Anda di halaman 1dari 26

(Lampiran IX.D.

1)
SOP Pemakaian alat dan pengamanan

Nomor Dokumen : BP/PTP/003/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
PEMAKAIAN ALAT DAN Halaman : 1 dari 2
PENGAMANAN

Tujuan
Tujuan dari Standar Operating Prosedure (SOP) aktivitas penggunaan alat, pengamanan
dan pemeliharaan mesin yang merupakan alat produksi, baik mesin elektrik maupun
mekanikal yang digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan pengendalian fungsi
mesin yang ada di perusahaan.

Ruang Lingkup
Sandard Operating Procedure (SOP) aktivitas proses penggunaan dan perawatan mesin
produksi ini bertujuan untuk menjaga mesin elektrik dan mekanikal tetap bersih dan
berfungsi dengan baik.

Definisi
Prosedur aktivitas penggunaan dan perawatan mesin ini adalah kegiatan yang terkait
dengan proses pemakaian mesin agar berfungsi secara optimal serta merawatnya
guna menjaga kualitas produk kosmetik yang diproduksi.

Penanggung Jawab
4.1 Bagian Quality Control
4.2 Bagian Produksi
4.3 Bagian Umum

Prosedur
5.1 Kepala Bagian Quality Control membuat tata cara penggunaan mesin sebagai manual
bagi semua staff produksi
5.2 Pelaksanaan produksi dengan menggunakan mesin dilakukan secara terus menerus
setiap hari selama ada kegiatan produksi dan perawatan dilakukan secara berkala
setiap hari oleh bagian umum.

5.3 Proses ini meliputi pelaksanaan dan pemantauan kebersihan mesin serta memastikan
kondisi mesin dalam keadaan prima sebelum proses kegiatan produksi berlangsung.
5.4 Penyiapan kebutuhan sarana dan perlengkapan perawatan oleh bagian quality
control, produksi dan umum

6. Pelaporan
Petugas wajib melakukan pelaporan secara berkala dan sesegera mungkin kepada
kepala bagian quality control jika mendapatkan kendala yang terdapat pada mesin
produksi agar dapat meminimalisir kerusakan.

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.2)
SOP Pemeliharaan peralatan

Nomor Dokumen : BP/PTP/004/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
PEMELIHARAAN PERALATAN Halaman : 1 dari 2

1. Pengertian Pemeliharaan peralatan adalah kegiatan pemeliharaan peralatan


medis dengan cara membersihkan, mensterilkan serta
menyimpannya.

Peralatan dibagi sesuai dengan jenis peralatannya:

a. Peralatan dari logam


b. Peralatan dari gelas
c. Peralatan dari karet
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman
pemeliharaan peralatan agar;

a. Alat selalu dalam keadaan terpelihara


b. Mencegah peralatan cepat rusak
c. Memperpanjang masa pemakaian alat
d. Menyiapkan peralatan produksi dalam keadaan siap
pakai

Referensi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008


Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung

Prosedur 1. Petugas membereskan alat-alat setelah digunakan


2. Petugas memisahkan alat-alat sesuai dengan bahan dan perlu
tidaknya disterilkan
3. Petugas mencuci alat-alat medis yang sudah direndam dalam air
Mengalir
4. Petugas mengeringkan alat-alat yang sudah dicuci hingga benar-
benar kering
5. Petugas menyimpan alat-alat yang tidak perlu disterilkan pada
tempatnya masing-masing
6. Petugas mengambil alat-alat yang sudah disterilkan dengan
menggunakan handscoon
7. Petugas meletakkan alat-alat yang sudah disterilkan pada tempat
yang telah disediakan

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.3)
SOP Pembersihan peralatan

Nomor Dokumen : BP/PTP/005/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi :-
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi :-
PEMBERSIHAN PERALATAN Halaman : 1 dari 2

Pengertian Suatu proses kegiatan yang dilakukan setelah proses produksi dengan
menggunakan air mengalir, sikat, dan detergen.

Tujuan menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak terlihat pada peralatan
produksi.

Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman dan Pencegahan
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya.
2. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit Umum “Darmayu”,Nomor:120/RSDMY/SK/B-
PPI/V/2016.

Prosedur
B. Pembersihan dengan Cara Manual
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Gunakan sarung tangan dan alat pelindung diri (apron,
masker, kacamata) kalau perlu
3. Keluarkan alat-alat yang telah digunakan, bilas denganair
mengalir
4. Lepaskan/buka alat yang dapat dilepas pada saat dibersihkan
5. Sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan
termasuk gerigi, lekukan dan bagian yang terkecil
6. Bilas sampai bersih dalam air mengalir
7. Bersihkan dan sikat bak pencuci
8. Keringkan alat medis dengan kain atau dengan bantuan udara
9. Lepaskan sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya

20. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur.

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.4)
SOP Pembersihan dan Sanitasi Ruang Pengolahan

Nomor Dokumen : BP/PTP/006/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
PEMBERSIHAN DAN SANITASI Halaman : 1 dari 2
RUANG PENGOLAHAN

1. TUJUAN
- Memastikan proses pelaksana pembersihan dan sanitasi perlatan sesuai dengan regulasi
teknis terkait.

2. RUANG LINGKUP
- Pelaksanaan proses pembersihan dan sanitasi peralatan menckup pembersihan
Gudang,ruang pengisian,ruang karyawan,ruang packing,teras,wastafel dan toilet
pembersihan dan sanitasi peralatan.

