reaksi kimia selalu diikuti perubahan energy .Besarnya energy yang menyertai
reaksi dapat dipelajari pada….
A. termoseting D.elektrolisis
B. stoikiometri E.elektrokimia
C. termokimia

3. Ciri-ciri reaksi eksoterm adalah….


A. Lingkungan menyerap kalor dari sistem
B. System menyerap kalor dari lingkungan
C. System dan lingkungan memiliki kalor sama
D. Kalor system dan lingkungan jika dijumlahkan sama dengan nol
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

E. Pada akhir reaksi,kalor lingkungan selalu lebih kecil dari kalor sistem

4. Jika sebongkah es menyerap kalor dari lingkungan,maka….


A. Suhu es berubah secara bertahap
B. Suhu es tidak berubah sampai seluruh es mencair
C. Suhu es turun kemudian naik secara bertahap
D. Suhu es turun secara bertahap
E. Suhu es tetap sampai seluruh es mencair,kemudian suhu turun

5. Sebanyak 2 mol gas hidrogen jika direaksikan dengan 1 mol gas oksigen akan terbentuk
uap air yang membutuhkan kalor sebesar 484kJ.Persamaan termokimianya adalah….
A.H2(g)+ ½ O2(g) H2O(g) H=484kJ

B. 2H2(g)+O2(g) 2H2O(g) H=484kJ

C. 2H2(g)+O2(g) 2H2O(g) H=–484kJ

D.2H2O(g) 2H2(g)+O2(g) H=–484kJ

E. H2O(g) H2(g)+½O2(g) H=484kJ

6. Pada pembakaran 1 mol gas metana pada suhu 298 K dan tekanan 1 atm,dibebaskan
kalor sebesar 802kJ. Persamaan termokimianya adalah… .
A.2CH4(g)+4O2(g) 2CO2(g)+4H2O(l) H=–802kJ

B. CH4(g)+2O2(g) CO2(g)+2H2O(l) H=–802kJ

C. CO2(g)+2H2O(g) CH4(g)+2O2(g) H=802kJ

D.C(s)+2H2(g)+2O2(g) CO2(g)+2H2O(l) H=802kJ

E. 2C(s)+4H2(g)+4O2(g) 2CO2(g)+4H2O(l) H=–802kJ

7. Diketahuipersamaantermokimia:

C6H6(g) 6C(s)+3H2(g) H=–49kJ

Pernyataanyangbenardarireaksidiatasadalah….
A. Pembentukan 1mol benzena(C6H6)memerlukan kalor sebesar8,16kJ

B. pembentukan1molbenzena(C6H6)memerlukan kalor sebesar49kJ

C. pembentukan1molbenzena(C6H6)membebaskankalorsebesar49kJ

D. peruraian1molbenzena(C6H6)memerlukankalorsebesar49kJ

E. peruraian1molbenzena(C6H6)membebaskankalorsebesar49kJ
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

8. Sebanyak 4 mol karbon jika direaksikan dengan 4 mol gas hidrogen, akanterbentuk 2
mol gas etena (C2H4) yang membutuhkan kalor sebesar 104,6
kJ.Persamaantermokimianyaadalah….
A.4C(s)+4H2(g) 2 C2H4(g) H= +209,2kJ

B. 4C(s)+4H2(g) 2 C2H4(g) H= +104,6kJ

C. 4C(s)+4H2(g) 2 C2H4(g) H= –104,6kJ

D.2C(s)+2H2(g) C2H4(g) H= –104,6kJ

E. 2C(s)+2H2(g) C2H4(g) H= +104,6kJ

9. Diketahuipersamaantermokimia:
C(s)+O2(g)  CO2(g) H= –393,5kJ

Pernyataanyangbenardarireaksidiatasadalah….
A. pembakaran1molkarbonmenghasilkankalorsebesar393,5kJ
B. pembakaran1molkarbondioksidamenghasilkankalorsebesar393,5kJ
C. pembentukan1molkarbondioksidamembutuhkankalorsebesar393,5kJ
D. pembakaran1molkarbonmembutuhkankalorsebesar393,5kJ
E. pembentukan1molkarbondioksidamenghasilkankalorsebesar196,75kJ

10. Kaloryangdiserapataudilepasapabila1molsenyawateruraimenjadiunsur-
unsurnyadisebut….
A. kalorreaksi D.kalornetralisasi
B. kalorpembentukan E.kalorionisasi
C. kalorperuraian
11. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 767 gram air dari 30 oC menjadi
76 °C (kalor jenis air = 4,18 J g–1 K–1) adalah … .
A. 73,75 kJ A. 295 kJ
B. 147,5 kJ E. 368 kJ
C. 221,25 kJ
12. Diketahui diagram pembentukan gas SO3 sebagai berikut.

berdasarkandiagramdiatas,makahargaH2adalah…
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

.A.–790,4kJ D.–250,6kJ
B.–539,8kJ E.–196,4 kJ
C.–395,2kJ

13. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 767 gram air dari 30 oC menjadi
76 °C (kalor jenis air = 4,18 J g–1 K–1) adalah … .
A. 73,75 kJ 295 kJ
B. 147,5 kJ E. 368 kJ
C. 221,25 kJ
14.Diketahui Hf° C2H2, CO2, dan H2O berturut-turut adalah –52 kJ/mol, –394 kJ/mol,
dan –242 kJ/mol. Besarnya kalor yang dihasilkan pada pembakaran 6,72 liter gas
etuna pada keadaan standar sesuai reaksi:
2 C2H2(g) + 5 O2(g)  4 CO2(g) + 2 H2O(l)
adalah … .
A. 6.024 kJ D. 602,4 kJ
B. 2.112 kJ E. 586,8 kJ
C. 2.008 kJ

15. Persamaan termokimiaberikut ini merupakanperubahan entalpi pembentukan


standar(Ho),kecuali….
f

A.C(s)+2Cl2(g) CCl4(l) Hf°=–134kJ

B. Ca(s)+Cl(g) CaCl(s) H°=–795,8kJ


2 2 f
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

C. Fe2(s)+ 32O2(g) Fe2O3(s) Hf°=–822,2kJ

D.Na(s)+ 1 2H2(g)+C(s)+ 32O2(g) NaHCO3(s) Hf°=–947,7kJ

E. Zn(s)+ 1 2O2(g)  ZnO(s) Hf°=–348kJ

Kunci Jawaban
Cocokkanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban dibawah ini, kemudian lakukan instruksi
pada pedoman penskoran!

No Opsi
jawaban
1 B
2 A
3 A
4 D
5 B
6 E
7 E
8 B
9 A
10 D
11 B
12 C
13 B
14 E
15 C

Pedoman Penskoran
Modul Kimia Kelas XI TERMOKIMIA

Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap kegiatan belajar diatas.

jumla h skorperole h an
Nilai = x 100 %
jumla h skormaksimal

Konversi tingkat penguasaan:


90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

DAFTAR PUSTAKA

Premono,S., Wardani,A,. Hidayati, N,. (2009). KIMIA Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Utami, B., Sapruto, C.N.A., Mahardiani,C., Yamtinah,S., Mulyani,B. (2009). KIMIA Untuk
SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai