Anda di halaman 1dari 4

Bystander Effect

 Pengertian Bystander Effect

Bystander Effect merupakan fenomena ketika individu tidak memberikan bantuan pada keadaan
darurat ketika/saat orang lain ada.

Seringkali kita berasumsi bahwa semakin banyak orang yang berada di sekitar kejadian darurat maka
akan semakin banyak orang menolong, namun sebuah penelitian mengungkapkan fakta yang
berbeda bahwa semakin banyak kehadiran orang lain dalam sebuah kejadian darurat justru
mengurangi kecenderungan individu untuk memberikan pertolongan.

 Penyebab Bystander Effect


1. Diffusion of Responsibility
Diffusion of Responsibility yaitu kehadiran orang lain dalam lokasi kejadian justru
akan menurunkan tanggung jawab seseorang untuk menolong. Dalam benak mereka
"Bukankah ada orang lain, kenapa harus aku yang menolong? “ menurut mereka,
menolong orang lain dalam keadaan darurat merupakan tanggung jawab orang lain
yang berada di lokasi yang sama.
2. Social influence
Alasan kedua adalah kebutuhan untuk berperilaku dengan cara yang benar dan
dapat diterima secara sosial. Ketika terjadi suatu peristiwa darurat, jika individu
melihat orang lain tidak bereaksi, maka individu akan menyimpulkan bahwa tidak
bereaksi adalah hal yang dinilai tepat secara sosial.
Pada saat situasi darurat, individu akan melihat pada tindakan orang lain yang juga
menyaksikan kejadian tersebut untuk menentukan tindakan apa yang tepat titik
ketika individu melihat tidak ada orang yang bereaksi, hal ini memberikan sinyal
bahwa mungkin tidak ada tindakan yang diperlukan.
3. Evalution Apprehension
Evalution Apprehension merupakan ketakutan individu bahwa bantuan yang
diberikannya akan dianggap negatif oleh pengamat lainnya.
 Continuum Of Bystander Effect
Bystander effect merupakan sebuah kontinum. Berikut adalah kontinum dari bystander
effect.

Konbystef
Individu dapat bergeser dari pengamat yang tidak bersalah (innocent bystander) menjadi
pelaku yang bersalah (guilty perpetrator). Berawal dari mendiamkan terjadinya kecurangan,
pada akhirnya dia bisa menjadi pelaku kecurangan. Berikut ini ilustrasi kontinum bystander
effect.
Misalnya:

Tony bekerja di perusahaan go public. Dia menerima kompensasi berbasis saham, semakin
tinggi harga saham maka semakin tinggi kompensasi yang diterima. Tony merasa menjadi
orang yang sangat beruntung. Harga saham perusahaan naik dan kompensasi yang
diterimanya semakin tinggi pula. Suatu saat ketika Tony sedang berada di kantor, dia
menerima telepon dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK melakukan inspeksi mendadak
aktivitas trading perusahaan karena mencurigai adanya aktivitas pergerakan saham yang
tidak normal.
Pimpinan Tony memintanya untuk menutupi bahwa ada telepon dari OJK dan meminta Toni
untuk melanjutkan perdagangan saham untuk memberikan kesan pada OJK dan publik
bahwa tidak ada hal yang perlu dicurigai.
Jika Toni tahu ada inspeksi dari OJK, mengacuhkan saja dan mengabaikan perintah
atasannya, maka dia merupakan innocent bystander. Namun ketika Toni menjalankan
perintah atasannya untuk melanjutkan perdagangan saham maka dia menjadi innocent
participant. Jika Toni aktif menjalankan perdagangan saham dan bersandiwara mengelabuhi
OJK dan publik maka dia bergeser menjadi active relationalizers. Jika Toni terus-menerus
melakukannya dan tidak melaporkan kejadian tersebut maka dia menjadi guilty perpetrator.

 Bystander effect di Akutansi

Anda mungkin juga menyukai