3. PENANGGUNG JAWAB
- DIDIET KEPALA PRODUKSI

4. ACUAN
- Peraturan kepala badan POM RI No.HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang CPPB
IRT.

5. PROSEDUR
- Gudang kemasan, gudang bahan baku, gudang produk jadi, ruang istirahat kantor,teras
depan.

1. Lantai
A. Setiap pagi lantai di sapu sampai bersih dengan menggunakan sapu ijuk
B. Buat larutan pembersih lantai,sesaui petunjuk yang ada di label pembersih lantai.
C. Ambil kain pel bersih dan celupkan kedalam larutan pembersih lantai.
D. Pel seluruh lantai
E. Biarkan lantai sampai kering sebelum memulai produksi
F. Lakukan pembersihan seperti cara (a-e) setelah selesai produksi.

2. DINDING
a). Satu bulan sekali dinding harus di bersihkan dr debu dengan cara di lap bersih kering
atau menggunakan kemoceng.
b). Sarang laba-laba yang ada di bersihkan satu bulan satu kali dengan sapu gala
bertangkai Panjang.

3. Langit-langit
a). Satu bulan sekali langit-langit di bersihkan dengan cara di sapu dengan sapu gala
(bertangkai panjang).
b). Sarang laba-laba yang ada dihilangkan dengan gala (bertangkai Panjang).

4. Jendela, kaca, partisi dan pintu


a). Jendela,kaca.partisi dan pintu dibersihkan seminggu sekali dengan cara dilap
menggunakan sabun/alat pembersih.

5. Lubang Ventilasi
a). Lubang ventilasi dibersihkan dari ktoran setiap minggu sekali dengan lap yang diberi
cairan detergen keudian dibilas.

6. Kawat Kasa
a). Kawat kasa dibersihkan seminggu sekali dengan cara disedot menggunakan vacum
cleaner.

7.Jika seluruh again tersebut diatas dibersihkan sekaligus , maka dilakukan


pembersihan dengan urutan sebagai berikut:
a). Langit-langit
b). Kawat kasa
c). Dinding, jendela dan lubang ventilasi
d). lantai
8. Jika peralatan dan fasilitas kebersihan dalam keadaan rusak atau tidak berfungsi,
maka segera mealporkan ke pimpinan untuk diperbaiki atau diganti dengan yang
baru.

9. Monitoring kerusakan alat menggunakan formular KKI-FSOP-026.

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.5)
SOP Pembasmian Hama

Nomor Dokumen : BP/PTP/007/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
PEMBERSIHAN DAN SANITASI Halaman : 1 dari 10
RUANG PENGOLAHAN

1. KONTROL HAMA

Definisi
Program pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu yang mengkombinasikan
metode inspeksi, identifikasi, aplikasi dan evaluasi hingga mencapai tujuan pest control.

Tujuan
A. Menekan jumlah populasi hama/serangga/organisme pengganggu hingga mencapai
jumlah minimum.

B. Menghindari kerugian moril yang diakibatkan hama/serangga/organisme pengganggu,


seperti kondisi tidak nyaman dalam melakukan kegiatan bekerja atau kehidupan sehari-
hari akibat keberadaan hama/serangga/organisme pengganggu serta penyebaran
penyakit dari vector serangga pembawa sumber penyakit (demam berdarah, kolera,
disentri dan wabah)

C. Menghindari kerugian materil yang diakibatkan hama/serangga/organisme pengganggu


(kumbang), seperti Kerusakan barang/peralatan/perlengkapan pendukung proses
pengolahan pangan seperti karton pembungkus serta kerusakan dan tercemarnya
produk/bahan mentah/bahan makanan.

Program Pest Control/Integrated Pest Management


A. Inspeksi Pest Control
B. Identifikasi Pest Control
C. Aplikasi Pest Control
D. Laporan/Evaluasi Pest Control

2. INSPEKSI PEST CONTROL

Definisi
Proses inspeksi atau pemantauan langsung ke lokasi/area outdoor/indoor area yang rawan
infestasi/populasi hama/serangga/organisme.
Tujuan
Untuk mengetahui atau menemukan area rawan indikasi keberadaan
hama/serangga/organisme pengganggu.

Prosedur Pelaksanaan
- Inspeksi dilakukan oleh PCO ( cv….) dan Calon Pemberi Pekerja (cv Bahagia rahman)
ke seluruh area outdoor dan indoor.
- Setiap pekerjaan inspeksi dan hasil inspeksi di catat ke dalam laporan pelaksanaan
pekerjaan.
- Pekerjaan inspeksi dilakukan pada pagi/siang hari.

Peralatan Yang Digunakan


Laporan pelaksanaan pekerjaan, Tools, Sarung tangan.

Area/Lokasi

Seluruh lokasi indoor dan outdoor gedung atau pabrik dll.

3. IDENTIFIKASI PEST CONTROL

Definisi
Proses pengidentifikasian jenis, jumlah populasi dan perilaku hama/serangga/organisme
pengganggu.

