Anda di halaman 1dari 3

Konformitas: Kapan Dan Mengapa Terjadi?

Definisi Konformitas

Konformitas (conformity) adalah perubahan perilaku seseorang yang terjadi karena pengaruh
orang lain yang nyata ataupun yang diimajinasikan. Morton dan harold mengajukan dua tipe
pengaruh sosial yang menyebabkan konformitas, yaitu informasional dan normatif.
Pengaruh Sosial Informasional: Kebutuhan untuk Mengetahui Informamsi Yang Benar

Definisi

Pengaruh Sosial Informasional adalah pengaruh orang lain yang mengakibatkan kita melakukan
konformitas karena melihatnya sebagai sumber informasi yang memadu perilaku kita (Cialdini, 2000;
Cialdini & Goldstein, 2004; Deutsch & Gerard, 1995).

Contohnya adalah seorang turis Amerika yang mencari tahu cara membeli tiket kereta
di Paris mungkin akan mengamati perilaku orang Paris dengan cermat, memperhatikan ke mana
mereka membeli tiket, bagaimana mereka melewati peron dan bagaimana cara mereka
mencari gerbong kereta.[1] Dengan mengikuti langkah-langkah dari orang lain yang lebih tahu,
turis itu bisa menguasai dasar-dasar pembelian tiket kereta api di sana. [1] Kecenderungan untuk
menyesuaikan diri bergantung pada dua aspek situasi: seberapa besar keyakinan seseorang pada
kelompok dan seberapa yakin seseorang pada penilaian diri sendiri.[1]
Ilustrasi

Eksperime Muzafer Sherif (1936): Efek Otokinetik


Efek otokinetik: Cahaya yang diam dalam ruang yang gelap nampak bergerak-gerak, karena
mata kita tidak memiliki titik referensi dari objek lainnya.
Beberapa mahasiswa yang menjadi partisipan diminta untuk duduk diruang gelap dan
melihat satu titik cahaya. Sebelumnya setiap mahasiswa diberi tahu bahwa titik tersebut
bergerak dan tugas mereka adalah memperkirakan berapa jauh cahaya tersebut bergerak.
Dalam serangkaian eksperiamen yang Sherif lakukan, ia membagi kelompok dalam dua
atau tiga orang. Dalam eksperimen tersebut partisipan diminta untuk mengatakan perkiraannya
dengan keras segera ketika cahaya diperlihatkan. Dalam percobaan pertama, umumnya jawaban
para partisipan beragam. Tetapi ketika berulangkali dilakukan percobaan, jawaban para
partisipan menjadi semakin sama. Akhirnya, ketika partisipan diminta untuk menjawab
pertanyaan sendiri tanpa adanya kelompok jawaban mereka tetap terpengaruh oleh jawaban
yang diberikan oleh kelompok mereka.
Hasil eksperimen ini menunjukan bahwa tiap-tiap orang menjadikan orang lain sebagai
sumber informasi, dan menganggap bahwa jawaban kelompok adalah yang benar. Pengaruh
sosial informasional ini menghasilkan penerimaan secara pribadi.
 Penerimaan secara pribadi (Private Acceptance): konformitas terhadap perilaku orang
lain, di luar keyakinan awal bahwa apa yang mereka katakan atau lakukan adalah benar.
Contohnya, tiap-tiap orang menjadikan orang lain sebagai sumber informasi, dan
menganggap bahwa estimasi kelompok adalah benar.

Meskipun jauh dari keyakinan awal namun orang-orang cenderung mengikuti begitu
saja estimasi kelompok. Hal ini disebut public compliance.
 Public Complience: konformitas terhadap perilaku orang lain di depan publik, tanpa perlu
meyakini apa yang dikatakan dan dilakukan oleh kelompoknya.

Penelitian Lanjutan
Hasil penelitian Sherif diperluas dengan penelitian lain, misalnya eksperimen Baron,
Vandello, & Brunsman (1996) yang memberikan tugas subjek untuk mengidentifikasikan pelaku
kejahatan, yang ditampilkan menggunakan slide.
Hasilnya tetap sesuai dengan penelitian Sherif yang menunjukan situasi yang ambigu
(kurang pasti), banyak subjek yang mengikuti jawaban orang-orang di dalam kelompok,
meskipun jawaban itu salah.

Ledakan Konformitas Informasional

Menurut Killian (1964), dalam situasi krisis, dapat terjadi bentuk konformitas informasional yang
dramatis. Hal ini terjadi bila individu dihadapkan pada ketakutan, situasi mengandung berbahaya, di
mana ia kurang siap untuk merespon. Bila keamanan seseorang terancam, kebutuhan informasi
menjadi dibutuhkan dan selanjutnya perilaku orang-orang lain dijadikan sumber informasi.

Contagion adalah penyebaran emosi dan perilaku menyebar secara cepat melalui suatu
kerumunan. Misalnya, saat terjadi gempa di daerah Selatan Yogjakarta, tersebar berita terjadi tsunami,
maka orang-orang secara serempak panik berlarian ke arah utara yang merupakan daerah pegunungan.

Contoh ekstrim konformitas adalah mass psychogenic illness, suatu kejadian dalam sekelompok
orang, suatu gejala fisik yang sama, tanpa penyebab fisik yang dikenali.

Sebagai contoh, kasus terbaru ada pada tahun 2012 ketika ada seorang perempuan yang
mendapati memiliki gejala sama seperti gejala sindrom Tourette, seperti sentakan tak terkendali di
bagian tubuhnya. Dia mendokumentasikan gejalanya ini dengan video dan diunggah ke YouTube. Video
perempuan ini viral dan beberapa orang mulai merasakan hal yang sama seperti yang dialami
perempuan ini. Ternyata, perempuan ini mengaku mulai mengalami gejala mirip sindrom Tourette ini
setelah membaca sebuah cerita seseorang di Facebook.

Dalam hal ini kita perlu juga memperhatikan peran media massa (televisi, radio, koran,
internet, e-mail) dalam menyebarkan informasi, yang mungkin memicu sakit psikogenik massa.
Kapan Orang Melakukan Konformitas terhadap Pengaruh Sosial Informasional?

1. Ketika situasi tidak jelas atau ambigu


Ketika seseorang tidak mengetahui informasi yang benar, maka semakin mudah ia
dipengaruhi informasi oleh orang lain.
2. Ketika dalam situasi kritis
Dalam situasi kritis kita tidak memiliki cukup waktu untuk memikirkan tindakan apa yang
seharusnya kita lakukan, biasanya kita melihat bagaimana tindakan dari orang lain dan
melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan orang tersebut. Padahal belum tentu orang
tersebut bertindak secara rasional.
3. Ketika orang lain adalah ahli
Biasanya, semakin ahli atau semakin berpengetahuan, seseorang semakin dihargai
sebagai panutan dalam situasi yang ambigu. Sebagai contoh, saat di pesawat ketika terjadi
turbulensi parah, maka hal pertama yang penumpang lihat adalah reaksi dari pramugarinya
(dianggap ahli).

Anda mungkin juga menyukai