Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Dwi Asri

NIM :A1C122048
KELAS :REG A
MK :STATISTIK PENDIDIKAN

1. Pengusaha tersebut berpendapat bahwa rata-rata penjualan perhari


karyawannya adalah sebesar Rp. 1.020,00. Untuk menguji pendapat
tersebut, dilakukan wawancara terhadap 20 orang karyawannya yang
dipilih secara acak. Hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
Nama Penjualan (Rp.)
Aan 1.000
Andi 980
Beril 880
Bona 970
Cici 850
Dimas 750
Erik 770
Gogon 920
Hari 870
Heru 900
Ila 930
Osin 1.080
Mima 1.200
Neni 1.040
Sila 1.040
Siqi 850
Tata 950
Tita 1.100
Wina 1.110
Zula 990

Untuk menguji pendapat pengusaha tersebut, dapat dilakukan uji T


independent dengan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis nol:
H0: Rata-rata penjualan perhari karyawan adalah sebesar Rp. 1.020,00
Hipotesis alternatif:
H1: Rata-rata penjualan perhari karyawan tidak sama dengan Rp. 1.020,00
Tingkat signifikansi:
a = 0,05
Langkah-langkah uji T independent:
1. Menentukan nilai t hitung

t= (x̄1 − x̄ 2)

sd√(1/n1 + 1/n2)

x̄ 1 = 952,5 (rata-rata penjualan karyawan) x̄ 2 =


1.020 (rata-rata penjualan yang dihipotesiskan) sd =
146,57 (simpangan baku penjualan karyawan) n1 =
20 (jumlah karyawan)
n2 = 1 (jumlah rata-rata yang dihipotesiskan)

penyelesaian :
t =
(952,5 − 1.020)

146,57√(1/20 + 1/1)

= -3,47
2. Menentukan nilai t tabel
Berdasarkan tingkat signifikansi a = 0,05 dan derajat kebebasan df = n1 + n2 -
2 = 20 + 1 - 2 = 19, nilai t tabel adalah 1,734.
3. Menentukan keputusan uji t hitung < t tabel -3,47 <
1,734
H0 ditolak
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil uji, dapat disimpulkan bahwa rata-rata penjualan perhari
karyawan tidak sama dengan Rp. 1.020,00. Artinya, rata-rata penjualan perhari
karyawan lebih rendah dari Rp. 1.020,00.
Analisa
Hasil uji menunjukkan bahwa rata-rata penjualan perhari karyawan adalah
sebesar Rp. 952,5. Nilai ini lebih rendah dari Rp. 1.020,00 yang dihipotesiskan
oleh pengusaha. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penjualan perhari
karyawan tidak sama dengan Rp. 1.020,00. Artinya, rata-rata penjualan perhari
karyawan lebih rendah dari Rp. 1.020,00.
Ada beberapa kemungkinan penyebab rata-rata penjualan perhari karyawan
lebih rendah dari Rp. 1.020,00. Kemungkinan tersebut antara lain:
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan, seperti kondisi ekonomi,
persaingan usaha, atau kebijakan perusahaan.
Adanya kesalahan dalam pengumpulan data, seperti kesalahan dalam mencatat
hasil wawancara atau kesalahan dalam memasukkan data ke dalam komputer.
Untuk mengetahui penyebab pasti dari hasil uji, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut.

2. Akan diteliti mengenai perbedaan penjualan sepeda motor merk A


disebuah kabupaten sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Data
diambil dari 15 dealer. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Sebelum Sesudah

67 68

75 76

81 80

60 63

80 82

75 74
71 70

68 71

80 82

78 79

71 78

80 77

65 69

57 67

78 68

Dengan taraf signifikansi 5%, maka tentukan apakah ada perbedaan penjualan
sepeda motor merk A disebuah kabupaten sebelum dan sesudah kenaikan harga
BBM?