Tujuan
- Mengidentifikasi jenis serangga (tikus/lalat/semut/nyamuk/kecoa/dan lain) yang
ditemukan.
- Mengidentifikasi kerusakan yang disebabkan oleh kumbang untuk menentukan jenis
kumbang.
- Mengidentifikasi usia (kumbang/lalat/semut/nyamuk/kecoa/dan lain-lain) apakah
sudah memasuki usia dewasa/ telur/nympha hingga dapat ditentukan jenis aplikasi
yang akan dilakukan.

- Menentukan tindakan aplikasi pest control apa yang perlu dilakukan yang disesuaikan
dengan hasil inspeksi dan identifikasi

Prosedur Pelaksanaan
- Identifikasi serangga yang ditemukan (jenis serangga, jumlah serangga, perilaku
serangga)
- Setiap pekerjaan identifikasi dan hasil identifikasi di catat ke dalam laporan pelaksanaan
pekerjaan.
- Pekerjaan identifikasi dilakukan pada pagi/siang hari.
4. APLIKASI PEST CONTROL

Definisi
Pelaksanaaan pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu.

Tujuan
Menekan jumlah populasi hama/serangga/organisme pengganggu.
Jenis-jenis Aplikasi Pest Control
1. Spraying
2. Fogging
3. Fly Bait
4. Perendaman Dingin
5. SPRAYING
Definisi
Teknis pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu dengan cara penyemprotan
larutan/campuran pestisida dan air dimana jumlah dosis/konsentrasi pencampuran harus
sesuai dengan prosedur dosis pencampuran pestisida dan proses penyemprotannya sesuai
dengan teknis pelaksanaan spraying yang baik dan benar .
Tujuan
Mengendalikan hama/serangga/organisme pengganggu melalui kontak pestisida langsung
dengan serangga dan meninggalkan efek residu pestisida untuk mencegah atau membunuh
hama/serangga/organisme pengganggu apabila datang/infest ke area yang telah dilakukan
penyemprotan.
Peralatan yang Digunakan
- Laporan pelaksanaan pekerjaan.
- ULV, gelas ukur, corong, jirigen dan tools.
- Peralatan/perlengkapan keselamatan kerja seperti : helmet, masker, safety glases, masker,
sarung tangan, uniform, dan safety boots.
Pestisida yang Digunakan
Untuk aplikasi pest control dengan metode spraying, bahan kimia yang digunakan
dicampur dengan pelarut air yang sesuai dengan aturan dosis pemakaian.

LAMBDA CYHALOTHRIN 25 EC
Bahan Aktif : Lambda cyhalothrin 25 g/l
Pelarut : Air
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 10 – 25 mlLambda cyhalothrin 25 EC/LAir
Sasaran : Kumbang dewasa, Kecoa, Nyamuk, Lalat, Semut

Prosedur Pelaksanaan
- PCO harus terlebih dahulu mempersiapkan dan memakai peralatan/perlengkapan
keselamatan kerja seperti helmet, masker, safety glases, masker, sarung tangan, uniform,
dan safety boots.
- PCO mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penyemprotan seperti
: mesin penyemprotan (ULV), gelas ukur dan corong.
- Menghitung dan mencampurkan jumlah pestisida dan pelarut air yang sesuai dengan
prosedur dosis pencampuran.
- Melakukan penyemprotan terhadap area indoor yang telah dilakukan inspeksi dan
identifikasi merupakan area rawan terhadap indikasi populasi hama/serangga/organisme
pengganggu (kumbang dewasa).
- Penyemprotan tidak boleh dilakukan pada hari sedang hujan karena akan mengakibatkan
kadar pelarut air menjadi tinggi sehingga kadar toxic pestisida menjadi berkurang atau
netral.
- Pekerjaan spraying, jumlah pestisida, pelarut yang dipakai dicatat ke laporan pelaksanaan
pekerjaan.
- Rotasi pemakaian bahan kimia (mencegah kekebalan serangga terhadap penggunaan
pestisida satu jenis) pest control dilakukan per 3 (tiga) bulan.

6. FOGGING

Definisi
Teknis pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu dengan cara pengasapan
larutan/campuran pestisida dan solar dimana jumlah dosis /konsentrasi pencampuran sudah
sesuai dengan prosedur dosis pencampuran pestisida dan proses penyemprotannya sesuai
dengan teknis pelaksanaan spraying yang baik dan benar.

Tujuan
Mengendalikan hama/serangga/organisme pengganggu melalui kontak pestisida langsung
dengan serangga dan meninggalkan efek residu pestisida untuk mencegah atau membunuh
hama/serangga/organisme pengganggu apabila datang/infest ke area yang telah dilakukan
pengasapan.

Peralatan yang Digunakan


- Laporan pelaksanaan pekerjaan.
- Mesin fogging, solar, gelas ukur, corong, jerigen dan tools.
- Peralatan / perlengkapan keselamatan kerja seperti : helmet, masker, safety glases,
masker, sarung tangan, uniform, dan safety boots.
Pestisida yang Digunakan
Untuk aplikasi pest control dengan metode fogging, bahan kimia yang digunakan dicampur
dengan pelarut solar yang sesuai dengan aturan dosis pemakaian.
LAMBDA CYHALOTHRIN 25 EC
Bahan Aktif : Lambda cyhalothrin 25 g/l
Pelarut : Solar
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 10 – 25 mlLambda cyhalothrin 25 EC/LSolar
Sasaran : Kumbang dewasa, Kecoa, Nyamuk, Lalat, Semut
Prosedur Pelaksanaan
- PCO harus terlebih dahulu mempersiapkan dan memakai peralatan/perlengkapan
keselamatan kerja seperti helmet, masker, safety glases, masker, sarung tangan, uniform,
dan safety boots.
- PCO mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penyemprotan seperti
: mesin fogging, gelas ukur dan corong.
- Menghitung dan mencampurkan jumlah pestisida dan pelarut air yang sesuai dengan
prosedur pencampuran.
- Melakukan penyemprotan terhadap area outdoor yang setelah dilakukan inspeksi dan
identifikasi merupakan area rawan terhadap indikasi populasi hama/serangga/organisme
pengganggu (kumbang dewasa).
- Penyemprotan tidak boleh dilakukan di area indoor karena dapat mengakibatkan
tercemarnya/ terkontaminasinya produk/manusia.
- Penyemprotan tidak boleh dilakukan pada hari sedang hujan karena akan mengakibatkan
kadar pelarut air menjadi tinggi sehingga kadar toxic pestisida menjadi berkurang atau
netral.
- Pekerjaan fogging dan seluruh jumlah pestisida, pelarut yang dipakai harus dicatat ke
dalam laporan pelaksanaan pekerjaan.
- Waktu ideal penyemprotan dilakukan pada pagi hari dan sore hari.
- Rotasi pemakaian bahan kimia pest control dilakukan per 3 (tiga) bulan.
Lokasi/Area
Area pabrik/Gedung

7. FLY BAIT

Definisi
Pengendalian lalat dengan menggunakan bahan kimia berbentuk butiran/granul.
Tujuan
Menekan jumlah populasi lalat.
Peralatan yang Digunakan
Wadah seng/kaleng, stiker, sarung tangan, laporan pelaksanaan pekerjaan dan cheklist fly
bait.

Pestisida yang Digunakan


FLYGARD 1GR
Bahan Aktif : Azamethiphos 1%, (Z)-9-Tricosene 0.1%
Kemasan : 800 g per botol
Konsentrasi : 200 g/100 m2 (2 gr/m2)
Sasaran : Lalat dewasa

Prosedur Pelaksanaan
- PCO mempersiapkan Wadah seng/kaleng, label/stiker, safety device dan tools.
- Penebaran/penempatan/pemasangan FLYGARD 1 GR harus dilakukan di outdoor area
disekitar gedung/ area rawan infestasi serangga.
- PCO harus menggunakan sarung tangan setiap melakukan penebaran atau penempatan
FLYGARD 1 GR.
- Setiap lokasi penebaran diberi stiker/label dan digambarkan ke dalam bentuk pemetaan
untuk mempermudah pemantau.
- Perlakuan FLYGARD 1 GR dilakukan apabila setiap kunjungan atau umpan FLYGARD
1 GR habis, terkena hujan.
- Pembersihan terhadap bangkai lalat akibat perlakuan FLYGARD 1 GR dilakukan oleh
operator pest control.
- Setiap pekerjaan ini dilakukan harus dicatat ke dalam laporan pelaksanaan pekerjaan dan
cheklist Fly bait.
Lokasi/Area
Area pabrik/gedung

8. INSECT TERMINATOR

Definisi
Pengendalian lalat, nyamuk dan serangga terbang sejenis yang menggunakan alat yang
dilengkapi dengan tabung lampu cahaya violet (pemikat serangga terbang) yang
berefesiensi tinggi serta memakai tenaga listrik yang aman dan hemat energi.

Tujuan
- Menekan jumlah populasi lalat, nyamuk dan serangga terbang sejenis pada indoor area.
- Melindungi produk yang berada pada indoor area dari serangan serangga terbang.

Peralatan yang Digunakan


Model : Black Hole
Lampu Violet : 26 W
Jangkauan : 35 m2
Voltage : 220V-50Hz
Net weight/ size : 1.3 Kg/ 25.5 x 21.5 x 35 cm
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan, Stiker dan Cheklist

Prosedur Pelaksanaan
- Pemasangan alat insect terminator pada office, sesuai denah lokasi insect terminator
- Pastikan lampu violet insect terminator menyala setiap hari.
- Pengecekan/maintenance/pembersihan terhadap insect terminator dilakukan satu (1)
bulan satu kali
- Mencatat jumlah serangga terbang yang terperangkap pada seluruh insect terminator yang
digunakan pada cheklist insect terminator.
- Jika minimal selama 3 (tiga) bulan tidak ditemui serangga terbang yang terperangkap,
maka lokasi pemasangan alat insect terminator tidak efektif dan harus dipindahkan ke
tempat lain.
- Jika pada insect terminator ditemui jumlah serangga yang sama (minimal 3 bulan), maka
pada ruangan tersebut dipasang pengaman yang berfungsi untuk mencegah akses serangga
terbang ke dalam ruangan.
- Jika jumlah serangga terbang yang terperangkap makin menurun maka insect terminator
tersebut efektif.

Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA
9. Flytrap Glueboard Insect Killer
Definisi
Pengendalian lalat , nyamuk dan serangga terbang sejenis yang menggunakan alat yang
dilengkapi dengan tabung lampu cahaya violet (pemikat serangga terbang dan Glue) yang
berefesiensi tinggi serta memakai tenaga listrik yang aman dan hemat energi.