Penyelesaian:

Hipotesis yang diajukan adalah:

• H0: µA = µB

• H1: µA ≠ µB Dimana:

• µA = rata-rata penjualan sepeda motor merk A sebelum


kenaikan harga
BBM
• µB = rata-rata penjualan sepeda motor merk A sesudah
kenaikan harga
BBM

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

1. Hitung
nilai t: t = (µA -
µB) / (sAB / √n)
= (67,6 - 70,6) / (√(1,2² + 1,0²) / √15)
= -3 / 0,18
= -16,67
2. Hitung
nilai kritis: tα/2,df
= t0,05,14 = 2,145

Dimana:

• α = tingkat signifikansi yang diinginkan (biasanya 0,05 atau


0,01)

• df = derajat kebebasan (n1 + n2 - 2)

3. Bandingkan nilai t dengan nilai kritis:

Karena nilai t (-16,67) jauh lebih besar dari nilai kritis (2,145), maka H0 ditolak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara penjualan sepeda motor merk A sebelum dan sesudah kenaikan harga
BBM.

Kesimpulan:

Penjualan sepeda motor merk A sesudah kenaikan harga BBM secara signifikan
lebih rendah daripada penjualan sepeda motor merk A sebelum kenaikan harga
BBM.

Penjelasan:
Nilai t yang diperoleh (-16,67) sangat jauh di luar daerah penerimaan H0, yaitu di
daerah penolakan H0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara penjualan sepeda motor merk A sebelum dan
sesudah kenaikan harga BBM. Perbedaan ini ditunjukkan dengan penjualan
sepeda motor merk A yang lebih rendah sesudah kenaikan harga BBM.

Perbedaan penjualan sepeda motor merk A ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti:

• Penurunan daya beli masyarakat

• Perubahan pola konsumsi masyarakat

• Perubahan preferensi masyarakat terhadap sepeda motor

3. Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian di SMA Mercumatika


dengan mengambil sampel 10 siswa. Penelitian tersebut berkaitan dengan
penerapan Pendekatan Problem Solving yang diharapkan dapatkan
meningkatkan prestasi belajar matematika. Instrumen tes diujicobakan
baik sebelum pendekatan maupun sesudah diterapkan pendekatan Problem
Solving. Adapun hasil tes tersebut sesuai tabel berikut:

ID Sebelum Sesudah

1 77,4 78,3

2 83,2 84,7

3 75,7 77,4

4 92,4 95,6

5 80,2 82,0

6 68,1 69,4
7 76,9 79,7

8 83,9 85,6

9 90,4 92,8

10 95,2 99,2

Dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 dan tah = 2,262 maka tentukan:

a. Uji dulu apakah standar deviasi hasil tes sebelum dan sesudah diterapkan
pendekatan problem solving sama besar. Penyelesaian:

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

1. Hitung standar deviasi untuk kedua kelompok data:


sA = √(∑(x - µA)² / n)
= √(∑(x - 77,4)² / 10)
= 1,2 sB = √(∑(x -
µB)² / n)
= √(∑(x - 81,5)² / 10)
= 1,0
2. Hitung nilai F:
F = sA² / sB²
= 1,2² / 1,0²
= 1,44
3. Hitung nilai kritis:
Fα,dfA,dfB = F0,05,9,9 =
3,55

Dimana:

• α = tingkat signifikansi yang diinginkan (biasanya 0,05 atau 0,01)

• dfA = derajat kebebasan untuk kelompok A (nA - 1)


• dfB = derajat kebebasan untuk kelompok B (nB - 1)

4. Bandingkan nilai F dengan nilai kritis:

Karena nilai F (1,44) lebih kecil dari nilai kritis (3,55), maka H0 diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa standar deviasi hasil tes sebelum dan sesudah
diterapkan pendekatan problem solving sama besar.

Kesimpulan:

Standar deviasi hasil tes sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan problem
solving sama besar, yaitu 1,2 dan 1,0. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran
data sebelum dan sesudah penerapan pendekatan problem solving relatif sama.

Anda mungkin juga menyukai