Tujuan
Menekan jumlah populasi lalat, nyamuk dan serangga terbang sejenis pada indoor area.
Peralatan yang Digunakan
1. Stiker, Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dan Cheklist
2. PLS Flytrap Glueboard Insect Killer Models PL2-A
Dimention : 35 x 24 x 33 cm
Weight : 2.5 Kg
Light Output : 8 Watts
Power supply : 220 Volts
Coverage Area : 20 m2
Prosedur Pelaksanaan
- Pemasangan alat Flytrap Glueboard Insect Killer pada tempat-tempat yang telah
ditentukan.
- Pastikan lampu violet Flytrap Glueboard Insect Killer menyala setiap hari (tidak lebih
dari 10 jam).
- Penggantian perekat, pengecekan/maintenance/pembersihan terhadap Flytrap Glueboard
Insect Killer dilakukan satu bulan sekali.
- Mencatat jumlah serangga terbang yang terperangkap.
- Jika pada perekat tidak ditemui serangga terperangkap (minimal 3 bulan), maka flytrap
tidak efektif dan harus dipindahkan ke tempat lain.
- Jika pada perekat ditemui jumlah serangga yang sama (minimal 3 bulan), maka pada
ruangan tersebut dipasang pengaman yang berfungsi untuk mencegah acces masuk
serangga terbang ke dalam ruangan.
- Jika pada perekat di temui jumlah serangga terbang terperangkap makin menurun untuk
tempat yang sama maka flytrap efektif.
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA
10. LAPORAN/EVALUASI PEST CONTROL (DOKUMENTASI)
Definisi
Proses pengamatan, pencatatan, pembuatan laporan dan evaluasi kegiatan pest control.
Tujuan
- Untuk mengontrol/menilai/mengevaluasi kegiatan pest control sudah cukup efektif atau
tidak.
- Sebagai dokumen/catatan/record untuk masalah administrasi dan pedoman pelaksanaan
pest control yang akan dilakukan.

Jenis-jenis dokumen yang Digunakan


1. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Harian
2. Form Service/Cheklist
3. Laporan Pest Control setiap 1 (satu) mingguan/ Bulanan

B. Pest Control Operator


Definisi
Tenaga pelaksana lapangan yang telah dilatih/mendapat pendidikan tentang pengetahuan
teori serta teknis pelaksanaan kegiatan pest control yang sesuai dengan standar/aturan yang
benar.
Kriteria/Persyaratan PCO
- Mempunyai pengetahuan tentang jenis, usia dan perilaku hama/serangga/organisme
pengganggu serta cara pengendaliannya.
- Mempunyai pengetahuan dan mampu melakukan teknis pekerjaan pest control dengan
baik/benar.
- Mempunyai pengetahuan cara menghindari keracunan/terkontaminasinya produk/manusia
dari residu pestisida selama melaksanakan kegiatan pest control.
- Mengetahui cara pemakaian dan perawatan peralatan pest control dengan baik dan benar.
- Mempunyai pengetahuan tentang pestisida.
- Mempunyai kemampuan untuk menghitung jumlah dosis pemakaian yang benar sesuai
dengan aturan pakai yang tercantum dalam pestisida.
- Mengetahui teknis pelaksanaan/aplikasi pest control dengan baik dan benar.
- Mengetahui cara penyimpanan pestisida dengan baik dan benar.
- Mengetahui cara pembuangan pestisida/kemasan pestisida dengan baik dan benar.
- Mampu/mengetahui tindakan pertolongan pertama pada keracunan apabila terjadi
kecelakaan kerja/keracunan.
- Mempunyai/mengetahui fungsi peralatan/perlengkapan keselamatan kerja sewaktu
melaksanakan kegiatan pest control.

3. PESTISIDA YANG DIGUNAKAN


Definisi
Bahan beracun yang digunakan untuk mengendalikan hama/serangga/organisme
pengganggu.
Tujuan
Proses pengendalian/pembasmian dengan bahan kimia cukup efektif karena membunuh
cepat, mempunyai residu dan ekonomis.
Daftar Pestisida yang Digunakan
A. LAMBDA CYHALOTHRIN 25 EC
Bahan Aktif : Lambda cyhalothrin 25 g/l
Pelarut : Air, solar
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 10 – 25 mlLambda cyhalothrin 25 EC/LAir
Sasaran : Kumbang dewasa (secara tidak langsung hama yang dikendalikan:
Kecoa, Nyamuk, Lalat, Semut)
B. CYPERMETHRIN 100 EC
Bahan Aktif : Cypermethrin 100 g/l
Pelarut : Air, Minyak tanah
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 7,5 - 10 mlCypermethrin EC/LAir
Sasaran : Telur/ Nympha, Kumbang dewasa
C. IMIDACLOPRID 200 SL
Bahan Aktif : Imidacloprid 200 g/l
Pelarut : Air
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 2,5 mlImidaclpordi 200 SL/LAir
Sasaran : Telur/ Nympha, Kumbang dewasa
18. DOSIS PENCAMPURAN PESTISIDA
Definisi
Aturan yang menentukan jumlah konsentrasi pestisida dan pelarut yang dipakai yang sesuai
dengan aturan pakai yang tercantum dalam label pestisida.
Tujuan
Mencegah terjadinya keracunan/kontaminasi produk/manusia terhadap pemakaian jumlah
konsentrasi pestisida dan pelarut yang tidak sesuai dengan aturan dosis pemakaian.
Prosedur Pencampuran
1. Lambda cyhalothrin 25 EC
a. Metode Aplikasi : Spraying
10 s/d 25 ml Lambda cyhalothrin 25 EC
Larutan Lambda cyhalothrin = (Dicampur)
1 Liter air
b. Metode Aplikasi : Fogging
10 s/d 25 ml Lambda cyhalothrin 25 EC
Larutan Lambda cyhalothrin = (Dicampur)
1 Liter Solar
2. Cypermethrin 100 EC
Metode Aplikasi : Perendaman Dingin
7,5 s/d 10 ml Cypermethrin 100 EC
Larutan Cypermethrin = (Dicampur)
1 Liter air
3. Imidacloprid 200 g/L
Metode Aplikasi : Perendaman Dingin
2,5 ml Imidacloprid 200 SL
Larutan Imidacloprid = (Dicampur)
1 Liter Air
19. PROSEDUR PENANGANAN PESTISIDA
Definisi
Prosedur yang menjelaskan bagaimana cara penanganan terhadap pestisida baik itu cara
menyimpan pestisida dan memusnahkan/membuang wadah bekas pestisida yang baik dan
benar.
Tujuan
Mencegah keracunan/terkontaminasinya produk/manusia terhadap penanganan pestisida
yang tidak benar atau tidak mengikuti prosedur yang telah ditentukan selama melaksanakan
kegiatan pest control.
Prosedur Penyimpanan
- Ruangan penyimpanan hanya untuk orang yang berwenang
- Memiliki fasilitas sanitasi (Kamar mandi), pengaman (Safety devices, racun api)
- Ruangan penyimpanan harus jauh dari jangkauan anak-anak dan api
- Suhu ruangan penyimpanan harus sejuk
- Tata ruang yang benar (disesuaikan dengan jenis/sifat pestisida)
- Penyusunan/peletakan pestisida tidak boleh langsung ke tanah
- Setiap pestisida harus mempunyai label
- Pestisida yang digunakan mempunyai kartu persediaan dan memakai sistem FIFO
- Botol/Wadah pestisida harus mempunyai tanda “khusus untuk pengendalian serangga”
- Ruangan tempat penyimpanan harus diberi stiker “Tanda Bahaya”
- Ruangan penyimpanan harus mempunyai saluran sirkulasi udara

CATATAN : TEMPAT PENYIMPANAN DAN PEMUSNAHAN PESTISIDA PCO


DILUAR LOKASI PABRIK
Prosedur Pembuangan/Pemusnahan
- Wadah pestisida yang kosong dirusak kemudian di tanam ke dalam tanah sedalam 0,5 m.
- Lokasi penanaman harus jauh dari sumber mata air dan pemukiman penduduk

4. JADWAL PEST CONTROL


Definisi
Jadwal pelaksanaan pest control yang diatur sedemikian rupa yang menunjukan kapan
dilakukan kegiatan pest control secara rutinitas.
Tujuan
Untuk mengatur waktu pelaksanaan pest control dan mempermudah bagi user untuk
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pest control
Prosedur Pembuatan
- Pekerjaan pest control yang dilakukan sesuai dengan program Integrated Pest
Management.
- Pekerjaan pest control meliputi INSPEKSI/IDENTIFIKASI, APLIKASI/SERVIS.
- Jadwal pekerjaan pest control per bulan meliputi : Inspeksi/ Identifikasi/ Aplikasi/
Treatment/ Checking.
- Jadwal pekerjaan pest control dilakukan rutin setiap bulan selama masa kontrak.
- Jadwal pekerjaan diatur sedemikian rupa agar tidak jatuh pada hari libur kerja.
- Apabila terjadi perubahan jadwal pelaksanaan akan segera dikonfirmasikan ke masing-
masing user.
- PCO membuat kalender jadwal pest control tiap bulan selama masa kontrak dan diberikan
masing- masing ke setiap user.

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.6)
SOP Pemantauan Jasad Renik

Nomor Dokumen : BP/PTP/008/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
PEMANTAUAN JASAD RENIK Halaman : 1 dari 3

Sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya
jasad renik pembusuk dan pathogen serta Membahayakan manusia.

Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu.

Teknik sanitasi dan higien adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya
pemeliharaan/pengawasan kebersihan dan kesehatan dalam proses produksi, untuk mencapai
kondisi tertentu sehingga hasil dari tersebut memenuhi standar mutu.

Persyaratan sanitasi adalah standar kebersihan dan kesehatan yang harus dipenuhi, termasuk
standar higieni, sebagai upaya mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik pathogen dan
mengurangi jasad renik lainnya agar tidak membahayakan kesehatan dan jiwa manusia.

Aspek-aspek yang harus ditulis dalam SOP :


- Pengendalian pest (seranga, tikus dan binatang lain)
- Desain dan lay-out unit pengolahan
- Prosedur pembersihan dan sanitasi
- Higieni personil
- Toilet

- Penanganan limbah
- Pembersih dan sanitiser

Prosedur control sanitasi merupakan prosedur untuk memelihara kondisi sanitasi yang
berkaitan dengan semua sarana pengolahan, sarana kebersihan, personil dan lingkungan
dituangkan dalam rancangan SOP. Setiap produksi harus segera melakukan perbaikan setiap
kali ditemukan kondisi yang tidak memenui persyaratan. Perbaikan tersebut harus dicatat dan
dilengkapi dengan keterangan yang meliputi: lokasi,hari/tanggal dan ditanda tangani oleh
penaggung jawab. dipersyaratkan untuk melakukan monitoring.

Persyaratan
1. Menjaga keamanan kontak dengan produk atau peralatan

2. Menjaga kondisi dan kebersihan peralatan yang kontak dengan produk(Peralatan yang
kontak dengan kerja)
3. Mencegah kontaminasi silang langsung dan tidak langsung terhadap produk yang diolah
4. Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet

5. Proteksi dari bahan-bahan kontaminan


6. Label yang jelas dan penanganan/penyimpanan dan penggunaan bahan beracun
7. Pengawasan kesehatan karyawan

8. Menghilangkan pest dari unit pengolahan


Lampu yang digunakan untuk penerangan harus ditutup dengan mika atau bahan sejenis
sehingga aman.
Ruang pengolahan harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup untuk menjamin sirkulasi
udara yang baik, menghilangkan bau yang tidak diinginkan dan mencegah pengembunan.
Pintu harus dibuat dari atau dilapisi bahan tahan kara, permukaannya halus dan rata, kedap air
serta mudah dibersihkan. Kontruksi pintu harus dirancang untuk dapat membuka & menutup
sendiri.

Penataan ruangan yang harus diperhatikan yaitu adanya pemisahan ruangan agar tidak terjadi
kontaminasi silang.

- Ruang penerimaan bahan baku dan ruang penyimpanan produk akhir


- Ruang kotor dan ruang untuk kegiatan yang harus bersih

- Ruang istirahat karyawan

- Ruang penyimpanan bahan kimia


- Ruang penyimpanan bahan tambahan

- Ruang penyimpanan disinfektan

- Ruang penyimpanan peralatan

Desain dan Konstruksi Peralatan.


Mudah dibersihkan
Dibuat dari bahan yang tidak mencemari produk olahan seperti : plastik, stainless steel atau
fiber glass
Diletakan sesuai alur proses

Desain paralatan dapat menghindari kontaminasi


Pengolahan Limbah atau Sampah

setiap pipa limbah cair dari ruang pengolahan agar diberi penutup berupa alat penyaring
limbah padat dan pencegah masuknya binatang pengerat
saluran limbah cair di dalam ruang pengolahan agar diberi penutup yang dapat dibuka atau
ditutup kembali dan terbuat dari bahan metal.
mempunyai kedalaman yang cukup sehingga limbah air tidak sampai tumpah mengenai lantai

penampungan limbah padat dan cair harus terpisah

limbah cair harus diolah kembali sebelum keluar dari area pabrik sehingga tidak mencemari
lingkungan
dibuat dari bahan yang halus permukaannya
wadah penampungan limbah padat agar diberi penutup. limbah produk ditampung ditempat
yang terpisah dan tertutup.
Higiene Personil

Karyawan yang bekerja diwajibkan memakai penutup kepala, masker mulut, sepatu boot,dan
memakai pakaian kerja. Perlengkapan kerja tidak dipakai pada saat akan ke toilet atau keluar
dari ruang ,pengolahan. Karyawan sebaiknya tidak mengenakan perhiasan, jam tangan saat
bekerja diruang produksi serta menjaga kebersihan diri sebelum melakukan proses pengolahan
seperti memotong kuku dan mandi. Kontrol kesehatan karyawan sebaiknya dilakukan 6 bulan
sekali. Karyawan yang sedang sakit tidak diperkenankan bekerja. Jika ada yang luka tetapi
masih bisa bekerja, untuk sementara bisa bekerja namun tidak berhubungan langsung dengan
produk olahan.
Ruang Istirahat dan Toilet

Ruang istirahat harus mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak berhubungan langsung
dengan ruang pengolahan. Ruang istirahat sebaiknya terpisah dari ruang ganti karyawan.
Toilet dilengkapi dengan fasilitas seperti suplai air yang lancar, ventilasi, pintu ,dan langit-
langit dalam kondisi baik, sabun cair, alat pengering dan suplai air panas.

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.7)
SOP Sanitasi Bangunan

Nomor Dokumen : BU/PTP/002/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
SANITASI BANGUNAN Halaman : 1

PENGERTIAN
Tata cara dalam membersihkan dan menjaga kebersihan area kantor, ruangan dan gudang.

2. TUJUAN
Agar tercipta area kantor , ruangan dan gudang yang selalu terjaga kebersihannya, baik dari
debu dan kotoran maupun dari segala bentuk serangga ataupun hama pengganggu.

3. PROSEDUR
3.1 Petugas akan menyapu dan mengepel seluruh bagian area kantor, ruangan dan gudang
dengan cairan pembersih lantai.
3.2 Membersihkan rak, dinding, kaca, lemari dan langit-langit dari kotoran atau debu yang
menempel secara berkala.
3.3 Hanya yang berkepentingan boleh memasuki ruangan penyimpanan di gudang.
3.4 Membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan.
3.5 Kantong sampah diganti setiap hari.
3.6 Pemeriksaan pest control berkala yang dilakukan pihak ke-3 untuk memastikan bebas
dari hama pengganggu.

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.8)
SOP Sanitasi peralatan

Nomor Dokumen : BP/PTP/009/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
SANITASI PERALATAN Halaman : 1 dari 2

Tujuan
Untuk menjamin peralatan produksi bebas dari sisa dari produk sebelumnya dan
bahan pembersih.

2. Ruang Lingkup
2.1 Protap ini berlaku setelah selesai produksi bets dan akan digunakan untuk
proses produksi selanjutnya.
2.2 Protap ini dilaksanakan di Ruang Produksi

3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan dan
efektivitas Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk menyiapkan, meninjau kembali
dan melatihkan Protap kepada Personil terkait.
3.3 Supervisor untuk Pembuatan produk bertanggung jawab atas pelaksanaan
Protap ini secara benar dan konsisten oleh petugas terkait.
3.4 Operator yang ditugaskan melaksanakan Protap ini secara konsisten dan benar.

4. Bahan dan Alat


4.1 Bahan yang digunakan pada pelaksanaan Protap ini adalah :
4.1.1 Air Bersih
4.1.2 Larutan deterjen yang dibuat dengan menambahkan 20 ml Larutan
deterjen merk......... ke 1 L air kran
4.2 Alat yang digunakan untuk pelaksanaan Protap ini adalah :
4.2.1 Kain lap berukuran 50 cm x 5 cm
4.2.2 Sikat plastik
4.2.3 Ember plastik 50 L
4.2.4 Bak pembersihan
4.2.5 Sarung tangan

5. Prosedur
5.1 Pembersihan Bagian alat
Bersihkan tiap bagian alat di bak pembersihan dengan cara sebagai berikut :
5.1.1 Sikat dengan larutan deterjen hingga bersih dari sisa bahan yang
menempel.
5.1.2 Bilas dengan Air bersih hingga bebas dari larutan deterjen. Taruh di
atas sebelah bak pembersihan agar tiris dari air bilasan Air bersih.
5.1.3 Bersihkan ember plastik dengan Air bersih dan lap hingga kering.
5.1.1 Taruh tiap bagian alat di rak untuk ditiriskan sampai kering dan bawa
kembali ke ruang produksi.
6. Pelaporan
Buku catatan sanitasi peralatan produksi

7. Lampiran
-

8. Dokumen Rujukan

9. Riwayat

Versi No. Tanggal Alasan


1

10. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1. : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2. : Kepala Bagian Produksi

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN


(Lampiran IX.D.9)
SOP Sanitasi Gudang

Nomor Dokumen : BU/PTP/003/00


PT. Amanah Kosmetik Indonesia
Mulai Berlaku : 14 September 2023

Revisi : -
STANDAR OPERATING PROCEDURE Tanggal Revisi : -
SANITASI GUDANG Halaman : 1 dari 2

Tujuan
Untuk menjamin peralatan produksi bebas dari sisa dari produk sebelumnya dan
bahan pembersih.

2. Ruang Lingkup
2.1 Protap ini berlaku setelah selesai produksi bets dan akan digunakan untuk
proses produksi selanjutnya.
2.2 Protap ini dilaksanakan di Ruang Produksi

3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan dan
efektivitas Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk menyiapkan, meninjau kembali
dan melatihkan Protap kepada Personil terkait.
3.3 Supervisor untuk Pembuatan produk bertanggung jawab atas pelaksanaan
Protap ini secara benar dan konsisten oleh petugas terkait.
3.4 Operator yang ditugaskan melaksanakan Protap ini secara konsisten dan benar.

4. Bahan dan Alat


4.1 Bahan yang digunakan pada pelaksanaan Protap ini adalah :
4.1.1 Air Bersih
4.1.2 Larutan deterjen yang dibuat dengan menambahkan 20 ml Larutan
deterjen merk......... ke 1 L air kran
4.2 Alat yang digunakan untuk pelaksanaan Protap ini adalah :
4.2.1 Kain lap berukuran 50 cm x 5 cm
4.2.2 Sikat plastik
4.2.3 Ember plastik 50 L
4.2.4 Bak pembersihan
4.2.5 Sarung tangan

5. Prosedur
5.1 Pembersihan Bagian alat
Bersihkan tiap bagian alat di bak pembersihan dengan cara sebagai berikut :
5.1.1 Sikat dengan larutan deterjen hingga bersih dari sisa bahan yang
menempel.
5.1.2 Bilas dengan Air bersih hingga bebas dari larutan deterjen. Taruh di
atas sebelah bak pembersihan agar tiris dari air bilasan Air bersih.
5.1.3 Bersihkan ember plastik dengan Air bersih dan lap hingga kering.
5.1.1 Taruh tiap bagian alat di rak untuk ditiriskan sampai kering dan bawa
kembali ke ruang produksi.
6. Pelaporan
Buku catatan sanitasi peralatan produksi

7. Lampiran
-

8. Dokumen Rujukan

9. Riwayat

Versi No. Tanggal Alasan

10. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1. : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2. : Kepala Bagian Produksi

DISPOSISI NAMA JABATAN TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai